PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN TEKNOLOGINYA
1. 2. 3. 4.
Nama Deny Hermawan Yeni Puspita Riska Aprilia Yuri Indriyani
NIM 160254242006 160254242006 1602542420 160254252002 160254252002 160254242021 160254242021
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, yang mana hanya dengan kehendaknya makalah yang berjudul “Perkembangan Sistem Informasi Geografis dan Tekhnologinya” ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membantu kami dalam mengarahkan pembuatan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan selain sebagai syarat untuk melengkapi nilai di mata kuliah dasar-dasar sistem informasi geografis, makalah ini juga dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi mahasiswa/i yang membutuhkan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, namun saya berharap kekurangan ini dapat dilengkapi dengan kritik dan saran yang mendukung dari segala pihak. Sehingga makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang terpercaya bagi pembaca.
Tanjung Pinang, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI Kata Pengantar
................................................................................................... i
i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii Daftar Gambar .................................................................................................... iii Bab I Pendahuluan
............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang
................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3 Tujuan
................................................................................................. 2
1.4 Manfaat
............................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ............................................................................................... 2.1 Pengertian Sistem Informasi & Geografis ............................................. 3 2.2 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi & Geografis ......................... 4 2.3 Perkembangan Teknologi Sistem Informasi & Geografis .................... 7 Bab III Penutup
....................................................................................................
3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
....................................................................................... 13
................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Web GIS Simpotenda ......................................................................... 8
ii
Gambar 2. Geo Server . .......................................................................................... 8 Gambar 3. Map Server .......................................................................................... 9 Gambar 4. MS4W ................................................................................................. 9 Gambar 5. Map Fish ............................................................................................ 10 Gambar 6. Google Earth ..................................................................................... 10 Gambar 7. Mobile GIS ........................................................................................ 11
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama. Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi. Tanah Kanada (CLICanadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negaranegara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
1
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Apakah pengertian sistem informasi dan geografis?
Bagaimana sejarah perkembangan sistem informasi dan geografis?
Apa saja perkembangan teknologi pada sistem informasi dan geografis?
1.3Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang perkembangan dari sistem informasi geografis dan teknologi.
1.4 Manfaat Hasil penyusunan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi mengenai perkembangan sistem informasi geografis dan teknologi.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Berikut adalaha beberapa definisi SIG yang telah beredar : A. Marbel et al (1983) , SIG merupakan sistem penanganan data keruangan. B. Burrough (1986) , SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
memasukan,
menyimpan,
mengelola,
menganalisis
dan
mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. C. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan. D. Aronoff (1989) , SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. E. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. F. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan
untuk
mengumpulkan,
menyimpan,
menganalisis,
dan
3
menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. G. Purwadhi (1994), SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak ( software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
2.2 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi Geografis 35000 tahun yang lalu di dinding Gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro- Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi
foto" di mana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an. Sebelum lahirnya teknologi Penginderaan jauh (remote Sensing ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG), Inventarisasi dan pemetaan tentang sumber daya alam dilakukan dengan pengukuran langsung dipermukan bumi (landsurveying ). Teknik semacam ini tidak memungkinkan untuk memetakan permukaan bumi dengan cepat.
4
Sejak dua puluh tahun terakhir, pengumpulan data sumberdaya alam dan pemetaan banyak dilakukan dengan menggunakan teknologi inderja, baik dari pesawat udara maupun dengan memanfaatkan citra satelit. Informasi yang dikumpulkan dengan teknologi penginderan jauh anatara lain sediment tersuspensi dalam kolom air, topografi, batimetri, kondisi laut, warna air, identifikasi klorofil – a, suhu permukaan perairan, sumberdaya perikanan, tumpahan minyak, vegetasi seperti mangrove dan padang lamun. Setelah
data
berhasil
dikumpulkan
dikumpulkan
maka
untuk
mengelolanya (memanipulasi, menganalisis dan menyajikan) menjadi informasi yang berguna bagi proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pembangunan sumberdaya alam digunakan SIG (sistem Informasi kelautan). Pengelolaan informasi untuk pengelolaan lingkungan perairan bagi kegiatan perikanan sangat diperlukan, Pengelolaan ini meliputi pengumpulan, pemrosesan, penelusuran, dan analisis data menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya pada waktu yang diinginkan. Sejak tahun 1960-an para pakar ilmu kebumian di Negara maju telah mulai berusaha untuk mengembangkan sistem pengelolaan data spasial secara manual dalam volume yang besar yang telah memakan waktu lama dan biaya yang mahal. Di samping itu karena semakin kompleksnya data spasial yang dikerjakan secara manual memberikan peluang besar terjadinya kesalahan. Pemikiran Pengembangan SIG berkomputer pada tahun 1960-an dilatarbelakangi oleh beberapa faktor: a. Usaha peningkatan teknologi kartografi b. Adanya perkembangan pesat sistem komputerisasi c. Peningkatan kebutuhan dalam analisis spasial Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah
data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
5
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang dibeberapa benua terutama Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus). CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/ pemindaian (digitizing/scanning ), mendukung sistem koordinat nasional yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing dengan aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi
pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer. Perkembangannya memang mengarah pada semakin terbukanya data-data GIS. Beberapa perusahaan misalnya telah merilis data yang bisa diakses oleh banyak orang secara free untuk data global. Misalnya ESRI sudah merilis data global yang bisa diakses, kemudian ada Google, OpenMaps, dll. Demikian pula dengan data citra yang sudah banyak tersedia online.
