SINDROM INSENSITIVITAS ANDROGEN ANDROGEN
Oleh : Ade Habibi
Pembimbing : Diana Lyrawati Dra! A"t! Ph!D
PROGRAM PAS#A SAR$ANA %IOMEDI& DO'%LE DEGREE ILM' &ESEHATAN ANA& (A&'LTAS &EDO&TERAN 'NIVERSITAS %RA)I$A*A MALANG +,-.
0
%A% I PENDAH'L'AN
Sindrom insensitivitas androgen (androgen insensitivity syndrome, AIS) adalah sekumpulan gangguan perkembangan seksual akibat mutasi gen penyandi reseptor androgen. Pada AIS terjadi suatu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan dari sel untuk merespon terhadap androgen baik secara sebagian atau keseluruhan. Ketidakmampuan sel dalam merespon hormon androgen dapat mengganggu maskulinisasi dari genetalia laki-laki tetapi tidak mengganggu genitalia !anita atau perkembangan seksualnya secara signi"ikan. #enotip klinis pada individu ini beragam mulai dari habitus normal
laki-laki
dengan de"ek spermatogenik atau berkurangnya rambut terminal sekunder sampai dengan habitus !anita sepenuhnya meskipun terdapat kromosom-$.
%&
Sampai saat ini insidensi AIS di Indonesia belum diketahui. 'erdasarkan iveditha et al kejadian AIS komplit ( complete AIS AIS) berkisar antara
%
*%+.+++ , %*+.+++ penduduk tergantung dari tingkat keparahannya. Insidens derajat yang lebih rendah dari resistensi androgen belum diketahui menurut beberapa literatur bisa lebih banyak atau bahkan lebih sedikit dari insidens AIS. 'ukti-bukti bah!a banyak kasus in"ertilitas pada pria yang tidak dapat diterangkan sebabnya ternyata merupakan derajat ringan resistensi androgen. AIS pada dasarnya merupakan kerancuan antara genotip dan "enotip gender. Secara konvensional seseorang dikatakan ber-genotip perempuan bila memiliki kromosom /011 dan bergenotip laki-laki bila memiilki kromosom /01$. 'erkaitan dengan kaidah ini individu pengidap AIS memiliki "enotip perempuan dengan kromosom /01$ (genotip laki-laki). %/ Sampai saat ini penyusun belum menemukan literatur yang berkaitan dengan terapi gen untuk penyakit AIS ini. 2erapi hanya dilakukan sebatas pada bedah rekonstrukti" genitalia terapi hormon terapi psikologis serta konseling genetika saja. 3iharapkan kedepannya dapat dilakukan tatalaksana terapi gen untuk mengkoreksi de"ek genetik pada penyakit ini.
%A% II
1
TIN$A'AN P'STA&A +!-! (/ng0i N1rmal Andr1gen dan Re0e"t1r Andr1gen 4ntuk dapat memahami sindrom insensitivitas androgen harus memahami tentang e"ek normal testosteron pada perkembangan pria maupun !anita terlebih dahulu. Androgen mamalia adalah testosterone beserta metabolitnya yang lebih poten dihidrotestosteron (352). 6eseptor androgen adalah molekul protein besar yang terdiri dari 7%+ asam amino. Setiap molekul terdiri dari bagian yang terikat androgen yaitu bagian jari 8ing yang terikat pada 3A dalam area sensiti" kromatin dan area yang mengontrol transkripsi. 2estosteron pada sirkulasi berdi"usi ke dalam sitoplasma sel sasaran kemudian dimetabolisme menjadi estradiol sebagian di rubah menjadi 352 dan sisanya tetap sebagai testosteron. 2estosteron dan 352 dapat mengikat reseptor androgen ( androgen receptor A6) 352 lebih poten dan bere"ek lebih lama. Kombinasi A6352 mengalami dimerisasi dengan cara berikatan dengan A6-352 kedua lalu keduanya mengalami "os"orilasi dan seluruh senya!a kompleks tersebut masuk ke dalam inti sel untuk berikatan dengan elemen androgen pada regio promoter gen target yang sensiti" terhadap androgen. 