IDENTITAS BUKU
Pengarang buku
:
John Ingleson
Judul buku
:
Perkotaan, Masalah Sosial & Perburuhan di Jawa Masa Kolonial
Penerbit
:
Komunitas Bambu
Tahun terbit
:
200
Tem!at terbit
:
Jakarta
Jumlah halaman
:
2" ha halaman
#a$tar isi buku
:
Bab "
:
Kehidu!an dan Kondisi Ker%a : Buruh Pelabuhan ntara "'"0(an dan "'20(an
Bab 2
:
)Tangan & Kaki Terikat* : Pemogokan Buruh Kereta !i +"'2-
Bab
:
Buruh .!ahan Perkotaan : Pertumbuhan Buruh Teram!il
Bab
:
Kesadaran Buruh dan Sarekat Buruh
Bab /
:
Perkotaan di Jawa Selama Masa #e!resi konomi Tahun Tahun "'0(an
Bab 1
:
Keemasan Terhada! Kam!ung & Kerusuhan: Pengangguran di Perkotaan dan Kebi%akan Kolonial
Bab 3
:
Prostitusi di Kolonial Jawa
"
Bab 4
:
Perkum!ulan Sim!an Pin%am Mas5arakat
Bab '
:
Sarekat Buruh dan Pen5ediaan Jaminan Sosial
Bab "0
:
#ari Kon$lik ke Ker%asama: Men5usun Kembali Sarekat Buruh Setelah "'21
Bab ""
:
Sutomo, Studi Klub Indonesia dan Sarekat Buruh #i Suraba5a Pada Masa khir Kolonial
Bab "2
:
6arisan 6a risan Sarekat Buruh Masa Kolonial
2
rgumentasi Mengenai Kela5akan Buku Ini .ntuk #ika%i
Buku ini la5ak dika%i dalam Se%arah Sosial karena buku ini membahas mengenai !erburuhan di Jawa !ada masa kolonial7 Tidak han5a itu buku ini %uga men5a% men5a%ikan ikan !ersoa !ersoalan lan dinami dinamika ka !erkot !erkotaan aan koloni kolonial al dengan dengan segala segala !ersoa !ersoalan lan(( !ersoalan sosialn5a7 Muali dari #e!resi #e!res i konomi hebat "'0(an, !engangguran di kalangan kalangan keturunan keturunan ro!a, ro!a, !rostitusi !rostitusi sam!ai keemasan(ke keemasan(keemasan emasan mas5arakat7 mas5arakat7 Serta diku!asn5 diku!asn5aa kondisi buruh buruh u!ahan di Jawa, !roses !roses timbuln5a timbuln5a kesadaran kesadaran !er%uangan buruh dan sarekat buruh serta $aktor($aktor dibelakangn5a7 Masalah !erkotaan, masalah sosial, dan !erburuhan itu termasuk kedalam ka%ian se%arah sosial7 Jadi, buku ini meru!akan buku 5ang bertemakan se%arah sosial dan la5ak untuk dika%i7
BAB 1 Kehidupan dan Kondisi Kerja: Buruh Pelabuhan Antara 1910 dan 190
ksi(aksi !emogokan 5ang ter%adi di Suraba5a dan Semarang didorong oleh ketidak!uasan !ara buruh seara ekonomi7 Para awak ka!al adalah buruh !elabuhan dengan u!ah !aling rendah, sedangkan buruh dengan u!ah harian di !elabuhan Suraba5a !ada "'2" berusaha mengambil keuntungan dari !asar buruh 5ang men5okong mereka7 Pada semua aksi !emogokan, se!erti aksi(aksi !emogokan lainn5a di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan bahkan Kalimantan !ada dekade terakhir masa kolonial, ke!emim!inann5a datang dari tengah(tengah mas5arakat !eker%a7 Para mandor dan %uru mudi, !ara !eker%a !elabuhan dengan ba5aran lebih tinggi 5ang telah membentuk ikatan !erlindungan dengan !ara buruh biasa, mengorganisasikan buruh mereka ke dalam aksi !emogokan atau !un merasa ter!aksa dalam mendukung !ara buruh ketika mereka mengambil tindakan mereka sendiri7 dengan hidu! di kam!ung 5ang ter!isah, !ara buruh !elabuhan mengembangkan rasa solidaritas dan kemas5arakatan 5ang kuat, dengan ketidak!uasan ter!endam dan kemungkinan tindakan umum mem!erbaiki nasib hidu! mereka 5ang di!erbinangkan7 Berita mengenai aksi !emogokan di !elabuhan akan tersebar luas dengan e!at ke kam!ung, membuat mandor dan %uru mudi mam!u mengum!ulkan !ara buruh menda!atkan dukungan7 Para ketua !artai, baik tingkat nasional mau!un daerah, se!erti ketua sarekat(sarekat buruh di Jawa, mena$sirkan aksi(aksi !emogokan tersebut dalam kerangka !eker%aan 5ang %auh lebih luas dari!ada 5ang dita$sirkan !emogok itu
sendiri7 Mereka di!andang oleh keban5akan orang sebagai bukti ke!edulian golongan 5ang terus berkembang dan sebagai bagian dari kon$lik 5ang lebih lebar antara buruh dan ma%ikan7 ksi(aksi !emogakan tersebut sering diberitakan dalam media etak nasional dan ma%alah(ma%alah sarekat buruh, 5ang tentu sa%a ditulis oleh kaum intelektual !erkotaan7 8amun, !ara buruh !elabuhan adalah kaum semi!roletar 5ang buta huru$, 5ang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di !edesaan seban5ak 5ang mereka habiskan di kam!ung !erkotaan7 Mereka han5a sedikit mengerti, atau tidak mengerti sama sekali,kerangka ker%a ideoligis 5ang di%elaskan ketua sarekat buruh dan !artai !olitik mengenai hubungan antara ma%ikan dan buruh7 8amun, mereka sangat memahami realita hidu! seara ekonomi dan sosial dan ken5ataan bahwa mereka gagal mena!ai tara$ hidu! 5ang sesuai dengan !eningkatan bia5a hidu!7 Mereka %uga memiliki a!resiasi liik !asar buruh dan kemungkinan mereka da!at mengeks!loitasin5a bagi keuntungan mereka7 Sarekat(sarekat buruh di Jawa adalah 5ang !aling kuat diantara !ara !eker%a 5ang meru!akan !enghuni teta! dan 5ang terikat
