SATUAN ACARA PENYULUHAN ³TRAUMA THORAK´
PKMRS IRNA II RSU Dr SAIFUL ANWAR MALANG NOVEMBER 2010
Lemba
engesahan
. Judul enyuluhan
: T auma Tho ak
. Tanggal elaksanaan
: 5
3. Tempat dan waktu pelaksanaan
:
4.
:
emate i y
HEL
y
SHOL HAT L AMAL
ovembe
. 6
alang
A
Mengetahui, Pembimbing Lahan R . 6
(Ns. T i Pranawaningsih, S. ep)
SAT AN ACARA PENYULUHAN
TRAUMA THORAK
4.
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tempat Sasaran
5.
Waktu
1. 2. 3.
6.
: Trauma Thorak : Trauma Thorak : Ruang 16 R SSA Malang : Keluarga pasien
Pertemuan
Hari / tanggal
: Kamis / 25 November 2010
Pukul
: 09.00 ± 10.00 WIB
Media
: Flip chart, Leaflet
7. Metode
: Ceramah, tanya jawab, diskusi
8. Keanggotaan Moderator
: Helmy Kurniawan
Penyaji
: Sholihatul Amaliya
9.
Notulen
: Helmy Kurniawan
Fasilitator
: Helmy Kurniawan
Observer
: Helmy Kurniawan
Tujuan 9.1. Tujuan
instruksional umum
Setelah
dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu memahami
tentang Trauma Thorak dengan tepat. 9.2. Tujuan
instruksional khusus 1.
Menyebutkan tentang pengertian Trauma Thorak .
2.
Menyebutkan tentang organ-organ yang berada dalam rongga thorak .
3.
Menyebutkan tentang penyebab Trauma Thorak .
4.
Menyebutkan t entang gejala Trauma thorak .
5. Menyebutkan t entang kelainan akibat Trauma thorak . 6.
Menyebutkan t entang Penatalaksanaan Trauma thorak .
7. Menyebutkan t entang Komplikasi Trauma thorak .
K E
Tahap kegiatan Pembukaan (5 menit)
K egiatan perawat
K egiatan klien
y
Membuka kegiatan dengan mengucap salam
y
Menjawab salam
y
Memperkenalkan diri
y
Mendengarkan
y
Memperhatikan
y
Penyajian (15 menit )
ATAN PENYULUHAN
Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penyuluhan
y
Menyebutkan materi yang akan diberikan
y
Menyebutkan tentang pengertian Trauma
y
Thorak . y
Menyebutkan tentang organ-organ yang
y
berada dalam rongga thorak . y
Menyebutkan tentang penyebab Trauma Thorak .
y
Menyebutkan tentang gejala Trauma thorak .
y
Menyebutkan tentang kelainan akibat Trauma thorak .
y
Memperhatikan dan mendengarkan
Media
Ceramah
Ceramah dan lembar balik
Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti yang berhubungan dengan materi yang disampaikan
Menyebutkan tentang Penatalaksanaan Trauma thorak .
y
Menyebutkan t entang Komplikasi Trauma thorak .
Penutup (15 menit)
y
Menanyakan pada klien tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada klien yang telah menjawab pertanyaan
y
Memberi kesimpulan terimakasih atas peran serta klien Mengucapkan salam
y
Penutup
y
y
Menjawab pertanyaan
Tanya jawab leaflet
Evaluasi 1.
2.
Struktur o
Alat
dan media sesuai dengan materi penyuluhan
o
Peserta datang pada tempat yang telah ditentukan dengan tepat waktu.
o
Pemateri datang tepat waktu
o
Jumlah
peserta yang hadir 80 % dari seluruh undangan.
Proses o
Peserta mengikuti kegiatan p enyuluhan dari awal hingga akhir dengan antusias
o
Tidak ada distraksi selama kegiatan penyuluhan.
o
Peserta berperan aktif dalam kegiatan diskusi ditunjukkan dengan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama secara antusias
3.
Hasil o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang pengertian Trauma
Thorak . o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan Organ-organ yang berada
dalam rongga dada. o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang penyebab Trauma
Thorak . o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang tanda dan gejala
Trauma Thorak o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang kelainan a kibat Trauma
Thorak . o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang komplikasi Trauma
Thorak . o
Salah
satu perwakilan peserta mampu menyebutkan tentang penanganan Trauma
Thorak .
Pertanyaan Evaluasi 1.
A pa
pengertian Trauma Thorak ?
2.
A pa
saja organ yang berada dalam rongga dada?
3.
