TUGAS AKHIR SIMULASI REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20kV DI PT PLN (PERSERO) RAYON SUNGAI RUMBAI
Oleh :
HASBULAH 2015310099
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG 2017
ABSTRAK SIMULASI REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20kV DI PT PLN (PERSERO) RAYON SUNGAI RUMBAI HASBULAH / 2015310099 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Kondisi tegangan yang terlalu rendah, rugi daya pada jaringan, dan beban yang terlalu besar menjadi masalah utama di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai dilakukan rekonfigurasi jaringan. Untuk mendukung rekonfigurasi jaringan tersebut, digunakan ETAP sebagai alat simulasi sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai.
Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan menggunakan ETAP, maka rekonfigurasi jaringan dapat memperbaiki kondisi kelistrikan di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. Meliputi jatuh tegangan feeder Kota Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi sebesar 3853 Volt, setelah rekonfigurasi menjadi 3011 Volt. Jatuh tegangan feeder Kota Sungai Rumbai turun sebesar 4,215%. Untuk rugi daya sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi sebesar 0,563 MW, setelah rekonfigurasi menjadi 0,553 MW. Artinya, dengan rekonfigurasi jaringan yang dilakukan dapat menurunkan rugi daya sebesar 0,01 MW dengan persentase turunnya sebesar 1,7%. Kemudian untuk pemerataan beban feeder, beban untuk feeder Kota Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi sebesar 117,4 Ampere, setelah rekonfigurasi menjadi 68 Ampere. Beban feeder Kota Sungai Rumbai turun sebesar 42,078%. Sedangkan beban feeder yang direncanakan setelah rekonfigurasi sebesar 49 Ampere.
Kata kunci : feeder, rekonfigurasi, ETAP
i
ABSTRACT SIMULATION OF 20KV DISTRIBUTION NETWORK RECONFIGURATION AT PT PLN (PERSERO) RAYON SUNGAI RUMBAI HASBULAH / 2015310099 ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
Low voltage conditions, power losses in the network, and overload is a major problem in at PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. Therefore, to overcome these problems we do network reconfiguration. To support the reconfiguration of the network, ETAP used as a software to simulate the 20kV system at PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai.
Based on simulation results and calculations using ETAP, the reconfiguration of the network can improve the condition of electricity at PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. Including voltage on Kota Sungai Rumbai feeder before reconfiguration was 3853 Volt, after reconfiguration it becomes 3011 Volt. Voltage drop Kota Sungai Rumbai feeder is equal to 4.215%. For 20 kV system power loss at PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai before the reconfiguration was 0.563 MW, after reconfiguration it becomes 0.553 MW. That means, the network reconfiguration have been done can reduce the power loss around 0.01 MW with the percentage of the decrease is 1.7%. Then for load equalization feeder, load for Kota Sungai Rumbai feeder before reconfiguration was 117.4 Ampere, after reconfiguration it becomes 68 Ampere. Kota Sungai Rumbai feeder load decreased by 42.078%. While planned feeder load after the reconfiguration is 49 Ampere.
Keywords: feeder, reconfiguration, ETAP
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir SIMULASI REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20kV DI PT PLN (PERSERO) RAYON SUNGAI RUMBAI
Hasbulah 2015310099 Disahkan Oleh :
Disetujui Oleh :
Ka.Prodi. Teknik Elektro S1
Pembimbing
Zuriman Anthony, S.T., M.T.
Aswir Premadi, MSc. Eng NIDN : 10008077309
NIDN : 1021096902
Diketahui Oleh : Dekan Fakultas Teknologi Industri
Arfita Yuana Dewi, S.T,. M.T. NIDN : 1024017501
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ” SIMULASI REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20kV DI PT PLN (PERSERO) RAYON SUNGAI RUMBAI ”. Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil observasi lapangan,di PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai, serta referensi dari buku – buku atau jurnal yang telah penulis baca. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini , penulis juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik sumbangan tenaga maupun sumbangan pikiran, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini, yaitu : 1
Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.
2
Bapak Ir. Hendri Nofrianto., MT.Selaku Rektor Institut Teknologi Padang.
3
Ibuk Arfita Yuana Dewi, MT.Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang.
4
Bapak Zuriman Anthony, S.T, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Padang.
5
Bapak Ir.Aswir Premadi,M.Sc. Selaku pembimbing Tugas Akhir di kampus.
10. Saudara Yogi Dwi Putra A.Md. dan Seluruh Staf dan Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai Payaumbuh yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas kerja sama dan bantuannya. 11. Asyauqi Putra , Syatria Ramalan, Fithia Ezra dan teman-teman dari Jurusan Teknik Elektro Angkatan ’2015’ yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta bantuannya selama ini. 12. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
v
Penulis menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan hambatan-hambatan yang di alami penulis dalam memperoleh sumber-sumber dan bahan-bahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca terutama penulis dan semua pihak yang membutuhkan.
Padang, 25 Februari 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
ABSTRACT................................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ISI .........................................
iv
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH .................................................
v
DAFTAR ISI...............................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Batasan Masalah........................................................................
3
1.3 Tujuan........................................................................................
3
1.4 Manfaat......................................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem distribusi tenaga listrik ..................................................
5
2.2 Konfigurasi jaringan..................................................................
6
2.3 Operasi sistem tenaga listrik .....................................................
9
2.3.1 Tujuan operasi sistem tenaga listrik ................................
9
2.3.2 Kondisi-kondisi operasi sistem tenaga listrik .................
10
2.3.3 Permasalahan operasi sistem tenaga listrik .....................
10
2.3.4 Manajemen operasi sistem tenaga listrik ........................
11
2.4 Metode Perbaikan Kualitas Daya Listrik ..................................
12
2.4.1 Memperbesar Penampang Penghantar ............................
12
2.4.2 Pemasangan Kapasitor Bank...........................................
13
2.4.3 Membangun Gardu Induk Baru.......................................
15
vii
2.4.4 Rekonfigurasi Jaringan....................................................
15
2.5 Profil Tegangan .........................................................................
16
2.6 Daya Listrik...............................................................................
17
2.6.1 Daya Semu ......................................................................
18
2.6.2 Daya Aktif .......................................................................
18
2.6.3 Daya Reaktif....................................................................
19
2.7 Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi..........................................
19
2.8 Jatuh Tegangan..........................................................................
20
2.9 ETAP .........................................................................................
21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian..........................................................................
25
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................
25
3.3 Data-data yang dibutuhkan........................................................
26
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................
26
3.4.1 Metode peninjauan ..........................................................
26
3.4.2 Metode interview.............................................................
26
3.4.3 Metode studi pustaka.......................................................
26
3.5 Metode Analisa Data .................................................................
27
3.6 Jalannya Penelitian (Flowchart) ................................................
28
BAB IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Kondisi Kelistrikan di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai .........................................................................................................
30
4.1.1 Kondisi Kelistrikan di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai GH Sungai Rumbai ..................................................................
33
4.2 Pola operasi kelistrikan PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai .........................................................................................................
34
4.2.1 Pola operasi sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai sebelum dilakukan rekonfigurasi................................
viii
43
4.2.2 Pola operasi sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai setelah dilakukan rekonfigurasi ..................................
45
4.3 Hasil simulasi jaringan sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi........................................................
47
4.4 Hasil simulasi jaringan sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai setelah rekonfigurasi..........................................................
48
4.4.1 Hasil simulasi feeder Kota Sungai Rumbai setelah dilakukan Rekonfigurasi ...........................................................................
49
4.4.2 Hasil simulasi feeder Yang direncanakan setelah dilakukan rekonfigurasi.............................................................................
50
4.5 Analisa.......................................................................................
51
4.5.1 Perubahan kondisi tegangan............................................
51
4.5.2 Perbaikan rugi daya.........................................................
55
4.5.3 Pemerataan beban feeder ................................................
57
BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan................................................................................
59
5.2 Saran..........................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
61
ix
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Hasil Simulasi ETAP 12.6 Feeder Kota Sungai Rumbai Sebelum dilakukan Rekonfigurasi LAMPIRAN 2. Hasil Simulasi ETAP 12.6 feeder Kota Sungai Rumbai Setelah dilakukan Rekonfigurasi LAMPIRAN 3. Hasil Simulasi ETAP 12.6 Feeder yang Direncanakan Setelah dilakukan Rekonfigurasi LAMPIRAN 4. Laporan Pengukuran Beban Trafo Feeder Kota Sungai Rumbai LAMPIRAN 5. Single Line Feeder Kota Sungai Rumbai Sebelum dilakukan Rekonfigurasi LAMPIRAN 6. Single Line Feeder Kota Sungai Rumbai dan Feeder Yang Direncanakan Setelah dilakukan Rekonfigurasi LAMPIRAN 7. Peta Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit hingga ke konsumen ....................................................................................................
5
Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan radial......................................................
7
Gambar 2.3 Konfigurasi jaringan hantaran penghubung ............................
7
Gambar 2.4 Konfigurasi jaringan spindel ...................................................
8
Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan loop........................................................
9
Gambar 2.6 Konfigurasi sistem kluster.......................................................
9
Gambar 2.7 Bagian-bagian kapasitor..........................................................
14
Gambar 2.8 Feeder menyuplai 16 Gardu trafo Distribusi ..........................
16
Gambar 2.9 Profil Tegangan pada JTM pada setiap Gardu Distribusi .......
17
Gambar 2.10 Segitiga Daya Kompleks .......................................................
18
Gambar 2.11 Toolbar Load Flow Analysis di ETAP..................................
22
Gambar 2.12 Elemen standar pada ETAP ..................................................
23
Gambar 2.13 Simbol Generator di ETAP ...................................................
23
Gambar 2.14 Simbol Transformator di ETAP ...........................................
23
Gambar 2.15 Simbol pemutus rangkaian di ETAP.....................................
24
Gambar 2.16 Simbol beban pada ETAP .....................................................
24
Gambar 2.17 Simbol bus pada ETAP .........................................................
24
Gambar 3.1 Kantor PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai...................
25
Gambar 3.2 Diagram flow chart tahapan kegiatan penelitian.....................
28
Gambar 4.1 Feeder-feeder di GH Balitan...................................................
31
Gambar 4.2 Feeder-feeder di GH Koto Baru..............................................
31
Gambar 4.3 Feeder-feeder di GH Sungai Rumbai......................................
32
Gambar 4.4 Diagram Satu Garis GH Sungai Rumbai.................................
35
Gambar 4.5 Simulasi jaringan sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi jaringan menggunakan ETAP 12.6...........
xi
44
Gambar 4.6 Simulasi jaringan sistem 20 kV PT PLN (Perseo) Rayon Sungai Rumbai setelah rekonfigurasi menggunakan ETAP 12.6 ...........................
46
Gambar 4.7 Kondisi tegangan di GH Sungai Rumbai sebelum (a) dan sesudah (b) rekonfigurasi ...............................................................................................
52
Gambar 4.8 Kondisi tegangan ujung di feeder kota sebelum rekonfigurasi .....................................................................................................................
53
Gambar 4.9 Kondisi tegangan ujung di feeder yang direncanakan setelah rekonfigurasi ...............................................................................................
53
Gambar 4.10 Kondisi tegangan ujung di feeder kota setelah rekonfigurasi .....................................................................................................................
53
Gambar 4.11 Grafik perbandingan kondisi tegangan feeder Kota Sungai Rumbai dan feeder yang direncanakan sebelum dan sesudah rekonfigurasi............
54
Gambar 4.12 Grafik perbandingan rugi daya F. Kota SRB dan F. Yang direncanakan ...............................................................................................
55
Gambar 4.13 Grafik perbandingan rugi daya pada sistem 20 kV sebelum dan sesudah rekonfigurasi..................................................................................
