SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN DISASTER (KEBAKARAN) DI PABRIK BAKPIA ALMAIR
Oleh kelompok ASMIDI AMBA LEMBANG
(16640631)
MOHAMMAD AZIS
(16640648)
RAPITA SARI
(16640660)
RIZKY LISTIARI
(16640662)
SUMARNI
(16640668)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI KEDIRI 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. BAHASAN
1. Topik
: Bencana kebakaran dan kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran
2. Waktu
: 30 Menit
3. Hari/ Tanggal
: Sabtu, 09 Juli 2017 pukul 13.00 WIB
4. Tempat
: Pabrik bakpia aLmair
5. Sasaran
: Pemilik dan pegawai bakpia aLmair
6. Penyuluh
:
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit diharapkan sasaran dapat memahami tentang bencana kebakaran dan kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat : a. Menyebutkan kembali pengertian bencana kebakaran b. Menyebutkan kembali faktor penyebab bencana kebakaran c. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran d. Dapat mempraktikan isyarat kentongan untuk tanda bahaya kebakaran e. Dapat mengetahui bahaya dari dampak kebakaran
C. MATERI
1. Apa itu kebakaran ? 2. Faktor penyebab umum kebakaran ? 3. Kesiapsiagaan yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran ? 4. Upaya penanggulangan bencana kebakaran ? 5. Isyarat kentongan sebagai tanda kebakaran?
D. METODE DAN MEDIA
1. Metode
: Ceramah, Tanya Jawab dan Simulasi
2. Media
: Leaflet, Lembar Balik
E. KEGIATAN Tahap Waktu
2 menit
Kegiatan
Kegiatan
Pendahuluan
Penyuluhan
1. Membuka
acara
Sasaran
dengan
1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Menyampaikan topik dan tujuan pendidikan kesehatan
2. Mendengarkan penyuluhan menyampaikan topik dan tujuan
3. Kontrak
waktu
kesepakatan
untuk
pelaksanaan
pendidikan kesehatan
25 menit
Kegiatan Inti
1. Mengkaji ulang sasaran
waktu
kesepakatan pelaksanaan
pendidikan kesehatan
pengetahuan
tentang
3. Menyetujui
materi
penyuluhan 2. Menjelaskan materi penyuluhan
1. Menyampaikan pengetahuannya
tentang
materi penyuluhan 2. Mendengarkan
penyuluh
kepada
sasaran
menggunakan
dengan
leaflet
menyampaikan materi
dan
lembar balik, dan melakukan simulasi tentang kesiapsiagaan bila
terjadi
kebakaran
dan
isyarat kentongan sebagai tanda
3. Menanyakan hal-hal yang
kebakaran.
tidak
3. Memberikan kepada
kesempatan sasaran
dimengerti
dari
materi penyuluhan
untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari materi yang dijelaskan penyuluh.
3 menit
Evaluasi/ Penutupan
1. Memberikan pertanyaan kepada
1. Menjawab
sasaran tentang materi yang
pertanyaan
yang diajukan penyuluh
sudah disampaikan penyuluh. 2. Meminta
mendemonstrasikan 2. Mendemonstrasikan
kembali tentang simulasi yang
kesiapsiagaan bila terjadi
telah diajarkan oleh penyuluh.
kebakaran.
3. Menyimpulkan penyuluhan
materi yang
telah
3. Mendengarkan penyampaian kesimpulan
disampaikan kepada sasaran 4. Menutup mengucapkan
acara salam
dan 4. Mendengarkan serta
terima kasih kepada sasaran.
F. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian bencana kebakaran? 2. Sebutkan faktor penyebab terjadinya bencana kebakaran?
menutup
penyuluh
acara
menjawab salam.
dan
3. Sebutkan bahaya dari dampak yang terjadi akibat kebakaran? 4. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran. Materi Penyuluhan KEBAKARAN A. Definisi
Kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki, boleh jadi api itu kecil tetapi tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran.
B. Penyebab Kebakaran
1. Terdapat bahan mudah terbakar 2. Membuang puntung rokok sembarangan 3. Bahaya Listrik
Akibat penangganan listrik yang salah dapat menimbulkan panas dan kebakaran, seperti misalnya : a.
Stop kontak bertumpuk-tumpuk.
b.
Penggantian sekering secara sembarangan atau tidak sesuai ukurannya.
c.
Sambungan kabel atau stop kontak yang tidak bai k atau kendor.
d.
Pemakaian kabel yang ukurannya tidak sesuai dengan bebannya
e.
Hubungan pendek
f.
Penggunaan arus listrik tidak sesuai dengan ketentuan pada peralatannya
4. Gas Elpiji (LPG) Kondisi yang jelekdari peralatan kompor yang menggunakan gas elpiji dapat membahayakan,dapat mengakibatkan kebakaran.
Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan.