A pa
pen yebab Trauma Thorak ?
4.
A pa
saja tanda dan gejala Trauma Thorak?
5.
A pa
saja kelainan akibat Trauma Thorak?
6.
A pa
saja komplikasi Trauma Thorak?
7.
A pa
saja penanganan Trauma Thorak?
Lampiran Materi TRAUMA DADA 1.
Definisi
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan .
2.
Anatomi Fisiologi
Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum,
12
vertebra thoracalis,
dalam segmen tulang rawan dan
2
10
pasang iga yang berakhir di anterior
pasang yang melayang. Kartilago dari
6
iga
memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu . Perluasan rongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk . Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior . Dada berisi organ vital paru dan jantung . Pernafasan berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada . Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernafasan yaitu muskulus interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara akan terhisap melalui trakea dan bronkus . Pleura adalah membran aktif yang disertai dengan pembuluh darah dan limfatik dan sebagai membrane pembungkus paru-paru . Disana terdapat pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal kebocoran udara dan kapiler . Pleura visceralis menutupi paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama ± sama dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dalam thorax dan diafragma . Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap arah dan
sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru ± paru normal, hanya ruang potensial yang ada. Diafragma bagian muskular perifer berasal dari bagian bawah iga keenam kartilago kosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal, bagian muskuler melengkung membentuk tendo sentral . Nervus frenikus mempersarafi motorik dari interkostal bawah mempersarafi sensorik . Diafragma yang naik setinggi putting susu, turut berperan dalam ventilasi paru ± paru selama respirasi biasa / tenang sekitar 75% .
3.
Etiologi
a. Trauma thorax kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang umumnya berupa trauma tumpul dinding thorax . b. Dapat juga disebabkan oleh karena Trauma tajam melalui dinding thorax .
4.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita trauma dada; a. Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi. b. Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi . c. Pasien menahan dada nya dan bernafas pendek . d. Dyspnea, takipnea e. Takikardi f . Tekanan darah menurun . g. Gelisah dan agitasi h. Kemungkinan cyanosis . i. Batuk mengeluarkan sputum bercak darah . j. Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit .
5.
K elainan Akibat Trauma Thorac
a. Dinding Dada : 1.
Patah tulang rusuk, tunggal dan jamak : y
Merupakan jenis yang paling sering .
y
Tanda utama adalah tertinggalnya gerakan nafas pada daerah yang patah, disertai nyeri waktu nafas dan atau sesak .
2.
Flailchest : Akibat
y
adanya patah tulang rusuk jamak yang segmental pada satu
dinding dada . Ditandai dengan gerakan nafas yang paradoksal .
y
Waktu
inspirasi nampak
bagian tersebut masuk ke dalam dan akan keluar waktu ekspirasi . Hal ini menyebabkan rongga mediastinum goncangan gerak ( flailing ) yang dapat menyebabkan insertion vena cava inferior terdesak dan terjepit . Gejala klinis yang nampak adalah keadaan sesak yang progressif dengan
y
timbulnya tanda-tanda syok . b. Rongga Pleura : 1.
Pneumotorak : Disebabkan oleh robekan pleura dan atau terbukanya dinding dada .
y
Dapat berupa pneumotorak yang tertutup dan terbuka atau menegang (³tension pneumotorak´) . Kurang lebih 75 % trauma tusuk pneumotorak disertai hemotorak . Pneumotorak menyebabkan paru kollaps, baik sebagian maupun
y
keseluruhan yang menyebabkan tergesernya isi rongga dada ke sisi lain . Gejalanya sesak nafas progressif sampai sianosis dengan gejala syok . 2.
Hemotoraks : y
Adanya
darah dalam rongga pleura . Dibagi menjadi hemotorak ringan
bila jumlah darah sampai
300
ml saja. Hemotorak sedang bila jumlah
darah sampai 8 00 ml dan hemotorak berat bila jumlah darah melebihi 800 ml. y
3.
Gejal utamanya adalah syok hipovolemik .
Kerusakan paru: y
75 % disebabkan oleh trauma thorak ledakan . (³blast injury´)
.
Perdarahan yang terjadi umumnya terperangkap dalam parenkim paru y
Gejala klinis mengarah ke timbulnya distress nafas karena kekurangan kemampuan ventilasi. Perdarahan yang timbul akan membawa akibat terjadinya hipotensi dan gejala syok .
4.