2ranskripsi diampli"ikasi atau dihambat oleh koaktivator atau korepresor. %/0 9alaupun testosteron dapat diproduksi langsung ataupun tidak langsung dari ovarium dan adrenal pada kehidupan selanjutnya sumber utama testosteron pada kehidupan a!al "etus adalah testis yang berperan besar dalam di"erensiasi seksual. Sebelum kelahiran testosteron merangsang karakteristik primer seks laki-laki. Saat pubertas testosteron berpengaruh terhadap ciri kelamin sekunder laki-laki. 2.2. Sindr1m in0en0iti2ita0 Andr1gen Sindrom insensitivitas androgen ( Androgen Insensitivity Syndrom, AIS) adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan dari sel untuk merespon terhadap androgen baik secara sebagian atau keseluruhan. AIS mempunyai ciri khas yaitu menunjukkan "eminisasi (si"at maskulin yang rendah) dari genitalia eksterna saat lahir perkembangan seks sekunder yang abnormal pada saat pubertas
dan
in"ertilitas pada individu dengan karyotipe
/0 1$. AIS
menggambarkan spektrum dari de"ek pada aksi androgen dan bisa dibedakan lagi menjadi tiga "enotip yaitu Complete Androgen Insensitivity Syndrome (AIS) dengan genitalia !anita yang khas Partial Androgen Insensitivity Syndrome (PAIS) dengan predominan !anita predominan laki-laki atau genitalia yang
2
ambigu dan Mild Insensitivity Syndrome (:AIS) dengan genitalia laki , laki yang khas. %;%% Androgen Insensitivity Syndrom (AIS) berkaitan dengan kromosom-1 yang disebabkan oleh mutasi dari gen reseptor androgen Sejauh ini sudah lebih dari ++ mutasi dari gen reseptor androgen yang telah dapat diidenti"ikasi oleh !orld!ide pada pasien dengan AIS. Sebagian besar AIS berpenampilan undervirilization Seseorang
dengan
dengan
beragam
complete
derajat
androgen
dan
keadaan
insensitivity
in"ertilitas.
syndrome
(AIS)
berpenampilan laki-laki kecuali kariotipe /01$ yang disertai testis andesensus yaitu keadaan yang disebut testicular feminization. 2,4 6i!ayat keluarga seluruhnya diperlukan untuk konseling genetik. Secara umum jenis kelamin ditetapkan belakangan berdasarkan "enotip genital data hormonal respon klinis terhadap percobaan terapi dengan testosterone kemungkinan untuk operasi rekonstruksi dan studi molecular dari gen reseptor androgen. Penentuan jenis kelamin sejak lahir sulit pada pasien dengan PAIS. Pada pasien ini perhatian khusus diberikan pada mutasi somatic dari reseptor androgen karena terdapat jumlah tertentu dari reseptor !ild-type dan sepertinya ber"ungsi secara akti". Selanjutnya dengan peningkatan kadar androgen selama pubertas kejantanan menjadi mungkin terjadi secara teoritis. = +!+!-! Complete Androgen Insensitivity Syndrome (CAIS) 'entuk komplet ini terjadi pada satu dari setiap &+.+++ kelahiran hidup. Individu dengan AIS mempunyai genitalia eksternal !anita yang normal. iri-ciri kelainan ini* - perkembangan penis dan bagian tubuh pria lainnya terganggu - anak lahir sebagai perempuan - saat pubertas tanda-tanda seks sekunder (seperti payudara) berkembang tetapi menstruasi tidak terjadi dan in"ertil. - berpenampilan !anita tetapi tidak memiliki uterus mempunyai sedikit bulu ketiak dan rambut pubis. AIS sebagian besar selalu bergiliran dalam keluarga dimana yang mempunyai kromosom 1$ biasanya relative mempunyai genitalia eksterna
3