C. Klasifikasi Kebakaran
Berdasarkan Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan atau pengelompokan jenis kebakaran yaitu :
Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam, seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis dengan itu.
Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG dll. yang sejenis dengan itu.
Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti : aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu
D. Peralatan Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di tempat yang bersangkutan. 1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side
effect),
sehingga
air
paling
banyak
dipakai
untuk
memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak air dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.
Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember.
2. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas bertekanan. E. Tindakan Yang Harus Kita Lakukan Jika terjadi Kebakaran
Tetap tenang saat menghadapi kebakaran.
Jika kebakaran kecil dan masih bisa diatasi, segera padamkan dengan alat pemadam yang ada seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau dengan karung goni yang dibasahi air.
Jika kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik segera matikan listrik di rumah atau gedung.
Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang lain tetapi jangan dikunci, untuk memudahkan jika akan memadamkan kobaran api.
Jika kebakaran besar, segera keluar rumah dan ajak semua keluarga meninggalkan
rumah
segera.
Jangan
sibukkan
sendiri
untuk
mengumpulkan barang di dalam rumah. F. Kesiapsiagaan Saat Terjadi kebakaran 1. Periksa Pintu
Api dapat timbul dari balik pintu yang tertutup tanpa terlihat. Maka, hati – hatilah dalam melewati pintu untuk menyelamatkan diri. Pastikan untuk memeriksa setiap pintu sebelum membukanya,
caranya dengan menempatkan punggung tangan Anda pada permukaan pintu dan gagang pintu. Jika Anda merasa panas, jangan buka pintu. Sebaliknya, temukan rute alternatif untuk melarikan diri, seperti jendela atau melewati ruangan lainnya. Jika pintu ruangan tak terasa panas, buka pintu secara perlahan-lahan dan pastikan tidak ada awan tebal asap sepanjang rute Anda melarikan diri.
2. Beritahu Orang Lain
Segera beritahu orang lain di rumah jika tanda – tanda kebakaran terlihat di rumah Anda, misalnya ada percikan api yang membersar. Jangan tunggu hingga alarm pada detektor asap berbunyi. Saat api mulai membesar, usahakan untuk bergerak keluar dan bukan mencoba untuk lari ke kamar atau ruangan lain dalam rumah yang dipenuhi asap atau api.
3. Menelepon Pemadam Kebakaran
Jika Anda berhasil melarikan diri keluar rumah, mintalah tolong pada tetangga Anda untuk menelepon pusat pemadam kebakaran. Nomor pemadam kebakaran biasanya berbeda di beberapa wilayah di Indonesia. Pastikan Anda melakukan panggilan darurat ke pemadam kebakaran ini saat Anda sudah berada di luar rumah, dan bukan di dalam rumah. Untuk itu, penting untuk mengetahui nomer telepon penting yang bisa dihubungi saat keadaan darurat melanda di rumah, seperti kebakaran ini.
4. Biarkan
hewan
peliharaan
dan
barang-barang
berharga
tertinggal dan fokuslah untuk menyelamatkan diri Anda
Jangan pernah menunda melarikan diri dari rumah yang terbakar demi mencari dan mengambil barang-barang berharga atau hewan
peliharaan yang Anda tidak tahu pasti di mana lokasinya. Hal ini justru akan membahayakan keselamatan jiwa Anda. Sebaiknya, segera keluar dari rumah tersebut, dan beritahukan pada petugas pemadam kebakaran bahwa ada hewan peliharaan yang tertinggal dan perlu diselamatkan.
5. Berhenti dan berguling saat pakaian terkena api
Jika pakaian Anda terbakar, jangan berusaha berlari. Bila mungkin,
lepas
pakaian
Anda.
Jika
tidak
mungkin
untuk
melepaskannya, segera padamkan apai dengan berguling – guling di lantai untuk memadamkan api.
6. Berjalan merangkak atau merunduk, tidak berdiri
Asap dan panas bisa naik dengan cepat dan memasuki seluruh area dalam kamar. Oleh karena itu, tetap berjalan dengan rendah dan sedikit merunduk atau bahkan merangkan di tanah. Hal ini adalah cara paling aman untuk menjauhkan diri kebakaran di rumah, terutama dari suhu tinggi api serta asap. Tetaplah berjalan merunduk atau merangkak sampai Anda sukses melarikan diri dari rumah yang terbakar.
7. Menutup wajah Anda
Menutup wajah dengan baju yang Anda kenakan atau dengan handuk basah selama terjadi kebakaran rumah perlu dilakukan guna menghalau asap yang pekat agar tak terhirup hidung. Dengan menutup rongga hidung dengan kain tersebut, hal ini membantu mencegah asap memasuki paru-paru Anda. Sembari menutup wajah atau hidup dengan kain, perlahan berjalanlah keluar.
