PENGAWETAN DENGAN POLIESTER RESIN (BIOPLASTIK) 21 Desember 2010
I.
Tujuan:
1.
untuk Pengawetan dengan bahan plastik atau Poliester Resin dianggap dapat menaggulangi kelemahan cara pengawetan lain.
2. Pengawetan dengan menggunakan Poliester Resin dapat dilakukan pada bahan awetan segar, awetan kering, awetan basah dan hasil pewarnaan. Dapat dilakukan pada aspek morfologi, anatomi, jaringan, dan siklus hidup. 3. Bahan segar atau kering dapat langsung diawetkan dengan Resin, sedangkan awetan basah harus diawetkan dulu dengan Styren, yaitu pelarut atau pengencer Resin.
II.
Dasar Teori :
Bioplastik adalah bentuk awetan kering mahluk hidup yang berada dalam plastic sehingga tidak akan rusak dalam waktu ratusan tahun. Untuk membuat awetan dalam bentuk ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian yang cukup, namun pembuatanya sangat mudah dan memerlukan waktu yang tidak lama. Bioplastik dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk sesuai keinginan dan pembuatan alat cetaknya. Selain sebagai alat untuk penelitian dan koleksi, bioplastik ini juga dapat digunakan / dibuat dalam bentuk hiasan seperti pegangan kunci dll. Pada umumnya mahluk hidup yang di awetkan dalam bentuk ini adalah berbagai macam serangga, bunga dan berbagai bentuk daun tumbuhan , karena walaupun sudah tersimpan cukup lama, tumbuhan / bunga tersebut tidak akan layu dan masih nampak segar serta tidak akan rusak kecuali bila dipecah (Anonymous, 2007:10). Biolastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan bio masa yang dapat diperbaharui (renewable). Plastik ini berbeda dari plastik konvensional yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum. Plastik dibutuhkan dalam berbagai keperluan sehari-hari dalam kehidupan modern ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, 100 juta ton plastik konvensional berbahan dasar petroleum diproduksi tiap tahun. Dibutuhkan 7 juta barel
minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar plastik dan untuk memproduksinya (MacDougall, J. 1994:990)
Bayangkan, berapa banyak polusi dan penggunaan bahan bakar fosil yang bisa ditekan, apabila bio plastik ini digunakan di seluruh dunia. Belum lagi masalah sampah plastik konvensional yang tidak terurai, dan mencemari lingkungan. Sebelum kita mulai, mari sedikit kita mengulas mengenai kimia dari polimer. Polimer adalah bahan utama dari semua plastik. Plastik yang ideal memiliki rantai po limer yang sangat panjang dan lurus yang membuatnya kuat dan lentur. Sedangkan tajin tepung jagung (salah satu bahan organik yang akan kita coba untuk membuat bioplastik) terdiri dari 2 komponen dasar: amilose dan amilopektin (Yustina, 2007:457). Amilosa adalah polimer yang lurus dan panjang, persis seperti yang kita butuhkan. Amilopektin, di sisi lain, adalah polimer yang pendek dan bercabang, yang artinya: ini akan menghasilkan plastik yang kaku dan rapuh. Ada 2 hal yang kita akan lakukan untuk meningkatkan sifat dari plastik kita ini. Pertama, teknik ini sangat sederhana yang dinamakan hidrolisis asam (acid hyrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik, kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi kaku dan rapuh. Kedua, kita akan menambahkan plasticizer, bahan ini bisa didapatkan dari toko kimia atau toko grosir dengan sebutan gliserin. Gliserin berperan sebagai pe lumas pada tingkat molekul. Untuk memmahaminya, bayangkan saja semangkok mi lengket dan kempal, lalu kita menuangkan minyak sayur ke atas mi agar tidak begitu lengket lagi (Michigan, 2010:224).
