1
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TAWANGHARJO KECAMATAN WEDARIJAKSA KABUPATEN PATI TAHUN 2005
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh : Nama
: Deni Kurniawati
NIM
: 6450401012
Jurusan
: Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
2
SARI Deni Kurniawati. 2005. “ Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat Konsumsi Energi dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati”. Skripsi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita dan apakah ada hubungan tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita serta untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatorial), dengan metode survei analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan balita di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang berjumlah 77 orang. Penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik area random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa I di Desa Tawangharjo yang berjumlah 47 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi serta variabel terikat (Y) status gizi balita. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan pengukuran, dengan pengukuran data primer menggunakan kuesioner, timbangan injak, microtoice dan data sekunder menggunakan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik analisis chi-square. Dari analisis data hasil penghitungan statistik untuk mencari koefisien korelasi dari hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita diperoleh hasil chi-square hitung sebesar 14,360. hasil perhitungan statistik untuk mencari koefisien korelasi dari hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita diperoleh hasil chi-square hitung sebesar 47,338. Karena harga chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel 12,592 dan 16,919 maka mempunyai hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan ada korelasi yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita serta ada korelasi yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita. Oleh karena itu disarankan agar (1) Ibu yang mempunyai balita meningkatkan pengetahuan gizi demi menunjang konsumsi energi pada balita yang lebih baik,sehingga tercipta status gizi balita yang baik, (2) Informasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
3
PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Hari
: Sabtu
Tanggal
: 28 Januari 2006
Panitia Ujian
Ketua Panitia
Sekretaris,
Drs. Sutardji, M.S.
Drs. Herry Koesyanto,
M.S NIP. 130523506
NIP. 131571549
Dewan Penguji,
1. Dra. ER. Rustiana, M.Si. (Ketua) ……………. NIP. 131472346 2. Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes. (Anggota) ……… NIP. 131404303 3. dr. Mahalul Azam (Anggota) ……………….. NIP. 132297151
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Motto Hidup” “Ingat selalu kepada Allah dan kedua orang tua di manapun kita berada dan syukuri setiap apa yang terjadi pada kita, karena semua ada hikmahnya”. “Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena sesungguhnya kesulitan beserta kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah 5-6) “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuan hambaNya, karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S. AlBaqarah, 280).
Skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta, terimakasih atas Do’a restu, kepercayaan dan semua pengorbananya. 2. Adik-adikku tercinta, terimakasih untuk do’a dan dukungannya selalu padaku. 3. Anton
Indriyanto
terimakasih
telah
mencintaiku. 4. Sahabat-sahabatku Titin, Tina, Wati, dan semua adik kost “Nusa Indah” 5. Teman-teman almamater IKM UNNES 2001
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala karunia dan limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi disusun guna memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Bapak Drs. Sutardji M.S, atas pemberian ijin penelitian. 2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas pemberian ijin penelitian. 3. Pembimbing Utama Ibu Dra. Endang Sri Hanani M.KES. dan pembimbing Pendamping Bapak dr. Mahalul Azam, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Kepala Puskesmas Wedarijaksa I Bapak dr. Abraham S P, yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data dalam penelitian ini. 5. Kepala desa Tawangharjo Bapak Warso, yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data dalam penelitian ini. 6. Masyarakat desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa, atas partisipasi dan bantuannya dalam penelitian ini.
6
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT amin.
Semarang,
Desember 2005
Penulis
7
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ........................................................................................................
i
SARI ...........................................................................................................
ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................
v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ..........................................................................
1
1.2 Permasalahan .........................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................
5
1.4 Penegasan Istilah ....................................................................................
6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ......................................................................................
9
2.1.1 Pengetahuan Ibu ............................................................................
9
2.1.2 Konsumsi Gizi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ............ 11
8
2.1.3 Status Gizi ..................................................................................... 17 2.1.4 Kerangka Teori .............................................................................. 20 2.1.5 Kerangka Konsep .......................................................................... 21 2.2 Hipotesis ................................................................................................ 21
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 22 3.2 Sampel ................................................................................................... 22 3.3 Cara Pemilihan Sampel .......................................................................... 23 3.4 Variabel ................................................................................................. 23 3.5 Rancangan Penelitian ............................................................................. 24 3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 25 3.7 Prosedur Penelitian ................................................................................ 26 3.8 Instrumen ............................................................................................... 27 3.9 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 29 3.10 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ................................................. 30 3.11 Analisis Data ........................................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Data ........................................................................................ 33 4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 35 4.2.1 Pengetahuan Ibu ............................................................................ 36 4.2.2 Tingkat Konsumsi Energi Balita .................................................... 38
9
4.2.3 Status Gizi Balita ........................................................................... 39 4.2.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Dan Tingkat Konsumsi Energi Pada Balita .................................................................................... 40 4.2.5 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 43 4.3 Pembahasan ........................................................................................... 45 4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada Balita ............................................................................................. 45 4.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita ..... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................................ 51 5.2 Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
LAMPIRAN ............................................................................................... 55
10
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata yang Dianjurkan (per orang per hari) Untuk Anka Usia 1 – 6 Tahun ................................................................... 15 2. Klasifikasi Tingkat Konsumsi Zat Gizi ..................................................... 16 3. Klasisikasi Status Gizi Menurut WHO-NCHS dengan Skor Simpangan Baku (Z-Score) .................................................................................................. 19 4. Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden ....................................... 33 5. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pendidikan .................................... 34 6. Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu ................................................. 36 7. Tingkat Konsumsi Energi Balita .............................................................. 38 8. Pengkategorian Status Gizi Balita ............................................................ 39 9. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada Balita ....................................................................................................... 40 10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Kerangka Teori ........................................................................................ 20 2. Kerangka Konsep ..................................................................................... 21 3. Rancangan Penelitian ............................................................................... 24 4. Distribusi Frekuensi Umur Responden ..................................................... 34 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ................................ 35 6. Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu ................................................. 37 7. Tingkat Konsumsi Energi Balita .............................................................. 39 8. Pengkategorian Status Gizi Balita ............................................................ 40 9. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada Balita ....................................................................................................... 41 10. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita .............. 43
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................... 55 2. Kuesioner Penjaring ................................................................................. 56 3. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 58 4. Formulir Recall 24 Jam ............................................................................ 62 5. Data Kasar Faliditas Kuesioner Penelitian ................................................ 63 6. Reliabilitas ............................................................................................... 64 7. Hasil Penilaian Pengetahuan Gizi Ibu ....................................................... 66 8. Data Kasar Penelitian Pengetahuan Gizi Ibu ............................................. 68 9. Hasil Penilaian Konsumsi Energi dan Status Gizi Balita ........................... 70 10. Perhitungan Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ................................. 72 11. Perhitungan Analisis Chi-square Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Pada Balita ................................................................................. 73 12. Perhitungan Analisis Chi-square Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi ........................................................................................................ 74 13. Cara Menghitung Status Gizi dan Kandungan Energi Bahan Makanan ... 75 14. Cara Penghitungan Pengkategorian Pengetahuan Gizi Ibu ...................... 76 15. Baku Berat Badan Menurut Tinggi Badan .............................................. 77 16. Tabel r Product Moment ......................................................................... 79 17. Tabel Chi-Kuadrat ................................................................................. 81 18. Tenaga Pelaksana Penelitian .................................................................. 82
13
19. Gambar Penelitian .................................................................................. 83 20. Gambar Peta Wilayah Puskesmas Wedarijaksa ...................................... 85 21. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing ................................................ 86 22. Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................................... 87 23. Surat Keterangan Penelitian dari LITBANG ........................................... 88 24. Surat Keterangan Penelitian dari Desa .................................................... 89 25. Surat Pengangkatan Penguji Skripsi ....................................................... 90 26. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Badan .................................................... 91 27. Sertifikat Kalibrasi Roll Meter (Microtoice) ........................................... 93
14
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan. Kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia, faktor kesehatan dan gizi memegang peranan penting, karena orang tidak akan dapat mengembangkan kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status kesehatan dan gizi yang optimal ( Depkes,2001:1 ) Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia baik fisik maupun non fisik harus dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung terus menerus selama hidup. Salah satu upaya yang harus dilaksanakan adalah perbaikan,peningkatan gizi dan kesehatan. Upaya peningkatan gizi yang tepat dilakukan pada masa anak-anak. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh akan sesuai dengan potensi ganetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertubuhan yang menyimpang dari pola standart.
15
Gizi merupakan salah satu komponen dari lingkungan yang memegang peranan penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. Apabila gizi menurun maka kesehatan anak akan menurun, sedangkan angka mortalitas dan morbilitas akan meningkat (Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999:76) Secara nasional ada empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu: 1) Kurang kalori dan protein, (2) Kekurangan vitamin A, (3) Kekurangan garam besi dan anemia gizi, dan (4) gondok endemik (gangguan akibat kekurangan yodium). Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, anak balita termasuk golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Khususnya untuk masa balita merupakan masa perkembangan (nonfisik) dimana sedang dibina untuk mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan, dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat. Maka kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik, merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui makanan sehari-hari bagi seorang anak ( Anies dan Soegeng Santoso, 1999:88) Maka dari itu pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal. Untuk mendapatkan anak yang tumbuh dengan normal juga tidak lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
16
Setelah bayi lahir sampai usia lima tahun merupakan masa dimana seorang anak akan tumbuh dan berkembang secara pesat. Pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita. Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal diperoleh melalui berbagai media. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi diposyandu merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang didapat lewat media masa (koran, majalah dll) dan media elektronik (televisi, radio). Pengetahuan gizi ibu disini dimaksudkan agar seorang ibu itu dapat menyusun, membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi atau beraneka ragam. Keaneka ragaman bahan makanan itu bertujuan supaya sesuai kebutuhan zat gizi seorang balita dapat terpenuhi dalam satu menu makanan. Konsumsi zat gizi yang diperlukan balita adalah zat gizi sebagai sumber tenaga atau energi (karbohidrat), sumber zat pembangun (protein), sumber zat pengatur (vitamin). Ketiga sumber zat gizi itu sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Namun perlu diketahui porsi atau ukuran dari masing-masing sumber zat gizi itu harus sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang dan AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada balita. Keseimbangan konsumsi zat gizi akan membantu pertumbuhan anak yang baik Pertumbuhan yang baik biasanya juga disertai dengan status gizi anak yang baik. Status gizi dapat diketahui dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi badan yang sesuai dengan baku WHO-NCHS.