!anita yang normal dan jarang mempunyai tanda , tanda maskulinisasi dari genetalia eksterna seperti klitoromegali atau "usi labial posterior. %+;%%%& +!+!+! Partial androgen insensitivity syndrome 3PAIS4 PAIS adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kemampuan sel untuk merespon terhadap androgen tidak ber"ungsi seluruhnya. Ketidakmampuan sebagian dari sel untuk merespon terhadap hormone androgen mengganggu maskulinisasi dari genitalia laki , laki pada saat perkembangan "etus maupun perkembangan karakteristik seksual sekunder laki , laki pada saat pubertas tetapi tidak mengganggu genitalia !anita atau perkembangan seksual !anita secara signi"ikan. >%% A. Partial Androgen Insensitivity Syndrom dengan genitalia ambigu atau predominan genitalia laki , laki (PAIS 6ei"enstein syndrome) '. Partial Androgen Insensitivity Syndrom dengan predominan genitalia eksternal !anita +!+!5 Mild androgen insensitivity syndrome (MAIS) :ild Androgen Insensitivity Syndrom adalah suatu kondisi yang berakibat pada gangguan ringan dari kemampuan sel dalam merespon terhadap androgen. 3erajat dari gangguan cukup untuk mengganggu spermatogenesis dan atau perkembangan dari karakteristik seksual sekunder saat pubertas pada laki-laki tetapi tidak mempengaruhi di"erensiasi atau perkembangan genitalia. Alat kelamin !anita dan perkembangan seksual tidak terpengaruh secara signi"ikan akibat insensiti"itas dari androgen ini. :AIS hanya didiagnosa pada
laki-laki.
#enotip klinis yang dihubungkan dengan :AIS mempunyai habitus
laki,laki
normal dengan de"ek spermatogenesis yang ringan dan atau penipisan rambut terminal sekunder. ?enitalia eksterna pada individu dengan :AIS merupakan laki,laki yang tidak
ambigu.
:ereka biasanya mengalami
ginekomasti
saat pubertas.
Kemungkinan mengalami maskulinisasi yang kurang yang mencakup penipisan rambut pada !ajah dan tubuh dan penis yang kecil. 3apat terjadi impoten. Pada beberapa kasus
dilaporkan terjadinya in"ertilitas
sehingga :AIS dapat
menjelaskan beberapa in"ertilitas idiopatik pada laki , laki. %&
+!5! A0"e6 Geneti6 Sindr1m In0en0iti2ita0 Andr1gen Insensitivitas androgen terjadi akibat mutasi pada gen untuk reseptor androgen (A6) yang berlokasi pada kromosom 1@ %%-%&. 5al ini merupakan X lin!ed recessive trait yang penyakitnya tidak bergejala atau minimal. 2erdapat /
4
"ungsi perbagian dan > eon dalam protein reseptor androgen (6A) dengan berat molekul %%+-k3a. 3omain ini terdiri dari %) eon % menyandi -terminal transaktivasi domain (32) sebagai promoter transaktivasi dari gen target yang sebenarnya &) eon & dan yang menyandi 3A binding domain (3'3) yang mem"asilitasi ikatan protein reseptor androgen di atas area promoter dari gen target yang spesi"ik ) area 5inge yang mengikat 23 dan 3'3 dan terdiri dari 0&>-007 residu dan /) eon /-> yang menyandi ligand binding domain yang bertanggung ja!ab pada spesi"isitas dan a"initas dari ikatan ligan. /
?ambar %. ?en reseptor "uman androgen dipetakan pada lengan panjang kromosom 1 (1@%%%&). 2he human protein reseptro androgen dikodekan oleh > ekson (%->). Sama dengan nuclear reseptor lainnya protein terdiri dari beberapa domain "ungsional. 5&terminal domain (23) mengandung & bagian polimorpik B(?ln)n dan (?ly)nC #$A %inding domain '#( "inge region dan ligand %inding domain &)'#( Sumber * ?alani A. 28eli SK. &++>. Androgen insensitivity syndrome * clinical features and molecular defects. 3epartement o" :edical ?enetics 4niversity o" Athens