III. Alat Dan Bahan :
a. Alat -
Cetakan
dari bahan stainless atau permukaan halus dan kuat misalnya tatakan (alas
kac) -
Kikir tangan
-
Gelas pengaduk dari plastic dan sendok pengaduk
-
Girinda denga batunya dari nomor karas (100) sampai paling halus (2000)
-
Pipet, gunting, pinset dan pisau
b. Bahan -
Poliester Resin 250 ml
-
Katalis (etil, metal, keton peroskid 5 %) 1 cc
-
Styrene 50 cc
-
Ampelas bertingkat dari nomor kasar (1000) sa mpai paling halus (2500)
-
Pengkilap permukaan (KIT)
III.
-
Braso (Pengkilap Logam)
-
Kapas
-
Deterjen
-
Bahan-bahan yang akan diawetkan dari hewan atau tumbuhan atau objek lainnya.
Cara Kerja
A.
Cara
Kerja Persiapan
1.
Cetakan
dari bahan stailes dibersihkan dengan Braso.
2. Bahan-bahan yang akan diawetkan, dipilih bentuk dan ukurannya, disesuaikan dengan cetakan yang digunakan, setelah dibersihkan dari kotoran atau disesuaikan dengan tujuannya lalu bahan tersebut direndam dalam Styren, lebih kurang 5 menit. 3. Bahan-bahan dari awetan basah (alkohol, formalin atau lainnya) direndam dulu dalam suatu mediator (aseton, xilol) selama lebih kurang 2 hari, tergantung pada ukurannya. 4. Setelah dari mediator baru dipindahkan pada styren selama lebih kurang satu jam. B.
Cara
Kerja Penanaman Dengan Resin
1. Dibuat campuran resin dengan katalis untuk alas sebanyak 100 cc Resin ditambah 8 tetes katalis, selanjutnya diaduk sampai rata tetapi jangan sampai menimbulkan gelembung. 2.
Cetakan
diberi alas Resin setebal 2 ml, selanjutnya dibiarkan sampai agak
kering (selama 10 menit). Jika ingin lebih cepat dapat dimasukkan dalam incubator (400C). 3. Setelah mengeras dituang lagi dengan resin setebal 2 ml, lalu letakkan bahan/objek yang telah direndam dalam styren, selanjutnya dikeringkan kembali. 4. Jika masih ada bagian objek yang belum tertutup, ditambah lagi dengan resin, lalu dibiarkan sampai kering selama lebih kura ng satu jam. C. Cara
Kerja Penghalusan & Pengkilapan
1. Setelah awetan kering, selanjutnya dilepas dari cetakan dengan cara tidak merusak. 2. Selanjutnya haluskan permukaan yang masih kasar dengan menggunakan kikir, girinda bertingkat dan ampelas bertingkat. 3. Awetan dibersihkan dari debu dengan menggunakan detergen. 4. Setelah kering diampelas lagi dengan kertas ampelas 2500 sampai halus, selanjutnya dikilapkan dengan Kit.
IV.
Hasil Pengamatan Preparat: awetan kupukupu
V.
