SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA NAPZA DI DESA SRIGONCO BANTUR MALANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Di Puskesmas Bantur Kebupaten Malang
Oleh:
M. SOLIHIN
(152121007)
INDHI APRIL W.
(152121009)
ANA NURJANAH (152121015)
PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
STIKes WIDYA CIPTA HUSADA KEPANJEN MALANG 2018
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN PENYULUHAN BAHAYA NAPZA
“
”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah Keperawatan Jiwa Di Desa Srigonco Srigonco Kecamatan Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Malang
Oleh : M. SOLIHIN
(152121007)
INDHI APRIL W.
(152121009)
ANA NURJANAH
(152121015)
Telah diperiksa kelengkapannya pada : Hari
:
Tanggal :
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
Ns. Soebagijono, Soebagijono, S.Kep, M.Kes
( ……………………………………… )
NIP. 19681009 199003 1 003
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Kuliah
: Keperawatan Jiwa
Pokok bahasan
: Bahaya Napza
Sasaran
: Warga Desa Sri Gonco
Tempat
: Posyandu Balita ( Mawar 1 )
Hari / tanggal
: Jumat, 05 Januari 2018
Alokasi Waktu
: 30 menit (09.00-09.30 (09.00-09.30 WIB)
Penyuluh
: M. Solihin Indhi April W ulandari Ana Nurjanah Nurjanah
A.
Latar Belakang Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di Indonesia, meskipun
pemerintah
dan
masyarakat
telah
melakukan
berbagai
upaya.
Penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas., sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia terutama generasi mudanya. Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan peredaran gelap sebagai bagian dari dunia kejahatan internasional. Mafia perdagangan gelap memasok narkoba, agar orang memiliki ketergantungan, sehingga jumlah suplai meningkat. Terjalin hubungan antara pengedar/bandar dan korban. Korban sulit melepaskan diri dari mereka, bahkan tak jarang mereka terlibat peredaran gelap, karena meningkatnya kebutuhan narkoba. Penderita ketergantungan obat-obatan terlarang atau kini umumnya berusia 15-24 tahun. Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di sekolah dasar. Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka menerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
B.
Tujuan instruksional 1. Tujuan umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang Bahaya Napza selama 30 menit diharapkan warga desa Srigonco mengerti tentang Bahaya Napza. 2. Tujuan khusus Setelah mendapat penyuluhan tentang Bahaya Napza diharapkan warga desa Srigonco mampu : a. Mengetahui pengertian Napza b. Mengetahui penyalahgunaan Napza c. Mengetahui dampak Napza
C.
Materi Penyuluhan 1. Menjelaskan pengertian Napza 2. Menjelaskan Penyalahgunaan Napza 3. Menjelaskan Dampak Napza
D.
Sasaran Sasaran penyuluhan adalah warga desa Srigonco yang hadir di Posyandu Balita
E.
Metode Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
F.
Media Media yang digunakan adalah leaflet
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Kegiatan Penyuluhan
G.
Tahap
Waktu
Pembukaan
5 menit
Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan
Metode
peserta
•
Membuka dengan salam
•
Mendengarkan
•
Memperkenalkan Memperkenalkan diri
•
•
Menjelaskan maksud dan Menjawab
Media
Ceramah
-
Mendengarkan
Cerama
Leaflet
Memberikan
Tanya
Memperhatikan
•
tujuan penyuluhan •
Kontrak waktu
•
Menggali
pertanyaan
pengetahuan
peserta
sebelum
dilakukan penyuluhan Penyajian
15 menit
•
•
•
Menjelaskan pengertian
•
Napza
•
Menjelaskan
tentang
tanggapan dan jawab
penyalahgunaan Napza
pertanyaan
Menjelaskan Dampak
mengenai yang
hal
kurang
dimengerti Penutup
10 menit
•
Menggali
pengetahuan
Menjawab
•
peserta setelah dilakukan penyuluhan •
pertanyaan
Tanya
Memberikan
jawab
•
Menyimpulkan
hasil
Cerama
Leaflet
tanggapan balik
kegiatan penyuluhan •
H.
Menutup dengan salam
Evaluasi 1. Evaluasi Terstruktur a) Menyiapkan materi yang akan disampaikan, media pembelajaran pembelajar an berupa leaflet, dan lembar evaluasi b) Melakukan koordinasi dengan ketua posyandu terkait undangan dan perizinan ruang c) Mengadakan kesepakatan waktu dan tempat dengan warga untuk pelaksaan kegiatan d) Meminta warga untuk untuk mengikuti mengikuti proses penyuluhan penyuluhan..