56
Gambar 4.14 Grafik perbandingan Beban F. Kota SRB dan F. Yang direncanakan sebelum dan sesudah rekonfigurasi.............................................................
xii
58
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Impedansi AAAC Berpedoman pada SPLN 64:1985................
21
Tabel 4.1 GH dan Feeder-feeder yang terdapat di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai.................................................................................. 30 Tabel 4.2 Lokasi pemasangan kapasitor bank di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai ........................................................................................................ 33 Tabel 4.3 Data feeder di PT PLN Rayon Sungai Rumbai...........................
34
Tabel 4.4 Data Jarak dan Luas Penampang feeder Kota Sungai Rumbai sebelum dilakukan rekonfigurasi............................................................................... 35 Tabel 4.5 Data Jarak dan Luas Penampang feeder Kota Sungai Rumbai setelah dilakukan rekonfigurasi............................................................................... 39 Tabel 4.6 Data Jarak dan Luas Penampang feeder yang direncanakan setelah dilakukan rekonfigurasi............................................................................... 42 Tabel 4.7 Kondisi tegangan sebelum dan sesudah rekonfigurasi jaringan .
54
Tabel 4.8 Rugi daya F. Kota Sungai Rumbai dan F. yang direncanakan sebelum dan sesudah direkonfigurasi........................................................................ 55 Tabel 4.9 Rugi daya sistem 20 kV PT PLN Rayon Sungai Rumbai sebelum dan sesudah rekonfigurasi berdasarkan hasil report manager simulasi ETAP .
57
Tabel 4.10 Beban F. Kota SRB dan F. Yang direncanakan sebelum dan sesudah rekonfigurasi ...............................................................................................
xiii
58
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sistem
distribusi
primer
digunakan
untuk
menyalurkan
tenaga
listrik
dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat mengguna kan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan distribusi
yang ini
diinginkan
direntangkan
dan
kondisi
sepanjang
serta
daerah
situasi
yang
akan
lingkungan. di
suplai
Saluran tenaga
listrik sampai ke pusat beban. Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer.(Suhadi dkk, 2005) PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai merupakan salah satu rayon terjauh dari beberapa rayon yang terdapat di PLN Area Solok yang mengelola sistem distribusi primer untuk tiga Kabupaten, Bungo, Dharmasraya dan Tebo. Sistem distribusi primer ini mendapatkan suplai energi utama dari dua Gardu Induk (GI) yaitu GI Muaro Bungo dan GI Sungai Langsek. Melalui Ekspress feeder Pinang, GI Muaro Bungo menyuplai energi listrik ke Gardu Hubung (GH) Sungai Rumbai. Selanjutnya dari GH Sungai Rumbai dikirimkan energi listrik melalui 2 buah feeder yaitu feeder Kota Sungai Rumbai dan feeder Jujuhan. Feeder Kota Sungai Rumbai berada di bawah pengawasan PT PLN Rayon Sungai Rumbai, sedangkan feeder Jujuhan berada di bawah pengawasan Rayon Rimbo Bujang wilayah S2JB (Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu). Dalam usaha pendistribusian listrik di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai ditemukan beberapa kendala, diantaranya tegangan yang tidak stabil dan tegangan terlalu rendah antara 17,1 - 18,8 kV pada GH Sungai Rumbai, hal ini diakibatkan jauhnya jarak dari suplai energi utama yaitu 57,196 kms dan besarnya beban yang ditanggung GH
1
Sungai Rumbai antara 75 - 173 A. Baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi tenaga listrik dapat dilihat dari kualitas daya yang diterima oleh konsumen. Kualitas daya yang baik, antara lain meliputi : kapasitas daya yang memenuhi dan tegangan yang selalu konstan. Tegangan diharapkan dalam keadaan konstan, terutama jatuh tegangan yang terjadi di ujung saluran. Pada feeder Kota Sungai Rumbai tegangan pada ujung salurannya yaitu 16,1 kV - 17,8 kV. (Suhadi dkk, 2005) Berdasarkan data di atas, upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas daya pada sistem distribusi tenaga listrik adalah dengan melakukan beberapa cara sebagai berikut : 1. Memperbesar luas penampang penghantar. 2. Memasang Kapasitor Bank di beberapa lokasi. 3. Membangun GI di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. 4. Melakukan rekonfigurasi jaringan.(Kasyanto, 2005) Namun, dari beberapa upaya di atas yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai adalah memasang kapasitor bank di beberapa lokasi, yaitu pada incoming ekspress feeder Pinang dan outgoing feeder Kota Sungai Rumbai. Alternatif lain seperti memperbesar luas penampang penghantar dan membangun GI di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai, sangat kecil kemungkinannya untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan untuk memperbesar luas penampang penghantar dan membangun GI dibutuhkan biaya yang cukup besar. Sedangkan alternatif terakhir yaitu rekonfigurasi jaringan sangat mungkin untuk dilakukan, dikarenakan rekonfigurasi jaringan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu jika digabungkan dengan pemasangan kapasitor bank yang telah dilakukan, maka hal ini diharapkan dapat memperbaiki sistem distribusi tenaga listrik di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai.
2
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam tugas akhir. Tugas akhir ini penulis beri judul “Simulasi Rekonfigurasi Jaringan Distribusi 20kV di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai”.
1.2 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Rekonfigurasi jaringan dilakukan berdasarkan perencanaan PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. 2. Perhitungan jatuh tegangan , rugi daya, dan pemerataan berdasarkan hasil simulasi menggunakan ETAP. 3. Rangkaian disimulasikan dalam ETAP dengan analisis aliran daya (load flow analysis). 4. Tidak membahas mengenai trafo dan tipe pembebanan.
1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1) Mengetahui jatuh tegangan di feeder Kota Sungai Rumbai sebelum dan sesudah jaringan direkonfigurasi menggunakan ETAP, serta jatuh tegangan di feeder yang direncanakan setelah direkonfigurasi menggunakan ETAP. 2) Mengetahui rugi daya pada sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai sebelum dan sesudah jaringan direkonfigurasi menggunakan ETAP. 3) Pemerataan beban antara
feeder Kota Sungai Rumbai dan feeder yang
direncanakan menggunakan ETAP.
3
1.4 Manfaat Jika rekonfigurasi jaringan berhasil dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sistem kelistrikan di PT PLN Rayon Sungai Rumbai yaitu : 1. Kondisi tegangan yang lebih baik . Dengan kondisi tegangan yang lebih baik, diharapkan pemadaman yang terjadi berkurang dari yang sebelumnya. Dikarenakan jika sering terjadi pemadaman, maka akan merugikan pihak PLN dan pihak konsumen. Dipihak PLN peralatan yang terpasang di jaringan akan rentan rusak, sedangkan di pihak konsumen peralatan listrik yang digunakan juga akan rentan mengalami kerusakan. 2. Susut daya yang lebih baik. Dengan susut daya yang lebih baik, efesiensi pemakaian listrik di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai akan meningkat, karena daya yang dibangkitkan dapat dipakai secara optimal. 3. Pemerataan beban pada feeder Kota Sungai Rumbai dan feeder yang direncanakan. Pemerataan beban feeder sangat bermanfaat terhadap keseimbangan pola operasi kelistrikan, jadi nantinya tidak ada feeder yang terlalu berat bebannya, dan juga tidak ada yang terlalu ringan.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Sistem Distribusi Tenaga Listrik Distribusi tenaga listrik merupakan semua bagian dari sistem tenaga listrik yang
menghubungkan sumber listrik berdaya besar dengan rangkaian pelayanan pada konsumen (beban). (Suhadi, 2008)
Gambar 2.1. Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit hingga ke konsumen. Sumber listrik berdaya besar dapat berupa pusat pembangkit tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan jaringan distribusi ataupun sebuah gardu induk. Gardu induk yaitu gardu yang disuplai oleh pusat pembangkit tenaga listrik melalui jaringanjaringan transmisi dan sub-transmisi. Salah satu fungsi dari gardu induk adalah untuk
5
menyuplai tenaga listrik ke konsumen yang letaknya jauh dari pusat pembangkit tenaga listrik. Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama, bila nilai tegangannya diperbesar maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi untuk kemudian disalurkan oleh saluran distribusi primer ke gardu-gardu distribusi. Pada gardu-gardu distribusi, tegangan menengah 20 kV diturunkan menjadi tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt dan selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.
2.2
Konfigurasi Jaringan Jaringan distribusi primer dikelompokkan menjadi 5 model, yaitu jaringan radial,
jaringan hantaran penghubung, jaringan lingkaran, jaringan spindel dan sistem gugus atau kluster.
A.
Jaringan Radial Sistem jaringan radial adalah yang paling sederhana dan paling banyak dipakai,
terdiri atas feeder atau rangkaian tersendiri, yang seolah-olah keluar dari suatu sumber atau wilayah tertentu secara radial. Seperti yang terdapat pada gambar 2.2
6
Trafo Distribusi
150 kV Trafo Distribusi Gardu Induk
PMT 150 kV
PMT 20 kV PMT 20 kV Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Radial Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain. Sedangkan kerugiannya adalah keandalan sistem yang lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran. B.
Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line) Sistem distribusi Tie Line seperti pada gambar 2.3, digunakan untuk pelanggan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lain lain). Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan setiap penyulang langsung terkoneksi ke gardu pelanggan khusus. Sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain. 20 kV Pemutus Tenaga
Pemutus 20 kV Tenaga
150 kV Gardu Induk Penyulang PMT 150 kV
PMT 20 kV
Gardu Konsumen (Khusus)
PMT 20 kV PMT 20 kV
Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung 7
C.
Jaringan Spindel Pada jaringan tegangan menengah struktur spindel seperti pada gambar 2.4,
umumnya dipakai pada saluran kabel bawah tanah. Pada konfigurasi ini dikenal 2 jenis penyulang yaitu pengulang cadangan (standby atau express feeder) dan penyulang operasi (working feeder). Penyulang cadangan tidak dibebani dan berfungsi sebagai back‐up supply jika terjadi gangguan pada penyulang operasi. Untuk konfigurasi 2 penyulang, maka faktor pembebanan hanya 50%. Berdasarkan konsep Spindel jumlah penyulang pada 1 spindel adalah 6 penyulang operasi dan 1 penyulang cadangan sehingga faktor pembebanan konfigurasi spindel penuh adalah 85 %. Ujung‐ujung penyulang berakhir pada gardu yang disebut Gardu Hubung dengan kondisi penyulang operasi “NO” (Normally Open), kecuali penyulang langsung dengan kondisi “NC” (Normally Close). Trafo Distribusi 20 kV
20 kV
150 kV
PMT 150 kV
Gardu Hubung
Gardu Induk
PMT 20 kV Penyulang langsung
PMT 20 kV
Pemutus Beban
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Spindel D.
Jaringan Lingkar (Loop) Pada jaringan tegangan menengah struktur lingkaran (Loop) seperti pada gambar
2.5, dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga tingkat keandalannya relatif lebih baik.
8
Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
20 kV
20 kV
150 kV PMT 20 kV Gardu Induk Pemutus Beban
PMT 150 kV
Trafo Distribusi Trafo Distribusi
PMT 20 kV
Saklar Seksi Otomatis PMT 20 kV Trafo Distribusi Trafo Distribusi
Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Loop E.
