Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Satelit Sumberdaya Alam
1.
Satelit Quickbird Quickbird adalah jenis satelit akurasi dan resolusi tinggi yang dimiliki serta
dioperasikan oleh Digital Globe (USA). Quickbird menggunakan sebuah sensor state-of-the-art BGIS 2000, sehingga mampu mendapatkan data gambar dengan
resolusi data sampai 0.61 m setiap pikselnya. Satelit ini sangat sempurna untuk digunakan di bidang lingkungan dalam menganalisis perubahan lahan, pertanian dan kehutanan. Selain itu, gambar yang dihasilkan oleh Quickbird dapat digunakan dalam bidang industri lainnya, seperti eksplorasi dan produksi minyak dan gas, keteknikan dan konstruksi, serta studi lingkungan lainnya. Karakteristik sensor yang digunakan dalam satelit Quickbird ini ditunjukkan pada Tabel 1.
Gambar 1. Satelit Quickbird (Digital Globe , 2011)
Tabel 1. Karakteristik sensor satelit Quickbird Tanggal diresmikan
18 Oktober 2001
Pesawat yang dipakai
Boeing Delta II
Lokasi
Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit Altitude
450 km
Orbit Inclination
97.2o, sun synchronous
Kecepatan
7.1 km/sec (25,560 km/jam)
Waktu melintas ekuator
10.30 AM (descending mode)
Waktu orbit
93.5 menit
Waktu kembali
1-2, 5 hari tergantung di lintang (30o off nadir )
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) Lebar petak
16.5 km x 16.5 km pada nadir
Metric Accuracy
23 m horizontal (CE90%)
Digitization
11 bits
Resolution
2011
o : 61 cm (nadir ) – 72 cm (25Pan off nadir )
MS: 2.44 m (nadir ) – 2.88 m (25 o off nadir )
Image bands
450-900 Pan: nm Blue: 450-520 nm Green: 520-600 nm Red : 630-690 nm Near IR: 760-900 nm
Sumber: http://www.satimagingcorp.com/satelitte-sensor/quickbird.html
2. Advanced Land Observing Satellite (ALOS)
ALOS adalah satelit milik Jepang yang merupakan satelit s atelit generasi lanjutan dari JERS-1 dan ADEOS yang dilengkapi dengan teknologi teknolo gi yang lebih maju. ALOS diluncurkan di Tanegashima Space Centre pada tanggal 24 Januari 2006 dengan roket H-IIA. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam, dan survei sumberdaya alam. Waktu operasional ALOS 3-5 tahun dengan orbit SunSynchronous Sub-Recurrent , resolusi temporal 46 hari pada ketinggian 691.65 km
(pada Ekuator) dengan sudut inklinasi 98.16o, resolusi untuk high resolution mode dan ScanSAR masing-masing 10 meter dan 100 meter (JAXA, 2006).
Gambar 2. Konfigurasi satelit ALOS (JAXA, 2006)
ALOS dilengkapi dengan 3 instrumen penginderaan jauh yaitu Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) yang
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
dirancang untuk dapat memperoleh data Digital Terrain Model (DTM), Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2) untuk pemantauan
penutupan lahan secara lebih tepat, dan Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) untuk pemantauan permukaan bumi dan cuaca pada
siang dan malam hari (JAXA, 2006). Secara umum satelit ini memiliki karakteristik yang dapat dijelaskan pada Tabel 2.
Gambar 3. Satelit ALOS (JAXA, 2006)
Tabel 2. Keterangan umum ALOS Alat peluncuran
Roket H-IIA
Tempat peluncuran
Pusat Ruang Angkasa Tanagashima
Berat satelit
4000 Kg
Power
7000 W
Waktu operasional
3 sampai 5 tahun
Orbit
Sun-Synchronous Sub-Recurr Orbit Recurrent Periode : 46 hari Sub cycle 2 hari
Tinggi Lintasan : 692 km di atas Ekuator Inklinasi : 98.2o Sumber: JAXA, 2006
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM)
adalah instrumen penginderaan jauh pada satelit ALOS dengan sensor pankromatik dengan resolusi spasial 2.5 m dan memiliki kemampuan untuk mengambil obyek yang sama pada permukaan bumi dari 3 posisi yang berbeda. Keterangan umum sensor PRISM disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Keterangan umum sensor PRISM Panjang Gelombang
0.52 – 0.77 µm
Banyaknya Optik
3 buah (Forward, Nadir, Backward )
Base on High Ratio
1.0 (Forward dengan Backward )
S/N
Diatas 7.0
MTF
0.2 atau lebih
Resolusi Spasial
2.5 m
Lebar Cakupan
3.5 km (Triple Mode) 70 km (hanya pengambilan tegak)
Jumlah Detektor
28000/Kanal (lebar cakupan 70 Km) 14000/Kanal (lebar cakupan 35 Km)
Sudut Pengambilan
1.5 Derajat
Panjang Bit
8 bit
Sumber : JAXA, 2006
Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2)
merupakan instrumen pada satelit ALOS yang dilengkapi kanal multispektral untuk pengamatan permukaan daratan dan wilayah pesisir dengan resolusi spasial lebih baik dari AVNIR-ADEOS. Sensor ini digunakan untuk tujuan pemetaan dan klasifikasi penutup/penggunaan lahan skala regional, dengan memiliki kemampuan cross tracking point untuk pemantauan bencana alam.
