Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR DERMAGA PASAL 1 UMUM (1) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang meliputi : a. Peke Pekerrjaan jaan Beto eton b. Pekerjaan Tiang Tiang Pancang Baja Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point– point penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan. Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan yang tidak dijelaskan kemudian dalam risalah aanwijing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja. !"# Persia Persiapan pan Pelaks Pelaksana anaan an Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar kerja. $ontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. $ontraktor harus menyediakan menyediakan bahan, tenaga kerja, peralatan peralatan dan lain–lain lain–lain untuk membuat membuat dan memasa memasang ng semua semua struktu strukturr dermag dermagaa sesuai sesuai dengan dengan yang yang ditent ditentuka ukan n dalam dalam gambar gambar rencana dan spesi%ikasi teknis. &ermaga dibangun menggunakan konstruksi beton bertulang. 'ntuk plat lantai, balok lantai, dan pile cap menggunakan beton cast in situ. Sedangkan untuk tiang pancang menggunakan beton pra cetak.
PASAL 2 PEKERJAAN PENGUKURAN !(# )gar pekerjaan pekerjaan dilapangan dilapangan sesuai dengan gambar rencana, rencana, perlu dilakukan dilakukan stake out dan pemasangan patok*patok. !"# 'ntuk pemasanga pemasangan n stake out diperlukan diperlukan titik tetap !+# Titik tetap yang dimaksud harus memenuhi syarat : Posisi dan tinggi titik tetap diketahui, hal ini dapat dilakukan melalui pengikatan
dengan bench mark atau detail lain yang sudah diketahui koordinat dan tingginya. Bentuk titik tetap bisa berupa B atau kontruksi lain yang stabil Letak titik tetap diusahakan berada disekitar detail yang akan di stake out.
!-# Pengikatan Pengikatan titik tetap dilakukan dilakukan melalui melalui pengukuran pengukuran waterpass dengan dengan alat ukur wild nak ". !# Pengukuran Pengukuran harus harus dibuat dengan jarak ( m dalam arah horiontal, horiontal, sedangkan sedangkan pada arah /ertical dapat dibuat dengan jarak (0 m dan ( m. !1# Setelah dilaksanak dilaksanakan an pengukuran2sou pengukuran2sounding nding,, dan kontraktor kontraktor sudah merasa yakin atas hasil hasil penguk pengukura uran, n, dipasan dipasang g pro%il pro%il sesuai sesuai dengan dengan kebutu kebutuhan han,, baik baik posisi posisi maupun maupun ukurannya.
33*(
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
PASAL 3 PEKERJAAN BETON CAST IN SITU !(# Persyaratan utu a. &alam pekerjaan dermaga ini, beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau ready !" #$%#re&e. '. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran, kontraktor harus terlebih dahulu menyampaikan contoh bahan yang akan dipakai dan harus membuat job mi4 %ormula !i4 &esign# untuk mendapat persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas. #. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut : utu beton untuk plat lantai $*-00 utu beton untuk Balok $*-00 utu beton untuk Pile 5ap $*-00 d. )dukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai 'e&$% ready !", dan harus dipadatkan dengan menggunakan concrete /ibrator, dalam pemadatan concrete /ibrator tidak boleh terkena baja tulangan. e. utu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah : utu baja tulangan s2d ∅(" mm adalah '*"-, B6TP "-0 ! %y 7 "-0 Pa # utu baja tulangan 8 &(+ mm adalah '*+9, B6T& +90 !% y 7 +90 Pa# !"#
Persyaratan Bahan a. S e m e n Persyaratan Umum Semua semen harus 5ement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan Portland 5ement 3ndonesia 3*; atau )ST 5*(0 Type ( atau standard 3nggris BS (". utu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah setara T3<) =>&), <=?S3$, serta memenuhi persyaratan 3*;. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan. Pemeriksaan &ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. $ontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas untuk pemeriksaan tersebut. Semen yang tidak memenuhi syarat setelah diperiksa oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas tidak boleh dipergunakan. 6ika semen yang dinyatakan tidak dapat diterima tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka &ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban $ontraktor. $ontraktor harus menyediakan semua semen*semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor. Tempat Penyimpanan $ontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dari kelembaban udara dan cuaca. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah*pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung ak*ak dan memindahkannya. Semen dalam ak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari " meter. 'ntuk mencegah semen dalam ak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima ditempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan
dari kiriman lainnya. Semua ak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas 2 $onsultan anajemen $onstruksi. b. )gregat @alus !Pasir# 6enis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Persetujuan untuk sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar !pokok# untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. $ontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis bahan yang dipakai dalam pekerjaan. $ontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada &ireksi 2 $onsultan Pengawas untuk bahan pemeriksaan serta persetujuan sebelum bahan tersebut digunakan pada pelaksanaan pekerjaan. Pasir harus bersih dan bebas dari kotoran serta substansi yang merugikan, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari A berat pasir. Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butiran " sampai +", atau jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard 3ndonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut : 6ika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. (1 adalah "0 persen atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. ; dapat naik sampai "0 persen.
