SOAL MALARIA
1. Malaria adalah : penyakit menular akibat infeksi i nfeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama anopheles. 2. Apa penyebab malaria Jawab : - plasmodium falciparum -
Plasmodium vivax
-
Plasmodium ovale
-
Plasmodium malariae
3. Gejala demam berdasarkan jenis malaria Jawab :
Malaria falciparum : gejala demam intermitten dan dapat kontinyu. Jenis jenis malaria ini paling sering menjadi menjadi berat yang menyebabkan menyebabkan kematian.
Malaria vivax : gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Malaria ovale : pola demam seperti malaria vivax
Malaria malariae: gejala demam berulang dengan i nterval bebas demam dalam 3 hari
4. TRIAS Malaria
Periode Dingin (15-6 menit) : mulai menggigil, penderita sering membungkus
diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh tubuh gemetar dan gigi-gigi saling terantuk. Diikuti dengan peningkatan temperatur, nadi cepat tapi lemah, bibir dan jari-jari kebiruan
Periode demam ( 2-4 jam ). Penderita merasa kepanasan. Muka merah kulit
kering. Sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali. Merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41 0C diikuti dengan keadaan berkeringat.
Periode berkeringat(2-4jam berkeringat(2-4jam): penderita berkeringat sangat banyak suhu tubuh
kembali turun. Kadang-kadang sampai dibawah normal. Setelah itu biasanya penderita beistirahat hingga tertidur. Setelah bangun pasien merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain l ain sehingga penderita merasa sehat.
5. Bila ada pemeriksaan lab (-) , klinis(+), berapa kali biasanya pemeriksaan lab dilakukan : Jawab : bila pemeriksaan sediaan darah pertama negative, perlu diperiksan ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut. Jika hasil pemeriksaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria disingkirkan.
6. Bila seseorang pergi ke daerah endemis malaria, obat apa yang harus diberikan? Berapa pembelian? Dan cara pemberian? Jawab?
Klorokuin : 150 mg , diminum 2 tablet seminggu sebelum berangkat. Kemudian 2 tablet seminggu sekali selama di daerah endemic dan diteruskan selama 4-6 minggu setelah keluar dari daerah endemic
Jika didaerah malaria dengan plasmodium falciparum yang telah re sisten terhadap klorokuin. Klorokuin tetap di gunakan tetapi harus mambawa S-P ( sulfadoksin 500 mg + primetamin 25 mg) & doksisiklin 100 mg sehari sekali, bila hanya tinggal di daerah tesebut dalam waktu singkat 1-2 hari sebeum bepergian, selama di daerah tersebut sampai minggu setelah kembali. (doksisiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak umur 8 tahun dan tidak boeh diberikan lebih dari 6 bulan).
7. Diagnosis malaria
Anamnesis Kelluhan : demam , menggigil, berkeringat, dan dapat disertai sakit kepaa, mual,muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria
Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
8. Pemeriksaan Fisik :
Suhu tubuh aksiler ≥37,5 c
Konjungtiva atau telapak tangan pucat
Sclera ikterik
Splenomegali
hepatomegali
9. Pemeriksaan penunjang malaria ? Jawab :
Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksan sediian darah tebal dan tipis untuk menentukan:
-
ada tidaknya parasit malaria
-
Spesies dan stadium plasmodium
-
Kepadatan parasit
Pemeriksaan dengan uji diagnostic cepat (Rapid Diagnosit Test) Mekanisme kerja tes berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metode imunokromatografi.
10. Pengobatan malaria tanpa komplikasi? Jawab: Pengobatan malaria falciparum dan vivax diberikan dosis ACT 1x1 selama 3 hari Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.
Pengobatan lini pertama:
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari
2-11
1-4
5-9
10-14
> 15
Artesunate
½
1
2
3
4
Amodiakuin
½
1
2
3
3-4
Artesunate
½
1
2
3
4
Amodiakuin
½
1
2
3
3-4
Artesunate
½
1
2
3
4
Amodiakuin
¼
½
1
1½
2
Primakuin
*)
¾
1½
2
2-3
Jenis obat
Tabel 1. Pengobatan lini pertama untuk malaria falsiparum
Komposisi obat : Artesunat : 50 mg/ tablet Amodiakuin : 200 mg/ tablet ≈ 153 mg amodiakuin base / tablet Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun) diberikan tablet Primakuin (1 tablet berisi: 15 mg primakuin basa ) dengan dosis 0,75 mg basa/kgBB/oral, dosis tunggal pada hari I (hari pertama minum obat).
