1
RINGKASAN LOGIKA MUSLIM
HASAN ABU AMAR
Ringkasan logika Muslim Hasan Abu Amar
1
RINGKASAN ILMU LOGIKA Perlunya Ilmu Logika Disadari atau tidak. Akal manusia pada hakekatnya memerlukan suatu aturan dalam manganlisa berbagai masalah. Kare arena ilmu logi ogika merup erupak akan an ilm ilmu yang ang meng engatur atur cara ara berpik berpikir( ir(anal analisa isa)) manusi manusia. a. Maka Maka keperl keperluan uan kita kita terhad terhadap ap ilmu ilmu logi logika ka adal adalah ah untu untuk k meng mengat atur ur dan dan meng mengar arah ahkan kan kita kita kepa kepada da suatu cara pikir yang benar . Kala Kalau u anda anda bert bertan anya ya : “ Bagai Bagaima mana nakah kah deng dengan an kekel kekelir iruan uan berpikir sebagian orang yang sudah mempelajari ilmu logika atau Mantiq? Jawaban kami : Dengan Dengan pertany pertanyaan aan yang biasa biasa dis disebu ebutt dalam dalam istilah istilah bahasa arab arab – deng dengan an jawa jawaba ban n naqidh (kontr (kontra), a), yaitu yaitu yang yang berart berartii jawaban dengan membalas pertanyaan , adalah: “Bagaim Bagaimana anakah kah dengan dengan kekeli kekelirua ruan n berbic berbicara ara dalam dalam sebagi sebagian an oran orang g yang ang su suda dah h ber berbaha bahasa sa tert ertentu entu,, misal salnya nya bahas ahasa a Inggris?” Dengan Dengan penjel penjelasan asan adalah adalah : “dengan jawaban jawaban naqidh(kont naqidh(kontra) ra) diat diatas as dap dapat dim dimenge engerrti bahw bahwa a bela belaja jarr suatu uatu ilmu lmu tida tidak k menjamin bahwa perbuatan seseorang terarahkan dengan ilmu yang yang dipe dipela laja jari riny nya. a. Ad Adak akah ah ia memp mempra rakt ktek ekka kann nnya ya dala dalam m kehi kehidu dupa pan n seha sehari ri-h -har arii atau atau tida tidak. k. Seba Sebab b ilmu ilmu logi logika ka tida tidak k mengaj mengajari ari orang orang untuk untuk berpik berpikir ir,, melai melainka nkan n mengaj mengajari ari orang orang mengatur dengan baik pikirannya sehingga mencapai suatu hasil yang yang benar. benar. Sebaga Sebagaima imana na pelaja pelajaran ran bahas bahas Indone Indonesia sia.. Ia tidak tidak mengajari orang untuk berbicara tetapi mengajari orang untuk mengatur pembicaraan sehari-harinya. Kemudian ada hal yang sangat mungkin menjadi sebab adanya kesalahan berpikir pada sebag sebagia ian n atau atau banya banyak k oran orang g yang yang su sudah dah memp mempel elaj ajar arii ilmu ilmu logika. Yaitu kesalahan pada penerapan kaidah-kaidahnya .
Subyek Ilmu Logika Yang menjadi subyek atau pokok bahasan ilmu logika adalah defi defini nisi si dan dan argu argume men. n. Maka Maka dari dari itu itu kadan kadang g kala kala ia memb membah ahas as tent tentang ang ilmu ilmu-i -ilm lmu u “Gambaran”(tashaw tashawury ury,, concep concept) t)”. Yakni kepa kepaha hama man n yang yang belu belum m terh terhuk ukum umii atau atau kepa kepaha hama man n tung tunggal gal.. Tujuannya, supaya kata dapat menjabarkan dengan baik suatu kepahaman tunggal yang ang masih majh ajhul. tetunya dengan memb member erik ikan an rumu rumus-r s-rum umus us logi logis s untu untuk k itu. itu. Suby Subyek ek inil inilah ah yang yang disebut “definisi” Akan Akan teta tetapi pi.. Kadan Kadang g kala kala ilmu ilmu logi logika ka memb membaha ahas s ilmu ilmu-i -ilm lmu u
3
“keyakinan”(Tashdiqi,Assent). Yakni, kepahaman yang berhukum. Yang juga biasa disebut dengan statement atau proposisi atau kalimat-berita. Tujuannya , supaya kita dapat membuktikan dengan baik atau mengetahui mengetahui kebenaran suatu proposisi proposisi atau statement statement yang masih majhul. Tentu saja dengan memberikan rumus-rumus argu argum men yang yang tep tepat dan dan logi ogis. Suby Subyek ek inila nilah h yang ang dise disebu butt “argumen” Ilmu Ada beberapa pembagian tentang ilmu. Sebelum kita memasuki pembag pembagian ian tentan tentang g ilmu ilmu yang yang kita kita perluk perlukan an dalam dalam pembah pembahasan asan logi logika ka ini. ini. Perl Perlu u kami kami saji sajika kan n disi disini ni pemb pembag agia ian n menu menuru rutt asal asal muasalnya : panca a ider idera a (his (hissi si,, sens sense, e, ex exte tern rnal al sens sense, e, 1. Ilmu panc sensory). Yait Yaitu u ilmu ilmu yang yang hany hanya a dida didapa pati ti lew lewat panc panca a indera. (imagination).. 2. Ilmu khayal (imagination) Ilmu ini setingkat lebih tinggi dari ilmu paca indera, sebab disini dilakukan perbandingan atas apa-apa yang didapat dari ilmu panca indera. Maka yang satu – misalnya pohon kelapa – lebih tinggi dari yang lain – misalnya pohon jagung. Begitu juga batu, lebih keras dari tanah, lebih dari kapas, dan seterusnya. Selain Selain perband perbanding ingan, an, perpad perpaduan uan juga juga dilakuk dilakukan. an. Misal Misalnya nya,, perpadu perpaduan an warna warna merah merah dengan dengan baju, baju, air, air, kertas kertas,, rumah, rumah, langit dan sebagainya. Perpaduan ini kadang kala mengahsilkan sesuatu yang tidak mempunyai wuju wujud( d(ek eksi sist sten ensi si). ). Misa Misaln lnya ya emas emas yang yang dipa dipadu du deng dengan an gunung. 3. Ilmu Wahmi (estimative faculty) Yaitu mengetahui sesuatu yang tidak material dan tidak mempunyai ukuran. Seperti cinta kasih, marah, sedih, dan sebagainya. 4. Ilmu Aqli (Intelektual) yaitu ilmu dengannya manusia dikatakan manusia. Ilmu Ilmu ini dicapai dicapai dengan dengan kesemp kesempurn urnaan aan Akal. Akal. Akal Akal terseb tersebut ut meng mengel elol ola a ilmu ilmu-u -ulm lmu u sebe sebelu lumn mnya ya,, yait yaitu u yang yang dida didapa patt deng dengan an panc panca a inde indera ra,, khay khayal al dan dan wahm wahmi. i. Maka, Maka, ia-A ia-Akal kal mengambil mengambil kesimpulankesimpulan-kesim kesimpulan pulan universal universal dari individuindividuindividu yang ia bandingkan satu sama lain. Begitu juga iaAkal – mengambil hasil yang benar dari hasil perbandinganperbandingan yang ia lakukan, dan menolak hasil-hasil yang sal salah. ah. Ilmu Ilmu logi ogika jus usttru diad diada akan kan dem demi melur lurus uska kan n pekerj pekerjaan aan akal terseb tersebut ut sehing sehingga ga terlep terlepas as dari dari pengar pengaruhuhpengaruh panca indera , Khayal, dan wahmi yang salah dan untuk mencapai kebenaran yang hakiki. Disamping itu ilmu 3
akal bertugas memajukan ilmu-ilmu yang telah didapatkan.