Preparat: awetan kumbang
Pembahasan
Pada kegiatan kali ini dilakukan praktikum mengenai pengawetan dengan poliester resin (BIOPLASTIK). Yang mana, Bioplastik adalah bentuk awetan kering mahluk hidup yang berada dalam plastic sehingga tidak akan rusak dalam waktu ratusan tahun. Untuk membuat awetan dalam bentuk ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian yang cukup, namun pembuatanya sangat mudah dan memerlukan waktu yang tidak lama. Bioplastik dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk sesuai keinginan dan pembuatan alat cetaknya. Selain
sebagai alat untuk penelitian dan koleksi, bioplastik ini juga dapat digunakan / dibuat dalam bentuk hiasan seperti pegangan kunci dll. Pada umumnya mahluk hidup yang di awetkan dalam bentuk ini adalah berbagai macam serangga, bunga dan berbagai bentuk daun tumbuhan , karena walaupun sudah tersimpan cukup lama, tumbuhan / bunga tersebut tidak akan layu dan masih nampak segar serta tidak akan rusak kecuali bila dipecah. Bioplastik juga merupakan senyawa biopolimer yang dapat mengalami penguraian secara alamiah dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalami hidrolisis dalam larutan berair. Penggunaan bioplastik adalah untu k plastik pembungkus, tas, kontainer, benang jahit untuk operasi, memperbaiki retakan tulang pada manusia, bahan campuran untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat operasi/kecelakaan, matriks untuk pembawa obat lepas terkendali, pembuatan herbisida, insektisida, hor mon mengatur tumbuh tanaman, sumber energi kiral untuk produksi antibiotika tertentu. Bioplastik dinilai relatif mahal karena menggunakan bahan glukosa yang dihasilkan dari proses yang juga memerlukan biaya yang mahal. Tetapi Pati atau limbah pati mampumenghasilk an bioplastik yang aman bagi lingkungan dengan harga yang lebih murah dibanding menggunakan bahanglukosa. Untuk membuat preparat bioplastik ini diperlukan alat dan bahan yang sesuai dengan yang di butuhkan, bahan yang digunakan dalam membuat preparat bioplastik terdiri 4 macam. Pertama bahan / objek yang akan di awetkan dapat berupa makhluk hidup yang dapat dicari dalam 3 cara: Bahan segar yaitu hewan atau tumbuhan yang langsung diambil dari alam/ hasil tangkapan misalnya serangga, potongan daun, potongan kulit kayu, bunga,dll, awetan kering/ obyek lain, dan obyek lain yang dimaksud adalah untuk tulisan label atau bisa juga di beri foto. Awetan basah dalam alcohol / formalin untuk bahan segar harus direndam dalam larutan styrene sebelum dibuat (boleh lama boleh juga sebentar saja). Styrene adalah larutan untuk merendam bahan segar / obyek sebelum di buat / di
masukan ke dalam bioplastik. Berfungsi sebagai penyeteriol, untuk mensterilkan obyewk yang akan di awetkan. Resin bersifat dari resin adalah beracun, karsinogen (penyebab kanker) dan juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Katalis , ini sifatnya sama dengan Resin . sehingga pada waktu menggunakan harus hati-hati agar tidak sampai terkena kulit atau pakaian karena noda pada pakaian tidak dapat dihilangkan dan dapat menyebabkan
kerusakan pada kain. Berfungsi sebagai pengeras. Cobalt juga berfungsi sebagai pengeras sama seperti katalis. Alat Cetakan / wadah bisa di buat dari seng atau aluminium tipis sehingga dapat di bengkokan menjadi wadah yang sangat rapat dan bentuknya sesuai dengan keinginan sendiri. Girinda/ Ampelas merupakan alat ini digunakan untuk menghaluskan bagian tepi preparat setelah kering / selesai . Compound QQ digunakan untuk mengkilatkan preparat yang sudah jadi dengan cara di gosok dengan kain yang halus dan bersih. Alat penunjang lainnya yang di perlukan misalnya Gunting :untuk memotong bahan / obyek serta digunakan dalam membuat cetakan, pisau untuk membuat cetakan, pinset untuk mengambil obyek/ mahluk hidup, jarum untuk menata obyek dalam larutan, isolasi lakban untuk mengaitkan / membuat cetakan, sendok untuk mengadut campuran larutan, kain untuk menggosok preparat bioplastik setelah jadi, gelas minuman kemasan untuk mengaduk campuran larutan. Untuk prosedur pembuatan yang pertama cetakan dari bahan stailes dibersihkan dengan Braso. Bahan-bahan yang akan diawetkan, dipilih bentuk dan ukurannya, disesuaikan dengan cetakan yang digunakan, setelah dibersihkan dari kotoran atau disesuaikan dengan tujuannya lalu bahan tersebut direndam dalam Styren, lebih kurang 5 menit. Bahan-bahan dari awetan basah (alkohol, formalin atau lainnya) direndam dulu dalam suatu mediator (aseton, xilol) selama lebih kurang 2 hari, tergantung pada ukurannya. Setelah dari mediator baru dipindahkan pada styren selama lebih kurang satu jam. Setelah itu, dilakukan Penanaman Dengan Resin malalui prosedur kerja yaitu, dibuat campuran resin dengan katalis untuk alas sebanyak 100 cc Resin ditambah 8 tetes katalis, selanjutnya diaduk sampai rata tetapi jangan sampai menimbulkan gelembung.