Sistem Gugus atau Sistem Kluster Konfigurasi saluran udara Tegangan Menengah yang sudah bertipikal sistem
tertutup, namun beroperasi radial (Radial Open Loop). Saluran bagian tengah merupakan penyulang cadangan dengan luas penampang penghantar besar. Dapat digambarkan seperti pada gambar 2.6. Trafo Distribusi 20 kV 150 kV PMT 20 kV
Trafo Distribusi
Gardu Induk Trafo Distribusi PMT 150 kV
PMT 20 kV
Pemutus Beban
Gambar 2.66. Konfigurasi Sistem Kluster
2.3
Operasi Sistem Tenaga Listrik Operasi sistem tenaga listrik ialah keadaan dimana jaringan dialiri oleh arus
listrik. 2.3.1 Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik Dalam mencapai tujuan dari operasi sistem tenaga listrik maka perlu diperhatikan tiga hal berikut ini, yaitu: - Ekonomi (economy) berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis, tetapi dengan tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya. - Keandalan
(security)
merupakan
tingkat
keamanan
sistem
terhadap
kemungkinan terjadinya gangguan. Sedapat mungkin gangguan di pembangkit 9
maupun transmisi dapat diatasi tanpa mengakibatkan pemadaman di sisi konsumen. - Kualitas (quality) tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan. Didalam pelaksanaan pengendalian operasi sistem tenaga listrik, urutan prioritas dari sasaran diatas bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi real time. Pada saat terjadi gangguan, maka keamanan adalah prioritas utama sedangkan mutu dan ekonomi bukanlah hal yang utama. Demikian juga pada saat keamanan dan mutu sudah bagus, maka selanjutnya ekonomi harus diprioritaskan. Efisiensi produksi tenaga listrik diukur dari tingkat biaya yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Hal yang paling mudah dalam optimasi biaya produksi tenaga listrik adalah dengan sistem Merit Order. Merit order ini adalah suatu metode dimana pembangkit dengan biaya yang paling murah akan diprioritaskan untuk beroperasi dibandingkan dengan yang lebih mahal, sampai beban tenaga listrik tercukupi. 2.3.2 Kondisi-kondisi Operasi Sistem Tenaga Listrik Kondisi-kondisi yang mungkin terjadi dalam menjalankan sistem tenaga listrik adalah sebagai berikut : - Normal adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi teratasi dan sekuriti sistem dapat dipenuhi. - Siaga adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi dapat dipenuhi, tetapi sekuriti sistem tidak dapat dipenuhi. - Darurat adalah konsumen tidak dapat dilayani, kendala operasi tidak dapat dipenuhi. - Pemulihan adalah peralihan kondisi darurat tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan. 2.3.3 Permasalahan Operasi Sistem Tenaga Listrik Dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik ditemui berbagai persoalan. Hal ini antara lain disebabkan karena pemakaian tenaga listrik selalu berubah dari waktu ke waktu. Berbagai persolaan pokok yang dihadapi dalam pengoperasian sistem tenaga listrik adalah :
10
a. Pengaturan Frekuensi Sistem tenaga listrik harus dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik dari para konsumen dari waktu ke waktu. Untuk ini daya yang dibangkitkan dalam sistem tenaga listrik harus selalu sama dengan beban sistem, hal ini diamati melalui frekuensi sistem. Kalau daya yang dibangkitkan dalam sistem lebih kecil dari pada beban sistem maka frekuensi turun dan sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan lebih besar dari pada beban maka frekuensi naik. b. Pemeliharaan Peralatan Peralatan yang beroperasi dalam sistem tenaga listrik perlu dipelihara secara periodic dan juga diperbaiki apabila mengalami kerusakan. c. Biaya Operasi Biaya operasi khususnya biaya bahan bakar adalah biaya terbesar dari suatu perusahaan listrik sehingga perlu dipakai teknik-teknik optimasi untuk menekan biaya ini. d. Perkembangan Sistem Beban selalu berubah sepanjang waktu dan juga selalu berkembang seirama dengan perkembangan kegiatan masyarakat, sehingga perlu diamati secara terus menerus agar dapat diketahui langkah perkembangan sistem yang harus dilakukan agar sistem selalu dapat mengikuti perkembangan beban sehingga tidak akan terjadi pemadaman tenaga listrik dalam sistem. e. Gangguan dalam Sistem. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah suatu yang tidak dapat sepenuhnya dihindari. Penyebab gangguan yang paling besar adalah petir, hal ini sesuai dengan isokeraunic level yang tinggi di Indonesia. f. Tegangan dalam Sistem Tegangan merupakan salah satu unsur kualitas penyediaan tenaga listrik dalam sistem, oleh karenanya perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem. 2.3.4 Manajemen Operasi Sistem Tenaga Listrik Operasi sistem tenaga listrik menyangkut berbagai aspek yang luas, khususnya biaya yang tidak sedikit dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat luas dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu operasi sistem tenaga listrik memerlukan manajemen yang baik.
11
Dari uraian diatas, maka untuk dapat mengoperasikan sistem tenaga listrik dengan baik perlu ada beberapa hal sebagai berikut : - Perencanaan operasi. Yaitu pemikiran mengenai bagaimana sistem tenaga listrik akan dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Pemikiran ini mencakup perkiraan beban, koordinasi pemeliharaan peralatan, optimasi, keandalan serta mutu tenaga listrik. - Pelaksanaan dan pengendalian operasi. Yaitu pelaksanaan dari Rencana Operasi serta pengendaliannya apabila terjadi hal-hal yang menyimpang dari rencana operasi. - Analisa Operasi. Yaitu analisa atas hasil-hasil operasi untuk memberikan umpan balik bagi perencanaan operasi maupun bagi pelaksanaan dan pengendalian operasi. Analisa operasi juga diperlukan untuk memberikan saran-saran bagi pengembangan sistem serta penyempurnaan pemeliharaan instalasi. 2.4
Metode Perbaikan Kualitas Daya Listrik
2.4.1 Memperbesar Penampang Penghantar Penghantar berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit atau gardu induk pada satu tempat ketempat lainnya. Karena pada penyaluran tenaga listrik akan timbul rugi tegangan, besarnya kerugian tersebut tergantung dari jenis penghantar, luas penampang kawat dan panjang saluran yang digunakan. (Kasyanto, 2010) Ukuran penampang hantaran berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai jatuh tegangan maupun rugi daya yang terjadi.
Oleh karena itu dalam
perencanaan saluran distribusi harus diperhitungkan besar-kecilnya penampang hantaran yang akan dipasang, dan harus disesuaikan dengan pembebanan program jangka panjang. Memperbesar penampang penghantar saluran berarti mengurangi besarnya nilai impedansi saluran tersebut. Sehingga untuk beban yang sama pada masing-masing phasa, nilai susut tegangannya akan menjadi semakin kecil. Untuk mengurangi rugi tegangan yang ditimbulkan oleh resistansi penghantar, perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis penghantar sebagai penyalur tenaga listrik. Untuk pemilihan penghantar yang akan digunakan pada saluran transmisi maupun distribusi harus memperhatikan beberapa faktor antara lain : 12
a. Daya hantar dari penghantar. b. Besar / penampang penghantar c. Resistansi penghantar per satuan panjang. d. Kuat tarik e. Ekonomis Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan penghantar adalah : a. Tembaga b. Alluminium c. Campuran logam di atas dengan logam lain. Dalam pemilihan penghantar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Daya yang akan disalurkan b. Beban hubung singkat, c. Keadaan lingkungan, Keadaan ekonomi dan ketahanan Macam penghantar telanjang yang digunakan dalam sistem jaringan tegangan menengah antara lain : a. AAC (All Alluminium Conductor), merupakan jenis penghantar yang terbuat dari alluminium murni. b. AAAC
(All Alluminium Alloy Conductor), merupakan penghantar yang
terbuat dari bahan aluminium campuran, penghantar ini mempunyai kekuatan mekanis yang lebih baik dari penghantar AAC. c. ACSR (Alluminium Conductor Steel Reinforced), adalah penghantar yang mempergunakan dua jenis logam yaitu aluminium dan baja sebagai penguat. 2.4.2 Pemasangan Kapasitor Bank Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk memperbaiki kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya (cos φ) dan mengurangi
rugi-rugi transmisi.
Kekurangan dari pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan harmonisa pada proses switching dan memerlukan desain khusus PMT atau switching controller. Penjelasan seputar istilah-istilah terkait bagian-bagian kapasitor dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut :
13
Elemen kapasitor Unit kapasitor
Bank kapasitor
Gambar 2.7 Bagian-bagian kapasitor
Berdasarkan gambar 2.7 dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Elemen kapasitor Elemen kapasitor merupakan bagian terkecil dari kapasitor yang berupa belitan
aluminium foil dan plastic film. b.
Unit kapasitor Sebuah unit kapasitor terdiri dari elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan
dalam suatu matriks secara seri dan parallel (gambar 7). Unit kapasitor rata-rata terdiri dari 40 elemen-elemen. Elemen-elemen kapasitor dihubungkan secara seri untuk membangun tegangan dan dihubungkan secara paralel untuk membangun daya (VAR) pada unit kapasitor. Unit kapasitor dilengkapi dengan resistor yang berfungsi sebagai elemen pelepasan muatan kapasitor (discharge device). Rating tegangan unit kapasitor bervariasi dari 240 V sampai 25 kV dan rating kapasitas dari 2,5 kVAR sampai 1 MVAR. Pada IEEE std 18-1992 dan std 1036-1992 dinyatakan bahwa : Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110% V rms dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2 √2 Vrms serta harus mampu dilalui arus sebesar 135% Inominal. Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara 100% sampai 115% rating daya reaktif. c.
Bank kapasitor Unit-unit kapasitor terpasang dalam rak baja galvanis untuk membentuk suatu
bank kapasitor dari unit-unit kapasitor fasa tunggal. Jumlah unit-unit kapasitor pada sebuah bank ditentukan oleh tegangan dan daya yang dibutuhkan. Untuk daya dan tegangan yang lebih tinggi, unit-unit kapasitor dihubungkan secara seri maupun paralel.
14
2.4.3 Membangun Gardu Induk Baru Metode perbaikan kualitas daya listrik dengan cara membangun gardu induk, pada dasarnya sama dengan memindahkan beban ke sumber yang baru. Dengan pembangunan gardu induk baru, maka kemampuan penyaluran arus akan lebih besar, sehingga susut tegangan dapat diperkecil. Dalam sistem tenaga listrik banyak ditemukan kendala jaringan distribusi yang sangat panjang, yang dapat mengakibatkan tegangan pada ujung penerima mengalami penurunan yang cukup rendah dibawah standar. Hal ini dapat diatasi dengan jalan membangun gardu induk baru pada daerah dimana tegangan sudah dibawah standar pelayanan. Namun demikian perlu dipertimbangkan dari segi daya guna dan hasil guna, mengingat bahwa investasi suatu gardu induk sangat mahal. 2.4.4 Rekonfigurasi Jaringan Rekonfigurasi jaringan distribusi adalah proses merubah nilai arus maupun impedansi penyulang atau memindahkan suplai suatu titik beban trafo distribusi dari suatu penyulang ke penyulang yang lain. Memindahkan beban ke penyulang lain berarti mengurangi arus yang mengalir sehingga susut tegangan akan menjadi lebih kecil. Tujuan utama pemindahan beban ini tidak merupakan perbaikan tegangan namun lebih diutamakan untuk peningkatan keandalan pertimbangan pembebanan transformator gardu induk atau pertimbangan karena adanya pertumbuhan beban. Rekonfigurasi dapat merubah parameter-parameter saluran distribusi antara lain, seperti impedansi dan arus penyulang. Akibat perubahan kedua parameter tersebut, akan turut merubah rugi daya dan jatuh tegangan pada penyulang, keseimbangan arus phasa dan keseimbangan arus penyulang serta arus hubung singkat pada sisi ujung penyulang. Oleh sebab itu, proses rekonfigurasi suatu sistem distribusi harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, terutama rugi daya dan jatuh tegangan. Rekonfigurasi jaringan distribusi dilakukan dengan mengubah status buka/tutup saklar pada jaringan distribusi. Rekonfigurasi jaringan listrik dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan sistem dan mengurangi rugi-rugi saluran. Dalam kondisi operasi normal, rekonfigurasi jaringan dilakukan karena dua alasan: 1.
Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem (loss reduction).
2.
Mendapatkan pembebanan yang seimbang untuk mencegah pembebanan yang berlebih pada jaringan (load balancing).
15
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan pembebanan pada penyulang yaitu : 1.
Arus beban Pemindahan beban penyulang dilakukan dengan memindahkan sebagian beban
penyulang yang berbeban besar ke penyulang yang berbeban kecil. Sehingga pembebanan pada masing-masing penyulang jadi rata dan mencegah terjadinya pembebanan lebih pada jaringan (penyulang). 2.
Jatuh Tegangan Pemindahan beban dapat mengubah jatuh tegangan pada penyulang karena
berubahnya arus yang mengalir pada penyulang tersebut. Pemindahan beban dilakukan ke penyulang yang jatuh tegangannya belum terlalu besar atau belum mendekati sampai 5%. Sehingga saat dilakukannya pemindahan beban, maka penyulang yang menerima beban dari penyulang lain tersebut tidak terjadi tegangan jatuh yang melebihi 5%. 3.
Jenis beban Pemindahan beban harus juga memperhatikan jenis beban, hal ini disebakan jika
pemindahan beban dilakukan ke penyulang yang jenis bebannya tidak sama. Faktor beban antara pemakaian industri dengan pemakaian rumah tangga berbeda. Sehingga jika digabungkan, akan mengurangi kualitas penyaluran energi listrik ke pelanggan.
2.5 Profil Tegangan Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer (20 kV) dan distribusi sekunder (380/220 V). Jaringan distribusi 20 kV sering disebut Sistem Distribusi Tegangan Menengah dan jaringan distribusi 380/220 V sering disebut jaringan distribusi sekunder atau disebut Jaringan Tegangan Rendah 380/220 V. Seperti gambar 2.8 berikut, dimana sebuah feeder menyuplai 16 gardu distribusi.
Gambar 2.8. Feeder menyuplai 16 Gardu trafo Distribusi
16
Gambar 2.9. Profil Tegangan pada JTM pada setiap Gardu Distribusi Dari gambar 2.9 dapat dilihat bahwasanya semakin ke ujung keadaan tegangan mengalami penurunan. Jatuh Tegangan pada sistem distribusi mencakup pada: 1. Penyulang Tegangan Menengah (TM) 2. Transformator Distribusi 3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah 4. Sambungan rumah 5. Instalasi rumah. Berdasarkan gambar 9, dapat diketahui bahwa semakin jauh letak trafo distribusi dari sumber yaitu gardu induk semakin besar pula rugi tegangan yang di terima pada ujung. Pada jaringan tegangan menengah diusahakan agar jarak antara sumber dengan beban tidak terlalu jauh untuk menekan jatuh tegangan.
2.6 Daya Listrik Menurut Smith (1990) konsep daya kompleks memberikan pendekatan lain untuk pemecahan persoalan rangkaian arus AC. Perhitungan yang mengikuti kaidah aljabar kompleks, teknik vector dan metode grafik dapat diterapkan seperti ditunjukkan pada gambar 10.
17
Gambar 2.10. Segitiga Daya Kompleks Selanjutnya daya kompleks ditandai dengan S dan diberikan melalui, S = VI* ............................................................................................................(II.1) S = P + jQ ......................................................................................................(II.2) Magnitude dari S, | |
√
.............................................................................................(II.3)
Persamaan diatas merupakan daya terlihat (apparent power), satuannya dalam voltampere dan satuan besarnya dalam kVA atau MVA. Daya terlihat memberikan indikasi langsung dari energi listrik dan digunakan sebagai suatu rating satuan perangkat daya. Dari uraian diatas maka daya listrik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni daya semu, daya nyata (aktif), dan daya reaktif. 2.6.1 Daya semu Daya semu adalah daya daya yang lewat pada suatu saluran transmisi atau distribusi dan merupakan hasil kali tegangan dan arus. Daya semu untuk satu fasa : S1 = V
n . IL .............................................................................................................(II.4)
Daya semu untuk tiga fasa : S3 = √
VL . IL ........................................................................................................(II.5)
Keterangan : V
n
= tegangan phasa netral (Volt)
IL
= arus line (A)
S
= daya semu (VA, kVA, MVA)
2.6.2 Daya aktif Daya aktif adalah daya yang dipakai untuk keperluan menggerakan mesin-mesin listrik atau peralatan listrik lainnya, dimana daya tersebut dapat diubah menjadi panas. Daya aktif ini merupakan pembentukan dari besar tegangan yang kemudian dikaitkan dengan besaran arus atau faktor dayanya. Daya aktif untuk satu fasa : P1 = V
n . IL .
Cos ...................................................................................(II.6) 18
Daya aktif untuk tiga fasa : P3 = √ VL . IL . Cos
...............................................................................(II.7)
Keterangan : V
n
= tegangan phasa netral (Volt)
IL
= arus line (A)
Cos
= faktor kerja
P
= daya aktif (W, kW, MW)
2.6.3 Daya reaktif Daya reaktif adalah selisih antar daya semu yang masuk pada saluran daya aktif yang terpakai untuk daya mekanik panas. Daya reaktif untuk satu fasa : Q1 = V
n
. IL . Sin
......................................................................................(II.8)
Daya reaktif untuk tiga fasa : Q3 = √
VL . IL . Sin
..................................................................................(II.9)
Keterangan : V
2.7
n
= tegangan phasa netral (Volt)
IL
= arus line (A)
Sin
= faktor kerja
Q
= daya reaktif (VAR, kVAR)
Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Rugi-rugi daya adalah besarnya daya yang hilang pada suatu jaringan, yang
besarnya sama dengan daya yang disalurkan dari sumber dikurangi besarnya daya yang diterima pada perlengkapan hubungan bagian utama. Besarnya rugi-rugi daya satu fasa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : (Abrar Tanjung, 2015) P = I2 . R .................................................................................................................(II.10)
Keterangan : P = Rugi daya pada jaringan (Watt) I
= Arus beban pada jaringan (Ampere)
R
= Tahanan murni (Ohm)
19
Besar rugi-rugi daya pada jaringan tergantung pada besarnya tahanan dan arus beban pada jaringan tersebut. Untuk mengetahui besar rugi-rugi daya pada jaringan tiga fasa dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : P = 3. I2 . R..............................................................................................................(II.11) 2.8 Jatuh Tegangan Jatuh Tegangan merupakan selisih antara tegangan kirim dengan tegangan terima pada jaringan distribusi. Tegangan jatuh disebabkan oleh beberapa faktor yaitu arus, impedansi saluran dan jarak. Untuk menghitung jatuh tegangan dapat digunakan rumus berikut (Turan Gone, 1986) : Vd
= I(R cos φ + X sin φ )......................................................................(II.12)
Untuk jatuh tegangan line-line, Vd
=√
I (R cos φ + X sin φ)...............................................................(II.13)
Keterangan : Vd
= Jatuh Tegangan (Volt)
R
= Resistansi saluran ((Ohm/km)
X
= Reaktansi saluran (Ohm/km)
Rumus mencari sudut antara r dengan x ................................................................................................(II.14) √
...........................................................................................(II.15)
Untuk impedansi (R cos φ + X sin φ), nilai R dan X nya didapatkan berdasarkan ketentuan SPLN seperti Tabel 2.1.
20
Tabel 2.1. Impedansi AAAC Berpedoman pada SPLN 64 : 1985
Berdasarkan SPLN 72 : 1987 Jatuh tegangan JTM yang diperbolehkan adalah: -
2% bagi sistem yang memanfaatkan konfigurasi jaringan spindel dan gugus.
-
5% bagi sistem yang memanfaatkan konfigurasi jaringan radial dan simpul.
2.9 ETAP 12.6 ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik (Modul Praktikum, 2011). Analisa tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP antara lain : a.
Analisa aliran daya Program analisis aliran daya pada software ETAP dapat menghitung tegangan
pada tiap-tiap cabang, aliran arus pada sistem tenaga listrik, dan aliran daya yang mengalir pada sistem tenaga listrik. Metode perhitungan aliran daya dapat dipilih untuk efisiensi perhitungan yang lebih baik.. Toolbar Load Flow Analysis pada ETAP seperti gambar 2.11.
21
Gambar 2.11. Toolbar Load Flow Analysis di ETAP b.
Analisa hubung singkat
c.
Arc Flash Analysis
d.
Analisa kestabilan transien, dll. Dalam menganalisa tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line
diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti pemutus rangkaian, transformator, kapasitor, busbar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan konvensi umum untuk mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-ke-bawah, sebagai saklar atau peralatan lainnya diwakili. ETAP memiliki 2 macam standar yang digunakan untuk melakukan analisa kelistrikan, ANSI dan IEC. Pada dasarnya perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi yang digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda.
22
Gambar 2.12. Elemen standar pada ETAP
Berdasarkan gambar 2.12 terdapat beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah: a.
Generator Merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik.
Simbolnya dalam ETAP seperti gambar 2.13
Gambar 2.13 Simbol Generator di ETAP
b.
Transformator Seperti gambar 2.14 transformator berfungsi untuk menaikkan maupun
menurunkan tegangan dengan rasio tertentu sesuai dengan kebutuhan sistem tenaga listrik. Dalam ETAP simbol transformator adalah sebagai berikut :
Gambar 2.14. Simbol Transformator di ETAP
23
c.
Pemutus Rangkaian Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk melindungi sebuah
rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau hubungan pendek. Simbolnya dalam ETAP seperti gambar 2.15.
Gambar 2.15. Simbol pemutus rangkaian di ETAP
d.
Beban Seperti gambar 2.16, di ETAP terdapat dua macam beban, yaitu beban statis dan
beban dinamis.
Gambar 2.16. Simbol beban pada ETAP
e.
Bus Bus AC atau node sistem distribusi tenaga listrik dimasukkan dalam editor
software ETAP. Editor bus sangat membantu untuk pemodelan berbagai tipe bus dalam sistem tenaga listrik. Generator, motor dan beban statik adalah elemen yang dapat dihubungkan dengan beberapa bus yang diinginkan. Simbol bus pada software ETAP ditunjukkan Gambar 2.17.
Gambar 2.17. Simbol bus pada ETAP
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian pada Tugas Akhir ini yaitu mengetahui jatuh tegangan
dan rugi daya sebelum dan sesudah dilakukan rekonfigurasi jaringan di PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai
3.2
Lokasi Penelitian PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai merupakan unit PLN yang berada
dibawah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatra Barat, Area Solok. Seperti yang terlihat pada gambar 17, PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai diresmikan berdiri pada tanggal 3 Maret 2008, yang beralamat di Jalan Lintas Sumatera KM 235, Kec. Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya seperi pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Kantor PT PLN(Persero) Rayon Sungai Rumbai (Sumber : Dokumentasi pribadi)
25
3.3
Data-data yang dibutuhkan Berdasarkan metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data, dianalisa
data-data yang diperlukan untuk penyelesaian atas masalah yang dibahas. Dikarenakan pada tugas akhir ini penulis menggunakan program ETAP sebagai alat perhitungannya. Maka data-data yang penulis kumpulkan ialah sebagai berikut :
3.4
a.
Single line diagram sistem 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai.
b.
Data jarak antar trafo distribusi maupun antar percabangan.
c.
Data penghantar serta luas penampang yang digunakan pada sistem 20 Kv.
d.
Data pembebanan trafo distribusi.