Perahtikan diagram pembagian ilmu berikut ini :
Ilmu
Panca indera
Khayal
Wahmi
Aqli
Gambaran (Tashawuri, Concept ) Keyakinan ( Tashdiqi,Assent ) Tashdiqi,Assent Setelah kita mengetahui asal muasal ilmu tersebut, disini perlu kami sajikan tiga pembagian lain terhadap ilmu, demi memp memper erje jela las s su suby byek ek ilmu ilmu logi logika ka yang yang tela telah h kami kami sing singgu gung ng didepan, dan memudahkan kita mendefinisikan ilmu dalam ilmu logika. Pemb Pembagi agian an pert pertam ama, a, adal adalah ah pemb pembagi agian an ilmu ilmu dili dilihat hat dari dari nubungan dengan keyakinan. Kalau kita bayingkan tentang langit, bumi, sudut, keseluruhan, manis, panas, bagian dan lain-lain, yang ada dalam akal, yang meru merupa paka kan n info inform rmas asii atau atau ilmu ilmu kita kita,, disi disini ni kita kita tida tidak k dapa dapatt memoercayai atau meyakini meyakini kebenaran atau kesalahannya. Inilah yang dimaksud dengan ilmu gambaran yaitu “ Ilmu Ilmu (pengetahuan) yang tidak disertai dengan suatu keyakinan”. Tetapi kalau kita bayangkan hal-hal seperti berikut ini : langit itu tinggi, bumi itu bulat, jumlah sudut segi empat sama dengan jumlah sudut tegak lurus, bagian lebih besar dari keseluruhan dan lain-lainnya. Hal ini karena pahaman tersebut mengandung hokum. Dengan demikian
5
maka keyakinan kita itulah yang menjadi ilmu kita sebagai ilmu keya keyaki kinan nan.. Yait Yaitu u “ keyaki akinan kita pada ada kebenara aran atau kesalahan(kebohongan) suatu Hukum”. HalHal-hal hal yang yang berh berhub ubun ungan gan ilmu ilmu gamb gambar aran an adal adalah ah seba sebaga gaii berikut: 1. kat kata tungg tunggal al (mufrad, singular). Mecakup kata benda, kerja dan Bantu . seperti rumah, menulis dan “di” pada “di pasar”. 2. Hubu Hubung ngan an Hukum Hukum dala dalam m prop propos osis isii yang yang dira diragu gukan kan kebe kebenar naran an atau kesalahannya. Sebab kalau kita sudah yakin maka termasuk tash shd diqi. Misaln alny, ketika orang ang meragu agukan proposisi “ Muhammad itu Nabi”. 3. Hubungan Hubungan bukan Hukum. Hukum. Seperti Seperti pada kalima kalimat-kal t-kalimat imat perintah, perintah, larangan, pertanyaan dan lain-lain. Disini kalimat-kalimat tersebut – seperti, “pergilah!”, “jangan pergi!”., dan sebagainya – tidak bisa disifati dengan salah atau benar. Maka, kita tidak bisa meyakini kebenaran atau kesalahannya. Tentu, karena pada hubungannya bukan hokum itu tidak mengandung hukum. Kalau anda berkata, ‘’sebagian besar – atau bahkan semuanya – dari kalimat-kaliama kalimat-kaliamatt perintah perintah ,larangan, ,larangan, pertanyaan pertanyaan dan lain lainnya, dapat disifati dengan salah(bohang) atau benar. Dengan demi demiki kian an kita kita dapat dapat meya meyaki kini ni kebe kebena nara ran n atau atau kesa kesala lahan hanny nya. a. Misalnya, perintah orang tua kita kepada kita, ‘’Shalatlah!’’. Disini kita kita dapat dapat yaki yakin( n(pe perc rcay aya) a) bahw bahwa a oran orang g tua tua kita kita,, betu betull-be betu tull meng mengin ingi gink nkan an kita kita Shal Shalat at.. Begi Begitu tu kala kalau u adao adaora rang ng bert bertan anya ya sesua esuatu tu,, dia dia tida tidak k aka akan kel keluar uar dari dari dua dua sifat ifat,, bena benarr atau atau boho bohong ng(s (sal alah ah)). Kalau alau dia dia tahu tahu teta tetapi pi ber bertany anya, maka aka dia dia berbohong, sebab kebiasaan orang bertanya adalah karena tidak tahu. Begitu pula dia benar kalau sebaliknya..’’ Jawabannya adalah : yang anda sifati dengan benar atau salah(bohong) bukanlah perinatah atau larangan itu sendiri. Tetapi pengetahuan lain yang dapat dari kalimat kalimat perintah atau larangan. Sebe Sebena narrnya nya keti ketika ka anda anda mende endeng ngar ar per perintah ntah atau atau pert pertany anyann ann itu, itu, anda anda meng menget etah ahui ui dua dua hal hal (Ilm (Ilmu) u).. Pertama, kepahaman(Ilmu) anda pada kalimat kaliamt itu sendiri. Kedua, kepahaman lain yang anda ketahui di balik kalimat kalimat itu, yait yaitu u anda anda mema memaha hami mi bahw bahwa a pada pada umum umumny nya a oran orang g yang ang memerintahkan suatu pekerjaan, ia menginginkan pekerjaan itu dilakuakn oleh yang diperintah. Atau pada umumnya, orang yang tahulah yang bertanya, bukan sebaliknya. Kemu Kemudi dian an,, kala kalau u peny penyur uruh uh dala dalam m meny menyur uruh uh itu itu betu betull betul, betul, dan kalau kalau penany penanya a tidak tidak tahu tahu betul betul terhad terhadap ap masala masalah h 5
yang yang ditany ditanyakan akan,, anda-ba anda-bahkan hkan kita-ka kita-katak takan an benar. benar. Dan kalau kalau sebaliknya, anda katakana salah(bohong). Pembahasan kita dalam ilmu (pengetahuan) yang pertama, buka bukan n yang yang kedu kedua. a. Kare Karena na yang yang kedu kedua, a, yang yang disi disifa fati ti,, pada pada hakekatnya adalah pengetahuan anda sendiri-kalau tepat maka benar kalau tidak maka salah (bohong). (bohong). Bukan kalimat kalimat perintah perintah atau tanya itu sendiri. 4. Gabung Gabungan an tak berhuku berhukum. m. Seperti, Seperti, buku Ahmad, Ahmad, merah merah delima, delima, yang pergi, kalau kamu pergi dan lain lain. Tetapi, kalau ka lau kita kata kan, “ini buku Ahmad”, maka telah menjadi hubungan hukum. Yaitu menghukumi “ini” dengan “buku Ahmad”. Begitu kalau kita kata kan, “kalau kamu pergi aku pergi”. Sedangk Sedangkan an ilmu ilmu keyaki keyakinan nan hanya hanya berhub berhubung ungan an dengan dengan prop propos osis isii – gabu gabung ngan an dari dari DHH, DHH, yait yaitu u Dihu Dihuku kum, m, Huku Hukuma man, n, Hubungan.
Perlu diketahui ilmu keykinan ini di bagi menjadi dua : 1. Yakin, yaitu meyakini kebenaran atau kesalahan suatu hokum dengan tidak memungkinkan lagi kebalikannya. 2. Zhan, yaitu meyakini kebenaran atau kesalahan suatu hokum, namun masih memungkinkan kebalikannya.
Perhatikan diagram dibawah ini
ILMU
Ilmu Keyakinan Berhubungan
7
Dengan
Yakin Zhan
Gambaran Berhubungan dengan
Kt. Tunggal. Gab. Tak
Hub.Bukan Berhukum
Hub. Hukum Yang Diragukan
Berhukum
Pengertian Ilmu Tahap Pertama dan Tahap Kedua Pembagian kedua dari tiga pembagian ilmu tersebut terdahulu adalah dilihat dari sudut tingkatannya yang terbagi menjadi dua bagian : Pengertian tahap pertama dan kedua. Pengertian tahap pertama dan kedua dalam bahasa Arab disebut Ma’qulatu al-awwaliyyah dan Ma’qulatu ats-tsanawiah; atau primar primary y intele intelegib gible les s dan second secondary ary intele intelegib gible les, s, dalam dalam bahasa bahasa Inggris. Ilmu taha tahap p pert pertam ama a ini ini adalah adalah ilmu ilmu (pen (penge geta tahu huan an ) yang yang dida didapa patt mela melalu luii panc panca a inde indera ra(H (His issi si). ). Misa Misaln lnya ya,, kesi kesimp mpul ulan an 7
“kesamaan” dan “perbedaan” antara Ahmad, Ali, Ammar dan lain lain yang ada pada ilmu panca indera. Atau adanya mereka sendiri dalam kepahaman kita. Sedang ilmu tahap kedua adalah kesimpula-kesiampulan atau hasil yang didapat dari perbandimgan yang dilakukan akal terhadap pengertian (ilmu) tahap pertama. Maka dari itu ia tidak mempunyai eksistensi eksistensi (kewuj (kewujudan) udan) diluar diluar akal. Miasalny Miasalnya a pahaman pahaman tentang universal partikulir. Ketika akal melihat Husain dalam dirinya,ia memahami bahwa paha paham man husa husain in meru merupa paka kan n su suat atu u paha pahama man n dari dari wuju wujud d luar luar,, meli meliha hatt Husai Husain n dala dalam m diri diriny nya, a, ia ia mema memaha hami mi bahw bahwa a husai husain n meru merupa paka kan n su suat atu u paha pahama man n dari dari wuju wujud d luar luar begi begitu tu pula pula akal akal mema memaha hami mi bahw bahwa a paham pahaman an husai husain, n, misal misalny nya a tida tidak k sama sama atau atau sama dengan pahaman hasan, ali iwan dan seterusnya. Jelasnya, pema pemaham haman an akal akal terh terhad adap ap su suatu atu apap apapun un yang yang ada ada dilu diluar ar akal akal (sep seperti gunung pohon dll..) atau pemaha ahaman terhada adap perb perband andin inga gan-p n-per erban bandi ding ngan an yang yang sede sederh rhan ana a yang yang dila dilaku kukan kan terhadap pemahaman-pemahan itu – misalnya ali dan ahmad sama sama manusia, mahasiswa, bangsa Indonesia, Agama Islam,dll…dan tida tidak k sam sama waja wajahn hnya ya,, ting tinggi giny nya a dll… dll… Dise Disebu butt paha pahama man n atau atau pengertian tingkat pertama. Begitu pula, ketika akal melihat pahaman husain dari sisi lain, yakni dari sisi bahwa pahaman husain tiu hanya bisa dieterapkan pada satu orang diluar akal (mishdaq, eksistensi), maka akal akan meng mengat ata akan kan bahw bahwa a paham ahaman an sepe seperrti itu adal adalah ah paham ahaman an “partikulir” . akan tetapi kalau akal melihat “kesamaan” mereka, misalnya sebagai “Manusia”, hal mana bisa diterapkan pada lebih dari satu wujud luar akal, maka akal akan mengatakan pahaman tersebut adalah pahaman “universal”. Maka dari itu para ahli Logika mendefinis mendefinisikan ikan masing-masi masing-masing ng sebaga sebagaii suatu suatu pahama pahaman n yang yang mempun mempunyai yai suatu suatu eksist eksistesi esi untuk untuk “partikulir”, dan suatu pahaman yang mempunyai banyak eksistensi untuk pahaman “Universal”. Disini, pahaman merupakan sebagian dari zat yang dimiliki oleh kedu keduan anya ya.. Kare Karena na eksis ksiste tens nsii sesu sesuat atu u tida tidak k bole boleh h kelu keluar ar dari dari Essens Essensiny inya(b a(batas atasanny annya), a), maka maka univer universal sal partik partikuli ulirr tidak tidak boleh boleh keluar dari pahaman itu sendiri. Kalau ridak keluar dari pahaman, maka tidak bisa mempunyai eksistensi di luar Akal. Penger Pengerti tian an mafhum mafhum (paham (pahaman) an) dan Mish Mishda daq q (eks (ekste tensi nsi)) dalam bab yang membahas keduanya. Rimgkasnya, mafhum adalah gembaran (pahaman) yang didapat dari sesuatu diluar akal. Sedang mishdaq(ekstensi) adalah sesuatu yang darinya diambil suatu pahaman.