6
Perkembangan teknologi SIG secara pesat terjadi pada tahun 1980-an sampai dengan sekarang dan berbagai macam system perangkat lunak SIG telah bermunculan seperti ERDAS, ILWIS, ARC /INFO, dan lain-lain. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Teknologi SIG sekarang telah banyak digunakan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta untuk berbagai macam penggunan seperti pengelolaan sumberdaya lahan, pengelolaan lahan dan lain-lain. Teknologi SIG dapat digunakan sebagai suatu alat untuk pengelolaan sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Star dan Ester (1990) mengemukakan bahwa pengembangan SIG dilandasi oleh dua faktor penting yaitu : a. Suatu keinginan untuk pengelolaan lingkungan perkotan terutama dalam kaitannaya dengan perencanaan peremajaan (renewal ) b. Suatu
keinginan
untuk
mengembangkan
kompetisi
penggunaan
sumberdaya lingkungan. Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa para ahli lingkungan dalam mengelola sumberdaya alam telah banyak menggunakan data spasial dibanding waktu sebelumnya. Naibitt, (1984) dalam Star dan Ester (1990) memperkirakan bahwa informasi ilmu berlipat ganda setiap lima tahun, untuk mengantisipasi lonjakan data seperti ini maka diperlukan suatu system, yaitu sistem informasi yang dapat menganalisis, menyimpan dan menyajikan data dalam bentuk spasial.
2.3 Perkembangan Teknologi Sistem Informasi Geografis 2.3.1 Web GIS Program ini mengharuskan pengguna membeli perangkat lunak yang kemudian ditambahkan dalam web browser . Namun ada beberapa yang tidak memerlukan software khusus sama sekali, jadi program tersebut hanya menggunakan kemampuan yang ada dalam web browser . Web GIS memiliki manfaat yang sangat besar salah satunya adalah adanya peta online sebuah daerah dimana user/ pengguna dapat mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan internet. Berikut ini pembagiannya:
7
a. Web GIS Simpotenda. Webgis Simpotenda menyajikan data unggulan potensi daerah seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, kehutanan, dll. WebGIS Siptomenda dapat digunakan untuk mendesain, mengelola dan menyajikan data bereferensi geografis atau peta dalam mendukung pengambilan keputusan.
Gambar 1. Web GIS Simpotenda
b. Geo Server. GeoServer merupakan aplikasi penyediaan data geospasial melalui layanan web services dan dapat diakses melalui web (http), aplikasi pemetaan online, dan aplikasi desktop ( ArcGIS, WMS/WFS Client). Penggunaan standar yang dikeluarkan oleh OGC memungkinkan layanan yang dihasilkan terbuka dan dapat diakses oleh aplikasi lainnya dalam menggabungkan informasi geospasial.
Gambar 2. Geo Server.
8
c. Map Server. MapServer merupakan salah satu aplikasi pemetaan online (web GIS) yang dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA, dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Departemen of Natural Resources). MapServer merupakan aplikasi open source yang berarti dapat didistribusikan dengan gratis disertai dengan sumber kode pemrograman apabila ingin mengembangkan lebih lanjut. MapServer dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi yaitu Unix/Linux, MacOS dan Windows.
Gambar 3. Map Server
d. MS4W. Di dalamnya sudah menyatu Web
aplikasi
Server,
Apache
PHP,
Map
Server dan berbagai library yang
dibutuhkan
membangun
untuk sistem
WebGIS.
Gambar 4. MS4W
9
e. Map Fish. Mapfish adalah sebuah aplikasi web yang digunakan untuk pengembangan aplikasi geografis. mapfish memiliki dua komponen yaitu komponen server dan komponen client. Dapat digunakan dengan MapServer, GeoServer, atau apapun MapGuide pemetaan server yang dapat berkomunikasi dengan protokol buka seperti WMS WFS.
Gambar 5. Map Fish
2.3.2 Google Earth Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc.. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth Plus ($20), yang memiliki fitur tambahan; dan Google Earth Pro ($400 per tahun), yang digunakan untuk penggunaan komersial.