17
Berdasarkan fakta yang ada di masyarakat sekarang ini masalah gizi kembali terjadi di Indonesia. Salah satu masalah gizi yang terjadi adalah Kurang Energi Protein (KEP) atau balita gizi buruk. Jumlah kasus yang berpotensi menderita gizi buruk di Jawa Tengah, berdasarkan data sampai akhir Mei 2005 sebanyak 5.871 anak yang tersebar di 35 kabupaten. Di Kabupaten Pati terdapat 168 penderita gizi buruk dan 2 diantaranya telah meninggal belum lama ini. Hal ini diperoleh dari data profil kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005. Menurut data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Pati tahun 2004 jumlah penduduk di Kabupaten Pati adalah 1.195.632 jiwa. Jumlah balita di Kabupaten Pati adalah 97.966 jiwa yang terdiri dari 50.273 balita berjenis kelamin laki-laki dan 47.693 balita berjenis perempuan. Kabupaten Pati terdiri dari 21 satu Kecamatan, Kecamatan Wedarijaksa I merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten Pati yang terdiri dari 9 desa. Jumlah pendudukan di
Kecamatan Wedarijaksa I pada tahun 2004 adalah 30.941 jiwa. Jumlah balita di Kecamatan Wedarijaksa I adalah 1.137 yang terdiri dari 532 balita laki-laki dan 605 balita perempuan. Berdasarkan data sekunder yang ada di Puskesmas Wedarijaksa I 2005 terdapat 40 kasus balita gizi buruk. Desa Tawangharjo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Wedarijaksa dengan jumlah penduduk 248 jiwa dan jumlah balita yang ada sebanyak 77 jiwa. Penderita gizi buruk di desa Tawangharjo ada 7 anak. Data terakhir dari Puskesmas Wedarijaksa I pada bulan Juli 2005 jumlah balita gizi buruk di desa Tawangharjo menjadi 6 anak karena salah satunya telah meninggal.
18
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka penelitian ini akan mencoba untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi serta status gizi balita yang ada di desa Tawangharjo. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul”Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat Konsumsi Energi Dan Status Gizi Balita di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun 2005”.
1.2 Perumusan Masalah Setelah mengamati dan memahami urutan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita ? 1.2.2 Apakah ada hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan status gizi balita?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita. 1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi balita dan status gizi balita.
19
1.4 Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya salah tafsir atau salah pengertian terhadap istilah yang digunakan pelitian ini maka ada beberapa istilah yang perlu ditegaskan yaitu: 1.4.1 Pengetahuan Gizi Ibu Peranan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting. Seorang ibu harus berpengetahuan luas tentang gizi guna mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik. Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan gizi ibu dalam penelitian ini adalah tingkat pengertian atau pemahaman ibu balita tentang konsumsi zat gizi dan status gizi balita. Skala pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto, 2004 : 45). Cara penilaian yaitu jawaban yang benar disesuaikan dengan jenis pertanyaan, baik pertanyaan positif maupun pertanyaan negatif untuk jawaban benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 1. 1.4.2 Tingkat Konsumsi Energi Tingkat konsumsi energi adalah persentase dari jumlah energi total yang dikonsumsi oleh setiap orang setiap harinya dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI (1990), klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut: Baik: ≥ 100% AKG, Sedang: 80 – 99% AKG, Kurang: 70 – 80%, Defisit: <70%.( I Dewa Nyoman S.2001:114)
20
1.4.3 Status Gizi Status gizi adalah ekspresi keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologis akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (I Dewa Nyoman S, dkk, 2001: 17). Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri NCHS dengan skor simpangan baku (Z Score) berat badan menurut umur adalah sebagai berikut: Gizi lebih Z score > 2,0 SD; gizi baik bila Z score berada pada interval -2 SD sampai +2 SD, gizi kurang bila Z score <-2,0 SD, serta dikatakan gizi buruk bila Z score <-3,0 SD. 1.4.4 Balita Balita dalam penelitian ini adalah anak usia 3 – 5 tahun, karena pada usia ini anak sudah tidak mendapatkan ASI.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi penulis Menambah pengetahuan penulis di bidang pengetahuan gizi khususnya konsumsi zat gizi dan status gizi untuk balita. 1.5.2 Bagi orang tua Menambahkan pengetahuan pada orang tua tentang pentingnya konsumsi zat gizi (energi) dan status gizi pada balita.
21
1.5.3 Bagi instansi / pengelola program Sebagai informasi dalam meningkatkan taraf kesehatan dan gizi masyarakat setempat pada umumnya dan balita pada khususnya.
22
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu memberikan
gambaran
tentang
keseimbangan
antara
pengetahuan
gizi
ibu,konsumsi zat gizi serta stutus gizi seorang anak yang sedang dalam proses tumbuh dan berkembang. 2.1 .1 Pengetahuan Ibu Peranan
orang
tua
dalam
membantu
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan anak sangatlah penting. Menurut Ki Hajar Dewantoro tokoh pendidikan nasional kita, pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti pendidikan yang didapatkan di sekolah-sekolah maupun nonformal yang diantaranya dapat diperoleh bila ibu tersebut aktif dalam kegiatan posyandu, PKK maupun kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dimana hal itu dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Rogers (1974) yang mengungkapkan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:128)
23
Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam perawatan anaknya, dalam hal pemberian dan penyediaan makanannya, sehingga seorang anak tidak menderita kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga dapat disebabkan karena pemilihan bahan makanan yang tidak benar. Pemilihan makanan ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang bahan makanan. Ketidaktahuan dapat menyebabkan kesalahan pemilihan dan pengolahan makanan, meskipun bahan makanan tersedia. Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan: 1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan 2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. 3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
24
Keterbatasan apapun yang diakibatkan kemiskinan dan kekurangan pangan, kecuali pada keadaan genting tertentu, penggunaan yang lebih baik dari pangan yang tersedia dapat dilakukan penduduk yang memahami bagaimana mempergunakannya untuk membantu peningkatan status gizi (Suhardjo,2003;25). Tingkat pengetahuan gizi yang tinggi dapat membentuk sikap yang positif terhadap masalah gizi. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Kadar gizi anak dipengaruhi oleh pengasuhnya dalam hal ini adalah ibu. 2.1.2 Konsumsi Gizi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia dari bayi hingga dewasa, manusia memerlukan makanan yang sehat dan didalamnya terkandung zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup dan dalam proporsi yang seimbang. Hal ini akan menjamin pertumbuhan sempurna baik jasmani maupun jiwa manusia sewaktu dewasa kelak. Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Namun demikian, setiap jenis makanan mempunyai nilai yang berbedabeda dan tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua bahan esensial atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya diperlukan
25
perpaduan berbagai jenis makanan dalam penyusunan suatu menu makanan (Elly Nurachmah, 2001: 35). Susunan makanan yang seimbang adalah menyediakan zat gizi penting yang diperlukan tubuh untuk tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Tujuan dari mengkonsumsi makanan adalah untuk memperoleh zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan zat gizi bagi masing-masing orang berbedabeda dan sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, suhu lingkungan masa pertumbuhan dan kondisi kesehatan. Fungsi utama golongan zat gizi adalah sebagai berikut: 1) Karbohidrat, berfungsi menyediakan energi untuk kegiatan dan panas tubuh; 2) Lemak, berfungsi sebagai cadangan energi yang disimpan dalam jaringan lemak; 3) Protein, berfungsi memberikan bahan untuk pertumbuhan, pembentukan jaringan dan pemeliharaan; 4) Vitamin, mengatur proses metabolisme; 5) Mineral, berfungsi membantu dalam pembentukan jaringan tubuh dan proses metabolisme; dan 6) Air, berfungsi menyediakan cairan tubuh (Achmad Djaeni S, 2000: 35, 75, 95, 107, 167). Makanan melalui proses pencernaan dalam tubuh dipecah menjadi zat gizi. Zat gizi kemudian diserap ke dalam darah yang kemudian mengangkutnya ke bagian-bagian tubuh. Beberapa di antaranya segera digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat gizi yang tidak diperlukan setelah diserap segera disimpan dalam tubuh untuk penggunaan di kemudian hari. Jika tubuh kelebihan zat gizi yang dibutuhkan, zat gizi tersebut digunakan untuk memelihara susunan tubuh
26
dan fungsi yang normal. Keadaan tubuh yang demikian ini berkaitan dengan status gizi dan kesehatan yang memuaskan. Konsumsi gizi sehari-hari merupakan salah satu faktor lingkungan yang membantu pola pertumbuhan badan. Bila syarat konsumsi tidak terpenuhi dalam waktu yang cukup lama baik kurang atau lebih maka akan terjadi gizi kurang (malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition). Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan atau makanan. Kualitas hidangan atau makanan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Sedangkan kuantitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan atau makanan memenuhi kebutuhan tubuh baik dari kualitas maupan kuantitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya ini disebut dengan konsumsi adekuat (Anies dan Soegeng Santoso,1999:70). Dalam usaha pencapaian konsumsi yang adekuat, maka dua faktor terpenting yang dapat mempengaruhi konsumsi zat gizi sehari-hari yaitu: tersedianya
pangan
dan
pengetahuan
gizi.