Tambahan Penjelasan : Salah Salah satu satu perbed perbedaan aan yang yang menco mencolok lok antara antara pahaman pahaman tahap tahap
9
per pertam tama dan dan taha tahap p kedu kedua a adal adalah ah,, pah pahaman aman tahap ahap per pertama tama mempu mempunya nyaii eksist eksistens ensii diluar diluar akal (karea (karea pemaha pemahaman man terseb tersebut ut memang diambil dari luar akal),sedang pemahaman tahap kedua tidak tidak mempun mempunyai yai pemaha pemahaman man diluar diluar akal (sebab (sebab ia diambi diambill dari dari pahaman juga, yakni pahaman tahap pertama). Perhatikan diagram dibawah ini:
Tahap Pertama ILMU Tahap Kedua Mudah (Dharury,Necessary) dan Perhitungan (Nazhari, Speculative, Theoritical) Pembagian ketiga dari tiga pembagian ilmu yang kami maksud adalah pembagian ilnu dilihat dri sei perlunyakepada pikiran atau tidak. Ketika kita melihat kembali informasi yang ada dalam akal kita, seperti langit, ada, manis, langit itu tinggi,lima adalah setengah dari sepuluh dll… ; disini kita idak perlu menggunakan pikiran untuk mmem mmemah aham amii atau atau memp memper ercay cayai ainy nya. a. Inil Inilah ah yang yang dise disebu butt ilmu ilmu yaitu u ilmu ilmu yang yang untu untuk k mema memaha hami mi atau atau mudah (dharury) (dharury),, yait memperca mempercayain yainya ya tidak tidak perlu perlu menggunak menggunakan an pikiran. pikiran. Sesuai deng dengan an conto ontoh h di atas atas,, dapat apat dim dimenge engert rtii bahw bahwa a yangt angtid ida ak memer memerluk lukan an pikir pikiran, an, mencak mencakup up gambar gambaran an dan keyaki keyakinan nan yaitu yaitu yang mengandung hokum dan yang tidak. Tetapi sebaliknya, ketika kita melihat informasi yangada, semacam ruh, aliran listrik, bumi berputar, jumlah sudut segi empat sama dengan sudut lingkaran dll…; disini untuk memahami – yang mencakup gambaran dan merupakan syarat keyakinan, sebab tidak mungkin mempercayai sesuatu tanpa adanya kepahaman terlabih dahulu – dan untuk mempercayai – khususnya keyakinan – perlu adan adanya ya pemi pemiki kira ran. n. Inil Inilah ah yang yang kita kita sebu sebutt ilmu ilmu perh perhit itun unga gan n (Nazhuri), yaitu (Nazhuri), yaitu ilmu yang untuk memahami untuk memahami atau meyakininya perlu kepada usaha pemikiran. Perhatikan diagram dibawah ini:
Mudah ILMU Perhitungan
9
Tambahan Penjelasan Tentang Subyek Ilmu Logika Dalam definisi ilmu perhitungan (nazhari) terdapat kata-kata “… pkiran pkiran”. ”. Apakah Apakah pikir pikiran an itu? itu? Pikira Pikiran n adalah adalah gerak akal dari yang yang dike dikettahui hui (makl aklum, um, Know Known) n) kep kepada ada yan yang tidak ketahui(Majhul). Penjelasan : Semua informasi yang ada dalam akal kita dengan cara apapun kita kita mend mendap apat atkan kanny nya a dan dan dala dalam m ting tingkat kat yang yang mana manapu pun, n, pada pada hakekatnya adalah Ilmu. Dengan kata lain, Ilmu adalah semua yang kita ketahui dalam akal kita. Maka Maka dari dari itu, itu, akal akal mene menemu mukan kan saut sautu u kesu kesuli lita tan, n, yait yaitu u ingi ingin n mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, ia berpikir. Pertama, ia – akal – membawa kesulitannya kepada kepustakaannya, yaitu informasi informasi (ilmu) yang dipunyainya. Kedua, ia – akal akal – beru berusa saha ha menc mencar arii jawa jawaba ban n kesu kesuli litan tanny nya a dike dikepu pust stak akaa aan n yang yang ia mili miliki ki,, deng dengan an memer emerik iksa sa tiap tiap su sudu dutt informasinya, sebeum kemudian memilih yang dianggapnya sesuai. Ketiga, kettika akal sudah menemukan jawabannya, yang ia lakukan pada tahap kedua, maka ia kembali membawa penemuannya itu kepada ada yang ia tidak ketahui (majh ajhul) sebelumnya. Inl Inlah yang ang dika dikattakan akan per perjala jalana nan n (ger gerak) ak) ger gerak akal akal yang ang diketahui (ma’lum) kepada yang tidak di ketahui (majhul). Para ahli ilmu logika muslim masa lalu, semacam Ibnu Sina dan Al-Far AlFarabi abi menga mengatak takan an : Suby Subyek ek peng penger erti tian an ilmu ilmu logi logika ka adal adalah ah pengertian tahap kedua (ma’qulatu ats-tsaniah, Secondary Intelegibles). Pertanyaan Pertanyaan mereka itu tidaklah tidaklah bertetangan bertetangan dengan pernyataan para ahli logika kontemporer yang menyatakan bahwa subjek pada ilmu logika adalah definisi dan argumen. Sebab pada kenyataannya bahan dasar dari sebuah definisi dan argumen adalah sebuah pahaman-pahaman yang berkenan dengan pengerian tahap kedua. Pengetahuan terhadap pahaman Universal dan bagian-bagiannya merupakan bekal pokok untuk dapat membuat defnisi yang logis. Dan Dan tanp tanpa a menge engeta tahu huii selu seluk k nelu neluk k pem pemaham ahaman an Uni Univer versal sal, seseor seseorang ang tidak tidak akan akan mampu mampu membuat membuat satu satu defini definisi si sekali sekalipun pun.. Begi Begitu tu deng dengan an sebu sebuah ah argu argume men. n. Seba Sebab b argu argume ment ntas asii adal adalah ah menerapakan kaidah atau statemaen universal kepad individunya. Pahaman universal termasuk pahaman atau pengertian tahap kedua yang tida beraekstensi atau berwujud luar. Deng Dengan an demi demiki kian, an, disa disamp mpin ing g kita kita meng menget etahu ahuii bahw bahwa a kedu kedua a pertanyaan tidak bertentangan, kita juga dapat mengetahui bahwa
11
gerak akal yang diketahui menuju yang tidak diketahui, yakni dalam melacak melacak informasin informasinya ya guna mendapat mendapat jawaban jawaban kesulitann kesulitannya ya yang nantinya akan membentuk definisi danargumen, haruslah menebus keda kedaer erah ah peng penger erti tian an taha tahap p kedu kedua.i a.ilm lmu u logi logika ka hanya hanya berk berken enan an dengan akal atau pahaman dalam akal. Sebab, sebagaiman maklum pemaham pemahaman an tahap tahap kedua kedua tidak tidak mempu mempunya nyaii eksten ekstensi si atau atau wujud wujud luar. luar. Inilah Inilah yang yang membe membedak dakan an dengan dengan ilmu ilmu filsafa filsafat, t, Karen Karen subjek subjek ilmu filsafat adalah wujud(ada) diluar akal. Dan kalau kadang kala ilmu-tentu yang ada dalam akal – dibahas oleh ilmu filsafat, disana, yang dibahas bukanlah segi kewujudan ilmu itu dalam akal. Tetapi, dilihat dari segi keeksistensian ilmu itu diluar akal. Yakni, melihat ilmu sebagai sifat akal. Sehingga akal adalah suatu wujud di luar akal maka ilmu yang merupakan sifat akal tersebut juga merupakan sifat akal tersebut juga merupakan sesuatu diluar akal. Dengan penjelasan diatas – mengenai subyek ilmu logika – dapat dipahami bahwa apa yangdikatakan para ahli logika masa lalu dan seka sekara rang ng tida tidak k adape adaperb rbed edaan aan makna makna.. Yait Yaitu u antar antara a defi defini nisi si dan dan argumen dengan ma’qulatuts tsaniyah.
