SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIET DIABETES MELLITUS PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Disusun untuk memenuhi tugas praktek kerja lapangan Bidang Gizi Klinik
Disusun oleh:
Rismawati NIM P07131214030
Septi Trianasari NIM P07131214032
Zeirena Sukma Nindya NIM P07131214039
Zidni Ilma Nafi'a NIM P07131214040
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI D-IV GIZI
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Diet Diabetes mellitus
Sub Pokok Bahasan :
Pengertian Diabetes mellitus
Patogenesis Diabetes mellitus
Faktor resiko Diabetes mellitus
Gejala Diabetes mellitus
Komplikasi Diabetes mellitus
Diet Diabetes mellitus
Sasaran :
Pasien rawat jalan Poli Penyakit Dalam di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto
Hari/tanggal : Rabu, 25 Oktober 2017
Waktu : 07.00 – 07.30 WIB
Tempat : Poli Penyakit Dalam RSUD Margono Soekarjo Purwokerto
Narasumber : Mahasiswa PKL Program Studi D-IV Gizi Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
Tujuan :
Tujuan Umum :
Memberikan informasi kepada pasien rawat jalan tentang diit Diabetes Mellitus supaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkontrol.
Tujuan Khusus :
Sasaran mengetahui pengertian Diabetes mellitus
Sasaran mengetahui patogenesis Diabetes mellitus
Sasaran mengetahui faktor resiko Diabetes mellitus
Sasaran mengetahui gejala Diabetes mellitus
Sasaran mengetahui komplikasi Diabetes mellitus
Sasaran memahami dan mengetahui diet Diabetes mellitus.
Kegiatan Penyuluhan :
Materi Penyuluhan : (Terlampir)
Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab
Media yang digunakan : pengeras suara dan leaflet
Langkah kegiatan dan estimasi waktu :
No
Tahap/Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1.
Pembukaan
3 Menit
Mengucapkan salam pembuka.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan maksud dan tujuan.
Menjawab salam.
Mendengarkan perkenalan.
2.
Pelaksanaan
25 Menit
Mengadakan persamaan persepsi.
Menjelaskan tujuan penyuluhan.
Memberikan materi penyuluhan.
Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum jelas.
Mendengarkan dan memperhatikan.
Mendengarkan dan memperhatikan.
Mendengarkan dan memperhatikan.
Mengajukan pertanyaan.
3.
Penutup
2 Menit
Menyimpulkan hasil penyuluhan.
Mengevaluasi peserta.
Salam penutup.
Memperhatikan.
Menjawab salam penutup.
Waktu :30 menit
Pemantauan dan Evaluasi :
Penilaian pemahaman dan pengertian peserta dengan pertanyaan-pertanyaan.
Referensi
BI-Monthly Newsletter. 2017. Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Integra
Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. Lampung: J Majority Vol 4 No 5.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Brosur Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Lampiran
MATERI
Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibat terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah atau hiperglikemia.
Terdapat dua kategori utama Diabetes Melitus yaitu DM Tipe 1 dan DM Tipe 2. DM Tipe 1 ditandai dengan kurangnya produksi insulin sedangkan DM Tipe 2 disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. DM Tipe 2 merupakan 90% dari seluruh Diabetes Melitus sedangkan Diabetes Gestasional adalah hiperglikemia yang didapatkan pada saat kehamilan.
Patogenesis Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui tiga jalan, yaitu:
Rusaknya sel-sel B pankreas, karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia, dll)
Desensitasi atau penurunan resptor glukosa pada kelenjar pankreas
Desensitasi atau kerusakan respetor insulin di jaringan perifer.
Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Faktor tesiko Diabetes Melitus bisa dikelompokkan menjadi faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras, suku, etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan DM, riwayat kelahiran dengan berat badan lebih dari 4000 gram dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2500 gram. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya dengan perilaku hidup yang kurang sehat yaitu berat badan lebih, obesitas abdominal, obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat atau tidak seimbang, riwayat toleransi glukosa terganggu atau gula darah puasa terganggu, dan merokok.
Gejala Diabetes Mellitus
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala akut diabetes melitus yaitu poliphagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum), poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah namu berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), dan mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg. Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
Komplikasi Diabetes Mellitus
Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Beberapa konsekuensi dari diabetes yang terjadi adalah:
Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke.
Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan utuk amputasi kaki.
Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina.
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal.
Risiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita Diabetes mellitus.
Diet Diabetes Melitus
Diabetes mellitus dapat dikendalikan atau dicegah terjadinya peningkatan kadar gula darah yang berlebihan. Upaya untuk mengendalikan Diabetes mellitus adalah dengan cara cek kondisi kesehatan secara berkala, hindari rokok dan alkohol, rajin melakukan aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup, dan kendalikan stress. Bagi penderita Diabetes mellitus menjalankan diet diabetes mellitus sangat penting, karena dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan diet Diabetes mellitus yaitu sebagai berikut:
Tujuan diet
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan.
Mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
Mencapai berat badan normal.
Mencegah terjadinya komplikasi.
Syarat diet
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25 – 30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi dan adanya komplikasi.
Kebutuhan protein 10 – 15% dari kebutuhan energi total
Kebutuhan lemak 20 – 25% dari kebutuhan energi total (<10% dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tinggal). Kolesterol makanan dibatasi maksimal 300 mg/hari.
Kebutuhan karbohidrat 60 – 70% dari kebutuhan energi total.
Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar gula darah sudah terkendali diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
Serat dianjurkan 25 gram/hari.
Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Dibatasi
Dihindari
Sumber Karbohidrat
Semua sumber karbohidrat dibatasi: nasi, bubur, roti, mie, kentang, singkong, ubi, sagu, gandum, pasta, jagung, talas, sereal, ketan, dan makaroni
Sumber Protein Hewani
Daging ayam tanpa kulit, ikan, putih telur, daging tidak berlemak
Lauk hewani tinggi lemak jenuh: kornet, sosis, sarden, otak, jeroan, kuning telur
Keju, abon, dendeng, susu full cream
Sumber Protein Nabati
Tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang kedelai
Sayuran
Sayur tinggi serat: kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong
Bayam, buncis, daun melinjo, labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung manis, kapri, kacang panjang, pare, wortel, daun katuk
Buah-buahan
Jeruk, apel, papaya, jambu air, belimbing
Nanas, anggur, manga, sirsak, pisang, alpukat, sawo, semangka, nangka masak
Buah-buahan yang manis dan diawetkan: durian, nangka, alpukat, kurma, manisan buah
Minuman
Minuman yang mengandung alkohol, susu kental manis, soft drink, es krim, yoghurt, susu
Lain-lain
Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental, kecap, saus tiram
Gula pasir, gula merah, gula batu, madu. Makanan/ minuman manis: cake, kue manis, dodol, selai manis, selai cokelat, permen, tape dan mayonnaise.
Selain bahan makanan diatas, terdapat pula zat gizi mikro yang berperan untuk mengendalikan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus. Salah satu zat gizi mikro yang mempunyai peranan dalam mengendalikan kadar gula darah adalah Vitamin C. Beberapa penelitian menunjukkan peran vitamin tersebut terkait dengan fungsinya sebagai antioksidan, yaitu menurunkan resistensi insulin melalui perbaikan fungsi endothelial dan menurunkan stress oksidatif sehingga mencegah berkembangnya kejadian diabetes tipe 2. Upaya dalam merawat penderita DM melalui suplementasi antioksidan atau makanan kaya dengan antioksidan akan memberikan manfaat dalam memperkuat enzim pertahanan dan menurunkan peroksidasi lipid.
Hasil penelitian Afkhami-Ardekani dan Shojaoddiny-Ardekani (2007) pada pasien diabetes ditemukan, suplementasi 500 mg vitamin C, yaitu 2 kali sehari selama 4 bulan dapat menurunkan plasma Low Density Lipoprotein (LDL), total kolesterol, trigliserida dan insulin secara signifikan. Vitamin C terutama yang bersumber dari bahan makanan alami, yaitu sayur-sayuran danbuah-buahan apabila dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan akan memberikan manfaat dalam mencegah terjadinya penyakit degeneratif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azrimaidaliza, Melva Diana dan Ramadani (2010) menunjukkan bahwa asupan vitamin berpengaruh pada penurunan kadar gula darah pada orang dewasa di Kota Padang Panjang. Pola yang ditunjukkan adalah semakin meningkat asupan vitamin C (asupan makananyang mengandung vitamin C dari sumber alami) maka semakin menurunkan kadar gula. Selain zat gizi yang sudah disebutkan sebelumnya, bagi penderita diabetes dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam, yaitu <6 gram per hari terutama yang menderita tekanan darah tinggi.
Pengaturan Makanan dan Indeks Glikemik
Pengaturan diet diabetes yang baik adalah dengan memilih bahan makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah yang disebut dengan indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingakatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah. Indeks glikemik tinggi banyak terdapat pada makanan yang mengandung karbohidrat.
Karbohidrat merupakan bahan makanan penghasil energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat dapat ditemukan pada biji-bijian, umbi-umbian, beras, tepung, dan lain-lain. Sekitar 50-60% energi tubuh dihasilkan dari asupan karbohidrat. Faktor-faktor pada karbohidrat yang mempengaruhi kadar gula darah tidak hanya semata-mata komposisinya saja, namun ukuran partikel karbohidrat yang dimakan, struktur tepung dan metode memasak juga mempengaruhi kadar gula darah akibat asupan karbohidrat.