dalam hubungan ma%ikan(
!eker%a: berada di antara kaum !roletar !erkotaan 5ang sedikit namun terus berkembang7 Sarekat(sarekat buruh tersebut adalah 5ang terlemah diantara !ara !eker%a 5ang meru!akan !enduduk sirkluer 5ang di!eker%akan dan diu!ah bukan oleh ma%ikan seara langsung, melainkan oleh !ara mandor: mereka 5ang berada diantara kaum semi!roletar 5ang ber%umlah lebih ban5ak7 Para ketua sarekat buruh mengakuin5a dengan menurahkan sebagian besar tenaga mereka dalam menggalang !ara !eker%a di industri(industri !erkeretaa!ian, !egadaian, industri
/
!eretakan, dan !abrik !emesinan7 Mereka makin kesulitan menda!atkan kedudukan di tengah(tengah !ara buruh di !elabuhan7 Sarekat buruh !elabuhan se%ak
"'20(an
berusaha
men5elesaikan
masalah
5ang
mengarahkan
!ro!agandan5a ke!ada !ara mandor dan %uru mudi dengan ke5akinan bahwa %ika mereka da!at direktur, maka !ara buruh biasa akan mengikuti langkah masuk ke dalam sarekat7 #alam hal ini, sarekat buruh han5a memiliki keberhasilan 5ang terbatas7 Bahkan ketika mandor dan %uru mudi bergabung dengan SPP9 dalam %umlah keil !ada "'2 dan "'2/, ke!emim!inan sarekat buruh setem!at datang dari luar buruh !elabuhan, tidak se!erti ke!emim!inan sarekat buruh industri kereta a!i dan !egadaian, dan sarekat tersebut menimbulkan sedikit komitmen dari mereka7
1
BAB !Tan"an # Ka$i Teri$at% : Pe&o"o$an Buruh Kereta Api '19()
Pemogokan seara sunguh(sungguh dan tidak kenal am!un da!at ditundukkan dengan STP ada didalamn5a7 Semaun seara !ribadi telah memba5ar dengan harga 5ang mahal7 Ia diasingkan !ada gustus "'2 dan baru kembali ke tanah air !ada "'/37 STP kehilangan tidak han5a ketuan5a, teta!i %uga ban5ak !emim!in lokal dan !usatn5a, baik karena di!en%ara mau!un karena di!eat dari !eker%aan mereka7 ;ibuan anggota biasa bereaksi terhada! ketidakmam!uan sarekat melindungi mereka dari ma%ikan(ma%ikan mau!un Pemerintah dengan membiarkan kehilangan keanggotaan mereka7 STP mogok bersama sekitar "7000 anggota, teta!i ketika semuan5a usai han5a tinggal // 5ang tersisa7 Meski!un ada !erkembangan ulang sangat besar !ada "'2 dan "'2/, ketika STP mena!ai !unak baru !ada 8o
3
kesem!atan untuk menindas lebih %auh lagi buruh mereka, karena dengan melakukann5a, ia mengatakan mereka han5a akan menggali kubur mereka sendiri7 Pada !embelaan diri tertulis sebelum diasingkan, Semaun %uga mem!eringatkan Pemerintah bahwa ketidak!uasan !ara buruh tidak da!at ditekan selaman5a7 Baik Pemerintah mau!un mana%emen(mana%emen tidak bergeming dengan !eringatan( !eringatan tersebut, !era5a bahwa mereka telah mem!eroleh suatu kemenengan !enting7 Tentu sa%a, kegagalan !emogokan menun%ukkan kelemahan sarekat(sarekat buruh di masa kolonial di hada!an Pemerintah 5ang terkoordinasi dengan aksi !emogokan ker%an5a7 Komersialisasi Belanda dan ke!entingan(ke!entingan industri di Indonesia di%alankan demi mem!erthankan u!a5a !en5ediaan buruh 5ang murah dan 5ang telah mulai mengorganisasi sendiri untuk membalas sarekat(sarekat
buruh
Pribumi7
Pemerintah
!aling
tidak
telah
semakin
mem!erkakas sika! terhada! sarekat(sarekat buruh se%ak "'2"7 Pemogokan buruh kereta a!i !ada "'2 meru!akan u%ian besar !ertama dari kebi%aksanaan tegasn5a 5ang baru7 Setelah !emogokan usai, bagian(bagian tentang anti!emogokan disertakan dalam =ukum Pidana !ada Mei "'2 sebagai sen%ata am!uh untuk di!ergunakan di masa datang7 8antin5a, !emogokan(!emogokan terorganisasi akan di!erlakukan sebagai bentuk menantang kekuasaan kolonial7 ;asa tidak hormat terhada! a$iliasi !olitik !ara !emim!inn5a, akan sangat men5ulitkan sarekat a!a !un untuk mengadakan !erbaikan(!erbaikan atas ga%i dan kondisi( kondisi mereka di masa de!an7
4
BAB ( Buruh Upahan Per$otaan : Pertu&buhan Buruh Tera&pil