DEFINISI I L M U Para ahli banyak berbeda pendapat dalam mendefinisikan ilmu. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan segi dalam melihat ilmu yang mereka definisikan. Yang demikian tidak harus disebabkan oleh kerancuan kerancuan pandangan pandangan dan pebgertia pebgertian. n. Dan para ahli itu samasama mengertibahwa definisi mereka itu tidak bertetangan. Bahkan adayang menyatakan, dan ini yang paling kuat sampai sekarang, bahwa ilmu tidak bisa di definisikan. Pernyataan ini dikemukakan oleh Mulla Shadra dan setidaknya - Baba Afdhaluddin Kasyani. Karena Karena pelangl pelanglanga angan n ke alam renung renungan an peril peril bekal bekal yang yang cukup, cukup, maka maka kome koment ntar ar tas tas perb perbed edaan aan.. Kemu Kemung ngki kinan nan dalam dalam meng mengen enal al filsafat, filsafat atau logika yang rinci. Bagi yang berminat untuk itu dan lain-lainnya, banyaklah membaca buku-buku logika dan filsafat seraya minta ampun kepada Allah dan meningkatkan taqwa, demi membersihkan ruh kita dan mencapai yang kita cari – sebenarnya. Sebab Sebab yang kita kita cari cari bukan ilmu ilmu tertulis tertulis,, melainkan melainkan ilmu ilmu yang didefi didefinis nisika ikan n oleh oleh Imam Imam Ali Ali (as.) (as.) bahwa, bahwa, “ Ilmu Ilmu itu adalah Cahaya Cahaya Yang Allah Berikan Dalam Hati Yang Ia kehendaki.” Sedangkan Allah berfirman, “Dan bertqwalah kamu kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kamu.” (Qs. 2:282) Dari pembahasan sebelumnya dengan mudah kita mendefinisikan ilmu sebagai “Adanya Gambar sesuatu dalam Akal.”* *.
Definisi ini perlu perlu bagi pemula. pemula. Walaupun sebenaranya sebenaranya definisi definisi itu hanyalah hanyalah sejenis sejenis penjelas penjelasan an kata. kata. Sebab Sebab ilmu adalah adalah pahaman pahaman “mudah” yang tidak perlu penjelasan. Sementara akan anda ketahui bahwa definisi haruslah mempunyai fumgsi menjelaskan disamping
11
fungsi-fumgsi yang lain.
PENJELASAN “ gambar Kata gambar” dalam alam definisi diatas, menunjukkan menunjukkan bahwa ilmu yang kita definiskan adalah ilmu Hushuli dan Khuduri. Sebab ilmu juga terbagi menjadi hushuli dan khuduri. 1. Hushuli adalah pengetahuan terhadap sesuatu yang di dapat oleh akal melalui gambarnya, bukan dianya. Misalnya, ilmu kita tentang manis, putih, wangi, panas, bunyi mobil, dll…; 2. Khuduri adalah pengetahuan tentang sesuatu yang didapat oleh akal melalui diri sesuatu itu sendiri. Bukan gambarannya. Misalnya, penget pengetahua ahuan(i n(ilmu lmu)) kita kita tentang tentang keadaan keadaan jiwa jiwa kita kita sendir sendiri, i, dari dari keberadaannya, senag susahnya, benci cintanya dan seterusnya. Perhatikan diagram di bawah ini:
Khuduri
I LMU Hushuli Definisi Ilmu Logika Dengan Dengan uraian uraian terdah terdahulu ulu dapatla dapatlah h kita kita pahami pahami bahwa bahwa defini definisi si ilmu logika adalah : “Ilmu Yang Membahas Aturan-Aturan Umum Tentang Kebenaran Berpikir ”
Kadang kala dalam mendefinisikan sesuatu, kita melihat zat-zat yang yang dimil dimiliki ikinya nya.. Kemudi Kemudian an kita kita jadika jadikan n zat-za zat-zatt terseb tersebut ut sebagai sebagai definisi. definisi. Definisi Definisi yang demikian demikian disebut disebut “Definisi Definisi dengan batasan penuh”. Namun, kadang-kadang kita melihat hal-hal diluar zatnya yang ia miliki secara khusus. Kemudian kita jadikan sebagai bagian dari definisinya. definisinya. Definisi Definisi yang demikian ini disebut disebut “definisi dengan gambaran penuh”. Untuk lebih jelasnya lihat dibab berikut. Maka dari ari itu dalam kita-k a-kitab ahl ahli ilmu logika, ka, dalam mendefinisikan ilmu logika terdapat perbedaan. Perbedaan itu ada karen karena a adan adanya ya kela kelain inan an segi segi alam alam mema memand ndang ang ilmu ilmu logi logika ka dan dan kelain kelainan an tujuan tujuan dari dari defini definisi si masing masing-ma -masin sing. g. Suatu Suatu contoh contoh,, Syeikh Muzhaffar dalam r dalam Mantiqnya mengatakan bahwa ilmu logika adalah : “Alat pengukur (penguji) yang dengan memperhatikannya terjagalah pikiran dari kesalahan”. Ibnu Sina sendiri dalam beberapa bukunya mendefinisikan ilmu logi logika ka ini ini deng dengan an bebe bebera rapa pa defi defini nisi si.. Ia mela melaku kukan kanny nya a deng dengan an pand pandan anga gan n yang yang berb berbed eda a dari dari seti setiap ap su sudu dutt memu memung ngki kink nkan an,, dandengan dandengan tujuan-tuj tujuan-tujuan uan tertentu tertentu pula. Karena Karena buku ini merupakan merupakan
13
pemu pemula la – yang yang kami kami beri beri nama nama ring ringkas kasan an logi logika ka musl muslim im maka maka walaupun banyak hal yang hrus kami sajikan dalam masalah definisi ilmu logika ini, terpaksa tidak dapat kami lakukan.
Hubungan Ilmu Logika Dengan Ilmu-Ilmu Lainnya. Perbedaan pendapat terjadi dikalangan ilmu logika baik muslim maup maupun un nonm nonmus usli lim m dan dan memp mempos osis isik ikan an ilmu ilmu logi logika ka.. Ad Ada a yang ang mengatakan sebagai ilmu tersendiri, dan ada pula yang mengatakan sebagai ilmu alat. Artinya, ilmu yang digunakan dan dipersiapkan untuk ilmu-ilmu lainnya. Semacam pisau, yang dibuat dengan tujuan seb sebagai agai alat alat memoto motong ng.. Tet Tetapi api, adaj adajug uga a yang ang memadu maduka kan n keduanya, yaitu dari satu segi sebagai ilmu tersendiri(mustaqil) dan dari segi lain sebagai ilmu alat. Pada hakekatnya hakekatnya pikiran pikiran ketiga inilah inilah yang benar. benar. Sebab tidak tidak dilihat dari segi pembahasannya – lodika – mengenai aturan-aturan umum berpikir; berpikir; disisni disisni pembahasanny pembahasannya a tersendir tersendiri. i. Namun, Namun, dilihat dilihat dari ari segi keg kegunaan aan ilmu logikase asebaga agai alat guna menarik kesimpulan-kesimpulan Universal bagi setiap ilmu, maka ia sebagai ilmu alat. Kesimpulannya, disamping logika sebagai ilmu tersendiri, ia juga sebagai alat ilmu-ilmu yang lain. Hal inilah yang ingin diterngkan oleh para ahli ilmu logika muslim, termasuk Al-Farabi dan Ibnu Sina, sehingga dalam beberapa karangan mereka, di yang satu dengan yang yang lainny lainnya a berbed berbeda a dalam dalam mendef mendefini inisika sikan n logika logika,, yakni yakni dis disatu atu temp tempat at meng mengat atak akan an seba sebagai gai ilmu ilmu send sendir iri, i, di temp tempat at yang yang lain lain mengatakan sebagai ilmu alat.
13
PEMBAHASAN LAFAZH (KATA) Makna dari pembahsan logika adalah makna dari suatu kata, bukan kata-kata itu sendiri. Akan tetapi kita perlu membahas katakata itu secara umum – tanpa melihat dari segi bahasa tertentu. Hal itu disebabkan, adanya kata-kata diperlikan untuk mencapai makna, dan dan dala dalam m mema memakn knaka akan n sesu sesuat atu, u, satu satu sama sama lain lain dian diantar tara a kita kita memerlukan kata-kata. Tujuan lain yang lebih penting dari itu adalah agar kita mempunyai gambaran dan pengertian penuhatas hakekat dan posisi lafazh itu sendiri, sehingga dalam mencari hakekat (essensi) sesuatu atau mempercayai suatu pro posisi universal kita tidak dipengaruhi bentuk rupa dan indahnya. Bentuk dan rupa kata-kata bisa beragam, bahkan mungkin berubah walaupun dalam suatu bahasa tertentu. Maka seandanya makna – hake hakeka katt – sesu sesuat atu u kita kita ukur ukur deng dengan an kata kata-k -kat ata, a, maka maka hake hakeka katt sesuat sesuatu u itu juga juga bis bisa a beragam beragam.. Padahal Padahal hakeka hakekatt (essen (essensi) si) setiap setiap sesuatu harus satu dan tidak beragam. Perlu diketahui, bahwa salah satu daripada pembagian wujud, adal adalah ah wuju wujud d diba dibagi gi menj menjadi adi Wuju Wujud d Haki Hakiki ki dan dan Wuju Wujud d Bu Buka kan n Hakiki( i’tibari ).
