SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN IMPLIKASINYA DENGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Oleh : M. Zuhri Jeanita Sonia Rosalin
Jurusan ana!een Pen"i"i#an $ni%ersitas Ne&eri Sura'a S ura'a(a (a )*+,
-A- I PENDA$L$AN Latar -ela#an& Masalah Pendidikan
kita telah mematrikan berbagai sukses yang besar dalam sejarah
pendidikan di dunia. Apabila banyak negara maju dewasa ini memerlukan lebih dari 50 tahun untuk mencapai pendidikan universal 6 tahun bagi rakyatnya, Indonesia dapat mencapainya dalam waktu 15 tahun sejak dimulainya rencana pembangunannya pada tahun 16. !uapuluh tahun kemudian kita mematokkan lagi suatu etape pembangunan selanjutnya
dengan lahirnya "" #o. $ %ahun 1& tentang 'istem (endidikan #asional. !emikianlah beberapa dasar penting yang telah kita letakkan dalam perjalanan pembangunan pendidikan nasional. )alau etape yang pertama berkenaan dengan berbagai target kuantitati* dalam pembangunan, yang kedua berkaitan dengan cara kepengaturan sistem pendidikan nasional. #amun, kedua tonggak dasar sektor pembangunan pendidikan nasional itu baru merupakan dasar bagi pembangunan pada tingkat selanjutnya yang le bih tinggi, yaitu kualitas pendidikan dan penanganan atau manajemen sektor pendidikan itu sebagai bagian dari manajemen pembangunan nasional. +anajemen pendidikan nasional sangat penting karena bukan saja pendidikan itu merupakan kebutuhan dasar manusia Indonesia, bahkan merupakan salah satu dinamisator pembangunan itu sendiri. !engan demikian, manajemen pendidikan haruslah merupakan subsistem dari sistem manajemen pembangunan nasional. +aka lahirlah "ndang"ndang #omor $0 tahun $00tentang 'istem (endidikan #asional, disahkan oleh !( pada tanggal 11 /uni $00-, dan diberlakukan pada tanggal & /uli $00-. !alam atang %ubuh "ndang"ndang tersebut memuat $$ ab, dan (asal, adalah cukup ideal dan akomodati* dalam mengatur sistem pendidikan di Indonesia, %ulisan ini bertujuan untuk melihat prospek manajemen dan perencanaan pendidikan nasional terutama dalam era re*ormasi. Apabila kita berbicara dengan suatu prospek berarti melihat ke depan tentang peranan dan *ungsi manajemen pendidikan nasional. 'ebagai suatu subsistem dari manajemen dan pembangunan nasional, prospek manajemen pendidikan nasional tidak terlepas dari kecenderungankecenderungan global dewasa ini dan di masa depan. (ada era ini dunia menyaksikan suatu perubahan besar dalam tata kehidupan umat manusia dengan runtuhnya tatanan kehidupan sosial, politik dan ekonomi yang tidak berakar pada nilainilai kemanusiaan yang hakiki. )ecenderungan itu ialah humanisasi dari proses pembangunan, globalisasi dari masalah yang dihadapi umat manusia serta proses demokratisasi.
Ruusan Masalah 12 agaimana konsep sistem pendidikan nasional 3
$2 agaimana konsep manajemen pendidikan 3 -2 agaimana pendidikan itu berdampak pada manajemen pendidikan 3
Tu!uan Masalah 12 +endeskripsikan konsep pendidikan nasional $2 +endeskripsikan konsep manajemen pendidikan -2 +endeskripsikan dampak pendidikan ke manajemen pendidikan
-A- II PEM-AASAN Konse/ Siste Pen"i"i#an Nasional 1. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan
'ebagaimana disebutkan dalam ab II, pasal $ bahwa 4 (endidikan nasional berdasarkan (ancasila dan "ndang"ndang !asar #egara epublik Indonesia %ahun 157. 'ecara konseptual, dasar pendidikan nasional ini mengandung nilainilai yang tidak diragukan lagi kehandalannya, amat ideal dan luhur, dan secara konsensus seluruh bangsa Indonesia
sudah
menerimanya.