Sarekat buruh dan !artai(!artai !olitik nasional di Jawa !ada >aman kolonial adalah organisasi(organisasi !erkotaan 5ang utama7 Ketika Pemerintah Kolonial Belanda diruntuhkan Je!ang !ada awal "'2, Pulau Jawa han5a memiliki bebera!a kota7 Mendekati "'0, ketika sensus !aling akurat !ada >aman kolonial diadakan, !ertumbuhan kota(kota besar ma%u dengan !esat terutama Semarang, ?og5akarta, dan Bandung telah melam!aui batas "0070007 Kota(kota besar 5ang han5a sedikit tersebut !ada >aman kolonial sebagian besar adalah !usat(!usat administrasi dan komersial7 @ungsi ekonomi di Jawa !ada abad 20 sedikit berubah dari tahun(tahun sebelumn5a, 5aitu untuk mem!roduksi hasil bumi untuk !erdagangan se!erti teh, ko!i, dan gula, untuk di%ual di !asar(!asar internasional7 Industrialisasi !ada >aman kolonial %uga dibatasi, ontohn5a han5a sebaan5ak "742 !abrik milik !ribadi atau bengkel di Jawa 5ang mem!eker%akan '7000 buruh !ada "'"/7 Pabrik(!abrik dan bengkel biasan5a membagi !eker%a Pribumi men%adi mandor, !eker%a tangan ahli, !ersonalia administrasi dan buruh7 Para !eker%a 5ang termasuk kategori !ertama menda!at ba5aran tinggi, biasan5a !ada batas mingguan, sering menda!atkan %aminan !eker%aan, hari libur, dan i>in sakit dan terkadang menerima dana !ensiun7 Pada abad 20 ekonomi kolonial, disaat ter%adin5a #e!resi konomi, !ara !eker%a kesulitan beker%a, kalau mem!eroleh
'
!eker%aan !un diba5ar murah dan seringkali dengan ba5aran satu hari dan biasan5a tan!a %aminan !eker%aan atau tun%angan tambahan7 Sebagian besar !o!ulasi !erkotaan adalah !enduduk musiman dan beker%a di sektor in$ormal !erekonomian !erkotaan7 Aontohn5a men%ual air, men%ual makanan, atau men%a%akan barang dari rumah ke rumah7 dministrasi kolonial adalah !emilik buruh tunggal terbesar dari seluruh !eker%a Indonesia 5ang teram!il dan ber!endidikan7 Se%umlah kota dan daerah di Jawa men5ediakan !eker%aan untuk buruh teram!il dan tidak teram!il7 ks!ansi !erekonomian kolonial se%ak "430(an men5aksikan !erkembangan %aringan
!erkeretaa!ian
5ang berlangsung e!at,
modernisasi
!elabuhan,
munuln5a industri(industri %asa se!erti !enetak dan !erusahaan(!erusahaan kontruksi7 #an ini ber%alan benar(benar bebas karena !erusahaan !ribadi dan industri(industri me!eker%akan seara tidak langsung buruh mereka7 Peker%aan( !eker%aan dida!at karena seseorang biasan5a mandor atau ma%ikan berniat men%amin !ara !elamar7 Cleh karena itu, !ara mandor dan ma%ikan meru!akan sumber
!enting
dalam
!erlindungan
dan
kekuasaan7
Mandor
memiliki
tanggung%awab 5ang besar atas disi!lin ker%a dan mengatur distribusi !eker%aan di tem!at(tem!at ker%a7 Mendekati akhir "440(an, terda!at sekolah(sekolah dagang, 5aitu di Semarang, Suraba5a, dan ?og5akarta7 #an mendekati awal abad 20, ter%adi kekurangan !eker%a teram!il di Jawa, dan mereka mendirikan sekolah(sekolah dagang sebagai bagian dari !embangunan !endidikan umum di bawah Politik
"0
tis7 Pada akhir "'", Sekolah #agang di Bata
""
hidu! selama masa(masa #e!resi F Tentu sa%a, !ara !eker%a teram!il 5ang di!eat 5ang berada di !erkotaan, mereka mengambil !eker%aan a!a!un 5ang da!at mereka temukan, menari !enghidu!an di kota teta! lebih sulit untuk !ara !endatang dari!ada melakukan !er%alanan sia(sia ke kota setia! tahunn5a7 #an da!at dikatakan bahwa organisasi(organisasi ker%a dan rekrutmen !ara !eker%a 5ang mem!ertimbangkan garis etnis atau wila5ah meru!akan rintangan serius bagi !engembangan sarekat buruh7
"2
BAB * Kesadaran Buruh dan Sare$at Buruh
Sarekat buruh !ertama di Jawa dibentuk !ada "'0/ dalam Perusahaan Kereta !i, teta!i sarekat buruh ini dan sarekat(sarekat buruh lainn5a berada di bawah kendali ro!a dan han5a merekrut se%umlah keil buruh Pribumi7 Pertumbuhan urban 5ang e!at di Jawa didorong terutama oleh krisis 5ang makin dalam di wila5ah(wila5ah !edesaan, khususn5a di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dimana !enduduk 5ang tidak memiliki lahan makin meningkat dan makin ban5ak !etani di!aksa men%adi buruh u!ahan di lahan tersebut7 #an !emerintah !ada awal abad 20 menoba menera!akan a!a 5ang dikenal sebagai )Politik tis*7 Buruh !erkotaan tidaklah homogen7 #imanna buruh 5ang diba5ar dengan u!ah 5ang lebih baik hiduo dengan ken5amanan 5ang relati$7 Berbeda dengan kam!ung 5ang kumuh dimana buruh le!as, !edagang asonngan, dan semaamn5a, menoba bertahan hidu! dengan susah !a5ah7 Ma5oritas !enduduk !erkotaan menuntut tenaga(tenaga $isik 5ang kuat dan sedikit keteram!ilan7 Ban5ak 5ang beker%a sebagai buruh dengan u!ah harian atau !er(%am 5ang sangat rendah, tan!a %aminan !eker%aan, seara teta! ber!indah dari satu !eker%aan ke !eker%aan lain7 8amun, ma5oritas buruh !erkotaan 5ang teram!il dan ha!ir seluruh buruh 5ang tidak teram!il adalah buta huru$7 Bebera!a !erusahaan besar terus merekrut !ara !eker%a teram!il dari barisan asisten !ara buruh tangan selama masa kolonial7 #an sekolah(sekolah dagang didirikan Pemerintah, dan tia!(tia! sekolah diatur oleh
