10
SEJARAH AKUNTANSI
"Disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Teori Akuntansi"
Disusun oleh :
Kelas Teori Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
SEMESTER PENDEK T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat bagi nusa dan bangsa ini.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dr. Hisar Pangaribuan, S.E., M.B.A., Ak., CA., CTA. serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan tugas kami di lain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan tugas ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil pelajaran dari Sejarah Akuntansi sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Bandung, Juli 2017
Kelas Teori Akuntansi
Sejarah Akuntansi
Di dunia ini, tentu saja segala sesuatu itu memiliki sejarahnya masing-masing. Sejarah sangatlah penting karena sejarah dapat dijadikan sebagai gambaran kehidupan-kehidupan manusia di masa lampau, dapat menjadi pedoman dalam hidup, dan kita dapat mengetahui apa saja yang telah terjadi pada masa yang lampau itu (TanayaYP, para. 2, 2011).
Berhubungan dengan Ilmu Pedagogi (ilmu dalam menjadi seorang guru), sejarah akuntansi dapat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya. Sejarah akuntansi melakukan peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan akuntansi yang terjadi. Berkaitan dengan praktik yang ada, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode yang digunakan di masa lalu (Belkaoui, 2006).
Akuntansi dapat disebut sebagai profesi yang paling tua di dunia (Nurhayati & Wasilah, 2009, hlm. 51). Hal ini ditunjukkan dengan berbagai bukti sejarah yang ada di dunia. Sejarah dari perkembangan akuntansi itu sendiri terbagi menjadi 2 (dua). Pertama, sejarah perkembangan akuntansi di dunia, dan yang kedua adalah sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia (Gade, 2005, hlm. 27).
Periode Mesir
Pada waktu itu pencatatan dilakukan oleh orang-orang pada zaman Mesir kuno di mana mereka menggunakan metode pencatatan untuk membantu mereka dalam berdagang keluar daerah negara mereka. Pencatatan dilakukan pada lembaran daun. Pada awal di mana manusia mulai mengenal uang, metode pencatatan keuangan ini semakin banyak dikenal. Hal ini terbukti dengan adanya data sejarah tentang materi pelajaran pencatatan atau pembukuan yang ditulis dalam bahasa Arab. Singkatnya mereka menghitung laba atau rugi dengan cara menghitung barang yang dibawa pada waktu berangkat berlayar dan barang yang dibawa pulang lagi pada saat selesai berlayar. Maka dengan kata lain perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu pelayaran.
Pada periode Mesir, bukti sejarah menunjukkan gudang-gudang Mesir masa lalu dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga seperti emas, gandum, permata, tekstil, bahkan hewan ternak yang menunjukkan adanya pencatatan atas transaksi-transaksi.
Hal ini dapat dibuktikan melalui kisah Yusuf ketika dia dijual oleh saudara-saudaranya dan dibawa ke Tanah Mesir. Kemudian dia dipercayakan oleh tuannya untuk mengatur semua hal yang ada di rumah itu kecuali makanannya. Dia bahkan sempat masuk ke dalam penjara oleh karena dituduh melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap isteri tuannya. Tetapi meskipun demikian, dia mampu mengembalikan kepercayaan tuannya dan ditunjuk untuk memimpin Mesir selama 7 tahun masa kelimpahan untuk mengatur dan mencatat persediaan serta mendata seluruh anggota keluarga yang ada di Mesir (Kel. 39-41).
Berdasarkan kisah tersebut, dapat diketahui bahwa sistem pencatatan sudah ada sejak dulu kala.
Periode Babilonia
Menurut Ikhsan & Suprasto (2008) ilmuan melakukan pembongkaran ribuan tablet tanah liat Babilonia. Didapati hasil dari penelitian tersebut menunjukkan suatu kesaksian yang besar tentang sistem pembukuan mereka. Dalam sistem akuntansinya, catatan-catatan umum kebanyakan ditemukan berupa penerimaan tablet-tablet. Tablet-tablet tersebut berisi catatan-catatan akan informasi:
Berapa jumlah uang dan barang yang diterima
Nama orang yang memberikannya
Nama orang yang menerimanya
Tanggal kejadiannya
Ada juga tablet pengeluaran yang dicatat atas arus keluar dari perusahaan. Tablet pengeluaran tersebut terdiri dari daftar sejumlah uang dan kekayaan yang dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna internal, pembelian, kerugian dan lainlainnya. Tablet pengeluaran kadangkala dilayani sebagai suatu catatan tentang biaya. Laba dan produksi juga dicatat. Tablet laba biasanya meliputi:
Apa laba yang diterima
Siapa yang menerima
Alasan-alasan untuk menerima
Tanggal penerimaan.