c.
Saringan o
Persentase satuan timbangan
; (1 +0 0 (00 P)
0 1 (0 (0 ( (" +
tertinggal di saringin ( ( " +0 + "0
)gregrat $asar !$erikil# )gregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. 3ni dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu*batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. 33*+
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
)gregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian*bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan*bahan organis atau dari substansi yang merugikan. Besarnya persentase dari substansi yang merugikan tidak boleh mencapai +A dari agregat kasar. )gregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. )pabila kadar lumpur melampaui (A, maka agregat kasar harus dicuci. )gregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara mm * " mm dan harus memenuhi syarat*syarat berikut : -Sisa di atas ayakan +(, mm, harus 1A berat -Sisa di atas ayakan - mm, harus berkisar antara 90A dan 9;A berat -Selisih antara sisa*sisa kumulati% di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 10A dan minimum (0A berat -@arus menyesuaikan dengan semua ketentuan*ketentuan yang terdapat di 3*" PB3*l9( )gregat kasar harus sesuai dengan spesi%ikasi tersebut diatas, jika diperiksa oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka $ontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas biaya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas. d. ) i r )ir yang dipakai untuk semua pekerjaan beton harus bersih dan bebas dari bahan* bahan yang merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan*bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. )ir tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan* ketentuan yang ada di dalam PB3*l9( untuk bahan campuran beton. e. Baja Tulangan Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard 3ndonesia untuk beton 3*", PB3*l9( atau )ST &esignation )*(, dan harus disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. &ireksi 2 $onsultan Pengawas berhak meminta kepada $ontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih*serpih, karat, minyak, gemuk dan at kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton. %. 5etakan !Bekisting# Bekisting memakai multiple4 tebal minimum 9 mm atau papan kayu meranti. Bekisting tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 2, 2(0 dan sebagainya, dan untuk bekisting plat lantai " menggunakan bondek, yang pelaksanaannya di periksa dan disetujui oleh pengawas dan direksi.
Steiger cetakan2bekisting harus dari pipa*pipa besi standar pabrik atau kayu dan !+#
tidak diperkenankan memakai bambu. Beton =eady i4 utu beton yang disyaratkan untuk
pekerjaan
Pile
5ap,
Balok
elintang2emanjang, dan plat lantai adalah beton $*-00. 33*-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
!-#
$ontraktor harus membuat2mengadakan campuran percobaan !trial mi4 desain#
untuk menentukan komposisi bahan adukan sesuai mutu karakteristik beton yang disyaratkan dan disetujui &ireksi2$onsultan Pengawas. $ontraktor harus mengadakan slump test dan tes kuat tekan beton untuk mengetahui
kualitas karakteristik beton satu sampel untuk setiap tes, umur + hari, (- hari, dan "; hari, tiap m+ beton atau tiap ( mobil mi4er. Persyaratan campuran beton rencana tetap mengikuti ketentuan S3 "00". Semua beton ready mi4 harus disuplay dari perusahaan yang disetujui
&ireksi2$onsultan Pengawas. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus
dicatat pada batching plant dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh badan yang berwenang. Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air setiap truck mi4er harus dapat
diberikan kepada &ireksi2$onsultan Pengawas jika diperlukan. Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air ! moisture
content # dari agregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan dicampurkan. ama dan alamat dari perusahaan beton ready mi4 harus disampaikan untuk
persetujuan &ireksi2$onsultan Pengawas. 6ika diperlukan $ontraktor harus mengatur peninjauan ke perusahaan tersebut.