"
berkebangsaan ro!a teta!i guru(guru sekolah dagang seluruhn5a orang Indonesia7 Para anggota kaum !roletar adalah mereka 5ang di!eker%akan di sektor modern !erekonomian dan bergantung !ada buruh u!ahan untuk !enda!atan mereka7 Sebalikn5a !ara buruh 5ang semi!roletar tidak se!enuhn5a bergantung !ada u!ah harian untuk !enghidu!an mereka7 Ke%iwaan buruh !erkotaan mengalami !erubahan terus(menerus terutama !ada dekade akhir !erubahan undang(undang kolonial, !erubahan(!erubahan ini da!at diamati diantara !ara buruh semi!roletar7 Crganisasi !enggeraka 5ang !aling !ertama dikam!ung adalah mas5arakat 5ang saling membantu atau mas5arakat gotong ro5ong7 Ko!erasi(ko!erasi kam!ung 5ang mulai merebak, 5ang men5ediakan kebutuhan bahan !okok dan barang(barang rumahtangga dengan harga lima sen lebih murah dari toko(toko setem!at 5ang dimiliki orang(orang
Aina7 Tidak
han5a ko!erasi, akan teta!i !er!ustakaan(!er!ustakaan daerah %uga berkembang7 Ketidakadlian antara buruh ro!a 5ang di!erlakukan dengan lebih baik dibandingkan dengan buruh Indonesia7 Aontohn5a, seorang buruh Pribumi han5a da!at mengambil uti selama dua minggu setia! tahun tan!a tambahan a!a !un, sedangkan buruh ro!a da!at mengambil uti selama satu bulan !enuh tia! tahunn5a dengan tambahan7 9agi(lagi !ada "'"1, seorang buruh kereta a!i di Semarang
mengeluh
tentang
masalah(masalah
dan
bia5a
tinggi
dalam
menda!atkan !erumahan 5ang la5ak7 Karena !ada dasarn5a buruh orang Indonesia diba5ar lebih rendah dari buruh orang ro!a untuk !eker%aan 5ang sama dan oleh karena itu mereka tidak mam!u bersaing menda!atkan tem!at
"
tinggal 5ang baik7 Keluhan utama ditu%ukan terhada! laman5a beker%a, hari libur 5ang %arang dann denda dibebankan dengan sewenang(wenang a!abila melakukan kesalahan7 Para buruh kemudian men5adari kondisi mereka 5ang dieks!loitasi dan menda!atkan !erlakuan kasar7 Cleh karena itu ter%adilah ban5ak !emogokan ker%a 5ang ter%adi seara s!ontan !ada "'"0(an dan "'20(an7 Pemegang kekuasaan 5ang tradisional se!erti Bu!ati, Patih, atau Ke!ala Kam!ung tidak lagi memiliki kekuasaan !erlindungan dan tidak lagi da!at di!erhitungkan untuk mem!ertahankan !olitik 5ang men%adi kontrol sosial7 da !eningkatan sangat ta%am dan terus(menerus 5ang ter%adi dibidag !emba5aran u!ah dan kondisi di dalam sektor modern !erekonomian, sebagian besar disebabkan oleh agitasi sarekat7 Pemogokan ker%a seara indi
"/
BAB + Per$otaan di ,a-a Sela&a .asa Depresi E$ono&i Tahun 19(0/an
#e!resi telah mengaaukan !enghasilan eks!or hasil !anen =india Belanda, mengakibatkan e$ek mendalam terhada! ekonomi kolonial 5ang selama ini bergantung !ada !enghasilan eks!or7 Bagi ban5ak orang di !erkotaan Jawa, masa #e!resi adalah saat 5ang sangat sulit7 Sebagai ontoh !erbandingan, di Semarang, mas5arakat !erem!uan kota telah mengalami mobilitas dalam menentukan selera dan mode dalam ga5a hidu!n5a7 Misaln5a !ergi ke !abrik(!abrik gula dengan menggunakan rok ala ro!a Bagaimana !engangguran(!engangguran di sektor $ormal dari ekonomi !erkotaan da!at selmat dari #e!resi F Para !eker%a menari !eker%aan alternati$ dalam sektor $ormal, meski!un itu adalah !eker%aan 5ang kurang membutuhkan keteram!ilan atau 5ang berga%i keil, dan bila gagal mereka ganti menari dalam sektor in$ormal7
"1
BAB Kee&asan Terhadap Ka&pun" # Kerusuhan: Pen"an""uran di Per$otaan dan Kebija$an Kolonial
Pada 8o
keemasan
dengan suratkabar tersebut tentang
kegagalan
Pemerintah Kolonial dalam membangun %aminan sosial 5ang memadai7 8amun, tidak ada konsensus di antara elite ro!a rentang bentuk %aminan sosial se!erti a!a 5ang harus diambil7 Tidak ada untuk orang ro!a sendiri, a!alagi untuk orang
"3
Indonesia7 Bahkan kurang ada keinginan untuk memba5ar !a%ak 5ang di!erlukan untuk kebi%akan a!a !un 5ang e$ekti$7 Kaum elite Indonesia sangat %elas !ada kritikn5a
5ang uni
terhada! Pemerintah 5ang
telah
mengabaikan