Makanan yang mengandung indeks glikemik rendah (55 atau kurang) antara lain: roti gandum, nasi merah, jus apel tanpa pemanis, kacang tanah, wortel, kacang kedelai, dan lain-lain. Makanan dengan indeks glikemik sedang (56 – 69), contohnya adalah: jagung rebus, anggur, pisang, kismis, talas, dan lain-lain sedangkan untuk makanan dengan indeks glikemik tinggi (di atas 70) adalah: ubi, nasi putih, singkong, beras ketan, semangka, dan lain-lain.
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi tidak saja hanya akan meninggikan kadar gula darah namun juga akan menyebabkan resistensi insulin. Pada saat seseorang dengan diabetes mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, maka tubuhnya akan mengeluarkan hormon insulin yang berlebihan sehingga gula darah menurun dan dengan penurunan gula darah ini, tubuh akan memberikan sinyal kepada otak bahwa terjadi penurunan kadar gula darah, sehingga hati dengan bantuan hormon glucagon akan memecah gula dan meningkatkan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini apabila terjadi berulang-ulang, maka akan menyebabkan resistensi insulin, sehingga komplikasi diabetes seperti neuropati perifer (kesemutan), suplai darah yang tidak adekuat ke setiap organ, akan menyebabkan kerusakan organ secara perlahan, sehingga timbul gagal ginjal, retinopati diabetik (kerusakan retina akibat kurangnya suplai darah ke retina) yang dapat menimbulkan kebutaan.
Makanan dengan indeks glikemik rendah tidak hanya menstabilkan kadar gula darah, namun juga dapat meningkatkan kesehatan pankreas sebagai penghasil sel beta pankreas. Beberapa penelitian sudah dilakukan dan hasilnya adalah dengan mengkonsumsi makanan indeks glikemik rendah, dapat meningkatkan kesehatan ginjal. Pada diet diabetes mellitus, yang perlu diperhatikan adalah jumlah, jenis, dan jadwal makan. Selama pemilihan jenis makanan tepat (dengan indeks glikemik rendah) dan porsi yang cukup sesuai dengan kebutuhan kalori dan jadwal makan yang tepat (jarak antara jadwal makan satu dan lainnya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi apabila kadar gula darah dibiarkan tinggi. Dengan memperbaiki diet dan nutrisi, maka diharapkan kualitas hidup penderita diabetes dapat meningkat, resiko komplikasi dapat dihindari, dan nutrisi yang seimbang dapat diserap oleh tubuh.
BAHAN MAKANANBAHAN MAKANAN
BAHAN MAKANAN
BAHAN MAKANAN
Dianjurkan :Daging ayam, ikan, telur, daging sapi tanpa lemak.Tempe, Tahu Kacang Hijau. Sayur tinggi serat, sawi, kangkong, brokoli.Jeruk, Apel, Pepaya, Jambu air.Dibatasi :Nasi, Roti, Singkong, Ubi, Jagung.Sosis, Sarden, Kornet, Jeroan.Bayam, Buncis, Daun singkong, Daun papaya.Nanas, Anggur, Mangga, Pisang, Semangka.Makanan yang digoreng, bersantan kental, Kue-kueDianjurkan :Daging ayam, ikan, telur, daging sapi tanpa lemak.Tempe, Tahu Kacang Hijau. Sayur tinggi serat, sawi, kangkong, brokoli.Jeruk, Apel, Pepaya, Jambu air.Dibatasi :Nasi, Roti, Singkong, Ubi, Jagung.Sosis, Sarden, Kornet, Jeroan.Bayam, Buncis, Daun singkong, Daun papaya.Nanas, Anggur, Mangga, Pisang, Semangka.Makanan yang digoreng, bersantan kental, Kue-kue
Dianjurkan :
Daging ayam, ikan, telur, daging sapi tanpa lemak.
Tempe, Tahu Kacang Hijau.
Sayur tinggi serat, sawi, kangkong, brokoli.
Jeruk, Apel, Pepaya, Jambu air.
Dibatasi :
Nasi, Roti, Singkong, Ubi, Jagung.
Sosis, Sarden, Kornet, Jeroan.
Bayam, Buncis, Daun singkong, Daun papaya.
Nanas, Anggur, Mangga, Pisang, Semangka.
Makanan yang digoreng, bersantan kental, Kue-kue
Dianjurkan :
Daging ayam, ikan, telur, daging sapi tanpa lemak.
Tempe, Tahu Kacang Hijau.
Sayur tinggi serat, sawi, kangkong, brokoli.
Jeruk, Apel, Pepaya, Jambu air.
Dibatasi :
Nasi, Roti, Singkong, Ubi, Jagung.
Sosis, Sarden, Kornet, Jeroan.
Bayam, Buncis, Daun singkong, Daun papaya.
Nanas, Anggur, Mangga, Pisang, Semangka.
Makanan yang digoreng, bersantan kental, Kue-kue