Persyaratan Pelaksanaan a. Penulangan Baja tulangan beton harus dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran* ukuran yang tertera pada gambar rencana. Baja tulangan tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. 'ntuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton dengan bantalan blok*blok beton cetak !beton decking#. &alam segala hal untuk besi beton yang horiontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun. 6arak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus (," kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatam masuknya alat penggetar beton. 6umlah tulangan harus sesuai dengan gambar rencana. )pabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas.
b. Selimut Beton Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian*bagian konstruksi. )pabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing*masing konstruksi adalah sebagai berikut : 33*
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Plat Lantai min.-0 mm Balok min.-0 mm Pile 5ap min.-0 mm d.
e.
%.
Sambungan baja tulangan 6ika diperlukan untuk menyambung tulangan, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. >/erlap pada sambungan*sambungan tulangan harus minimal -0 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Suhu Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari +" o5 dan tidak kurang dari -, o5. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara " o5 dan +"o5, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu cuaca tidak stabil sehingga suhu dari beton melebihi +" o5, maka kontraktor harus mengambil langkah*langkah yang e%ekti%, seperti mengecor pada waktu malam hari bila diperlukan. 5etakan Beton 5etakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab $ontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan* kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu*waktu &ireksi 2 $onsultan Pengawas dapat menga%kir cetakan jika bentuknya yang tidak dapat diterima dan $ontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang dia%kir dan menggantinya atas bebannya sendiri. Semua cetakan harus betul*betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan selama dan sesudah pengecoran beton. Semua cetakan beton harus kokoh. )lat*alat dan usaha*usaha yang ses uai dan cocok untuk membuka cetakan*cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan*cetakan harus diberi pelumas. inyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan harus hati*hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat. Penyangga cetakan !steiger# harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan. %. Pengecoran Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar rencana, pemasangan sparing* sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain*lainya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan*permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton !cetakan# harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban2air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
33*1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Permukaan*permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton*beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan* bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor. Perlu diperhatikan letak2jarak2sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut, terhadap sistem struktur2penulangan yang ada. Beton boleh dicor hanya waktu &ireksi 2 $onsultan Pengawas ada di tempat
kerja, dan persiapan betul*betul telah memadai. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari " meter, semua
penulangan beton harus selalu lapis*perlapis horiontal dan tebalnya tidak lebih dari 0 cm. &ireksi 2 $onsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 0 cm tidak dapat memenuhi spesi%ikasi ini. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi2mortar terpisah dari agregat kasar.Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong*kantong kerikil, dan menutup rapat*rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. &alam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar !/ibrator# harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit +,000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton. g. Caktu dan 5ara*cara Pembukaan 5etakan Caktu dan cara pembukaan cetakan harus mengikuti petunjuk &ireksi 2 $onsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati*hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda2lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan*cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan*permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas. h. Perawatan !5uring# Semua beton harus dirawat !cured# dengan air seperti ditentukan di bawah ini. &ireksi 2 $onsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan yang harus digunakan. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari langsung minimal selama + hari sesudah pengecoran. Perlindungan dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama (- hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau 33*
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
dengan pipa yang berlubang*lubang atau dengan cara lain yang disetujui &ireksi 2 $onsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. )ir yang digunakan dalam perawatan !curing# harus memenuhi persyaratan spesi%ikasi air untuk campuran beton. i. Perlindungan !Protection# $ontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan*kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh &ireksi 2 $onsultan Pengawas. 6. Perbaikan Permukaan Beton 6ika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesi%ikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh $ontraktor atas bebannya sendiri. $ecuali bila &ireksi 2 $onsultan Pengawas memberikan iinnya untuk menambal tempat yang rusak. $erusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan*kerusakan karena cetakan, lobang*lobang karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang* lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat !terkunci# ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama "- jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan. k. Bonding )gent &ipergunakan pada elemen*elemen beton yang harus disambungkan 2 dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya. 5ara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik dan atas persetujuan &ireksi 2 $onsultan Pengawas. l. )dmi4ture )dmi4ture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Bahan admi4ture yang dipakai adalah setara dengan merek Deb, 5ormi4, atau Sika. Penggunaan bahan admi4ture tersebut harus mendapat persetujuan dari &ireksi 2 $onsultan Pengawas.