Seseorang
akan
mampu
menyelenggarakan konsumsi yang adekuat bilamana mereka mampu untuk menyediakan bahan pangan karena didukung dengan pandangan yang cukup. Zat gizi yang telah dikonsumsi tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk mencapai status gizi yang optimal.
27
2.1.2.1 Kecukupan Energi Energi diartikan sebagai suatu kapasitas untuk melakukan suatu pekerjaan. Jumlah energi yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan dan bentuk tubuh (Elly Nurachmah, 2001: 36). Energi dalam tubuh manusia timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah baik dikegiatanya, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima oleh tubuh yang dapat menghasilkan energi (G. Kartasapoetra, dkk, 2003: 16). Untuk menilai tingkat konsumsi makanan (energi dan zat gizi), diperlukan suatu standar kecukupan yang dianjurkan atau Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk populasi yang diteliti. Untuk Indonesia, angka kecukupan gizi (AKG) yang digunakan saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Adapun dasar penyajian angka kecukupan gizi (AKG) adalah sebagai berikut: 1). Kelompok umur; 2). Jenis kelamin; 3). Tinggi badan; 4). Berat badan; 5). Aktifitas; 6). Kondisi khusus (hamil atau menyusui); (IDewa Nyoman S, 2002:112). Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditetapkan bahwa rata-rata AKG pada tingkat konsumsi energi untuk anak lakilaki dan perempuan usia 1-6 tahun tertera pada tabel 1 di halaman 15:
28
Tabel 1 Angka Kecukupan Energi dan Rata-rata Yang Dianjurkan (per orang per hari) untuk Anak Usia 1-6 Tahun Golongan
Laki-laki dan Perempuan
Umur (Tahun)
BB (Kg)
TB (cm)
Energi (kkal)
1- 3 tahun
12
90
1250
4-6 tahun
18
110
1750
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998 Dalam I Dewa Nyoman Supariasa (2001: 312). Angka Kecukupan Gizi diperoleh dari hasil perbandingan berat badan asli dengan berat badan standar menurut umur. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikalikan dengan AKG standar. AKG individu yang telah diperoleh ini kemudian dicari prosentase pencapaiannya. Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok atau rumah tangga atau perorangan belum ada standar yang pasti. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Puskesmas, Depkes RI 1990 (2001: 114), klasifikasi tingkat konsumsi zat gizi dibagi empat dengan cut of point masing-masing sebagaimana tercantum dalam table 2 di bawah ini:
29
Tabel 2 Klasifikasi Tingkat Konsumsi Zat Gizi Prosentase Pencapaian Konsumsi Zat Gzi
Kategori
1
2
≥ 100 % AKG
Baik
80 – 99 % AKG
Sedang
70 – 80 % AKG
Kurang
< 70 % AKG
Defisit
Sumber: Buku Pedoman Petugas Puskesmas, Depkes 1990 Dalam I Dewa Nyoman S (2001: 114). 2.1.2.2 Tingkat Konsumsi Energi Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan merupakan sumber energi untuk menunjang semua kegiatan atau aktifitas manusia. Energi dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makanan akan lemah baik daya kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kekurangan gizi khususnya energi. (Suhardjo,2003:16).
30
Perhitungan tingkat konsumsi energi pada balita (3-5 tahun) dengan cara recall 24 jam kemudian akan distandarkan dengan umur, berat badan dan jenis kelamin sehingga dapat dihitung Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan, dan akhirnya dapat ditentukan Tingkat Konsumsi Energi. 2.1.3 Status Gizi Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. (Sunita Almatsier,2001:3). Status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan zat gizi dan pengeluaran zat gizi oleh suatu organisme. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat konsumsi atau asupan makanan dan status kesehatan. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara
efisien,
sehingga
memungkinkan
pertumbuhan
fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. (2001:9). Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk malnutrisi yaitu: 1) under nutrition, yaitu kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu; 2) specific defisiensi, yaitu kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, yodium, Fe dan lain-lain;
31
3) over nutrition yaitu, kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu; 4) imbalance yaitu, karena disproposi zat gizi misalnya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL ( Low Density Lipoprptein).(I Dewa Nyoman S, 2001:18). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) secara langsung dengan antropometri, biokimia, klinis, biofisik dan 2) secara tidak langsung dengan survei konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi. (2001: 21). Pengukuran dengan antropometri paling sering digunakan di masyarakat karena mudah dilakukan, sederhana, peralatan murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. (2001:19). Antropometri dapat digunakan untuk menentukan status gizi anak-anak, maupun orang dewasa. Penilaian status gizi dengan antropometri dapat disajikan dalanm bentuk: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U). Dalam keadaan normal jika kesehatan baik dan terjadi keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi maka, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya, jika dalam keadaan abnormal, terdapat dua
32
kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari normal (I Dewa Nyoman S,2001:57). Setelah didapatkan hasil pengukuran antropometri selanjutnya dilakukan perbandingan dengan standar dari WHO-NCHS (National Center of Health Statistic). Klasifikasi status gizi WHO-NCHS dengan skor simpang baku (Z score) dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3 Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO-NCHS Dengan Skor Simpangan Baku (Z Score) No.
Indeks
Status Gizi
Keterangan
1
2
3
4
1.
2.
3.
BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi lebih
>2,0 SD
Gizi baik
-2,0 s/d + 2,0 SD
Gizi kurang
< -2,0 SD
Gizi buruk
< -3,0 SD
Normal
≥ -2,0 SD
Pendek (stuted)
< 2,0 SD
Gemuk (obes)
> 2,0 SD
Normal
-2,0 SD s/d + 2,0 SD
Kurus (wasted)
< -2,0 SD
Sangat kurus
< -3,0 SD
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII 2000.
33
Penilaian status gizi sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Penilaian status gizi secara tidak langsung dengan survei konsumsi makanan. Survei konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk menunjukkan tingkat keadaan gizi. Survei konsumsi makanan yang sering dipakai adalah recall 24 jam. Dalam metode ini, responden disuruh untuk mengingat dan menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu atau kemarin (I Dewa Nyoman S,2001:94). 2.1.4 Kerangka Teori Sosial Ekonomi
Pengetahuan Gizi Ibu
- Penyediaan makanan - Pemilihan bahan makanan keluarga khususnya untuk balita
Tingkat Konsumsi Protein
Tingkat Konsumsi energi
Pelayanan Kesehatan
Status gizi
Tingkat Konsumsi Lemak
Penyakit Infeksi
Pendidikan
Suhardjo, (1996: 31)
Keterangan :
I Dewa Nyoman S, (2001: 180)
= Variabel yang diukur = Variabel yang tidak diukur
34
2.1.5 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitianpenelitian yang akan dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997: 69). Pengetahuan Gizi Ibu
Tingkat konsumsi gizi balita (energi)
Status Gizi
2.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang dikemukakan
dalam
perumusan
masalah,
hipotesis
kebenaran
dan
ketidakbenarannya melalui pengumpulan dan penganalisaan data. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan kalau ada hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2002: 86). Dalam penelitian hipotesis yang dikemukakan adalah: 2.2.1 ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita. 2.2.2 ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan status gizi balita
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian Secara umum dapat diartikan populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu (Eko Budiarto, 2004:7). Menurut Soekidjo Notoatmodjo populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (2002:79). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian dan untuk memenuhi syarat suatu populasi, keseluruhan dari individu-individu itu harus mempunyai minimal satu sifat yang sama atau homogen. Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu dan balita (3-5 tahun) di desa Tawangharjo kecamatan Wedarijaksa Pati yang berjumlah 77 orang.
3.2 Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:79). Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 47 ibu dan balita (3-5 tahun).
36
3.3 Cara Pemilihan Sampel Penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002:61). Adapun cara pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 3.3.1 Sampel adalah orang yang menggunakan Puskesmas Wedarijaksa I sebagai tempat pelayanan kesehatan.. 3.3.2 Sampel adalah ibu yang mempunyai balita (3-5 tahun). 3.3.3 Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah orang yang mempunyai pendapatan rata-rata 300.000-700.000 per bulan. 3.3.4 Sampel terdiri dari balita (3-5 tahun) yang dalam 3 bulan terakhir tidak menderita penyakit infeksi.
3.4 Variabel Variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian pada penelitian. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:70). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi ( 2002:70). Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas meliputi pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi(X).
37
3.4.1 Variabel terikat (dependent) adalah variabel terpengaruh (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:70). Pada penelitian ini menggunakan variabel terikat meliputi status gizi balita (3-5 tahun) (Y).
3.5 Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatorial). Metode yang digunakan adalah survai analitik, dengan pendekatan crossectional di mana data yang menyangkut variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan faktor efek diidentifikasi pada saat yang sama (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:148). Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Bebas Pengetahuan Ibu Sampel Variabel Bebas Tk. Konsumsi Energi Balita
Variabel Terikat Status Gizi Balita
Gambar 3. Rancangan Penelitian
38
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 3.6.1 Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala
fisik dengan jalan mengamati dan mencatat
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:93). Pada penelitian ini peneliti melihat dan mengamati permasalahan kesehatan dan keadaan lingkungan masyarakat di desa Tawangharjo kecamatan Wedarijaksa Pati. 3.6.2 Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung (2002:102). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dan tingkat konsumsi energi balita (recall 24 jam). 3.6.3 Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya, yang bukan benda hidup tetapi benda mati (2002:93). Dalam penelitian ini menggunakan data-data kesakitan pada balita di Puskesmas Wedarijaksa I Pati. 3.6.4 Pengukuran status gizi Status gizi balita dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran tersebut kemudian dihitung berdasarkan standard pengukuran status gizi dari WHO-NCHS dengan menggunakan metode Z-score.
