Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
1
SENSOR-SENSOR POSISI Gambaran Umum Dalam banyak pemakaian, ECM memerlukan data tentang posisi dari komponen-komponen mekanik. Misalnya Sensor Posisi Throttle, adalah sensor yang mengindikasikan dari katup bukaan throttle.
Wiper arm
Gambar 1 Skema sensor posisi secara universal
Sensor posisi pedal akselererator ( Accelerator Pedal Position - APP ) yang berguna mengindikasikan posisi dari pedal akselerasi. Sensor Posisi Katup EGR mengindikasikan posisi dari katup EGR. Vane air flow meter memakai prinsip ini. Secara elektrik, sensor-sensor beroperasi dengan cara yang sama seperti diperlihatkan dalam Gambar 1. Sebuah wiper arm di dalam sensor tersebut secara mekanik dihubungkan pada bagian penggerak yang disebabkan adanya tarikan sebuah katup atau vane. Jika bagian penggerak bergerak, maka wiper arm juga turut bergerak. Pada wiper arm juga dihubungkan dengan sebuah resistor variabel sebagai akibat adanya gerakan wiper arm, arm, oleh sebab itu sinyal tegangan keluaran turut berubah. Point utama dari komponen ini adalah titik kontak di mana tegangan dapat keluar yang mengindikasikan besarnya posisi simpangan atau pergerakkan. Jika wiper arm bergerak menuju tegangan VC, maka sinyal tegangan keluaran menjadi tinggi. Dari tegangan ini ECM dapat menentukan posisi dari komponen. Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
1
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
2
Gambar 2
1.
Sensor Posisi Throttle (Throttle Position Sensor - TPS ) Fungsi: Mengubah sudut katup throttle (throttle valve angle) ke dalam sebuah sinyal tegangan listrik. Jika throttle membuka, maka sinyal tegangan meningkat. Penempatan: Dipasangkan pada throttle body. Koneksi dengan ECM: Pada dasarnya TPS memerlukan tiga kabel. Tegangan lima volt disuplaikan ke TPS dari terminal VC pada ECM. Sinyal tegangan keluaran TPS disuplaikan ke terminal VTA. Kabel masa dari TPS dihubungkan ke E2 dari ECM. Cara kerja: Pada kondisi idle, tegangan keluaran TPS sebesar 0,6 – 0,9 volts. Berdasarkan tegangan keluaran TPS ini, ECM mengetahui bahwa skep throttle dalam kondisi tertutup. Pada keadaan WOT, sinyal tegangan mendekati 3,5 – 4,7 volt. Catatan: ECM memanfaatkan informasi posisi katup throttle untuk mengetahui m engetahui parameter-parameter:
Mode engine, engine, apakah dalam kondisi: idle, part throttle, wide open throttle.
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
2
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
3
Mematikan sistem A/C dan melakukan pengontrolan pada saat throttle terbuka lebar (Wide ( Wide Open Throttle - WOT ). ).
Mengoreksi ratio campuran bahan bakar (air-fuel ( air-fuel ratio). ratio).
Mengoreksi kenaikan tenaga.
Mengendalikan pemotongan pasokan bahan bakar (fuel ( fuel cut
control ). ). Di dalam TPS sendiri terdapat sebuah resistor dan sebuah wiper arm. arm. wiper arm selalu menghubung pada resistor. Pada titik kontak, tegangan yang muncul adalah sinyal tegangan keluaran TPS yang mengindikasikan posisi katup throttle. Pada kondisi idle, Nilai resistansi antara titik VC (atau terminal VCC dan terminal VTA adalah tinggi, oleh sebab itu sinyal tegangan keluarannya menjadi kecil antara 0,6 – 0,9 volt. Sebagai akibat dari wiper arm bergerak mendekati terminal VC (tegangan 5 volt tegangan catudaya), resistansi menurun dan sebaliknya sinyal tegangan keluaran meningkat. Jenis-jenis TPS: Beberapa jenis TPS dilengkapi juga dengan sebuah sakelar Closed Throttle Position (disebut juga sebagai idle contact switch). Sakelar ini tertutup ketika katup throttle menutup. Pada titik ini, ECM mengukur 0 volt dan terdapat 0 volt pada terminal IDL. Ketika throttle dalam kondisi terbuka, sakelar ini membuka juga dan ECM membaca tegangan sebesar +B pada rangkaian IDL.