'edangkan hakekat *ungsi pendidikan nasional yang ditetapkan dalam (asal $, yakni 4
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa7. )alimat ini sederhana, namun memiliki makna yang dalam dan luas. !i mana bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dibangun atas tiga pilar. (ertama, memiliki kemampuan dalam menguasai berbagai aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial, politik, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun aspek agama. )edua, memiliki watak kepribadian yang luhur dan anggun, patriotis dan nasionalis, serta watak bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup. )etiga, memiliki peradaban yang humanis religius, serta kewibawaan yang tinggi, sehingga bangsa bangsa lain tidak memperlakukan dan mengintervensi bangsa Indonesia sekehendaknya. 'emua
ini
menjadi
tanggung
jawab
pendidikan,
"ntuk itu, setiap satuan pendidikan, dituntut dalam programnya mencerminkan tiga pilar tersebut, sehingga dapat mencerdaskan kehidupan peserta didik. !engan kata lain, pendidikan dituntut mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai berbagai aspek kehidupan termasuk aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga akan menampilkan
sosok
manusia
yang
berketrampilan
luhur
dan
tinggi.
'elanjutnya, tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam pasal tersebut adalah 4 "ntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada %uhan 8ang +aha 9sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati*, mandiri, dan menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung
jawab7.
)onsep ini akan menghasilkan manusia yang sempurna :insan kamil2, yakni terbinanya seluruh potensi yang dimiliki baik jasmani, intelektual, emosional, sosial, agama dan sebagainya. !engan demikian, ia dapat mengemban tugas hidupnya dengan baik dan penuh tanggung jawab, baik yang berkenaan dengan kepentingan pribadi, masyarakat, bangsa dan negaranya. "ntuk itu, setiap penyelenggaraan satuan pendidikan dituntut agar dapat mengorientasikan
dan
menjabarkan
tujuan
tersebut.
2. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
'ebagaimana ditetapkan dalam ab III, pasal 4 (endidikan diselenggarakan dengan prinsip demokratis, berkeadilan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa; prinsip satu kesatuan yang sistemik; prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik; prinsip keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik; prinsip pengembangan budaya membaca,
menulis
dan
berhitung;
prinsip
pemberdayaan
semua
komponen
masyarakat7.
(rinsip penyelenggaraan pendidikan yang seperti ini menunjukkan prinsip yang holistik :menyeluruh2, terbuka dan akomodati* dari berbagai aspirasi atau tuntutan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak bangsa. Aksentuasi prinsipprinsip tersebut terletak pada penyelenggaraan pendidikan yang demokratis, berkeadilan, desentralisasi, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. (endidikan yang seperti ini akan memberikan kebebasan dalam ber*ikir
dan
berkreasi
positi*
bagi
anak
didik,
serta
terbuka
bagi
masyarakat.
3. Hak dan Kewajiban
!ijelaskan dalam ab I<, pasal 5 4 'etiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu7, dan 'etiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan7. )onsep ini lebih menekankan pada pemerataan pendidikan bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. !itetapkannya
hak
dan
kewajiban
warga
negara
tersebut
dalam
rangka
mengantisipasi, mengatasi dan menuntaskan adanya kesenjangan memperoleh pendidikan yang
bermutu.
"ntuk
itu
semua
warga
negara
:orang
tua,
masyarakat,
dan
(emerintah=(emerintah !aerah2 dilibatkan secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan. "ntuk tujuan itu "" 'isdiknas mempersyaratkan adanya badan hukum pendidikan, sebagaimana diamanatkan pasal 5- "" 'isdiknas4 :12 (enyelenggara dan=atau satuan pendidikan *ormal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan, :$2 )etentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan undang undang .4. Peserta Didik !itetapkan dalam ab <, pasal 1$ bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak 4 mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama7, dan mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya7. 'ubstansi ab ini menekankan arti pentingnya pendidikan agama bagi peserta didik yang sesuai dengan agama yang dianutnya, karena bertujuan untuk melindungi akidah agama dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan sesuai dengan agama yang dianutnya. >al ini sebagai realisasi dari (ancasila, terutama sila pertama 4 )etuhanan 8ang +aha 9sa7, dan "ndang"ndang !asar 15, (asal
-1 ayat - 4 (emerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ?7, serta untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam "ndang"ndang #omor
$0 tahun $00-, sebagaimana
di atas.