8. Menutup pintu
Setelah Anda berhasil menerobos keluar dari ruangan, tutup pintu di belakang Anda. Menutup pintu dapat mencegah api menyebar ke ruangan lain.
9. Tetap berada di luar
Setelah Anda berhasil keluar dari rumah, tetaplah menunggu di luar hingga api benar – benar padam. Bahkan jika Anda meninggalkan hewan peliharaan atau barang-barang di rumah, jangan pernah mencoba kembali masuk ke rumah. Beritahu petugas kebakaran jika masih ada hewan peliharaan yang masih di rumah. Cukup beritahu mereka di mana posisi
hewan
peliharaan Anda.
10. Berlindung di tempat pengungsian
Paska
kebakaran,
petugas
setempat
biasanya
akan
mempersiapkan tempat pengungsian yang bisa digunakan untuk tempat tinggal sementara korban kebakaran. Tetap di sana hingga semua anggota kelarga telah tiba dan dinyatakan kondisinya dalam keadaan baik.
G. Isyarat Kentongan
1. Pem bunuhan ( ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●) Jika si penjaga pos ronda mendapat kabar kasus pembunuhan, penjaga pos ronda akan memukul kentongan untuk memberi pesan kepada warga sekitar bahwa telah terjadi pembunuhan di wilayahnya.
Kentongan akan dipukul dengan irama satu kali pukul secara terus menerus.
2. Pencurian (●●
●●
●●
●●
●●)
Pada saat terjadi pencurian terhadap rumah warga, penjaga pos ronda akan memukul kentongan dengan irama dua kali secara terus menerus. 3. Kebakaran (●●●
●●●
●●●
●●●
●●●)
Kasus kebakaran memang kerap kali terjadi pada malam hari. Entah itu karena korsleting aliran listrik ataupun karena kelalaian manusia akibat membuang puntung rokok sembarangan sebelum dipadamkan atau pun menaruh obat nyamuk bakar berdekatan dengan benda m udah terbakar. Fungsi kentongan inilah yang mungkin menjadi alat komunikasi yang paling efektif untuk memberitahu warga sekitar bahwa telah terjadi kebakaran. Dengan begitu warga kampung akan sadar dan segera berkumpul untuk membantu memadamkan api. Pada kasus kebakaran biasanya kentongan akan dibunyikan dengan irama tiga kali secara terus menerus. 4. Bencana alam (●●●
●
●●●
●
●●●
●)
Bencana alam bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Sebab itulah warga harus selalu siap menghadapi bencana alam yang tak pasti kapan datangnya. Kadang-kadang pula warga kampung tak menyadari bahwa di wilayahnya sedang terjadi bencana alam semacam tanah longsor, gempa atau pun bencana alam lainnya. Guna menyadarkan warga, kentongan harus dibunyikan dengan irama tiga ditambah satu kali pukul secara terus menerus. 5. Kecelakaan lalu lintas (●
●●●
●
●●●
●
●●●)
Korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di siang hari masih mungkin untuk diberi pertolongan oleh warga. Namun, jika kecelakaan terjadi di malam hari tentu petugas pos ronda yang menyaksikan kecelakaan
akan kesulitan dan membutuhkan bantuan warga lain untuk memberi pertolongan kepada korban kecelakaan. Untuk itu petugas pos ronda dapat membunyikan kentongan dengan irama satu dan ditambah tiga kali pukul secara terus menerus 6. Keributan (●●
●●●
●●
●●●
●●
●●●)
Pada kasus keributan, pemukul kentongan akan memukul kentongan dengan irama dua dan ditambah tiga kali pukul secara terus menerus. 7. Tanda aman (●
●
●
●
●)
Bunyi kentongan sebagai tanda aman sudah lazim kita dengarkan. Biasanya petugas pos ronda berkeliling membawa kentongan sambil memukulnya dengan irama satu kali terus menerus secara perlahanlahan. Itu mengisyaratkan bahwa lingkungan kita dalam kondisi yang aman. H. Bahaya Dampak Kebakaran
Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain: a. Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan. b. Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300 oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung. c. Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan
d. Gas Beracun
Gas beracun antara lain: 1) Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm 2) Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis 3) Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm 4) Ammonia (MH3) >NAB 25ppm 5) Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm 6) Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm 7) Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll 8) Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll 9) Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal 10) Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia. 11) Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida 12) Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebal. I. Tips Mencegah Kebakaran
Hindari meninggalkan puntung rokok
Jangan merokok sambil tiduran
Tidak membakar sampah di sembarang tempat
Memasang lampu dan lilin tempel di tempat yang aman
Menyalakan obat nyamuk di tempat aman
Bersihkan kompor minyak secara berkala
Tidak mengisi minyak saat kompor menyala
Dilarang menyimpan benda mudah terbakar dengan sumber api
Jangan tinggalkan kompor saat menyala
Periksa instalasi listrok secara berkala
Sambungan steker listrik tidak boleh menumpuk