39
3.7 Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan langkah- langkah sebagai berikut : 3.7.1 Memilih masalah yang akan diteliti 3.7.2 Merumuskan
dan
mengadakan
pembatasan
masalah,
kemudian
berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar menyusun kerangka konsep penelitian. 3.7.3 Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis penelitian. 3.7.4 Merumuskan hipotesis penelitian. 3.7.5 Menentukan populasi dan sampel. Populasi
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semua ibu dan balita di desa Tawangharjo kecamatan Wedarijaksa Pati yang berjumlah 77 orang dan sampelnya juga terdiri dari sebagian populasi tersebut yaitu dengan jumlah 47 orang. Adapun cara pemilihan sampelnya dengan menggunakan teknik purposive sampling. 3.7.6 Menentukan alat pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah microtoice, timbangan injak, kuesioner, dokumentasi dan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati keadaan dan tingkat pengetahuan responden tentang gizi pada balita. 3.7.7 Menentukan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pengukuran, observasi dan dokumentasi.
40
3.7.8 Melakukan uji coba kuesioner dengan tujuan untuk menghindari pertanyaan yang sulit dimengerti atau kekurangan dari materi kuesioner itu sendiri. Hasilnya dapat dibaca dilampiran 5 dan 6 halaman 63 dan 64. 3.7.9 Melaksanakan penelitian yaitu dengan mewawancarai satu–persatu atau door to door ke semua responden sesuai dengan kuesioner yang telah dibuat dan melakukan pengukuran status gizi balita di desa Tawangharjo kecamatan Wedarijaksa Pati.
3.8 Instrumen Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:48). Penelitian ini menggunakan instrumen untuk melakukan pengukuran pengetahuan ibu dengan cara menggunakan bentuk angket atau kuesioner dan wawancara dengan ibu yang mempunyai balita untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan gizi ibu dan metode recall 24 jam untuk mengukur tingkat konsumsi energi balita. Adapun untuk mengukur status gizi balita menggunakan alat microtoice dan timbangan injak. 3.8.1 Microtoice 3.8.2 Timbangan Injak 3.8.3 Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian (2002:93). Dalam penelitian ini menggunakan data kesakitan pada balita desa Tawangharjo yang di Puskesmas Wedarijaksa I Pati.
41
3.8.4 Kuesioner /Angket Kuesioner /Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Soekidjo Notoatmodjo, 2002:112). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dengan daftar pertanyaan tertutup yang sudah disusun sedemikian rupa untuk di jawab oleh responden yang sedang diteliti (2002:113). Alasan dipilihnya kuesioner diasumsikan bahwa : (1) subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, (2) apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, (3) interprestasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti (2002:116). Kuesioner penelitian ini terdiri dari beberapa pertanyaan positif (favorable), di mana pertanyaan positif (favorable) adalah pertanyaan yang mendukung gagasan atau ide. Kuesioner untuk variabel pengetahuan, indikatornya ialah meliputi definisi makanan sehat, sumber makanan sehat, kegunaan makanan sehat, cara pengolahan dan penyimpanan makanan, dan pemberian ASI pada balita. Adapun jumlah pertanyaannya ada 15 yang terdiri dari pertanyaan positif, selanjutnya dalam setiap butir pertanyaan disediakan 2 alternatif jawaban dengan diberi skor 2 untuk jawaban benar, dan 1 untuk yang salah (2002:130).
42
3.9 Validitas dan Reliabilitas Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129). 3.9.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Demikian halnya bila kita menggunakan kuesioner, kuesioner tersebut harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji product moment dari Pearson. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butir memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (2002:129). Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner dengan program komputer menunjukkan bahwa dari 15 butir kuesioner pengetahuan tentang gizi yang diujicobakan dan diperoleh hasil yang valid pada semua butir pertanyaan karena memiliki r hitung > r tabel (0,444), dengan α : 0,5 % dan n : 20. 3.9.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (2002:133). Uji reliabilitas (keterhandalan) menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan mempunyai ketepatan pengukuran untuk digunakan berkali- kali (konsisten). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen, hasil uji coba ditabulasi dalam tabel analisis data dicari varian tiap item, kemudian dijumlahkan menjadi varian total . Dinyatakan reliabel jika r alpha positif dan r alpha > r tabel (2002:135).
43
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan program komputer pada lampiran 5 dan 6 halaman 63 dan 64 menunjukkan bahwa dari 15 butir kuesioner pengetahuan tentang gizi yang diujicobakan diperoleh nilai alpha 0,8969 > 0,444 maka instrumen itu dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena r hitung > r tabel.
3.10 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian Dalam pengambilan data sering terjadi beberapa kesalahan yang tidak disengaja baik sampel penelitian atau pada instrumen yang digunakan, hal tersebut dapat terjadi dalam penelitian ini. Faktor pengaruh yang dimungkinkan terjadinya kesalahan tersebut adalah sebagai berikut : 3.10.1 Faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan saat dilakukan wawancara. Faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan saat dilakukan wawancara ini dapat ditumbuhkan dengan diberi pengertian dan penjelasan tentang informasi yang dapat diperoleh untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita. 3.10.2 Faktor waktu responden yang diteliti. Karena responden sangat sibuk dengan pekerjaannya, sehingga peneliti dalam melakukan wawancara harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan responden.
44
3.11 Analisis Data Pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 3.11.1 Editing: untuk memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. 3.11.2 Coding: Memberikan kode pada semua variabel untuk mempermudah pengolahan data. 3.11.3 Entri data: yaitu kegiatan memasukkan data dengan menggunakan program komputer. 3.11.4 Tabulasi: yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang akan diteliti guna memudahkan dalam analisa data. 3.11.5 Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan deskriptif. Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik menjadi suatu simpulan. Adapun data dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer yang meliputi : (1) Analisis Univariat Analisis univariat ini digunakan untuk mendiskripsikan variabel pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi dan Status gizi pada balita yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. (2) Analisis Bivariat Analisis bivariat ini digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan dengan skala data yang ada yaitu nominal dan nominal. Uji statistik yang digunakan adalah chi-khuadrat
45
atau chi- square. Taraf signifikasi yang digunakan adalah 95 % dengan nilai kemaknaan 5 %. Kriteria hubungan berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika p value > 0,05 maka Ho diterima 2) Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan terikat maka digunakan koefisien kontingensi. Kriteria keeratan dengan menggunakan koefisien kontingensi yaitu sebagai berikut : 1) 0,00 – 0,19 : hubungan sangat lemah 2) 0,20 – 0,39 : hubungan lemah 3) 0,40 – 0,59 : hubungan cukup kuat 4) 0,60 – 0,79 : hubungan kuat 5) 0,80 – 1,00 : hubungan sangat kuat (Sugiyono,2004:216)
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data 4.1.1 Umur Responden Dari hasil wawancara dengan 47 orang responden diketahui bahwa ibu yang mempunyai balita berumur antara 20-40 tahun dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden No.
Umur
Frekuensi (Jiwa )
Persentase (%)
1.
20-25
14
29,78
2.
26-30
20
42,55
3.
31-35
8
17,02
4.
36-40
5
10,65
Jumlah
47
100
47
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden terdapat pada kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 20 responden dengan persentase 42,55%.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur 50 40 30 20 10
20-25 th 26-30 th 31-35 th 36-40 th
0 1
Gambar 4 Distribusi Frekuensi Umur Responden 4.1.2 Tingkat Pendidikan Responden Dari hasil wawancara dengan 47 orang responden didapatkan hasil tingkat pendidikan responden adalah sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan No.
Pendidikan Akhir
Frekuensi (Jiwa)
Persentase (%)
1.
SD
17
36,17
2.
SLTP
13
27,66
3.
SLTA
14
29,79
4.
PT
3
6,38
Jumlah
47
100
48
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada kelompok SD sebanyak 17 orang dengan persentase 36,17%, SLTP 13 orang dengan persentase 27,66%, SLTA sebanyak 14 orang dengan persentase 29,79%, dan PT sebanyak 3 orang dengan persentase 6,38%.
40 35 30 25 20 15 10 5 0
SD SLTP SLTA PT
1
Gambar 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di desa Tawangharjo Wedarijaksa Pati diperoleh data tentang pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi dan status gizi balita. Data yang diperoleh pada penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan teknik kuesioner dan pengukuran, yaitu dengan penilaian pengetahuan ibu tentang gizi dengan menggunakan kuesioner, tingkat konsumsi energi dengan menggunakan metode recall dan status gizi dengan menggunakan microtoice dan timbangan injak serta pengukuran dengan metode Z-sqore.
49
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut : 4.2.1 Pengetahuan Ibu Dari hasil wawancara maka diperoleh hasil tingkat pengetahuan responden sebagai berikut: Tabel 6 Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu Pengetahuan Ibu
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Rendah
8
17,02
Sedang
23
48,94
Tinggi
16
34,04
Jumlah
47
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 8 orang (17,02%) ini kebanyakan terdapat pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar, responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang 23 orang (48,94%) yang sebagian besar tingkat pendidikannya SLTP dan SLTA
sedangkan pengetahuan tinggi 16 orang
(34,04%) kebanyakan memiliki tingkat pendidikan SLTP dan SLTA.
50
Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu 25 20 15 10
Rendah Sedang
5
Tinggi
0
Gambar 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tingkat pengetahuan ibu dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto, 2004:45). Untuk rentang nilai sebagai berikut : 4.2.1.1 Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S 4.2.1.2 Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) – (M+ SD) 4.2.1.3 Pengetahuan tinggi bila total nilai >28, diperoleh dari M+ SD Mean atau rata-rata skor pengetahuan responden sebelum dilakukan pengkategorian adalah 26,02 dan median 26,00 yang menunjukkan bahwa 50% pengetahuan responden adalah 26,00 ke atas dan 50% nya adalah 26,00 ke bawah. Standart deviasinya yaitu sebesar 2,345 dengan nilai minimum 23 dan nilai maksimum 30. Dalam hal ini mean dan standart deviasi digunakan untuk melakukan pengkategorian, sedangkan median hanya untuk mengetahui nilai tengah.