(endidikan agama ini memiliki transmisi spiritual yang lebih nyata dalam proses pembelajaran. )ejelasannya terletak pada keinginan untuk mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kultural serta kerpibadian. >ak peserta didik untuk mendapatkan pendidikan agama, perlu disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuannya. )arena itu, dalam mengimplementasikan pasal tersebut perlu ditekankan kepada penciptaan atmos*ir dan proses pembelajarannya, sehingga peserta
didik benarbenar memahami, menghayati, dan
mengamalkan dari setiap apa yang diajarkan. 5. entuk Penyelenggaraan Pendidikan
!alam ab
lain.
(engertian ini bisa menunjukkan tiga konteks; pertama, adanya suatu barang tapi kurang lantas ditambah, sehingga menjadi lengkap, kedua adanya suatu barang, lantas ditambah barang lain, dan ketiga, tidak
adanya
suatu barang, lantas diadakan.
/ika konteks pertama digunakan dalam mena*sirkan kata melengkapi7, maka akan menunjukkan bahwa programprogram yang ada pada jalur pendidikan *ormal yang kurang=belum terlaksana, akibat *aktor lain seperti sedikitnya waktu belajar, kurangnya sarana dan prasarana, atau belum terpahamkannya program tersebut oleh peserta didik, dan lain sebagainya, maka dapat ditambah programprogram tersebut melalui jalur pendidikan non*ormal atau in*ormal, yang ber*ungsi sebagai penambah atau pendukung program yang sudah
ada.
Implikasinya samasama diakui keberadaannya tetapi tidak disetarakan hasil pendidikannya.
'ebagai contoh misalnya, keberadaan antara +adrasah Ibtidaiyah :+I2 sebagai jalur pendidikan *ormal, dengan %aman (engajian Al@uran :%(A atau %(@2 sebagai jalur pendidikan non*ormal. !engan demikian, pasal $6 ayat 6 tentang hasil pendidikan non*ormal, dan pasal $ ayat $ tentang hasil pendidikan in*ormal perlu ditinjau kembali. /ika konteks kedua digunakan digunakan dalam mena*sirkan kata melengkapi7, maka akan menunjukkan bahwa programprogram yang ada di jalur pendidikan *ormal, dan sudah terlaksana dengan baik atau sempurna, maka bisa menambah programprogram lain yang tidak ada di jalur pendidikan *ormal, melalui jalur pendidikan non*ormal atau in*ormal yang ber*ungsi sebagai pelengkap. /ika pena*siran ini yang digunakan maka sebagai salah satu syarat
adalah
peserta
didik
harus
menempuh
jalur
pendidikan
*ormal.
Implikasinya samasama diakui keberadaannya, dan hasil pendidikannya disetarakan dengan hasil program pendidikan *ormal melalui proses penilaian atau lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. !engan demikian pasal $6 ayat 6, dan pasal $ ayat $ perlu ditindak
lanjuti.
)onteks ketiga, jika konteks ini yang digunakan dalam mena*sirkan kata melengkapi7, maka menunjukkan bahwa programprogram yang tidak ada di jalur pendidikan *ormal, dapat diadakan dan dikembangkan melalui jalur pendidikan non*ormal atau in*ormal yang bersi*at pengganti. !engan demikian pasal $6 ayat 6 , dan pasal $ ayat $, perlu ditindak lanjuti. #amun perlu di garis bawahi, jika peserta didik hanya menempuh pada jalur pendidikan non*ormal, atau in*ormal dengan mendasarkan pada pasal $6 ayat 6 dan pasal $ ayat $, dan tidak mengikuti jalur pendidikan *ormal, maka sangat dikhawatirkan, ke depan jalur pendidikan *ormal akan mengalami degradasi, karena ditinggalkan atau tidak dimasuki lagi oleh peserta didik, dan ini akan menimbulkan persoalan yang lebih kompleks lagi, terutama masalah aturan yang menyangkut syarat rekruitmen calon pegawai negeri atau swasta, atau menyangkut masalah diversi*ikasi kurikulum yang sudah ditetapkan dalam "ndang"ndang
ini.
