SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI
Topik
: Penyuluhan Tentang manajemen nyeri
Tim Pelaksana
: Kelompok siklus KMB [13 0rang] Mahasiswa Profesi Ners : STIKes Fort De Kock Bukittinggi
Sasaran
: Pasien dan keluarga pasien Post Operasi yang dirawat di ruang : rawat inap Ambun Suri Lantai 1
Waktu
: Selasa, 4 Desember 2018 jam 10.00 WIB
Tempat
: Di ruang Ambun Suri Lantai 1 RSUD Ahmmad Moechtar
A. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang masih basah atau matur dan belum lepas dari 2x24 jam sebagai ukuran pantauan untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan kaena gerak atau mobilisasi dini pada pasien post operasi (Ilmiasih, 2013). Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perwat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau pasien itu sendiri. Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan
kesehatan
lainnya
dan
perawat
mempunyai
kesempatan
untuk
menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri (Ilmiasih, 2013). Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu padapasien pasca
pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang dirasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnuya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri. Pengendalian nyeri secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi berupa napas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna mengurangi mengurangi resiko nyeri pada pasien (Nasriati, 2016). Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk menangani masalah nyeri pada pasien terutama pasien post operasi. Ruang Ambun Suri Lantai II sebagai salah satu ruangan inap bedah juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien post operasi. Keluhan nyeri yang sering muncul pasien post perasi
menandakan
kurangnya pengetahuan
pasien
ataupun
keluarga
untuk
menanggulangi nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat dikontrol atau diatasi untuk penyembuhan yang seoptimal mungkin (Nasriati, 2016).
B. PROSES KEPERAWATAN
1) Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang manajemen nyeri selama 1 x 45 menit pada pasien dan keluarga, diharapkan dapat memahami tentang manajemen nyeri.
2) Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri selama 1 x 45 menit, diharapkan keluarga pasien mampu memahami dan mengaplikasikan 1.
Menjelaskan pengertian nyeri
2.
Menyebutkan klasifikasi nyeri
3.
Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri
4.
Menyebutkan manifestasi nyeri
5.
Menyebutkan manajemen nyeri : Distraksi
6.
Mengaplikasikan tekhnik manajemen nyeri : Distraksi
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Pelajaran
: Keperawatan Medikal Bedah
Pokok Bahasan
: Manajemen Nyeri
Sasaran
:Pada keluarga dan pasien yang dirawat di ruangan
Ambun Suri Lantai I
Hari/tanggal
: Selasa / 4 Desember 2018
Waktu
: 10.00 wib – wib – selesai selesai
Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
Media dan alat
:
Infokus Laptop Leaflet Flip chart
Pengorganisasian dan fungsi Pelaksanaan : Penanggung jawab
: Deden Rinadi, S.Kep
Penyaji
: Nurfatma Sari,S.Kep
Moderator
: Lingga Oktafiandri,S.Kep
Observer
: Sirna Yusnita, S.Kep Monalisa, S.Kep Pungki Velisia, S.Kep
Fasilitator
: Rahma Gusvia, S. Kep Melan Mardia Ningsih, S. Kep Ine permata sari, S.Kep Nelsa Angraini Yunasri, S. Kep Uzia Zaida lawati, S.Kep Hesti Mailastri, S.Kep Risha Permata Sari, S.Kep
Tugas pelaksanaan :
1) Moderator Uraian tugas : Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan
tim kepada peserta. Menyampaiakan tujuan dan kontrak waktu Menjelaskan cara dan peraturan penyuluhan Mengatur proses dan lama penyuluhan Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi Menutup acara penyuluhan
2) Penyaji Uraian tugas : Menjelaskan
materi penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta Memotivasi
peserta
untuk
tetap
aktif
dan
memperhatikan proses penyuluhan Menjawab pertanyaan peserta
3) Observer Uraian tugas : Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan
diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta Mengamati prilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan berlangsung Mengevaluasi
hasil
penyuluhan
dengan
rencana
penyuluhan Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh
yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan. 4) Fasilitator Uraian tugas : Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta Mengevaluasi
penyuluhan
peserta
tentang
kejelasan
materi
Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum
jelas Menginterupsi penyuluhan tentang istilah/ hal-hal yang
dirasa kurang jelas oleh peserta 5) Penanggung jawab : Uraian tugas : Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari
awal sampai akhir kegiatan penyuluhan.
Setting Tempat
Keterangan: : Ci lapangan
: Penyaji
: Fasilitator Fasilitato r
: Audien
: Observer
& dosen
: Moderator
D. KEGIATAN No.
1.
Jenis kegiatan Pembukaan
Kegiatan penyuluhan
a. Memberikan pembuka
salam
b. Memperkenalkan diri, kelompok, dosen dan CI lapangan c. Menjelaskan penyuluhan
tujuan
d. Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
2.