Tabel 4. Keterangan umum AVNIR Kanal Observasi
Kanal-1 : 0.42 – 0.59 µm Kanal-2 : 0.52 – 0.60 µm Kanal-3 : 0.61 – 0.69 µm
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Kanal-4 : 0.76 – 0.89 µm
S/N
> 200
MTF
Kanal 1-3 : > 0.25 Kanal 4 : > 0.20
Resolusi
10 m ( Nadir )
Lebar Cakupan
70 Km ( Nadir )
Jumlah Detektor
7000/Kanal
Sudut Pengambilan
-44 to +44 Derajat
Panjang bit
8 bit
Sumber: JAXA, 2006
PALSAR merupakan salah satu sensor untuk pengamatan cuaca dan permukaan daratan pada siang dan malam hari dengan sistem yang lebih maju dari JERS-1 SAR. Sensor Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar (PALSAR) dapat menembus awan, sehingga informasi permukaan bumi dapat diperoleh setiap saat, baik siang maupun malam hari. Resolusi untuk high resolution mode dan ScanSAR masing-masing 10 meter dan 100 meter.
Tabel 5. Keterangan umum PALSAR
Mode
Fine
Frekuensi
1270 MHz (L-band)
Lebar Kanal
28/14 MHz
Polarisasi
HH atau VV / HH
ScanSAR
Polarimetric
HH atau VV
HH+HV+VH+VV
10 m (2 look ) / 20 m (4
100 m (multi
30 m
look )
look )
Lebar Cakupan
70 Km
250 – 350 Km
30 Km
Incidence Angle
8-60 derajat
18-43 derajat
8 30 derajat
NE Sigma 0
< -23 dB (70 Km)
< -25 dB
< -29 dB
+HV atau VV + VH Resolusi Spasial
< -25 dB (60 Km)
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) Panjang bit
3 bit / 5 bit
5 bit
2011 3 bit / 5 bit
Sumber : JAXA, 2006
3.
Systeme Pour I’Observation de la Terre – 5 (SPOT-5)
Satelit SPOT 5 merupakan kelanjutan dari program seri satelit inderaja komersial Prancis. Satelit yang dikembangkan oleh Centre National d’Etudes Spatiale (CNES) bekerja sama dengan beberapa organisasi di Eropa (Prahasta,
2008). Karakteristik SPOT dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6 . Karakteristik SPOT Ketinggian orbit
830 km
Lebar sapuan
117 km
Sudut inklinasi
98 derajat
Periode orbit
101 menit
Equatorial crossing local time
10.30
Resolusi temporal
26 hari
Sumber: Prahasta, 2008
Satelit SPOT dilengkapi dengan beberapa sensor, diantaranya sensor High Resolution Geometric (HRG), sensor High Resolution Stereoscopic (HRS) yang
memiliki kemampuan untuk produksi digital terrain model (DEM) dengan resolusi spasial 10 meter, dan sensor vegetasi yang memiliki resolusi spasial 1165 meter (Prahasta, 2008).
4.
+
LANDSAT 7 ETM ( Enhanced Thematic Mapper Plus )\
Landsat merupakan suatu hasil program sumberdaya bumi yang dikembangkan oleh NASA ( National Aeronautical and Space Administration ) Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an (Susilo dan Gaol, 2008). Satelit Landsat pada mulanya disebut ERTS ( Earth Resources Technology Satellite ).
Tugas Dasar-dasar Pengind raan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54 70029)
2011
Gambar 4. Konfigurasi satelit LANDSAT (NASA, 2005)
Stasiun satelit andsat dioperasikan dekat orbit Sun-Synchr nous dekat kutub orbit dengan k tinggian 915 km. Satelit Landsat mengelilin i bumi setiap 103 menit, mencapai 14 orbit per hari dan memperlihatkan permu aan bumi secara keseluruhan s tiap 18 hari. Orbit dari satelit telah dipilih sehingga satelit bumi tersebut dapat
engulang peliputan wilayah di bumi pada waktu setempat
yang sama pada setiap periode 18 hari dengan jarak 37 km dari or it sebelumnya (Purwandhi, 2001). Landsat 7 ETM+ diluncurkan pada tanggal 15 April 1999, b rada pada ketinggian 705 km d ngan periode edar 99 menit dan orbit Sun-Synchronous yang memotong garis khatulistiwa ke arah selatan setiap pukul 10.00 waktu setempat dengan sudut inklina i 30o. Landsat ETM+ mempunyaicakupan seluas 185 km melewati daerah yan sama setiap 16 hari (LAPAN, 2000). Karak teristi sensor satelit Landsat 7 ET
+
yang mempunyai 8 kanal spektral dengan pengaturan gain
tinggi dan rendah secara terpisah, dapat dilihat pada Tabel 7.