PASAL PEKERJAAN PEMANANGAN !(# =uang Lingkup Lingkup pekerjaan pemancangan Pipa Baja adalah : a. Pekerjaan ini meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pemancangan, 33*;
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
b.
c. d. e.
pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan material*material lain yang dibutuhkan dalam pemancangan. )pabila dalam pengoperasian peralatan dibutuhkan periinan, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk memenuhinya. Biaya periinan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Penentuan panjang Pile yang akan dipesan dan yang akan dipancang sesuai dengan gambar rencana. Sebelum melakukan pemesanan Pile, kontraktor harus mengajukan jumlah kebutuhan Pile dan harus mendapat persetujuan dari $onsultan Pengawas. Pekerjaan Pile harus memenuhi persyaratan*persyaratan yang diuraikan dibawah ini : Bahan, ukuran penampang dan panjang seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Pile yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh $onsultan Pengawas. $ontraktor harus menyusun rencana urutan pemancangan dan harus mendapatkan persetujuan dari $onsultan Pengawas. Pemancangan Pile dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang telah direncanakan. $ontraktor tidak memindahkan alat pancang dari kepala Pile tanpa persetujuan $onsultan Pengawas. Pile hanya boleh dipancang bila disaksikan $onsultan Pengawas dan hanya jika tersedia data*data mengenai pemancangan Pile yang diperlukan dan telah disampaikan kepada $onsultan Pengawas. eskipun demikian kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Pile yang tidak memenuhi syarat akibat Eo/er dri/ingF atau tidak memenuhi
toleransi yang diijinkan harus dicabut dan $ontraktor harus memancang Pile e4tra pada tempat tersebut sebagai gantinya. !"# Persyaratan Bahan a. aterial Pile yang digunakan dalam pekerjaan pemancangan ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun tata cara pabrikasi yang menjamin agar semua Pile dapat terpasang dengan baik sesuai rencana. b. Pile pada pekerjaan ini menggunakan Pile dari beton prategang dengan spesi%ikasi sebagai berikut : Type &imensi utu Beton
Tiang Pancang Pipa Baja G 0; !&ermaga# G 0; !Trestle# B6 -(
c.
Semua Pile Baja harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku. Setiap Pile yang diproduksi diberi tanda berupa nomor re%erensi, mutu baja, dimensi dan tanggal pembuatan. d. Panjang masing*masing Pile ditentukan setelah ada hasil interprestasi data dari pekerjaan Sondir termasuk bagian kepala yang nantinya setelah pemancangan masuk ke dalam Pile 5ap dan bagian yang mungkin dipotong sesuai dengan kondisi
33*9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
a.