Kebanyakan individu yang terlahir dengan AIS me!arisi kromosom 1 tunggal dengan de"ek gen yang diturunkan dari ibunya dan bisa mempunyai saudara kandung dengan kelainan yang sama (tes karier sekarang tersedia untuk mencari risiko relati" dalam anggota keluarga ketika diagnosis AIS ditegakkan). Debih dari %++ mutasi A6 dilaporkan menimbulkan beragam "enotip. #enotip AIS yang tergolong minimal atau ringan (sindrom in"ertilitas pada pria dan undervirilized fertile male syndrome) terjadi akibat salah mutasi dengan kodon tunggal atau asam amino yang berbeda. /0 Sedangkan bentuk komplet dan hampir komplet dihasilkan dari mutasi yang mempunyai e"ek besar pada bentuk dan struktur protein. Sekitar %< kasus AIS adalah mutasi baru. 3alam beberapa kasus AIS telah diidenti"ikasi berbagai macam delesi gen pada reseptor androgen serta insersi dan mutasi
5
basa tunggal dengan jumlah yang lebih banyak yang mengenalkan terminasi kodon premature perubahan asam amino atau sambungan m6A yang menyimpang. Selain itu terdapat terdapat pula abnormalitas koaktivator A#-% (activating factor+)./0%%
?ambar &. Skema mutasi AIS yang mempengaruhi si"at normal reseptor androgen.
+!7! Pemeri60aan dan Diagn10i0 Evaluasi ambiguitas neonatal dipaparkan secara lengkap pada artikel-artikel interse kebanyakan melalui pemeriksaan 4S? untuk menentukan ada atau tidaknya uterus< gonad kariotipe dan pengukuran kadar testosteron 352 A:5 dan satu atau lebih steroid adrenal.. AIS merupakan salah satu jenis male undervirilization yang tersering. 9alaupun tidak ada uterus dan kariotipe /01$ telah dibuktikan sejumlah kondisi lainnya yang secara anatomi mirip seperti hipoplasia sel Deydig beberapa de"ek sintesis testosterone (meski tidak sering) dan de"isiensi ; -reduktase harus disingkirkan. Pemeriksaan reseptor androgen sekarang sudah tersedia. Pemeriksaan genetic molekuler dari gen reseptor androgen yaitu gen yang diketahui berhubungan dengan AIS menemukan mutasi pada lebih dari 7;F dari proband dengan AIS yang tampak secara klinis. Sedangkan hasilnya pada individu dengan AIS partial atau mild belum diketahui. %%%&% 3iagnosis dari AIS biasanya ditegakkan hanya melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium. Sedangkan diagnosis dari PAIS dan :AIS juga membutuhkan
6
ri!ayat keluarga yang konsisten dengan pe!arisan kromosom 1 karena melalui pemeriksaan laboratorium yang berguna untuk menegakkan diagnosis belum tentu menampakkan hasil pada setiap individu yang menderita. %% +!7!-! Pemeri60aan M1le6/l Geneti6 6eseptor androgen adalah satu , satunya gen yang diketahui berhubungan dengan androgen insensitivity sindrom. Kegunaan klinis dari pemeriksaan molekul genetic adalah*
-
3iagnosis 3eteksi carier 3iagnosis prenatal
+!7!-!a! Anali0i0 0e8/en9e Se@uencing dari > eon dari gen reseptor androgen mendeteksi adanya mutasi pada lebih dari 7;F individu dengan AIS. Daju mutasi yang dideteksi pada "enotip yang lebih ringan tidak diketahui meskipun demikian diperkirakan kurang dari ;+F pada PAIS dan lebih rendah lagi pada :AIS. 'ila terjadi aktivitas ikatan androgen yang tidak sempurna pada "ibroblast kulit genitalia penemuan mutasi dari androgen binding domain dari gen reseptor androgen mendekati /+F. Sedangkan bila terjadi ikatan androgen yang normal pada "ibroblast kulit genital penemuan mutasi pada gen reseptor androgen adalah %+F atau kurang. +!7!-!b! Anali0i0 dele0i d/"li6a0i Pada individu yang menderita AIS. Analisis delesi atau duplikasi dilakukan −