1. Wujud Hakiki Yaitu kewujudan sesuatu yang tidak dibuat-buat. Wujud hakiki ini dibagi menjadi dua :
15
(i). (i). Wuju Wujud d Luar Luar Akal Akal Wujud luar akal adalah Wujud yang ada diluar akal, semacam lang langit it,, ruma rumah, h, pena pena,, dll… dll…ya yang ng konkr konkret et . Wuju Wujud d ini ini dise disebu butt dengan “Wujud luar”. Maka dari itu untuk menyelamatkan dari kerancuan pembaha ahasan kadang kala ala para ahli logika mengatakan “Rumah Khariji”(“Rumah luar” atau “rumah luar akal”). (ii) (ii).. Wuju Wujud d dala dalam m Akal Akal Wujud Wujud dalam dalam Akal, Akal, yaitu yaitu gambar gambar-ga -gamba mbarr dari dari “Wujud “Wujud luar” luar” yang ada didalam akal kita. Semacam gambaran (ilmu) akal tentan tentang g langit langit,, rumah, rumah, dll…. dll…. Wujud Wujud ini dis disebu ebutt Wujud Wujud dzihni dzihni (“Wujud dalam atau wujud dalam akal”). Untuk membedakan dengan wujud luar, para ahli logika kadang kala mengatakan ”rumah dzihni” (“rumah dalam” atau”rumah dalam akal”). a kal”).
2.Wujud Bukan Hakiki Yaitu wujud yang dibuat-buat. Wujud inijuga dibagi menjadi dua dua : (i). (i). Wuju Wujud d Kata Kata (Laf (Lafaz azh) h) Manusia – satu- sama lain – untuk mengutarakan pikiran dan keinginanny keinginannya a tidak bisa membawa membawa makna-makna makna-makna alias wujud luar luar.. Bahk Bahkan an,, kada kadang ng kal kala tida tidak k mamp mampu u mela melaku kuka kann nnya ya – misalnya ingin mengatakan bahwa laut itu luas, sedangkan ia ditempat yang lebih jauhdari laut. Maka, maka manusia peril kepada sesuatu yang lain, demi memudahkan komunikasinya. Kekuat Kekuata a fitrah fitrahnya nya telah telah membua membuatt manusi manusia a mampu mampu membua membuatt sesuatu yang diperlukannya tersebut. Hasi Hasill buat buatan an manu manusi sia a inil inilah ah yang yang dise disebu butt “Kat “Kata”. a”. Wuju Wujud d ini ini adalah adalah wujud wujud yang yang dibuat dibuat-bu -buat at oleh oleh manusi manusia a sesuai sesuai dengan dengan kese kesepa pakat katann annya ya.. Kare Karena na itul itulah ah hasi hasill kese kesepa pakat katan an ters terseb ebut ut berbeda antara kelompok dengan kelompok lain. Kese Kesepa paka kata tan n yang yang dibu dibuat at manu manusi sia a tel telah memb membua uatt “kat “kata” a” mempunyai hubungan eratdengan maknanya. Sehingga, ketika kita kita mend menden enga garr katany katanya a – misa misaln lnya ya,, “lan “langi git” t” – seaka seakan n kita kita melihat makna yang dikandungnya itu sendiri. Jadi, kata-kata berfungsi mendatangkan makna dalam akal pendengarnya. (ii).
Wujud Tulisan (Katbi) Deng Dengan an kata kata – hasi hasill pene penemu muann annya ya – manu manusi sia a masi masih h belu belum m dapat dapat cukup cukup menc mencuku ukupi pi sega segala la kepe keperl rluan uankom komun unik ikas asin inya ya,, karena kata-kata hanya dapat dipakai dalam komunikasi jarak dekat atau langsung, langsung, sedangkan sedangkan komunikasi komunikasi yang diperlukan diperlukan menc mencak akup up yang yang tida tidak k lang langsu sung ng.. Kare Karena na kepe keperl rlua uan n itul itulah ah akhir akhirny nya a manu manusi sia a memb membua uatt lagi lagi sesu sesuatu atu yang yang baru baru untu untuk k melamb melambangk angkan an – mewaki mewakili li – kata-k kata-kata ata itu, itu, sehing sehingga ga akhirn akhirnya ya 15
mencapai makna. Inilah yang disebut “tulisan”. Jadi, untuk mengutarakan pikiran dan keinginannya yang tidak lang langsun sung g – kepa kepada da yang yang jauh jauh atau atau akan akan data datang ng – manu manusi sia a menggu menggunak nakan an tulisa tulisan n untuk untuk mendat mendatang angkan kan kata-k kata-kata ata,, yang yang dengan kedatangan kata-kata tersebut akan datang pula makna yang diinginkannya pada akal pembaca tulisannya. Perhatikan diagram berikut ini :
Wujud
luar
Akal
Eksistensi Hakiki
Wujud Akal
Wujud dalam
Pahaman/Ilmu Wujud Kata Buatan Wujud Tulisan
DALIL Ketika kita melihat asap, maka pikiran kita beralih pada suatu wujud lain, yaitu api. Hal ini tidak lain karena asap itu merupakan petunjuk atau pendalil terhadap wujud api tersebut. Dengan contoh diatas kita dapat memposisikan – mangkhususkan – masing-masing bagian pada kejadian itu dalam posisi berikut : 1. Asap Asap b berf erfung ungsi si sebagai sebagai pendalil. 2. Api berfungsi berfungsi sebagai yang didalili. didalili. 3. Tabiat (sifat) (sifat) asap yang yang membawa membawa akal akal kita kepada kepada apa apa yang disebut sebagai dalil.
17
Begi Begittulah ulah,, seti setiap ap yang ang kit kita ket ketahui ahui – dari ari pen pengli glihat hatan, an, pendengaran, penciuman dan lain-lain – yang dengan mengetahuinya akal kita berpindah darinya kepada sesuatu yang lain, di katakana sebagai pendalil, dan yang kita ketahui berikutnya sebagai yang didalili atau sebagai yang di tunjuki, sedangkan sifat yang yang dimi dimili liki ki – yait yaituy uyang ang memi memind ndah ahkan kan akal akal kita kita kepa kepada da yang yang didalili disebut dalil. Dengan Dengan demik demikian ian dalil dalil dapat dapat didefi didefinis nisika ikan n sebaga sebagaii :Sesuatu yang kalau diketahui, akal akan mengetahui sesuatu yang lain. Pembagian Dalil Sebab dari perpindahan akal diatas, adalah pengetahuan akal itu sendiri terhadap ertanya hubungan didalam akal antara pendalil dan yang didalili. Sedang keeratan itu itu sendiri disebabkan oleh pengetahuan akal tentang keeratan keduanya di luar akal. Kar Karena ena keer keerttan kedu keduan any ya – pendalil dan yang didalili bermacam-macam bentuknya, maka dalil di bagi menjadi tiga (3) è Aqliyah (secar (secara a akal), akal), Natural (Thabi’iah) dan Wadh’iyah (peletakan)
1. Dalil Dalil Aqliyah Aqliyah (secar (secara a akal) akal) Dalil aqliyah adalah kalau keeratan antara pendalil dan yang didalili, didalili, diluar akal, merupakan keeratan keeratan zati atau hakiki, hakiki, seperti seperti efek dan pengefek. Ketika melihat bekas tapak kaki, atau rambu dijalan yang keduanya merupakan efek, akal kita berpindah darinya kepa kepada da su suat atu u yang yang lain lain,, yait yaitu u adnya adnya orang orang yang yang berj berjal alan an atau atau adanya pembuat rambu – yang keduanya sebagai pengefek. Maka, bekas tapak kaki dan rambu berfungsi sebagai pendalil terhadap adanya orang yang berjalan atau pembuat rambu, dengan dalil akal. Hasil dalil akal tidak bisa berbeda pada setiap orang. Dalil akal dibagi menjadi dua (2) Yaitu: (i). Dalil Aqliyah yang bersuara. Yaitu yang pendalilnya berupa suara atau yang bisa didengar. Sepert Sepertii kalau kalau kita kita menden mendengar gar suara suara orang orang berbic berbicara ara diluar diluar rumah yang tak yampak, kita dengan pendengaran tadi dapat meng menget etah ahui ui adany adanya a orang orang yang yang berb berbic icar ara a dilu diluar ar ruma rumah h tersebut. (ii).Dalil Aqliyah yang tidak bersuara. Yaitu yang pendalilnya tidak berupa suara . seperti bekas tapak kaki, rambu jalan, asap seperti pada contoh di atas. 2. Dalil Tabiat (thabi’iyah, Natural) Dalil Dalil natura naturall adalah adalah kalau kalau keratan keratan antara antara pendal pendalil il dan yang yang didalili, diluar akal, merupakan keeratan yang sesuai dengan tabiat manusi manusia. a. Seper Seperti ti kalau kalau kita kita mende mendenga ngarr kata kata “aduh”, akal akal kita kita berpin berpindah dah dariny darinya a kepada kepada suatu suatu yang yang lain, lain, misaln misalnya ya orang orang yang yang mengucapkan kata tadi kesakitan, keheranan dan lain-lain. 17
Hasi Hasill dari dari tabi tabiat at bisa bisa berb berbed eda a sesu sesuai ai deng dengan an natu natura rall atau atau kebias kebiasaan aan masing masing-ma -masin sing g orang, orang, kelomp kelompok, ok, suku, suku, atau atau bangsa. bangsa. Sepe Sepert rtii kata kata “ah” “ah” bagi bagiban bangs gsa a kita kita Indo Indone nesi sia a berm bermakn akna a kesa kesal, l, kece kecewa wa dan lain lain-l -lai ain. n. Namun Namun,, bagi bagi orang orang arab arab berm bermakn akna a atau atau menunjukkan rasa sakit. Dalil tabiat ini di bagi menjadi dua (2) yaitu è (i).Dalil tabiat yang bersuara Yaitu yang pendalilnya berupa suara. Seperti pada conto diatas. (ii).Dalil tabiat yang tida bersuara. Dali Dalill tabi tabiat at yang yang tida tidak k bers bersua uara ra yait yaitu u yang ang pendal pendalil ilnya nya tidak tidak bersuar bersuara, a, seper seperti ti pucat pucat pada pada waja wajah, h, yang yang berm bermakn akna a oran orang g ters terseb ebut ut malu malu,, sakit, takut dan lain-lain.
