SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI
I.
Topik
: Penyuluhan Tentang manajemen nyeri
II.
Tim Pelaksana
: Kelompok siklus KMB [10 0rang] Mahasiswa Profesi
Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
III.
Sasaran
: Pasien dan keluarga pasien Post Operasi
IV.
Tempat
: Di ruang Ambun Suri Lantai 2 RSUD Ahmmad
Moechtar Bukittinggi
A. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu padapasien pasca pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang dirasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnuya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri. Pengendalian nyeri secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi berupa napas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna mengurangi mengurangi resiko nyeri pada pasien. Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang masih basah atau matur dan belum lepas dari 2x24 jam sebagai ukuran pantauan untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan kaena gerak atau mobilisasi dini pada pasien post operasi. Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu perhatian atau
monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perwat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau pasien itu sendiri. Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk menangani masalah nyeri pada pasien terutama pasien post operasi. Ruang Ambun Suri Lantai II sebagai salah satu ruangan inap bedah juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien post operasi. Keluhan nyeri yang sering muncul pasien post perasi
menandakan
kurangnya pengetahuan
pasien
ataupun
keluarga
untuk
menanggulangi nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat dikontrol atau diatasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan Umum SAP : Setelah dilakukan pendidikn kesehatan tentang manajemen nyeri selama 1 x 45 menit pada pasien dan keluarga terutama orangtua pasien, diharapkan dapat memahami tentang manajemen nyeri.
2. Tujuan Khusus SAP : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang ikterus selama 1 x 45 menit, diharapkan orang tua pasien mampu menyebutkan dan memahami: 1.
Menjelaskan pengertian nyeri
2.
Menyebutkan klasifikasi nyeri
3.
Menyebutkan tanda dan gejala nyeri
4
Menyebutkan manajemen nyeri
5.
Menyebutkan tahapan nafas dalam mengatasi nyeri
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Pelajaran
: Keperawatan Medikal Bedah
Pokok Bahasan
: Manajemen Nyeri
Sasaran
:
Pada
keluarga/orangtua
pasien
penderita
pasca
pembedahan di ruangan Ambun Ambun Suri Lantai II
Hari/tanggal
: sabtu / 27 Oktober 2018
Waktu
: 10.00 wib – selesai selesai
Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
Media dan alat
:
Infokus Laptop Leaflet
Pengorganisasian dan fungsi Pelaksanaan : Penyaji
: Novita Delis Sariani,S.Kep
Moderator
: Felia Maiza Ardilla,S.Kep
Observer
: Osi Vaulina,S. Kep Erlina Yanti, S. Kep Eldi Andrianto, S. Kep
Fasilitator
: Imelda Firdausy Asrul,S. Kep Suci Lestari, S. Kep Maigeni Fitri, S. Kep Reno Aldian, S. Kep Nugraha Deka Sakti, S.Kep
Tugas pelaksanaan :
1) Penyaji Memimpin jalannya kegiatan Menyampaiakan tujuan dan kontrak waktu Menjelaskan cara dan peraturan penyuluhan Bertugas menyajikan materi penyuluhan Memberikan respon yang sesuai dengan perilaku peserta Meminta tanggapan dari peserta atas kegiatan yang telah
dilakukan Memberikan reinforcement positif
2) Moderator Pemimpin
dan
penanggung
jawab
secara
umum
terhadap jalannya penyuluhan Bertugas membuka acara penyuluhan Mengatur jalannya penyuluhan serta memperhatikan
kelancaran penyuluhan. 3) Observer Mengobservasi jalannya kegiatan Mencatat jumlah klien yang hadir Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung Mencatat tanggapan yang dikemukakan Melaporkan hasil kegiatan.
Setting Tempat
Keterangan: : Ci lapangan
: Penyaji
: Fasilitator
: Audien
: Observer
& dosen
: Moderator
D. KEGIATAN No.
1.
Jenis kegiatan Pembukaan
Kegiatan penyuluhan
a. Memberikan
Respon peserta
salam
Menjawab
b. Memperkenalkan diri,
Mendengarkan dan
pembuka
kelompok, dosen dan
Waktu
10 Menit
memperhatikan
CI lapangan
c. Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
d. Menjelaskan
Mendengarkan dan memperhatikan
kontrak
waktu dan bahasa
Memdengarkan dan memperhatikan
2.
Isi
a. Mahasiswa pengetahuan tentang
menggali
Menjawab
audiens
Menit
pengertian
nyeri b. Memberi reiforcement
Menerima pujian
Mendengarkan dan
positif c. Menjelaskan pengertian ikterik d. Mengali
pengetahuan
audien
memperhatikan
Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan
tentang
klasifikasi nyeri e. Memberi reinforcement positif f. Menjelaskan
20
memperhatikan
g. Menggali pengetahuan
Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan
audien tentang tanda dan gejala nyeri h. Memberi reinforcement positif i.
Menjelaskan tanda dan gejala nyeri
j.
memperhatikan
Menggali pengetahuan audien
Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan
tentang
manajemen nyeri k. Memberi reinforcement positif l.