tanggung%awabn5a mengatasi !engangguran Indonesia7 Teta!i kaum ini telah ter!inggirkan sehingga tidak ban5ak 5ang bisa dilakukan selain terus memberikan kritik 5ang bertubi(tubi7 Kegiatan !olitik Indonesia 5ang terang(terangan dibatasi oleh hukum 5ang ke%am, !engawasan !olitik 5ang e$ekti$ dan kekuasaan ke!olisian 5ang kuat7 Meski!un ban5ak 5ang mengungka!kan ketakutan( ketakutann5a, negara kolonial tidak !ernah berada dibawah anaman n5ata dari !engangguran !erkotaan 5ang terus(menerus ada7 Tahun "'0(an adalah dekade #e!resi konomi 5ang !an%ang di seluruh dunia, mengakibatkan tingkat !engangguran 5ang belum !ernah ter%adi sebelumn5a di mana !un7 Tidak ada satu negara !un 5ang da!at menemukan solusi e$ekti$7 Bangkitn5a militerisme dan !eahn5a Perang #unia II adalah $aktor 5ang mengakhiri rangkaian !engangguran di ro!a dan !ada mas5arakat kulit !utih7 dalah tuntutan !ara !eker%a terhada! rekonstruksi !asa!erang 5ang men5ebabkan terbukan5a la!angan ker%a ham!ir men5eluruh di mas5arakat Barat !ada "'/0(an dan sebagian besar tahun "'10(an7 Kegagalan kebi%akan kolonial Belanda melawan e$ek buruk #e!resi ekonomi terhada! !engangguran !erkotaan harus dilihat dalam konteks 5ang lebih luas ini7 Kebi%akan industrialisasi se%ak !ertengahan "'0(an memiliki ban5ak as!ek !ositi$7 8amun, !ermintaan akan la!angan ker%a di kota(kota %auh lebih besar dari!ada !ersediaan 5ang ada, di!erburuk oleh meningkatn5a %umlah lulusan Sekolah Barat dan terus
"4
berdatangann5a orang(orang dari daerah !edesaan7 @enomena !engangguran !erkotaan selama tahun(tahun #e!resi konomi 5ang !an%ang adalah di luar kemam!uan Pemerintah Kolonial untuk men5elesaikann5a7 =al ini nantin5a men%adi masalah 5ang berlan%ut dan terus tumbuh !ada masa Indonesia merdeka7
"'
BAB 2 Prostitusi di Kolonial ,a-a
Prostitusi meru!akan $enomena sosial besar terutama, teta!i tidak seara eksklusi$, di kota(kota keil dan besar dan untuk masalah kesehatan, kelom!ok !enguasa memiliki masalah 5ang sama besarn5a karena mera%alelan5a !en5akit kelamin di daerah koloni ini7 ;a$les sangat mem!erhatikan !en5ebaran !en5akit si$lis diantara !o!ulasi di Jawa dan mendirikan rumah sakit si$lis !ertama di ?og5akarta !ada "4""7 Tersebar luasn5a !rostitusi meningkat dramatis !ada abad ke("' khusun5a setelah "430 ketika !erekonomian kolonial terbuka bagi !erusahaan swasta7 Para !eker%a %auh dari keluarga mereka dan dengan uang di kantong mereka menari teman wanita7 Penggunaan !elaur di Indonesia oleh orang ro!a diterima meski menari gundik dari !enduduk setem!at lebih disukai7 Terda!at !eraturan 5ang harus di!atuhi agar !en5akit si$ilis tidak men5ebar 5aitu, tia! !elaur harus menda$tar ke !olisi dan wa%ib memiliki kartu identitas 5ang harus dibawa setia! saat7 Para !elaur diharuskan men%alani !emerikasaan kesehatan seara rutin7 Pelaur 5ang telah dina5takan terin$eksi, kartu identitasn5a ditahan dan tidak akan diterbitkan kembali sam!ai din5atakan sembuh7 Ban5ak 5ang setu%u bahwa !ara wanita berubah men%adi !elaur akibat keadaan ekonomi, namun lainn5a mem!erhatikan bahwa !elaur terkadang berasal dari orang dengan latarbelakang baik7 #i distrik Probolinggo !ada "'0 terda!at lima rumah bordil 5ang mem!erker%akan !elaur terda$tar7
20
Partai(!artai nasionalis melunurkan kam!an5e untuk melawan !rostitusi7 Pe%abat !emerintahan men5atakan bahwa salahsatu tangga!an awal terhada! munuln5a Sarekat Islam "'"2 adalah berkurangn5a !er%udian, minum(minuman keras dan !rostitusi di wila5ah tem!at kehadiran Sarekat Islam dirasakan kuat7 #an SI ini membantu !embentukan mas5arakat anti!rostitusi di bebera!a kota besar di Jawa7 Pada "'2', kam!an5e oleh !emerintah lokal di Purwokerto berhasil menuut! 2 rumah bordil dan
memaksa 14 !elaur kembali ke desa mereka
masing(masing7 Pada "'23, denda 5ang bisa dikenakan untuk !rostitusi %alanan adalah 20 Eulden dan /0 sen, dan si !elanggar aan di!ulangkan ke kam!ungn5a7 Pada "'', !rostitusi di kota %ustru semakin berkembang7 9a!oran !emerintah !ada abad ke("', men5atakan bahwa tingkat !rostitusi di daerah koloni memang tinggi lebih tinggi dari kota(kota di ro!a dan bahwa hal ini meru!akan $aktor !enting !en5ebab lebih tinggin5a tingkat ter%adin5a !en5akit kelamin7 Pen5akit kelamin adalah !en5akit terban5ak kedua setelah malaria !ada "'"27
2"
BAB 3 Per$u&pulan Si&pan Pinja& .as4ara$at
Perkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat munul !ertama kali di masa !en%a%ahan Indonesia7 Perkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat di daerah !erkotaan Indonesia 5ang !aling awal adalah !erkum!ulan mas5arakat untuk dana %aminan kematian7 .ang meru!akan masalah utama mas5arakat !aa masa kolonial7 Para rentenir, 5ang didominasi orang asli Aina, biasan5a mengenakan tingkat buga sangat tinggi meski keuntungann5a bisa meda!at !in%aman 5ang bisa langsung tersedia7 Perkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat adalah sebuah u!a5a untuk melindungi mas5arakat umum dari sistem riba 5ang tinggi dari !ara rentenir7 Perkum!ulan ini dii!takan oleh organisasi sukarela dan oleh kelom!ok( kelom!ok keil indi
!engangguran serta
badan(badan usaha
tabungan dan
!emin%aman7 Perkum!ulsan sim!an !in%am sangat berkaitan erat dengan berkembangn5a kesadaran !olitik di koloni7 Perkembangan !erkum!ulan imi ditentukan oleh struktur ekonomi kolonial7 Perkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat 5ang !aling besar dan !aling kuat seara $inansial adalah 5ang dikelola oleh sarekat buruh !emerintahan7
22
Perkum!ulan sim!an !in%am
mas5arakat telah munul sebelum adan5a
Sarekat Buruh Kereta a!i !ertama !ada "'047 Keanggotaan !erkum!ulan ini ham!ir seluruhn5a adalah !eker%a teta!7 Men%elang akhir "'"3, organisasi memiliki "701 !olis asuransi 5ang berlaku menerima !enda!atan !remi bulanan 5ang uku!7 Pada tahun "'22, !erkum!ulan mas5arakat ini memiliki agen(agen diseluruh Jawa dan Bali, Madura, Sumatera, dan mbon7 Crganisasi ini melakukan eks!ansi besar(besaran dalam waktu lima tahun "'/ sam!ai "'0, dengan !eningkatan !enda!atan !remi sebesar 2/0 G7 #a5a tarik dari organisasi ini adalah bahwa organisasi ini tidak dimiliki oleh !ihak asing7 Partai(!artai !olitik dan organisasi Islam se!erti Muhammadi5ah %uga sangat terlibat dalam meni!takan !erkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat7 Perkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat diatur dan dikelola oleh laki(laki7 Menga!a tidak wanita F karena wanita tam!akn5a memiliki !eran keil dalam ko!erasi dan !erann5a han5a sebagai sukarelawan harian7
2
BAB 9 Sare$at Buruh dan Pen4ediaan ,a&inan Sosial
Sarekat(sarekat buruh di Jawa !ada >aman kolonial adalah organisasi 5ang modern7 Bagi mereka 5ang ingin berhasil, ruang harus dii!takan dalam kehidu!an !ara !eker%a umum !erkotaan7 Para !eker%a !erkotaan harus dibu%uk demi ke!entingan keanggotaan7 Kaum elite intelektual 5ang mengarahkan mereka memiliki
aman kolonial7 Sarekat(sarekat buruh 5ang berhasil di Jawa mela5ani !ara !eker%a teta! !erkotaan 5ang han5a mele!askan ikatan dengan dunia !edesaan7 Tidak lagi da!at mengandalkan desa untuk %aminan sosial dalam !eristiwa(!eristiwa se!erti sakit, menganggur atau !engunduran diri, sarekat buruh adalah salahsatu kelom!ok bantuan utama 5ang da!at mereka %adikan !egangan7 Memang benar bahwa mereka melihat sarekat buruh dengan tu%uan tidak lebih dari sekadar %aminan sosial7 Jan%i akan ga%i 5ang lebih baik dan !erwakilan umum !ada !ara ma%ikan %uga menarik7 8amun, keteta!an la5anan kese%ahteraan dan renana %aminan sosial adalah bagian !enting dalam da5a tarik sarekat buruh7 Tan!a !enekanan 5ang terus bertambah !ada keteta!an %aminan sosial dan kese%ahteraan, sarekat buruh tidak akan mam!u mem!ertahankan keanggotaan mereka 5ang kukuh setelah "'2/7
2
Sarekat buruh di Jawa adalah 5ang !aling berhasil di antara !ara !eker%a 5ag beker%a !ada Pemerintah dan !ara !eker%a teram!il di industri(industri swasta, se!erti industri kereta a!i7 Crang(orang ini tidak han5a !enduduk teta! !erkotaan dengan ikatan 5ang tidak erat dengan dunia !edesaan, teta!i %uga !eker%a 5ang lebih teram!il dan ber!endidikan baik dengan ba5aran 5ang lebih tinggi dan mam!u memenuhi bia5a keanggotaan sarekat dan reguler untuk dana kematian, kesehatan, dan !ensiun7 Sarekat(sarekat buruh memiliki tugas 5ang sangat sulit dalam merekrut !ara !eker%a !erkotaan 5ang kurang teram!il dan khususn5a !ara buruh le!as dengan u!ah harian 5ang menem!ati bagian besar dalam buruh !erkotaan7 Kesulitann5a adalah bahwa mereka ter!enar(!enar di antara ma%ikan swasta, 5ang !ada umumn5a buta huru$ dan tidak mam!u memba5ar sumbangan keanggotaan, a!alagi men5umbang untuk dana kese%ahteraan7 Sebagian %uga