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
2. Evaluasi Proses a) Peserta terlihat terlihat antusias antusias dan kooperatif serta selama proses proses b) Penyuluhan Penyuluhan berjalan berjalan lancar dan kondusif. 3. Evaluasi Hasil a) Pelaksanaan Pre dan Post test terlaksana dengan baik. b) Peserta dapat menjawab menjawab pertanyaan pertanyaan yang telah telah dibagikan oleh oleh mahasiswa. mahasiswa. Peserta mampu menguasai 90% materi tentang bahaya Napza yang disampaikan oleh mahasiswa.
I.
Pengorganisasian 1. Sruktur Organisasi dan Pembagian Tugas Moderator
Tugas
: M. Solihin : Pembawa acara dan mengatur jalannya acara dari awal sampai akhir
Penyaji
Tugas
: Indhi April Wulandari : Menyampaikan Menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan dari
Audien
Notulen & Observer Tugas
: Ana Nurjanah
: Mencatat pertanyaan, mencatan evaluasi acara, dan membagikan leaflet
2. Waktu 30 Menit 3. Denah
Keterangan : Moderator : Penyaji : Notulen & Observer : Responden
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
J.
Daftar Lampiran 1. Materi (Lampiran I) 2. Daftar Pustaka (Lampiran II) 3. Pre Test Test dan Post Test (Lampiran (Lampiran III) 4. Leaflet (Lampiran IV) 5. Berita Acara (Lampiran V) 6. Absensi (Lampiran VI) 7. Dokumentasi (Lampiran VII)
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Lampir Lampir an I Materi penyuluhan peny uluhan NAPZA A.
Pengertian Napza Napza atau Narkoba adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikam, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat) san sering menyebabkan kertergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain)
Napza yang ditelan masuk kelambung, kemudian masuk ke pembuluh darah. Jika diisap, atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikan, langsung masuk ke aliran darah. Darah membawa zat itu ke otak. Napza (narkoba, psikotropika, zat akdiktif lain) adalah istilah dalam dunia kedokteran. Di sini penekanannya pada pengaruh ketergantungannya. Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan ketergantungan, dan sering disalahgunakan.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan dan penggunaannya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum. Oleh karena itu, penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur dalam undang-undang. Barang siapa yang menggunakan dan mengedarkannya di luar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
Dahulu beberapa jenis Napza alami. Seperti opium (getah tanaman candu), kokain dan ganja, digunakan sebagai obat. Akan tetapi, sekarang tidak digunakan
lagi
dalam
pengobatan
karena
berpotensi
menyebabkan
ketergantungan ketergantungan yang tinggi.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
B.
PENYALAHGUNAAN NAPZA Penyalahgunaan Napza adalah penggunaan Napza yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih secara kurang teratur, dan berlangsung berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. Karena pengaruh itulah Napza disalahgunakan.
Sifat pengaruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak. Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan Napza lagi. Karena itu, Napza mendorong seseorang memakainnya lagi. Terjadinya kecanduan atau ketergantungan tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan, yaitu: pola coba-coba, pola pemakaian sosial, pola pemakaian situasional, pola kebiasaan, dan yang terakhir pola ketergantungan.
Pada proses seseorang menjadi ketergantungan, pada tahap awal pemakaian
ia
masih
dapat
menghentikannya.
Namun,
setelah
terjadi
ketergantungan, ia sulit kembali ke pemakaian sosial, sekeras apapun ia berusaha, kecuali jika menghentikan sama sekali pemakaiannya.
Saat ia mencoba untuk meghentikan pemakaian akan terjadi gejala putus zat. Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat dihentikan tibatiba atau dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat tergantung pada jenis Napza, dosis yang digunakan, serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
C.
DAMPAK NAPZA TERHADAP GENERASI MUDA 1. Bagi diri sendiri : a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja b. Daya ingat, sehingga mudah lupa c. Perhatian, sehingga sulit berkonsentrasi berkonsentrasi d. Presepsi, sehingga memberi perasaan semu/khayal e. Motivasi,
sehingga
keinginan
dan
kemampuan
belajar
merosot,
persahabatan rusak, minat, dan cita-cita semula padam.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Oleh karena itu narkoba menyebabkan perkembangan mental-emosional dan sosial remaja terhambat. Bahkan ia mengalami kemunduran perkembangan. a. Keracunan Keracunan yakni gejala yang timbul akibat pemakaian Napza dalam jumlah yang cukup banyak, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya.