Kerusakan trakea, bronkus dan sistem trakeobronkoalveolar . y
Terjadi kebocoran jalan nafas yang umumnya melalui pleura atau bawah kulit bawah dada s ehingga menimbulkan emfisema subkutis .
y
Disebabkan oleh sebagian besar akibat trauma thorak tumpul di daerah sternum.
y
Secara
klinis leher membesar emfisematous dengan adanya krepitasi
pada dinding dada.
Sesak
nafas sering menyertai dan dapat timbul
tension pneumotorak . 5. Kerusakan jaringan jantung dan perikardium . y
Gejala klinis akan cepat menunjukkan gejala syok hipovolemik primer dan syok obstruktif primer . Bendungan vena di daerah leher merupakan tanda penyokong adanya tamponade ini .
Juga
akan nampak nadi
paradoksal yaitu adanya penurunan nadi pada waktu inspirasi, yang menunjukkan adanya massa (cair) pada rongga pericardium yang tertutup. y
Penyebab tersering adalah trauma thorak tajam di daerah parasternal
II
±
V yang menyebabkan penetrasi ke jantung . Penyebab lain adalah terjepitnya jantung oleh himpitan sternum pada trauma tumpul thorak . y
Melakukan fungsi perikardium yang mengalami tamponade dapat bertujuan diagnostik sekaligus langkah pengobatan dengan membuat dekompressi terhadap ta mponadenya .
6.
Kerusakan pada esofagus . y
Relatif jarang terjadi, menimbulkan nyeri terutama waktu menelan dan dalam beberapa jam timbul febris . Muntah darah / hematemesis, suara serak, disfagia atau distress nafas .
y
Tanda klinis yang nampak umumnya berupa empisema sub kutis, syok dan keadaan umum pasien yang tidak nampak sehat .
Sering
dijumpai
tanda ³Hamman´ yang berupa suara seperti mengunyah di daerah mediastinum atau jantung bila dilakukan auskultasi . Diagnosis dapat dibantu dengan melakukan esofagoram dengan menelan kontras . 7. Kerusakan Ductus torasikus: y
Menimbulkan gejala chylotoraks . Gejala klinis ditimbulkan oleh akumulasi chyle dalam rongga dada yang menimbulkan sesak nafas karena kollaps paru . Kejadian ini relatif jarang dan memerlukan pengelolaan yang lama dan cermat .
8. Kerusakan pada Diafragma :
Disebabkan umumnya oleh trauma pada daerah abdomen, atau luka
y
tembus tajam kearah torakoabdominal . Akan
y
menimbulkan
herniasi
organ
perut .
Kanan
lebih
jarang
dibandingkan kiri. Gejala klinis sering terlewatkan karena
y
yang khas.
Sesak
30
% tidak memberikan tanda
nafas sering nampak dan diserta i tanda-tanda
pneumotoraks atau gejala hemotoraks .
6.
Penatalaksanaan Medis 1.
Konservatif a. Pemberian analgetik b. Pemasangan plak/plester c.
Jika
perlu antibiotika
d. Fisiotherapy 2.
Operatif/invasif a. Pamasangan Water Seal Drainage ( WSD). b. Pemasangan alat bantu nafas . c. Pemasangan drain. d.
Aspirasi
(thoracosintesis) .
e. Operasi (bedah thoraxis) f .
Tindakan untuk menstabilkan dada: y
Miring pasien pada daerah yang terkena .
y
Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
Gejala contusio paru
Syok
Fraktur delapan atau lebih tulang iga .
Umur
Riwayat penyakit paru-paru kronis .
atau cedera kepala berat .
diatas 65 tahun.
h. Pasang selang dada dihubungkan dengan mengancam. i.
Oksigen tambahan.
WSD,
bila tension Pneumothorak
7.
K omplikasi
a.
Surgical
Emfisema Subcutis
Kerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada, paru. Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi . b. Cedera Vaskuler Di antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung . c. Pneumothorak Adanya
udara dalam kavum pleura . Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar
lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim menekan paru sisi lain . d. Pleura Effusion Adanya
udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura
yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok . Bila kejadian mendadak maka pasien a kan syok . Akibat
adanya cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura
maka terjadi tanda ± tanda : 1.
Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa terjadi dypsnea.
2.
Sedikit
nyeri pada dada ketika bernafas .
3.
Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang .
4.
Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal) .
e. Plail Chest Pada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut . Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan) f . Hemopneumothorak Yaitu penimbunan udara dan darah pada kavum pleura .
DAFTAR PUS TAKA
Carpenito, Lynda Juall ± Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC. Jakarta .
Doenges, Marilyn E, et all.
1993. Nursing
Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Long, Barbara C . 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK
Pajajaran, Bandung.