men5atakan bahwa da5a tarik sarekat buruh !ada dasar keteta!an %aminan sosial dan kese%ahteraan kurang menarik mas5arakat 5ang mem!ertahankan hubungan 5ang kuat dengan dunia !edesaan7 Selama masa #e!resi konomi, !uluhan ribu !eker%a kembali ke !edesaan dan tidak lagi men%adi !eker%a sirkuler atau musiman ke kota(kota besar dan keil7 Pedesaan sesungguhn5a telah men5ediakan %aminan sosial dasar 5ang memungkinkan mereka untuk bertahan hidu! akibat kehilangan !eker%aan di !erkotaan7 #esa kemudian men5ediakan %aminan sosial dasar 5ang membuat mereka mam!u bertahan hidu! ketika menganggur7 Keteta!an %aminan sosial adalah strategi 5ang liik dalam usaha menarik !ara !eker%a !erkotaan masuk ke dalam sarekat buruh7 Keteta!an ini menawarkan
2/
bantuan untuk kebutuhan(kebutuhan mendesak, teta!i %uga tidak kalah !entingn5a dalam men5ediakan hubungan dengan dunia 5ang lebih dikenal7 Para !eker%a !erkotaan memiliki !engalaman !an%ang mengenai kelom!ok mandiri di kam!ung dan tem!at ker%a7 #alam men5ediakan ukuran %aminan sosial, sarekat buruh menghubungkan 5ang asing dengan 5ang tidak asing struktur(struktur baru dengan ara(ara lama7 Sekretaris STP bisa %adi men5esal sebagai suatu 5ang tidak lebih dari sekadar !erkum!ulan sim!an !in%am mas5arakat, teta!i dia %uga menambahkan bahwa ini adalah alasan utama sarekat untuk menarik keanggotaan 5ang besar7 Sarekat buruh men%adi landasan 5ang tidak asing dan telah diketahui, mengubah keteta!an %aminan sosial men%adi !rogram(!rogram bantuan 5ang lebih tersusun7 Berhasil dengan usaha menarik anggota dengan memenuhi kebutuhan darurat dan menawarkan la5anan baru 5ang tidak asing lagi, !ara ketua sarekat berhara! untuk mendidik !ara !eker%a dalam
21
BAB 10 Dari Kon5li$ $e Kerjasa&a: .en4usun Ke&bali Sare$at Buruh Setelah 19
Bab
ini
mem$okuskan !ada
tiga kisah
berbeda7 Pertama, usaha
menghidu!kan kembali buruh kereta a!i 5ang kuat sesudah !enghanuran STP, ikal bakal sarekat buruh karena koneksin5a dengan PKI7 Kedua, usaha menghidu!kan $ederasi berskala kota dari sarekat buruh di Suraba5a dalam transisi dari agenda 5ang militan dari sarekat(sarekat awal7 Ketiga, usaha di Suraba5a untuk membentuk sarekat buruh 5ang mem$okuskan !ada isu(isu sosial ekonomi7 Sarekat buruh dan !emim!in !olitik berdebat mengenai tem!at bantuan ker%asama dan organisasi sukarela lain dalam !erlawanan terhada! kolonialisme !andangan 5ang menon%ol adalah bahwa sarekat buruh harus beker%a tidak sa%a untuk meningkatkan u!ah dan kondisi, namun harus %uga mem!erhatikan keseluruhan tara$ kese%ahteraan anggota(anggotan5a7 Ban5ak sarekat buruh dan !emim!in !olitik 5ang mem!erhatikan bahwa !erkembangan organisasi ekonomi dan !olitik sukarela seharusn5a mengalihkan !eker%a dari !er%ungan untuk menaikka u!ah dan kondisi7 Penggan5angan PKI akhir "'2 dan !ermulaan "'23 dan merosot ta%amn5a Sarekat Islam telah merubah laseka! !olitik7 Ke
23
!emim!in lokal mereka adalah eksekuti$ abang atau sentral dari !artai !olitik nasionalis7 Sarekat Buruh Kereta !i hanur !ada "'21 dibawah tekanan ganda laarangan terhada! !egawai teta! kereta a!i dan !erusahaan kereta a!i dari Pemerintah serta !engawasan keras terhada! PKI dan sarekat buruh 5ang di!im!in PKI7 #am!ak masa #e!resi mulai terasa di !erkotaan di Indonesia !ada !ertengahan "'0, dengan !enghentian sementara buruh 5ang di!eker%akan seara !ribadi7 PBST meneruskan usaha mengorganisasikan buruh kereta a!i hingga masa
!endudukan
Je!ang7
Keanggotaan
mengalami
!eningkatan
!ada
!ertengahan "'0 dan kembali mena!ai /7000 anggota7
24
BAB 11 Suto&o6 Studi Klub Indonesia dan Sare$at Buruh Di Suraba4a Pada .asa A$hir Kolonial
Pembentukan sarekat buruh adalah bagian dari u!a5a Studi Klub Indonesia untuk meni!takan sebuah hubungan 5ang kuat antara kaum ter!ela%ar elite dengan latarbelakang !endidikan barat 5ang ada di Suraba5a dengan kaum buruh Suraba5a7 Kelom!ok ini men5adari bahwa tidak mudah untuk membu%uk !ara !engusaha agar mau berurusan dengan sarekat buruh, a!alagi menerima mereka sebagai !erwakilan kaum buruh7 Mereka %uga men5adari bahwa Pemerintah Kolonial memiliki !andangan 5ang semakin sem!it %ika men5angkut !eranan sarekat buruh7 Pilihan 5ang mereka miliki sangatlah terbatas7 Menurut mereka, strategi men5esuaikan diri adalah satu(satun5a !ilihan 5ang mereka miliki7 Pemerintah masih mentolerir sarekat buruh 5ang dibentuk khusus untuk mengakomodasi !egawai mereka karena Pemerintah 5akin bahwa !eker%a( !eker%an5a sudah bisa ditenangkan setelah !emogokan !eker%a kantor !egadaian !ada "'22 dan !emogokan !egawai Jawatan Kereta !i !ada "'2(an7 #engan adan5a sarekat buruh, mereka 5akin keadaan da!at terkontrol7 Pemerintah mengambil tindakan terhada! !egawai Jawatan Kereta !i ketika PBKI mulai merekrut anggota(anggotan5a di sana, !esan 5ang berusaha disam!aikan oleh Pemerintah amat %elas bahwa mereka tidak akan membiarkan !emberontakan militansi 5ang didalangi sarekat buruh !ada awal "'20(an terulang kembali7 Para