untuk mendeteksi eonic multieonic dan gross delesi dan duplikasi yang −
jarang pada gen reseptor androgen pada individu yang menderita AIS. Pemeriksaan carier. :ultiple Digation-dependent Probe Ampli"ication (:DPA) dilakukan untuk mendeteksi eonic multi-eonic gross delesi dan duplikasi yang jarang yang tidak biasa terjadi pada gen reseptor androgen pada individu dengan kromosom 11 yang beresiko dan berhubungan dengan individu penderita AIS
&.;. Pola Pe!arisan AIS di!ariskan berkaitan dengan kromosom 1 resesi". 6esiko pada anggota keluarga. &.;.%. Grang tua dari penderita mempunyai kromosom /0-1$
7
Ayah dari penderita tidak terkena dan bukan pemba!a
Hika !anita
mempunyai lebih dari satu anak yang terkena AIS dan penyakit yang menyebabkan mutasi tidak dapat dideteksi melalui ekstraksi 3A dari leukositnya dia mempunyai mosaic germline. Hika analisa pedigree menyatakan bah!a penderita hanya satu-satunya anggota keluarga yang terkena AIS beberapa kemungkinan berkaitan dengan status carrier dari ibu penderita dan !anita lain pemba!a /0-11 dalam keluarganya yaitu * %. Individu yang menderita mempunyai mutasi gen reseptor androgen de novo. 2erdapat dua mekanisme terjadinya mutasi gen reseptor androgen de novo * :utasi germline. :utasi de novo terjadi pada telur pada saat konsepsi dan
kemudian tampak pada setiap sel dari tubuh individu tersebut. Pada contoh ini ibu dari individu tersebut tidak mempunyai mutasi dari reseptor androgen dan tidak beresiko pada anggota keluarga yang lain. :osaicism somatic. :utasi terjadi setelah konsepsi dan kemudian tampak
pada beberapa dari sel tubuh individu yang terkena tetapi tidak semuanya.
Pada
contoh
ini
kemungkinan
bah!a
ibu
merupakan
hetero8igot rendah tetapi lebih besar daripada yang ditemukan dalam populasi umum. &. Ibu dari penderita mempunyai mutasi gen reseptor androgen de novo. 2erdapat dua mekanisme terjadinya mutasi gen reseptor androgen pada ibu * •
:utasi germline. :utasi yang terjadi pada telur atau sperma saat konsepsi tampak pada semua sel tubuh dan ekstraksi 3A dapat dideteksi melalui lekosit.
•
:osaicism germline. :utasi hanya tampak pada ovarium dan tidak dapat dideteksi melalui ekstraksi 3A dari lekosit.
•
:osaicism somatic. :utasi tampak pada ovarium dan beberapa dari sel somatic dan bisa terdeteksi melalui ekstraksi 3A dari lekosit tetapi bisa juga tidak terdeteksi. Pada contoh ini masing , masing keturunannya mempunyai resiko me!arisi mutasi reseptor androgen
meskipun
8
demikian tidak satupun dari saudara perempuannya mempunyai resiko me!ariskan mutasi dari reseptor androgen. . enek dari individu dengan AIS mempunyai mutasi gen de novo. Pada contoh ini semua cucu perempuannya mempunyai resiko menjadi carier.
?ambar . 3iagram genetik menunjukan karier AIS yang menurunkan si"at ke generasi berikutnya
Sumber * 9arne D ?arry. %77=. omplete Androgen Insensitivity Syndrom. 3epartement Endocrinology and 3iabetes 6oyal hildrens 5ospital Australia
+!.!+! Sa/dara 6and/ng dari "enderita •
6esiko dari saudara kandung tergantung pada status carier dari ibu.
•
Hika ibu adalah carier terdapat ;+F kemungkinan transmisi mutasi kepada masing , masing saudara kandung.