Bleh karena itu pasal 1-, pasal $6 ayat 6 dan pasal $ ayat $ perlu adanya penjelasan yang jelas dan rinci. !emikian juga kata jarak jauh7 sering diartikan dengan kelas jauh, padahal maknanya
sangat
jauh
berbeda.
(asal 1& ayat - menyebutkan 4 entuk dari 'ekolah +enengah "mum :'+"2 adalah 'ekolah +enengah Atas :'+A2, +adrasah Aliyah :+A2 juga 'ekolah +enengah )ejuruan :'+)2, +adrasah Aliyah )ejuruan :+A)2 atau sekolahsekolah lain yang sederajat7. (ermasalahanpermasalahan di atas, ditambah persoalan lain seperti rendahnya
pendanaan pendidikan, terbatasnya sarana dan prasarana, proses pembelajaran, dan lainlain, manakala
tidak
segera
diselesaikan,
akan
mengakibatkan
kendala
serius
dalam
pengembangan mutu pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. !. "tandar #asi$nal Pendidikan
'ebagaimana ditetapkan dalam ab IC, pasal -5, menyebutkan 4 'tandar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala7. )onsep ini jelas dan rinci sebagai bahan acuan dalam penyelenggaraan satuan pendidikan termasuk acuan pengembangan programprogramnya. Bleh karena itu, implikasinya terhadap pendidikan Islam adalah setiap penyelenggaraan satuan pendidikan, harus mengacu kepada standar nasional pendidikan tersebut, sehingga dapat secara kompetiti* dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. %. Kurikulu&
'ebagaimana ditetapkan dalam ab C pasal -6, -, -& yang intinya dijelaskan 4 (engembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dengan prinsip diversi*ikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik7. (engembangan kurikulum yang ditetapkan ini, dalam rangka membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan Daman. 'eiring dengan pemberlakuan otonomi daerah, yang berpengaruh juga pada pemberian otonomi pendidikan, menuntut adanya pengembangan kurikulum yang lebih akomodati* di sekolah. Bleh karena itu, setiap satuan pendidikan Islam dituntut untuk mampu mengembangkan kurikulum, selain mengacu pada standar nasional pendidikan, juga harus mengacu pada keragaman kultur, dan potensi lingkungan daerah, sebagai bentuk pengembangan kurikulum muatan lokal, yakni menggali dan memberdayakan keragaman kultur dan potensi daerah sebagai bagian dari pengembangan kurikulum pendidikan. !engan mengorientasikan pada peningkatan keimanan dan ketakwaan sebagai pemandu dalam menggali ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menggali dan memberdayakan keragaman kultur dan potensi daerah, akan tampil sosok yang berketrampilan dan berakhlak mulia dalam rangka memenuhi tuntutan dunia kerja. '. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Eokus analisis ini lebih diarahkan pada pasal 0 ayat $. Alasannya pasal dan ayat
inilah inti dalam ab CI. !alam pasal dan ayat tersebut dijelaskan 4 (endidik dan tenaga kependidikan berkewajiban 4 +enciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreati*, dinamis dan dialogis; +empunyai komitmen secara pro*esional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, pro*esi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya7. )onsep yang ideal ini jika dapat diaplikasikan dalam setiap penyelenggaraan satuan pendidikan Islam, maka akan terwujud akuntabilitas lembaga pendidikan Islam yang mandiri menuju keunggulan, dan pada gilirannya akan mewujudkan kemajuan s uatu bangsa dan negara. %entunya kewajibankewajiban pendidik dan tenaga kependidikan seperti inilah yang dituntut dan diharapkan, sebab pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha re*ormasi pendidikan yang diarahkan pada perubahanperubahan kualitati*. 