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Peninjauan Metode peninjauan merupakan metode awal yang dilakukan sebelum rekonfigurasi jaringan sistem 20 kV di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai ini dimuat dalam tugas akhir. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengumpulkan informasi dan data secara mendetail dari penelitian yang dilakukan. Dalam melaksanakan metode peninjauan selain mengumpulkan informasi dan data, penulis juga mengamati pola operasi kelistrikan di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai GH Sungai Rumbai dalam kesehariannya. Dari metode peninjauan ini penulis dapatkan keadaan kelistrikan di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai GH Sungai Rumbai. 3.4.2 Metode Interview Metode interview yaitu penulis mengadakan tanya jawab dengan pegawai PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai dan orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan serta wawasan terhadap permasalahan yang sedang dibahas, seperti pegawai PT Haleyora Powerindo yang bertugas di bagian pelayanan teknik, dan operator GH. Pada metode intervew ini penulis mendapatkan informasi dan data mengenai jarak antar trafo, luas penampang yang digunakan pada sistem 20 kV dan data pembebanan trafo distribusi feeder Kota Sungai Rumbai. 3.4.3 Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka yaitu penulis mengumpulkan sumber-sumber berupa bacaan atau literatur baik dari buku maupun dari internet, yang dapat menunjang isi dari tugas akhir yang dikerjakan, serta buku teori-teori lain yang berhubungan dengan 26
permasalahan yang dibahas. Dalam metode ini, penulis memperoleh pengetahuan mengenai permasalahan yang diteliti berdasarkan informasi dan pengamatan. Metode studi pustaka dilakukan guna membantu mempermudah menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan.
3.5
Metode Analisa Data Metode perhitungan merupakan metode yang digunakan untuk mengamati
perbedaan kondisi kelistrikan sebelum jaringan direkonfigurasi dan sesudah jaringan direkonfigurasi. Metode perhitungan ini meliputi pengamatan kondisi tegangan, susut daya, dan kondisi beban masing-masing feeder. Langkah-langkah dalam metode perhitungan, yaitu : 1.
Membuat one-line diagram sesuai dengan gambar single line diagram.
2.
Menginputkan data jaringan pada masing-masing komponen, seperti panjang jaringan, jenis penghantar, luas penampang penghantar, kapasitas pada gardu distribusi, beban pada gardu distribusi.
3. Memilih icon load flow analysis pada toolbar untuk menjalankan analisis aliran beban, sehingga kita dapat mengamati kondisi kelistrikan. Pada kondisi pertama disimulasikan pola jaringan sebelum dilakukannya rekonfigurasi jaringan. Load flow analysis tidak dapat dijalankan saat muncul error, ini artinya ada kesalahan pada one-line diagram atau data yang diinputkan. 4. Mengeluarkan hasil dari load flow analysis sebelum rekonfigurasi dengan mengklik report manager. Sehingga dari report manager kita dapat mengetahui secara detail kondisi kelistrikan tersebut, lengkap dengan data tegangan, susut daya, dan sebagainya. 5. Melakukan simulasi setelah rekonfiigurasi jaringan. 6. Mengeluarkan hasil dari load flow analysis setelah rekonfigurasi. 7. Membandingkan antara dua hasil simulasi tersebut, sehingga nantinya dapat diketahui pengaruh dari rekonfigurasi jaringan tersebut. Baik dari segi kualitas tegangan, susut daya, dan pemerataan beban feeder.
27
3.6
Jalannya Penelitian (Flow Chart) Secara singkat tahapan penelitian tugas akhir ini, dapat dilihat melalui flow chart
berikut :
Mulai
1.Peninjauan Lapangan 2. Interview 3. Studi Pustaka
1. Diagram Satu Garis 2. Jarak antar Trafo Distribusi 3. Luas Penghantar 4. Pengukuran beban Trafo
TIDAK Apakah didapat nilai jatuh tegangan?
YA
1. Membuat One-Line diagram di ETAP 2. Menginputkan data jaringan . 3. Mensimulasikan one-line diagram di ETAP
Pembahasan dan Analisa
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.2. Diagram flow chart tahapan kegiatan penelitian.
28
Dari diagram alir diatas dapat kita pahami beberapa langkah yang akan dilakukan dalam tugas akhir ini yaitu: 1. Melakukan pengumpulan data, baik dengan peninjauan lapangan, interview dan studi pustaka. 2. Setelah semua data telah lengkap, maka dilakukan analisa terhadap data-data tersebut. 3. Hasil dari analisa tersebut dilakukan perhitungan untuk mengetahui rugi daya dan jatuh tegangan, dan membandingkan antara kondisi sebelum dan sesudah dilakukan rekonfigurasi jaringan. 4. Jika data hasil perhitungan telah menunjukkan hasil yang positif dari rekonfigurasi jaringan tersebut, maka akan dilakukan simulasi menggunakan program ETAP 12.6 untuk mendapatkan hasil jatuh tegangan dan rugi daya sebagai pembanding dari perhitungan. 5. Membuat analisa dari hasil perhitungan dan simulasi ETAP terhadap rekonfigurasi jaringan di PT. PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. 6. Mendapatkan kesimpulan dari hasil analisa rekonfigurasi jaringan terhadap perbaikan pola operasi jaringan distribusi 20kV
29
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan 1. Rekonfigurasi jaringan ini memperbaiki kondisi tegangan pada sistem 20 kV di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai, khususnya pada feeder Kota Sungai Rumbai. Jatuh tegangan pada feeder Kota Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi sebesar 3853 Volt, setelah rekonfigurasi jatuh tegangan pada feeder Kota Sungai Rumbai didapatkan sebesar 3011 Volt. Jatuh tegangan pada feeder Kota Sungai Rumbai turun sebesar 4,215%. 2. Rekonfigurasi jaringan ini mengurangi rugi daya pada sistem 20 kV di PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai. Sebelum rekonfigurasi rugi daya di sistem 20 kV PT PLN Rayon Sungai Rumbai sebesar 0,563 MW, setelah rekonfigurasi rugi daya didapatkan 0,553 MW. Artinya, dengan rekonfigurasi jaringan yang dilakukan dapat menurunkan rugi daya sebesar 0,01 MW dengan persentase turunnya sebesar 1,7%. 3. Rekonfigurasi jaringan ini membantu pemerataan beban untuk feeder Kota Sungai Rumbai dan feeder yang direncanakan. Beban feeder Kota Sungai Rumbai sebelum rekonfigurasi sebesar 117,4 Ampere, setelah rekonfigurasi beban feeder Kota Sungai Rumbai menjadi 68 Ampere. Beban feeder Kota Sungai Rumbai turun sebesar 42,078%. Sedangkan pada feeder yang direncanakan, setelah rekonfigurasi didapatkan beban sebesar 49 Ampere. 4. Rekonfigurasi jaringan ini memberikan keuntungan pada feeder Kota Sungai Rumbai, baik dari segi jatuh tegangan, rugi daya, dan pemeratan beban.
59
5.2
Saran 1. Untuk mengubah konfigurasi jaringan sistem 20 kV, terlebih dahulu harus memperhatikan kondisi tegangan di jaringan, dan beban-beban pada feeder yang akan di rekonfigurasi. 2.
Rekonfigurasi jaringan baik dilakukan pada feeder-feeder yang memiliki beban dengan selisih yang besar, atau beban antar feeder tersebut tidak seimbang.
3.
Rekonfigurasi jaringan ini memberikan manfaat bagi jatuh tegangan dan rugi daya, namun hanya dalam jumlah yang kecil. Beda halnya dengan pembangunan GI dan memperbesar luas penampang penghantar yang bisa memberikan manfaat dalam jumlah yang besar.
60
63
DAFTAR PUSTAKA Asy’ari, H. 2011. Perbaikan Jatuh Tegangan dan Rekonfigurasi Beban Pada Panel
Utama Prambanan. Dipresentasikan pada Seminar Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan (Semantik), Indonesia.
Firdaus, Aji A. et all. 2014. Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Menggunakan Binary Particle Warm Optimization Untuk Menaikkan Nilai indeks Stabilitas Tegangan. Dipresentasikan pada Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan, Indonesia.
Gonen, T. 1986. Electric Power Distribution System Engineering. United States of Amerika : Mc-Graw-Hill, Inc.
Kadir, Abdul. 2000. Distribusi dan Utilitasi Tenaga Listrik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Kasyanto. 2010. “Pengaruh Regulator Tegangan Terhadap Perbaikan Tegangan Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 kV Penyulang Purwodadi 10”. Tugas Akhir. Semarang: Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik Teknik Elektro Fakultas Teknik. 2011. Modul praktikum sistem tenaga listrik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Suhadi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Tanjung, Abrar. “Analisa Sistem Distribusi 20 KV Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program”. (http://unilak.ac.id/media/file/16670493828Artikel_Prosiding AES_2012_PCR_2_Abrar_Tanjung.pdf. [Online], diakses November 2016).