51
Setelah diketahui hasil tingkat pengetahuan tentang gizi pada tabel di atas menunjukkan tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita di desa Tawangharjo adalah ; kategori rendah (R) 8 sampel (17,02%), kategori sedang (S) 23 sampel (48,94%), dan kategori tinggi (T) 16 sampel (34,04%). 4.2.2 Tingkat Konsumsi Energi Balita Sedangkan tingkat konsumsi energi pada balita diperoleh data sebagai berikut: Tabel 7 Tingkat Konsumsi Energi Balita Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Defisit
6
12,76
Kurang baik
8
17,02
Sedang
13
27,66
Baik
20
42,56
Jumlah
47
100
Setelah diketahui hasil konsumsi energi balita pada tabel di atas menunjukkan konsumsi energi balita kategori defisit 6 sampel (12,76%)ini terdapat pada usia 4 tahun , kategori kurang baik 8 sampel (17,02%) kebanyakan terdapat pada usia 4 tahun, kategori sedang 13 sampel (27,66%) kebanyakan terdapat pada usia 3 dan 4 tahun, dan kategori baik 20 sampel (42,56%) paling banyak terdapat pada usia 3 tahun.
52
Tingkat Konsumsi Energi Balita
20 Defisit
15
Kurang baik
10
Sedang
5
Baik
0
Gambar 7 Tingkat Konsumsi Energi Balita 4.2.3 Status Gizi Balita Sedangkan status gizi pada balita diperoleh data sebagai berikut: Tabel 8 Pengkategorian Status Gizi Balita Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Sangat kurus
7
14,90
Kurus
9
19,15
Normal
28
59,57
Gemuk
3
6,38
Jumlah
47
100
Setelah diketahui hasil pengukuran status gizi balita pada tabel di atas menunjukkan status gizi pada balita kategori sangat kurus 7 sampel (14,90%) paling banyak terdapat pada balita usia 4 tahun, kurus 9 sampel (19,15%) kebanyakan terdapat pada balita yang berusia 3 dan 4 tahun, normal 28 sampel
53
(59,57%) paling banyak terdapat pada usia 3 tahun, dan kategori gemuk 3 sampel (6,38%) terdapat pada usia 3 tahun.
Pengkategorian Status Gizi Balita 30 25 20 15
Sangat kurus Kurus
10 5 0
Normal Gemuk
Gambar 8 Pengkategorian Status Gizi Balita 4.2.4 Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita Tabel 9 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita Tingkat Konsumsi Energi Kurang Defisit
Baik
Pengetahuan Ibu
Total
Sedang
Baik
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Rendah
3
50
1
12,50
4
30,77
0
0
Sedang
3
50
5
62,50
3
23,08
12
60
Tinggi
0
0
2
25
6
46,15
8
40
6
100
8
100
13
100
20
100
Dari perhitungan analisis chi-square diperoleh x2 hitung = 14,360, α = 5%, p value = 0,026 dan koefisien kontingensi = 0, 484
54
Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Tingkat Konsumsi Energi Balita 15 10
Pengetahuan Rendah
5
Pengetahuan Sedang
0
Pengetahuan Tinggi
Defisit
Kurang Baik
Sedang
Baik
Gambar 9 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi Balita Dari hasil tabulasi silang di atas terlihat bahwa persentase tingkat konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (0%), sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu yang berpengetahuan sedang (62,50%) dan ibu yang berpengetahuan tinggi (25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu yang berpengetahuan rendah (30,77%), ibu yang berpengetahuan sedang (23,08%), dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (46,15%), sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu yang berpengetahuan tinggi (40%). Setelah memperoleh data dari hasil kuesioner yang telah dilaksanakan yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut dikerjakan dengan statistik menggunakan analisis chi-kuadrat atau chi-square.
55
4.2.4.1 Analisis Chi Square Analisis chi square digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita. Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 4.2.4.1.1 Komposisi hipotesis Ho = Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita Ha = Ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita Level of significance α = 0,05 Melalui output SPSS derajat kebebasan (df) = 6 4.2.4.1.2 Nilai chi square hitung (2) Berdasarkan output SPSS nilai chi square hitung = 14,360 4.2.4.1.3 Simpulan Berdasarkan perhitungan di atas dapat diperoleh chi square hitung = 14,360 > chi square tabel = 12,592, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita. Berdasarkan perhitungan Chi-square pada tingkat signifikansi α = 0,05 diperoleh x2 sebesar 14,360 (x2 hitung > x2 tabel), dan p value sebesar 0,026 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,484 yang artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita.
56
Semakin tinggi pengetahuan gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita akan semakin baik. 4.2.5 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita Tabel 10 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita Status Gizi Balita Sangat
Kurus
Kurus %
Jml
%
Jml
%
Jml
%
5
71,43
1
11,11
0
0
0
0
2
28,57
5
55,56
1
3,57
0
0
Sedang
0
0
3
33,33
9
32,14
1
33,33
Baik
0
0
0
0
18
64,29
2
66,67
7
100
9
100
28
100
3
100
Kurang Baik
Energi
Gemuk
Jml Defisit
Konsumsi
Normal
Total
Dari perhitungan analisis chi-square diperoleh x2 hitung = 47,338, α = 5%, p value = 0,000 dan koefisien kontingensi = 0, 708 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Konsumsi energi Defisit Konsumsi energi Kurang Baik Konsumsi energi Sedang Konsumsi energi Baik
sangat kurus
kurus
normal
gemuk
Status gizi balita
Gambar 10 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita
57
Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang baik (55,56%),tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik (3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (66,67%). Setelah memperoleh data dari hasil kuesioner yang telah dilaksanakan yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, selanjutnya data tersebut dikerjakan dengan statistik menggunakan analisis chi-kuadrat atau chi-square. 4.2.5.1 Analisis Chi Square Analisis chi square digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas (tingkat konsumsi energi) dengan variabel terikat (status gizi balita). Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 4.2.5.1.1 Komposisi hipotesis Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita.
58
Ha = Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita. Level of significance α = 0,05 Melalui output SPSS derajat kebebasan (df) = 9 4.2.5.2 Nilai chi square hitung (2) Berdasarkan output SPSS nilai chi square hitung = 47,338 4.2.5.3 Simpulan Berdasarkan perhitungan di atas dapat diperoleh chi square hitung = 47,338 > chi square tabel = 16,919, maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita. Berdasarkan perhitungan Chi-square pada tingkat signifikansi α = 0,05 diperoleh x2 sebesar 47,338 (x2 hitung > x2 tabel), dan p value sebesar 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi gizi dengan status gizi balita, diperoleh keeratan hubungan sebesar 0,708 (koefisien kontingensi < 0,5) yang artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita. Semakin tinggi tingkat konsumsi energi pada balita maka status gizi balita akan semakin baik sebaliknya jika konsumsi energi pada balita berkurang maka status gizi akan semakin buruk.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dan tingkat konsumsi energi pada balita Dari hasil wawancara dengan responden didapatkan kenyataan kurangnya pengetahuan responden tentang gizi akan mempengaruhi tingkat konsumsi energi
59
pada balita yang buruk karena responden belum mengetahui dan menyadari akan pentingnya pengetahuan gizi sebagai modal utama untuk menentukan dan tingkat konsumsi energi yang baik bagi balita . Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah (17,02%), responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang (48,94%) dan pengetahuan tinggi (34,04%). Jadi sebagian besar responden berpengetahuan sedang (48,94%). Informasi tentang pengetahuan responden sangat berhubungan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk mengembangkan diri. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar untuk melakukan tindakan (Predisposing factor). Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Responden yang menempuh pendidikan ≤ SLTA yaitu 96,8% lebih besar daripada responden yang menempuh pendidikan tingkat perguruan tinggi (3,2%). Hal ini membuktikan bahwa pendidikan bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan ibu tentang gizi yang tinggi dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan ibu dalam mengikuti kegiatan di posyandu. Memilih bahan makanan yang tepat, mengolah dan menyajikan makanan yang baik dan sehat untuk balita juga nerupakan faktor yang penting dalam menentukan pengetahuan seorang ibu.
60
Pengetahuan tidak lain merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:127-128). Meskipun sulit dan butuh ketekunan dan waktu yang lama untuk dapat memberikan pemahaman sehingga dapat menanamkan kesadaran dan kemauan. Pemberian pemahaman dapat dilakukan dengan pendidikan pelatihan atau penyuluhan. Media informasi yang setiap saat dapat diterapkan sebagai sarana membantu responden dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Sedangkan status gizi pada balita dapat diketahui dari hasil pengukuran dengan metode Z-score di desa Tawangharjo dan diperoleh balita dengan status gizi sangat kurus sebanyak 7 sampel (14,90%), kurus sebanyak 9 sampel (19,15%), normal sebanyak 28 sampel (59,57%), dan status gizi gemuk sebanyak 3 sampel (6,38%). Dari hasil tabulasi silang di atas terlihat bahwa persentase tingkat konsumsi energi balita yang defisit pada responden ibu yang berpengetahuan rendah (50%) dan ibu yang berpengetahuan sedang (50%) dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (0%), sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang kurang baik pada ibu berpengetahuan rendah (12,50%), ibu yang berpengetahuan sedang (62,50%) dan ibu yang berpengetahuan tinggi (25%), persentase tingkat konsumsi energi balita yang sedang pada responden ibu yang berpengetahuan rendah (30,77%), ibu yang berpengetahuan sedang (23,08%), dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi (46,15%),
61
sedangkan persentase tingkat konsumsi energi balita yang baik pada ibu yang berpengetahuan rendah (0%), ibu yang berpengetahuan sedang (60%), dan ibu yang berpengetahuan tinggi (40%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perhitungan chi-square dengan tingkat keeratan hubungan sebesar 0,484 dan nilai p value=0,026 (p<0.05) yang artinya ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu dan tingkat konsumsi energi balita. Seseorang melakukan tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Salah satu unsur yang diperlukan agar dapat berbuat sesuatu adalah pengetahuan dan jika kita menghendaki sesuatu dapat dikerjakan dengan terus-menerus maka diperlukan pengetahuan yang positif tentang apa yang harus dikerjakan, dengan kata lain tindakan yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibanding tindakan yang tanpa didasari pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:128). Hubungan yang cukup kuat pada penelitian tersebut dipengaruhi oleh pentingnya peran pengetahuan dalam membentuk perilaku seseorang yang pada akhirnya akan menentukan kualitas kesehatan masyarakat. Faktor pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan berdasarkan penelitian Rogers menyatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (1997:128).