Sementara itu, untuk tabel produksi, tabel produksi terdiri dari daftar sederhana mengenai apa yang dibuat dan kepada siapa dijual. Sebuah catatan tentang obligasi telah dijaga dan terdiri dari informasi berikut:
Jumlah dan dasar dari komoditas atau uang yang dipinjamkan
Tingkat bunga, jika ada
Nama debitur
Nama kreditur
Waktu pembayaran
Spesifikasi mengenai metode pembayaran
Saksi
Tanggal
Periode China
Pemerintah China menggunakan akuntansi untuk mengevaluasi efisiensi program dan pegai pelaksana program tersebut. Pada masa Dinasti Chao (1122-256 SM) diketahui sebagai pencapaian akuntansi yang baik (Sueb & Wardini, 2014, hlm. 1.3)
Periode Yunani
Pemerintah membagi secara adil barang kepada rakyatnya. Permulaan akuntansi mengawasi keseimbangan, uang masuk, pengeluaran-pengeluaran dan berakhir pada keseimbangan. Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan dengan penemuan di Mesir atas "zenon papyri," yang merupakan dokumen dari abad ketiga sebelum masehi. Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, dibawah kepemimipinan Alexander Agung, dokumen itu menghasilkan bukti bahwa adanya akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum masehi. Zenon adalah administrator. Setiap departemen bagian diatur oleh seorang supervisor yang meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas dibawah yurisdiksi. Pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis berisikan transaksi, banyak di antara mereka meminjam uang dan aktiva lainnya yang diterima oleh kepala departemen.
Catatan menunjukkan bahwa akun ini terdiri dari daftar kas dan aktiva lainnya, seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta arus keluar. Item-item yang sama dan total pengeluaran mereka kemudian dikelompokkan bersama di dalam sebuah paragraf.
Periode Romawi
Banyak catatan pembukuan dibuat menggunakan tablet lilin yang sangat mudah rusak. Periode ini, hanya ada sedikit bukti sejarah dari akuntansi. Catatan-catatan telah diselamatkan, bersama dengan kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan literatur, mengindikasikan bahwa beberapa pemilik menjaga dua susunan pembukuan. Hal ini memberitahu bahwa orang Romawi suka organisasi dan administrasi. Ada sebuah memo atau buku harian yang dicatat atas penerimaan dan pengeluaran, dan sebuah kode "a code accepti et expensi", sama dengan buku kas yang dimasukkan setiap bulannya dalam buku harian tersebut (Ikhsan & Suprasto, 2008).
Pada artikel yang ditulis oleh Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double-entry.
Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900: tepatnya di negara Amerika Serikat mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
Laporan keuangan mulai diseragamkan;
Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya "punch card record".
Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
Muncul jasa-jasa manajemen seperti sistem perencanaan dan pengawasan.
Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Sejarah Akuntansi Saat Ini
Kondisi yang sangat penting yang dapat mendorong perkembangan akuntansi adalah pertumbuhan perdagangan yang berpusat di sekitar kota Italia pada abad pertengahan. Seiring perdagangan yang terus berkembang, maka kekayaan bertumpuk di kota-kota di Italia dan perdagangan yang sifatnya individual diganti dengan perdagangan melalui agen. Disamping itu, persekutuan sangat penting bagi perkembangan akuntansi itu sendiri karena membawa pada satu pengakuan bahwa persekutuan merupakan satu kesatuan yang terpisah dari pemiliknya. Dan juga hubungan agen penting karena memerlukan pertanggungjawaban.
