CHF
RSUD PRINGSEWU
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
SPO/RSUP/ HPK/019
1
1 dari 3
Tanggal terbit
SPO
Ditetapkan oleh : Direktur
22 Agustus 2017 dr. Teddy Sp.PD NIP : 19710902 200212 1 006
1. Pengertian
2. Tujuan
Gagal jantung (akut atau kronik) merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penurunan kualitas hidup, tingginya rehospitalisasi karena kekambuhan yang tinggi dan peningkatan angka kematian. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada pasien gagal jantung kongestif.
3. Kebijakan 4. Referensi
Panduan
Praktik
Klinis
Bagi Dokter
di
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan Primer Tahun 2014 5. Prosedur
1. Petugas menyapa pasien, 2. Petugas memastikan identitas rekam medis sesuai dengan pasien yang sedang diperiksa, 3. Petugas melakukan hand hygiene sebelum memeriksa pasien , 4. Petugas melakukan
anamnesis
(auto/allo)
tentang
keluhan
pasien. Keluhan sesak pada saat beraktivitas (dyspneu d’effort), gangguan nafas pada perubahan posisi (ortopneu), sesak nafas malam hari (paroxymal nocturnal dyspneu). Faktor risiko: a. Hipertensi, b. Dislipidemia, c. Obesitas, d. Merokok, e.Diabetes melitus, f. Riwayat gangguan jantung sebelumnya. 5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik: a.Peningkatan tekanan vena jugular, b.Frekuensi pernapasan meningkat, c. Kardiomegali, d.Gangguan bunyi bun yi jantung (gallop), e.Ronki pada pemeriksaan pem eriksaan paru,
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
CHF
RSUD PRINGSEWU
SPO
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
SPO/RSUP/ HPK/019
1
1 dari 3
Tanggal terbit
Ditetapkan oleh : Direktur
22 Agustus 2017 dr. Teddy Sp.PD NIP : 19710902 200212 1 006
f. Hepatomegali, g.Ascites,Edema perifer. 6. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang, berupa X Ray thoraks untuk menilai kardiomegali dan melihat gambaran edema
paru, EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T, dan gambaran abnormal lain), darah perifer lengkap. 7. Petugas menetapkan diagnosis Gagal Jantung Kongestif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham yaitu minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Kriteria Mayor : a.Sesak napas tiba-tiba pada malam hari, b.Distensi vena-vena leher, c. Peningkatan tekanan vena jugularis, d.Ronki basah basal, e. Kardiomegali, f. Edema paru akut, g.Gallop (S3), h. Refluks hepatojugular positif. Kriteria MInor : a.Edema ekstremitas, b.Batuk malam, c. Dyspneu d’effort (sesak (sesak jika aktifitas), d. Hepatomegali, e.Efusi pleura, f. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal, g.Takikardi > 120 kali per menit. 8. Petugas menatalaksana dengan : a. Modifikasi gaya hidup berupa pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1 liter (berat), berhenti
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
CHF
RSUD PRINGSEWU
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
SPO/RSUP/ HPK/019
1
1 dari 3
Tanggal terbit
SPO
Ditetapkan oleh : Direktur
22 Agustus 2017 dr. Teddy Sp.PD NIP : 19710902 200212 1 006
sedangkan pada kondisi sedang atau ringan dengan membatasi beban kerja sampai 60% hingga 80% dari denyut nadi maksimal. c. Pengobatan pada gagal jantung akut dengan terapi t erapi oksigen 2-4 liter per menit, pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat diulang tiap jam sampai dengan dosis maksimal 600 mg/hari dan segera rujuk. Sedangkan pengobatan pada gagal jantung kronik yang pertama adalah diuretik diutamakan loop diuretik (furosemid) bila perlu dapat dikombinasikan Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk ke layanan sekunder, yang kedua adalah ACE inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor blocker (ARB) mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis yang efektif
dalam
beberapa
minggu.
Bila
pengobatan
sudah
mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai segera rujuk. Yang terakhir adalah digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga denyut nadi tidak terlalu cepat. 9.
Petugas memberikan edukasi tentang penyakit Gagal Jantung Kongestif, pengendalian Gagal Jantung Kongestif, penyulit Gagal
Jantung
Kongestif,
pemberian
obat-obatan
jangka
panjangteratur, diet dan olahraga. 10.
Kriteria Rujukan: Gagal Jantung dengan perburukan.
11. Setelah petugas memeriksa pasien, petugas melakukan hand hygiene UGD Ruang alamanda
6. Unit Terkait Ruang penyakit dalam Hemodelisa