62
4.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Balita Dari hasil wawancara dengan ibu balita di dapatkan kenyataan kurangnya tingkat konsumsi energi akan mempengaruhi status gizi yang buruk. Balita dengan status gizi sangat kurus sebagian besar tingkat konsumsi energinya defisit dan kurang baik. Dari hasil tabulasi silang diatas terlihat bahwa persentase status gizi balita sangat kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (71,43%) dan tingkat konsumsi energi kurang baik (28,57%) dan untuk tingkat konsumsi energi sedang dan baik masing-masing (0%), sedangkan persentase status gizi balita kurus dengan tingkat konsumsi energi defisit (11,11%), tingkat konsumsi energi kurang baik (55,56%),tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (0%), dan persentase status gizi balita normal pada responden dengan tingkat konsumsi energi defisit (0%), tingkat konsumsi energi kurang baik (3,57%), tingkat konsumsi energi sedang (32,14%) dan tingkat konsumsi energi baik (64,29%), sedangkan persentase balita yang gemuk dengan tingkat konsumsi energi defisit dan kurang baik masing-masing (0%), tingkat konsumsi energi sedang (33,33%) dan tingkat konsumsi energi baik (66,67%). Berdasarkan penjabaran diatas dapat diketahui bahwa balita yang tingkat konsumsi energinya defisit dan kurang baik terdapat pada usia 4 tahun. Status gizi balita yang sangat kurus dan kurus juga banyak terdapat pada balita yang berusia 4 tahun.
63
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perhitungan chi-square dengan tingkat keeratan hubungan sebesar 0,708 dan nilai p value=0,00 (p<0,05) yang artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka status gizi balita juga akan semakin baik. Bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan maka tubuh kekurangan energi. Akibat yang dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan (energi negatif), sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, bila konsumsi energi yang diperoleh dari makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh, akibatnya terjadi berat badan yang melebihi berat badan idealnya (terjadi kegemukan). (Sunita Almatsier, 2003: 150).
64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1 Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi balita di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan gizi ibu maka tingkat konsumsi energi balita juga semakin baik. 5.1.2 Ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita di desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsumsi energi maka status gizi akan semakin baik. 5.1.3 Faktor pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku ibu dalam menentukan konsumsi makanan pada balita sangat penting karena dapat menetukan status gizi balita.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
65
5.2.1 Adanya hubungan positif antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi balita di desa Tawangharjo diharapkan ibu mau meningkatkan pengetahuan gizi dalam menentukan konsumsi makanan sehingga akan memperbaiki status gizi balita. 5.2.2 Bagi instansi terkait terutama Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu bekerja sama dengan kader PKK dan karang taruna untuk meningkatkan program penyuluhan kesehatan masyarakat dan pemantauan status gizi balita di desa Tawangharjo secara rutin. 5.2.3
Bila ada penelitian lanjutan, hal ini dapat dijadikan informasi sebagai langkah pengembangan program kesehatan di masyarakat.
66
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000. Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat. Achmad Djaeni Sediaoetama, 1999. Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat. Agus Irianto, 2004. Statistika Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Kencana. Anies dan Soegeng Santoso, 1999. Mengatasi Gangguan Kesehatan Pada AnakAnak. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia. Anonim, 2004. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Wedarijaksa I. Pati : Puskesmas Wedarijaksa I. BPS Semarang, 2005. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2005. Semarang : Kantor BPS. Depkes RI, 2001. Modul I Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Pusdiklat Kesehatan. Dinkes Pati, 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2004. Pati : Kantor Dinkes. Eko Budiarto, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Elly Nurachmah, 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: Sadung Seto. G. Kartasapoetra, 2003. Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. Hardinsyah, 2000. Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan. Bogor: Fakultas Pertanian IPB. I Dewa Nyoman Supariasa, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Indan Entjang, 2000. Ilmu Kesehatan Mayarakat. Bandung : Penerbit PT citra Aditya Bakti.
67
Singgih Santoso, 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11,5. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Sjahmien Moehji , 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Penerbit Papas Sinar Sinanti. Soekidjo Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Rineka cipta. Soekidjo Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Rineka cipta. Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit CV Alfabeta. Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Sunita Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
68
Lampiran 1 KISI-KISI KUESIONER No Materi
Sub Materi
Indikator
Keterangan
1.
Makanan Sehat
- Kegunaan
1, 2
- Sumber makanan
4, 5, 6, 7, 8,
sehat
14, 15
- Cara pengolahan
10, 11, 12,
dan penyimpanan
13
ASI
- Pemberian ASI
9
Status gizi
- Penimbangan
3
Pengetahuan ibu tentang gizi
balita di Posyandu / KMS
69
Lampiran 2
Kuesioner Penjaring Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status gizi balita Di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun 2005 Tanggal Interview : ......................................... Alamat
: .........................................
I. Karakteristik Sampel Nama Balita
: ...................................................................
Tgl Lahir / Umur
: ...................................................................
Jenis Kelamin
: ...................................................................
Berat Badan
: ...................................................................
II. Identitas Responden 1. Nama Ayah
: ................................. Umur : ...... Tahun
Nama Ibu
: ................................. Umur : ...... Tahun
2. Apa pendidikan terakhir yang pernah ibu dapatkan a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD
d. Tidak Tamat SLTP
e. Tamat SLTP / sederajat
f. Tamat SLTA / sederajat
g. Akademi / PT
70
3. Pekerjaan Ibu a. Ibu rumah tangga
b. Buruh
c. Petani
d. Pedagang
e. Pegawai Negeri 4. Pendapatan Keluarga Per Bulan a. Rp. 250,000 – Rp. 350,000 b. Rp. 400,000 – Rp. 500,000 b. Rp. 550,000 – Rp. 650,000 d. Rp. 700,000 – Rp. 750,000 e. Lebih dari Rp. 750,000 5. Apakah Dalam 3 Bulan Terakhir Ini Anak Anda Menderita Penyakit Inferksi (Daiare, Influensa, dll) a. Tidak
b. Ya
71
Lampiran 3
Kuesioner Hubungan pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat Konsumsi Energi balita dan status gizi balita Di Desa Tawangharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun 2005 Tanggal Interview : ......................................... Alamat
: .........................................
I. Karakteristik Sampel Nama Balita
: ...................................................................
Tgl Lahir / Umur
: ...................................................................
Jenis Kelamin
: ...................................................................
Berat Badan
: ...................................................................
II. Identitas Responden 1. Nama Ayah
: ................................. Umur : ...... Tahun
Nama Ibu
: ................................. Umur : ...... Tahun
2. Apa pendidikan terakhir yang pernah ibu dapatkan a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD
d. Tidak Tamat SLTP
e. Tamat SLTP / sederajat
f. Tamat SLTA / sederajat
g. Akademi / PT
72
III. Pengetahuan Ibu 1. Menurut ibu, apakah guna makanan bagi tibuh kita ? a. Sumber tenaga, pembangun, dan pengatur kerja organ tubuh. b. Mengenyangkan perut. 2. Menurut ibu, bagaimana pertumbuhan anak yang sehat ? a. Berat badannya naik setiap bulan dan sesuai dengan warna pita KMS. b. Berat badanya tetap. 3. Menurut ibu bagaimana cara untuk mengetahui baik dan tidaknya status gizi balita ibu ? a. Menimbang badan dengan rutin di Posyandu / melihat KMS b. Anak balita tidak sakit-sakitan 4. Coba sebutkan hidangan 4 sehat 5 sempurna ? a. Nasi, lauk, sayur, buah, dan susu b. Nasi, lauk, sayur, buah, dan jamu 5. Susunan hidangan yang baik untuk balita adalah yang bagaimana ? a. Nasi, lauk, sayur, buah, susu b. Nasi, lauk, sayur 6. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung karbohidrat ? a. Beras, jagung, gandum, ketan, ubi, kentang. b. Kelapa, kacang-kacangan, wortel, keju 7. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung vitamin A ? a. Wortel, mangga masak, kening telur. b. Jeruk, tomat, pepaya.
73
8. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung vitamin C ? a. Jeruk, mangga, tomat, pepaya, bayam, sawi. b. Menyak ikan, susu, hati. 9. Sampai berapakah sebaiknya anak balita di susui / diberi ASI ? a. Umur 2 tahun b. Umur 3 tahun 10. bagaimanakah cara-cara mengolah sayuran yang benar ? a. Dicuci dulu baru di potong b. Di potong dulu baru di cuci 11. Bagaimanakah cara memasak sayur yang benar ? a. Dimasak tidak terlalu lama sehingga masih segar dan vitamin tidak hilang. b. Dimasak sampai lama sehingga layu. 12. Air minum bagaimanakah yang di sebut sehat dan bersih ? a. Air minum yang sudah dimasak terlebih dahulu dan wadajnya bersih. b. Air minum yang tidak dimasak dan wadahnya tdak bersih. 13. Bagaimana cara menyimpan makanan yang benar ? a. Dalam wadah bersih dan ditutupi. b. Dalam wadah bersih dan tidak di tutupi. 14. Bahan makanan sajakah yang banyak mengandung Protein Nabati ? a. Tempe, tahu, daun singkong. b. Wortel, kangkung.