Hal ini dimulai pada tahun 1494 pada saat Luca Pacioli (Lukas dari Borgos) yaitu seorang ahli matematika menerbitkan buku ilmu yang berjudul "Suma de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita". Dalam buku tersebut ada sub judul "Tratactus de Computies et Screptoria" yang berisikan tentang cara-cara oembukuan menurut catatan berpasangan (double book keeping). (Purnawati, hlm. 1). Dan kemudian buku tersebut dikembangkan lagi dengan judul "La Scoula Perfecta de Mercanti" yang diterbitkan oleh Paganini. (Priyatno, hlm. 10). Oleh karena itu, dia mendapat julukan dengan Father of Modern Accounting atau Bapak Akuntansi Modern (Alexander, 2002, hlm. 8).
www.alchetron.comwww.alchetron.comSebenarnya Luca Pacioli bukanlah orang yang menemukan double entry book keeping system, mengingat system tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan antara Venice dan Genoa pada awal ke-13 M setelah terbukanya perdagangan Timur Tengah dan Mediterania. Menurut Vernoa Kam (1990), akuntansi diperkenalkan pada zaman Feodalisme Barat. Namun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa akuntansi telah ditemukan sejak abad ke-9 M. (Nurhayanti, hlm. 52).
www.alchetron.com
www.alchetron.com
Pembukuan secara berpasangan atau sekarang dikenal dengan double entry system yaitu debit kredit yang merupakan dasar ilmu akuntansi. Kata debit kredit berasal dari bahasa latin di mana debit berasal dari debere yang artinya percaya dan credere yang artinya berutang.
www.iisg.nl.comwww.iisg.nl.comKarangan buku dari Lucas Pacioli telah banyak menginspirasi para ahli untuk mengembangkan akuntansi dan merupakan cikal bakal sejarah bidang akuntansi.
www.iisg.nl.com
www.iisg.nl.com
Setelah itu akuntansi berkembang dengan pesat di daerah Eropa disebut dengan sistem tata buku kontinental. Pada awalnya tata buku ini adalah tata buku tunggal. Namun karena kebutuhan yang ada semakin kompleks dan seiring berjalannya waktu lahirlah buku berpasangan yang tidak hanya berkembang di Eropa namun menyebar sampai ke Amerika. Sistem Amerika tersebut dikatakan sebagai sistem Anglo Saxon yang pada zaman ini disebut accounting atau akuntansi. (Pujiyanti, 2015, hlm.9).
Banyak orang yang mengartikan akuntansi adalah hanya sebatas pembukuan namun sebenarnya akuntansi itu lebih luas dari pembukuan. Pembukuan merupakan bagian dari akuntansi. Akuntansi memiliki banyak bidang diantaranya pembukuan, audit/pemeriksaan, analisis laporan keuangan, sistem akuntansi, penelitian untuk mengetahui luas serta macam-macam transaksi keuangan, perencanaan sistem akuntansi yang akan digunakan pada sebuah perusahaan berdasarkan hasil survey, dan masih banyak lagi bidang kajian. Beberapa negara di Eropa Barat memisahkan pembukuan dari pelajaran akuntansi. Negara Belanda, sampai sekarang, masih memberikan pelajaran pembukuan saja pada berbagai perguruan, dan untuk pelajaran akuntansi secara luas hanya diberikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Sedangkan di Amerika Serikat, dikarenakan pembukuan merupakan bagian dari akuntansi, maka yang dipergunakan pada perguruan-perguruan di sana adalah pelajaran akuntansi dalam arti yang luas.
Tetapi, Pacioli tidak pernah menyatakan bahwa dia yang menemukan sistem pencatatan double entry (Lee, Bishop, & Parker, 2013). Dia menggunakan sistem ini untuk disebarluaskan keluar dari Italia yaitu ke negara Eropa lainnya bahkan keseluruh dunia (melalui para pedagang dari Venice) sehingga banyak yang mengenal pencatatan ini dengan pembukuan ala orang Venice atau pembukuan ala orang Italia (Galassi, 1996, hlm. 445).
Akuntansi kemudian berkembang lagi dengan munculnya akuntansi biaya dan sistem penyusutan (depresiasi) pada abad ke 19, ketika terjadi revolusi industri di benua Eropa pada saat itu (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2). Akuntansi pada akhirnya berkembang seiring dengan berkembangnya zaman dan peradaban manusia, dan akuntansi di zaman modern saat ini berkembang dengan baik di Eropa dan semakin makin pesat di negara Amerika Serikat (Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar, & Wahyuni, 2016, hlm. 2). Ketika memasuki abad ke-20 kerumitan di dunia akuntansi mulai muncul secara bersamaan sehingga akuntansi diakui menjadi ilmu akademik yang tersendiri (Shatu, 2016, hlm. 10).