Gb. 3
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
3
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
4
Gb. 4
Gb. 5
Gb. 6
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
4
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
5
TPS yang diterapkan pada sistem ETCS-I di dalamnya memiliki dua lengan kontak dan dua resistor. Jalur sinyal tegangan yang pertama adalah VTA1 dan jalur kedua adalah VTA2. VTA2 bekerja secara bersamaan, tetapi dia mulai dari tegangan keluaran tinggi kemudian menurun ke rendah, sedangkan VTA1 dimulai dari tegangan rendah meningkat ke tinggi. ECM menggunaan kedua sinyal tegangan ini untuk mendeteksi perubahan posisi katup throttle. Dengan memiliki dua sensor, ECM dapat membandingkan kedua tegangan yang diraih dan mendeteksi masalah-masalah yang terjadi. Cara Mendiagnosa dan penyetelan Sensor TPS 1. Kunci kontak (IGN) pada posisi OFF; 2. Lepaskan konektor dari TPS; 3. Putar kunci kontak ke posisi ON; 4. Dengan menggunakan Volt-meter pada skala penuh 10V, Ukurlah tegangan pada terminal VC, atau terminal no. 4 pada konektor TPS terhadap bumi, harus ada tegangan VC sebesar 5 volt. 5. Ukurlah tegangan pada terminal VC terhadap E2 pada konektor di ECM, harus ada tegangan VC sebesar 5 volt; sampai di sini kita simpulkan bahwa ECM siap. 6. Putar kunci kontak pada posisi OFF; 7. Dengan menggunakan Ohm-meter pada skala penuh X1 Ohm, ukurlah nilai resistansi TPS melalui titik VTA dan E2, injak pedal akselerator agar TPS berputar, perhatikan nilai awal dan perubahan yang terbaca oleh Ohm-meter, nilainya harus menanjak! 8. Dengan menggunakan Ohm-meter pada skala penuh X1 Ohm, ukurlah nilai resistansi TPS melalui titik VC dan E2 dari Gambar 5, injak pedal akselerator agar TPS berputar, nilainya harus tidak berubah! 9. Dengan menggunakan Ohm-meter pada skala penuh X1 Ohm, ukurlah nilai resistansi TPS melalui titik VTA dan VC, injak pedal akselerator agar TPS berputar, nilai perubahan yang terbaca oleh Ohm-meter harus menurun! 10. Pasangkan lagi konektor TPS, dan putar kontak pada posisi ON, ukurlah tegangan pada titik VTA terhadap E2, harus terbaca minimal 0,5 volt. 11. Jika hasil pengukuran pada langkah 10 di atas kurang dari 0,5 volt, lakukan penyetelan baud dudukan TPS hingga diperoleh niali tegangan keluaran 0,5 volt. 12. Injak pedal akselerator secara halus hingga dicapai WOT, perhatikan pembacaan Volt-meter, nilainya harus 0,5 – 4,5 volt. Sampai di sini kita sudah melakukan diagnosa untuk TPS yang kondisinya baik, jika pada saat diagnosa tersebut kita mendapatkan nilai-nilai pengukuran yang secara ekstrim menyimpang, maka kemungkinan besar TPS yang kita uji kondisinya tidak baik.
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
5
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
6
2.
Sensor Accelerator Pedal Position (APP) Fungsi: Mengubah pergerakan pedal akselererator dan posisinya kedalam sinyal tegangan listrik. Secara elektrik, dalam operasinya APP identik dengan TPS. Pemasangan: Dipasang pada throttle body sistem ETCS-i.
3.
Sensor EGR Valve Position (EGR VP) Fungsi:
Mendeteksi ketinggian dari katup EGR. Pemasangan: Sensor EGR VP dipasang pada katup EGR. Catatan cara kerja: ECM memakai sinyal keluaran sensor EGR VP untuk mengendalikan ketingggian katup EGR. Sensor EGR VP mengubah pergerakkan dan posisi dari katup EGR ke dalam sinyal tegangan listrik. Cara kerjanya identik dengan TPS, perbedaannya hanya pada lengan penggeraknya saja di mana digerakkan oleh katup EGR.
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
6
Beta project: P3GT dan Mc Gyver ECs
7
TUGAS NAME: ___________________________ NAME: ___________________________
1.
Sensor apa saja yang memiliki kesamaan dalam pemakaian sensor posisi, sebutkan satu persatu?
2.
Jelaskan bagaimanakah cara kerja sebuah sensor posisi?
3.
Gambarkan sebuah contoh rangkaian sensor posisi?
4.
Untuk mengontrol fungsi apa saja, ECM memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh katup throttle?
5.
Bagaimanakah cara kerja TPS yang memiliki sebuah sakelar IDL dan jelaskan pula bagaimana ECM memanfaatkan informasi yang dihasilkan skelar IDL ini?
6.
Berapakah nilai-nilai tegangan tipikal dari sebuah TPS dalam kondisi Reference, IDL, WOT?
7.
Mengapa PCM memerlukan sebuah sensor posisi EGR, dan bagaimanakah cara kerjanya? Jelaskan strategi sensor ini.
8.
Jelaskan secara lengkap prosedur diagnosa untuk sebuah sensor TPS!
Mc Gyver Engine Control Service, Jl. Raya Barat 637 Cimahi
7