3. Dalil Peletakan (wadh’iyah) Dalil Dalil peleta peletakan kan adalah adalah kalau kalau keerat keeratan an antara antara pendal pendalil il dan yang didalili merupakan keeratan yang timbul karena pengistilahan atau peletakan, peletakan, yang menjadikan menjadikan adanya adanya salah satu dari keduanya keduanya – pendalil – sebagai dalil terhadap wujud yang lain – yang didalili. Sepert Sepertii kata kata “buku” “buku” pada pada bukunya bukunya.. Jadi Jadi kata kata “buku” “buku” mempu mempunya nyaii hubu hubung ngan an erat erat deng dengan an makn maknan anya ya kare karena na pele peleta taka kan, n, buka bukan n hubungan hakiki atau natural. Dengan dasar bersuara tau tidaknya dalil ini juga dibagi menjadi dua (2) è (i).Dalil peletakan yang bersuara, yaitu yang pendalilnya berupa suara. Seacam kata “buku” pada contoh diatas. (ii).D (ii).Dali alill peleta peletakan kan yang yang tidak tidak bersua bersuara, ra, semacam semacam kata bukan bukan yang yang dituli dituliskan skan,, atau atau semaca semacam m rambu rambu jalan, jalan, misalnya penunjukan tanda berhenti, belok kanan,dll…
Peringatan ! Dengan Dengan meliha melihatt ramburambu-ram rambu bu jalan, jalan, kita kita dapat dapat menget mengetahui ahui dua hal. Pertama, kita kita meng mengat atah ahui ui bahw bahwa a ada ada orang orang yang yang memb membuat uat rambu-rambu tersebut. Dalil yang demikian adalah dalil Aqli Kedua, meng mengat atah ahui ui bahwa bahwa kita kita disu disuru ruh h berh berhen enti ti atau atau belo belok k kanan/kiri, misalnya. Maka dalil ini adalah dalil peletakan. Perhatikan diagram dibawah ini è
Bersuara
Aqliah
19
Tidak bersuara Bersuara
DALIL
Tabiat Tidak bersuara
Bersuara
Peletakan Tidak bersuara
Dalil Kata Peletakan. Dengan penjelasan san terdahulu dapat dipaham ahamii bahw ahwa perpindaham akal dari suatu kata kepada maknanya – pada dalil pele peleta takan kan – terj terjadi adi karen karena a hubu hubung ngan an yang yang sang sangat at erat erat anta antara ra keduanya. keduanya. Sehingga Sehingga kalau kita mendengar mendengar kata-katanya kata-katanya seakan kita melihat maknanya. Begitu pula kalau kita melihat maknanya seakan dayang pula kata itu dalam pikiran kita. Pepindahan itu bisa terjadi hanya pada akal yang mengetahui hubungan keduanya. Dengan Dengan demiki demikian an kita kita dapat dapat mendef mendefini inisik sikan an bahwa bahwa dalil dalil kata kata peletakan (wadh’iyah) (wadh’iyah) – yang bersuara bersuara atau tidak - adalah “suatu kata yang dengan mengetahuinya dari pembicaraan atau penulisDapat mengetahui makna yang dimaksud” Pembagian Dalil Kata. Dilihat dari segi cocok tidaknya suatu kata pada maknanya, kata dibagi menjadi tiga (3) è
1. Dalil Dalil kata cocok cocok (mutha (muthabiqi biqiah) ah) Dalil kata cocok adalah kata yang menjadi pendalil terhadap selur eluruh uh makna akna yang ang tel telah dil diletakk takkan an sem semula. ula. Sepe Seperrti, pendalialan kata “buku” terhadap seluruh maknanya. Maka masukl masuklah ah kulita kulitanya nya,, tulisa tulisan n atau atau gambar gambarnya nya,, dan seluru seluruh h kertas. “dalil “dalil cocok” cocok” ini sebena sebenarny rnya a merupa merupakan kan asal asal asal daripa daripada da suatu kata. Sedangkan kedua dan ketiga dalam pembagian berikut merupakan cabang dari dalil cocok ini. 2.dalil kandungan atau bagian (tadhamunniyah,implication) Dali Dalill kata kata kand kandun unga gan n adl adlah kata kata yang yang menj menjad adii pend pendal alil il terhadap sebagian makna awal. Misalmya pada kalimat “buku 19
anda merah” kata “buku” hanya menjadi pendalil terhadap kulitnya saja.
3.Dalil kata kelaziman (iltizam, (iltizam, cocomitance) dalil kata yang menjadi pendalilterhadap suatu makna yang bukan mananya, baik cocok atau bagian, namun merupakan kela kelazi zima man n makn makna a asal asalny nya. a. Sepe Sepert rtii pend pendal alil ilan an kata kata air air terhadap gelas pada kalimat, “berilah aku air” Syarat-syarat dalil kata kelaziman antara lain : 1. kela kelazi zima man n anta antara ra arti arti kata kata dan dan arti arti kela kelazm zman anny nya a meru merupa paka kan n kela kelazi zima mann nnya ya meru merupa paka kan n kela kelazi zima man n dalam akal. Jadi, kelziman keduanya tidak boleh diluar akal. 2. kelaziamn antara keduanya harus merupakan kelaziman yang jelas ; yakni begitu menggambarkan makna pertama, ia – akal – langsung dapat mengaga agambarka arkan n makna kna kedua yang ang menjadi adi kelazimannya. Perhatikan diagram dibawah ini:
Cocok
Dalil Kata
Kandungan Kelaziman
Pembagian Kata (lafazh) Pembahasan kata yang selalu dibahas setelah pembahasan dalil adalah pembagian kata. Pembagian terpenting dalam kata ada tiga bagian. Dari segi bahwa kata itu satu, kata itu berbilang atau dari segi mutlaknya – bukan satu atau berbilangnya.
Pembagian Perama Dilihat Dari Segi Satunya Kata Kalau Kalau kita kita menhu menhubun bungkan gkan satu satu kata kata dengan dengan dengan dengan artiny artinya a terdapat lima pembagian pada kata. Hal inni disbabkan, arti atau
21
makna makna terseb tersebut ut terka terkadan dang g hanya hanya satu, satu, sebaga sebagaim imana ana katany katanya a – yang yang kemu kemudi dian an dise disebu butt deng dengan an kata kata khusu khusus s (muk (mukht htash ash)) – dan dan kadang kala makna tersebut berbilang – lebih dari satu. Sedang kalau kalau berbil berbilang ang,, ,mempu ,mempunya nyaii empat empat pembagi pembagian an : Perseku Persekutua tuan n (musytara (musytarak), k), Perpindaha Perpindahan(man n(manqul), qul), Improvisas Improvisasii (murtajal (murtajal), ), Hakiki dan Majasi.
1. Kata Kata Khus Khusus us (mukhtash). Kata Kata khus khusus us adal adalah ah kat kata yang ang mempuny punyai ai satu satu makn akna. Misalnya, gunung, manusia, binatang, dan lainlain. 2. Kata Kata perse persekut kutuan uan (Musytarak). Kata Kata per perseku sekuttuan uan adal adalah ah kat kata yang ang mempu empuny nyai ai makn akna berbilang sejak dari asal. Artinya, tidaklah yang satu mendahului yang lainnya dalam arti menirukann menirukannya ya kemudian. kemudian. Misalnya kata “buku “b uku” ” yang yang berm bermak akna na tula tulang ng send sendii ; bagia bagian n yang yang kera keras s pada pada pertemuan dua ruas; beberapa helai kertas yang berjilid dan lain lain. 3. Kata Kata Perpi Perpinda ndahan han (manqul). Kata Kata perpin perpindaha dahan n adalah adalah kata kata yang yang dipind dipindahk ahkan an dari dari makna makna awal atau aslnya, karena adanya hubungan antara makna awal dengan makna ked kedua. Perpindahan ini disy syar arat atii dengan perpin perpindaha dahan n yang yang benarbenar-ben benar. ar. Artin Artiny, y, ketika ketika kita kita menden mendengar gar katanya, maka makna kedua yang mendahului datang ke akal kita. Misalnya kata “Kodak” yang arti asalnya adalah nama merek salah satu kamera. Kata tersebut kemudian berpindah dari makna aslnya menjadi kamera itu sendiri. Makna keduaini lebih cepat datang ke akal akal kita kita sewakt sewaktu u kita kita kenden kendengar garkan kan kata kata terseb tersebut, ut, serta serta tidak tidak membayangkan arti asalnya. Perpindahan kepada makna kedua itu mempu mempunya nyaii hubung hubungan, an, yaitu yaitu karena karena kedua kedua mempun mempunyai yai fungsi fungsi sebagai makna pertama – alat memotret. 4. Kata Improvisasi (Murtajal). Kata Kata impr improv ovis isasi asi adal adalah ah kata kata yang yang dipi dipind ndahk ahkan an dari dari makn makna a asalny asalnya a kepada kepada makna makna kedua kedua dengan dengan tanpa tanpa adanya adanya hubung hubungan an antara keduanya. Kata improvisasi ini kebanyakan terdapat pada nama nama-n -nam ama, a, misa misaln lnya ya pada pada nama nama “shi “shidi diq” q” yang yang arti artiny nya a juju jujur, r, padah padahal al yang yang puny punya a nama nama mung mungki kin n pemb pemboh ohon ong. g. Begi Begitu tu pada pada nama-nama seperti Abdullah (ha,ba sahaya Allah), Abdurrahman (ham (hamba ba sahay sahaya a yang yang maha maha peng pengasi asih) h),, dan dan seba sebagai gainy nya, a, yang yang peletakann peletakannya ya tidak memperhatikan memperhatikan kaitan dan hubungan hubungan antara antara kedua maknanya.
5. Kata Hakiki dan Majasi. Kata Kata hakiki hakiki dan majazi majazi adalah adalah kata kata yang yang mempun mempunyai yai makna makna berbilang, tetapi pada asalnya kata tersebut hanya diletakkan pada 21
salah satu maknanya. Kemudian, kata itu diletakkan pada salah satu satu makn makna a yang yang lain lain kare karena na adany adanya a hubu hubung ngan an anta antara ra kedu kedua a makn makna a ters terseb ebut ut.. Namu Namun, n, pele peleta takan kan pada pada makna makna kedu kedua a tida tidak k sampai sampai menim menimbul bulkan kan perpin perpindah dahan an dan peleta peletakan kan yang yang mandir mandirii sebagaimana makna pertama. Peletakan pada makna pertama – yang asal dan mandiri – disebut dengan “hakiki”; misalnya, kata singa yang diletakkan pada binatang buas mirip macan. Sedang peletakan pada makna kedua – yang tidak asal atau tidak mandiri – dissebuuut dissebuuut dengan majazi. majazi. Ssseoerti Ssseoerti kata singa yang diletakkan diletakkan pada seseorang yang mempuunnyai sifat pembeerani. Perhatikan diagram berikut :
Khusus Persekutuan Ditenttukan KATA
Perpindaahan Tertentu Improvisaasi Hakiki
Peerhatian ! 1. Kata Kata pers persse sekut kutua uan, n, maja majazi zi dan impr improv ovis isasi asi tidd tiddak ak bisa bisa dibu dibuay ay definisi – bataasan – dan argumen, kecuali kalau di iringi denngan suatu suatu alamat alamat (tanda (tanda)) yang yang menje menjelas laskan kan bahwa bahwa yang yang dimaksu dimaksud d adalah bukan makna asal. Akan tetapi kalau improvissasi berubah menjadi perppindahan (manqul), maka tidak perlu adanya alamat ters terseb ebut ut,, kare karena na peru perubah bahan an kepa kepada da perp perpin indah dahan an itu itu send sendir irii merupakan alamat yang menjelaskan maksudnya. 2. kata kata maja majazi zi meme memerl rluk ukan an alam alamat at dala dalam m pema pemaka kain innn nnya ya,, meski meski tidak definisi dan argumen. 3. kata perpi perpindahan ndahan dibagi menjadi menjadi dua dua (2) : 1. Perpin Perpindaha dahan n “diten “ditentuk tukan” an” (ta’yini (ta’yini), ), yaitu perpind perpindahan ahan yang awalnya dilakukan oleh orang tertentu. Perpindahan tertentu ini biasa terjadi pada setiap disiplin ilmu. 2. perpindahan “tertentukan” (ta’ayyuni) yaitu perppindahan yang yang ssej ssejak ak awal awal dila dilaku kukan kan oleh oleh seke sekelo lomp mpok ok manu manusi sia a denngan tanpa maksud memandirikan peletakannya, akan tetapi karena sering dipakai dan menjadi terkenal, maka terjadi perpindahan dari makna yang kedua.
23
Pembagian Kedua Dilihat Dari Segi Beerbilangnya Beerbilangnya Kata. Maksud dari pembagian kata ini – dilihat dari segi berbilangnya kata kata – adal adalah ah pemb pembag agia ian n yang yang dida didasar sarii oleh oleh perb perband andin inga gan n kata kata dengan dengan akata akata yang yang lain. lain. Artiny Artinya, a, kita kita memban membandin dingkan gkan satu satu kata kata dengan kata yang lain, sehingga dapat kita ketahui adakah diantara kata-kata itu mempunyai kesamaan arti atau tidak. Beberapa kata yang yang sama sama arti arti dis disebu ebutt “persa “persamaa maan” n” misaln misalnya ya Jagat, Jagat, dunia, dunia, alam; alam; dan yang tidak sama artinya disebut “perbedaan”.
1. Persamaan (Taraduf, muradif, Synonim) Deng Dengan an penj penjel elas asan an diat diatas as dapa dapatt dipa dipaha ham mi bahw bahwa a kata kata persamaan persamaan adalah “persekutuan beberapa - lebih dari satu – kata dalam makna”. 2.Perbedaan (Mutabayin, (Mutabayin, Divergent) Deng Dengan an penj penjel elas asan an diat diatas as dapa dapatt dipa dipaha ham mi bahw bahwa a kata kata perbedaan perbedaan adalah. adalah. “S “Set etia iap p kata kata memp mempun unya yaii satu satu makna makna” atau “Jumlah makna sesuai dengan jumlah kata”. Contoh : rumah, gunug, dan lain-lain. Perhatian ! Perb Perbed edaa aan n yang yang di maks maksud ud disi disini ni,, buka bukan n perb perbed edaa aan n yang yang dimaksud dalam bab yang akan datang, yaitu pada bab “PERH “PERHUBU UBUNGA NGAN”, N”, yang yang memba membahas has bertem bertemu u tidakn tidaknya ya beber beberapa apa – lebih lebih dari dari satu satu – kata kata dalam dalam satu satu eksten ekstensi si (indi (indivi vidu) du).. Sebab Sebab dis disini ini beber beberapa apa kata kata yang yang berbed berbeda a arti, arti, walaupu walaupun n bertem bertemu u dalam dalam satu satu ekstensi tetap dikatakan perbedaan, misalnya manusia dan rasional, berbeda dengan peerbedaan di “empat perhubungan”. Bagian-bagian Bagian-bagian Kata Perbedaan Karena Karena peerbe peerbedaa daan n antar antar kata kata mengik mengikuti uti perbed perbedaan aan antar antar makna, kna, dan kare arena hubungan antar makna kna mempppunyai pembagian : persamaan, ketidak samaan dan pertentangan, maka perbedaan kata juga terbagi menjadi tiga (3) : 1. Perbed Perbedaan aan Perbed Perbedaan aan (Tamatsul, Mitslan) Peer Peerbe beda daan an pers persam amaan aan adal adalah ah bebe bebera rapa pa kata kata yang yang berb berbed eda a makn makna, a, namu namun n kita kita memp memper erha hati tikan kan – mema memand ndang ang – kesa kesama maan an essensi atau bagian essensi atau sifat-sifat yang mereka miliki; dan tida tidak k memp memper erhat hatik ikan an – mema memand ndan ang g – perb perbed edaan aan yang yang dimi dimili liki ki.. Misa Misaln lnny nya a : Ah Ahm mad, ad, Hasan asan,, dan lainain-llain ain yang ang mem memppun ppunya yaii kesama kesamaan an essens essensii yaitu yaitu sebagai sebagai manusi manusia. a. Sedang Sedang perbed perbedaan aan ada tidaklah tidaklah kita lihat – perhatikan perhatikan.. Misalnya, Misalnya, dari segi nama, pekerjaan, pekerjaan, umur, sifat, alamat dan lain-lain. Sedang contoh bagi kesamaan bagi essensi adalah kuda dan mannusia. Kalau kita lihat kesamaannya, yaitu kesaman dalam bagian essnsi keeduanya sebagai binatang 23
maka kuda kuda dan mannusia menjadi perbedaan dan persamaan. Akan Akan teta tetapi pi kal kalau kita kita mema memand ndan ang g perb perbed edaa aann nnya ya maka aka akan akan menjadi perbedaan ketidaksamaan. (Lihat bagian).