lapangan. e. Pile dapat terdiri atas segmen tunggal sesuai dengan panjang yang dibutuhkan atau segmen*segmen yang disambung dengan las listrik. Penentuan panjang segmen adalah sedemikian sehingga pemancangan sambungan*sambungan Pile sedapat mungkin berada di dalam tanah. !+# )lat Pancang a. $ontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian hingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi. b. esin pancang yang diperkenankan adalah jenis Hibro2&iesel @ammer. )lat pancang drop hammer tidak diperkenankan dipakai. Berat ram dari diesel hammer yang disyaratkan harus dapat mencukupi bearing capacity yang disyaratkan. c. )lat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya dukung2setting yang disyaratkan dan2atau sampai pada kedalaman yang direncanakan, diambil yang paling memenuhi daya dukung yang dis yaratkan. d. )lat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjangnya dan dapat digerakkan secara hydrolic atau mekanik untuk menjamin pemancangan Pile dapat dilaksanakan dengan baik e. 'ntuk kegiatan pemancangan di laut, kontraktor harus menyediakan pontoon dan tug boat. %. $ontraktor harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan. g. Pada waktu pemancangan kepala Pile harus dilindungi dengan bantalan yang cukup kuat dan tidak mudah lepas serta disetujui terlebih dahulu oleh &ireksi2Pengawas Lapangan. !-# Pekerjaan Persiapan a. &ata mengenai ketinggian dan skema penempatan Pile tercantum dalam gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan builtset Pile dilaksanakan oleh kontraktor, kontraktor harus memelihara semua ketinggian yang ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas Pile sebelum Pile dipotong. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan pemancangan Pile tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada gambar kerja, Pile harus diberi nomor. b. Patok*patok re%erensi, bouwplank dan pengukuran, semua ukuran ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap &atum I 0.00 LCL !Low Cater Le/el#. $ontraktor harus membuat patok re%erensi, menara ketinggiannya terhadap &atum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari &ireksi2$onsultan Pengawas. Penentuan patok*patok bouwplank dll, harus dilakukan dengan peralatan Theodolit2Caterpass yang sebelumnya harus diperiksakan2 disetujui. c. 'kuran*ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain d. @asil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok*patok tetap !Benchmark# yang telah ada menurut petunjuk $onsultan Pengawas lapangan, dan bila diperlukan $ontraktor harus memasang patok*patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal. yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung. Sebelum pekerjaan dimulai patok*patok pembantu2bouwplank harus diperiksa2 disetujui oleh &ireksi2$onsultan Pengawas. !# Pengangkatan Pile Pile diangkat dengan menggunakan sling baja. b. Sling baja harus diperiksa dengan baik, sebelum dan selama pelaksanaan pemancangan. 33*(0
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
c.
Pile harus diangkat dan diturunkan secara bertahap agar tidak terjadi goncangan atau kejut pada Pile. d. Pada saat pengangkatan dan penurunan Tiang, " titik penyokong2titik angkat harus pada satu le/el dan penggunaan satu titik angkat harus dihindari. e. Titik pengambilan haruslah ditandai dengan jelas. %. Letak titik penyokong2angkat untuk Pileberdasarkan ketentuan pabrikasi. g. Pile disokong pada dua titik tumpuan pada ujung*ujung Pile dengan menggunakan penjepit2klem. h. Penjepit Pile tersebut dihubungkan dengan sling baja pengangkat yang ada pada crane. i. Sling baja pengangkat harus bebas dari keausan, simpul*simpul atau bengkok dan karat. j. &iameter dan panjang terpakai dari sling baja pengangkat harus tepat disesuaikan dengan : Panjang Tiang, Berat beban Pile, Sudut angkat. !1# Pemeriksaan a. Pemeriksaan kegiatan pemancangan dapat dilakukan oleh Pengawas setiap waktu. Pile hanya boleh dipancang dengan sepengetahuan Pengawas. b. $ontraktor harus menyimpan da%tar pemancanagn setiap Tiang, setiap hari da%tar asli tersebut harus diserahkan kepada &ireksi2$onsultan Pengawas, bila terjadi hal*hal di luar kondisi pemancangan biasa, Pihak kedua harus segera melapor kepada &ireksi2$onsultan Pengawas. c. Pemancangan tidak membebaskan Pihak $edua dari tanggungnya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan =$S ini dan gambar yang terlampir pada Surat Perjanjian. !# Penandaan a. Pile harus ditandai2diberi angka setiap jarak ( m, mulai dari ujung sampai ke pangkalnya dengan warna ditentukan &ireksi 2$onsultan Pengawas. b. Pada setiap Pile harus ditandai dengan : Tanggal pemancangan $ode Pile Posisi titik pengangkatan !handling# c. 'ntuk sambungan Tiang, angka harus melanjutkan dari Pile yang disambung. d. Sambungan Pile harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan. e. Persetujuan tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan =$S ini dan gambar yang terlampir pada Surat Perjanjian.