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Tabel 7. Karakteristik sensor satelit Landsat 7 ETM+
Sumber: Reddy, 2008
Tabel 8. Karakteristik panjang gelombang, resolusi dan fungsinya pada sensor LANDSAT 7 ETM Kanal
+
Panjang Gelombang
Resolusi
Fungsi
Spasial 1
0.45 – 0.52 µm
30 x 30 m
(sinar tampak violet-biru) 2
0.52 – 0.60 µm
Pemetaan perairan pantai (coastal zone), pembedaan antara tanah dan vegetasi
30 x 30 m
Memperkirakan keseburan vegetasi
30 x 30 m
Membedakan jenis vegetasi berdasarkan
(sinar tampak hijau) 3
0.63 – 0.69 µm (infra termal merah)
pemetaan klorofil
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) 4
0.76 – 0.90
2011
30 x 30 m
Pembedaan badan air, tanah dan vegetasi
30 x 30 m
Membedakan awan dengan salju,
(infra merah dekat) 5
1.55 – 1.75 µm (infra merah menengah)
pengukuran kelembapan vegetasi dan tanah
6
10.40 – 12.50 µm
60 x 60 m
(infra merah termal)
Mengukur dan pemetaan panas, tekanan panas tumbuhan, informasi dan geologi lainnya berdasarkan panas
7
1.08 – 2.35 µm
30 x 30 m
(infra merah jauh) 8
0.5 – 0.9 µm (pankromatik)
Pemetaan hidrotermal, pembedaan tipe batuan (mineral dan petroleum geology)
15 x 15 m
Meliputi fungsi yang ada dari spektrum sinar tampak sampai infra merah dekat.
Sumber: LAPAN, 2000
5.
GeoEye-1
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
Gambar 5. Konfigurasi satelit GeoEye-1 (Wikimedia, 2010)
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga mengeluarkan satelit bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter komersial pertama di dunia. GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi-teknologi tercanggih yang pernah digunakan dalam sistem satelit komersial yang dibuat oleh perusahaan General Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit ini memakan biaya sebesar $502 juta yang ditanggung oleh Google dan National Geospatial Intelligence Agency (NGA) sebagai sponsor-sponsor utamanya. Pada satelit ini,
terdapat logo Google yang terletak pada bagian samping roket Delta II yang meluncurkannya. Sensor kamera pada satelit ini dibuat oleh ITT Corporation yang kemudian dikirimkan pada General Dynamics untuk diintegrasikan ke dalam GeoEye-1 pada Januari 2007. Gambar pertama yang dihasilkan oleh GeoEye-1 setelah proses kalibrasi selesai adalah foto udara dari kampus Universitas Kutztown yang terletak di pertengahan antara Reading dan Allentown, Pennsylvania dengan ketinggian orbit 423 mil atau 681 km di atas East Coast, Amerika. Satelit ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter untuk sensor multispectral (berwarna). Kemampuan ini sangat ideal untuk proyek pemetaan skala besar. GeoEye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di atas permukaan bumi dan melaju dengan kecepatan 7,5 km per detik. Selain resolusi spasial tersebut, GeoEye-1 juga memiliki tingkat akurasi tiga meter, yang berarti bahwa pengguna satelit ini dapat memetakan alam dan fitur buatan dalam jarak tiga meter dari lokasi sebenarnya di permukaan bumi tanpa adanya titik kontrol utama. Tingkat akurasi ini tidak pernah dicapai sebelumnya dalam sistem pencitraan komersial lainnya. GeoEye-1 dapat kembali ke titik manapun di bumi sekali dalam jangka waktu tiga hari atau lebih cepat. Walaupun GeoEye-1 memiliki berat mencapai lebih dari 2 ton dan memiliki dua tingkat, namun satelit ini dirancang untuk dapat membidik beberapa target kamera ITT sekaligus selama satu kali pengorbitan. GeoEye-1 telah diprogram untuk dapat berputar serta bergeser ke depan, belakang, atau samping dalam membidik targetnya sehingga hasil pencitraan yang dilakukan akan memiliki ketelian yang sangat tinggi. Kemampuan ini membuat GeoEye-1 mampu mengumpulkan banyak gambar selama satu kali pengorbitan.