9
-Saudara kandung dengan karyotipe /0-1$ yang me!arisi mutasi dari reseptor androgen akan menjadi penderita
-Saudara kandung dengan karyotipe /0-11 yang me!arisi mutasi dari reseptor androgen akan menjadi carier Keturunan dari penderita Individu dengan karyotipe /0-1$ dengan AIS (AIS PAIS atau :AIS) hampir selalu in"ertile. +!.!5! &et/r/nan dari wanita 9arier %. :asing , masing keturunan dari !anita yang diketahui sebagai carier (hetero8igot) mempunyai &;F resiko untuk menjadi salah satu di ba!ah ini* •
:empunyai karyotipe /0-1$ dan menderita
•
:empunyai karyotipe /0-1$ dan tidak menderita
•
:empunyai karyotipe /0-11 dan menjadi carier
•
:empunyai karyotipe /0-11 dan tidak menjadi carier
&. #enotip dari keturunan dengan karyotipe /0-1$ dengan AIS atau :AIS dapat diprediksi.
%&%/
+!;! Penatala60anaan Pengungkapan diagnosis AIS secara sistematis sangat dianjurkan yaitu melalui lingkungan yang empati baik melalui para ahli yang pro"essional dan dukungan keluarga. Penyusun sampai saat ini belum mendapatkan literaratur yang dapat menunjukan langkah terapi genetik pada AIS. Penatalaksanaan yang ada sampai saat ini hanya terbatas pada bedah rekonstrukti" genital terapi hormon dan suport psikologis serta konseling genetik saja. 2erapi tersebut dilakukan sesuai kebutuhan dan tingkat keparahan dari AIS itu sendiri. +!;!-! #AIS 5al yang biasa dilakukan adalah mengangkat testis setelah masa pubertas ketika "eminisasi telah lengkap terjadi pada pasien yang menderita AIS sejak "eminisasi terjadi sebagian oleh estrogen testicular dan sebagian dari konversi
10
androgen menjadi estrogen di peri"er. 3asar pemikiran untuk gonadectomi setelah pubertas adalah bah!a keganasan testicular yang berkembang biasanya pada testis kriptorkisme jarang terjadi sebelum pubertas. ?onadektomi sebelum pubertas diindikasikan jika testis inguinal tidak nyaman secara "isik maupun estetik dan jika diperlukan herniora"i inguinal. Pada kasus ini diperlukan terapi replacemen estrogen untuk menga!ali pubertas memelihara "eminisasi dan menghindari osteoporosis. Jagina biasanya cukup pendek dan diperlukan dilatasi sebagai usaha untuk mencegah dispareunia. +!;!+! PAIS dengan "red1minan genitalia wanita Persoalan yang terjadi hampir sama dengan yang dibahas pada AIS kecuali
bah!a
gonadektomi
sebelum
ketidaknyamanan emosional akibat
pubertas
membantu
peningkatan klitoromegali
mencegah pada
saat
pubertas. 'ila diagnosis PAIS sulit ditegakkan karena adanya mosaicism somatic penentuan perubahan jenis kelamin dapat berakibat pada masalah kecocokan. Hika pasien dengan mutasi germline reseptor androgen terlahir sebagai !anita (AIS atau PAIS yang berat) tidak ada ketentuan kapan harus dilakukan gonadektomi sedini mungkin sejak lahir atau setelahnya setelah perkembangan pubertas spontan. Pada kasus ini jika didapatkan mosaicism somatic resiko terjadinya kejantanan selama pubertas harus dipertimbangkan dan dianjurkan dilakukan gonadektomi sebelum pubertas. +!;!5! PAIS dengan genitalia ambig/ ata/ "red1minan genitalia la6i < la6i Penentuan jenis kelamin pada in"ant dengan genitalia ambigu merupakan proses yang kompleks yang membutuhkan !aktu untuk penilaian oleh tim multidisiplin melalui konsultasi dengan keluarga dan harus dipecahkan sedini mungkin. 3isamping murni pertimbangan anatomi dan surgical pemilihan jenis kelamin laki , laki pada akhirnya membutuhkan percobaan terapi dengan dosis androgen sebagai usaha untuk memprediksi kemungkinan responsivitas androgen saat pubertas. Selanjutnya pertumbuhan phallic (buah 8akar) yang cukup
besar
sebagai
respon
dari
pemberian
androgen
memudahkan
pelaksanaan bedah rekonstruksi. 3ianjurkan pemberian terapi percobaan dengan testosterone pada semua pasien dengan PAIS terutama bila mosaicism reseptor androgen dapat diidenti"ikasi sejak lahir. 3engan melakukan terapi tersebut kemampuan kejantanan dari genitalia eksternal bayi baru lahir di ba!ah pengaruh androgen eksogen dapat dievaluasi sebelum penentuan jenis kelamin. Sensiti"itas