LAMPIRAN 1
Hasil simulasi ETAP 12.6 feeder Kota Sungai Rumbai sebelum dilakukan rekonfigurasi
No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Gardu GH Sungai Rumbai Feeder Kota SRB Cabang 1 Kantor PLN Bunga Asri Cabang 2 Perumnas Talago Indah Bukit Berbunga Bukit Indah Permai Sungai Baye Permai Sungai Baye Cabang 1 Bengkel Bubut Iskandar Perumnas Batang Sabu Simpang Tugu Cabang 3 Jln. Sitiung 3 Cabang 4 Simpang Kurnia MTSN Sei Rumbai Mulia Bakti 1 Cabang 5 Mulia Bakti 2 Cabang 5 LPN Mulia Bakti Cabang 6 Mulia Bakti 3 Mulia Bakti 4 Cabang 6 Ktr Wali Kurnia Selatan Mulia Bakti 5 Cahaya Murni 1 Cahaya Murni 2 Cabang 7 Cahaya Murni 4 Cahaya Murni 5.1
Tegangan Operasi (kV) 17,103 17,103 17,082 17,082 17,081 17,081 17,081 17,08 17,08 17,079 17,079 17,082 17,076 17,059 17,037 17,03 17,022 17,004 17,003 16,988 16,977 16,977 16,976 16,977 16,975 16,973 16,972 16,972 16,973 16,972 16,966 16,952 16,948 16,948 16,947 16,944
In(A) 164,4 117,4 1,2 0,5 0,3 0,9 1,2 0,8 0,1 0,1 1,4 1,4 3 1,2 0 0,6 1 1,1 0,7 0,7 0,9 1,8 0,6 1,4 1,4 0,8
Drop Tegangan (V) 2897 21 0 1 0 0 1 0 1 0 6 17 22 7 8 18 1 15 11 0 1 2 2 1 0 1 6 14 4 1 3
Rugi Daya (kW) 0,5 0,1 0 0,3 0,3 0,2 0 0 0,4 0,8 0,8 0 0,5 0 0,2 0,4 0,5 0,2 0,2 0,3 0,6 0,3 0,4 0,3 0,1
26 27 28 29 30 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
43 44 45 46 47 48 49 50 51
Cahaya Murni 5 Cabang 7 Cahaya Murni 3.1 Cahaya Murni 3 Talang Pamesun 1 Talang Pamesun 2 Talang Pamesun 3 Cabang 4 Cabang 8 Kurnia 1 Cabang 8 Kurnia 2 Kodrat 1 Cabang 9 Tanah Lapang Kodrat Kodrat 3 Kodrat 4 Cabang 9 Kodrat 2 Cabang 3 Rumbai Plaza Cabang 10 PT PZET SPBU Mandiri Kelompok Tani Cabang 10 Cabang 11 Kantor Wali SRB Cabang 11 Bank Mandiri Sisip Bank Mandiri Cabang 12 PT Telkomsel Cabang 12 Perumnas SRB Cabang 12 Air Minum Salsabilla Depan Tanah Lapang Pabrik Ban Batas Cabang 13 Perumnas Kamang Baru Cabang 13 Cabang 14
16,944 16,948 16,945 16,944 16,936 16,934 16,933 17,004 16,989 16,989 16,989 16,988 16,983 16,982 16,98 16,98 16,979 16,982 16,981 17,03 17,018 17,016 17,015 17,014 17,013 17,016 17,005 17,005 17,005 16,997 16,995 16,995 16,995 16,995 16,992 16,995 16,992 16,985 16,978 16,974 16,974 16,974 16,964
0,8 0,4 1,1 1,3 0,9 0,9 0,4 1,8 1,1 1 0,9 1 0,9 0,8 3,3 0,2 2 2,5 3,3 0,4 2,8 3,7 0,7 1,2 0 1,2 -
0 3 1 8 2 1 0 1 5 2 0 1 1 12 2 1 1 1 0 8 2 0 3 3 7 7 4 0 -
0,3 0,1 0,4 0,3 0,2 0,2 0 0,6 0,4 0,4 0,3 0,8 0,3 0,1 1 0 0,8 0,6 1 0,1 1,5 1,3 0,2 0,5 0 0,3 -
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
SPBU Batas Cabang 14 Batas Cabang 15 Perkembangan Perkembangan 1 Perkembangan 2 Cabang 15 Depan Hotel Ratu Balqis Tukum 1 Tukum 2 Tukum 3 Tukum 4 Cabang 15 Jln. Sitiung IV Lama Simpang Organda Cabang 16 Telaga Biru 1 Cabang 16 Telaga Biru 2 Cabang 17 Smpg Kelompok Sunda Kelompok Sunda Pabrik Pupuk Lubuk Karya 1 SD MIS Lubuk Karya Cabang 18 Lubuk Karya 2 Cabang 18 Smpg KUD Lbuk Karya Lubuk Karya 3 Lubuk Karya 4 Cabang 17 Telaga Biru 3 Telaga Biru 4 Simpang Rajo Mayang Taurai 1 Cabang 19 Mayang Taurai 2 Cabang 19 Pasar Mayang taurai BRI Mayang Taurai Mayang Taurai 3
16,964 16,964 16,963 16,956 16,951 16,947 16,945 16,956 16,955 16,953 16,951 16,949 16,948 16,956 16,906 16,812 16,773 16,772 16,773 16,589 16,537 16,523 16,522 16,482 16,459 16,455 16,455 16,45 16,455 16,453 16,452 16,451 16,537 16,537 16,506 16,451 16,421 16,421 16,42 16,421 16,418 16,409 16,405
0,5 0,9 1,2 1,3 1,3 1,4 0,7 0,5 0,1 1,6 0 0,9 1,1 2,3 0,4 1 0,1 1 1,1 1,4 1,7 1 0,6 3,4 0,9 0,1 1,2 0,4 2,1 0,1 2
0 1 7 5 4 2 1 2 2 2 1 50 94 39 1 184 52 14 1 40 21 4 5 2 1 1 0 31 55 30 1 3 9 4
0,2 0,3 0,5 0,6 0,6 0,8 0,4 0,2 0 0,5 0 0,3 0,4 1 0,1 0,4 0 0,4 0,4 0,7 1,1 0,4 0,3 1,1 0,3 0 0,3 0,2 0,9 0 0,8
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
94 95 96 97 98 99 100
Cabang 20 Mayang Taurai 4.1 Mayang Taurai 4 Cabang 20 Mayang Taurai 5 Simpang Kelapa Cabang 21 Simpang Bukit Gading Bukit Gading 1 Bukit Gading 2 Cabang 22 Bukit Gading 4 Bukit Gading 5 Cabang 22 Smpg KUD Bukt Gading Bukit Gading 3 Cabang 21 Cabang 23 Tanjung Alam Cabang 23 Sinamar Sei Limau Batu Kangkung Cabang 24 Ktr Camat Asam Jujuhan Cabang 24 Lubuk Besar Lubuk Besar 1 Jumlah
16,401 16,4 16,4 16,401 16,394 16,374 16,374 16,367 16,366 16,363 16,363 16,362 16,361 16,363 16,362 16,362 16,374 16,254 16,248 16,254 16,234 16,178 16,16 16,16 16,159 16,16 16,15 16,147
0,5 1,1 1,3 0,9 1,7 1,2 1,2 0,6 0,9 0,9 0,4 1,4 1,5 2,8 2,8 0,6 0,7 0,6
4 1 0 7 20 7 1 3 1 1 1 0 6 20 56 18 1 10 3
0,1 0,5 0,6 0,3 0,6 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,1 0 0,8 0,4 1,5 1,5 0,3 0,4 0,1 41,3
LAMPIRAN 2
Hasil simulasi ETAP 12.6 feeder Kota Sungai Rumbai setelah dilakukan rekonfigurasi
No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Gardu GH Sungai Rumbai Feeder Kota SRB Cabang 1 Kantor PLN Bunga Asri Cabang 2 Perumnas Talago Indah Bukit Berbunga Bukit Indah Permai Sungai Baye Permai Sungai Baye Cabang 1 Bengkel Bubut Iskandar Perumnas Batang Sabu Simpang Tugu Cabang 3 Jln. Sitiung 3 Cabang 4 Simpang Kurnia MTSN Sei Rumbai Mulia Bakti 1 Cabang 5 Mulia Bakti 2 Cabang 5 LPN Mulia Bakti Cabang 6 Mulia Bakti 3 Mulia Bakti 4 Cabang 6 Ktr Wali Kurnia Selatan Mulia Bakti 5 Cahaya Murni 1 Cahaya Murni 2 Cabang 7 Cahaya Murni 4 Cahaya Murni 5.1 Cahaya Murni 5
Tegangan Operasi (kV) 17,127 17,127 17,115 17,115 17,114 17,114 17,114 17,113 17,113 17,112 17,112 17,115 17,111 17,102 17,089 17,085 17,077 17,059 17,058 17,043 17,033 17,032 17,031 17,032 17,03 17,028 17,028 17,028 17,028 17,028 17,021 17,008 17,003 17,003 17,002 17 16,999
In(A) 163,8 68 1,2 0,5 0,3 0,8 1,2 0,8 0,1 0,1 1,4 1,4 3 1,2 0 0,6 1 1,1 0,7 0,7 0,9 1,8 0,6 1,4 0,9 0,6 0,8
Drop Tegangan (V) 2873 12 0 1 0 1 0 1 0 4 9 13 8 18 1 15 10 1 1 1 2 0 0 0 7 13 5 1 2 1
Rugi Daya (kW) 0,5 0,1 0 0,3 0,3 0,2 0 0 0,4 0,8 0,8 0,5 0 0,2 0,4 0,5 0,2 0,2 0,3 0,6 0,3 0,4 0,3 0,1 0,3
27 28 29 30 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
43 44 45 46 47 48 49 50 51
52
Cabang 7 Cahaya Murni 3.1 Cahaya Murni 3 Talang Pamesun 1 Talang Pamesun 2 Talang Pamesun 3 Cabang 4 Cabang 8 Kurnia 1 Cabang 8 Kurnia 2 Kodrat 1 Cabang 9 Tanah Lapang Kodrat Kodrat 3 Kodrat 4 Cabang 9 Kodrat 2 Cabang 3 Rumbai Plaza Cabang 10 PT PZET SPBU Mandiri Kelompok Tani Cabang 10 Cabang 11 Kantor Wali SRB Cabang 11 Bank Mandiri Sisip Bank Mandiri Cabang 12 PT Telkomsel Cabang 12 Perumnas SRB Cabang 12 Air Minum Salsabilla Depan Tanah Lapang Pabrik Ban Batas Cabang 13 Perumnas Kamang Baru Cabang 13 Cabang 14 SPBU Batas
17,003 17,001 17 16,992 16,989 16,989 17,059 17,044 17,044 17,044 17,043 17,038 17,037 17,036 17,035 17,034 17,037 17,037 17,085 17,081 17,08 17,079 17,077 17,077 17,08 17,076 17,076 17,076 17,073 17,073 17,073 17,073 17,073 17,07 17,073 17,072 17,071 17,069 17,069 17,068 17,069 17,067 17,067
0,4 1,1 1,3 0,9 0,9 0,4 1,8 1,1 1 0,9 1 0,9 0,8 3,3 0,2 2 2,5 3,3 0,3 2,8 3,7 0,7 1,2 0 1,2 0,5
2 1 8 3 0 0 1 5 1 1 1 1 0 4 1 1 2 0 0 3 0 0 3 1 1 2 1 0
0,1 0,4 0,3 0,2 0,2 0 0,6 0,4 0,4 0,3 0,8 0,3 0,1 1 0 0,8 0,6 1 0,1 1,5 1,3 0,2 0,5 0 0,3 0,2
53 54 55 56 57 58 59 60 61
Cabang 14 Batas Cabang 15 Perkembangan Perkembangan 1 Perkembangan 2 Cabang 15 Depan Hotel Ratu Balqis Tukum 1 Tukum 2 Tukum 3 Tukum 4 Jumlah
17,067 17,067 17,066 17,061 17,057 17,055 17,066 17,064 17,063 17,061 17,059 17,057
0,9 1,2 1,3 1,3 1,4 0,7 0,5 0,1 1,6
0 1 5 4 2 2 1 2 2 2
0,3 0,5 0,6 0,6 0,8 0,4 0,2 0 0,5 23,2
LAMPIRAN 3
Hasil simulasi ETAP 12.6 feeder yang direncanakan setelah dilakukan rekonfigurasi