Dosis pada tabel diatas merupakan perhitungan k asar bila penderita tidak ditimbang berat badannya. Dosis yang direkomendasi berdasarkan berat badan adalah: Artesunat: 4 mg/kgBB dosis tunggal/hari/oral, diberikan pad a hari I, hari II dan hari III ditambah Amodiakuin: 25 mg basa/kgBB selama 3 hari dengan pembagian dosis: 10 mg basa/kgBB/hari/oral pada hari I dan hari II, serta 5 mg basa/kgBB/oral pada hari III.
Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka d iberikan pengobatan lini kedua seperti tabel 2 di bawah ini
Pengobatan lini kedua untuk m alaria falciparum
Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur 0-1
2-11
1-4
5-9
10 – 14
> 15
Kina
*)
*)
3x½
3x1
3 x 1½
3x2
Tetrasiklin /
-
-
-
-
-
4 x 1/1x1
doksisiklin Primakuin
-
-
¾
1½
2
2 – 3
Kina
*)
*)
3x½
3x1
3 x 1½
3x2
Tetrasiklin /
-
-
-
-
-
4 x 1/1x1
Hari
1
2-7
Jenis obat
doksisiklin Keterangan: *) Kina: Pemberian kina pada anak usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan (ditimbang berat badannya). Dosis kina: 30 mg/kgbb/hari (dibagi 3 dosis). I. Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun II. Dosis doksisiklin untuk anak usia 8 – 14 tahun: 2 mg/kg BB/hari III. Bila tidak ada doksisiklin, dapat digunakan tetrasiklin IV. Dosis Tetrasiklin: 25-50 mg/ kgBB/4 dosis/hari atau 4 x 1(250 mg) selama 7 hari; tetrasiklin tidak boleh diberikan pada umur < 12 tahun dan ibu hamil. V. Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 1 tahun. VI. Dosis primakuin: 0,75 mg/kgbb, dosis tunggal.
PENGOBATAN MALARIA VIVAX/OVALE LINI PERTAMA DENGAN Tabel 2.KLOROKUIN Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum DAN LINI KEDUA DENGAN KINA:
Bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan P. vivax/ovale , diberikan pengobatan sesuai tabel 3 di bawah ini Jumlah tablet menurut kelompok umur 0-1
2 - 11
1-4
5 – 9
10 – 14
> 15
Klorokuin
¼
½
1
2
3
3 – 4
Primakuin
-
-
¼
½
¾
1
Klorokuin
¼
½
1
2
3
3 – 4
Primakuin
-
-
¼
½
¾
1
Klorokuin
1/8
¼
½
1
1½
2
Primakuin
-
-
¼
½
¾
1
H4-14 Primakuin
-
-
¼
½
¾
1
Hari
1
2
3
Jenis obat
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan untuk Pv / Po :
- Klorokuin : hari I & II = 10 mg/kg bb, hari III = 5 mg/kg bb - Primakuin : 0,25 mg/kg bb /hari, selama 14 hari
Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama, maka d iberikan pengobatan lini kedua seperti tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Pengobatan malaria vivaks / malaria ovale resisten klorokuin Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
Hari 1-7
1 - 14
Jenis obat Kina
Primakuin
0 – 1 bulan
2-11 bulan
1 – 4 tahun
5 – 9 tahun
10 – 14 tahun
> 15 tahun
*)
*)
3x½
3x1
3x1½
3x2
-
-
¼
½
¾
1
Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/Kgbb/hari (dibagi 3 dosis)
- Primakuin 0,25 mg/kgbb.
Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk MALARIA PADA IBU malaria HAMIL falsiparum 11. PENGOBATAN Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Tabel 7. Pengobatan malaria falsiparum pada ibu hamil UMUR KEHAMILAN
PENGOBATAN Kina 3x2 tablet +
Trimester I (0-3 bulan) Klindamisin 2x300mg selama 7 hari Trimester II (4-6 bulan)
ACT tablet selama 3 hari
Trimester III (7-9 bulan)
ACT tablet selama 3 hari
Tabel 8. Pengobatan malaria vivaks pada ibu hamil UMUR KEHAMILAN Trimester I (0-3 bulan)
PENGOBATAN Kina 3x2 tablet selama 7 hari
Trimester II (4-6 bulan)
ACT tablet selama 3 hari
Trimester III (7-9 bulan)
ACT tablet selama 3 hari
Dosis klindamisin 10 mg/kgBB diberikan 2 x sehari
MALARIA BERAT Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum Jika ditemukan Plasmodium falcifarum atau Plasmodium vivax stadium aseksual atau RDT positif ditambah satu atau beberapa keadaan di bawah ini Gangguan kesadaran atau koma 2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan tanpa bantuan) 3. Tidak bisa makan dan minum 4. Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam 5. Sesak napas, Respiratory Distress ( pernafasan asidosis) 6. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mm Hg (pada anak: < 50 mmHg); 7. Ikterus disertai adanya disfungsi organ vital 8. Black Water Fever 9. Perdarahan spontan 10. Edema Paru (secara radiologi)
Gambaran laboratorium : 1. Hipoglikemi: gula darah < 40 mg%. 2. Asidemia (pH:< 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L). 3. Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit <15%) 4. Hemoglobinuri 5. Hiperparasitemia (di daerah endemis rendah : > 2 % atau >100.000 parasit/uL ; daerah endemis tinggi :
> 5% atau
>250.000 parasit/ uL). 6. Hiperlaktatemia (laktat > 5 ugr/L) 7. Gagal ginjal akut (urin < 0,5 ml/kgBB/jam dalam 6 jam
PENGOBATAN MALARIA BERAT Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau puskesmas perawatan. Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, misalnya jika dibutuhkan fasilitas dialisis, maka penderita harus dirujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih lengkap. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.