!;# 'ji Pembebanan a. Tes pemancangan dilaksanakan pada pemancangan pertama, sebelum melakukan tes kontraktor diharuskan terlebih dahulu melaporkan kepada konsultan pengawas mengenai jadwal pelaksanaan tes, untuk diteruskan kepada konsultan perencana. b. Tes pemancangan harus dihadiri dan disaksikan oleh $omite Pengguna )nggaran !$P)#, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
33*((
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
c.
Segala biaya yang timbul atas pelaksanaan tes pemancangan menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya. d. 6umlah titik P&) tes adalah sebesar (A dari jumlah keseluruhan Pile untuk masing* masing kedalaman Tiang. Tujuan pengujian adalah untuk menguji daya dukung statis Pile tunggal sehingga dapat die/aluasi terhadap daya dukung rencana. e. )lat yang digunakan : Pile &ri/ing )nalyer !P&)# Sepasang accelerometer Sepasang Strain Transducer $abel 'tama $abel Penghubung )daptor %.
assa hammer dengan berat sesuai dengan beban ultimate rencana dari Pile, alat penjatuh hammer !dapat digunakan crane2sejenisnya#. Prinsip kerja pengujian adalah teori perambatan gelombang pada satu dimensi !(*& Ca/e propagation# dengan asumsi Pile uni%orm dan si%at elastic*linier, pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur pengujian )ST &-9-*;9. !9# Terangkatnya Pile a. Segera setelah Pile dipancang, $ontraktor harus menentukan suatu titik re%erence dari Pile dan ketinggiannya pada Pile. Setelah semua Pile dipasang, $ontraktor harus mengukur lagi ketinggian Jtitik re%erenceJ setiap Pile yang sudah dipancang dan menentukan Jupli%tJ pipa yang disebabkan oleh pemancangan Pile lain. b. Bila terjadi upli%t Pile (,1 cm atau lebih, $ontraktor harus mengambil langkah perbaikan tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas. c. Langkah tersebut diantaranya dapat meliputi : emancang kembali Pile sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, $ontraktor harus memeriksa kembali ketinggian dari Jtitik re%erenceJ pada semua Pile dan harus memancang kembali Pile lain yang terangkat. !(0#Pemancangan Pile a. Pile hanya boleh dipancang, setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan. b. 'rutan pemancangan Pile agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga Pile yang telah dipancang lebih dahulu tidak terganggu. $ontraktor harus mengajukan rencana kerja pemancangan kepada Pengawas Lapangan untuk die/aluasi dan mendapatkan persetujuan tertulis. c. Pemancangan Pile harus menerus sampai %inal set. Penghentian hanya boleh bila mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. d. Pile hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia %asilitas bagi Pengawas Lapangan untuk memperoleh in%ormasi pemancangan Pile yang diperlukan. amun demikian $ontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini. e. $ontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi perubahan*perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan Pile. &alam melaksanakan pekerjaannya $ontraktor harus berhati*hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada Pile selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun pengaruh luar lainnya. %. )pabila Pile rusak dan tidak dapat dipakai akibat o/erdri/ing atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan maka Pile yang tidak terpakai tersebut harus diganti dengan 33*("
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pile baru harus dipancang sebagai pengganti, atau $ontraktor memancang Pile e4tra sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan Piledan lain*lain ditanggung oleh kontraktor. g. )pabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi persyaratan ataupun batas* batas toleransi yang diperkenankan, $ontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah Pile dan lain*lain atas petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan biaya $ontraktor. h. Pemancangan dapat dihentikan apabila telah dicapai2diperoleh %inal set atau daya dukung yang diinginkan. Dinal set atau benaman akhir yang disyaratkan adalah sebagai berikut : Settlement !S# 7 mm2pukulan 7 !rata*rata (0 pukulan terakhir#
Tinggi jatuh
Berat @ammer !C#
7 +, ton
7 (,; m
i.
