leaflet bidai balut ini dibuat dalam rangka sebagai media yang digunakan pada Pengabdian masyarakat di wilayah rawan bencana di Kota Ternate. hendaklah mencantumkan institusi pembuat leaflet…Deskripsi lengkap
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
Bidai atau splak adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit
2
Tujuan pembalutan
1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya 2. Mencegah terjadinya pembengkakan. 3. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser 4. Mencegah terjadinya kontaminasi Tujuan pembidaian 1.
Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya
2.
Mencegah terjadinya pembengkakan
3.
Menyokong bagian tubuh yang yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak t idak bergeser
4.
3
Mencegah terjadinya kontaminasi
Indikasi
1. Pasien dengan multiple trauma
2. Jika terdapat tanda patah tulang
4
Syarat-syarat pembidaian
1. siapakan alat-alat selengkapnya 2. bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badann yang tidak sakit 3. ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor 4. bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan 5. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah. 6.
kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. sepatu, gelang, jam tangan dann alat pengilat perlu dilepas. 4
Persiapan alat
1. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135 dan 270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan. 2. Kain mitela, bisa juga menggunakan dasi, pita plaster,pembalut yang spesifik, dan kasa steril. 3. Spalk atau Bidai (sesuai kebutuhan). 4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan). 5. Plester 6. Gunting Plester.
7
Penatalaksanaan Pembalutan 1. Dengan mitella
salah satu sisi mitella dilkipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hla ini tergantung pada tempat dan kepentingannya.
2. Dengan dasi
Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing-masing ujung lancip.
Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan.
Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik.
Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
3. Dengan pita
berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai.
balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan ynag satu dengan bebatan berikutnya.
kemudian ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya.
4. Dengan plester
jika ada luka terbuka luka diberi obat antiseptic tutup luka dengan kassa baru lekatkan pembalut plester
jika untuk fiksasi balutan plester dibuat “strapping” dengan membebat berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan tertentu perlu kita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
Cara Kerja Pembalutan :
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Tanyakan keluhan utama pasien 4. Mulai tindakan dengan cara yang baik 5. Periksa bagian tubuh yang akan dibalut / cidera, inspeksi, palpasi, dan gerakan
6. Lakukan tindakan pra pembalutan ( bersihkan luka, cukur rambut disekitar luka, beri desinfektan, gunakan kasa steri ) 7. Pilih jenis pembalutan yang tepat 8. Balut dengan benar ( posisi dan arah balutan ) 9. Observasi kenyamanan pasien 10. Cuci tangan Cara kerja pembidaian :
1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya 2. Tanyakan keluhan utama pasien 3. Pilih dan siapkan bidai yang sudah dibalut dengan pembalut 4. Lakukan pembidaian melalui dua sendi 5. Hasil pembidaian :
Harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bagian bawah tempat yang patah
8
Tidak kendor dan tidak keras
Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif), hasil pembalutan : mudah lepas, menggangu peredaran darah, mengganggu gerakan lain) 9
Dokumentasi
Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien