SISTEM INFORMASI PRODUKSI KAKAO (Theobroma cacao L.) DI D I KECAMA KEC AMAT TAN LIMA LI MA KOTO KAMPUNG DALAM, KABUPATEN PADANG PARIAMAN Santosa*), Azrifirwan*), dan Dede Pranata **) *)
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Padang **) Alumni Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK Penelitian tentang sistem informasi produksi kakao (Theobroma Theobroma cacao L.) di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman telah dilak dilaksan sanaka akan n pada pada bulan bulan Okto Oktober ber sampai sampai dengan dengan Desem Desember ber 200 2007. 7. Tujua ujuan n penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem informasi kakao berbasiskan komputer yang yang berisi berisika kan n tentan tentang g kegiat kegiatan an bud budida idaya ya,, prapan prapanen, en, panen, panen, dan pascapanen yang dilakukan oleh petani kakao serta informasi produksi kakao di Kecam Kecamat atan an V Koto Koto Kampun Kampung g Dalam Dalam.. Penel Peneliti itian an ini dilaks dilaksan anaka akan n melal melalui ui wawancara langsung ke petani kakao di Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabu Kabupa pate ten n Pada Padang ng Pari Pariam aman an deng dengan an meto metode de peng pengam ambi bila lan n samp sampel el acak acak terstrat terstratifik ifikasi asi ( strat Strata ta yang ang digu diguna naka kan n yaitu aitu stratif ified ied rando random m sampl samplin ing). g). Stra berdasarkan luas lahan petani dan dengan ukuran sampel lima persen dari total petani kakao kakao di Kecamatan Kecamatan V Koto Kampung Kampung Dalam. Pengolahan Pengolahan data menjadi menjadi basisda basisdata ta dilakuka dilakukan n dengan dengan menggun menggunakan akan perangka perangkatt lunak lunak Microsof Microsoftt Office Office Access 2003 yang ditampilkan ditampilkan menjadi sebuah program sistem informasi dengan mengguna menggunakan kan perangkat perangkat lunak Visual isual Basic Basic 6.0. 6.0. Kegiatan Kegiatan ini dilaksan dilaksanakan akan di Laboratorium Komputer Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Andalas, Pada Padang. ng. Dari Dari penel peneliti itian an yang yang telah telah dilaksa dilaksanak nakan an maka maka dihas dihasil ilkan kan sistem sistem infor informa masi si produk produksi si kakao kakao (Theobr L.) di Kecam Kecamat atan an Lima Lima Koto Koto Theobrom oma a cacao cacao L.) Kampun Kampung g Dalam Dalam,, Kabup Kabupate aten n Padan Padang g Paria Pariama man n yang yang beris berisika ikan n infor informa masi si perkemb perkembanga angan n kakao kakao di sentra sentra kakao kakao Provins Provinsii Sumater Sumateraa Barat Barat tersebut tersebut serta serta rekomendasi komprehensif kegiatan usahatani kakao.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Padang Pariaman merupakan kabupaten di Sumatera Barat yang dijadikan sebagai basis pengembangan pengembangan tanaman kakao sejak tahun 1991/1992. Dengan pola perkebunan perkebunan rakyat, rakyat, Kabupaten Kabupaten Padang Pariaman dijadikan dijadikan Pemerintah Pemerintah Provinsi Provinsi Suma Sumate tera ra Bara Baratt
seba sebaga gaii
pilo pilott
proy proyek ek peng pengem emba bang ngan an kaka kakao o
dan dan
memu memula laii
2 pengemb pengembanga anganny nnya a di Nagari Nagari Sikucu Sikucurr Kecama Kecamatan tan Lima Lima Koto Koto Kampung Kampung Dalam Dalam (www.pariaman.go.id, 2007). Perkem Perkembang bangan an lahan lahan dan produks produksii kakao kakao di Kabupate Kabupaten n Padang Padang Pariam Pariaman an diperkirakan akan meningkat di tahun berikutnya sehubungan dengan bertambahnya areal perkebunan kakao di Kabupaten Padang Pariaman serta dukungan pemerintah pusat pusat yang yang mencanan mencanangka gkan n Provin Provinsi si
Sumate Sumatera ra Barat sebagai sebagai sentra sentra kakao kakao di
Indonesia Bagian Barat (Disbun Sumbar, 2006).
Peningkatan kuantitas belum diikuti oleh peningkatan mutu yang dihasilkan. Permasalahan pemasaran mutu kakao yang rendah akan mengakibatkan harga kakao kakao yang yang dihasilk dihasilkan an murah. murah. Berdasa Berdasarkan rkan data Dinas Dinas Perkebu Perkebunan nan Provins Provinsii Sumatera Barat (2006), biji kakao perkebunan Kabupaten Padang Pariaman saat ini di pasar lokal harga rata-rata pada tahun 2005 adalah Rp 11.750/kg. Padahal, harga harga ini tidak tidak seband sebanding ing dengan dengan harg hargaa luar luar negeri negeri yang yang dijua dijuall sehar seharga ga Rp 18.578/kg (Disbun Sumbar, 2006 dan www.icco.org, 2007). Upaya konkrit yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan penyuluhan kepada kepada petani petani-pe -petan tanii kakao kakao di Kabup Kabupate aten n Padan Padang g Paria Pariama man n oleh oleh penyu penyuluh luh pertanian ataupun pemerintah sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas perkebunan kakao di daerah tersebut. Penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan sasaran untuk merubah pelaku petani dengan tolak ukur mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu media informasi yang digunakan sebagai media penyuluhan adalah komputer yang merupakan media visual. Kelebihan media informasi yang berupa visual yaitu dapat menyentuh indra penglihatan sehingga lebih cepat diserap daripada indra yang lainnya. Selain itu, komputer sebagai media informasi berupa visual dapat meningkatkan kemampuan penyerapan informasi yang diberikan kepada pengguna komputer tersebut (Santosa, 2002). Penerpan sistem informasi di bidang pertanian semakin berkembang. berkembang. Situssitus situs informas informasii di internet internet tentang tentang informas informasii pertania pertanian n juga semakin banyak. banyak. Namun akses informasi di tingkat daerah belum maksimal karena keterbatasan sarana dan sumber daya manusia yang ada. Pengembangan sistem informasi lokal perlu dikembangkan sehingga penyerapan informasi ke daerah semakin baik.
3 Penerapan Penerapan sistem informasi di daerah masih terbatas. Penggunaan arsip dan Microsoft Office Excel sebagai sumber basis data di daerah perlu ditingkatkan menjadi sistem informasi yang lebih aman dan efektif. Salah satunya adalah dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Micr Micros osof oftt Visua isuall Basi Basicc 6.0 6.0 meru merupa paka kan n sala salah h satu satu pera perang ngka katt luna lunak k pemrograman komputer yang dapat diaplikasikan untuk mengembangkan sistem informasi. Selain bahasa pemrograman yang lebih mudah dipelajari, software ini sangat aplikatif untuk komputer yang memiliki sistem operasi Windows. Kebanya Kebanyakan kan petani petani Indonesi Indonesiaa tidak tidak mampu mampu mengoper mengoperasik asikan an komputer komputer dengan baik, namun pengadaan media informasi berupa basis data kakao ini perlu dikembangkan sehingga dapat dijadikan oleh pemerintah sebagai informasi serta media penyuluhan kepada petani kakao. Dengan kata lain, basis data komputer dapat dapat diguna digunaka kan n sebaga sebagaii media media perant perantara ara peny penyulu uluh h dan peme pemerin rintah tah untuk untuk disa disamp mpai aika kan n kepa kepada da peta petani ni kaka kakao. o. Sela Selain in itu itu basi basiss data data tent tentan ang g tekn teknik ik menghas menghasilka ilkan n kakao kakao yang berkuali berkualitas tas baik yang yang meliput meliputii kegiatan kegiatan prapanen prapanen,, panen, dan pascapanen yang dilakukan oleh petani kakao di Kabupaten Padang Pari Pariam aman an dapa dapatt dija dijadi dika kan n seba sebaga gaii baha bahan n kore koreks ksii bagi bagi peme pemeri rint ntah ah untu untuk k menyampaikan teknik perkebunan kakao yang benar. Teknologi eknologi informa informasi si perlu perlu digunaka digunakan n untuk untuk meningk meningkatka atkan n penyedia penyediaan an informas informasii agar dapat dapat menduku mendukung ng proses proses pengambi pengambilan lan keputusan keputusan.. Kecepat Kecepatan an infor informa masi si sanga sangatt menen menentuk tukan an berhas berhasil il tidakn tidaknya ya strate strategi gi dan rencan rencanaa yang yang tersusun. Sehingga penerapan sistem informasi yang berbasis komputer menjadi kebutuhan yang mutlak. Dengan adanya sistem informasi yang berbasis komputer, kecepatan, kecepatan, ketelitian dan penyediaan penyediaan data akan lebih maksimal, maksimal, mudah disimpan, dimodi dimodifi fikas kasii dan dipang dipanggil gil kembal kembalii dengan dengan cepat cepat serta serta dapat dapat memb memberi erikan kan keunggulan kompetitif lainnya, sehingga mendapat prioritas yang tinggi. Penera Penerapan pan komput komputer er sebaga sebagaii sistem sistem inform informasi asi produk produksi si kakao kakao memilik memilikii beberapa keunggulan keunggulan yaitu: (1) proses pengolahan yang cepat, (2) tingkat akurasi informas informasii yang yang dihasilk dihasilkan an cukup cukup tinggi, tinggi, (3) efisiens efisiensii sumber sumber daya daya manusia, manusia,
4 (4) kemudah kemudahan an berinter berinteraksi aksi dengan dengan pengguna penggunanya nya,, dan (5) peningka peningkatan tan nilai nilai informasi.
Kelebihan sistem informasi ini dibandingkan sistem informasi sejenisnya diant diantar arany anyaa adalah adalah (1) (1) inform informasi asi dipero diperole leh h langs langsung ung dari dari data data petani petani lokal lokal sehingga dapat meminimalisasi bias, dan (2) memberikan rekomendasi ke petani lokal sesuai dengan evaluasi yang diperoleh dari data kuisioner.
1.2 Tujuan ujuan
Penel Peneliti itian an ini ini bertu bertujua juan n untuk untuk meran merancan cang g dan dan membua membuatt suatu suatu sistem sistem informasi kakao (Theobroma komputer yang berisikan Theobroma cacao L.) berbasiskan komputer yang tentang kegiatan budidaya, prapanen, prapanen, panen, dan pascapanen yang dilakukan oleh petani kakao serta informasi produksi kakao di Kabupaten Padang Pariaman.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kakao (Theobroma (Theobroma cacao L.) 2.1.1Sistematika Tanaman Kakao
Kakao merupakan satu-satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae Sterculiaceae yang diusahakan diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988), sistematika tanaman kakao adalah sebagai berikut. Divisi
: Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae Bangsa
: Malvales
Suku
: Sterculiaceae
Marga
: Theobroma
Jenis
: Theobroma cacao L. Menurut Cheesman (cit. Wood dan Lass, 2001), kakao dibagi tiga kelompok
besar, yaitu criollo , forastero dan trinitario . Sifat criollo adalah pertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih rendah daripada forastero , relatif gampang terserang hama dan penyakit. Permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol-bonjol, dan alur-alurnya jelas. Kulit ini tebal tetepi lunak sehingga mudah dipecah. Kadar lemak dalam biji lebih rendah daripada forastero tetapi tetapi ukuran ukuran bijinya bijinya besar, besar, bentukny bentuknyaa bulat, bulat, dan memberi memberikan kan citarasa citarasa khas yang baik. baik. Lama Lama fermenta fermentasi si bijiny bijinyaa lebih lebih singkat singkat daripada daripada tipe forastero. Dalam tata niaga kakao criollo termasuk kelompok kakao mulia (fine-flavoured), sementara itu kakao forastero termasuk kakao lindak (bulk). Kelompok kakao trinitario merupakan hibrida criollo
dengan forastero .
Sifat morfologi dan fisiologinya sangat beragam, demikian juga daya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga, kelompok trinitario dapat masuk ke dalam kakao mulia dan lindak, bergantung pada mutu bijinya (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006).
6 Poedjiwidodo (1996) menggambarkan perbedaan antara kakao criollo dan forastero seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Ciri-Ciri Ciri -Ciri Kakao Criollo dan Forastero Ciri-ciri Pertumbuhan tanaman
Criollo lemah
Forastero kuat
Produksi
rendah
tinggi
Masa berbuah
lambat
cepat
Ketahanan terhadap
peka/rentan
tahan/toleran
tipis, lunak, permukaan
tebal, keras, permukaan
kasar
halus
Warna kulit buah
merah – oranye
hijau – merah
Alur pada kulit buah
dalam dan dangkal
dalam
hama/penyakit Kulit buah
berselang-seling Ujung buah
tumpul agak bengkok
bottle neck ada/tidak ada
tidak ada bottle neck Biji
bulat
gepeng
Warna endosperma endosp erma
putih
ungu tua
Rasa
enak
kurang enak
Fermentasi
cepat
lambat
2.1.2Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam pada daerah-daerah yang yang bera berada da pada pada 10
o
LU samp sampai ai deng dengan an 10
o
LS. Walaupun alaupun demikia demikian, n,
penyebaran pertanaman kakao berada pada daerah-daerah antara 7 o LU sampai dengan 18
o
LS. Hal ini berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah
penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao pun masih toleran pada daerah 20 o LU sampai 20
o
LS. Indonesia yang berada pada 5 o LU sampai dengan 10
o
LS
masih sesuai untuk penanaman kakao. Daerah-daerah di Indonesia tersebut ideal jika tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut (Siregar et al ., ., 2007).
7 Pusat Pusat Peneliti Penelitian an Tanah dan Agrokli Agroklimat mat (1993) (1993) mengelo mengelompo mpokkan kkan syaratsyaratsyarat agroklimatogi untuk pertumbuhan tanaman kakao seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Syarat-Syarat Agroklimat Pertumbuhan Kakao No. Komponen Agroklimat Lahan 1. Temperatur (oC) 2. Bulan Kering (< 75mm) 3. Curah Hujan (mm/tahun) 4. Tekstrur Tanah 5. pH Tanah 6. Salinitas Tanah (mmhos/cm) 7. Kedalam Sulfidik (cm) 8. Lereng Lahan (%) 9. Batuan Permukaan (%) 10 . Singkapan Batuan (%) 11. Kedalam Efektif (cm) Keterangan tekstur tanah: C = Liat L = lempung Si = Debu S = Pasir
Kriteria 25 – 28 1–2 1.500 - 2.500 SL, L, SCL, SiL, Si, CL, SiCL 5,5 - 6,5 <1 > 1 75 <8 <5 <5 > 1 00
Lahan yang tidak sesuai akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kakao. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm/tahun akan mengakibatkan mengakibatkan penyakit buah buah busuk busuk (black emperatu aturr yang yang lebih lebih randa randah h dari dari 10o C akan akan (black pods). pods). Temper menga engaki kiba batk tkan an
gugu gugurr
daun daun
dan dan
meng menger erin ingn gny ya
bung bunga, a,
sehi sehing ngga ga
laju laju
pertumb pertumbuhan uhannya nya berkuran berkurang. g. Sedangka Sedangkan n temperat temperatur ur yang yang tinggi tinggi akan memacu memacu pembungaan, tetapi kemudian akan segera gugur. Pengamatan yang dilakukan PT Perkebunan XIII menunjukkan bahwa temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang juga akan mempengaruhi mempengaruhi berat biji. Temperatur Temperatur yang relatif rendah akan meny menyeba ebabka bkan n biji biji kakao kakao banya banyak k menga mengandu ndung ng asam asam lemak lemak yang yang tidak tidak jenuh jenuh (Siregar et al ., ., 2007).
8 2.1.3Teknis Budidaya Tanaman Kakao 2.1.3.1Pembibitan
Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. a. Pers Persy yarat aratan an Beni Benih h Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon. Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain: (1) pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur, (2) bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya, dan (3) berumur 4-6 bulan. b. b. Peny Penyia iapa pan n Beni Benih h Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20 - 25. Lendir buah dibersihkan dengan meremas-remasnya dalam serbuk serbuk gergaj gergajii lalu dicuci dengan air dan direndam direndam dengan fungisid fungisida. a. Benih Benih dijemur dijemur di bawah bawah sinar sinar matahar matahari. i. Benih Benih yang yang baik memiliki memiliki daya daya kecamba kecambah h sedikitnya 80 %. c. Teknik eknik Peny Penyem emaia aian n Beni Benih h Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5 - 10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m. Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5 % selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.
9 d. Pemel Pemelih ihara araan an Pembib Pembibita itan n Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag. Kecambah yang memenuhi memenuhi syarat untuk dipindahkan dipindahkan ke dalam pembibitan pembibitan berkecambah pada hari ke 4 - 5 dan akarnya akarnya lurus. lurus. Satu kecambah kecambah kakao dimasukk dimasukkan an ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polybag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman anyaman bambu. Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram gram/b /bib ibit it)) atau atau NPK NPK (2 gram gram/b /bib ibit it). ). Pupu Pupuk k dibe diberi rika kan n pada pada jara jarak k 5 cm melingk melingkarai arai batang batang kecuali kecuali untuk untuk urea yang diberika diberikan n dalam dalam bentuk bentuk larutan. larutan. Pengend Pengendalia alian n hama hama dilakuka dilakukan n dengan dengan penyempr penyemprotan otan insekti insektisida sida dan fungisid fungisidaa setiap 8 hari. e. Pemi Pemind ndah ahan an Bibit ibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4 - 5 bulan, tinggi 50 - 60 cm, berdaun 20 - 45 helai dengan sedikitnya sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman (www.lc.bppt.go.id www.lc.bppt.go.id,, 2007).
2.1.3.2Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan Lahan Lahan perkebun perkebunan an kakao kakao dapat berasal berasal dari hutan asli, asli, hutan hutan sekunder sekunder,, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus
10 dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25 - 60 % harus dibuat teras individu.
11 b. b. Pemb Pembuk ukaa aan n Laha Lahan n Cara Cara peny penyia iapa pan n laha lahan n dapa dapatt deng dengan an cara cara pemb pember ersi siha han n sele selekt ktif if dan dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supa supay ya tana tanam man kaka kakao o dan dan poho pohon n naun naunga gan n dapa dapatt tumb tumbuh uh baik baik.. Untuk ntuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan. c. Penga Pengapur puran an dan dan Pemu Pemupu pukan kan Lahan Lahan Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak sebanyak 1.500 kg/ha. Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/ gram/lub lubang ang atau atau pup pupuk uk urea urea seban sebanya yak k 200 gram gram/l /luba ubang, ng, dan dan pup pupuk uk TSP TSP sebanyak sebanyak 100 gram/lu gram/lubang. bang. Pupuk-p Pupuk-pupuk upuk tersebut tersebut diberika diberikan n 2 (dua) (dua) minggu minggu sebelum sebelum penanam penanaman an bibit bibit cokelat, cokelat, kemudian kemudian lubang lubang tersebut tersebut ditutup ditutup kembali kembali denga engan n
tan tanah
ata atas
yang
dica dicam mpur pur
denga engan n
pupuk upuk
kanda andan ng/ko g/kom mpos
(www.lc.bppt.go.id www.lc.bppt.go.id,, 2007).
2.1.3.3Teknik Penanaman
a. Penen Penentua tuan n Pola Pola Tanama anaman n Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong di antara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu: 1) Pohon Pohon pelind pelindung ung semen sementar taraa Pohon Pohon ini diperl diperluka ukan n untuk untuk meli melindu ndungi ngi tanam tanaman an kakao kakao muda muda (belum (belum berp berprod roduks uksi) i) dari dari tiupa tiupan n angin angin dan sinar sinar matah matahar ari. i. Jenis Jenis poh pohon on yang yang dapat dapat ditan ditanam am adala adalah h pisang pisang (Musa paradisi paradisiaca aca), turi (Sesbania Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.
2) Poho Pohon n pelin pelindu dung ng teta tetap p
12 Poho Pohon n ini ini haru haruss dipe dipert rtah ahan anka kan n sepa sepanj njan ang g hidu hidup p tana tanama man n kaka kakao o dan dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah lamtoro ( Leucena Leucena sp.), sengon jawa ( Albizia Albizia stipula ), dadap ( Erythrina Erythrina sp.) dan kelapa (Cocos nucifera ). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang ang dian dianju jurk rkan an adal adalah ah 3 x 3 m2 denga dengan n kerapa kerapata tan n poh pohon on 1.100 1.100 batang batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang. b. b. Pembua Pembuata tan n Luban Lubang g Tan Tanam am Lubang tanam dibuat 2 - 3 bulan sebelum tanam dengan ukuran: 1) 40 x 40 x 40 cm untuk untuk tanah tanah berte bertekstu ksturr sedang, sedang, 2) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah tanah bertekstur bertekstur berat, berat, dan 3) 30 x 30 x 30 cm untuk untuk tanah tanah berte bertekstu ksturr ringan. ringan. Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/ gram/lub lubang ang dan Sp-3 Sp-36 6 100 100 gram/ gram/lub lubang ang,, kemudi kemudian an lubang lubang tanam tanam ditut ditutup up kembali. c. Cara Cara Pena Penana nama man n 1) Polyb Polybag ag disay disayat at pada bagian bagian sisi sisi dan bawah, bawah, bibit bibit dikeluar dikeluarkan kan dan media media dalam keadaan utuh. 2) Lu Luba bang ngii luba lubang ng tana tanam m yang ang tela telah h ditu ditutu tup p lagi lagi ters terseb ebut ut sele seleba barr diam diamet eter er polybag. Bibit diletakkan sehingga permukaan media sejajar dengan tanah. 3) Tanah galian galian dimasukkan dimasukkan kembali kembali dan dan tanah dipadatkan dipadatkan di sekeliling sekeliling bibit. 4) Batang Batang bibit bibit ditopang ditopang dengan dengan dua potong potong kayu/ kayu/bamb bambu. u. 5) Untu Untuk k menc menceg egah ah gang ganggu guan an hewa hewan, n, tana tanama man n kaka kakao o haru haruss dibe diberi ri paga pagar r pengaman dari bambu (www.lc.bppt.go.id (www.lc.bppt.go.id,, 2007).
2.1.3.3Pemeliharaan Tanaman
a. Peny nyiiangan
13 Pengend Pengendalia alian n gulma gulma dilakuka dilakukan n dengan dengan membaba membabatt tanaman tanaman penggang pengganggu gu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5 - 2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500 - 600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah
dengan
cara
mencabut
tanaman
pengganggu.
Tujuan
peny penyian iangan gan/pe /penge ngenda ndalia lian n gulma gulma adala adalah h untuk untuk menc mencega egah h persai persainga ngan n dalam dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dilakukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan. b. b. Pema Pemang ngka kasa san n Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. 1) Pema Pemang ngka kasa san n bentu bentuk k −
Fase muda Dilakukan pada saat tanaman berumur 8 - 12 bulan dengan membuang
cabang yang lemah dan mempertahankan 3 - 4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette jorquette (percabangan). −
Fase remaja Dilakukan pada saat tanaman berumur 18 - 24 bulan dengan membuang
cabang primer sejauh 30 - 60 cm dari jorquette (percabangan). 2) Peman Pemangka gkasan san pemeli pemeliha haraa raan. n. Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun. 3) Peman Pemangka gkasan san produ produksi ksi.. Bert Bertuj ujua uan n
untu untuk k
mend mendor oron ong g
tana tanam man
agar agar
memil emilik ikii
kem kemampu ampuan an
berprod berproduksi uksi secara secara maksima maksimal. l. Pemangk Pemangkasan asan ini dilakuka dilakukan n untuk untuk mengura mengurangi ngi kelebatan daun. c. Pemupukan Dosis pemupukan tanaman yang belum berproduksi (gram/tanaman) (gram/tanaman) adalah sebagai berikut:
14 1) Umur 2 bulan: bulan: ZA = 50 gram/po gram/pohon. hon. 2) Umur Umur 6 bula bulan: n: ZA = 75 gram/ gram/po poho hon; n; TSP TSP = 50 gram/ gram/po poho hon; n; KCl = 30 gram/pohon; Kleserit = 25 gram/pohon. 3) Umur 12 bulan bulan:: ZA = 100 100 gram/p gram/pohon ohon.. 4) Umur Umur 18 bulan: bulan: ZA = 150 gram/po gram/pohon hon;; TSP = 100 gram/po gram/pohon hon;; KCl KCl = 70 gram/pohon; Kleserit = 50 gram/pohon. 5) Umur 24 bulan bulan:: ZA = 200 200 gram/p gram/pohon ohon.. Dosis Dosis pemupuka pemupukan n tanaman tanaman berprodu berproduksi ksi (gram/t (gram/tanam anaman) an) adalah adalah sebagai sebagai berikut: 1) Umur 3 tahun: tahun: ZA ZA = 2 x 100 gram/p gram/pohon ohon,, Urea = 2 x 50 gram/poho gram/pohon, n, TSP TSP = 2 x 50 gram/pohon, dan KCl = 2 x 50 gram/pohon. 2) Umur 4 tahun: tahun: ZA = 2 x 100 gram/pohon, gram/pohon, Urea Urea = 2 x 100 gram/pohon, gram/pohon, TSP TSP = 2 x 100 gram/pohon, dan KCl = 2 x 100 gram/pohon. 3) Umur 5 tahun: tahun: ZA = 2 x 250 gram/pohon, gram/pohon, Urea Urea = 2 x 125 gram/pohon, gram/pohon, TSP TSP = 2 x 125 gram/pohon, dan KCl = 2 x 125 gram/pohon. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur sedalam 10 cm di sekeliling batang kakao dengan diameter kira-kira ½ tajuk dan waktu pemupukan dilakukan pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. d. Penyi nyiram raman Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dila dilaku kuka kan n pada pada tana tanama man n muda muda teru teruta tama ma tana tanama man n yang yang tak tak dibe diberi ri poho pohon n pelindung. e. Peny Penyem empr prot otan an Pest Pestis isid idaa Penyempr Penyemprotan otan pestisid pestisidaa dilakuka dilakukan n dengan dengan dua tahapan, tahapan, pertama pertama bersifat bersifat untuk untuk pencegah pencegahan an sebelum sebelum diketahu diketahuii ada hama hama yang yang benar-b benar-benar enar menyeran menyerang. g. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. disesuaikan. Penyemprotan Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemb pembera eranta ntasan san hama, hama, selain selain jenis jenis juga juga kadarn kadarnya ya diting ditingkat katkan kan.. Misal Misal untuk untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis
15 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 (WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC). f. Peny Penyer erbu buka kan n Bua Buata tan n Dari bunga yang muncul hanya 5 % yang akan menjadi buah, peningkatan persent persentase ase pembuaha pembuahan n dapat dapat dilakuk dilakukan an dengan dengan penyerbu penyerbukan kan buatan. buatan. Bagian Bagian bunga yang mekar digosok dengan bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
16 g. Rehab Rehabil ilita itasi si Tana Tanama man n Dewasa Dewasa Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul unggul karena karena peremaj peremajaan aan dapat dapat dilakuka dilakukan n dalam dalam waktu waktu yang yang lebih lebih singkat, singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau keka kekaka kaoa oan n atau atau kaka kakao, o, diam diamet eter er 0,75 0,75 - 1,50 1,50 cm dan dan panj panjan ang g 40 - 50 cm. cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3 - 4 minggu (www.lc.bppt.go.id (www.lc.bppt.go.id,, 2007).
2.1.3.4Hama dan Penyakit
1. Hama a. Peng Pengge gere rek k cab caban ang g (Zeuzera coffeae) Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter berdiameter 3 - 5 cm dengan gejalanya caban cabang g mati mati atau atau mudah mudah patah. patah. Penge Pengenda ndali lian an dilaku dilakukan kan denga dengan n memb membuan uang g cabang yang terserang atau dengan predator alami menggunakan jamur Beauveria bassiana .
b. b. Kepik Kepik penghi penghisap sap buah buah kakao kakao (Helopeltis sp.) Bagian Bagian yang yang diserang diserang buah, daun muda, dan kuncup kuncup bunga. bunga. Gejalany Gejalanyaa adal adalah ah berc bercak ak kaka kakao o kehi kehita tama man n berb berben entu tuk k ceku cekung ng beru beruku kura ran n 3 - 4 mm. mm. Pengendalian dilakukan dengan membuang bagian yang terserang. Predator untuk hama hama ini ini adalah adalah belala belalang ng sembah sembah dan dan kepik kepik predat predator or.. Selai Selain n itu itu gun gunaka akan n insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, dan Orthene Orthen e 75 SP. SP. c. Peng Pengge gere rek k bua buah h kak kakao ao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot.) Bagian yang diserang adalah buah kakao dengan gejala daging buah busuk. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.
17 d. Kutu putih (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, dan calon buah. Gejala kakao yang terkena hama ini adalah timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu, itu, terlih terlihat at pertu pertumb mbuha uhan n bun bunga ga dan dan calon calon buah buah tidak tidak norma normal. l. Seda Sedangk ngkan an pengendaliannya dengan menggunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, dan karbaril. e. Ulat kant antong ong (Clania sp., Mahasena sp.) Bagian yang diserang adalah daun dan tunas dengan gejala tanaman gundul dan dan
kema kemati tian an pucu pucuk. k. Peng Pengen enda dali lian an dila dilaku kuka kan n
deng dengan an para parasi sitt Exoresta
uadrimaculata atau Tricholyga psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun
perut, Dipterex dan Thuricide. f. Kutu jengkal (Hyposidra talaca.) Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua) dengan gejala habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendaliannya menggunakan insektisida Ambush 2 EC, dan Sherpa 5 EC (0,15 - 0,2 %). 2. Penyakit a. Busu Busuk k buah buah hita hitam m Penyebabnya adalah Phytopthora palmivora dan bagian yang diserang yaitu buah. Gejala penyakit ini biasanya ada bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian dilakukan dengan cara buah yang sakit diambil dan mengurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan. Selain itu gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3 %, Cobox 0,3 % atau insektisida insektisida bahan aktif Mankozeb: Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3 % dengan interval 2 minggu. b. b. Kank Kanker er bata batang ng Penyebab penyakit ini adalah Phytopthora palmivora. Bagian yang diserang adalah batang dengan gejala bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, cabang, keluarnya keluarnya cairan cairan dari batang atau cabang yang akan mengering mengering dan menge mengeras ras.. Penge Pengenda ndalia lian n dilaku dilakukan kan dengan dengan cara cara buah buah yang yang sakit sakit diamb diambil, il,
18 mengura mengurangi ngi kelembaba kelembaban n kebun kebun denga denga cara pemangk pemangkasan asan.. Selain Selain itu gunakan gunakan fungis fungisida ida dengan dengan bahan bahan aktif aktif Cu: Cu: Cupra Cupravit vit 0,3 % atau atau Cobox Cobox 0,3 0,3 %, atau atau fungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3 % dengan interval 2 minggu. Bagian yang sakit dikerok dan diolesi dengan fungisida.
19 c. Busu Busuk k buah buah dipl diplod odia ia Penyebab Penyebab penyakit penyakit ini adalah Botrydiplodia Botrydiplodia theobramae (jamur). Gejalanya yait yaitu u berc bercak ak keka kekaka kaoa oan n pada pada buah buah,, lalu lalu buah buah meng menghi hita tam m meny menyel elur uruh uh.. Pengendalian dilakukan dengan mencegah timbulnya luka serta buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, dan Cupravit OB pada konsentrasi 0,3 %. d. Vascular ascular Steak Steak Dieback Dieback (VSD) (VSD) Penyebab penyakit ini adalah Oncobasidium theobromae (jamur) dan bagian yang diserang meliputi daun, ranting/cabang. Gejala penyakit ini adalah bintik bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/ ranting/caba cabang ng kasar kasar, pucuk pucuk mati mati (dieback ). ). Pengend Pengendalia alian n dilakuk dilakukan an dengan dengan menggunakan bibit bebas VSD, memperhatikan sanitasi tanaman, mengurangi kelembaban, kelembaban, meningkatkan intensitas cahaya matahari matahari dan memperbaiki drainase dan pemupukan. e. Bercak Bercak daun, daun, mati mati rantin ranting, g, dan dan busuk busuk buah Penyebab Penyebab penyakit penyakit ini adalah adalah Colletorichum (jamur). Bagian Bagian yang yang Colletorichum sp. (jamur). diserang meliputi daun, ranting, dan buah. Gejala penyakit ini yaitu adanya bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, dan buah muda keriput kering (busuk (busuk kering kering). ). Penge Pengenda ndali lian an dilaku dilakukan kan denga dengan n cara cara pening peningkat katan an sanit sanitasi asi,, memo memoto tong ng rant rantin ing g dan dan buah buah yang ters terser eran ang, g, pemu pemupu puka kan n beri berimb mban ang g dan dan memperbaiki drainase. Kemudian gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5 % dengan interval 10 hari. f. Busu Busuk k buah buah moni monili liaa Penyebab Penyebab penyakit ini adalah Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang yaitu buah muda dengan gejala adanya benjolan dan warna belang pada buah berukuran berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, serta dinding buah mengeras. Pengendalian dilakukan dengan menurunkan kelembaban udara dan tanah dan membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3 %, dan Cupravit 0,3 % selama 3 - 4 minggu. g. Peny Penyak akit it akar akar
20 Penyebabnya adalah Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, pseudoerrum, dan Fomes lamaoensis (jamur). Bagian yang diserang
adalah akar dengan gejala daun menguning dan layu dan pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian dilakukan dengan pembuatan parit isolasi di sekita sekitarr tanam tanaman an terse terseran rang g serta serta pemusn pemusnah ahan an tanam tanaman an sakit. sakit. Kemu Kemudia dian n fungis fungisida ida diole dioleska skan n pada pada permu permukaa kaan n akar akar yang yang lapis lapisan an misel miselium iumny nyaa telah telah dibuang. Fungisida yang digunakan adalah dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, dan Calixin Cp.
2.1.4Pemanenan 2.1.4Pemanenan dan Pascapanen Kakao
Ada Ada 3 peruba perubahan han warna warna kulit kulit buah buah pada pada kakao kakao yang yang telah telah menga mengalam lamii kemat kematang angan. an. Keti Ketiga ga peruba perubahan han warna warna kulit kulit itu itu juga juga menja menjadi di kriter kriteria ia kelas kelas kemat kematang angan an buah buah di kebun kebun-ke -kebun bun yang yang mengh menghas asilk ilkan an kakao kakao.. Secar Secaraa umum umum perubahan warna dan kelas kematangan itu seperti dijelaskan oleh Siregar et al. (2007) dalam Tabel 3. Tabel 3. Perubahan Warna dan Pengelompokkan Kelas Kematangan Buah Perubahan
Bagian kulit buah yang mengalami
Kelas kematangan
Warna Kuning
perubahana warna Pada alur buah
buah C
Kuning
Pada alur buah dan punggung alur buah
B
Kuning
Pada seluruh permukaan buah
A
Kuning tua
Pada seluruh permukaan buah
A+
2.1.4.1Teknik Memetik Buah
Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Jika buah tinggi maka pisau disambungkan dengan bambu. Pisau berbentuk huruf L, dengan bagian tengah agak melengkung. Selama memanen buah kakao harus diusahakan untuk tidak melukai melukai batang/c batang/caban abang g yang yang ditumbuh ditumbuhii buah. buah. Pelukaa Pelukaan n akan mengakib mengakibatka atkan n bunga tidak akan tumbuh lagi pada tempat tersebut untuk periode berikutnya (Siregar et al., 2007). Heddy (1990) menambahkan skema penanganan pasca panen kakao dapat di lihat pada Gambar 1.
21 Pemanen Pemanenan an buah kakao kakao hendakny hendaknyaa dilakuka dilakukan n hanya hanya dengan dengan memoton memotong g tangkai buah tepat di batang/cabang yang ditumbuhi buah. Dengan demikian tangkai tangkai buah pun tidak tidak tersisa tersisa di batang/c batang/caban abang g sehingga sehingga tidak tidak menghal menghalangi angi pembungaan pada periode berikutnya (Siregar et et al., 2007).
22
Di Kebun 1. Pemetikan buah
Di Pabrik
Pemecahan buah
2. Pemeraman (fermentasi)
3. Perendaman
4. Pencucian
5. Pengeringan
6. Sortasi dan Grading
7. Pengepakan/ Penyimpanan dan Pengiriman Gambar 1. Skema Penanganan Pascapanen Biji Kakao 2.1.4.2Pemecahan 2.1.4.2Pemecahan Buah
23 Pemecahan buah pada prinsipnya adalah memecahkan kulit buah dengan memukul secara langsung dengan alat pemukul kayu/pisau kemudian mengambil bijinya. Yang perlu diperhatikan di sini harus dengan hati-hati agar: (a) biji tidak pecah, (b) biji tidak tersentuh logam, dan (c) biji tidak kotor oleh tanah. Ketiga hal tersebut di atas dapat menurunkan kualitas biji kakao kering. Setelah biji-biji dikumpulkan di tempat tertentu (misalnya keranjang bambu, karung plastik dan sebagainya) kemudian diangkut ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. Dalam proses ini pun biji-biji yang baik harus dipilih dan dipisahkan dari biji-biji yang kurang baik (hasil sortasi kebun tersebut di atas). Jika hal tersebut tidak dilaksanakan akan merusak mutu biji kakao kering yang didapatkan (Heddy, 1990). 2.1.4.3Fermentasi
Menurut Menurut Siregar Siregar et al. (2007),, tujua tujuan n utama utama ferme fermenta ntasi si adala adalah h untuk untuk al. (2007) mematikan mematikan biji sehingga perubahan-perubah perubahan-perubahan an di dalam biji akan mudah terjadi, terjadi, seperti warna keping biji, peningkatan aroma dan rasa, serta perbaikan konsentrasi keping biji. Tujuan lainnya adalah untuk melepaskan pulp. Selama fermentasi biji beserta pulp-nya mengala mengalami mi penuruna penurunan n berat berat sampai sampai 25 persen. persen. Perubah Perubahanan peru perubah bahan an biji biji selama selama ferme ferment ntasi asi melip meliputi uti peragi peragian an gula gula menj menjadi adi alkoh alkohol ol,, fermentasi fermentasi asam cuka dan menaiknya menaiknya suhu. Di samping itu, aroma pun meningkat selama proses fermentasi dan pH biji mengalami perubahan. Siregar et al. (2007) menambahkan bahwa ada beberapa mikroorganisme yang yang diketahu diketahuii berperan berperan dalam dalam proses proses fermenta fermentasi, si, antara antara lain Saccaromyces cere cerevis visiae iae,, S. theobr theobroma omae, e, S. ellip ellipsoi soides des,, S. apicul apiculatu atus, s, S. mumalu mumaluss Eutro Eutrorulo rulopsis psis
Mikroor organ ganis isme me theobr theobromae omae.. Mikro
terse tersebut but
dapat dapat
dan
dima dimanfa nfaatk atkan an
peranannya peranannya dalam mempercepat proses fermentasi. fermentasi. Penambahan Penambahan mikroorganisme mikroorganisme tersebut (dalam bentuk ragi) sebanyak 0,5 gram per kilogram biji segar pada proses fermentasi fermentasi dapat mempersingkat mempersingkat masa fermentasi biji dari 108 menjadi 84 jam. Ferm Ferment entas asii dilaku dilakukan kan denga dengan n mema memasuk sukkan kan biji biji kakao kakao ke dalam dalam peti peti fermentasi dan ditutup. Fermentasi berlangsung selama 5 - 7 hari untuk kakao
24 lindak dan 3 - 4 hari untuk kakao mulia. Selama fermentasi fermentasi diadakan pengadukan agar proses fermentasi berjalan merata. Di samping itu, harus dijaga agar biji tidak tidak berhubun berhubungan gan langsung langsung dengan dengan logam logam supaya supaya tidak tidak terjadi terjadi kontami kontaminasi nasi (Poedjiwidodo, 1996). Poedjiw Poedjiwidod idodo o (1996) (1996) menjela menjelaskan skan bahwa bahwa peningka peningkatan tan mutu mutu biji biji kakao kakao selama selama proses proses fermenta fermentasi, si, berhubun berhubungan gan dengan dengan panas panas yang yang dihasilk dihasilkan. an. Panas Panas meny menyeba ebabka bkan n suhu suhu biji biji menin meningka gkatt secar secaraa bertah bertahap ap dari dari 45 - 60 oC sehingga mempercepat terbentuknya asam dari pulp. Kerja zat-zat racun mematikan biji (hilang daya tumbuhnya) tanpa merusak kegiatan enzim yang ada dalam biji sehingga proses-proses proses-proses enzimatis untuk membentuk membentuk aroma, rasa dan warna dapat terus berlangsung. Secara skematis proses fermentasi dapat dilihat pada Gambar 2. Bi i bas basah ah
Dimasukkan dalam kotak fermentasi (terjadi penguraian pulp dan pengeringan lender peragian gula pada pulp menjadi alkohol)
Adanya oksigen (udara)
Terjadi oksidasi alkohol menjadi asam asetat
Biji kakao mati (hilang daya tumbuhnya) terjadi penguraian zat warna
Aroma khas kakao
Gambar 2. Bagan Proses Fermentasi
25 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi adalah: (a) jumlah biji, (b) tempat fermentasi, dan (c) tebal lapisan biji dan pengadukan. Suhu optimal dalam proses fermentasi adalah 48 - 50 oC. Untuk mencapai suhu itu diperlukan ketebalan biji tertentu. Agar fermentasi terjadi secara merata pada seluruh biji diperlukan pengadukan. Pengadukan biasanya dilakukan dua atau tiga kali tergantung tebal lapisan biji. Dari hasil pengujian menunjukkan menunjukkan bahwa untuk menda mendapat patkan kan ferme ferment ntasi asi yang yang optim optimal al dilak dilakuka ukan n pengad pengaduka ukan n pada pada 12 jam jam pertama, kemudian setiap dua hari sekali selama enam hari. Pengadukan yang hanya dilakukan sekali akan menyebabkan tumbuhnya jamur pada bagian atas yang dapat mengakibatkan slaty. Sebaliknya, bila pengadukan berlebihan (over aerasi) akan menyebabkan kulit biji berwarna gelap, biji tengik, dan rapuh.
Bila Bila fermenta fermentasi si penuh penuh (fully fermented) ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya warna warna cokelat gelap pada 80 % kulit luar biji, lendir yang melekat pada biji mudah dilepas, dan apabila biji dipotong penampangnya berwarna cokelat (untuk kakao mulia) dan untuk kakao lindak sudah tidak ada warna ungu (Poedjiwidodo, 1996).
2.1.4.4Perendaman 2.1.4.4Perendaman dan Pencucian
Heddy Heddy (1990) (1990) menje menjelas laskan kan bahwa bahwa tuju tujuan an perend perendam aman an ialah ialah:: (a) untuk untuk meningkatkan persentase biji bulat dan berat biji, (b) untuk mengurangi keasaman biji biji kakao kakao kerin kering, g, dan dan (c) untuk untuk memp memperb erbaik aikii warna warna kulit kulit biji. biji. Selai Selain n itu Poedjiwidodo Poedjiwidodo (1996) menambahkan menambahkan bahwa perendaman perendaman biji juga bertujuan untuk menghen menghentika tikan n proses proses fermenta fermentasi, si, memperb memperbaiki aiki penampa penampakan kan biji, biji, menguran mengurangi gi asam cuka yang timbul, dan mengurangi warna hitam pada biji. Perendaman dilakukan dalam air selama ± 3 jam. Alat yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 200 x 100 x 90 cm, tetapi tidak berlubanglubang yang memuat biji bersih ± 1 ton dan air untuk merendam. Bisa pula dipergunakan bak porselin (tetapi terlalu mahal). Sete Setela lah h
dire dirend ndam am
dila dilaku kuka kan n
penc pencuc ucia ian. n.
Tujua ujuann nny ya
adal adalah ah
untu untuk k
menghilangkan menghilangkan sisa-sisa sisa-sisa pulp dan asamasam-as asam am yang yang ada, ada, untuk untuk memp mempero eroleh leh kemampuan warna yang baik dan dengan dicuci, biji kakao kering akan tahan
26 terhadap jamur dan hama penyimpanan. Tetapi apabila pencucian terlalu bersih akan mengakibatkan kerugian sebab dapat menaikkan persentase biji pecah dan menu menuru runk nkan an bera beratt biji biji.. Alat Alat yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k penc pencuc ucia ian n ini ini adal adalah ah dilaksanakan dalam bak perandaman, dengan menggunakan sekop (pengaduk) dari kayu. Pada perkebunan-perkebunan perkebunan-perkebunan besar biasanya menggunakan menggunakan tempat/alat tempat/alat khusus, namun hal ini pun masih langka (Heddy, 1990).
2.1.4.5Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air dari biji sampai mencapai 4 - 6 % dan mendapatkan warna kulit biji yang baik (merah cokelat dan mengkilat) serta merata. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara: 1. Dijemur Dijemur pada sinar sinar mataha matahari ri langs langsung ung sundrying ), (sundrying ), 2. Mengg Mengguna unakan kan alat alat penge pengeri ring ng buatan buatan (artificial drying ), ), dan 3. Komb Kombin inas asii anta antara ra sundrying dan artificial drying. Pada Pada perke perkebun bunan an besar besar biasa biasany nyaa mengg mengguna unakan kan cara cara kombin kombinasi asi.. Pada Pada prinsipnya penjemuran adalah cara pengeringan yang lebih baik, namun karena mungkin cuaca yang berubah-ubah dan jumlah yang dikeringkan banyak, maka lebih sering digunakan cara kombinasi tersebut (Heddy, 1990). Pusat Penelitian Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2005) menjelaskan menjelaskan bahwa cara pengeringan biji kakao yang murah dan mudah adalah penjemuran. Energi untuk penguapan air diperoleh dari radiasi sinar matahari. Oleh karena itu, jika cuaca memungk memungkinka inkan, n, proses proses pengerin pengeringan gan biji kakao kakao sebaikny sebaiknyaa dilakuki dilakukian an dengan dengan penjemu penjemuran ran secara secara penuh penuh (full Secara ra tekn teknis is cara cara ini ini akan akan (full sun sun drying drying). ). Seca memberikan hasil yang baik jika: 1) sinar matahari mempunyai intensitas yang cukup dan dapat dimanfaatkan secara maksimal, 2) lantai jemur dibuat dari bahan yang mempunyai sifat menyerap panas, 3) tebal tumpukan biji kakao di lantai jemur optimal, 4) pembalikan yang cukup, 5) biji kakao telah difermentasi dengan baik, dan 6) penyerapan ulang dari permukaan lantai jemur dapat dicegah. Pada Pada pengeri pengeringan ngan dengan dengan panas panas matahar mataharii biji biji kakao kakao dihampa dihamparkan rkan pada lantai jemur dengan ketebalan ketebalan 5 cm (2 - 3 lapis biji). Penggunaan Penggunaan alas pada lantai
27 jemur seperti kepang atau tikar akan menghasilkan biji kering lebih baik daripada langs langsung ung diham dihampar parkan kan di atas atas lantai lantai semen semen.. Selam Selamaa penjem penjemura uran n diadak diadakan an pembalikan 1-3 jam sekali. Pada saat hujan dan pada saat malam hari sebaiknya biji diangkat dari tempat penjemuran. Lama penjemuran tergantung pada cuaca (intensitas (intensitas penyinaran, awan dan hujan). Pada umumnya dengan cuaca yang baik (cerah) waktu penjemuran antara 5 - 7 hari. Apabila cuaca kurang baik, misalnya terjadi hujan atau berawan maka pengeringan kurang sempurna sehingga biji berjamur dan bermutu rendah. Pada pengeringan buatan udara panas dihembuskan pada hamparan biji. Alat yang digunakan untuk membuat hembusan udara panas antara lain visdrier, biji kakao kakao cacao cacao drier drier, samoan samoan drier drier, dan barico drier. drier. Pada samoan samoan drier drier biji dihamparkan setebal 5 - 15 cm dengan waktu pengeringan antara 48 - 60 jam. Suhu pemanasan pada tahap pertama 50 oC, tahap kedua 45 - 50 oC, dan pada tahap ketiga 45 oC. Agar kekeringan merata perlu diadakan pembalikan pembalikan biji. Pada tahap pertama pembalikan dilakukan 2 jam sekali, tahap kedua 3 jam sekali, dan tahap ketiga 4 jam sekali. Selama pemanasan api tidak boleh mati dan pipa tidak boleh bocor agar biji tidak berbau asap. Dengan Dengan alat pengerin pengering g barico barico drier drier biji kakao dihamparkan pada kasa, selanjutnya dihembusi udara panas 35 - 45 oC dari bagian bawah, selama 32 jam dengan pembalikan biji setiap 3 jam. Pada tahap berikutnya biji dimasukkan ke dalam peti pengering selama 24 jam dan dipanasi dengan suhu 46 - 50 oC. Dalam pengeringan biji kakao, yang perlu diperhatikan adalah suhu dan waktu pemanasan. Biji kakao tidak menghendaki pemanasan yang cepat dengan suhu tinggi. Pemanasan hendaknya dilakukan secara perlahan dengan suhu aekitar 50 oC. Pengeringan yang cepat menyebabkan coshardining (bagian luar kering tetapi bagian dalam masih basah). Penger geringa ingan n
deng dengaan
cara
komb ombina inasi
anta ntara
peng pengeering ringan an
alam lami
(menggunakan panas matahari) dan pengeringan buatan (dengan alat pemanas) dapat memberikan hasil yang baik. Pengeringan dimulai dengan penjemuran biji kakao selama 14 - 16 jam, dilanjutkan dengan pengeringan dengan alat selama 33
28 - 34 jam. Pembalikan dilakukan dalam tiga tahap. Pembalikan tahap pertama 2 jam sekali, tahap kedua 3 jam sekali dan tahap ketiga 4 jam sekali. Biji yang telah kering ditandai oleh kadar air biji 6 - 7 % yang dapat diukur dengan moisture tester. Kemudian n bila diremas diremas dengan dengan tangan, tangan, timbul timbul suara suara tester. Kemudia krepyek dan biji agak rapuh, serta mudah patah bila ditekan. Ciri lainnya, berat kering biji sudah mencapai sepertiga berat basahnya (Poedjiwidodo, 1996).
2.1.4.6Sortasi
Poedjiwidodo Poedjiwidodo (1996) menjelaskan menjelaskan bahwa sortasi biji dilakukan berdasarkan berdasarkan pada berat biji, kemurnian, warna, bahan ikutan dan jamur. Dalam menentukan kualit kualitas as biji biji fakto faktorr-fak fakto torr seper seperti ti kulit kulit ari, ari, kadar kadar lemak, lemak, dan kadar kadar air air turut turut diperhitungan. Pengelompokan mutu (grading) dilakukan mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan oleh Departemen Perdagangan RI, seperti tercantum pada Tabel 4 dan 5. Pusat Penelitian Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia (2005) menambahkan bahwa bahwa tujuan tujuan sortasi sortasi adalah adalah untuk untuk mengelom mengelompokk pokkan an biji kakao kakao berdasar berdasarkan kan ukuran uku ran fisik fisikny nyaa sekal sekaligu iguss memi memisa sahka hkan n kotor kotoranan-kot kotora oran n yang yang tercam tercampur pur di dalamnya. Siregar et al. (2007) menjelaskan bahwa sortasi biji dilakukan secara visual, dengan dengan memb membuan uang g biji-b biji-biji iji yang yang jelek jelek dan renda rendah h mutun mutunya ya.. Seban Sebanya yak k akar akar pangkat dua dari sejumlah karung diambil (maksimum 30 karung) sebagai contoh. Dari tiap karung diambil 500 gram untuk keperluan analisis mutu biji kakao. Tabel 4. Syarat Umum Pengelompokan Mutu Biji Kakao Kering −
Karakteristik Kadar air (%) (bobot / bobot maksimal)
Syarat Maks. 7,5%
−
Biji berbau asap, abnormal dan berbau asing
tidak ada
−
Serangga hidup
−
Kadar biji pecah dan pecahan biji dan atau pecahan kulit (%) (bobot / bobot maksimal)
−
Kadar benda-benda asing (%) (bobot / bobot maksimal)
tidak ada Maks. 2%
Maks. 0,2%
29 Tabel 5. Syarat Khusus Pengelompokan Mutu Biji Kakao Kering Jenis Mutu Kadar Biji
Kakao mulia
Kakao lindak
Jumlah biji
Berkapang %
(100 g maks)
(biji / biji maks.)
Kadar Biji Tidak Terfermentasi % (biji / biji maks.)
Kadar Biji Berserangga, Pipih dan Berkecambah % (biji / biji
I—AA—F
I--AA
85
3
3
maks.) 3
I--A--F
I--A
100
3
3
3
I--B--F
I--B
110
3
3
3
I--C--F
I--C
120
3
3
3
I—sangat kecil II—AA—F
I--sangat kecil II—AA
>120 85
3 4
3 8
3 6
II--A--F
II--A
100
4
8
6
II--B--F
II--B
110
4
8
6
II--C--F
II--C
120
4
8
6
II--sangat kecil
II--sangat kecil
>120
4
8
6
Keterangan: F A, B, C % bij bijii cac cacat at
= kakao mulia = menunjukkan ukuran biji = (ju (juml mlah ah biji biji caca cacatt : 300 300 bij bijii kak kakao ao)) 100 100 %
2.1.4.7Penyimpanan
Biji yang telah disortasi, dimasukkan ke dalam karung goni dengan berat maksimum 60 kg. Penyimpanan biji dapat dilakukan selama tiga bulan tanpa merus erusak ak mutu mutu biji biji.. Peny Penyim impa pana nan n yang ang lebi lebih h dari dari tiga tiga bula bulan n bias biasan any ya menyebabkan biji ditumbuhi jamur dan asam lemak bebasnya meningkat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah sebagai berikut. a. Biji Biji sebaiknya sebaiknya dikema dikemass dalam karung karung goni goni yang yang bersih bersih dan kuat lalu lalu dijahit dijahit dengan rapi. b. b. Kadar Kadar air biji biji kakao kakao antara antara 6 - 7 %. %. c. Tempat empat penyimp penyimpana anan n harus harus bersi bersih, h, ventil ventilasi asi baik dan tidak tidak berbau berbau kurang kurang sedap (berbau tajam), karena biji kakao mudah menyerap bau di sekitarnya. Selain itu, ruangan juga harus bebas hama gudang.
30 d. Tumpuk umpukan an karung karung goni goni diber diberii alas alas kayu dengan dengan jarak jarak ± 10 cm dari lanta lantaii (Poedjiwidodo, 1996).
2.2 Sistem Sistem Informas Informasii
Menurut Poerwadarminta Poerwadarminta cit Aziz Aziz dan Puji Pujiono ono (2006) (2006),, siste sistem m adala adalah h sekelomp sekelompok ok bagian-b bagian-bagia agian n (alat (alat dan sebagainy sebagainya) a) yang yang berkerja berkerja bersamabersama-sama sama untuk untuk melakuk melakukan an suatu suatu maksud, maksud, sedangk sedangkan an Wahyono ahyono (2004) (2004) menyimpu menyimpulkan lkan bahwa sist sistem em adala adalah h suat suatu u kesa kesatu tuan an utuh yang yang terdir terdirii dari beberapa beberap a bagian yang saling saling berhubungan berhubungan dan berinterak berinteraksi si untu untuk k menc mencap apai ai tuju tujuan an tert terten entu tu.. Kadi Kadir r (2003) (2003) menambah menambahkan kan bahwa bahwa sistem sistem adalah adalah sekumpu sekumpulan lan elemen elemen yang yang saling saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Elemenelemen sistem terdiri atas: (1) tujuan, (2) masukan, (3) keluaran, (4) proses, (5) mekanisme pengendalian, dan (6) umpan balik. McFadden et al . (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Wahyono (2004) menjelaskan bahwa setiap informasi, memiliki beberapa karakteristik yang menunjukkan sifat dari informasi itu sendiri. Karakteristikkarakteri karakteristi stik k inform informasi asi terseb tersebut ut antar antaraa lain lain adala adalah: h: (1) benar benar atau atau salah, salah, (2) baru, tambaha bahan, n, (4) (4) kore korekt ktif if,, dan dan (5) (5) pene penega gas. s. Seda Sedang ngka kan n param paramet eter er untu untuk k (3) tam mengukur nilai sebuah informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu: (1) manfaat (use) dan (2) biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Kualitas informasi (quality of informa sangat dipengaruhi atau informatio tion) n) sangat dite ditent ntuk ukan an oleh oleh tiga tiga
hal hal poko pokok, k, yaitu yaitu relevancy (relevansi) , , accu accura raccy
(akurasi) dan timelinness (tepat waktu). Informa Informasi si dikataka dikatakan n berkuali berkualitas tas jika
31 relevan bagi pemakainya. Informasi akan relevan jika memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingg sehinggaa mer merus usak ak ata atau u meruba merubah h data-d data-data ata asli tersebu tersebut. t. Beberapa hal yang dapat berpengaruh berpengaruh terhadap keakurat keakuratan an sebua sebuah h inform informasi asi antar antaraa lain lain adala adalah h kelengkapan kelengkapan (completeness) , kebenaran (correctness, dan keamanan (security) informasi. Informasi Informasi yang yang dihasilk dihasilkan an dari suatu proses proses pengolah pengolahan an data, data, datangnya tidak boleh terlambat terlambat.. Informasi Informasi yang terlambat terlambat tidak tidak akan akan mempuny mempunyai ai nilai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat dap at menimbulkan menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang yang akan diambil (Wahyon (Wahyono, o, 2004) 2 004).. Informasi yang tepat akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Agar analisis kebijaksanaan dan keputusan dapat memberikan alternatif yang sebaik baiknya diperlukan informasi yang lengkap, benar dan cukup up to date . Karena informasi itu merupakan hasil pengolahan data, berarti datanya pun harus lengkap, terpercaya dan up to date juga. Setelah data diolah menjadi informasi, maka informasi informasi haruslah setiap saat dapat dibutuhkan, untuk itu informasi informasi perlu disusun dan disimpan secara sistematis agar mudah ditemukan kembali dengan cepat (Syamsi, 2000). Wahy ahyon ono o
(200 (2004) 4) menje enjela lask skan an bahw bahwaa
data data adal adalah ah baha bahan n
baku baku
informa informasi, si, didefini didefinisika sikan n sebagai sebagai kelom kelompo pok k tera teratu turr simb simbol ol-s -sim imbo boll yang ang mewa mewaki kili li kuan kuanti tita tas, s, tind tindak akan an,, benda, benda, dan sebagainy sebagainya. a. Data terbentu terbentuk k dari karakter, dapat berupa alfabet, alfabet, angka, maupun maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis data. Pengolahan Pengolahan data menjadi menjadi suatu suatu informasi informasi dapat digambark digambarkan an sebag sebagai ai sebuah siklus yang berkesinambungan yang berkesinambungan seperti Gambar 3. Secara sederhana dapat dika dikata taka kan n bahw bahwaa data data diol diolah ah menj menjad adii suat suatu u info inform rmas asi. i. Dan Dan pada pada taha tahapa pan n
32 selanjutnya, sebuah informasi akan menjadi data untuk terciptanya informasi yang lain.
33 Data
Proses
Informasi
Keputusan
Tindakan
Hasil Tindakan Gambar 3. Siklus Informasi Informa Informasi si dapat dapat dikelola dikelola dengan dengan baik melalui melalui sebuah sebuah sistem sistem informa informasi. si. Kadir (2003) menjelaskan definisi beberapa sistem informasi informasi di dalam suatu tabel seperti pada Tabel 6.
34 Tabel 6. Definisi Sistem Informasi Sumber Alter (1992 1992))
Definisi Sistem stem infor nform masi adala alah ko kombina inasi ant antara ara pr prosedu sedurr ke kerja, ja,
inf inform ormasi asi,
oran rang
dan
teknol knolog ogii
info nforma rmasi
yang
diorgani diorganisasi sasikan kan untuk untuk mencapa mencapaii tujuan tujuan dalam dalam sebuah sebuah Bodnar dan Hopwood (1993)
sistem. Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat
lunak
yang
dirancang
untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Gelinas, Oram dan Sistem Sistem informa informasi si adalah adalah suatu suatu sistem sistem buatan buatan manusia manusia Wiggins (1990)
yang secara secara umum terdiri terdiri atas sekumpul sekumpulan an komponen komponen b ber erba basi siss komp komput uter er dan dan manu manual al yang ang dibu dibuat at untu untuk k mengh menghimp impun, un, meny menyim impan pan,, dan menge mengelol lolaa data data serta serta
Hall (2001)
menyediakn informasi keluaran kepada pemakai. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi
Turba urban n (1995 1995))
informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Sebuah buah sistem info nforma rmasi mengu engum mpul pulkan, kan, memprose rosess, meyimp meyimpan, an, mengana menganalisi lisiss dan menyebar menyebarkan kan informa informasi si
Wilkinson (1992)
untuk tujuan yang spesifik. Sistem informasi adalah
kerangka
kerja
yang
mengkoor mengkoordina dinasika sikan n sumber sumber daya daya (manusi (manusia, a, komputer komputer)) untuk untuk meng menguba ubah h masu masukan kan (input) menjadi menjadi keluaran keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran. Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencakup mencakup sejumla sejumlah h komponen komponen (manusi (manusia, a, kompute komputer, r, teknolog teknologii informas informasii dan pros prosedu edurr kerja kerja), ), ada sesua sesuatu tu yang yang dipros diproses es (data (data menja menjadi di inform informas asi), i), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003). Kadir Kadir (2003) (2003) menjela menjelaskan skan bahwa bahwa sistem sistem informa informasi si yang yang menggun menggunakan akan kompute komputerr biasa biasa disebut disebut sistem sistem informa informasi si berbasi berbasiss kompute komputerr (Computer-Based atau CBIS CBIS). ). Menur Menurut ut Wahyono ahyono (2004 (2004)) sistem informasi Information Information System atau
35 berb berbasi asiss kompute komputerr merupa merupakan kan sebuah sebuah siste sistem m yang yang teri terinte ntegra grasi si,, siste sistem m manusia manusia-me -mesin sin yang mema memanfa nfaatk atkan an perangkat perangkat keras dan perangkat perangkat lunak kompute komputerr, prosedur prosedur dan basis basis data yang yang bertujua bertujuan n untuk untuk menyedi menyediaka akan n informasi yang mendukung operasi, operasi, manajemen dan fungsi pengambilan ke putusan dalam suatu organisasi. Wahyono (2004) memaparkan bahwa John Burch dan Gary Grudnitski dalam dalam bukunya bukunya Info Informati rmation on System Theory and and Prac Practi tice ce memberikan gambar gam baran an kompon kom ponen en siste sistem m infor informas masii seper seperti ti pada Gambar 4. user
t u p n i
user
user
l e d o m
technolog
t u p t u o
database
user
user
control
user
Gam Gambar bar 4. Blok Komponen Kompon en Siste m Infor I nformasi masi Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sistem informasi memiliki komponen-komponen yang saling terintegrasi membentuk satu kesatuan dalam mencapai sasaran sistem. 1.
Blok Masukan (Input Block) Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, dapat berupa dokumendokumen dasar.
2.
Blok Model odel (Model Block) M Blok Blok mode modell ini ini terd terdir irii dari dari komb kombin inas asii pros prosed edur ur,, logi logika ka dan dan mode modell matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran tertentu.
36 3.
Blok Keluaran (Output Block) Blok keluaran berupa data-data data-data keluaran seperti dokumen dokumen output dan informasi infor masi berkualitas. yang berkualitas.
4.
Blok Te Teknologi (Technology Block) Blok Blok tekn teknol olog ogii digu diguna naka kan n untu untuk k mene meneri rima ma inpu input, t, menj menjal alanka ankan n model, menyimpan menyimpan dan mengakses mengakses data, menghasilkan menghasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi ini ini meru merupa paka kan n komponen komponen bantu yang memperla memperlancar ncar proses proses pengolaha pengolahan n yang terjadi dalam sistem.
5.
Blok Basis Data (Database Block) Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
6.
Blok Kendali (Controls Block) Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang yang berfun berfungs gsii mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem. Menurut O’Brien (1999), komponen sistem informasi terdiri dari: (a) suatu
perangkat perangkat keras (hardware resource ), (b) sumber data (data resource), (c) sumber daya daya manus manusia ia ( people resource dan (d) (d) sumb sumber er pera perang ngka katt luna lunak k software resource), dan (software resource ). Sumber perangkat keras merupakan komputer yang terdiri dari Unit
Pemroses Pusat (Central Processing Unit/ CPU), CPU), unit masukan, unit keluaran, dan unit penyimpanan penyimpanan file. Sumber data berupa elemen, ataupun basis data. Sumber data ini akan diolah oleh analyst, programmer , operator komputer, komputer, dan pengguna (end user ). ). Sumber perangkat lunak dapat berupa : (a) perangkat lunak sistem, misal misalny nyaa sistem sistem opera operasi si dan siste sistem m utilities , (b) (b) pera perang ngka katt luna lunak k baha bahasa sa pemograman, pemograman, misalnya misalnya Visual Basic, Delphi, dan (c) perang perangkat kat lunak lunak yang yang berb berbaha ahasa sa umum umum misa misalny lnyaa pengo pengolah lahan an lemba lembaran ran kerja kerja (spread spread sheet sheet ) dan pengolah kata (word processing ). ). Sumber jaringan meliputi media komunikasi, misalnya fiber optic, cable dan microwave. Di dalam implementasinya, sistem yang dirancang ini belum mempunyai jaringan.
37 Transformas Transformasii informasi informasi adalah komponen proses dalam pengelolaan sistem informas informasi, i, yang yang berfungs berfungsii mempros memproses es data menjadi menjadi informa informasi. si. Transform ransformasi asi informasi pada hakikatnya merupakan suatu proses perubahan wujud, sifat, ciriciri data sehingga menjadi informasi, yang selanjutnya disajikan secara statistik atau secara secara visual visual untuk untuk disebarl disebarluask uaskan an dan atau didokum didokumenta entasika sikan. n. Proses Proses transformasi ini bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, selanjutnya data itu diolah, dianalisis, dianalisis, dan ditafsirkan ditafsirkan dengan teknik tertentu. tertentu. Data yang telah diproses itu membuahkan hasil yang disebut informasi (Sutabri, 2004). Desai Desain n sistem sistem didefi didefinis nisika ikan n sebag sebagai ai proses proses dimana dimana kebutu kebutuha han n siste sistem m diterjemahkan ke dalam model presentasi perangkat lunak. Tujuan dari desain sistem sistem adalah adalah agar diperoleh diperoleh gambara gambaran n mengenai mengenai sistem yang yang nantiny nantinyaa akan dibua dibuat. t. Pada Pada tahap tahap ini ditent ditentuk ukan an proses proses dan data data yang yang diperl diperluka ukan n dalam dalam pengembangan sistem. Desain sistem dapat dibagi menjadi tiga yaitu desain input, desain proses dan desain output. Desain input dirancang sesuai dengan kebutuhan pemakai, yaitu memberikan kemudahan pada user dalam melakukan input data. Desain Desain proses proses dirancan dirancang g untuk untuk menentuk menentukan an urutan urutan kejadian kejadian mulai dari input sampai diperoleh output yang diinginkan berdasarkan data-data masukan yang ada. Desain output dirancang agar user dapat dengan mudah memahami dan memperoleh keluaran dari sistem (O’Brien, 1999).
2.3 Basis Basis Data Data
Pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data, objek, dan sumber serta persiapan pengumpulan data. Pengolahan data dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan komputer. Penyajian data dan informasi dilakukan baik secar secaraa visual visual maupu maupun n dalam dalam bentu bentuk k pub publik likasi asi,, denga dengan n metod metodee komuni komunikas kasii lang langsu sung ng atau atau tida tidak k lang langsu sung ng.. Seda Sedang ngka kan n doku dokume ment ntas asii berf berfun ungs gsii untu untuk k menyimpan data dan informasi secara sistematis dan cermat dalam bentuk basis data (database ) (Sutabri, 2004). Sistem basis data menempati posisi penting dalam masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan. Database dapat diartikan dengan kumpulan data yang
38 membentuk membentuk suatu informasi. Dalam pemakaian komputer secara umum, database adalah kumpulan tabel yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan dari hubungan tersebut akan didapatkan suatu informasi yang tepat, cepat, dan akurat (Kasmoni, 2003). Nugroho Nugroho (2004) menjelaskan menjelaskan bahwa basis data adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui, dicari dan diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu tertentu,, serta serta dihapus) dihapus).. Fatansy Fatansyah ah (1999) (1999) mendefi mendefinisi nisikan kan basis basis data sebagai sebagai sekolompok tabel data berisi informasi yang saling berelasi atau berhubungan. Tabel merupakan sekelompok record data yang masing-masing berisi informasi dan record adalah adalah sebuah sebuah entry dalam dalam tabel tabel yang yang terdiri terdiri dari beberapa beberapa field sedangkan field adalah objek dalam suatu tabel. Salah satu tujuan dari basis data adalah menyediakan pengguna suatu pandangan abstrak dari data, yaitu sistem menyembunyikan rincian bagaimana data disimpan dan dipelihara. Sist Sistem em basi basiss data data adal adalah ah meru merupa paka kan n suat suatu u sist sistem em peny penyus usun unan an dan dan pengelolaan record-record dengan dengan mengg mengguna unakan kan komput komputer er denga dengan n tujuan tujuan menyimpan atau merekam dan memelihara data operasional lengkap dari suatu organis organisasi asi sehingga sehingga mampu mampu menyedia menyediakan kan informa informasi si optimal optimal yang yang diperluk diperlukan an untuk proses pengambilan keputusan (Marlinda, 2003). Microsoft Acces merupakan salah satu perangkat lunak (software) untuk pengembangan sistem informasi dan merupakan software dengan kriteria dbms (Database Management System) yang merupakan program untuk melaksanakan
manaj manajem emen en data data yang yang meny menyedi ediaka akan n fasili fasilitas tas untuk untuk memb membuat uat,, meme memeli lihar hara, a, mengont mengontrol rol dan mengaks mengakses es basis basis data dengan cara yang praktis praktis dan efisien. efisien. DBMS DBMS dapat dapat digunaka digunakan n untuk untuk mengakom mengakomodas odasikan ikan berbagai berbagai macam macam pemakai pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003). McLeod dan Schell (2004) mendefinisikan Database Management System (DBM (DBMS) S) sebag sebagai ai suatu suatu aplika aplikasi si perang perangkat kat lunak lunak yang yang meny menyimp impan an strukt struktur ur database , data itu sendiri, hubungan antar data di dalam database, dan format
laporan yang berhubungan kepada database.
39 Endrawati (2005) menambahkan bahwa Microsoft Access adalah program yang yang diranc dirancang ang untuk untuk mengo mengorg rgani anisas sasika ikan n seluru seluruh h inform informasi asi/ke /kejad jadian ian yang yang dituangkan ke dalam file database tunggal. Di dalam file database ini, data dibagi dalam ruang yang lebih luas lagi, yaitu terdiri dari baris dan kolom berupa tabel. Dengan adanya database terkompu terkomputeri terisasi sasi dalam dalam Microsof Microsoftt Access, Access, kita kita dapat dapat menyimpan tiga/lebih informasi, dan mengatur data dengan berbagai cara yang diinginkan. Firdaus (2006) menjelaskan bahwa Microsoft Access merupakan sebuah sistem sistem pengelol pengelolaan aan database yang ang bers bersif ifat at RDBM RDBMS S ( Relation Relational al Database Database Access menyusun informasi informasi yang banyak secara Management System). Microsoft Access sistematis dan disimpan ke dalam komputer dalam bentuk tabel pada sebuah database. Selain itu Microsoft Access dapat membuat aplikasi database dalam
waktu yang relatif singkat dan dilakukan secara visual. Dengan menggunakan Micr Micros osof oftt Acce Access ss juga juga,, pros proses es penc pencar aria ian, n, peng pengur urut utan an,, peng pengha hapu pusa san n dan dan pengelompokkan data jauh lebih mudah. Adapun komponen database dalam Microsoft Access adalah tables, query, adalah h kumpul kumpulan an data data yang yang merup merupak akan an form, form, report, eport, dan macro macross. Tables adala komponen utama dari sebuah database dan sekaligus objek pertama yang harus dibuat. Query digunakan untuk mencari dan mengaplikasikan data-data tertentu yang memenuhi syarat yang kita inginkan dari sebuah tabel. Form digunakan untuk mengatur tampilan data di layar monitor agar lebih menarik dibandingkan tampilan sebuah tabel, sedangkan report yang dicetak dengan printer . Macros merupakan fasilitas mengautomasi selakigus menghemat waktu yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi database (Wempen, (Wempen, 1999). Tim Divisi Litbang Madcoms (2007) menjelaskan bahwa tabel terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut. Field merupakan tempat data atau informasi dalam dalam kelompok kelompok sejenis sejenis yang dimasukkan dimasukkan pada bagian bagian kolom kolom tabel. tabel. Record merupak merupakan an kumpula kumpulan n dari beberapa beberapa field yang yang saling saling berhubun berhubungan gan tersimpa tersimpan n dalam dalam bentuk bentuk baris baris pada pada tabel tabel.. Satu Satu tabel tabel bisa bisa terdir terdirii dari dari bebera beberapa pa record sekaligus.
40 Menurut Endrawati (2005), tahapan-tahapan tahapan-tahapan mendesain database adalah memb membuat uat terleb terlebih ih dahul dahulu u desain desain database , mene menentu ntukan kan tujuan tujuan pembua pembuatan tan tabel yang yang diperluk diperlukan. an. Setelah Setelah itu menentuk menentukan an field-field yang database dan tabel diperluk diperlukan an pada tiap tabel tabel dan tentukan satu field yang bersifat unik ( primary primary key). Setiap tabel harus memiliki satu buah field yang bersifat unik dan tidak
boleh ada data yang sama. Tim Divisi Litbang Madcoms (2007) menambahkan bahwa primary key adalah field yang digunakan sebagai field index utama atau field kunci pengurutan data dari sebuah tabel.
Langkah selanjutnya menentukan bentuk koneksi (relationship ) antar tabel, yang berfungsi untuk mengatur operasi terhadap database . Hubungan itu adalah one-to-one, one-to-many, dan many-to-many . Hubungan one-to-one (1-1) adalah
setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya satu baris data pada tabel kedua. One-to-many (1- ~), pada relasi ini setiap baris data pada tabel pertama dapat dihubungkan ke satu atau lebih data pada tabel yang kedua. Many-to-many (~ - ~), jenis ini berarti satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel kedua (Endrawati, 2005). Teliti ulang dan sempurnakan desain database yang telah dibuat. Periksa apakah apakah database dapat dapat menghasi menghasilkan lkan informas informasii yang yang diingink diinginkan. an. Setelah Setelah itu tambahkan tambahkan seluruh data dan buat juga objek-objek objek-objek database yang lainnya (query, sebagain ainya ya)) sesua sesuaii dengan dengan kebutu kebutuhan han.. Gunak Gunakan an fasil fasilit itas as form, form, report, eport, dan sebag Analysis Tools yang ada pada Microsof Access (Endrawati, 2005).
41
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelit Penelitian ian ini dilaksan dilaksanakan akan di Kecamat Kecamatan an Lima Lima Koto Koto Kampung Kampung Dalam, Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat pada bulan Oktober sampai dengan dengan Desem Desember ber 200 2007 7 dan pengem pengemban banga gan n siste sistem m inform informasi asi dilaku dilakukan kan di Laboratorium Komputer Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Andalas, Padang.
3.2 Bahan dan Alat
Spes Spesif ifik ikas asii
pera perang ngka katt
kera kerass
(hardware)
yang ang
digu diguna nak kan
dalam lam
pengembangan sistem informasi ini adalah komputer Intel Pentium Dual Core dengan dengan spesifik spesifikasi asi sistem sistem Microsof Microsoftt Window indow XP, XP, Profesional Profesional Version 2002, Service Pack 2. Komputer Intel (R) Pentium (R) Dual CPU E2140 @1.60 GHz,
1,00 GB of RAM. Spes Spesif ifik ikas asii
pera perang ngka katt
luna lunak k (software)
yang ang
diguna gunaka kan n
dala dalam m
pengembangan sistem informasi ini adalah: 1. Sist Sistem em oper operas asii berb berbas asis is Windo indows ws XP digu diguna naka kan n untu untuk k sist sistem em oper operas asii komputer, sehingga pengguna bisa pengguna bisa mengaktifkan software . 2. Micro Microsof softt Offi Office ce Access Access 2003, 2003, diguna digunakan kan untuk untuk memb membuat uat database yang diperlukan. 3. Micr Micros osof oftt Visua isuall Basi Basicc 6.0, 6.0, digu diguna naka kan n seba sebaga gaii interface (antar (antar muka) muka) sehingga diperoleh tampilan yang lebih menarik. 4. Seag Seagat atee Cry Crystal stal Repor eports ts 7 untu untuk k mende endesa sain in lapo lapora ran n (report) sehingga informasi bisa dicetak. 5. Micro Microsof softt Offi Office ce Word Word 2003 2003 untuk membua membuatt file teks dengan format RTF (Rich Text Format).
42 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. sekunder. Data primer berupa data syarat agroklimat agroklimat kakao, data teknis budidaya, pane panen n dan penang penangana anan n pasca pascapan panen en kakao kakao yang yang dipero diperoleh leh dari dari penga pengama matan tan langsung di lapangan dan hasil kuisioner/wawancara dengan petani kakao di Kabupaten Padang Pariaman. Data sekunder bersumber dari studi pustaka atau jurn jurnal al ilmiah ilmiah,, data data dari dari Dinas Dinas Pert Pertani anian an Tanama anaman n Panga Pangan n dan dan Perk Perkebu ebuna nan n Kabupat Kabupaten en Padang Padang Pariama Pariaman, n, data dari Dinas Dinas Perkebu Perkebunan nan Provins Provinsii Sumater Sumateraa Barat Barat,, serta serta data data dari dari Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik k Provi Provinsi nsi Suma Sumater teraa Bara Baratt dan Kabupaten Padang Pariaman.
3.3.2 Prosedur Penelitian
Pembuatan sistem informasi produksi kakao ini diawali dengan metode pengump pengumpulan ulan informas informasii mengena mengenaii produksi produksi kakao kakao di Kecama Kecamatan tan Lima Lima Koto Koto Kampun Kampung g Dalam Dalam,, Kabup Kabupate aten n Padan Padang g Paria Pariama man, n, Provi Provinsi nsi Suma Sumate tera ra Bara Barat. t. Kemudi Kemudian an dilak dilakuka ukan n pengum pengumpul pulan an data data tekni tekniss bud budida idaya ya,, pemane pemanenan nan dan dan pascapanen yang dilakukan oleh petani kakao setempat. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data teknis budidaya, panen dan pascapanen yang dilakukan petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman adalah dengan menggunakan kombinasi metode kuisioner dan wawancara terhadap sampel/responden petani kakao. kakao. Kemud Kemudian ian dilak dilakuka ukan n obser observas vasii ke lapang lapangan an agar agar akura akurasi si data data yang yang diperoleh lebih baik untuk dibandingkan dengan informasi dari literatur. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling) . adalah metod metodee pemil pemilih ihan an sampe sampell dengan dengan cara cara Stratified Stratified random random sampling sampling adalah membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Melalui cara ini diharapkan sampel dapat terambil dan mewakili semua kelompok yang
43 ada, sehingga ada jaminan tidak ada kelompok yang terabaikan. Selain itu dapat diharapkan pula bahwa pengaruh tiap kelompok terhadap sampel dapat diabaikan. Tanpa stratifikasi, dapat terjadi bahwa sampel (atau sebagian besar sampel) yang teram terambil bil hany hanya akan akan teram terambil bil dari dari kelom kelompok pok (strat (strata) a) terte tertentu ntu saja saja.. Setel Setelah ah ditentukan strata dari sampel, maka perlu ditetapkan ukuran sampel. Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima persen dari total petani yang ada di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam. Sampel ini meru merupak pakan an sampe sampell yang yang telah telah mewa mewakil kilii selur seluruh uh strat strataa-str strata ata petani petani yang yang digunakan. Kriteria petani kakao yang dijadikan sampel/responden adalah petani yang memiliki lahan kakao lebih dari setengah hektar. hektar. Lahan kakao yang dimiliki petani merupakan lahan yang sudah produktif dan sudah pernah menghasilkan. Sistem yang akan didesain diilustrasikan mempunyai kemampuan seperti yang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rancangan Kemampuan Sistem dan Data yang Diperlukan No 1
Kemampuan Sistem Basis Data : a. Basis asis data data naga agari
b. b. 2
Basi Basiss dat dataa prod produk uksi si kaka kakao o
Dokumen Infor nform masi Kakao kao: a. Info Inform rmas asii sist sistem emat atik ikaa tana tanama man n kakao b. Inform Informasi asi syarat syarat agrokl agroklima imatt kakao kakao c. Info Inform rmas asii tekn teknis is bud budid iday ayaa kaka kakao o Informasi teknis pembibitan •
•
•
•
Informasi teknis pengolahan media tanam Informasi teknis penanaman Informasi teknis pemeliharaan tanaman
Informasi pengendalian hama dan penyakit d. Info Inform rmas asii tekn teknis is pem peman anen enan an dan dan penanganan pascapanen kakao Informasi teknis pemetikan buah •
•
Data yang Diperlukan •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Data nama nagari di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Data jumlah produksi kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Divisi, anak divisi, kelas, anak kelas, bangsa, suku, marga, jenis Syarat pertumbuhan kakao Teknik penyiapan benih, penye-maian benih, pemeliharaan pem-bibitan dan cara pemindahan bibit Persiapan lahan, pembukaan lahan, pengapuran dan pemupukan lahan. Pola tanam, jarak tanam, waktu tanam, cara penanaman Teknis penyiangan, pemangkasan, pemupukan, penyiraman, penyemprotan pestisida, rehabilitasi tanaman dewasa Hama dan penyakit yang berbahaya dan pengendaliannya
Waktu pemetikan, alat yang digunakan, cara pemetikan buah
44 •
Informasi teknis pemecahan buah
•
• •
Informasi teknis fermentasi (pemeraman) •
• • •
Informasi teknis perendaman Informasi teknis pencucian Informasi teknis pengeringan
• •
•
•
Informasi teknis sortasi dan grading kakao
Cara pemecahan buah dan alat yang digunakan Cara fermentasi (pemeraman), jumlah biji yang difermentasi, tempat fermentasi, alat yang digunakan Lama perendaman dan alat yang digunakan Lama pencucian dan alat yang digunakan Cara pengeringan, alat yang digunakan dan lama pengeringan Cara sortir kakao, syarat umum dan khusus pengelompokkan mutu biji kakao kering
3.3.3 Analisis dan Rancangan Sistem
Berdasa Berdasarkan rkan kepada kepada tahapan tahapan yang yang diutarak diutarakan an Waljiyan aljiyanto to (2003), (2003), dalam dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan ini ada beberapa tahapan kegiatan. Tahapan pertama adalah analisis sistem, yang terdiri dari : 1. menginde mengindentif ntifika ikasi si sistem, sistem, dengan cara mempelaj mempelajari ari dan mengumpulk mengumpulkan an data dari setiap bagian yang terlibat dalam bentuk pengolahan data yang telah ada, 2. mema memaha hami mi kerj kerjaa dari dari sist sistem em yang ang ada, ada, deng dengan an cara cara memp mempel elaj ajar arii alir aliran an informasi dari setiap bagian yang terlibat serta mempelajari format masukan dan keluaran informasi pada setiap bagiannya, dan 3. menga menganal nalisi isiss siste sistem, m, berda berdasar sarkan kan data data yang yang sudah sudah didap didapatk atkan an ditari ditarik k suatu suatu kesimpul kesimpulan an mengenai mengenai aliran aliran data yang yang terwakil terwakilii dengan dengan dibuatny dibuatnyaa suatu suatu diagram aliran data (DAD). Tahapan kedua dari kegiatan penelitian adalah perancangan sistem, yang terdiri dari : 1. merancan merancang g masukan, masukan, keluaran keluaran dan merancang merancang program program secara secara keseluruha keseluruhan, n, berdasarkan masukan dan keluaran, 2. merancang form beserta object-object dan menulis kode program (routine) yang dibutuhkan berdasarkan rancangan masukan dan keluaran yang telah ditentukan sebelumnya, 3. mela melaku kuka kan n uji uji jala jalan n (run), diperiksa apakah ada terjadi error/ kesalahan kesalahan pada tiap-tiap object yang terdapat pada form,
45 4. melakuka melakukan n diagnosis diagnosis kesalahan kesalahan yang terjadi, terjadi, kemudian kemudian diperbai diperbaiki ki dan diuji jalankan lagi sampai tidak terdapat error lagi, 5. bila bila prog progra ram m suda sudah h bena benarr maka maka sege segera ra melak elakuk ukan an peng penguj ujia ian n deng dengan an menggunakan data, 6. memeri memeriksa ksa masuk masukan an-ma -masuk sukan an dan keluar keluaran an dari dari pengu penguji jian an yang yang dilak dilakuka ukan n dengan data. Jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan rancangan, dicari sumber error dan melakukan perbaikan, dan 7. membua membuatt dokum dokument entasi asi pro progra gram. m. Microsoft Office Word 2003 Rich text file (RTF)
Microsoft Office Access 2003
Data
Microsoft Visual Basic 6.0
Informasi
Sistem Informasi Produksi Kakao
Reports Data
Seagate Crystal Reports 7
Gambar 5. Proses Perancangan Sistem Data-data yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam basis data dengan mengg mengguna unakan kan Micr Microso osoft ft Offi Office ce Acce Access ss 200 2003. 3. Data Data-da -data ta yang yang terda terdapat pat pada pada Microsoft Office Access 2003 ini dikoneksikan ke Microsoft Visual Basic 6.0 dengan fungsi koneksi ActiveX Data Objects (ADO) sehingga basis data dapat ditampilkan pada project. Tampilan reports pada sistem dibuat dengan mengelola Data Environment pada Microsoft Visual Basic 6.0 dengan provider Microsoft Jet 3.51 OLE DB. Kemudia Kemudian n desain desain reports dirancan dirancang g dengan dengan menambah menambahkan kan (adding project) project) Crystal Reports 7 ke dalam project. Report yang dirancang datanya bersumber dari basis data pada Microsoft Office Access Access 2003. Report ini dirancang ke dalam Microsoft Visual Basic 6.0 agar informasi bisa dicetak. Microsoft Office Word 2003 berfungsi untuk membuat file dengan format (RTF). Format file RTF berfungs berfungsii untuk untuk ditampil ditampilkan kan pada Rich Rich Text Format Format (RTF).
46 project Microsoft Visual Basic 6.0. Kelebihan format RTF ini adalah tulisan yang
dibuat dapat diperbaharui sesuai dengan perkembangan yang terjadi tanpa harus merubah sistem. Pada project Microsof Microsoftt Visual isual Basic Basic 6.0 yang yang dirancan dirancang g ada tiga jenis format data yang ditampilkan, yaitu data basis data dari Microsoft Office Access 2003, data reports dari Seagate Crystal Reports 7 dan data text dari Microsoft Office Word 2003. Data-data tersebut terkumpul menjadi informasi dalam sebuah sistem informasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengolah Pengolahan an Data 4.1.1Hasil Pengambilan Sampel
Meto Metode de peng pengam ambi bila lan n samp sampel el yang yang digu diguna naka kan n adal adalah ah samp sampel el acak acak terstratifikasi (stratif (stratified ied random random sampling sampling). ).
Samp Sampel el diamb diambil il secara secara acak acak
berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Cabang Dinas dan Staf Penyuluh Lapangan Lapangan Kantor Kantor Cabang Cabang Dinas Dinas Pertani Pertanian, an, Kecama Kecamatan tan Lima Lima Koto Koto Kampung Kampung Dalam yang menyebutkan bahwa jumlah populasi petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam hingga tahun 2007 dari program swadaya berbantuan adalah sekitar 920 orang petani dan diasumsikan bahwa populasi petani yang berkebun kakao secara mandiri adalah sekitar 60 orang, sehingga total petani kakao yang ada di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam adalah sekitar 980 orang. Ukuran sampel sampel yang digunakan digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah adalah 5 persen dari total jumlah petani. Dari total populasi petani, maka didapatkan jumlah sampel petani yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 49 orang petani. Sampel yang didapatkan sebanyak 49 orang petani dibagi kedalam stratastrata. strata. StrataStrata-stra strata ta atau kelompo kelompok-ke k-kelomp lompok ok homogen homogen yang yang digunaka digunakan n dalam dalam pengambilan sampel penelitian ini terdiri atas tiga strata, yaitu 1) strata petani yang memiliki lahan kakao sempit (luas lahan ≤ 1 hektar), 2) strata petani yang memiliki lahan kakao sedang (luas lahan 1 – 3 hektar) dan 3) strata petani yang
47 memiliki lahan kakao luas (luas lahan ≥ 3 hektar). Persentase yang digunakan untuk untuk mewakil mewakilii masingmasing-masi masing ng strata strata untuk untuk sampel sampel peneliti penelitian an ini adalah adalah 51 persen (25 orang petani) untuk strata lahan kakao sempit, 37 persen (18 orang petani) untuk strata lahan kakao sedang dan 12 persen (6 orang petani). Tabel 8 memperlihatkan bahwa hampir seluruh lahan kakao di Kecamatan Lima Lima Koto Koto Kamp Kampung ung Dalam Dalam yang yang luasny luasnyaa 1.335 1.335 Ha pada pada tahun tahun 200 2007, 7, baik baik tanam tanaman an belum belum mengh menghas asilk ilkan an ataupu ataupun n
tanama tanaman n mengh menghasi asilka lkan n berad beradaa di
Kanagar Kanagarian ian Sikucur Sikucur.. Luas lahan tanaman tanaman menghas menghasilka ilkan n pada tahun 2007 di Kanagarian Kanagarian Sikucur adalah 98,84 persen, sedangkan Kanagarian Campago hanya memiliki memiliki 1,16 persen lahan kakao dari seluruh lahan kakao menghasilkan. Hal ini membuat penulis mengambil sampel petani yang dijadikan responden hanya dari Kanag Kanagari arian an Sikuc Sikucur ur saja saja karena karena dapat dapat mewa mewakil kilii hampi hampirr seluru seluruh h petani petani di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam. Tabel 8. Luas Areal Perkebunan Kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Berdasarkan Nagari Tahun 2007 Tanaman Belum Tanaman Total Nagari Menghasilkan (TBM) Menghasilkan (TM) Ha % Ha % Ha % Campago 20 42,55 15 1,16 35 2,62 Sikucur 27 57,44 12 73 98,84 1300 97,38 Jumlah (Ha) 47 1 00 12 88 1 00 13 3 5 1 00 Sumber: Kantor Cabang Dinas Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, 2007 4.1.2Deskripsi 4.1.2Deskripsi Kegiatan Petani Kakao Lokal 4.1.2.1Pembibitan
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner yang diperlihatkan pada Lampiran 5 dan 6 didapatkan sebanyak 49 orang sampel yang didata diketahui bahwa 95.92 per perse sen n oran orang g peta petani ni kaka kakao o di Keca Kecam matan atan Lima Lima Koto oto Kampu ampung ng Dala Dalam m mendapatkan bibit kakao dari pemerintah melalui program swadaya berbantuan. Data Data dari dari Kant Kantor or Caban Cabang g Dinas Dinas Pert Pertani anian an Kecam Kecamata atan n Lima Lima Koto Koto Kamp Kampung ung Dalam Dalam (2007) (2007) menyebut menyebutkan kan bahwa bahwa bibit bibit yang yang digunaka digunakan n dalam dalam program program ini adal adalah ah vari variet etas as kaka kakao o fora forast ster ero o yang yang bera berasa sall dari dari PT. PT. Inan Inang g Sari Sari sepe sepert rtii diperlih diperlihatka atkan n pada Tabel 9. Sedangk Sedangkan an dari pembibit pembibitan an sendiri sendiri semua semua petani petani memperhatikan bahwa bibit–bibit dipilih dari induk yang bagus. Pengetahuan
48 petani petani akan perlunya perlunya sortasi sortasi bibit-bi bibit-bibit bit yang yang akan ditanam sangat baik yaitu yaitu sebanyak 95,92 % dari total responden. Tabel 9. Perkembangan Benih/Bibit Perkebunan Kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Tahun 2007 Forastero Jenis Bibit/Benih 0,5 Luas Pembibitan (Ha) PT. PT. Inang Sari Perusahaan Bersertifikat Sertifikasi 50000 Jumlah Bibit/Benih Tersedia 47500 Penyaluran Bibit/Benih 2500 Harga Rata-rata (Rp) Sumber: Kantor Cabang Dinas Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, 2007
Kakao sangat memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong di antara tanaman-tanaman kakao. Hampir seluruh petani di Kecamatan Lima Lima Koto Koto Kamp Kampun ung g Dala Dalam m memb member erik ikan an pena penaun unga gan n keti ketika ka mela melaku kuka kan n pembibitan pembibitan kakao. Biasanya petani menanam kakao pada wadah polybag. Namun dalam melakukan pembibitan sendiri, petani jarang sekali mengupas biji kakao yang yang dijadika dijadikan n bibit. bibit. Selama Selama pembibit pembibitan, an, petani petani yang melakuk melakukan an penyiram penyiraman an yang teratur teratur hanya sebanyak sebanyak 57,14 % responden. responden. Sedangkan Sedangkan pemupukan serta serta pengendalian hama dan penyakit yang teratur terhadap bibit dilakukan masingmasing sekitar 71,43 % dan 75,51 % dari seluruh responden. Pemupukan terhadap pembibitan kakao Secara rutin dilakukan petani satu kali empat bulan. Petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam biasanya memindahkan bibit yang telah disortasi pada musim hujan yang umurnya 4 - 6 bulan. Pembibitan yang baik dan terkendali akan menghasilkan tanaman kakao yang yang berumu berumurr panjan panjang g dan sehat, sehat, sehin sehingga gga dapat dapat memp memperc ercepa epatt pembu pembuaha ahan n tanaman kakao. Apabila pembibitan yang terkendali ini dilakukan oleh seluruh petani di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, maka dapat meningkatkan p pro rodu dukt ktiv ivit itas as dan dan kual kualit itas as tana tanama man n kaka kakao o yang yang dita ditana nam m sehi sehing ngga ga dapa dapatt meningkatkan penghasilan bagi para petani.
49 4.1.2.2Pengolahan Media Tanam
Sebe Sebelu lum m mela melaku kuka kan n pena penana nama man n bibi bibitt kaka kakao, o, maka maka perl perlu u dila dilaku kuka kan n penyel penyeleksi eksian an lahan lahan terlebih terlebih dahulu dahulu sehingg sehinggaa dapat dapat meminim meminimali alisasi sasi kegagala kegagalan n pembudidayan kakao. Kegiatan penyeleksian sebelum penanaman bibit dilakukan oleh hampir seluruh petani kakao. Setelah penyeleksian, petani kakao biasanya melakukan penyiangan terhadap lahan. Petani di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam kurang memperhatikan tempat pembuangan air lahan kakao dan hanya sekitar 22,45 % yang mengelola pembuangan air dengan baik. Pengapuran lahan tidak dilakukan petani di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam karena menurut petani, lahan yang mereka miliki tidak masuk kelas tanah yang asam. Walaupun pengapu pengapuran ran tidak tidak dilakuk dilakukan, an, pemupuk pemupukan an terhada terhadap p lahan lahan sebelum sebelum penanama penanaman n kakao dilakukan oleh 73,47 % dari total 49 orang responden.
4.1.2.3Teknik Penanaman
Berdasa Berdasarkan rkan rekapitu rekapitulas lasii kuisione kuisioner, r, dapat dapat diketahu diketahuii bahwa bahwa penaung penaung yang yang digunakan oleh petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam untuk lahan mereka sifatnya adalah penaung tetap. Kelapa merupakan penaung yang sangat banyak digunakan setelah pinang, pisang serta kayu manis. Lahan yang memiliki memiliki penaung kelapa kegiatan penanaman bibit kakao tidak didahului dengan penanam penanaman an tanaman tanaman pelindung pelindung karena karena di kebun kebun tersebut tersebut sudah ada tanaman tanaman kelapa terlebih dahulu. Jarak rata-rata yang dipakai petani dalam penanaman kakao adalah 3 x 3 meter, meter, 3 x 4 meter dan 4 x 4 meter dengan jumlah tanaman kakao rata-rata dalam satu hektar lahan 400-1000 batang yang pola penanamannya disesuaikan dengan kondis kon disii alam alam lahan lahan.. Sebel Sebelum um kakao kakao ditan ditanam, am, petan petanii biasa biasany nyaa melaku melakukan kan penyay penyayatan atan terhadap terhadap polybag polybag bibit bibit kakao kakao yang yang akan ditanam ditanam.. Lubang Lubang tanam tanam kakao dibuat petani kurang dari 1 bulan sebelum penanaman yang sebelumnya diberi pupuk kandang. Rekapitulasi kegiatan penanaman yan dilakukan petani kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam.
50 4.1.2.4Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam usahatani kakao. Petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam melakukan penyiangan gulma dengan cara kombinasi pemberian herbisida dan cara perambatan yang dilakukan dilakukan 1 – 3 kali sebulan dengan menggunakan cangkul cangkul dan parang. Berdasarkan survey langsung yang dilakukan penulis terhadap lahan kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam terlihat bahwa walaupun hampir selu seluru ruh h peta petani ni mela melaku kuka kan n pema pemang ngka kasa san n terh terhad adap ap tana tanama man n kaka kakao o namu namun n pemangkasan pemangkasan ini tidak rutin dilaksanakan, dilaksanakan, sehingga mengakibatkan mengakibatkan pertumbuhan kakao kurang maksimal akibat buruknya kerangka dasar percabangan, kurang meratanya penyebaran cabang dan daun-daun produktif di tajuk, masih banyaknya bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki seperti tunas air serta cabang sakit, sakit, patah, patah, menggant menggantung ung dan cabang cabang membali membalik, k, kurang kurang terpacu terpacunya nya tanaman tanaman membentuk daun baru yang potensial untuk sumber asimilat dan mudahnya kakao teresrang hama dan penyakit . Selain pemangkasan kegiatan lain penting dalam usahatani kakao adalah pemupukan. pemupukan. Pemupukan lahan kurang dilakukan oleh petani kakao di Kecamatan Lima koto Kampung Dalam karena kurangnya bantuan pupuk yang diberikan pemerintah dan kurangnya kesadaran petani dalam menjaga kebun kakao yang mere mereka ka tana tanam. m. Kegi Kegiat atan an pemu pemupu puka kan n hany hanyaa dila dilaku kuka kan n 45,8 45,86 6 % dari dari tota totall responde responden. n. Hal ini mengaki mengakibatk batkan an pertumbu pertumbuhan han kakao kakao tidak tidak terlalu terlalu bagus bagus dan murah terserang penyakit tanaman sehingga memperlambat pembuahan kakao. Bias Biasany anyaa petani petani melak melakuka ukan n pemupu pemupukan kan pada pada awal awal musim musim hujan. hujan. Kegia Kegiata tan n pemupukan seharusnya dilakukan petani rutin dua kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan (Oktober-November) dan akhir musim hujan (Maret-April) seperti yang dijelaskan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (2006). Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan lahan kakao petani adalah jenis NPK dengan volume penggunaan pupuk sebanyak 1,125 ton yang sumbernya dari swadaya pemerintah seperti diterangkan pada Tabel 10.
51 Tabel 10. Penggunaan Pupuk dan Pestisida Perkebunan Kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Tahun 2007 NPK Jenis Pupuk Yang Digunakan 1,125 Volume Penggunaan Pupuk (Ton) Swadaya Sumber Pupuk Trigodarma Jenis Pestisda Yang Digunakan 1 Volume Penggunaan Pestisida (Liter) Sumber: Kantor Cabang Dinas Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam, 2007
Dari Dari data kuesioner kuesioner diperole diperoleh h bahwa bahwa hanya hanya sebanya sebanyak k 34,69 34,69 % responde responden n yang melakukan penyemprotan pestisida terhadap tanaman kakao dan 16,3 % responde responden n yang yang melakuk melakukan an okulasi okulasi terhadap terhadap tanaman tanaman dewasa. dewasa. Penyempr Penyemprotan otan pestisida sebaiknya dilakukan untuk mencegah serangan hama dan memberantas hama. Tabel Tabel 10 menerangkan menerangkan bahwa jenis petisida yang banyak digunakan petani adalah trigodarma dengan volume penggunaannya sebanyak satu liter.
4.1.2.5Pengendalian 4.1.2.5Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang sangat pent pentin ing g dalam dalam berke berkebun bun kakao kakao.. Seban Sebanya yak k 79,59 79,59 % respon responde den n melak melakuka ukan n pengaturan terhadap pencegahan hama dan penyakit. Namun berbanding terbalik dengan dengan penceg pencegaha ahan n hama hama dan peny penyaki akit, t, penye penyemp mprot rotan an insekt insektisi isida da terhad terhadap ap tanaman tanaman kakao hanya hanya dilakuka dilakukan n oleh sebanyak sebanyak 36,73% 36,73% responde responden. n. Alat Alat yang yang biasa digunakan petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam adalah sprayer dan teko.
Jenis Jenis organ organism ismee pengga penggangg nggu u tanama tanaman n (OPT (OPT)) yang yang banya banyak k meny menyera erang ng tanaman kakao petani adalah hama penggerek buah kakao (PBK) (PBK) yang pada akhir triwulan tahun 2007 menyerang lahan sebanyak 20 hektar seperti dijelaskan pada Tabel 11.
52 Tabel 11. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan Kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Tahun 2007 Penggerek Buah Kakao (PBK) Jenis OPT 200 Luas Serangan Triwulan yang Lalu (Ha) 0 Luas Tambahan Serangan (Ha) 40 Luas Pengendalian OPT (Ha) Agensia Hayati dan Mekanis Cara Pengendalian 20 Luas Serangan Akhir Triwulan (Ha) Sumber: Kantor Cabang Dinas Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam 2007
4.1.2.6Panen dan Pascapanen Kakao
Kegiatan Kegiatan panen dan pascapan pascapanen en kakao kakao yang yang dilakuka dilakukan n petani petani kakao kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam dilakukan secara mandiri oleh masingmasing pemilik kebun. Pemanenan biasanya terjadi pada umur kakao 2 - 4 tahun yang puncaknya terjadi dua kali setahun. Alat yang biasanya digunakan untuk memanen memanen buah kakao kakao adalah adalah pisau, pisau, parang, parang, sabit sabit dan dengan dengan menggun menggunakan akan tangan. Warna kakao yang telah bagus untuk dipanen adalah kekuning-kuningan dan merah tua. Setelah buah dipanen perlu dilakukan sortasi untuk mengelompokkan buah kakao yang bagus. Kegiatan sortasi dilakukan oleh 65,31 % responden petani kakao kakao di Kecam Kecamat atan an Lima Lima koto koto Kamp Kampung ung.. Buah Buah yang yang masa masak k dibuk dibukaa petan petanii dengan cara membelahnya dengan pisau/parang dan dengan cara memukulnya dengan dengan balok. balok. Untuk Untuk mengumpu mengumpulkan lkan buah kakao kakao yang yang sudah sudah dipanen dipanen petani petani biasanya menggunakan karung, ember dan gerobak panen. Sedangkan kulit buah kaka kakao o yang yang suda sudah h diam diambi bill biji bijiny nya, a, pada pada umum umumny nyaa dibu dibuan ang g deng dengan an cara cara menimbun dekat kebun atau dibuang dari lahan kakao. Setelah pemecahan pemecahan buah, buah, maka 1-24 jam kemudian kemudian dilakukan dilakukan fermentasi fermentasi terha terhadap dap biji biji kakao kakao.. Kegi Kegiata atan n ini dilaku dilakukan kan oleh oleh seluru seluruh h respon responden den dengan dengan perlakuan yang berbeda-beda dengan menggunakan karung atau kotak kayu (peti). Banyak responden yang telah memiliki peti fermentasi adalah sebanyak 40,81 % dari total responden. Lama fermentasi yang yang dilakukan petani kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam bervariasi dari 3 – 5 hari. Selama proses fermentasi perlu perlu dilakuka dilakukan n pengaduk pengadukan. an. Pengaduk Pengadukan an dilakuka dilakukan n oleh 65,31 % dari total total
53 respo responde nden. n. Namun Namun perend perendam aman an dan pencu pencucia cian n terhad terhadap ap kakao kakao yang yang telah telah difermentasi tidak dilakukan oleh petani. Pengeringan merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam kegiatan panen dan pascapanen kakao. Petani di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam melakukan pengeringan dengan cara menjemur langsung di bawah sinar matahari. Ketebalan, pembalikkan dan alas sangat diperhatikan petani dalam penjemuran kakao. Pembalikkan terhadap pengeringan kakao dilakukan petani 1 - 3 kali sehar sehari. i. Penge Pengerin ringan gan kakao kakao berlan berlangsu gsung ng 5 - 7 hari hari tergan tergantun tung g cuaca. cuaca. Setel Setelah ah didapatk didapatkan an biji kakao kering, kering, maka dilakukan dilakukan kegiatan kegiatan sortasi. sortasi. Kegiatan Kegiatan ini dilakukan oleh 63,27 % dari total responden dengan cara manual. Penyimpanan merupakan tahap akhir dari kegiatan pascapanen kakao. Dari 49 orang responden, responden, gudang khusus penyimpanan penyimpanan hanya dimiliki sebanyak 26,53 persen responden. Penyimpanan biji kakao kering biasa disimpan di dalam karung goni yang ukurannya 40-80 kg. Setelah di kemas dengan karung, petani biasanya menj menjual ual langs langsung ung biji biji kakao kakao merek merekaa kepada kepada pedaga pedagang ng pengum pengumpu pul/k l/kope opera rasi si pertanian.
54 4.1. 4.1.3H 3Has asil il Peng Pengol olah ahan an Data Data Prod Produk uksi si Kaka Kakao o Ke Keca cama mata tan n Lima Lima Koto Koto Kampung Dalam
Dari pengumpulan data didapatkan data sebagai berikut: Tabel 12. Perkembangan Kakao Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam Produktif Belum Jumlah Produksi Produktivitas Tahun (Ha) Produktif (Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 19 94 0 31 0 31 0 0 0,00 19 95 0 31 0 31 0 0 0,00 19 96 28 28 5 31 0 6 0,02 19 97 25 8 3 31 0 10 0,03 19 98 31 0 0 31 0 1 03 0,33 19 99 31 0 0 31 0 1 04 0,34 20 00 31 0 50 0 81 0 1 03 0,13 20 01 30 0 50 0 80 0 1 05 0,13 20 02 45 0 35 6 80 6 89 0,11 20 03 65 0 15 0 80 0 64 0,08 20 04 65 0 21 6 86 6 2 08 0,24 20 05 66 0 23 4 84 4 211 0,25 20 06 95 0 28 0 1 2 30 8 55 0,70 Sumber: BPS Kabupaten Padang Pariaman (1994-2006) Pada Tabel 12 diperlihatkan bahwa pada tahun 1994, Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam memiliki total lahan kakao sebanyak 310 hektar. Seluruh lahan kakao petani pengadaan bibitnya berasal dari bantuan pemerintah daerah melalui Proyek P2WK seperti dijelaskan pada Lampiran 3. Pada tahun 1996 lahan kakao di Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam sudah mulai menghasilkan. menghasilkan. Dari total lahan lahan kakao kakao yang yang ada, ada, 28 hekta hektarr lahan lahan sudah sudah mulai mulai mengh menghasi asilka lkan n denga dengan n produks produksii biji kakao sebanya sebanyak k 6 ton dan produkti produktivita vitass lahan lahan 0,02 0,02 ton/hekt ton/hektar ar.. Seluruh lahan pada tahun 1999 merupakan merupakan lahan yang produktif dengan produksi 104 ton. Implementasi dari Proyek P2SP Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat tahun 1998/1999 terjadi pada tahun 2000 yaitu pengadaan bibit kakao sebanyak 500 hektar lahan. lahan. Pada tahun tersebut tersebut jumlah jumlah lahan kakao di Kecamatan Kecamatan Lima Lima Koto Kampung Dalam adalah 810 hektar. Peningkatan jumlah lahan produktif pada tahun 2004 menjadi 650 hektar lahan dari 866 hektar lahan mengakibatkan produksi kakao meningkat menjadi 208 ton dengan produktivitas sebanyak 0,24
55 ton/hektar. ton/hektar. Produktivitas lahan kakao di Kecamatan Kecamatan Lima Koto Kampung Dalam mengalami kenaikkan yang tertinggi menjadi 0,70 ton/hektar tahun 2006. Pada tahun tersebut dari total lahan sebanyak 1.230 hektar 950 diantaranya diantaranya merupakan lahan kakao produktif dan lahan kakao tidak produktif hanya 280 hektar. Produksi kakao pada saat itu mengalami kenaikkan tertinggi yaitu menjadi 855 ton.
4.2 Rancanga Rancangan n Basis Data
Sala Salah h satu satu kompon komponen en penti penting ng sistem sistem inform informasi asi adala adalah h database yang berfung berfungsi si sebagai sebagai basis basis penyedia penyedia informas informasii bagi para pemakai pemakainya nya.. Penerapa Penerapan n database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis
data (database system ) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi. Tujuan Tujuan dari desain database ini adalah untuk menentukan datadata yang dibutuhkan dalam sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi dengan baik. Salah satu alasan desain database perlu dilakukan adalah untuk menghindari pengulangan data. Metode untuk meminimalisasi pengulangan data (data redudancy ) yaitu dengan Diagram Entity Relationship (Diagram E-R). berisi komponen komponen himpunan himpunan entitas entitas dan relasi relasi Model Entity Relationship berisi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh seluruh informa informasi si beragam beragam seperti seperti yang terlihat terlihat pada Gambar Gambar 6. Pada gambar tersebut gugus atribut dari entiti nagari adalah kode nagari, nama nagari dan jorong-jorong. Entiti kelompok tani memiliki gugus atribut kode kelompok dan alamat kelompok. Gugus atribut dari entiti varietas adalah kode varietas, nama varietas dan asal negara. Dari ketiga entiti tersebut terdapat relasi diantara masingmasing entiti berupa luas tanam, produktivitas rekomendasi budidaya dan cara produksi kakao petani lokal.
56 Rekomendasi Budidaya
Cara Produksi Kakao Petani Lokal
Asal Negara
Jorong-jorong
VARIETAS
NAGARI
Luas Tanam
Nama Varietas Kode Varietas*
Produktivitas
KELOMPOK PETANI
Alamat Kelompok
Kode Nagari* Nama
Kode Kelompok*
Gambar 6. Entity Relationship Diagram (ERD) Varietas Varietas Kakao di Kecamatan pada Wilayah Kabupaten Padang Pariaman 4.3 Transform ransformasi asi Entity Entity Relationship Diagram ke dalam Tabel
Data-data yang telah diperoleh dari lapangan serta informasi dari literatur diinputkan ke dalam tabel dengan menggunakan software Microsoft Office Access 2003. 200 3. Dari Dari Entity Relationship Diagram dapat didesain tabel-tabel yang perlu dibuat untuk penginputan data-data yang diperoleh dari lapangan dan literatur. Untuk mendesain sistem informasi ini dibutuhkan tabel-tabel diantaranya adalah tabel syarat agriklimat, luas produksi, varietas, kelompok tani, nagari, jorong, data responden, kuisoner, pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pencegahan hama dan penyakit, kelas kematangan buah, teknik petik dan pecah buah, fermentasi, perendaman dan pencucian, pengeringan, sortasi, dan penyimpanan.
Setelah data-data diinputkan ke dalam tabel-tabel, maka tabel-tabel tersebut dihubung dihubungkan kan satu sama lain lain melalui melalui fungsi relationships yang yang terdapa terdapatt pada
57 Micr Microso osoft ft Offio Offioce ce Acces Accesss 200 2003. 3. Relationships ini bertuju bertujuan an memperm mempermudah udah pengaksesan tabel pada Microsoft Visual Basic 6.0. Relasi antar tabel-tabel penginputan data di atas menentukan bentuk koneksi dari satu tabel ke tabel tabel lainnya yang yang bertujuan untuk untuk mengatur operasi operasi terhadap database. Relasi yang terjadi antar tabel penginputan data adalah bentuk koneksi one-to-many (1-~) , , artinya setiap baris data pada tabel yang satu terhubung ke satu
atau lebih data pada tabel yang lainnya. Setelah itu perlu dirancang form, query, dan report yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi dengan menggunakan
Microsoft Offioce Access 2003.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimp Kesimpula ulan n
Penelitian sistem informasi kakao (Theobroma Kecamatan an Theobroma cacao L.) di Kecamat Lima Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman ini telah menghasilkan sebua sebuah h progr program am aplika aplikasi si intera interakti ktiff yang yang meny menyedi ediaka akan n inform informasi asi produk produksi si,, kegiatan budidaya, panen dan pascapanen kakao yang dilakukan petani kakao di Kecamat Kecamatan an Lima Lima Koto Koto Kampung Kampung Dalam, Dalam, Kabupat Kabupaten en Padang Padang Pariam Pariaman an serta serta rekomen rekomendasi dasi dari seluruh seluruh kegiata kegiatan n tersebut tersebut.. Sistem Sistem informas informasii ini telah telah dapat dapat digunakan sebagai media informasi visual yang menarik dan bermanfaat, bermanfaat, praktisi, petani perkebunan kakao maupun pemerintah daerah Sumatera Barat, khususnya Kabupat Kabupaten en Padang Padang Pariama Pariaman n dalam dalam memberi memberikan kan rekomend rekomendasi asi kompreh komprehensi ensif f untuk pengembangan industri kakao di Kabupaten Padang Pariaman Kegiatan budidaya budidaya yang dilakukan petani masih belum optimal diantaranya dalam pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit serta pemangkasan yang b berp erpeng engaru aruh h terhad terhadap ap lambat lambatny nyaa pertum pertumbuh buhan an dan perke perkemb mbang angan an kakao kakao.. Penerapan Penerapan teknologi pascapanen dan pengolahan kakao di Kecamatan Lima Koto Kampun Kampung g Dalam Dalam masih masih dilaku dilakukan kan secar secaraa tradi tradisio sional nal denga dengan n alat-a alat-alat lat yang yang
58 sederhana. Ketersediaan alat dan mesin pascapanen kakao yang diberikan oleh pemerintah belum dimanfaatkan secara efektif untuk pengolahan hasil kakao.
5.2 5.2 Sara Saran n
Sistem informasi ini perlu ditingkatkan dari berbasiskan informasi menjadi sistem penunjang keputusan untuk kesesuaian lahan kakao. Selain itu, sistem ini p perl erlu u dikem dikemban bangka gkan n lebih lebih lanjut lanjut dari dari aspek aspek pemasa pemasaran ran serta serta alat alat dan mesin mesin pascapanen pascapanen kakao sehingga informasi yang disajikan lebih lengkap. Aplikasi Aplikasi web dengan jaringan internet pada sistem informasi merupakan salah satu peningkatan peningkatan dalam dalam penyajia penyajian n informas informasii sehingga sehingga jangkaua jangkauan n penyebar penyebaran an lebih lebih luas. luas. Sistem Sistem informasi kakao ini juga perlu diterapkan pada masing-masing daerah di Sumatera Barat Barat sehingga sehingga ketersed ketersediaan iaan informa informasi si produksi produksi kakao kakao bagi pemerin pemerintah tah dan instansi terkait lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Alter, Steven. 1992. Information Information Systems: A Management Perspective. Perspective. USA: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. Aziz Aziz,, Mu Muham hamma mad d dan Slame Slamett Puji Pujiono ono.. 200 2006. 6. Sistem Sistem Informas Informasii Geografi Geografiss Yogyakarta: Gaya Media. Berbasis Desktop dan Web . Yogyakarta: Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 1993. Accounting Information Information Systems. Fourth Edition. New Jersey: Peason Education, Inc. [BPPT] Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Kakao (Theobroma cacao .L). http://lc.bppt.go.id/iptek. [2 Maret 2007]. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1994. 4. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1994. 1994. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1995. 5. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1995. 1995. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1996. 6. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1996. 1996. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1997. 7. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1997. 1997. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman.
59 [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1998. 8. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1998. 1998. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 199 1999. 9. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 1999. 1999. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2001. 1. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2001. 2001. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2002. 2. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2002. 2002. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2003. 3. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2003. 2003. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2004. 4. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2004. 2004. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2005. 5. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2005. 2005. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. [BPS [BPS]] Badan Badan Pusat Pusat Stati Statisti stik. k. 200 2006. 6. Padan Padang g Pariam Pariaman an dalam dalam Angka Angka 2006. 2006. Pariaman: Pemkab. Padang Pariaman. Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I: Pengantar. Terjemahaan Andreas S. Adiwardana. Cetakan ke-11. PT Ikrar Mandiriabadi. [Disbun [Disbun Sumbar] Sumbar] Dinas Dinas Perkebu Perkebunan nan Propins Propinsii Sumater Sumateraa Barat. Barat. 2006. 2006. Statistik Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat. Padang: Disbun Sumbar. Endra En drawa wati. ti. 200 2005. 5. Mo Modul dul Apli Aplikas kasii Komput Komputer er II: Micr Microso osoft ft Acce Access. ss. Padan Padang: g: Politeknik Negeri Padang. Fatansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Informatika. Firdaus Firdaus.. 2006. 2006. 7 Jam Jam Bela Belaja jarr Inte Intera rakt ktif if Acce Access 2003 2003 untu untukk Oran Orang g Awam wam . Palembang: Maxikom. Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Visual Basic. Net untuk Orang Awam . Palembang: Palembang: Maxikom. Gelinas, Ulric J., Allan E. Oram, dan William P. Wiggins. 1990. Accounting Information Systems. DHTML & JavaScript. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Hall, James A. 2001. Accounting Information Systems. Third Edition. USA: South Western College Publishing. Heddy, Heddy, Suwarsono. 1993. 1 993. Budidaya Tanaman Cokelat . Bandung: Angkasa. Kadir, Abdul. 2003. Penegenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Marlinda. 2003. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi. McFadden, Fred R., Jeffrey A. Hoffer, dan Mary B. Prescott. 1999. Modern York: Addision Wesley. esley. Database Management. Fifth Edition. New York:
60 McLeod, Raymond dan George Schell. 2004. Management Information System . Edisi ke-9. New Jersey: Prentice Hall. Nugroho, A. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung: Informatika. O’Brien, J.A. 1999. Management Infoemation System: Managing Information Information Technology in the Network Enterprice. Third Edition. USA: Times Mirror Higher Education Group Inc. [Pemkab [Pemkab Padang Padang Pariama Pariaman] n] Pemerin Pemerintah tah Daerah Daerah Kabupat Kabupaten en Padang Padang Pariam Pariaman. an. 2007. 2007. Gubernu Gubernurr Dukung Dukung Padang Padang Pariama Pariaman n Sentra Sentra pengemba pengembangan ngan Sejuta Sejuta Kakao. http://www.pariaman.go.id/ http://www.pariaman.go.id/.. [2 Maret 2007]. Poedjiwidodo, Y. 1996. 1 996. Sambung Samping Kakao . Ungaran: Trubus Agriwidya. Poerwadarminta, Poerwadarminta, W.J.S. .J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. [PPKKI] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao . Jakarta: Agromedia Pustaka. [PPKKI] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2005. Pengolahan Produk Produk Primer dan Sekunder Kakao. Jember: PPKKI. [PPTA] [PPTA] Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan. Bogor:PPTA. Santosa. 2000. Aplikasi Sistem Pakar untuk Pemilihan Budidaya Agroindustri Tanaman Perkebunan [Makalah]. Bogor: PERTETA. PERTETA. Siregar, Tumpal H.S., Slamet Riyadi dan Laeni Nuraeni. 2007. Pembudidayaan, Pengolahan, Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat . Jakarta: Penebar Swadaya. Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Bumi Jakarta: Aksara. Tim Divi Divisi si Litba Litbang ng MADC MADCOM OMS S – MADI MADIUN UN.. 200 2007. 7. Mahi Mahirr dala dalam m 7 Hari Hari Microsoft Office Access 2007. Yogyakarta: Andi. Tjiptro Tjiptrosoep soepomo, omo, Gembong Gembong.. 1988. 1988. Taksonom aksonomii Tumbuhan umbuhan (Spermat (Spermathopy hopyta). ta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Turban, Efraim. 1995. Decision Support and Expert System, Management Support Systems. Fourth Edition. USA: Prentice Hall, Inc. Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi). Yogyakarta: Yogyakarta: Graha Ilmu. Wempen, F. Microsoft Acces 2000. 1999. Yogyakarta: Andi. Wilkinson, Joseph W. 1992. Accounting and Information Systems. USA: John Wiley & Sons, Inc.
61 Word, G.A.R dan R.A. Lass. 2001. Cocoa (Tropic (Tropical al Agricultural Agricultural Series). Fourth Edition. USA: Blackwell Science. Catatan : Tulisan ini merupakan bagian dari makalah : Santosa Santosa,, Azrifi Azrifirwa rwan, n, dan Dede Pranata. Pranata. 2008. 2008. Sistem Sistem Informasi Informasi Produksi Produksi Kaka Kakao o (Theobrom Theobroma a cacao cacao L.) di Kec Kecam amata atan n Lima Lima Koto Koto Kampu Kampung ng Makalah Disampa Disampaikan ikan pada Dalam, Dalam, Kabupa Kabupaten ten Padang Padang Pariaman Pariaman. Makalah Semi Semina narr Nasio Nasional nal Teknol eknologi ogi Pert Pertani anian an Seri Seri Komod Komodit itii dan dan Teknolo eknologi gi Pengolahan Kakao, di Padang, Tanggal 22 Agustus 2008.
62