@arga S di lapangan diambil dari harga rata*rata benaman dari pencatatan + seri pukulan masing*masing (0 pukulan dimana perbedaan jumlah benaman masing* masing seri kurang dari (0A dan yang diambil adalah harga S (0 yang terakhir. 'ntuk pengamatan %inal set, harus disediakan peralatan sedemikian sehingga pada sisi Piledapat ditempelkan kertas gra%ik untuk mencatat rebound dan set pada saat Pilepancang akan disetting. j. 'ntuk memudahkan kontrol pemancangan secara /isual, sepanjang Piledibuat tanda dengan cat Pileinter/al 0 cm dan (00 cm yang menunjukkan jarak tanda2titik tersebut dari kaki tiang. k. @asil pencatatan pemancangan atau kalendering diserahkan $ontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk die/aluasi dan selanjutnya diambil langkah*lngkah yang diperlukan. !((#$alendering2&ri/ing =ecord Selama pemancangan kontraktor harus melakukan pencatatan pemancangan !$alendering# untuk masing*masing Pile, yang disampaikan kepada konsultan pengawas untuk die/aluasi. &alam catatan2kalendering tersebut harus dicatat hal*hal sebagai berikut :
Tanggal2hari pemancangan omor Pile Panjang Pile 'kuran penampang Type hammer Berat ram ?le/asi dasar tanah pada titik pancang Pile masuk tanpa dipukul Benaman per inter/al jumlah pukulan atau s ebaliknya !jumlah pukulan per
inter/al (00 cm, 0 cm dan " cm# Total set !benaman# !, cm# =ebound !cm# Tinggi jatuh hammer !m# Peyimpangan posisi2kemiringan Pile dari rencana 33*(+
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
@al*hal khusus yang ditemui pada pemancangan &aya dukung Pile Setiap lapisan harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas
!("# Penghentian Pemancangan2=e%usal a. $ecuali jika ditentukan lain atas dasar percobaan pembebanan atau perintah tertulis dari &ireksi2$onsultan Pengawas, $ontraktor baru boleh menghentikan pemancangan apabila telah dicapai benaman akhir !re%usal# sesuai dengan rencana. b. S !benaman# dihitung, setelah dilakukan + seri pemukulan yaitu (0 kali pukulan !S(0#, dan harga masing*masing seri !S(0# satu sama lain perbedaannya tidak lebih (0 A, maka harga S( adalah harga rata*rata benaman untuk satu pukulan dari S(0 yang terkecil. c. $etentuan S( tersebut adalah atas dasar bila peralatan @ammer yang dipakai mempunyai ketentuan seperti yang sudah dijelaskan di atas. d. Bila dipakai @ammer dengan berat =am, tinggi jatuh !stroke# dan besar rebound !elastic compression# yang berbeda*beda, harga S( dapat berubah lebih besar atau lebih kecil. Segala perubahan harus berdasarkan analisa atas petunjuk dan persetujuan &ireksi2$onsultan Pengawas. e.
'ntuk itu sebelum, sewaktu dan setelah pemancangan $ontraktor harus senantiasa berhubungan dengan &ireksi2$onsultan Pengawas untuk mendapat petunjuk*petunjuknya.