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
GeoEye-1 mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil dari permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau 16.800 mil/ jam. Satelit ini dapat kembali ke titik pengorbitan sebelumnya dalam waktu 3 hari atau lebih cepat untuk mencari sudut pandang pencitraan yang diperlukan, Satelit ini melengkapi sistem satelit IKONOS yang juga dikeluarkan oleh GeoEye Inc, namun akan lebih cepat dalam proses pengumpulan gambarnya yaitu 40% lebih cepat untuk panchromatic dan 25% lebih cepat untuk multispectral. Bersama-sama, satelit GeoEye-1 dan IKONOS dapat mengumpulkan hampir 1 juta sq km hasil pencitraan setiap harinya. Dalam satu hari, GeoEye-1 dapat melakukan pencitraan terhadap wilayah dengan ukuran sampai 700.000 km2 atau sebesar kota Texas dalam mode panchromatic. Sedangkan dalam mode multispectral, GeoEye-1 melakukan pencitraan terhadap 350.000 km2 wilayah setiap harinya, setara dengan warna memotret di seluruh Negara Bagian New Mexico. Teleskop optik, detektor, focal plane dan prosesor digital berkecepatan tinggi pada GeoEye-1 mampu mengolah gambar sebesar 700 juta piksel setiap detiknya. Kegesitan kamera GeoEye-1, membuatnya mampu untuk memperpanjang lebar petak kamera sebesar 15,2 km atau menghasilkan beberapa gambar dari target yang sama selama satu kali pengorbitan untuk membuat gambar stereo. Terdapat tiga tingkat produk pencitraan yang ditentukan oleh tingkat akurasi posisi: Produk Geo adalah gambar peta berorientasi radiometrik yang cocok digunakan untuk berbagai keperluan. Selain cocok untuk aplikasi visualisasi dan pemantauan, produk Geo juga dilengkapi dengan model sensor kamera dalam format rational polynomial coefficient (RPC). Model kamera ini memetakan koordinat tanah menjadi koordinat gambar hasil pencitraan. Produk Geo dapat digunakan oleh pengguna ahli dengan menggunakan perangkat lunak komersial. Produk GeoProfesional adalah hasil pencitraan yang telah dikoreksi oleh staf produksi GeoEye Inc dengan menggunakan proses kepemilikannya atas fasilitas produksi untuk mengoptimalkan data yang dikumpulkan oleh satelit
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
GeoEye. Proses pengkoreksian yang dilakukan GeoEye memungkinkan pengguna untuk dengan cepat mendapatkan hasil yang paling akurat dan tepat yang tersedia dari program satelit. Produk ini cocok untuk ekstraksi fitur, perubahan deteksi, pemetaan dasar dan aplikasi serupa lainnya. Produk GeoStereo menyediakan dasar untuk fitur pengenalan tiga dimensi, ekstraksi, dan eksploitasi. Oleh karena itu, produk ini menyediakan dua gambar berbentuk stereo geometri untuk mendukung berbagai aplikasi pencitraan stereo seperti pembuatan Model Elevasi Digital (DEM), pembuatan ekstraksi ketinggian, dan menciptakan berbagai lapisan spasial. GeoStereo dalam proyeksi pemetaan meliputi data kamera dengan format RPC yang mendukung penyesuaian, ekstraksi , stereo tiga dimensi, generasi DEM, dan operasi fotogrametri. Satelit ini digunakan untuk menyediakan data-data peta satelit daratan di seluruh dunia yang akan memperkuat layanan peta berbasis web melalui Google Earth maupun Google Maps. Selain itu, GeoEye-1 juga memberikan data hasil pencitraan beresolusi tinggi pada National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) untuk kepentingan pemerintah Amerika Serikat. Pengguna GeoEye-1 memiliki pilihan untuk memesan hasil pencitraan dalam bentuk gambar biasa, sudah dimodifikasi, atau dalam bentuk gambar stereo sebagai produk-produk yang dihasilkan. Produk GeoEye-1 akan memberikan berbagai aplikasi untuk : •
Pertahanan Negara
•
Keamanan nasional
•
Transportasi air dan Kelautan
•
Minyak dan Gas
•
Energi
•
Pertambangan
•
Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi
•
Negara dan Pemerintahan Daerah
•
Asuransi dan Manajemen risiko
•
Pertanian
•
Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Resolusi gambar yang mampu dihasilkan oleh satelit GeoEye-1 bisa mencapai jarak 41 cm, namun pemerintah Amerika Serikat membatasi penggunaannya oleh publik yaitu hanya sampai resolusi 50 cm karena detail seperti itu dapat mengancam privasi Negara. Google sebagai klien komersial hanya diperbolehkan mengambil gambar melalui satelit ini dengan resolusi maksimal sebesar 50 cm, sedangkan NGA memperoleh gambar dengan resolusi 43 cm. Untuk pusat komando, GeoEye memperbaharui dan mengontrol fasilitas stasiun utamanya dari markas besarnya di Dulles, Virginia. Pusat operasi ini bertugas untuk mengirimkan perintah dan menerima data dari satelit. Tiga stasiun lainnya lainnya dioperasikan oleh GeoEye Inc di Barrow, Alaska, Tromso, Norwegia dan Troll, Antartika. Empat stasiun utama tersebut memberikan tempat penampungan data yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya hasil pencitraan yang ditangkap oleh satelit GeoEye-1. Fasilitas operasional yang berada di Thornton, Colorado juga telah diperbarui sebagai stasiun utama cadangan bagi GeoEye-1. Gambar hasil pantauan satelit GeoEye-1 saat ini sudah tersedia untuk sebagian kecil wilayah Indonesia. GeoEye-1 sudah merekam kota Makassar dan sekitarnya pada tanggal 30 April 2009 dan pembaharuannya sudah tersedia sejak bulan Juli 2009. Pada awal bulan Agustus, GeoEye-1 juga sudah merekam gambar pada wilayah Timor Leste.