2'
!engusaha swasta 5ang didukung Pemerintah !usat dan setem!at, berusaha sebisa mereka untuk membatasi ruang gerak sarekat buruh di !erusahaan mereka7 Strategi 5ang dikembangkan Studi Klub Indonesia adalah %ika sebuah sarekat buruh mem$okuskan usaha mereka untuk men5ediakan %aminan sosial dan tabungan bersama untuk !ara !eker%a, maka mereka akan lebih memiliki kesem!atan mem!ertahankan kesetiaan !ara buruh dan seiring ber%alann5a waktu da!at meni!takan sebuah struktur 5ang kuat dalam komunitas !eker%a itu sendiri7 Sarekat buruh 5ang dibentuk oleh Studi Klub Indonesia memberikan ban5ak keuntungan n5ata bagi ban5ak buruh di Suraba5a dan karena alasan inilah sarekat buruh 5ang mereka bentuk da!at bertahan di bawah tekanan 5ang diberlakukan oleh Pemerintah Kolonial7 8amun, tern5ata mereka tidak berkembang men%adi sebuah sarekat buruh berkesinambungan dengan %umlah anggota setia 5ang uku! besar7 Masa #e!resi 5ang melanda telah mengakhiri ita(ita tersebut7 Sarekat buruh selalu mengalami kesulitan menggalang dana sebesar %umlah 5ang dibutuhkan oleh anggota mereka7 Seiring dengan semakin memburukn5a masa #e!resi, hal tersebut semakin sulit dia!ai7 Jumlah buruh 5ang di!eker%akan !ada sektor umum dan swasta semakin sedikit dan mereka 5ang masih memiliki !eker%aan mereka akan ber!ikir !an%ang untuk bergabung dengan sarekat buruh karena mereka takut akan kehilangan mata !enaharian mereka %ika bergabung7 9ebih lan%ut lagi, selama masa #e!resi, ban5ak sarekat buruh 5ang terbukti tidak bisa memberikan bantuan sosial 5ang mereka %an%ikan7 Sarekat buruh 5ang dibentuk oleh Studi Klub Indonesia di Suraba5a %uga menghada!i masalah 5ang
0
sama se!erti haln5a sarekat buruh lain7 Keanggotaan mereka dengan e!at me5usut7 Pembubaran PBKI meru!akan sebuah !eringatan akan kesulitan 5ang harus dihada!i oleh !ara ekskuti$ !usat semua sarekat buruh, dan !artai !olitik dalam mengontrol abang(abang mereka 5ang terda!at di kota lain7 ;asa kedaerahan masih sangat kuat, sedangkan struktur komunikasi dan organisasi 5ang ada masih sangat lemah7 Pemim!in Studi Klub IndonesiaDPBI 5ang ada di Suraba5a telah bela%ar dari !engalaman mereka dengan PBKI abang Semarang dan se%ak itu membatasi akti
"
mengorganisasikan !ara !eker%a sektor swasta di Suraba5a ke dalam satu sarekat7 Para akti
2
BAB 1 7arisan Sare$at Buruh .asa Kolonial
Selama lebih dari dekade setelah sarekat buruh utama dibentuk !ada "'04, !ara !emim!in sarekat buruh ber%uang membangun organisasi(organisasi 5ang mengabaikan !embagian suku, bahasaa, dan kelas sosial tem!at(tem!at ker%a Indonesia7 8amun demikian, sarekat(sarekat buruh memiliki !eranan 5ang !enting dalam meningkatkan ga%i buruh, men5am!aikan keluhan mereka ke!ada !ara ma%ikan dan memaksakan Pemerintah Kolonial menekan !ara ma%ikan su!a5a mem!erbaiki ga%i dan kondisi ker%a7 Mereka !enting dalam !erkembangan kesadaran !olitik, meni!takan berbagai kesem!atan bagi orang(orang Indonesia untuk mem!eroleh keteram!ilan(keteram!ilan organisasi dan men5ediakan saluran bagi ban5ak orang Indonesia untuk bergabung dalam !artai(!artai !olitik nasionalis7 Pada "'", men%elang masa !endudukan Je!ang, sarekat(sarekat buruh berada di antara organisasi(organisasi Indonesia 5ang terkuat di !erkotaan dan kota(kota besar kolonial7 Sebagai akibat kemerdekaan bulan gustus "'/ sarekat buruh da!at segera dibentuk kembali dan, dilandasi oleh ketakutan akan ban5akn5a batasan dari negara kolonial, mereka merekrut se%umlah besar !eker%a !erkotaan7 Keberhasilan(keberhasilan serta kegagalan(kegagalan gerakan buruh kolonial adalah bagian dari ingatan kolekti$ ban5ak !emim!in dan anggotan5a7 Semua itu tam!ak akan mem!engaruhi tu%uan akti