Cetakan
diberi alas Resin setebal 2 ml, selanjutnya dibiarkan sampai agak kering (selama 10 menit). 0
Jika ingin lebih cepat dapat dimasukkan dalam incubator (40
C).
Setelah mengeras dituang
lagi dengan resin setebal 2 ml, lalu letakkan bahan/objek yang telah direndam dalam styren, selanjutnya dikeringkan kembali. Jika masih ada bagian objek yang belum tertutup, ditambah lagi dengan resin, lalu dibiarkan sampai kering selama lebih kurang satu jam.
Untuk tahap terakhir yaitu dengan cara kerja Penghalusan & Pengkilapan yaitu, setelah awetan kering, selanjutnya dilepas dari cetakan dengan cara tidak merusak. Selanjutnya haluskan permukaan yang masih kasar dengan menggunakan kikir, girinda bertingkat dan ampelas bertingkat. Awetan dibersihkan dari debu dengan menggunakan detergen. Setelah kering diampelas lagi dengan kertas ampelas 2500 sampai halus, selanjutnya dikilapkan dengan Kit. Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan Bioplastik ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa disentuh/diraba (karena observasi hanya mengandalkan penglihatan saja). Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus hidupnya. Hasil preparat yang gagal diakibatkan karena terlalu panas ataupun terlalu banyak katalis serta terlalu Bergelembung. Pecah-pecah tebalnya resin. Tata letak orientasi obyeknya jelek. Obyeknya tampak keruh dan buram. Sudutnya tajam, permukaan kasar dan tidak jernih.
VI.
Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat diammbil kesimpulan bahwa: 1. Limbah kelautan ternyata dapat dijadikan barang yang bermanfaat, lebih bernilai seni dan memiliki nilai jual 2. Bioplastik adalah bentuk awetan kering mahluk hidup yang berada dalam plastic sehingga tidak akan rusak dalam waktu ratusan tahun. 3. Bioplastik adalah senyawa biopolimer yang dapat mengalami penguraian secara alamiah dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalami hidrolisis dalam larutan berair.
4. Bioplastik masih mempunyai kelemahan bila inggin menggantikan plastik sintetis. Bioplastik poli e - kaprolakton (PCL), misalnya titik didihnyaterlalu rendah sehingga gampang meleleh. 5. Pembuatan preparat Bioplastik dikatakan akan berhasil dengan baik apabila hasilnya sebagai berikut : tidak ada gelembung udara pada preparat tersebut, tidak ada pecahan yang ditimbulkan karena terlalu panas atau terlalu banyak katalis maupun terlalu tebalnya resin, Obyek mengkilat, Tata letak atau orientasi obyek / label mengandung kreasi seni yang tinggi, Sudut permukannya halus dan jernih. 6. Adapun hasilnya preparat di katakan gagal apabila hasilnya sebagai berikut : karena terlalu panas ataupun terlalu banyak katalis serta terlalu Bergelembung, Pecah-pecah tebalnya resin, tata letak orientasi obyeknya jelek, Obyeknya tampak keruh dan buram, Sudutnya tajam, permukaan kasar dan tidak jernih. 7. Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan Bioplastik ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa disentuh/diraba (karena observasi hanya mengandalkan penglihatan saja). 8. Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, at au siklus hidupnya.
VII.
Daftar Pustaka
Michigan. 2010. Masalah Bioplast ik. Jakarta :Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya Anonymous. 2007. Pat i Bahan Al ternat if Bioplast ik P engg ant i Glukosa. Jakarta : Erlangga Yustina. 2007. Bioplast ik . Bandung: ITB Press. ro duk Berwa wasan Ling MacDougall, J. 1994. Bioplast ik ± P kung an. Surabaya :
UGM Press