SATUAN ACARA PENYULUHAN SKABIES
A. SASARAN
: Warga Lansia RT 02/01 Gunung Pati
B. TOPIK
: Penyakit Kulit
C. SUB TOPIK
: Penanggulangan penyakit Skabies
D. TUJUAN
:
1. Tujuan instruksional umum : Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan lansia mampu memahami penyakit skabies.
2. Tujuan instruksional khusus : Setelah dilakukan dilakukan penyuluhan selama 15 menit, lansia mampu : a. Memahami apa itu penyakit skabies b. Mengatasi penyebaran serta penularan penyakit skabies E. WAKTU
: 15 Menit
F. HARI /TANGGAL
: Selasa, 26 Mei 2015
G. TEMPAT
: Rumah Bp. RT 02/01 Ngunung Pati
H. PENYULUH
: Wulandari
I. MATERI : a. Pengertian penyakit skabies b. Penyebab dan ciri-ciri penyakit skabies c. Penanggulangan dan pengobatan d. Pencegahan
J. METODE
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
K. MEDIA
:
1. Leaflet 2. Flipchart
G. TABEL KEGIATAN : Waktu
3 Menit
Kegiatan
Tahap Kegiatan
Pembukaan
Penyuluh Membuka acara dengan mengucapkan salam kepada sasaran Menyampaikan Menyampaikan topik dan tujuan Penkes kepada sasaran Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan Penkes dengan sasaran
7 Menit
Kegiatan Inti
5Menit
Evaluasi / Penutup
H. EVALUASI
Sasaran Menjawab salam
Mendengarkan penyuluh menyampaikan menyampaikan topik dan tujuan Menyetujui kesepakatan waktu pelaksanaan Penkes
Mengkaji ulang Menyampaikan pengetahuan sasaran sasaran tentang tentang pengetahuannya pengetahuannya tentang materi penyuluhan materi penyuluhan Menjelaskan Menjelaskan materi Mendengarkan penyuluh penyuluhan kepada kepada sasaran sasaran menyampaikan materi dengan menggunakan leaflet Mendemonstrasikan Memperhatikan penyuluh penyakit srabies srabies selama demonstrasi menanyakan hal – hal hal Memberikan kesempatan yang tidak dimengerti dari kepada sasaran untuk materi penyuluhan menanyakan hal – hal hal yang belum dimengerti dimengerti dari materi yang dijelaskan penyuluh Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan kepada sasaran tentang yang diajukan penyuluh materi yang sudah disampaikan penyuluh Mendengarkan Menyimpulkan materi penyampaian penyampaian kesimpulan penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaran Mendengarkan Mendengarkan penyuluh Menutup acara dengan menutup acara dan mengucapkan salam serta menjawab salam terimakasih kepada sasaran
:
1. Evaluasi Struktur a. Menyiapkan SAP b. Menyiapkan media c. Menyiapkan tempat d. Kontrak waktu dan sasaran 2. Evaluasi Proses a. Kegiatan Penyuluhan di lakukan sesuai jadwal yang di rencanakan b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan 3. Evaluasi Hasil Pertanyaan : 1. Sebutkan Pengertian skabies ? 2. Penyakit skabies disebabkan oleh apa ? 3. Penyakit skabies dapat ditularkan oleh hewan jenis apa dan bagaimana cara penularannya ? 4. Sebutkan ciri-ciri dari penyakit skabies ? 5. Bagaimana cara penanganan penyakit skabies ? 6. Coba anda jelaskan bagaimana cara terbaik untuk mencegah penyakit skabies ?
Ma M ateri peny penyulu uluha han n PENYAKIT GUDIK ( SKABIES )
1. Pengertian penyakit Skabies Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu / tungau / mite (Sarcoptes scabei). Kutu ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penyakit Scabies ini juga mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabiesmudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang masih terdapat kutu Sarcoptesnya. 2. Penyebab skabies Jarang terjadi kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari. Kutu ini dapat membuat lubang-lubang dibawah permukaan kulit, biasanya disela-sela antara jari dan pergelangan tangan atau dibagian depan siku dan sekitar alat-alat kelamin dan sangat gatal. Penderita maunya menggaruk-garuk terus bintil-bintil itu setiap waktu, dan bila kuku jari cukup panjang maka kuku itu dapat menyebabkan luka. Maka garukan dari kuku kotor tersebut akan menyebabkan infeksi kulit, selanjutnya akan timbul gelembung-gelembung kecil seperti gudik atau bisul. 3. Cara Penularan Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak langsung. Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang erat penularan melalui pakaian dalam, tempat tidur, handuk, setelah itu kutu betina akan menggali lobang kedalam epidermis kemudian membentu terowongan didalam stratum korneum. Dua hari setelah fertilisasi, skabies betina mulai mengeluarkan telur yang kemudian berkembang melalui stadium larva, nimpa dan kemungkinan menjadi kutu dewasa dalam 10-14 hari. Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari, kemudian kutu mati di ujung terowongan. Terowongan lebih banyak terdapat didaerah yang berkulit tipis dan tidak banyak mengandung folikel pilosebasea. Penyakit ini sangat mudah menular, karena itu bila salah satu anggota keluarga terkena, maka biasanya anggota anggota keluarga lain akan ikut ikut tertular juga. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan. Apabila tingkat kesadaran
yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, j umpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada. 4. Gejala Klinis Terdapat empat tanda kardinal skabies: 1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. 2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.
5. Penanganan dan dan Pengobatan a.
Penanggulangannya : Setiap orang di dalam keluarga harus diobati pada waktu yang sama, tiap-tiap orang harus : 1. Membersihkan semua bagian tubuhnya dengan memakai sabun dan air hangat.
2. Mengolesi seluruh tubuh dengan Benzyl Benzoat 3. Pakailah baju bersih dan cucilah semua pakaian dengan bersih 4. Setelah satu minggu, ulangi pengobatan sekali lagi.
b. Pengobatannya Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya. Ada bermacam-macam pengobatan antiskabies : 1. Benzona Heksaklorida (lindane) Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau dan tidak berwarna. Obat ini membunuh kutu dan nimfa, Obat ini digunakan dengan cara menyapukan keseluruh tubuh dari leher ke bawah dan setelah 12 jam s/d 24 jam dicuci bersih-bersih. Pengobatan ini diulang selama 3 hari. Pengobatan diulang maksimum 2 kali dengan interval 1 minggu. 2. Sulfar Dalam bentuk paradiulunale, sulfur 10% secara aman dan efektof digunakan dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam. 3. Benzil Benzoat (Crotaminton) Tersedia dalam bentuk krim atau lotion sebaiknya obat ini digunakan selama 24 jam, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2 s/d 3 bagian. 4. Monosulfiran Tersedia dalam bentuk lotion, harus ditambah 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari. Selama dan segera setelah pengobatan penderita tidak boleh minum alkohol karna dapat menyebabkan keringat berlebihan dan takikardia. 5. Malation Malathiom 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
6. Permerhrin Dalam bentuk cream 5% sebagai dosis tunggal, penggunaannya selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Obat ini dilaporkan efektif untuk skabies. 6. Pencegahan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara: Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.