6.
GeoEye-2
GeoEye-2 merupakan Satelit pengamat Bumi komersial generasi baru yang akan diluncurkan pada tahun 2011 atau 2012. Satelit ini akan memiliki resolusi sampai 25 cm dan akan menjadikannya sebagai satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi menggantikan GeoEye-1. Penggunaan resolusi gambar satelit GeoEye-2 juga akan dibatasi oleh pemerintah Amerika Serikat, dimana hanya pemerintah dan agennya yang dapat menggunakan resolusi tertinggi dari satelit ini. Sensor gambar akan dibuat oleh ITT Corporation dan satelit akan dimilki oleh GeoEye Inc. Seperti pada GeoEye-1, GeoEye-2 juga akan dikontrak oleh Google.
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) 7.
2011
FORMOSAT
Pertama satelit penginderaan jarak jauh yang dikembangkan oleh Organisasi Angkasa Nasional (NSPO), FORMOSAT-2, berhasil diluncurkan pada 21 Mei 2004 dengan resolusi tinggi 2 meter panchromatic data dan 8 meter multispectral data citra satelit. Misi utama FORMOSAT-2 adalah melakukan penginderaan jarak jauh pencitraan atas Taiwan dan di darat dan kelautan daerah seluruh bumi. Gambar yang diambil oleh FORMOSAT-2 pada siang hari dapat digunakan untuk distribusi tanah, penelitian sumber daya alam, kehutanan, perlindungan lingkungan, pencegahan bencana, penyelamatan, dan aplikasi lainnya. Ketika satelit perjalanan ke zona dikalahkan, itu akan mengamati fenomena alam seperti pencahayaan di bagian atas atmosfer yang dapat digunakan untuk eksperimen ilmiah lebih lanjut. FORMOSAT-2 membawa kedua "remote sensing" dan "pengamatan ilmiah" tugas-tugas dalam misinya. Pesawat ruang angkasa nominal beroperasi sejak 2006. The FORMOSAT-2's Image Processing System (IPS) dikembangkan sendiri
oleh NSPO. Ini dirancang untuk memproses gambar dengan penugasan satelit sesuai dengan kebutuhan pengguna. Gambar kemudian diambil dan di-download melalui X-band antena, kemudian disilangkan dengan melalui IPS seperti radiometrik dan koreksi geometrik dan disimpan di komputer. File-file ini akan dikirim ke pengguna akhir didasarkan pada klien permintaan.
Karakteristik Sensor Satelit FORMOSAT-2 Data Gambar Produk : B&W: 2-m Color: 2-m (merge) Multispectral (R, G, B, NIR): 8-m Bundle (separate Pan and MS images) Spektral Bands : P: 0.45 - 0.90 µm (Panchromatic) B1: 0.45 - 0.52 µm (Blue) B2: 0.52 - 0.60 µm (Green) B3: 0.63 - 0.69 µm (Red) B4: 0.76 - 0.90 µ m (Near-infrared) Sensor Footprint : 24 km x 24 km
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Kembali Interval : setiap hari Image Dynamics : 8 bits/pixel Ukuran File Image : MS: 35 Mb Pan: 137 Mb
Gambar 6. Satelit FORMOSAT (SIC, 2011)
8.
MODIS
MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) adalah suatu instrumen kunci yang terdiri atas dua satelit yaitu Terra ( EOS AM) dan Aqua (EOS PM). Garis edar Terra di sekitar bumi diatur sedemikian rupa sehingga melewati arah utara - selatan melintasi garis katulistiwa pada waktu pagi hari, sedangkan Aqua akan melewati arah selatan - utara di atas garis katulistiwa pada sore hari. Terra MODIS dan Aqua MODIS mengamati keseluruhan permukaan bumi setiap 1 atau 2 hari, data yang diperoleh diterima dalam 36 band spektral dengan panjang gelombang berbeda ( lihat spesifikasi teknis MODIS). Data ini akan meningkatkan pemahaman pengguna tentang proses dan dinamika global yang terjadi di atas daratan, di samudra, dan di bawah lapisan atmosfir. (Efendi, 2006). Sensor MODIS menghasilkan resolusi radiometric 16-bit perpiksel ini menghasilkan citra dijital dalam beberapa band: biru (band 3), merah (band 1), hijau (band 4), near-infrared (band 2, 5, dan 16-19), SWIR (band 6&7), visible (band 8-15), MWIR (band 20-26), dan TIR (band 27-36). Sementara resolusi spasial antara 250m hingga 1000m: band 1&2 (250m), band 3-7 (500m), dan band
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
8-36 (1000m). (Prahasta, 2008). Adapun Spesifikasi dari Citra AQUA MODIS, seperti pada Tabel 9.