74
15. Bahan makanan apa sajakah yang banyak mengandung Protein Hewani ? a. Telur ayam, ikan, keju, udang. b. Beras, jagung.
75
Lampiran 4
Formulir Recall 24 Jam Konsumsi Makanan Balita Nama Responden : ............................................................. Tanggal Lahir
No
Menu
1
Makan Pagi
2
Selingan
3
Makan Siang
4
Selingan
5
Makan Malam
6
Selingan
: .............................................................
Bahan Makanan
Berat
Energi
(gr)
(Kkal)
URT
76
Lampiran 5 DATA KASAR VALIDITAS KUESIONER PENELITIAN No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X
Butir Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 28 30 24 22 23 22 29 25 25 24
11 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 24
12 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 23
13 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 27
14 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 24
15 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 29
Y 30 21 17 15 17 22 21 21 17 17 21 16 16 15 15 18 22 16 15 27
77
Lampiran 6 Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y A)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
A N A L Y S I S
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
Statistics for SCALE
Mean 18,9500
-
S C A L E
(A L P H
Mean
Std Dev
Cases
1,4000 1,5000 1,2000 1,1000 1,1500 1,1000 1,4500 1,2500 1,2500 1,2000 1,2000 1,1500 1,3500 1,2000 1,4500
,5026 ,5130 ,4104 ,3078 ,3663 ,3078 ,5104 ,4443 ,4443 ,4104 ,4104 ,3663 ,4894 ,4104 ,5104
20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 N of Variables 15
Variance 17,2079
Std Dev 4,1482
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
17,5500 17,4500 17,7500 17,8500 17,8000 17,8500 17,5000 17,7000 17,7000 17,7500 17,7500 17,8000 17,6000
14,7868 14,6816 15,5658 15,2921 15,1158 15,8184 14,4737 15,1684 15,1684 15,3553 14,7237 15,6421 14,7789
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
,5610 ,5757 ,4551 ,7565 ,6873 ,5288 ,6369 ,5323 ,5323 ,5236 ,7353 ,4940 ,5819
Alpha if Item Deleted ,8912 ,8906 ,8947 ,8862 ,8868 ,8926 ,8878 ,8920 ,8920 ,8922 ,8843 ,8932 ,8901
78
VAR00014 VAR00015 _
17,7500 17,5000
15,4605 14,4737
,4892 ,6369
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
,8969
20,0
N of Items = 15
,8934 ,8878
79
Lampiran 7 Tabel Hasil Penilaian Pengetahuan Gizi Ibu
No Responden (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Umur (tahun)
Pendidikan
Nilai
Keterangan
(2) 26 28 26 39 30 39 23 22 24 27 33 35 37 38 23 35 33 27 25 35 27 23 25 28 29 25 23 36 27 28 26 28 35
(3) SLTA SLTP SLTP SLTA SD SLTA SLTP SLTA SLTP SLTP SD SLTP SLTA D3 SD SD SD SLTP SD SD SLTP D3 SLTA SLTA SD SLTP SLTA SLTP SD SD SLTA SD SLTP
(4)
(5)
30 29 29 30 28 30 28 28 30 28 27 28 29 29 25 26 28 27 26 27 29 25 23 24 24 23 24 26 25 23 26 28 24
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang
80
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
23 35 27 28 26 32 29 22 24 29 26 24 25 27
S1 SLTP SLTA SD SD SD SLTA SD SLTP SD SLTA SLTA SD SLTA
24 23 24 23 24 26 23 23 25 25 24 26 23 24
Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang
81
Lampiran 8
DATA KASAR PENELITIAN PENGETAHUAN GIZI IBU No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1
Butir pertanyaan 8 9 10 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1
11 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1
14 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Y 30 29 29 30 28 30 28 28 30 28 27 28 29 29 25 26 28 27 26 27 29 25 23 24 24 23 24 26 25 23 26 28 24 24 23 24 23 24 26 23
82
41 42 43 44 45 46 47
1 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
1 2 1 1 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2
1 1 1 2 1 1 1
1 1 1 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2
1 2 1 1 1 2 2
1 1 2 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 2
1 2 2 2 2 1 1
2 1 2 1 2 2 1
2 2 2 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 1
23 25 25 24 26 23 24
83
Lampiran 9 HASIL PENILAIAN KONSUMSI ENERGI DAN STATUS GIZI BALITA
No. Responden
Umur (Th)
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
4 3.7 4.5 5 5 3.9 3.8 3.1 3.2 5 4.8 3.5 3.1 4.8 3.8 3.6 3.1 4.6 3.5 3.9 3.8 3.1 4.6 3.9 3.6 4.2 3.5 4.6 3.8 4 4.2 5 3.2 4.7 4.1 4.5 3.8 3.6 3.1
Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan
Nilai Konsumsi Energi 1796 1409 1306 1492 1405 1264 1761 1159 1259 1748 1397 1024 1138 1649 1494 1379 1256 1089 1632 1471 986 1956 1551 1467 1184 1140 1384 1292 1052 1124 1761 1749 996 1637 1467 1225 1201 1397 1263
Keterangan Tk Konsumsi Energi Baik Baik Kurang Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Kurang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Baik Baik Defisit Baik Baik Kurang Baik Baik Sedang Baik Sedang Defisit Baik Kurang Baik Sedang Defisit Baik Baik Kurang Baik Sedang Sedang Kurang Baik Sedang Baik Baik
Berat Badan (Kg) 14 12.5 13 12.5 13 13.5 21 14.2 12 12.5 12 12 17 12 18 13.5 11.9 8.8 13.4 12 11 15 13 15.8 12 11 14 11 12 10 15.8 12.5 10 15 13.5 8.8 12 14 14
Tinggi Badan (Cm) 98 97 96 95 96 96 100 91 89 94 99 100 100 95 113 98 88 96 93 91 97 104 97 100 97 95 102 94 98 98 100 94 96 103 98 95 98 99 100
Nilai Z sqore -0.9 -1.6 -1.02 -1.5 -1.3 -0.9 3.3 0.7 -0.6 -1.4 -2.5 2.25 0.8 -1.9 -1 -1 -0.8 -4.6 -0.5 -1.25 -2.7 3.4 -1.2 0.06 -2.3 -2.6 0.6 -2.6 -2.4 -4 0.07 -1.4 -3.1 -1 -1.3 -4.3 -2.4 0.8 -1
Keterangan Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Gemuk Normal Normal Normal Kurus Gemuk Normal Normal Normal Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Kurus Gemuk Normal Normal Kurus Kurus Normal Kurus Kurus Sangat Kurus Normal Normal Sangat Kurus Normal Normal Sangat Kurus Kurus Normal Normal
84
40 41 42 43 44 45 46 47
4.3 4.3 4.7 4 4.4 4.1 5 4.2
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
1638 986 1772 1052 1148 1793 1232 1012
Sedang Defisit Baik Defisit Kurang Baik Baik Kurang Baik Defisit
14.5 10.5 15.5 10.5 12 13 10.5 9.5
102 97 103 95 99 93 89 93
-1.2 -3.1 -0.4 -3 -2.5 -0.8 -2.2 -3.7
Normal Sangat Kurus Normal Sangat Kurus Kurus Normal Kurus Sangat Kurus
85
Lampiran 10
Frequencies Statistics PENGETAHUAN IBU
N
Valid
47
Missing
0
Mean
26.02
Median
26.00
Std. Deviation
2.345
Variance
5.500
Range
7
Minimum
23
Maximum
30
Percentiles
10
23.00
20
24.00
25
24.00
30
24.00
40
25.00
50
26.00
60
26.80
70
28.00
75
28.00
80
28.40
90
29.20
PENGETAHUAN IBU Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
23
8
17.0
17.0
17.0
24
9
19.1
19.1
36.2
25
5
10.6
10.6
46.8
26
6
12.8
12.8
59.6
27
3
6.4
6.4
66.0
28
7
14.9
14.9
80.9
29
5
10.6
10.6
91.5
30
4
8.5
8.5
100.0
47
100.0
100.0
Total
86
Lampiran 11
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N PENGETAHUAN IBU * KONSUMSI ENERGI
Missing
Percent 47
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 47
100.0%
PENGETAHUAN IBU * KONSUMSI ENERGI Crosstabulation Count KONSUMSI Defisit PENGETAHUAN IBU
pengetahuan rendah pengetahuan sedang pengetahuan tinggi
Total
Kurang Baik
Total
sedang
baik
3
1
4
0
8
3
5
3
12
23
0
2
6
8
16
6
8
13
20
47
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
14.360(a) 18.539
6 6
.026 .005
6.604
1
.010
47
a 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.02.
Symmetric Measures
Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Approx. Sig.
.484 47
.026
87
Lampiran 12
Crosstabs Case Processing Summary
Cases Valid N KONSUMSI ENERGI * STATUS GIZI
Missing
Percent 47
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
47
100.0%
KONSUMSI ENERGI * STATUS GIZI Crosstabulation Count STATUS Sangat Kurus 5
Kurus
Normal
Gemuk
Total
KONSUMSI
Defisit
1
0
0
6
ENERGI
Kurang Baik
2
5
1
0
8
Sedang
0
3
9
1
13
Baik
0
0
18
2
20
7
9
28
3
47
Total
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
47.338(a) 48.565
9 9
.000 .000
30.593
1
.000
47
a 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .38.