!(+#Dinal Set Dinal set akan ditentukan dilapangan dengan menggunakan K@illey DormulaK. @illey Dormula untuk diesel hammer adalah sebagai berikut :
Rd =
f . En 1
S + (c 1 + c 2 + c 3)
x
Wr + e . ℘ Wr +℘
2
$eterangan : =d 7 'ltimate bearing capcity o% pile !ton# D 7 =elati/e e%%iciency o% hammer, untuk diesel hammer D7( ?n 7 @ammer energy as stated by manu%acturer, untuk diesel hammer ?n7" Cr 7 =am mass !ton# @ 7 &rop height o% ram !m# ? 7 5oe%icient o% restitution, ?70."1 untuk bahan beton Cp 7 Pile mass !ton# S 7 Set !pile penetration# per blow !m# 5( 7 ?lastic compression o% cushion and caping beam !m# 5" 7 ?lastic compression o% capping beam !m# 5+ 7 ?lastic compression o% soil !m# !(-#
33*(-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
c.
Setelah Pile dipancang, Pihak $edua harus menentukan suatu titik re%erence dari Pile dan ketinggian pada Pile. d. Setelah semua Pile dipancang, Pihak $edua harus mengukur lagi ketinggian setiap Pile yang sudah dipancang terhadap titik re%erence tersebut diatas dan menentukan Jupli%tJ yang disebabkan oleh pemancangan Pile lain. e. Bila terjadi upli%t Pile (1 mm atau lebih, Pihak $edua harus mengambil langkah perbaikan tanpa biaya tambahan dari Pihak $esatu. Langkah tersebut meliputi : harus memeriksa kembali ketinggian dari Jtitik re%erenceJ pada semua Pile dan harus memancang kembali Pile lain yang terangkat %. Pile yang rusak !luka# karena emancang kembali Pile sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, Pihak $edua pemancangan harus diganti dengan yang baru atau bagian yang rusak diperbaiki dengan persetujuan Pengawas. !(#Pemotongan Tiang Pancang a. 'ntuk mencapai tanah keras atau daya dukung yang disyaratkan, panjang Pile sering tidak sesuai dengan kedalaman yang dicapai. b. )pabila ujung Pile tepat pada ele/asi penyambungan dengan capping beam, maka Pile tidak perlu dipotong. c. )pabila Pile muncul di atas ele/asi penyambungan dengan capping beam, maka Pile harus dipotong untuk mencapai ele/asi yang disyaratkan. d. Sisa*sisa potongan Pile harus dikumpulkan menjadi satu pada tempat yang telah disetujui Pengawas. !(1#Penyambungan Tiang a. Sambungan Pile dilakukan dengan system las. Tebal las yang disyaratkan adalah 9mm. b. Sebelum pengelasan dilakukan, pelat sambungan harus dibersihkan dari kotoran* kotoran atau karat yang menempel, agar las dapat menempel dengan sempurna. c. 6enis las yang dipergunakan adalah =B"1 atau =& "10 dengan tebal kawat las +," mm atau - mm. Pengelasan dapat dilakukan " atau + kali sampai mencapai ketebalan 9 mm. d. 'ntuk keamanan terhadap korosi, sambungan harus diberi lapisan penutup. !(# @ubungan Pile dan Pile 5ap a. 'ntuk menghubungkan konstruksi Pile dengan konstruksi capping beam2pile cap diatasnya, diperlukan stek*stek dari besi beton yang dicor di dalam rongga Pile dan dilas pada bagian luar Pilepancang. b. 6enis baja yang digunakan sebagai stek*stek adalah &(1 dan &(9 mm !polos# '*"-. utu beton pengisi harus memenuhi syarat $.(. c. Pile yang lebih dari ele/asi rencana dipotong dengan baik dengan memperhatikan syarat*syarat sebagai berikut : Bagian ujung Pile harus tertanam dalam capping beam2pile cap minimal (0 c m
Tulangan !stek# Pile harus dijadikan tulangan penyaluran dan tertanam dalam
capping beam. $erusakan kepala Pile yang berlebihan harus diperbaiki terlebih dahulu. 'ntuk itu
kontraktor harus mengajukan rencana perbaikan kepada konsultan pengawas. Pada tiap*tiap Pile akan dibuatkan caping beam2pile cap sebagai pengunci dan pelindung Pile.
33*(
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
d. Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pengaruh pasang surut sebelum beton mencapai umur + jam.
33*(1