'etiap usaha peningkatan mutu pendidikan seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metodemetode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berati manakala melibatkan tenaga pendidik :guru=dosen2 dan tenaga kependidikan. #amun demikian, kewajibankewajiban yang luhur dan amat berat tersebut, perlu diimbangi dengan peningkatan gaji. (erlu dibuat peraturan gaji khusus untuk pendidik dan tenaga kependidikan yang memungkinkan struktur penggajian tersebut berbeda dengan (#' lainnya, sehingga pendidik dan tenaga kependidikan tidak perlu melakukan aktivitasaktivitas lain, selain berkonsentrasi secara pro*esional dalam menjalankan tugastugas yang luhur dan berat tersebut. ealisasi dari harapan ini adalah dengan disahkannya "ndang"ndang #omor 1 tahun $005 tentang Furu dan !osen. (. "arana dan Prasarana Pendidikan
'ebagaimana ditetapkan dalam ab CII pasal 5 ayat 1 dijelaskan bahwa 4 'etiap satuan pendidikan *ormal dan non*ormal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi *isik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik7. (asal ini menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam satuan pendidikan, sebab tanpa didukung adanya sarana dan prasarana yang relevan, maka pendidikan tidak akan berjalan secara e*ekti*. (endayagunaan sarana dan prasarana :hardware2 tidak hanya secara *ungsional membuat lembaga pendidikan Islam bersi*at e*ekti*, e*isien, melainkan lebih dari itu akan memunculkan citra di mata publik sebagai lembaga yang bergengsi. #amun di sini yang lebih
ditekankan adalah sarana dan prasarana yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan semua potensi peserta didik, dan disesuaikan dengan kondisi daerah di mana satuan pendidikan itu diselenggarakan, serta kemampuan pengelola dalam menggunakannya. 1). Pendanaan Pendidikan
Eokus dari analisis ini lebih diarahkan pada pasal 6 ayat 1 yang menetapkan4 (endanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara (emerintah, (emerintah !aerah dan masyarakat7. !an pasal ayat a dan $, yakni 4 'umber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan, dan (emerintah, (emerintah !aerah, serta masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku7. (asal ini nampak terlalu politis, artinya keberanian pemerintah dan pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan adalah minimal $0 persen dari A(# dan A(!, ditambah lagi dalam pasal - ayat $, disebutkan bahwa (emerintah dan (emerintah !aerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya7. /ika hal ini dapat diwujudkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, maka akan dapat membantu benar dalam suksesnya pendidikan di Indonesia, namun di sini lagilagi ada tambahan kata bersama dengan masyarakat7. !i sinilah letak politisasi tersebut, sehingga pihak sekolah pada jenjang pendidikan dasar, masih ada pemungutan biaya sekolah. #amun demikian tidak menjadi masalah, asal pemerataan, mutu dan relevansi pendidikan, serta manajemen pendidikan lebih ditingkatkan, sehingga dapat mengantarkan anak didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Konse/ Mana!een Pen"i"i#an 'etiap organisasi memiliki aktivitasaktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 'alah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. !alam organisasi bisnis dikenal antara lain manajemen pengangkutan dan pengiriman, manajemen pembelian dan gudang, manajemen perencanaan, manajemen operasi, dan s ebagainya. !alam organisasi pendidikan macammacam manajemen seperti itu tidak dikenal, melainkan hanya ada satu jenis manajemen yang bertingkat ialah manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan.