Bagan Ringkasan Sejarah Akuntansi
Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia
Akuntansi di Indonesia sebenarnya sudah masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan di masa yang lalu, seperti kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan Mataram dapat disebut menjadi 'pintu masuk' bagi akuntansi untuk berkembang di Indonesia (Waluyo, 2008, hlm. 19). Sejak tahun 1642, akuntansi sudah mulai diterapkan di Indonesia (Purwanti & Nugraheni, 2001, hlm. 2).
Tetapi sayangnya, tidak ada bukti yang menguatkan hal tersebut. Sehingga awal dari penerapan akuntansi modern di Indonesia dimulai ketika masa kolonial Belanda (Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, hlm. 141). Menurut Abdoelkadir & Yunus (1994) dalam Burns & Needles (1994) menyatakan bahwa tepatnya pada tahun 1842 ketika gubernur Belanda dari Hindia-Belanda mengeluarkan peraturan tentang penerimaan kas, piutang, anggaran untuk garnisun, dan pengiriman kapal di Jakarta (dulu bernama Batavia) dicatat dengan menggunakan jurnal. Dimana jurnal ini adalah buku untuk mencatat transaksi sebelum 'ditransfer' ke jurnal. Mereka juga menjelaskan cara penggunaan dari ledger (buku besar). Menurut Sukoharsono (1995, hlm. 7) dalam akuntansi, bagaimanapun, Belanda, sampai taraf tertentu, berhasil mengubah proses tradisional pengembangan akuntansi ke dalam dominasi dominasi kolonial akuntansi, di mana semua istilah dan tindakan menjadi sasaran tujuan kolonialisme Belanda.
Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke-16 untuk berdagang dan kemudian membentuk organisasi maskapai yang bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Pada tahun 1602 terjadi peleburan 14 maskapai dan tahun 1619 membuka cabang di Batavia dan kota lain di Indonesia. VOC berakhir pada tahun 1799 dan setelah itu kekuasaan diambil alih oleh Kerajaan Belanda. Sejak itulah muncul perusahaan Belanda di Indonesia. Catatan pembukuan menekankan pada mekanisme debit dan kredit berdasarkan praktik dagang untuk kepentingan perusahaan Belanda saja.
Tetapi sejak Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942 (Hatta, 2010, hlm. 5), menurut Murwanto, Khanna, & Zijl (2011, hlm. 151), Jepang (saat itu diatur oleh Zaibatsu) pada akhirnya merubah segala bentuk sistem akuntansi Belanda, seperti sistem administrasi dan kekuatan ekonominya dilucuti, serta orang-orang Eropa yang saat itu memegang sektor penting untuk dialihkan kepada kepentingan peperangan. Orang-orang Jepang ditempatkan di posisi manajemen tingkat atas dan orang-orang Indonesia di posisi menengah dan bawah tanpa mengubah sistem pengetahuan akuntansi waktu era kolonial Belanda.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan pada era penjajahan Belanda sejak sekitar abad ke 17 atau tahun 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Tetapi perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan dalam tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia usaha berkembang, demikian pula kebutuhan akan akuntansi.
Agar tidak memicu perhatian, pemerintah Belanda tidak mencampuri sistem pembukuan yang mereka gunakan. Sehingga muncullah sistem pembukuan pada bidang bidang usaha kecil seperti pembukuan Hokkian, Canton, Hakka, Tio-Tjoe. Di sisi lain fungsi pemeriksaan atau yang dikenal auditing mulai dikenal bangsa Indonesia sejak tahun 1907 yang bermula pada saat dikirimnya Van Schagen yang adalah anggota NIVA dengan tugasnya yaitu menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Van Schagen adalah pencetus didirikannya jawatan akuntan negara (GAD). Akuntan publik pertama adalah Frese & Hogeweg yang kantornya berdiri di Indonesia pada tahun 1918 (Shatu, 2016, hlm. 12). Kemudian disusul dengan berdirinya kantor akuntan H. Y. Voerens.
Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi. Kalaupun ada, pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah merupakan tenaga-tenaga pembantu ataupun pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah J. D. Massie yang pada zaman itu diangkat sebagai pemegang buku untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga khususnya di bidang akuntansi. Jabatan jabatan pimpinan di keuangan didominasi sebanyak 90% oleh bangsa Belanda. Melihat hal itu seorang bernama Bapak Slamet mendirikan kursus-kursus untuk mengisi jabatan tadi yang didominasi oleh orang-orang Indonesia (Pujiyanti, 2015, hlm. 10)
Studi atas sejarah akuntansi yang dilakukan oleh para ilmuwan akuntansi dengan menggunakan pendekatan baru ini umumnya mengkritisi studi-studi sejarah akuntansi sebelumnya yang dianggap menggunakan sudut pandang tradisional. Dalam sudut pandang tradisional ini dikatakan bahwa akuntansi hanya dianggap sebagai peralatan teknis, yaitu sebagai teknik mengumpulkan dan menyajikan data keuangan untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Setelah Indonesia merdeka, pernah dirasakan sekali kekurangan akan tenaga akuntan ini. Pada tahun 1947, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Dalam masa perang kemerdekaan (1945- 1950), kursus-kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi di lanjutkan. Di Indonesia sendiri, pendidikan akuntan dimulai dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam tahun 1952. Pendirian jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini kemudian di ikuti dengan pembukaan jurusan yang sama di fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran tahun 1961, Universitas Sumatera Utara tahun 1962, Universitas Airlangga tahun 1962, dan Universitas Gajah Mada tahun 1964. (Pujiyanti, 2015, hlm.10).
Istilah akuntan pun baru berlaku ketika UU No. 34 Tahun 1954. Kemudian 3 tahun berikutnya dibentuklah sebuah ikatan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI (Murwanto, Khanna, & Zijl, 2011, hlm. 151-153).
Namun pada periode waktu berikutnya, gelar akuntan tidak dapat diberikan dengan mudah bagi siapapun. Berdasarkan UU No.34 tahun 1954 yang mengandung berbagai kontroversi yang berisi diantaranya yang dapat menghasilkan gelar akuntan adalah perguruan tinggi negeri, dengan kata lain perguruan tinggi swasta tidak berkenan memberikan gelar tersebut. Pada periode tahun 1980 – 2000, kesempatan dibuka bagi mereka lulusan perguruan tinggi swasta untuk dapat gelar akuntan melalui ujian negara. Hingga pada akhir nya diawali pada tahun 2001, gelar akuntan kini dapat diberikan oleh semua perguruan tinggi negeri maupun swasta melalui Fakultas Ekonomi (SK Mendikbud No. 056/U/1999) (Putri, 2010).
Pada Desember tanggal 23 tahun 1957 didirikan organisasi profesi yang menghimpun para akuntan dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967 (Shatu, 2016, hlm. 12-13).
Jika ditarik kesimpulan secara keseluruhan dapat disimpulakn bahwa tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi atau informasi keuangan yang tentu saja banyak dibutuhkan oleh orang-orang yang berkepentingan terhadapnya. Seerta perkembangannya dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Perkembangan Standard Akuntansi Keuangan Di Indonesia
Zaman Kolonial
(1602-1799)
Zaman Penjajahan
Belanda (1800-1942)
Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
Zaman Kemerdekaan
(1945-Sekarang
Pencatatan
Sederhana
Pencatatan debit dan
kredit
Pencatatan debit dan kredit (tidak ada perubahan)
Harmonisasi ke standar Akuntansi internasional (IFRS)
Sumber: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 4, Juli 2012
DAFTAR PUSTAKA
Abdoelkadir, K. K., & Yunus, H. (1994). Developments in Indonesian Accountancy. In J. O. Burns, & B. E. Needles (Eds.), Accounting Education for the 21st Century: The Global Challenges (1st ed., p. 59). UK, USA, and Japan: Pergamon.
