SIFAT KIMIA SENYAWA KLOR Laporan Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kimia Anorganik II
Oleh: Muhammad Sholeh NIM : 109096000010
Kelompok: 5 Anggota Kelompok : Adawiyah Dendi Nur Marozzak Fathonah Nur anggraini Isti Arza Ramma Nurazizah
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM(MIPA) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATTULLAH JAKARTA 1432 H 2011 M
PERCOBAAN II SIFAT KIMIA SENYAWA KLOR Kamis, 31 Maret 2011
I.
Tujuan percobaan
•
Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
•
Mempelajari pembentukan kompleks logan transisi dengan ion klorida
II.
Dasar teori
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi melalui warna dan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas warna kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar. Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2 dan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto reduksi, proses ini disebut dengan disporporinasi: 2 Cl2(aq) + 2 H2O(l)
HClO (aq) + 2 HCl(aq)
Pada reaksi tersebut, Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClOmerupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit, HClO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugat dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg2+ , berperan sebagai ligan dalam pembentukan kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan. III.
Alat dan bahan Alat
1. Pipet tetes
2. Rak tabung reaksi 3. Gelas ukur 4. Tabung reaksi
Bahan
1. NaCl 0,1 M 2. AgNO3 0,1 M 3. NH3 6 M
4. N-heksana 5. CuSO4 0,1 M
6. Lakmus merah dan biru 7. NaOCl 5% (sunclin) 8. NaOH 6 M 9. KI 0,1 M 10. KBr 0,1 M 11. HCl pekat 12.HNO3 pekat
IV.
Cara kerja 1. Ion Cla Kompleks logam transisi dengan ion ClDimasukkan 2 mL CuSO 4 0,1 M dan 2 mL HCl pekat kedalam tabung reaksi, lalu diencerkan dengan menggunakan aquades
Ditambahkan 3 mL HCl pekat kedalam 1 mL AgNO 3 0,1 M dan diaduk beberapa menit agar endapan larut kembali, lalu diencerkan lagi dengan aquades sebanyak 5 mL kemudian diamati
2. Ion hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi lakmus Diteteskan NaOCl 5% (sunclin) pada kertas lakmus merah dan biru. Diamati perubahan warna yang terjadi b. Reaksi dengan AgNO3 Ditambahkan 1 mL AgNO 3 0,1 M ke dalam 3 mL NaOCl 5%. Diamati endapan yang terbentuk kemudian ditambahkan HNO 3 pekat
Dibandingkan dengan campuran antara NaOH 6 M dengan AgNO3
0,1 M. Diamati perubahan warna yang terjadi c.
Daya oksidasi
Dimasukkan 2 mL KI 0,1 M dan 1 mL n-heksana (dikerjakan dalam ruang asam!) kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan NaOCl 5% sambil diaduk.
Dicatat perubahan warna yang terjadi
Dihindari kelebihan NaOCl karena dapat menghilangkan warna I 2 yang terbentuk dan produk awal akan teroksidasi menjadi ClO 3yang tidak berwarna
Diulangi percobaan diatas dengan dengan menggunakan KBr sebagai pengganti KI. Diamati perubahan warna yang terjadi pada
Diasamkan larutan dengan HCl 6 M, diaduk dan dicatat perubahan warna yang terjadi pada lapisan n-heksana.
Dibandingkan daya oksidasi ClO - terhadap larutan KBr dan KI serta larutan yang telah diasamkan
V.
Hasil pengamatan 1. Ion Cl-
a. Kompleks ion logam transisi i.
CuSO4 + 2HCl → H2SO4 + CuCl2 Larutan berwarna hijau
ii.
(i) + H2O Terebentuk warna biru lagi
iii.
AgNO3 + HCl → ↓AgCl + HNO3 Terbentuk endapan putih dan larutan putih.
i.
(iii) + H2O Larutan keruh
2. Ion hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi lakmus i. ii.
NaOCl + lakmus merah → warna lakmus berubah menjadi biru NaOCl + lakmus biru
→ warna lakmus tetap yaitu biru
b. Reaksi dengan AgNO3 i.
NaOCl + AgNO3 → NaNO3 + ↓AgCl + O2 Terbentuk endapan putih
ii.
(i) + HNO3 → endapan putih masih ada, larutan menjadi warna kuning, reaksi eksoterm
iii.
NaOH + AgNO3 → ↓ Ag2O + NaNO3 + H20 Terbentuk endapan coklat dan larutan berwarna coklat
iv.
(iii) + HNO3 → larutan berwarna putih keruh, endapan menghilang, reaksi eksoterm
b
Daya oksidasi ion (ClO-)
i.
KI + C6H12 + NaOCl → 2 lapisan warna, lapisan atas berwarna pink, lapisan bawah berwarna kuning
ii.
(i) + HCl → lapisan atas berubah menjadi warna ungu, lapisan bawah beubah warna menjadi wana coklat
iii.
KBr + C6H12 + NaOCl → 2 lapisan, atas dan bawah berwarna bening
iv.