Gambar 7. Satelit AQUA MODIS (Wikimedia, 2011)
Tabel 9. Karakteristik satelit AQUA MODIS Orbit:
705 km, 10:30 a.m. descending node (Terra) or 1:30 p.m. ascending node (Aqua), sun-synchronous, near-polar, circular
Scan Rate:
20.3 rpm, cross track
Swath
2330 km (cross track ) by 10 km (along track at nadir )
Dimensions: Telescope:
17.78 cm diam. off-axis, afocal (collimated), with intermediate field stop
Size:
1.0 x 1.6 x 1.0 m
Weight:
228.7 kg
Power:
162.5 W (single orbit average)
Data Rate:
10.6 Mbps ( peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average )
Quantization:
12 bits
Spatial
250 m (bands 1-2)
Resolution:
500 m (bands 3-7) 1000 m (bands 8-36)
Design Life:
6 years
(Sumber: http://modis.gsfc.nasa.gov/about/specifications.php )
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) 9.
2011
SeaWIFS
SeaWIFS diluncurkan pada Agustus 1997, dengan data yang dikirim ke bumi dan diterima oleh beberapa stasiun penerima di bumi. Data SeaWIFS Indonesia diterima oleh stasiun penerima di Singapura (CRISP- Singapore). Data SeaWIFS dapat di download secara gratis melalui internet di alamat http://daac.gsf.nasa.gov/data/dataset/SEAWIFS/ .
10. Satelit ASTER
Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi. ASTER dibangun oleh konsorsium pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti. ASTER melakukan monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi. Citra ini memiliki resolusi spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14 saluran, yang memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh mata manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra ASTER adalah Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS
Tabel 11. Karakteristik Sensor Satelit ASTER Tanggal Peluncuran
18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit
705 km altitude, sun synchronous
Inklinasi Orbit
98.3 degrees from the equator
Periode Orbit
98.88 minutes
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) Ketinggian
681 kilometer
Resolusi pada Nadir
15 to 90 meters
Waktu Melintas Ekuator
10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang
16 days
2011
Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html
11. Satelit IKONOS
Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye. Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. Mampu menyediakan data yang relevan untuk studi lingkungan. Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk banyak tempat di seluruh dunia.
Tabel 12. Karakteristik Sensor Satelit Ikonos Tanggal Peluncuran
24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Masa Operasi
7 tahun lebih
Orbit
98.1 derajad, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit
7.5 km/detik
Kecepatan diatas bumi
6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi
14.7 kali tiap 24 jam
Bumi Ketinggian
681 kilometer
Resolusi pada Nadir
0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral )
Resolusi 26° Off-Nadir
1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)
Cakupan Citra
11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26° off-nadir
Waktu Melintas Ekuator
10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang
3 days at 40° latitude
Saluran Citra
Panchromatic, blue, green, red, near IR
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
12. Satelit WorldView-1
Gambar 8. Satelit WorldView-1 (Wikimedia, 2010)
Citra Satelit yang dihasilkan dari pemotretan atau perekaman melalui sensor yang ditempatkan pada satelit WorldView-1 merupakan satelit generasi selanjutnya yang ditempatkan pada ketinggian 496 km di atas permukaan bumi, memiliki kemampuan merekam data permukaan bumi per hari seluas 750,000 km² berupa citra dengan resolusi 0.5 m pankromatik dengan waktu kedatangan kembali pada lokasi yang sama dalam 1.7 hari. Satelit WorldView-1 ini hanya menghasilkan citra pankromatik saja dari sensor yang memiliki kemampuan resolusi 0.50 m pada nadir dan 0.59 m pada kondisi 25° off-nadir, dengan jarak sapuan yang cukup lebar sepanjang 17.6 km.