Menjelaskan
tentang
manajemen nyeri
memperhatikan
m. Menggali pengetahuan klien
tentang
Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan
teknik
napas dalam n. Memberi reinforcement positif o. Menjelaskan
teknik
napas dalam
memperhatikan
3.
Penutup
a. Memberikan beberapa pertanyaan
untuk
mengevaluasi
sejauh
mana
Menjawab
dan
Bertanya
pemahaman
pasien
tentang
manajemen nyeri b. Menyimpulkan secara
bersama-sama c. Member salam penutup
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab salam
15 Menit
E. Materi
Terlampir
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Peserta menghadiri penyuluhan
Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
Tersedianya alat media untuk u ntuk melakukan penyuluhan
Setting tempat sesuai dengan perencanaan
Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
2. Evaluasi proses
Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Pelaksanaan sesuai rencana
Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
Pesrta serta dalam penyimpulan pertemuan
3. Evaluasi hasil MENGACU PADA TUJUAN KHUSUS
80 % peserta mampu membina hubungan saling percaya
80% peserta mengerti apa yang dijelaskan penyaji
MATERI PENYULUHAN MANANJEMEN NYERI 1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam. 2. Klasifikasi Nyeri a. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6 bulan. 3. Tanda dan Gejala Nyeri
a.
Suara 1) Menangis 2) Merintih 3) Menarik/ menghembuskan nafas
b. Ekspresi/wajah 1) Meringis 2) Menggigt lidah , mengatupkan gigi 3) Tertutup rapat/membuka mata atau mulut 4) Menggigit bibir c. Pergerakan Badan a.
Kegelisahan
b. Mondar-mandir c.
Gerakan menggosok atau berirama
d. Bergerak melindungi tubuh e.
Otot tegang
d. Interaksi Sosial a.
Menghindari percakapan dan kontak social
b. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri c.
Disorientasi waktu
4. Manajemen penatalaksanaan nyeri a. Farmakologi
Manajemen nyeri farmakologi merupakan metode yang mengunakan obatobatan dalam praktik penanganannya. Cara dan metode ini memerlukan instruksi dari medis. b. Nonfarmakologi
Manajemen nyeri nonfarmakologi merupakan tidakan menurunkan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakolgi. Dalam melakukan intervensi keperawatan/kebidanan, manajemen nonfarmakologi merupakan tindakan dalam mengatasi respon nyeri klien. a. Distraksi: distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh: 1) Membayangkan hal – hal hal yang menarik dan indah 2) Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan 3) Menonton TV 4) Medengarkan musik, radio, dll b. Relaksasi: teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom. c. Terapi Musik terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung, dan tekanan darah. Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa nyerinya berkurang. d. Meditasi Dzikir Meditasi dzikir merupakan bagian dari meditasi transendental yang melibatkan faktor keyakinan. Respon relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya keadaan relaks atau dengan kata lain kombinasi respon relaksasi dengan melibatkan keyakinan akan melipatgandakan manfaat
yang didapat dari respon relaksasi. Semakin kuat keyakinan seseorang berpadu dengan respon relaksasi maka semakin besar pula efek yang didapat e. Hindari marah dan emosi Cara cepat menghilangkan nyeri pasca operasi selanjutnya adalah menghindari marah dan emosi. Marah dan emosi akan semakin memperparah rasa nyeri yang ada. Untuk itu hindari marah dan emosi agar rasa nyeri pasca operasi tidak bertambah parah dan tidak lagi Anda rasakan. f.
Sering tertawa dan bercanda Cara cepat menghilangkan nyeri pasca operasi yang kedua adalah sering tertawa dan bercanda. Tertawa dan bercanda akan memberikan ketenangan dan kenyamanan sehingga otak akan lupa dengan rasa nyeri yang terjadi sehingga rasa nyeri pasca operasi akan berkurang bahkan tidak lagi Anda rasakan.
5. Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
a.
Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang c.
Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks e.
Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f.
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam i.
Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j.
Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
Daftar Pustaka
http://www.gelombangotak.com/Cara-Cepat-Menghilangkan-Nyeri-Pasca-Operasi.html Ilmiasih, Reni (2013). Promosi Manajemen Nyeri Nonfarmakologi Oleh Keluarga Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Bch Rsupn Dr.Ciptomangun Kusumo Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang : Jurnal Keperawatan, ISSN 2086-3071. Nasriati. (2016). Kombinasi Edukasi Nyeri Dan Meditasi Dzikir Meningkatkan Adaptasi Nyeri Pasien Pasca Operasi Fraktur . Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Jurnal MJN : Volume 3 No 1 Neonatus Resiko Tinggi. Edisi 4. Jakarta: EGC. Smeltzer & Bare. (2002). Buku (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Medikal Bedah. Bedah. Jakarta: EGC. Suddarth & Brunner. (2001). Buku (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Medikal-Bedah.. Jakarta: EGC. Tamsuri, A. (2006). Konsep (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
http://www.gelombangotak.com/Cara-Cepat-Menghilangkan-Nyeri-Pasca-Operasi.html