11
androgen dievaluasi setelah terapi selama tiga bulan dengan cara mengukur penambahan panjang dari penis dan perkembangan skrotum. 6espon yang positi" menyokong orientasi kearah laki , laki. :eskipun demikian ahli Endokrinologi pediatric harus sangat hati , hati dalam menentukan jenis kelamin. :ereka membutuhkan berbagai pertimbangan kemungkinan karena melalui grup support pasien diketahui bah!a beberapa pasien kece!a dengan hasil keputusan dokter. ?inekomasti
yang
berkembang
saat
pubertas
pada
akhirnya
membutuhkan mammoplasti reduksi. Pada individu dengan PAIS yang terlahir sebagai !anita dan yang telah menjalani gonadektomi setelah pubertas membutuhkan terapi replacement kombinasi estrogen dan androgen untuk memelihara libido. +!;!7 MAIS Daki , laki dengan :AIS seringkali membutuhkan mammoplasti reduksi sebagai terapi dari ginekomasti. 2erapi percobaan dengan androgen dianjurkan untuk mencoba memperbaiki kejantanan. &.=. Konseling +!=!-! &1n0eling Geneti6 Ketika !anita terdiagnosis AIS atau PAIS konsultasi dengan konselor genetik dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai turunan resesi" terkait 1. Konseling genetic adalah proses untuk mempersiapkan individu dan keluarga untuk menerima in"ormasi secara alami. Perlu juga dilakukan konseling tentang resiko penentuan jenis kelamin. Selain itu harus juga dijelaskan tentang * Ibu dari !anita dengan AIS mungkin mengandung gen pemba!a (karier) pada salah satu kromosom 1-nya. Pada ibu karier kelainan akan diturunkan pada sekitar ;+F keturunan baik itu 11 tau 1$. 2urunan 11 tampaknya akan tidak terpengaruh sedangkan turunan 1$ dapat memiliki kondisi yang sama (menjadi in"ertil). 3alam keluarga besar dapat ditemukan anggota keluarga lain yang merupakan penderita atau karier AIS. 3eteksi karier oleh tes genetik sekarang ini memungkinkan. Keluarga perlu di beritahu bah!a saat ini sudah dapat dilakukan pemeriksaan genetika molekuler prenatal dapat dilakukan saat kehamilan pada
12
!anita yang diketahui merupakan carier dari mutasi gen reseptor androgen yang tampak dalam keluarga. =%%%/
+!> Tera"i Geneti6 mendatang Sampai saat ini penyusun belum menemukan literatur mengenai tatalaksana terapi gen pada AIS. 3ari beberapa literature yang ada hanya mencantumkan pemeriksaan genetik sebatas untuk menegakan diagnosis penyakit ini saja. 3iharapkan kedepannya dapat dilakukan tatalaksana terapi gen untuk penyakit ini misalnya dengan koreksi de"ek genetik
13
%A% III &ESIMP'LAN
%. Sindrom insensitivitas androgen ( Androgen Insensitivity Syndrom, AIS) merupakan suatu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan dari sel untuk merespon terhadap androgen yang terjadi akibat mutasi pada gen untuk reseptor androgen (A6) yang berlokasi pada kromosom 1@ %%-%&. &. AIS dibedakan lagi menjadi tiga "enotip yaitu* Complete Androgen Insensitivity Syndrome (AIS) Partial Androgen Insensitivity Syndrome (PAIS) Mild Insensitivity Syndrome (:AIS) . AIS di!ariskan berkaitan dengan kromosom 1 resesi". /. Keturunan dari !anita yang diketahui sebagai carier (hetero8igot) mempunyai • • •
&;F resiko untuk menjadi * •
:empunyai karyotipe /0-1$ dan menderita
•
:empunyai karyotipe /0-1$ dan tidak menderita
•
:empunyai karyotipe /0-11 dan menjadi carier
•
:empunyai karyotipe /0-11 dan tidak menjadi carier
;. konsultasi dengan konselor genetik dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai turunan resesi" terkait 1 dan untuk resiko penentuan jenis kelamin. ;! Penatalaksanaan yang ada sampai saat ini hanya sebatas pada bedah rekonstrukti" genital terapi hormon dan psikologis support serta konseling genetik.