Tabel 13. Karakteristik Satelit Worldview-1 Peluncuran
Tanggal : 18 September 2007 Roket Peluncur : Delta 7920 Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base
Orbit
Tinggi : 496 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node Periode orbit : 94.6 menit
Masa Operasi
Diperkirakan s/d tahun 2018
Dimensi Satelit, Bobot
3.6 meter tinggi x 2.5 meter lebar,
& Power
7.1 meters lebar panel energi surya Bobot : 2500 kilogram 3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery
Sensor Bands
Pankromatik
Resolusi Sensor (GSD
0.50 meter Ground Sample Distance (GSD) pada nadir
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) = Ground Sample
2011
0.59 meter GSD pada 25° off-nadir
Distance) Dynamic Range
11-bits per pixel
Lebar Sapuan
17.6 kilometer pada nadir
Kapasitas Penyimpanan
2199 gigabit
Perekaman per orbit
331 gigabit
Maksimal Area terekam
60 x 110 km mono
dalam sekali lewat
30 x 110 km stereo
Putaran ke lokasi yg
1.7 hari pada 1 meter GSD atau kurang
sama
4.6 hari pada 25° off-nadir atau kurang (0.59 meter GSD)
Ketelitian lokasi
· 6.5 m CE90 pada nadir, dengan ketelitian actual antara 4.0 - 5.5 m CE90 pada nadir, diluar pengaruh terrain dan of fnadir · 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah
13. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration) Satelit
NOAA
merupakan
satelit
meterologi
generasi
ketiga
milik ”National Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 19601965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7
°
– 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x
dalam 24 jam (sehari semalam). NOAA merupakan satelit yang dapat dihandalkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu : 1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer), 2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde), 3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS), 4. DCS (Data Collection System), 5. SEM (Space Environment Monitor), 6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima saluran yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran inframerah jauh (far infrared band). Periode untuk sekali orbit bagi satelit NOAA adalah 102 menit, sehingga setiap hari mengasilkan kurang lebih 14,1 orbit. Bilangan orbit yang tidak genap ini menyebabkan sub-orbital track tidak berulang pada baris harian walaupun pada saat perekaman data waktu lokalnya tidak berubah dalam satu lintang. Secara umum sensor AVHRR mempunyai karakteristik sebagai berikut : •
Kepekaan Saluran merah infra termal 0,12 K pada 300 K
•
Jumlah pixel sebanyak 1024
•
IFOV ( Instantaneous Field of View ) adalah 1,3 ± 0,1 m rad
•
Resolusi terkecil adalah sebesar 1,1 x 1,1 km
•
Lebar liputan/sapuan adalah 2.590 km
•
FOV (Field of View) adalah 55,4 °
•
Kecepatan garis (line rate) adalah 360 garis per menit
•
Kecepatan data (line data) adalah 665,4 x 103 bps Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk menganalisis
parameter-parameter
di
bidang
meteorologi,
oseanografi,
maupun
hidrologi. Kombinasi penggunaan beberapa saluran dari data AVHRR/NOAA dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan vegetasi, kebakaran hutan, ekstraksi data albedo, ekstraksi data suhu permukaan laut dan suhu daratan, pertanian, liputan awan maupun pendeteksian salju/es di permukaan bumi. Sensor AVHRR terdiri dari 5 Saluran (band ) dengan panjang gelombang tertentu. Berdasarkan jenis pengamatan dan panjang gelombang yang digunakan oleh satelit NOAA dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini :
Tabel 14. Nama Saluran, Panjang Gelombang, Spektrum dan Jenis Penginderaan Sensor Jauh AVHRR Satelit NOAA Saluran
Panjang
Daerah
Gelombang
Spektrum
Pengamatan
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
(µm)
1
0,56 – 0,68
2
0,73 – 1.10
Tampak Tampak sampai inframerah dekat
Albedo siang hari, (pemetaan awan) Pemantauan salju lapisan es dan cuaca Pemantauan perkembangan tumbuhan Pemetaan awan malam hari
3
3,55 – 3,93
Inframerah tengah
Pengukuran temperatur permukaan Membedakan daratan dan lautan Pemantauan aktifitas vulkanik Pemantauan penyebaran debu vulkanik Pemetaan awan siang dan malam
4
10,5 – 11,5
Inframerah jauh
Pengukuran temperatur permukaan laut Penelitian air tanah untuk pertanian Pemetaan siang dan malam
5
11,5 – 12,5
Inframerah jauh
Pengukuran temperatur permukaan laut Penelitian air tanah dan pertanian
Stasiun Bumi NOAA adalah sistem stasiun bumi satelit polar untuk keperluan akusisi, pengarsipan, dan pengolahan data NOAA. NOAA merupakan seri satelit meteorologi polar yang memiliki sejarah operasional sangat panjang. Sampai saat ini ada 5 (lima) satelit NOAA yang berfungsi yaitu NOOA 10, 12, 14, 15, dan 16.