No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Gardu GH Sungai Rumbai Feeder yang direncanakan Lbs Sitiung 4 Jln. Sitiung IV Lama Simpang Organda Cabang 16 Telaga Biru 1 Cabang 16 Telaga Biru 2 Cabang 17 Smpg Kelompok Sunda Kelompok Sunda Pabrik Pupuk Lubuk Karya 1 SD MIS Lubuk Karya Cabang 18 Lubuk Karya 2 Cabang 18 Smpg KUD Lbuk Karya Lubuk Karya 3 Lubuk Karya 4 Cabang 17 Telaga Biru 3 Telaga Biru 4 Simpang Rajo Mayang Taurai 1 Cabang 19 Mayang Taurai 2 Cabang 19 Pasar Mayang taurai BRI Mayang Taurai Mayang Taurai 3 Cabang 20 Mayang Taurai 4.1 Mayang Taurai 4 Cabang 20 Mayang Taurai 5
Tegangan Operasi (kV) 17,127 17,127 17,039 16,989 16,896 16,858 16,857 16,858 16,674 16,622 16,609 16,608 16,568 16,545 16,541 16,541 16,536 16,541 16,539 16,538 16,537 16,622 16,622 16,592 16,537 16,507 16,507 16,507 16,507 16,504 16,495 16,492 16,487 16,487 16,486 16,487 16,481
In(A) 163,8 49 0 0,9 1,1 2,3 0,4 1 0,1 1 1,1 1,4 1,7 1 0,6 3,4 0,9 0,1 1,2 0,4 2,1 0,1 2 0,5 1,1 ,3
Drop Tegangan (V) 2873 88 50 93 38 1 184 52 13 1 40 23 4 5 2 1 1 0 30 55 30 0 3 9 3 5 0 1 6
Rugi Daya (kW) 0 0,3 0,4 1 0,1 0,4 0 0,4 0,4 0,7 1 0,4 0,3 1,1 0,3 0 0,3 0,2 0,9 0 0,8 0,1 0,5 0,6
26 27 28 29 30 31 32 33
34 35 36 37 38 39 40
Simpang Kelapa Cabang 21 Simpang Bukit Gading Bukit Gading 1 Bukit Gading 2 Cabang 22 Bukit Gading 4 Bukit Gading 5 Cabang 22 Smpg KUD Bukt Gading Bukit Gading 3 Cabang 21 Cabang 23 Tanjung Alam Cabang 23 Sinamar Sei Limau Batu Kangkung Cabang 24 Ktr Camat Asam Jujuhan Cabang 24 Lubuk Besar Lubuk Besar 1 Jumlah
16,461 16,461 16,454 16,453 16,45 16,45 16,449 16,448 16,45 16,449 16,449 16,461 16,342 16,336 16,342 16,332 16,266 16,249 16,249 16,247 16,249 16,238 16,235
0,9 1,7 1,2 1,2 0,6 0,9 0,9 0,4 1,4 1,5 2,8 2,8 0,6 0,7 0,5
20 7 1 1 1 1 1 0 6 10 66 17 2 11 3
0,3 0,5 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,1 0,8 0,4 1,5 1,5 0,3 0,4 0,1 17,9
LAMPIRAN 4 PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMBAR AREA SOLOK RAYON SUNGAI RUMBAI
LAPORAN PENGUKURAN BEBAN TRAFO
R
S
T
N
R
S
T
N
R
S
T
N
R-S
R-T
S-T
R-N
S-N
Tanggal pengukuran
ID GARDU
Beban %
ALAMAT GARDU DISTRIBUSI
Total KvA
No
DAYA TRAFO(KVA)
FEEDER KOTA SUNGAI RUMBAI
25
25
23,2
0
20,1
20
6
0
8
5
17
0
6
398
0
0
224
237
0
3,69
14,75
26-Sep
3,4
41
52
49
3
39
0
0
1
13
362
365
368
209
214
202
22,06
44,12
26-Sep
57
50
38
35
36
37
25
21
21
13
21
383
373
373
216
214
205
35,37
22,11
26-Sep
48
59
24
43
40
42
21
20
8
17
3
26
328
318
329
190
185
186
24,55
49,10
26-Sep
9 27
11,3 24
19 19
21 25
4,7 10,3 18,5 14,4 13 11 5 7
4 14
1 13
1 14
7 16
364 387
344 373
349 370
203 211
204 217
196 206
8,01 15,20 223 33,61 226 1,56
8,01 30,41 67,22 6,26
5-May 26-Sep 25-Jan
205 41,07 197 93,79
41,07
19-Jan
58,62
21-Jan
AMPERE TOTAL
RUTE I
RUTE II
TEGANGAN (Volt)
RUTE III R
S
T
N
T-N
1 SUNGAI BAYE
JJ
493 SBY
114
T
2 SUNGAI BAYE PERMAI
JJ
493 SBP
115
T
50
3 BUKIT INDAH PERMAI
JF
493
116
T
160
56
4 BUKIT BERBUNGA
JF
493 BBB 117
T
50
5 Perumnas Talago Indah 6 BUNGA ASRI 7 Kantor PLN Sei Rumbai
JJ JF JF JF
491 PTI 118 493 BAS 119 493 PLN 120 493 BKB 121
T T T T
100 50 50 25
JF
493 STU 122
T
100
29,7 127
JF
493 BMA 123
T
160
JF
493 SBM 241
T
50
143 115 201 151 93,8 70,6 184 111 18 17 16 5 18 17 16 5
JF
493 AMS 124
T
50
31
34
22
20
31
34
22
20
JF
493 DTL
125
T
50
42
48
70
63
28
31
59
48
JF
493 BAN 126
T
50
2,3 0,1 2,3 0,4 2,3 0,1 2,3 0,4
JF
493 BAT 127
T
50
37,7 50,8
37
34,7
23,4 17,3 17,7 9,7 27,4 19,9 17
375
365
375
213
218
226
JF
493 DHR 128
T
50
45,2 47,7
80
59,7 30,3 33,3 37,3 26,7 14,9 14,4 42,8 33
420
396
396
233
236
214
JF
493
129
T
148 186
85
95,2
18 KURNIA I
JF
493 KUR 130
T
160 25
17,4 14,4
17
14
14
13
13
10
3
1
4
4
19 KURNIA II
JF
493 KUR 131
T
100
92,1 85,3
65
64,9
28
8
21
21
64
78
44
44
20 KODRAT I
JF
493 KOD 132
T
50
48,6 68,4
30
55,3
5
8
11
9
44
60
20
46
21 KODRAT II
JF
493 KOD 133
T
50
28,8 41,9
64
52,2
16
12
27
19
13
30
37
33
22 TANAH LAP. KODRAT
JF
493 KOD 134
T
50
78
17
46
36
78
17
46
64
23 KODRAT III
JF
493 KOD 135
T
50
42,9
60
17
61
18
24
16
40
25
36
1
24 KODRAT IV
JF
493 KOD 136
T
25
78,8 21,3
24
26,9
62
5
5
7
17
17
19
25 SIMP.KURNIA
JF
493 SKU 137
T
50
71,5 56,4
36
55,7 31,7 41,6 32,3 27
26 MTSN SEI.RUMBAI
JF
493 MTS 235
T
25
3,8
27 MULYA BAKTI I
JF
493 MLB 138
T
50
32,8 48
28 MULYA BAKTI II
JF
493 MLB 139
T
50
29 LPN MULIA BAKTI
FF
493 LMB 244
T
30 MULYA BAKTI III
JF
493 MLB 140
T
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Bengkel Bubut Iskandar Simp .Tugu Bank Mandiri Sisip Bank Mandiri Air Minum Salsabila Depan Tnh. Lapang Pabrik BAN Batas Batas Dp. Hotel Ratu Balqis JL. Sitiuang III S. Rumbai
BIP
SIT
52,1 49,3
51,6 50,6 48,8 2
3
2
2 36
47 51,6 50,6 48,8 0,5
2
3
2
1
1
5
47
386
0,5
382
22,3 13,5 99,6 30,6 18,9 16,2 27,1
28
91 95,6 47,3 49,4
1
3,1
3,8
2
9,9
42
32,8 48
49
14
5,5 3,4 44 17 40
17
11
384 367
15
57 90,3 37,4 45,8
387 385
367 350
385 396
359 347
224 219
217 206
221 225
213 207
21-Jan
365
353
348
206
206
198
10,45
20,90
21-Jan
356
334
354
197
210
198
17,46
34,92
27-Aug
360
361
359
225
212
212
33,22
66,43
27-Mar
2,10
28-Nov
26,94
53,88
20-Jan
40,30
80,61
20-Jan
202 86,34
53,96
19-Jan
395
370
382
357
387
346
224
210
223
208
219 1,05
384
372
358
210
214
205
10,47
41,88
28-Nov
367
384
377
208
215
215
52,58
52,58
28-Nov
364
352
360
205
206
201
30,49
60,97
28-Nov
360
338
342
183
193
186
26,99
53,98
28-Oct
376
373
366
212
213
209
30,03
60,05
28-Oct
21
388
375
386
218
224
217
26,46
52,92
28-Oct
20
394
382
383
220
217
212
27,71
110,86
28-Oct
363
346
351
201
202
199
33,48
66,95
19-Jan
39,8 14,8 4,1 28,7
9
17
7
13
1
3,1
375
361
360
211
214
206
1,43
5,73
19-Jan
9,9
42
361
347
354
214
205
199
18,52
37,03
19-Jan
36,8
367
357
342
204
198
196
28,54
57,09
19-Jan
34
344
334
328
195
194
189
31,98
63,97
19-Jan
333
331
352
185
195
197
20,62
41,25
19-Jan
78,4
20
54,9 9,1 20,8 12,9 18,1 31,9 57,6
50
68,5 70,6
26
59,9 34,5 28
50
53,5 21,5
31
43,6 37,7 13,8 23,1 30,1 15,8 7,7
41
4
19,8 25,9 34
7
42,6 6,5
7,5 13,5
Total KvA
Beban %
Tanggal pengukuran
DAYA TRAFO(KVA)
31 MULIA BAKTI IV
JF
493 MLB 141 T
50
36,4 21,6
34
4,6
0,4 32,9 20,7 31,4 4,2
374
352
358
208
208
198
19,15
38,30
19-Jan
32 KTR WALI KURNIA SELATAN
JF
493 KWK 230 T
50
23,1 66,6
34
50,5 19,2 54,3 28,2 40,3 3,9 12,3 5,7 10,2
378
361
354
211
208
199
25,97
51,94
19-Jan
33 Mulya Bakti V 34 CAHAYA MURNI I
JF
493 MLB 142 T
100
JF
493 CHM 143 T
25
35 CAHAYA MURNI II
JF
493 CHM 144 T
100
36 CAHAYA MURNI 3.1
JF
493 CHM 231 T
50
13,2 18,8
24
37 CAHAYA MURNI III
JF
493 CHM 145 T
50
45,8 37,4
66
38 CAHAYA MURNI IV
JF
493 CHM 146 T
50
22,4
31
39 CAHAYA MURNI V.1
JF
493 CHM 232 T
50
24,1
24
40 CAHAYA MURNI V
JF
493 CHM 147 T
50
36,3 38,4 36,1 26,2 36,3 38,4 36,1 26,2
41 TALANG PAMESUN I
JF
493 TLP 148 T
100
40,4
64
51
36
42 TALANG PAMESUN II
JF
493 TLP 149 T
100 40,6 33,2
57
37,8
43 TALANG PAMESUN III
JF
493 TLP 150 T
100 37,1 27,1
48
30,9
44 PT PSET
JF
493 PSE 151 T
160
152 160 112 117
45 SPBU RUMBAI MANDIRI
JF
493 SPB 236 T
25
11,3 4,2 13,4 9,9 11,3 4,2 13,4 9,9
46 RUMBAI PLAZA
JF
493 RPZ 244 T
100
53
47 KELOMPOK TANI
JF
493 KLT 152 T
100
48 KTR WALI SRB
JF
49 PT.TELKOMSEL 50 PERUMNAS SRB
No
ALAMAT
GARDU
ID GARDU
DISTRIBUSI
AMPERE TOTAL R
77
S
76
42,2 18,8 57
74
91
N
R
S
T
3,5
0,9
2,5
RUTE II N
R
S
T
TEGANGAN (Volt)
RUTE III N
R
S
T
N
R-S
R-T
S-T
R-N
S-N
T-N
87
81
10,7 10,9 14,2 19,2 40,1 35,6 52,9 43,0 26,2 29,1 19,6 19,0
391
369
376
212
210
205
52,25
52,25
29
36
24,1 9,8
341
326
327
190
194
185
17,20
68,78
19-Jan 19-Jan
59
19,1 31,5 18,3 18,4 36,3 53,5 28,1 33,1 1,3 3,9 8,2 7,2
342
349
368
197
205
206
40,88
40,88
20-Jan
363
351
346
205
204
196
11,45
22,90
20-Jan
18,1 11,7 18 30,6 27,7 25,7 48,2 23,4
364
340
345
196
202
192
30,13
60,25
20-Jan
63
53,9 12,6 12,7 22,4 23,8 9,8 18,3 40,6 30,1
389
367
363
208
216
203
25,04
50,07
20-Jan
34
25,6
199 16,44
32,88
20-Jan
53
9,9 19,6 18,1
9
19,1 16,4
5,8 6,9
7
20,4 9,7 14,9 16 13,2 3,5 54
6,5 10,7 6,3 10,9 17,6 13,3
28 14,7