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Approx. Sig.
.708 47
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
.000
88
CARA MENGHITUNG STATUS GIZI DENGAN CARA Z-SCORE I. BILA “NILAI RIEL “ HASIL PENGUKURAN >= “NILAI MEDIAN” BB/U, TB/U, ATAU BB/TB, MAKA RUMUSNYA: Z-SCORE = NILAI RIEL – NILAI MEDIAN SD UPPER II. BILA “NILAI RIEL” HASIL PENGUKURAN < “NILAI MEDIAN” BB/U, TB/U, ATAU BB/TB, MAKA RUMUSNYA: Z-SCORE = NILAI RIEL – NILAI MEDIAN SD LOWER
CARA MENGHITUNG KANDUNGAN ENERGI DALAM BAHAN MAKANAN
BeratBahanMakanan( gr ) BDD x Kandungan Energi Pada Tabel x 100( gr ) 100
CARA PENENTUAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI PADA BALITA
Misal: diketahui BB seorang anak laki-laki usia 4 tahun adalah 14 kg. Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari adalah 1796 kalori. Pada daftar AKG diketahui BB standart anak laki-laki usia 4-6 tahun adalah 18 kg dan AKG untuk energi adalah 1750 kalori. Beberapa AKG energi anak laki-laki tersebut? AKG individu =
14kg x 1750 = 1361 kalori 18kg
Pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi) untuk individu=
1796 x 100%=131,96% 1361
karena Tingkat Konsumsi Energi 131,96% ≥ 100% maka termasuk dalam kategori Baik
89
Lampiran 14
Cara Penghitungan Pengkategorian Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat pengetahuan ibu dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya yaitu ordinal dengan kategori rendah bila ≤ x – SD, sedang bila skor antara > - SD dan < + SD dan tinggi bila skor ≥ x + SD ( Agus Irianto, 2004:45). Untuk rentang nilai sebagai berikut : 4.2.1.4
Pengetahuan rendah bila total nilai <24, diperoleh dari M-S
4.2.1.5
Pengetahuan sedang bila total nilai 24-28, diperoleh dari (M-SD) –
(M+ SD) 4.2.1.6
Pengetahuan tinggi bila total nilai >28, diperoleh dari M+ SD
90
Lampiran 15
BAKU BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ANAK 85 – 113 CM DIUKUR BERDIRI TINGGI ( cm )
85,0 85,5 86,0 86,5 87,0 87,5 88,0 88,5 89,0 89,5 90,0 90,5 91,0 91,5 92,0 92,5 93,0 93,5 94,0 94,5 95,0 95,5 96,0 96,5 97,0 97,5 98,0 98,5 99,0 99,5 100,0 100,5 101,0 101,5 102,0 102,5 103,0
ANAK LAKI-LAKI MEDIAN SD Low SD
12,1 12,2 12,3 12,5 12,6 12,7 12,8 12,9 13,0 13,1 13,3 13,4 13,5 13,6 13,7 13,9 14,0 14,1 14,2 14,3 14,5 14,6 14,7 14,8 15,0 15,1 15,2 15,4 15,5 15,6 15,7 15,9 16,0 16,2 16,3 16,4 16,6
1,1 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,4 1,4 1,3 1,3 1,4 1,4 1,5 1,4 1,4 1,5
Upp 1,5 1,5 1,5 1,4 1,4 1,4 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4 1,4 1,5 1,5 1,5 1,4 1,4 1,5 1,5 1,5 1,4 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,5
TINGGI ( cm )
85,0 85,5 86,0 86,5 87,0 87,5 88,0 88,5 89,0 89,5 90,0 90,5 91,0 91,5 92,0 92,5 93,0 93,5 94,0 94,5 95,0 95,5 96,0 96,5 97,0 97,5 98,0 98,5 99,0 99,5 100,0 100,5 101,0 101,5 102,0 102,5 103,0
ANAK PEREMPUAN MEDIAN SD Low SD Upp
11,8 11,9 12,0 12,2 12,3 12,4 12,5 12,6 12,7 12,8 12,9 13,0 13,2 13,3 13,4 13,5 13,6 13,7 13,9 14,0 14,1 14,2 14,3 14,5 14,6 14,7 14,9 15,0 15,1 15,2 15,4 15,5 15,6 15,8 15,9 16,0 16,2
1,0 1,0 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,3 1,4 1,3 1,3 1,3 1,4 1,4 1,3 1,4 1,4 1,4 1,5
1,4 1,4 1,4 1,3 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,5 1,5 1,4 1,4 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,7 1,6 1,7 1,7 1,7 1,7 1,8 1,7
91
103,5 104,0 104,5 TINGGI ( cm )
105,0 105,5 106,0 106,5 107,0 107,5 108,0 108,5 109,0 109,5 110,0 110,5 111,0 111,5 112,0 112,5 113,0
16,7 16,9 17,0
1,4 1,5 1,5
1,6 1,5 1,6
ANAK LAKI-LAKI MEDIAN SD Low SD
17,1 17,3 17,4 17,6 17,7 17,9 18,0 18,2 18,3 18,5 18,7 18,8 19,0 19,1 19,3 19,5 19,6
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,5 1,6 1,5 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,7 1,6
Upp 1,8 1,6 1,7 1,6 1,7 1,7 1,7 1,7 1,8 1,8 1,7 1,8 1,8 1,9 1,9 1,9 2,0
103,5 104,0 104,5 TINGGI ( cm )
KATEGORI STATUS GIZI BB/TB: > + 2 SD + 2 s/d – 2 SD - 3 s/d < - 2 SD > - 3 SD
= GEMUK = NORMAL = KURUS = SANGAT KURUS
105,0 105,5 106,0 106,5 107,0 107,5 108,0 108,5 109,0 109,5 110,0 110,5 111,0 111,5 112,0 112,5 113,0
16,3 1,5 1,5
1,4 1,5 1,5
1,8 1,7 1,8
ANAK PEREMPUAN MEDIAN SD Low SD Upp
16,7 16,9 17,0 17,2 17,3 175 17,6 17,8 17,9 18,1 18,2 18,4 18,6 18,7 18,9 19,0 19,2
1,4 1,5 1,5 1,5 1,5 1,6 1,5 1,6 1,5 1,6 1,6 1,6 1,7 16 1,7 1,6 1,7
1,8 1,8 1,9 1,8 1,9 1,8 1,9 1,9 1,9 1,9 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,1 2,1
92
Lampiran 16
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment Taraf Signif N
Taraf Signif N
5%
1%
3
0,997
0,999
4
0,950
5
Taraf Signif N
5%
1%
5%
1%
27
0,381
0,487
55
0,266
0,345
0,990
28
0,374
0,478
60
0,254
0,330
0,878
0,959
29
0,367
0,470
65
0,244
0,317
6
0,811
0,917
30
0,361
0,463
70
0,235
0,306
7
0,754
0,774
31
0,355
0,456
75
0,227
0,296
8
0,707
0,734
32
0,349
0,449
80
0,220
0,286
9
0,666
0,698
33
0,344
0,442
85
0,213
0,278
10
0,632
0,665
34
0,339
0,436
90
0,207
0,270
11
0,602
0,735
35
0,334
0,430
95
0,202
0,263
12
0,576
0,708
36
0,329
0,424
100
0,195
0,256
13
0,553
0,684
37
0,325
0,418
125
0,176
0,230
14
0,532
0,661
38
0,320
0,413
150
0,159
0,210
15
0,514
0,641
39
0,316
0,408
175
0,148
0,194
16
0,497
0,623
40
0,312
0,403
200
0,138
0,181
93
17
0,482
0,606
41
0,308
0,398
300
0,113
0,148
18
0,468
0,590
42
0,304
0,393
400
0,098
0,128
19
0,456
0,575
43
0,301
0,389
500
0,088
0,115
20
0,444
0,561
44
0,297
0,384
600
0,080
0,105
21
0,433
0,549
45
0,294
0,380
700
0,074
0,097
22
0,423
0,537
46
0,291
0,376
800
0,070
0,091
23
0,413
0,526
47
0,288
0,372
900
0,065
0,086
24
0,404
0,515
48
0,284
0,368
1000
0,062
0,081
25
0,396
0,505
49
0,281
0,364
26
0,388
0,496
50
0,279
0,361
94
Lampiran 17
dk 1 2 3 4 5
TABEL NILAI-NILAI CHI KUADRAT Taraf signifikansi 5% 1% 3,481 6,635 5,591 9,210 7,815 11,341 9,488 13,277 11,070 15,086
6 7 8 9 10
12,592 14,017 15,507 16,919 18,307
16,812 18,475 20,090 21,666 23,209
11 12 13 14 15
19,675 21,026 22,368 23,685 24,996
24,725 26,217 27,688 29,141 30,578
16 17 18 19 20
26,296 27,587 28,869 30,144 31,410
32,000 33,409 34,805 36,191 37,566
21 22 23 24 25
32,671 33,924 35,172 35,415 37,652
38,932 40,289 41,638 42,980 44,314
95
Lampiran 18
TENAGA PELAKSANA PENELITIAN Nama Keterangan
No. 1.
Deni Kurniawati
Mahasiswa IKM UNNES
2.
Anton Indriyanto
Mahasiswa Teknik
3.
Siti Malikatin
Mahasiswa IKM UNNES
4.
Tina Mulyanti
Mahasiswa IKM UNNES
5.
Kadarwati
Mahasiswa IKM UNNES
6.
Aning Sri Wahyuni
Bidan Puskesmas Wedarijaksa Pati
7.
Sri Wahyuni
Petugas Puskesmas Wedarijaksa Pati
8.
Sri Wahyuni
Kader Posyandu
9.
Yunita Wijayanti
Kader Posyandu
96
Lampiran 19 Gambar Penelitian
97