Gambar 9. Satelit NOAA AVHRR (SIC, 2011)
Waktu peluncuran satelit NOAA AVHRR dari generasi ke generasi dapat dijelaskan pada Tabel 15 berikut ini :
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Tabel 15. Waktu peluncuran NOAA AVHRR Satelit
Waktu peluncuran
Akhir misi
NOAA 6
27 Juli 1979
16 November 1986
NOAA 7
23 Juni 1981
7 Juni 1986
NOAA 8
28 Maret 1983
31 Oktober 1985
Keterangan
Dihentikan pada tanggal 29 Desember 1985
NOAA 9
12 Desember 1984
11 Mei 1994
Dihentikan pada tanggal 13 Februari 1998
NOAA 10
17 September 1986
Masih beroperasi
Kemampuan saluran inframerah menurun sejak tahun 1994
NOAA 11
24 September 1988
13 September 1994
NOAA 12
14 Mei 1991
15 Desember 1994
NOAA 13
9 Agustus 1993
21 Agustus 1993
NOAA 14
30 Desember 1994
Masih beroperasi
NOAA 15
13 Mei 1998
Gagal pada akhir misi
Tidak beroperasi setelah akhir misi
Sedang menjalankan prosedur pemeriksaan
NOAA 16
`
21 Januari 2000
Masih beroperasi
Masih dalam pengembangan
Satelit NOAA AVHRR
Saat ini NOAA memiliki satelit seri terbaru yaitu NOAA-N dengan kode seri ATN ( Advanced Tiros-N) yang dibuat oleh Lockheed Martin Space Systems Company (LMSSC). Satelit NOAA-N memiliki fungsi sebagai berikut : •
Alat untuk memonitor citra dan menganalisa atmosfir bumi, dataran, awan, beserta radiasi bumi, ozon atmosfir, penyebaran aerosol, suhu permukaan laut, dan suhu bertikal beserta profil air troposfir dan stratosfir.
•
Menganalisis proton dan electron fluks di ketinggian orbit.
•
Koleksi data dari subjek tujuan.
•
Search and Rescue Satellite-Aided Tracking (SARSAT) system.
NOAA-N merupakan seri ke-empat yang mendukung alat sensor microwave yang menghasilkan data temperatur, kelembaban, dataran dan air. Pada daerah berawan alat sensor pada spektrum Tampak dan Inframerah memiliki hasil yang kurang baik. NOAA juga memiliki piranti lunak yang dikenal sebagai NOM ( NOAA Operation Manager ) yang dikembangkan oleh Environmental Sciences
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Department (ESD) di NRI ( Natural Resources Institute ) yang berpusat di Inggris.
ESD telah mengembangkan suatu pendekatan yang disebut sebagai LARST ( Local Application of Remote Sensing Techniques ) yang berorientasi dalam pengembangan sistem pengintegrasian yang lengkap dalam penangkapan dan pemrosesan data dari satelit NOAA, Meteosat, SPT dan ERS. Piranti lunak ini dirancang untuk dapat mengatasi dan menyesuaikan masalah –masalah dalam sistem kalender dan waktu pada komputer yang disebabkan oleh millenium bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem-sistem yang
sebelumnya, dimana sistem operasinya berbasis Windows. Rancangan NOM dapat dipergunakan untuk : •
Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator, juga merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima oleh NOAA.
•
NOM menyediakan fasilitas eksport data yang umum dan sederhana sehingga dapat disesuaikan dengan piranti lunak yang digunakan untuk Sistem Informasi geografis (SIG) dan pemrosesan citra.
•
Lebih fleksibel dalam penggunaannya. Dalam pengoperasiannya, NOM bukan sistem yang digunakan sebagai alat
penerima data satelit NOAA, ataupun alat yang digunakan untuk aplikasi SIG, tetapi hanya merupakan piranti lunak guna memproses data dari citra satelit NOAA, dengan harapan dapat memberikan hasil atau out-put yang semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, C.D. 2006. Pembuatan Peta Daerah Tangkapan Ikan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh di Wilayah Perairan Bali. Surabaya: Teknik Geodesi FTSP-ITS. Hartati Soenarmo Sri, 2004. Penginderaan Jarak Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis. Penerbit ITB-Bandung. Howard John, A. 1991. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029)
2011
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). 2006. ALOS User Handbook . Tokyo (JP): Earth Observation Research Center Japan Aerospace Exploration Agency. Lillesand, T.M and R.W. Kiefer, 1979. Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons. New York. Mazerall, Reorganization of Geomatics Canada, Geomatica, Vol. 49, No.2, 1995, pp.232-233. Peter Paul, National Atlas Information Service, Canada Center for Mapping, Geomatics Canada, Geomatics Canada and the World Wide Web (WWW), Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995. National Atmospheric and Space Administration (NASA). 2005. Landsat 7 Science Data Users Handbook. Diunduh dari http://landsatbook.gsfc.nasa.gov/handbook.html pada tanggal 14 Febuari 2011. Prahasta, E. 2008. Remote Sensing. Bandung: Informatika. Purwadhi, F. Sri Hardiyanti. Interpretasi Citra Digital. Penerbit. PT. Grasindo, Jakarta. Reddy, M.A. 2008. Textbook of Remote Sensing and Geographycal Information System. BS Publications. India Susilo, S.B dan J.L. Gaol. 2008. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh Kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Jilid 2. Gadjah Mada University Press. http://modis.gsfc.nasa.gov/&ei=6C5rTbabMYqyrAeGoOTCCw&sa=X&oi=transl ate&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3 Dsatelit%2Bmodis%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1280%26bih %3D639%26tbas%3D0%26prmd%3Divns www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/formosat-2.html http://www.satimagingcorp.com/satelitte-sensor/quickbird.html