14
DA(TAR P'STA&A
+. iveditha J Sudarshan $. &+%;. Psyc"ological Aspects of Androgen Insensitivity Syndrome A Case eport . - Psyc"ol Psyc"ot"er. * +/0. doi*+1.4+232++14/.+111+/0. &. :cPhaul :H. &++&. Androgen receptor mutations and androgen insensitivity. Molecular and Cellular 5ndocrinology %7>(%-&)*0%,=. . Gakes :'. Eyva88adeh A3. &++>. Complete Androgen Insensitivity Syndrome 6 A evie7s. $ort" American Society for Pediatrics and Adolescent 8ynecology* 5lsevier Inc /.
Dee 5H hang . ecent advances in androgen receptor action. Cellular and Molecular )ife Sciences &++ 0+(>)*%0%,&&.
. ?alani A. 28eli SK. &++>. Androgen insensitivity syndrome * clinical features and molecular defects. #epartement of Medical 8enetics, 9niversity of At"ens. 0. itsche E: 5iort G. :"e molecular %asis of androgen insensitivity. ;ormone esearc" 2111< 4&(*026 00. . Kohler '. Dumbroso S. &++/. Androgen Insensitivity Syndrome* Somatic Mosaicism of t"e Androgen eceptor in Seven =amilies and Conse>uences for Se? Assignment and 8enetic Counseling . :"e @ournal of clinical and endocrinology. >. ?on8ale8 E leland H Daurence iki Karavitaki H ?rossman A'. &+%;. Partial Androgen Insensitivity Syndrome Caused %y a $ovel Mutation. - Clin Case ep * ++. doi*+1.4+232+21.+111++ . 7. Androgen insensitivity syndrome. Bnline mendelian in"eritance in man. -o"ns ;op!ins 9niversity. Availa%le from*"ttp*33777.nc%i. nlm.ni".gov3entrez3 dispomim .cgiidD0111/ .
15
%+. Ahmed S#. heng A. %777. Assesment of t"e gonadotropingonadal a?is in androgen insensitivity syndrome. #epartement of Pediatrics, 9niversity of Cam%ridge. %%. A 5ughes 5ouk. &++0. Consensus statement on management of interse? disorder . 3epartement o" pediatrics 4niversity o" ambridge. %&. 'oehmer AD. 'rinkmann G. &++%. 8enotype versus p"enotype in families 7it" androgen insensitivity syndrome. 3ivision o" Endocrinology 3epartment o" Pediatrics Sophia hildrenLs 5ospital 6otterdam. %. 'rinkmann AG. &++%. Molecular %asis of androgen insensitivity. #epartment of 5ndocrinology and eproduction, Erasmus 4niversity :edical enter 6otterdam. %/. ?ottlieb '. &++=. Androgen Insensitivity Syndrome, Androgen esistance Syndrome, :esticular =eminization. Includes* Complete Androgen Insensitivity Syndrome &CAIS(, Partial Androgen Insensitivity Syndrome &PAIS(, Mild Androgen Insensitivity Syndrome &MAIS(. Cell 8enetics )ady #avis Institute for Medical esearc", Montreal .
16
17