Gambar 6. Google Earth
10
2.3.3 Mobile GIS Mobile GIS di mana GIS yang tadinya hanya digunakan di dalam lingkungan kantor menjadi semakin fleksibel dan mampu digunakan di luar kantor secara mobile. Mobile GIS dapat digunakan untuk menangkap, menyimpan, update, manipulasi, analisa dan menampilkan informasi geografi secara mudah.
Gambar 7. Mobile GIS
Masih banyak pihak-pihak yang mengembangkan perangkat lunak SIG hingga saat ini. Apa lagi dengan memperhatikan jumlah dan variasi dari produk produknya yang makin bertambah dari waktu ke waktu. Tulisan ini hanya menyebutkan sebagian kecil pihak pengembang dari kalangan pemerintahan, akademik, dan perusahaan swasta. Walaupun demikian ada beberapa produk perangkat lunak (terkait) SIG lainnya yang juga sering disebut dan digunakan; yaitu : ER Mapper, ERDAS, Spans GIS, MGE dari Integraph, Global Mapper, Google Earth, Tatuk GIS dan sebagainya. Dengan membanjirnya produk-produk SIG ini, setiap (calon) pengguna makin banyak diberikan pilihan yang bervariasi. Tetapi, hal ini tidak selalu berarti bahwa mereka akan selalu semakin mudah untuk memilih produk. Bahkan tidak jarang, kondisi banyaknya pilihan justru akan membingungkan calon pengguna yang baru saja tergabung di dalam komunitas SIG itu sendiri. Masing-masing produk SIG selalu menjanjikan kemudahan dan keunggulannya tersendiri dengan harga yang cenderung menurun dari waktu ke waktu. Meskipun demikian,
11
berdasarkan pengalaman ringkas penulis, tidak ada satupun perangkat lunak SIG (tunggal) yang dapat memenuhi semua ke butuhan teknis bagi semua aplikasi dan kebutuhan setiap penggunanya (yang tidak jarang bersifat subjektif. Karena variasi aplikasi yang tumbuh di masyarakat terus meningkat, maka developer perangkat SIG juga turut mengikuti perkembangan ini dengan
melakukan pengembangan inovasi-inovasi lebih lanjut di bidang aplikasi yang baru. Biasanya, pengembangan lebih lanjut ini diimplementasikan ke dalam bentuk modul-modul atau komponen perangkat lunak yang terpisah dari paket perangkat SIG standar. Modul ini pun dijual secara terpisah sesuai dengan permintaan pengguna. Dengan komponen perangkat lunak seperti ini, pengguna dapat secara efektif, efisien, fleksibel, dan lebih mengonsentrasikan dirinya dalam membangun aplikasi terkait tanpa harus memikirkan secara rumit aspek-aspek ‘kosmetik ’ yang dimiliki oleh perangkat SIG yang menjadi induknya. Dengan
demikian, kualitas aspek SIG yang digunakan dalam aplikasi pengguna akan setara dengan perangkat SIG standar yang dibuat oleh developer -nya.
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dari hasil diskusi yang di lakukan terdapat beberapa informasi berupa Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. Sejarah perkembangan SIG sendiri sudah dimulai sejak 35000 tahun yang lalu, walaupun penggunaan nya belum menggunakan sebuah alat navigasi atau
lebih
menggunakan
sebuah
rute.
Teknologi
SIG
yang
sudah
dikembangkan sampai saat ini yaitu; Web GIS Simpotenda, Geo Server, Map Server, Google Earth, MS4W, Map Fish & Mobile GIS.
3.2 Saran Adapula saran yang kami berikan: 1. Menggunakan alat atau aplikasi yang berhubungan dengan SIG agar mempermudah kita dalam hal menentukan suatu koordinat. 2. Memperlajari sejarah munculnya SIG
3. Memahami atau mempelajari cara penggunaan alat atau aplikasi SIG.
13
Daftar Pustaka Irwansyah, edy. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks. Prahasta, eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar Perspektif Geodesi dan Geomatika. Bandung: Informatika Bandung. http://webgis.co.id/id/product/psimpotenda (Diakses pada tanggal 25 Maret 2018) https://gigihfordanama.wordpress.com/2011/11/29/geoserver-postgis-quantumgis-membuat-aplikasi-web-gis-online/ (Diakses pada tanggal 25 Maret 2018) https://geomoose.github.io/gm3/ms4w-quickstart/ (Diakses pada tanggal 25 Maret 2018) https://geomoose.github.io/gm3/ms4w-quickstart/ (Diakses pada tanggal 25 Maret 2018) https://www.slideshare.net/mobile/camptocamp/mapfish-v10 tanggal 25 Maret 2018)
(Diakses
pada
http://_earth.id.downloadastro.com/ (Diakses pada tanggal 25 Maret 2018) https://www.ccjdc.org/events/2016/4/26/mobilegisworkshop tanggal 25 Maret 2018)
(Diakses
pada
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195805261986031DEDE_SUGANDI/HAND_OUT_SIG.pdf (Diakses pada tanggal 24 Maret 2018)
14