(iii) + HCl → 2 lapisan atas dan bawah berubah warna menjadi warna kuning
VI.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang sifat-sifat dari senyawa klorin. Bahanbahan yang digunakan adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai sampel. Pada percobaan yang pertama adalah pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl- dapat membentuk kompleks logam transisi. Ion kompleks memiliki ion logam dengan jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Molekul-molekul atau ion-ion logam pusat disebut denga n ligan-ligan. Pembentukan kompleks berdasarkan reaksi asam basa konsep lewis. Asam adalah akseptor electron molekul yang dapat menerima electron dan basa adalah molekul yang memberikan electron. Pencampuran CuSO4 dengan HCl terjadi perubahan warna menjadi warna hijau, dan setelah ditambahkan aquade warna menjadi biru kembali. Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi hijau. Setelah ditambahkan kembali dengan aquadest (reaksi hidrolisis) warna berubah menjadi ke warna sebelumnya yaitu biru muda. Hal ini disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida ditambahkan dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan molekul air sebagai produk sampingnya, yang persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
H2SO4(aq) + CuCl2(aq) + H2O(l)
CuSO4(aq) +
2HCl(aq) + H2O(aq)
Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan
HCl terbentuk endapan putih yang
menunjukan pemebntukan komplek dari logam transisi. Sedangka pada uji kertas lakmus, menunjukan bahwa ion ClO- pada sampel NaOCl adalah basa yang cukup kuat sehingga kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru. Pada percobaan selanjutnya adalah reaksi dengan AgNO3. Hasilnya ketika NaOCl ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan berwarna putih dan reaksi berlangsung secara eksoterm karena pada dinding tabung reaksi terasa panas dan terdapat gelembung gas. Sedangkan pada tabung yang berisikan NaOH ketika ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan coklat dengan warna larutan yang coklat dan saat ditambahkan HNO3 endapan coklat yang terbentuk menghilang dan warna larutan dari warna coklat menjadi putih keruh. Ini menunjukan bahwa ion OCl lebih kuat darpada ion Oh. Dan percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- dengan menggunakan KBr, KI dan C6H12. Ion ClO- memiliki daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator kuat yang dapat larut dalam air dingin. Reaksi antara KI denagn NaOCl dan n-heksan terbentuk 2 lapisan warna, lapisan atas berwarna pink dan lapisan bawah berwarna kuning. Warna pink adalah hasil dari oksidasii ion I- oleh ion Cl, sedangkan n-heksan berfungsi sebagai media oksidasi. Setealah ditambha dengan dengan HCl pekat, lapisan atas berubah menjadi warna ungu, lapisan bawah berubah warna menjadi wana coklat. Sedangkan KBr dengan n-heksan dan NaOCl terbentuk 2 lapisan, atas dan bawah berwarna bening, karena daya oksidasi Br dengan Cl hampir sama sehingga tidak terjadi perubahan. Setelah penambahan HCl pekat, 2 lapisan atas dan bawah berubah warna menjadi warna kuning. Penambaha HCl menyebabkan BR teroksidasi karena uasana berubah menjadi asam,sehingga daya oksidasi Cl meningkat.
VII. Kesimpulan 1. Pembentukan kompleks logam transisi dengan Ion Cl- ditandai dengan pembentukan
warna pada hasil reaksi . 2. Natrium hipoklorit bersifat basa. 3. Pada kompleks logam transis setelah ditambahkan denga beberapa peraksi memiliki warna yang berbeda, hal ini disebabkan perbedaan ion yang dimiliki dari setiap senyawa logam transisi. 4. Hasil reaksi antara AgNO3 dengan NaOCl menghasilkan endapan putih dan ketika
hasil reaksi itu ditambahkan dengan HNO3 menimbulkan gas dan panas 5. Ion CLO- merupakan oksidator kuat
Daftar pustaka
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern, Erlangga, Jakarta Vogel, Arthur Israel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh Dr. Hadyana Pudjaatmaka dkk Edisi revisi oleh G. Svehla. Jakarta: Kalman Media Pustaka Anonim, 2008, Klor , (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 26 maret 2011, pukul 21.00.
Lampiran
Pertanyaan: 1) Tuliskan contoh-contoh senyawa klor dengan bilangan oksidasi Cl (-1, 0, +1, +3, +4, +5, +7) dan sebutkan kegunaannya (jika ada)!
2) Bagaimana cara membuat larutan pemutih NaOCl secara komersial? Tuliskan reaksinya! 3) Bagaimana caranya zat pemutih dapat membuat pakaian menjadi kelihatan lebih putih? Jawaban 1) Contoh senyawa klor dan fungsinya biloks
senyawaklor
-1
NaCl
0
Cl 2
1
NaOCl
kegunaan sebagai bahanpengamatdanbahancampuran untukmembuateskrim sebagai senjatapadaperangduniaII sebagai pemutihpakaian
2
NaClO 2
sebagai pemutih dalamindustri tekstildan kertas digunakan pada pengolahan air sebagai desinfektan jugapadaobatkumurdanpastagigi
5
NaClO 3
sebagai herbisida
7
NH4ClO4
sebagai campuranbahanbakarroket
2) Larutan pemutih dapat dibuat dengan mereaksikan NaOH dengan gas klor (Cl2), gas klor
dilewatkan kedalam larutan dingin NaOH encer pada suhu dibawah 40O C, jika suhu lebih dari 40O C maka akan terbentuk natrium klorat (NaClO3). 2NaOH + Cl2
NaCl + NaOCl + H2O
3) Zat pemutih bekerja dengan dua cara, yaitu: a. Mengubah molekul menjadi zat yang tidak mengandung kromofor atau masih mengandung kromofor yang tidak menyerap cahaya visible dengan cara memutuskan ikatan kimia kromofor oleh pemutih yang bersifat oksidator. b. Mengubah ikatan rangkap pada kromofor menjadi ikatan tunggal oleh pemutih yang bersifat reduktor. Pemutusan ikatan rangkap ini dapat megurangi kemampuan kromofor untuk menyerap sinar visible.