Pengertian Manajemen
Ada kaitan yang erat antara organisasi, administrasi, dan manajemen. Brganisasi ialah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai citacita mereka, mulamula mereka mengintegrasikan sumbersumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen, dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatankegiatan untuk mencapai citacita tersebut. aik manajemen maupun melaksanakan kegiatan itu disebut administrasi. +emang sukar dibedakan antara administrasi dan manajemen. %etapi bila diperhatikan tulisan !avis :16, h. $2 yang membedakan manejemen sebagai peranan dan manajemen sebagai tugas, hal ini memberi jalan untuk membedakan kedua istilah itu. +anajemen sebagai tugas ialah melaksanakan *ungsi*ungsi manajemen sementara itu salah satu manejemen sebagai peranan disebutkan peranan administrasi eksekuti*. (eranan eksekuti* ialah mengerjakan atau melaksanakan keputusan pada tingkat tertinggi. !engan demikian administrasi dapat dikatakan proses melaksanakan keputusan secara umum yang telah diambil sebelumnya baik oleh organisasi itu maupun oleh pihak lain. 'esudah menemukan pengertian organisasi dan administrasi, selanjutnya akan dibahas tentang pengertian manajemen. !ale mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen sebagai :12 mengelola orangorang, :$2 pengambilan keputusan, :-2 proses mengorganisasi dan memakai sumbersumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan :1-, h. 2. (endapat pertama merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencakup para anggotanya dan materi. Brang dan materi termasuk dana diatur dan diarahkan, kemudian diputuskan aturanaturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi. 'uatu pandangan yang lebih bersi*at umum dari pada pandanganpandangan di atas menyatakan bahwa manajemen ialah proses mengintegrasikan sumbersumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan :/ohnson, 1-, h. 152. 8ang dimaksud sumber di sini ialah mencakup orangorang, alatalat, media, bahanbahan, uang, dan sarana. 'emuanya diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. >ubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen dalam pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut4
1. (ada tingkat tertinggi a. adminstrasi bertugas melaksanakan keputusankeputusan dari atasan atau pemerintah pusat dalam bentuk aktivitas manajemen dari prosesing. b. manajemen bertugas memadukan sumbersumber pendidikan secara keseluruhan dan mengontrol=mengawas agar tepat dengan tujuan pendidikan. c. prosesing ialah melaksanakan alokasi sumbersumber pendidikan untuk masingmasing unit tingkat madya yang sudah diputuskan oleh manajer tertinggi. $. (ada tingkat madya a. administrasi bertugas melaksanakan keputusankeputusan dari unit tertinggi dalam bentuk manajemen dan prosesing. b. manajemen bertugas memadukan sumbersumber pendidikan yang diberikan oleh unit tertinggi ditambah hasil usaha pengadaan sendiri dan mengontrol=mengawas agar tepat dengan tujuan pendidikan di unitnya. c. prosesing ialah melaksanakan alokasi sumbersumber pendidikan untuk masingmasing unit tingkat terdepan yang sudah diputuskan oleh manajer madya. -. (ada tingkat terdepan a. administrasi bertugas melaksanakan keputusankeputusan dari unit madya dalam bentuk manajemen dan prosesing. b. manajemen bertugas memadukan sumbersumber pendidikan yang diberikan oleh unit madya ditambah hasil usaha pengadaan sendiri dan mengontrol=mengawas agar tetap dengan tujuan pendidikan di unitnya. c. prosesing ialah mendidik, mengajar, dan melatih para siswa=mahasiswa. Ciri-Ciri Pendidikan Indonesia
%ujuan pendidikan bangsa Indonesia yang tertera dal am %A( +( II tahun 1&- ialah meningkatkan ketaGwaan terhadap %uhan 8ang +aha 9sa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat mengembangkan dan menumbuhkan manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersamasama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa :"ndang"ndang !asar 5, 1&, h. 1-2. %ujuan pendidikan ini sudah mencakup seluruh aspek individu yang perlu dikembangkan dan ditumbuhkan. +ulai dari spiritual, kepribadian, pikiran, kemauan, perasaan, keterampilan, sosial, sampai dengan