A. Pengobatan malaria
berat di
Puskesmas/Klinik
nonPerawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan artemeter intramuskular dosis awal (3,2mg/kgbb) B. Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik Perawatan atau Rumah Sakit
Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat diberikan artemeter intramuskular atau kina drip. Kemasan dan cara pemberian artesunat
Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium bikarbonat 5%. Keduanya dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat. Kemudian diencerkan dengan Dextrose 5% atau NaCL 0,9% sebanyak 5 ml sehingga didapat konsentrasi 60 mg/6ml (10mg/ml). Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/ kgbb intravena setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat. Contoh perhitungan dosis : Penderita dengan BB = 50 kg. Dosis yang diperlukan : 2,4 mg x 50 = 120 mg Penderita tersebut membutuhkan 2 vial artesunat perkali pemberian.
Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP atau ACT lainnya (3 hari) + primakuin (sesuai dengan jenis plasmodiumnya).
Kemasan dan cara pemberian artemeter
Tabel 2. Pengobatan linitersedia kedua untuk falsiparum Artemeter intramuskular dalam malaria ampul yang berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 3,2 mg/kgbb intramuskular. Pada hari berikutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kgbb intramuskular satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen DHP atau ACT lainnya (3 hari) + primakuin (sesuai dengan jenis plasmodiumnya).
Kemasan dan cara pemberian kina drip
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat. Obat ini diberikan pada daerah yang tidak tersedia artesunat intravena/artemeter intramuskular dan pada ibu hamil trimester pertama. Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida 25%. Satu ampul berisi 500 mg / 2 ml Pemberian kina pada dewasa : 1)
loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml (hati-hati overload cairan) dextrose 5% atau NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam pertama.
2) 4 jam kedua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl0,9%. 3) 4 jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan 10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml (hati-hati overload cairan) dekstrose 5 % atau NaCl. 4) 4 jam selanjutnya, hanya diberikan cairan Dextrose 5% atau NaCl 0,9%. 5)
Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti diatas sampai penderita dapat minum kina per-oral.
6) Bila sudah dapat minum obat pemberian kina iv diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8 jam. Kina oral diberikan bersama doksisiklin atau tetrasiklin pada orang dewasa atau klindamisin pada ibu hamil. Dosis total kina selama 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang pertama
Pemberian kina pada anak : Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2 bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan Dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10 cc/kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat. Catatan
1) Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung dan dapat menimbulkan kematian. 2) Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.
Pengobatan malaria berat pada ibu hamil
Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan dengan memberikan kina HCl drip intravena pada trimester 1 dan artesunat/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3
Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum Alur Penemuan Penderita Malaria
Tabel 2. Pengobatan lini kedua untuk malaria falsiparum TEORI
PASIEN
OBAT ARTESUNAT Sediaan : 120 mg /1 ml (ampul)IV - 60 mg / 1 ml (ampul)IV - 30 mg/ 1 ml (ampul )IV Dosis :
BB =89 kg
Pemberian ineksi yang diberikan :
- Dosis 2,4 mg/kgbb intravena 2 kali dengan dosis yang sama pada jam 12 dan 24. - Selanjutnya diberikan 2,4 mg/ kgbb intravena setiap 24 jam sehari selama 5 hari / sampai penderita mampu mnum obat
2,4 mg/kgbb x 89 kg = 213,6 213,6 / 60 mg/ 1 ml (ampul) = 3,5 ampul
Nama Dagang : artesun
TEORI
PASIEN
OBAT ARTEMETER Sediaan : -
BB =89 kg 80 mh/ml (ampul)
Dosis :
- Dosis 3,2 mg/kgbb intramuscular loading
dose - Pada hari berikutnya artemeter diberikan
1,6 mg/kgbb intramuskular satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat selama minimal 3 hari hingga 7 hari
Nama Dagang : artem
Pemberian ineksi yang diberikan : 3,2 mg/kgbb x 89 kg = 284,8 28,8 / 80 mg/ 1 ml (ampul) = 3,5 ampul