Gejalanya
tergantung
pada
jenis,
jumlah,
dan
cara
penggunaan. b. Overdosis Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan atau perdarahan otak. Overdosis terjadi karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan. c. Gejala putus zat Gejala putus zat yakni gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya. Berat atau ringannya gejala tergantung pada jenis zat, dosis, dan lama pemakaian. d. Berulang kali kambuh Maksud dari berulang kali kambuh yakni tergantungan yang menyebabkan rasa rindu pada Napza, walaupun telah berhenti pakai. Napza dan perangkatnya, kawan-kawan, suasana, dan tempat-tempat penggunaan dahulu mendorongnya untuk memakai Napza kembali. Itu sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh. e. Gangguan perilaku/mental-sosial perilaku/mental-sosial Gangguan perilaku/mental-sosial yakni acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama terganggu. Terjadi perubahan mental: gangguan pemutusan perhatian, motivasi belajar/ bekerja lemah, ide paranoid. f.
Gangguan kesehatan Gangguang kesehatan yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, penyakit kulit dan kelam1n.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
g. Kendornya nilai-nilai Kendornnya nilai-nilai yakni kendornya nilai-nilai kehidupan agamasosial-budaya, seperti perilaku s3ks bebas dengan akibatnya (penyakit kelam1n dan kehamilan yang tidak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak memperdulikan orang lain. h. Masalah ekonomi dan hukum Masalah ekonomi dan hukum yakni pecandu terlibat hutang. Karena berusaha memenuhi kebutuhan akan Napza. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah. Mungkin juga ia akan ditahan polisi atau bahkan dipenjara. 2. Bagi keluarga Suasana nyaman dan tentram terganggu. Keluarga resah karena barangbarang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, hidup semaunya, asosial. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan anak. Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau perkerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang meningkat karena pemakaian Napza, atau karena harus berulang kali dirawat, bahkan mungkin mendekam di penjara. Keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini. 3. Bagi sekolah Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahguna mengganggu terciptanya suasana belajarmengajar. Prestasi beajar turun drastis, tidak saja bagi siswa yang berprestasi, melainkan juga mereka yang kurang berprestasi atau ada gangguan perilaku. Penyalahguna narkoba berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna membolos lebih besar daripada siswa lain. Penyalahgunaan Napza berhunungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barangbarang
milik
sekolah,
atau
meningkatnya
perkelahian.
Mereka
juga
menciptakan iklim acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
4. Bagi masyarakat, masyarakat , bangsa, dan negara Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok Napza. Terjalin hubungan pengedar atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat
yang
rawan
Napza
tidak
memiliki
daya
tahan
dan
kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif kejahatan meningkat; belum lagi sarana / prasarana yang harus disediakan.
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Lampir Lampir an II Daftar Daftar Pus taka taka DAFTAR PUSTAKA Jehani, L. & Antono. (2013). Mencegah Terjerumus Narkoba. Tanggerang : : Visimedia Partodiharjo, subagyo. (2014). Kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaannya . Jakarta : Erlangga. M. Arief Hakim, (2013). Bahaya Narkoba Alkohol : mengatasi, Mencegah dan Melawan . Bandung : Nuansa
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Lampir Lampir an III Pr e Test dan dan P ost Test PRE TEST 1. Sebelum saya jelaskan saya mau tanya dulu, apa disini ada yang tahu apa itu napza/narkoba ?? 2. Apakah ibu-ibu ada yang tahu contoh dari napza/narkoba ??
POST TES 1. Mengapa napza/narkoba napza/nark oba berbahaya ?? 2. Sebutkan salah salah satu contoh napza napza yang yang berasal dari tanaman tanaman ?? 3. Sebutkan salah salah satu contoh contoh napza yang berasal bukan tanaman tanaman ?? 4. Sebutkan salah satu dampak penyalahgunan narkoba ??
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan
Lampir Lampir an VII VI I Dokumentasi
STIKes Widya Cipta Husada | SI Ilmu Keperawatan