jasmani dan kesehatan perlu dilayani untuk dikembangkan dan ditumbuhkan. Inilah yang dimaksud dengan perkembangan total, mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. )esembilan aspek individu itu dikembangkan secara optimal, artinya masingmasing aspek itu dikembangkan setinggitingginya sesuai dengan potensinya dan tersedianya sumbersumber pendidikan. ila semua aspek sudah berkembang secara optimal berarti aspekaspek itu berkembang secara seimbang yaitu tidak ada salah satu dari aspke itu yang dilalaikan perkembangannya. Inilah yang membuat perkembangan menjadi harmonis. 'upaya perkembangan optimal, berimbang, dan harmonis itu menjadi sempurna perkembangan semua aspek individu itu perlu dibuat berintegrasi satu dengan yang lain. !engan cara ini barulah akan diperoleh perkembangan total atau manusia Indonesia seutuhnya. Hiri lain perlu mendapat perhatian dalam pendidikan Indonesia ialah pembentukan cara hidup serba teknologi dalam kebudayaan Indonesia. >al ini penting sebab kemajuan teknologi di dunia sangat pesat. ila pendidikan tidak menyiapkan sikap positi* terhadap teknologi, dikhawatirkan Indonesia akan tertinggal dalam bidang itu. Agar tidak terjadi hal seperti itu sejak awal para siswa=mahasiswa perlu memahami teknologi, mengerti man*aatnya dalam kehidupan, dan bila mereka berbakat perlu dibina untuk menjadi kaderkader teknolog yang pantang menyerah. Hakikat Manajemen
!alam organisasi penjelajah alam baik yang terdiri dari $ orang atau lebih juga nampak ada administrasi, manajemen, dan supervisi. Adminstrasi di sini ialah mencakup seluruh kegiatan mereka dari persiapan, perjalanan, sampai mereka sampai pada tujuan. 'edangkan manajemennya terletak pada kegiatankegiatan awal yaitu mencakup apa yang perlu disiapkan, jalan mana yang akan ditempuh, kalau ada rintangan tertentu bagaimana cara mengatasi, dan sejenisnya, serta apa dijadikan bukti bahwa penjelajahan sudah sampai pada tujuan. 'upervisi akan terjadi bila salah seorang anggota kelompok memberi petunjuk atau saran kepada temannya yang keliru atau menemui rintangan di perjalanan. +ulamula
*ungsi
manajemen
banyak
ragamnya
seperti
merencanakan,
mengorganisasi, menyusun sta*, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengontrol, mencatat dan melaporkan, dan menyusun anggaran belanja. )emudian dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan, mengorganisasi, memberi komando, mengkoordinasi,
dan mengontrol. 'elanjutnya >ersey :1&, h. 2 hanya menyebutkan *ungsi saja yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi, dan mengontrol. Manajemen yang Fleksibel, Efektif, dan Efisien
%ujuan administrasi dengan manajemennya ialah untuk memenuhi misi yang diemban oleh administrator, yaitu untuk menyelesaikan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Administrasi dengan manajemennya memang merupakan suatu alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan. %ujuan itu akan dapat dicapai tepat pada waktunya bila administrasi dan manajemen itu dalam keadaan yang baik. +anajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep, dan yang sesuai dengan obyek yang ditangani serta tempat organisasi itu berada. 'ebagai bagian dari suatu ilmu, seharusnya manajemen itu tidak boleh menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada. #amun variasi bisa terjadi akibat kreasi dan inovasi para manajer.
+anajemen yang e*isien dapat diperoleh dengan cara, pertama, mengerjakan segala sesuatu dengan benar. Artinya prosedur yang ditempuh, sarana, media, material yang dipakai, dan metode yang diterapkan harus cocok dengan apa yang dikerjakan. +isalnya kalau ingin menegakkan masyarakat ilmiah di kampus hendaklah dengan metode melaksanakan secara langsung, yaitu setiap warga kampus hanya melakukan aktivitasaktivitas yang sesuai dengan tugasnya selama ia berada di lingkungan kampus. Manajemen Sebagai Sistem
ila melaksanakan manajemen secara sistem, berarti memberi perhatian dan perlakuan dengan proporsi yang relati* sama kepada sub sistemsub sistemnya. %idak dibenarkan manajer hanya memperhatikan beberapa saja dari sub sistemnya dengan menomorduakan sub sistem lainnya. +isalnya kalau ingin memajukan pendidikan hendaknya perhatian terhadap perbaikan in*ormasi dan personalia sama intensitasnya dengan perhatian terhadap perbaikan teknik atau kurikulum. !engan memberi perhatian dan perlakuan yang relati* sama terhadap sub sistemsub sistem manajemen, diharapkan jalan organisasi pendidikan tidak timpang. 'ub sistemsub sistem itu akan semakin meningkat secara serempak dan terpadu melaksanakan misi pendidikan membentuk manusia seutuhnya yang pancasilais seperti sudah diuraikan pada ciriciri pendidikan Indonesia.
-A- III
PEN$T$P Kesi/ulan
DAFTA P!STA"A
(idarta, +ade. 1&&. Manajemen Pendidikan Indonesia. /akarta4 (%. ina Aksara.