356
339
343
200
200
364
385
365
212
202
206
23,73
47,45
20-Jan
25
48
34
38
15
16
17
342
342
358
192
201
203
35,65
35,65
20/4/2015
18
7
22
19
22
26
35
19
335
335
347
188
195
195
25,65
25,65
20/4/2015
26
18
28
17
11
10
20
14
342
333
355
187
196
193
22,19
22,19
20/4/2015
47
15
38
20
105 144
74
97
376
399
382
224
215
224
94,14
58,84
20/4/2015
372
366
388
204
215
212
6,26
25,02
20/4/2015
395
394
395
226
229
230
22,30
22,30
20/4/2015
43
72
53
2
43
72
100 91,8
83
85,4
51
62
68
47
50
30
15
38
375
355
365
208
211
200
57,80
57,80
20/4/2015
493 KWS 153 T
160 72,8 163
90
128
45
128
55
89
28
36
35
39
394
384
370
224
221
214
71,89
44,93
20/4/2015
JF
493 KWS 154 T
100
115
154
79
382
371
374
220
219
201
79,22
79,22
JF
493 PSR 155 T
160
193 136 198
67
352
343
366
196
204
204
107,44
67,15
21-Jan 20/4/2015
51 PERKEMBANGAN
JF
493 PER 156 T
50
63,3 49,6
50
59,3
8
16
3
21
55
33
47
38
362
348
344
203
202
190
33,02
66,05
20/4/2015
52 PERKEMBANGAN I
JF
493 PER 157 T
50
49,8
76
55
38
27
49
29
23
23
28
26
15
360
340
330
201
200
193
35,74
71,47
20/4/2015
53 PERKEMBANGAN II
JF
493 PER 158 T
50
50,7
67
61
46,9
30
66
31
28
21
1
30
19
343
377
330
193
195
185
36,09
72,18
20/4/2015
JLN sitiung IV lama 55 Simpang Organda
JF
493
237 T
16
3
1
0
1
221
224
0,89
5,56
20/4/2015
JF
493 SOA 230 T
50
39
33
54
45
9,7 23,4 23,6 20,8 28,8 9,7 30,4 24
349
335
326
197
199
191
24,38
48,77
56 TELAGA BIRU I
JF
493 TGB 159 T
50
30
60
57
35
19,3 41
367
346
349
206
205
199
29,89
59,77
21-Jan 21-Jan
57 TELAGA BIRU II
JF
493 TGB 160 T
100
90
101 110
61
10,9 23,8 27,9
211 64,18
58 TELAGA BIRU III
JF
493 TGB 161 T
160
155 161 127 132 128 136 105 100 27,6 24,6 21,9 32,3
59 TELAGA BIRU IV
JF
493 TGB 162 T
50
26
48
45
39
60 Simp. Rajo 61 MAYANG TAURAI I
JF
493 RAJ 163 T
25
10
3
5
7
JF
493 MYT 164 T
100 66,7 29,6
62 MAYANG TAURAI II
JF
493 MYT 165 T
25
63 Mayang Taurai III
JF
493 MYT 166 T
100 96,6 76,2
83
73,7
64 PASAR MAYANG TAURAI
JF
493 PMT 234 T
100
106
85
91
100
65 BRI MAYANG TAURAI
JF
493 MYT
50
5,4
9,3
0
5,6
54
JSL
T
2
T
RUTE I
97
56
39,4 12,1 38,3 30,6 65,4 71,5 115 47,4 10,6 12,9 0,4 1,4 9 4 5 5 78 48 92 26 106 83 101 35
420 44
23 10,5 19,1 12,5 12
26 79,2 76,7 82,3
20,9 41,9 41,5 32,6 4,8 10
3
5
6,3
3,8
35
365
6,3
7
49,2 17,6 6,9 15,2 15,5
49
23
41
34
47
33
35
40
27
33
29
31
24
26,9 16,2 16,3 20,7 26,9 16,2 16,3 20,7 64
41
42
53
56
59
47
5,4
9,3
0
5,6
20
1
1
29
381
364
202
210
64,18
21-Jan
381
359
366
212
215
207
94,05
58,78
21-Jan
392
370
373
218
217
209
26,01
52,01
21-Jan
366
353
348
203
204
195
3,69
14,77
404
385
379
221
223
206
34,28
34,28
21-Jan 20/4/2015
363
342
354
201
204
194
12,09
48,37
392
372
378
219
220
210
56,06
377
353
359
204
209
198
59,18
20/4/2015 56,06 20/4/2015 59,18 20/4/2015
388
375
366
215
216
211
3,19
6,38
20/4/2015
R
S
T
N
R
S
T
RUTE II N
R
S
TEGANGAN (Volt)
RUTE III
T
N
R
S
T
N
R-S
R-T
S-T
R-N
S-N
T-N
Tanggal pengukuran
ID GARDU
RUTE I
Beban %
DISTRIBUSI
AMPERE TOTAL
Total KvA
GARDU
DAYA TRAFO(KVA)
No
ALAMAT
66 SISIP MYT TAURAI IV.1
JF 493 MYT 251 T
50
28,2 32,7 18 27,8 10
13
10
8
18
20
8
20
343
322
330
190
192
184
15,09
67 Mayang TAurai IV
JF 493 MYT 168 T
50
75,8 49,4 23 60,4 17
20
11
16
59
30
13
44
362
341
355
201
205
192
30,20
30,18 20/4/2015 60,40 20/4/2015
68 MAYANG TAURAI V
JF 493 MYT 168 T
50
50,5 51,8 73 54,1 14
69 MYT VI.SIMP.KELAPA
JF 493 MYT 169 T
50
70 BUKIT GADING I
JF 493 BGD 170 T
50
71 SIMP. BUKIT GADING
JF 493 BGD 171 T
100
72 BUKIT GADING II
JF 493 BGD 172 T
73 SIMP.KUD BUKIT GADING
22
43
26
36
30
30
28
348
337
360
190
201
198
35,23
70,47
20/4/2015
54
12
20
33
8
9
8
14
365
358
380
198
217
208
23,70
47,41
20/4/2015
62,1 50,4 50 40,2 54
33
44
25
8
17
5
16
365
364
344
213
211
193
33,41
66,83
20/4/2015
48
33
25
47
32
34
24
363
352
343
201
201
193
47,02
47,02
20/4/2015
100 62,9 35,1 55 55,9 38,3 13,5 29,6 31,9 24,6 21,6 25,6 24
394
372
378
219
220
209
33,69
33,69
20/4/2015
JF 493 KBG 248 T
50
372
350
355
208
207
200
24,99
49,98
20/4/2015
74 BUKIT GADING III
JF 493 BGD 173 T
25
13
20
75 BUKIT GADING IV
JF 493 BGD 174 T
25
28
33
76 BUKIT GADING V
JF 493 BGD 175 T
50
40,9 45,3 25 52,7 36,3 11,9 20,4 31
77 SIMP.KELOMPOK SUNDA
JF 493 SKS 176 T
50
78 KELOMPOK SUNDA
JF 493 KLS 177 T
50
JF 493 KLS 178 T
100
5
80 LUBUK KARYA I
JF 493 LBK 179 T
50
81 LUBUK KARYA II
JF 493 LBK 180 T
50
JF 493 LBK 181 T
50
83 SIMP. KUD LBK KARYA
JF 493 LBK 182 T
50
84 LUBUK KARYA III
JF 493 LBK 183 T
50
47
46
25
37
85 LUBUK KARYA IV
JF 493 LBK 184 T
25
23
22
22
15
21
19
21
JF 493 TJA 185 T
50
65
63
58
39
50
50
JF 493 SNM 186 T
100
77
55
62
61
42
JF 493 SLM 187 T
100
133 120 103
89
JF 493 BTK 188 T
100
142
131
JF 493 KCA 189 T JF 493 KCA 190 T
25 30 27 25 100 65,3 52,1 72
JF 493 PKB 191 T
100 27,5 56
JF 493 SPB 192 T
25
28,6 21,4 19,3 18,8 28,6 21,4 19,3 18,8
JF 493 TKM 193 T
25
25,6 24
JF 493 TKM 194 T JF 493 TKM 195 T
79
82
86 87 88 89
Pabrik Pupuk Lubuk Karya
SD MIS Lubuk Karya
Tanjung Alam Sinamar Sungai Limau Batu Kangkung Ktr Camat Asam Jujuhan
90 91 PERUMNAS BTG SABU 92 93 94 95 96
Perumnas Kamang Baru SPBU BATAS Tukum I Tukum II Tukum III Tukum IV
97 98 LUBUK BESAR 99 LUBUK BESAR 1
JF 493 TKM 196 T
62 21,4 28 71
88
73
38,3 36,7 46
47 56
21
8
21
20
13
20
21
20
388
372
365
217
216
208
11,72
46,88
20/4/2015
17
21
28
33
17
21
373
369
358
215
211
203
16,49
65,97
20/4/2015
22
384
362
370
213
215
206
23,83
47,67
20/4/2015
21,2 13
15 22,2 19 11,6 3,1 12,2 2,2 1,5 11,6 10
362
359
380
215
211
211
10,37
20,74
21-Jan
43,6 38
50
42 32,1 22,5 24,1 24,8 11,5 15 26,2 17,2
396
371
375
220
221
211
28,84
57,69
21-Jan
4
5
3
347
364
356
201
205
202
2,87
2,87
29-Sep
24
33
53
38
56
65
41
39
49
29
4
44
4
54
26
41
53,2 80,4 69 54,7 21
72
29
33
26
5
9,5 13,1 19,9 14
5
24
8
36
5
29
3
5
22
5
3
15
8
22
20
18
45
22
360
354
353
206
203
201
22,56
45,12
27-Sep
25
22
23
12
31
43
31
343
346
339
196
198
198
31,42
62,84
27-Sep
184 24,35
48,70
27-Sep
39 15
32
49 14
14
29 14
23
337 32
66
55
41
320
325
189
186
326
323
319
180
186
186
37,60
75,21
27-Sep
18
14
11
14
337
320
325
189
186
184
22,27
44,55
27-Sep
11
2
3
1
4
360
361
345
204
203
199
13,73
54,92
27-Sep
53
25
15
13
5
14
363
364
350
207
201
205
38,51
77,01
18-Jun
23
25
28
35
32
37
33
370
362
375
207
216
214
41,28
41,28
18-Jun
31
13
14
35
28
42
45
23
74
65
44
31
366
378
364
214
207
213
75,82
75,82
18-Jun
85
22
12
22
33
58
15
73
24
62
45
36
28
380
383
373
218
210
216
75,23
75,23
18-Jun
26
30
27
25
26
373
369
358
215
211
203
17,34
69,35
55
3
4
8
10
64
45
385
371
358
217
213
204
40,62
40,62
18-Jun 26-Sep
80 65,7 21,4 45 76,2 10,7 6,1 10,5 4,2
55
394
374
372
219
218
210
35,81
35,81
20-Jan
396
394
380
228
222
223
15,59
62,34
25-Jan
382
366
396
212
223
220
21,13
84,53
20-Jan
25
1,3 3,6 22,2 19 24,3 19,9 24,8 20 20,5 23,7 23,6 32 20,5 23,7 23,6 32
404
383
382
225
225
216
15,24
60,94
20-Jan
25
7,8
338
342
323
193
189
181
2,60
10,41
20-Jan
371 373 389 211 220 218 373 369 358 215 211 203 389 395 384 222 219 223
47,24 17,80 15,18
47,24 71,21 30,35
20-Jan 18-Jun 18-Jun
0
100 65 63 25 25 33 50 21,9 26
47
48
39
5,7 2,5 7,8 89 26 20
62
0
5,7 2,5
69 45 56 75 58 6,5 7,2 13,8 8,7 13,4 24 25 33 26 24 33 1 10 1 12 21 16 19 21
0
0
2
Sitiung 4
Feeder yang direncanakan (3,21 kms)
GI MUARA BUNGO
Feeder Ekspres Pinang AAAC 240 mm2
JL LINTAS SUMATERA
JL LINTAS SUMATERA Tukum
Feeder Kota Sungai Rumbai AAAC
Sirih Sikapur
Sitiung 3
Sei Betung
Gardu Hubung Sungai Rumbai
LAMPIRAN 6
Feeder Jujuhan
Sitiung 4
GI MUARA BUNGO
Feeder Ekspres Pinang AAAC 240 mm2
JL LINTAS SUMATERA
JL LINTAS SUMATERA Tukum
Feeder Kota Sungai Rumbai AAAC
Sirih Sikapur
Sitiung 3
Sei Betung
Gardu Hubung Sungai Rumbai
LAMPIRAN 5
Feeder Jujuhan
LAMPIRAN 7
Peta Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Rayon Sungai Rumbai