Isi
a. Mahasiswa menggali pengetahuan audiens tentang pengertian nyeri b. Memberi reiforcement positif c. Menjelaskan pengertian nyeri d. Mengali pengetahuan audien tentang klasifikasi nyeri e. Memberi reinforcement positif f. Menjelaskan tentang klasifikasi nyeri g. Menggali pengetahuan audien tentang respon nyeri h. Memberi reinforcement positif i. Menjelaskan respon nyeri j. Menggali pengetahuan audien tentang penatalaksanaan manajemen nyeri k. Memberi reinforcement positif l. Menjelaskan tentang penatalaksanaan manajemen nyeri
Respon peserta
Menjawab
Mendengarkan dan memperhatikan Memdengarkan dan memperhatikan Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan memperhatikan Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan memperhatikan Menjawab
Menerima pujian
Mendengarkan dan memperhatikan Menjawab
Menerima pujian
10 Menit
Mendengarkan dan memperhatikan
Waktu
Mendengarkan dan memperhatikan
20 Menit
3.
Penutup
a. Memberikan beberapa pertanyaan
untuk
mengevaluasi
sejauh
mana
Menjawab
dan
Bertanya
15 Menit
pemahaman
pasien
tentang
manajemen nyeri b. Menyimpulkan secara
bersama-sama c. Member salam penutup
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab salam
E. Materi
Terlampir
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Peserta menghadiri penyuluhan ( Target peserta 20 orang )
Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
Tersedianya alat media untuk u ntuk melakukan penyuluhan
Setting tempat diruangan ambunsuri lantai I, Waktu jam : 10.00 WIB sesuai dengan perencanaan
Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
2. Evaluasi proses
Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Pelaksanaan sesuai rencana
Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan
3. Evaluasi hasil mengacu pada tujuan khusus
Sebagaian peserta mampu menyebutkan menyebutkan pengertian nyeri nyeri
Sebagian peserta mampu menyebutkan klasifikasi nyeri
Sebagian peserta mampu menyebutkan faktor yang mempengaruhi nyeri
Sebagian peserta mampu menyebutkan manifestasi nyeri
Sebagian peserta mampu menyebutkan manajemen nyeri : Distraksi
MATERI PENYULUHAN PENYULUHAN TENTANG MANAJEMEN NYERI
A. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial . Nyeri menyangkut dua aspek yaitu psikologis dan fisiologis yang keduanya dipengaruhi faktor-faktor seperti budaya, usia, lingkungan dan sistem pendukung, pengalaman masa lalu, kecemasan dan stress (Potter, 2009; Smeltzer, 2001). Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam. Menurut IASP 1979 (International Association for the Study of Pain) nyeri adalah “ suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan jaringan “, dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung l angsung berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya. Pada tahun 1999, the Veteran’s Health Administration mengeluarkan ke bijakan untuk memasukan nyeri sebagai tanda vital ke lima, jadi perawat tidak hanya mengkaji suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi tetapi juga harus mengkaji tentang nyeri.
B. Klasifikasi Nyeri
Pada tahun 1986, the National Institutes of Health Consensus Conference on Pain mengkategorisasikan nyeri menjadi tiga tipe yaitu Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut, penyakit atau pembedahan, Nyeri kronik non keganasan dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang dalam masa penyembuhan atau tidak progresif dan Nyeri kronik keganasan adalah nyeri yang dihubungkan dengan kanker atau proses penyakit lain yang progresif. progresif.
1. Nyeri akut akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. 2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6 bulan.
C. Faktor yang mempengaruhi Nyeri
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi nyeri antara lain: 1. Usia
Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak (Potter & Perry,2009). Anak-anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang lain. 2. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. 3. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, namun hasil riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. 4. Pengalaman masa lalu dengan nyeri
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat 5. Keluarga dan Support Sosial
Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin
bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri. 6. Pola koping
Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien. Menurut Potter & Perry (2009) kepercayaan pada agama dapat memberi kenyamanan untuk berdo’a, memberikan banyak kekuatan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang datang .
D. Manifestasi Manifestasi nyeri SUARA
1. menangis 2. merintih 3. menarik/ menghembuskan nafas EKSPRESI WAJAH
1. meringis 2. menggigt lidah , mengatupkan gigi 3. tertutup rapat/membuka mata atau mulut 4. menggigit bibir PERGERAKAN TUBUH
1. kegelisahan 2. mondar-mandir 4. bergerak melindungi tubuh 5. otot tegang
E. Bagaimana Manajemen Manajemen Nyeri ? 1. Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi terbagi menjadi beberapa macam diantaranya:
2. Distraksi visual :
Melihat
pertandingan,
menonton
televisi,
membaca
koran,
melihat
pemandangan dan gambar gambar termasuk distraksi visual. 3. Distraksi pendengaran :
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. 4. Distraksi pernafasan :
Aanjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri. 5. Distraksi intelektual :
Mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita
DAFTAR PUSTAKA
Ilmiasih, Reni (2013). Promosi Manajemen Nyeri Nonfarmakologi Oleh Keluarga Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Bch Rsupn Dr.Ciptomangun Kusumo Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang : Jurnal Keperawatan, ISSN 2086-3071. Nasriati. (2016). Kombinasi Edukasi Nyeri Dan Meditasi Dzikir Meningkatkan Adaptasi Nyeri Pasien Pasca Operasi Fraktur . Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Jurnal MJN : Volume 3 No 1 Neonatus Resiko Tinggi. Edisi 4. Jakarta: EGC. Smeltzer & Bare. (2002). Buku (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Medikal Bedah. Bedah. Jakarta: EGC. Suddarth & Brunner. (2001). Buku (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Medikal-Bedah.. Jakarta: EGC. Tamsuri, A. (2006). Konsep (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.