Adam, H. (2018, June 26). Wordpress. Retrieved from Wordpress.com: https://hendryadam.files.wordpress.com/2015/09/materi-dasar-akuntansi-2015.pdf
Ahmad Fahtoni. 2015. Pengertian & Sejarah Akuntansi. [Internet]. [diunduh 2018
Juni 26]; Tersedia pada : https://www.zonasiswa.com/2015/01/pengertian-sejarah-akuntansi.html
Alexander, J. R. (2002). History of Accounting. New York: Association of
Chartered Accountants in the United States.
Belkaoui, A. R. (2006). Accounting Theory Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Breda, E. S. (2000). Teori Akuntansi Edisi Kelima Buku Satu. Batam: Interaksara.
Burns, J. O., & Needles, B. E. (Eds.). (1994). Accounting Education for the 21st Century: The Global Challenges. UK, USA, and Japan: Pergamon.
Danu, P. F. (2012). Pengembangan Standart Akuntansi Keuangan Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(4), 113-117.
Gade, M. (2005). Teori Akuntansi. Jakarta: almahira.
Galassi, G. (1996). The History of Accounting (RLE Accounting): An International Encylopedia. (M. Chatfield, & R. Vangermeersch, Eds.) New York and London: Routledge.
Haryono, Y. (1992). Dasar-Dasar Akuntansi 1, Edisi 4. Yogyakarta.
Hatta, M. (2010). Menuju Gerbang Kemerdekaan. Jakarta: Kompas.
Ikhsan, A., & Suprasto, H. B. (2008). Teori Akuntansi &Riset Multiparadigma. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Joel, J. (2004). Bookkeeping and Accounting. New York: Mc-Graw Hil Comp,
Inc.
Kartikahadi, H., Sinaga, R. U., Syamsul, M., Siregar, S. V., & Wahyuni, E. T. (2016). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. (T. E. IAI, Ed.) Jakarta: IAI.
Kurrohman, T. (2010). AKUNTANSI, KEKUATAN, PENGETAHUAN: PERAN AKUNTANSI DALAM MEMBANGUN PERADABAN. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 41-42.
Lee, T. A., Bishop, A., & Parker, R. H. (2013). Accounting history from the Renaissance to the present: a remembrance of Luica Pacioli. (T. A. Lee, A. Bishop, & R. H. Parker, Eds.) New York: Routledge.
Murwanto, R., Khanna, B., & Zijl, T. v. (2011). Global History of Accounting, Financial Reporting and Public Policy: Asia and Oceania. (G. Previts, P. Walton, & P. Wolnizer, Eds.) UK: Emerald.
Nurhayati, S., & Wasilah. (2009). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Pujiyanti, F. (2015). Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuangan Khusus Dengan Akutansi Dasar: Cara Terbaik dan Tercepat Menguasai Keuangan. Lembar Pustaka Indonesia.
Purwanti, R. E., & Nugraheni, I. (2001). Siklus Akuntansi. Yogyakarta: Kanisius.
Putri, A. (2010). Perkembangan akuntansi Indonesia. [Online]. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/4451-ID-perkembangan-akuntansi-di-indonesia.pdf . 2:39-40. [Skripsi]
Shatu, Y. P. (2016). Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran. PUSTAKA ILMU SEMESTA.
Sueb, H. M., & Wardini, A. K. (2014). Pengantar Teori Akuntansi. Tangerang: Universitas Terbuka.
Sukoharsono, E. G. (1995). A power and knowledge analysis of Indonesian accounting history: social, political and economic forces shaping the emergence and development of accounting. University of Wollongong. New South Wales: University of Wollongong Thesis Collection.
TanayaYP. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sejarah. [Online]. Tersedia di
https://sejarawan.wordpress.com/2011/07/18/dasar-dasar-ilmu-sejarah-2/ [23 Juni 2018]
Tedy Heryansyah. 2017. Sejarah Akuntansi di Dunia dan Indonesia. [Internet].
[diunduh 2018 Juni 26]; Tersedia pada: https://blog.ruangguru.com/sejarah-akuntansi-di-dunia-dan-indonesia
Waluyo. (2008). Akuntansi Pajak (1 ed.). Jakarta: Salemba Empat.
http://e-journal.uajy.ac.id/1262/3/2EM17910.pdf
TEORI AKUNTANSI
Dr. Hisar Pangaribuan, S.E., M.B.A., Ak., CA.,CTA
[Pick the date]