Tambahan Kalau kesamaan dalam perbedaan diatas terdapat pada spesies (na’u) maka disebut “perserupaan”. Tapi kalau terdapat pada jenis (genus (genus)) dis disebu ebutt “perj “perjeni enisan” san”(mu (mutaj tajani anis) s) dan kalau kalau terdap terdapat at pada pada julah disebut “kesamaan”(mutasawi) serta kalau terdapat pada keadaan (kaif, quality) disebuut dengan mutasyabih (serupa). Sedang nama nama untu untuk k kese keselu luru ruha han n dise disebu butt perb perbed edaan aan pers perser erup upaan aan atau atau perbedaan persamaan (tamatsul, mitslan). Hukum dari perbedaan persamaan persamaan atau perserupaan perserupaan ini adalah “tidak bisa beerkumpul – bersatu”. 2. Perbedaan Perbedaan Ketidaksa Ketidaksamaan maan (mutakhali (mutakhalif) f) Perbe Perbedaa daan n ketida ketidaksam ksamaan aan adalah adalah bebera beberapa pa kata kata yang yang berbed berbeda a dan dan dili diliha hatt dari dari segi segi perb perbed edaa aany nya; a; jadi jadi tida tidak k dili diliha hatt dari dari segi segi persamaannya baik memppunyai satu kesamaan dalam satu essensi atau bagian essensi atau sifat-sifatnya. Misalnya, Ahmad, hasan, Irul, dan lain-lain. Walaup Walaupun un merek mereka a sama sama dalam dalam essens essensii mereka mereka,, yaitu yaitu ssebag ssebagai ai manusia, tetapi kita tidak mrlihat dari segi persamaannya, melainkan dari segi perbedannya. Seperti perbedaan pada nama, tinggi,orang tua, berat, alamat, tempat lahir dan lain-lain. Cont Contoh oh lain lain adal adalah ah kuda kuda dan dan manus anusia ia.. Perb Perbed edan anny nya a adal adalah ah manu manusi sia a bina binata tang ng rasi rasion onal al,, seda sedang ng kuda kuda bina binata tang ng meri mering ngki kik, k, misalnya. Hukum perbedaan ketidaksamaan adalah “Tidak bisa berkumpul kecuali bila terjadi pada sifat”. Contoh dari perbedaan ketidaksamaan yang berkupul adalah putih dan manis yang berkumpul pada gula misalnya; atau hijau dan pahit yang berkumpul pada empedu; dan lain-lain.
3.
Perb Perbed edaa aan n per perte tent ntan anga gan n (Ta (Taqa qabu bul) l) perbedaan pertentangan adalah beberapa kata yang berbeda makna akna dan dan tida tidak k bisa bisa berk berkum umpu pull disa disatu tu temp tempat at,, wakt waktu u dn segi segi.. Sepert Sepertii : Manusi Manusia a dan bukan manusi manusia, a, meli melihat hat dan buta, atas atas dan bawah, hitam dan putih, dan seterusnya. Penjelasan Tiga syarat diatas 1. Disyaratkan dengan satu tempat, untuk mengangkat kemung kemungkin kinan an berkum berkumpul pulnya nya bebera beberapa pa makna makna dalam dalam dalam dalam satu waktu tapi berlainan tempat. Seperti, Irul, Ahmad, Hasan ada (dikelas) dan tidak ada (dirumah) pada jam 3 tepat.
25
2.
Disy Disyar arat atka kan n dde ddengan ngan satu satu waktu aktu,, untu untuk k menga engang ngka katt kemungkinan kemungkinan berkumppulnya berkumppulnya beberapa beberapa makna dalam waktu yang yang berbed berbeda. a. Seper Seperti, ti, panas panas dan dingin dingin pada pada satu satu tempat tempat dalam waktu yang berbeda. 3. Sedang syarat syarat satu segi segi adlah untuk untuk mengangkat mengangkat kemungkin kemungkinan an berkumpulnya beberapa makna – lebih dari satu – dari segi yang berlainan. Seperti atas dan bawah yang berkumpul pada lantai dua, mmidalnya. Lantai dua dikatakan atas dari – segi memandang – lantai tiga dan seterusnya. Begitu juga seperti ayah dan anak bisa berkumpul pada ABDULLAH – misalnya – nam namun, un, dik dikata atakan kan ayah ayah dar dari segi segi ana anakny knya, sed sedangk angkan an dikatakan anak dari segi ayahnnya. Perbedaan pertentangan dibagi menjadi empat è 1. pertentang pertentangan an perlaw perlawanan anan (naqidhan). (naqidhan). Pertentan Pertentangan gan yang berlawanan berlawanan adalah pertentang pertentangan an antara antara positif dan negatif. Seperti mannusia dan bukan manusia, buku dan bukan buku, dan lain-lain. Perte Pertentan ntangan gan (naqid (naqidhan han)) adalah adalah dua makna makna yang yang bersif bersifat at wujud ujud dan dan buka bukan n wujud ujud,, yaitu aitu buka bukan n wuju ujud dari ari wuju ujud pertama. Hokum pertentangan adalah “Tidak bisa berkumpul dan tidak bisa terangkat kedua-duanya”. Maksudnya adalah tidak ada suatu wujud yang bisa disifati dengan kedua-duanya. Misalnya, Misalnya, alam. Maka ia tidak bisa kita katakana manusia dan bukan manusia sekaligus. Begitu juga kita tak bisa mengangkat mannusia dan bukan manusia kepadanya. Yaitu kit kita kat katakan akana a “alam alam adal adalah ah buka bukan n manus anusiia dan dan buka bukan n manusia”. Maka dari itu alam – dalam contoh tersebut – tidak bisa disifati dengan mannusia mannusia dan bukan mannusia mannusia sekaligus, sekaligus, begitu juga Ia tak bisa dilepa dari keduanya, yaitu bukan mannusia 2..pertentangan pemilikan dan tidak (malakah Wa’adamuha) Pertentangan pemilikan dan tidak adalah dua hal yang salah satu satuny nya a meru merupak pakan an wuju wujud d yang yang meny menyafa afati ti sesua sesuatu tu yang yang sesu sesuai ai untu untuk k disi disifa fati ti,, dan dan yang yang satu satu meru merupa paka kan n keti ketida dak k wujudan dari wujud wujud yang pertama, pada sesuatu yang yang sesuai untuk isifati tersebut. Misalnya, mellihat dan buta. Melihat adalah suatu wujud yang hanya hanya dapat dapat menyi menyifat fatii sesuatu sesuatu yang yang sesuai sesuai untuk untuk dis disifa ifati. ti. Sedang but adalah ketidak wuudan dari wujud yang pertama – melia meliatt – pada pada sesuat sesuatu u yang yang sesuai sesuai untuk untuk dis disifa ifati ti terseb tersebut. ut. Sepe Sepert rtii manu manusi sia a dan dan bina binata tang ng lain lainny nya. a. Teta Tetapi pi kalau kalau pada pada sesuatu yang tiddak sesuai untuk disifati – seperti pohon – tidak bisa dikatakan buta. Apalagi melihat.
25
Maka Maka itu perten pertentan tangan gan pemil pemilikan ikan dan bukan bukan pemili pemilikan kan bis bisa a dukatakan terhadap sesuatu yang sesuai untuk disifati saja. Deng Dengan an demi demiki kian an hokum hokum pemi pemili likan kan danbu danbuka kan n pemi pemili likan kan adalah adalah “Tidak “Tidak bis bisa a berkum berkumpul pul tetapi tetapi bis bisa a terang terangkat kat keduakeduaduanya duanya”. ”. Sepert Sepertii melih melihat at dan buta buta terang terangkat kat pada pada pohon, pohon, seba sebab b poho pohon n tida tidak k bisa bisa dika dikata taka kan n buta buta,, kare karena na keti ketida dak k sesuaian tadi. 3. Pertentangan Kontra (Dhiddan, Contrary) pertentangan kontra adalah dua hal yang sama-sama berupa wujud wujud yang yang saling saling bergant bergantian ian menyi menyifat fatii sesuat sesuatu u (maudh (maudhu’, u’, subje ubject ct), ), dan dan untu untuk k mema memah hami ami yang yang satu satu tida tidak k per perlu memba membayan yangkan gkan yang yang lain. lain. Sepert Seperti, i, panas panas dan dingin dingin,, hitam hitam dan putih, wanita dan pria, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa è 1. Pertentan Pertentangan gan kontra kontra selalu selalu berupa berupa sifat. sifat. 2. “Salin “Saling g bergant bergantian ian” ” , yakni yakni kalau yang yang satu datang datang maka yang lain pergi. Bukan kalau yang satu pergi yang lain datang. 3. Perbe erbeda daan an kedua eduany nya a merupak upakan an per perbeda bedaan an punc puncak ak.. Seper Seperti ti hitam hitam dan putih, putih, tidak tidak seper seperti ti putih putih dan coklat coklat,, merah dan sebagainya. Sebab “pertentangan” merupakan hubungan dari sesuatu, bbukan merupakan hubungan dari banyak hal – ssesuatu. “tid idak ak bisa bisa Huku Hukum m pert perten enta tang ngan an kont kontra ra adal adalah ah è “t berkumpul, tapi bisa terangkat kedua-duanya’’ Semacam warna hitam dan putih, terngkat pada benda yang berwarna merah misalnya misalnya Subject:4.Pertentangan Subject:4.Pertentangan Mutadhayifain Perte Pertentan ntangan gan Mutadh Mutadhayi ayifai fain n adalah adalah “dua “dua wujud wujud yang yang untuk untuk mema memaha hami mi – memb membay ayan angk gkan an – sal salah satu satuny nya a haru harusl slah ah memahami – membayangkan – yang lainnya”. Seperti ayah dan anak, atas dan bawah dan lain-lainnya. Hukum Hukum perten pertentan tangan gan Mutadha Mutadhayif yifain ain ini adalah adalah “Tidak “Tidak bis bisa a berkumpul tetapi bisa terngkat”. Sepert Sepertii rumah, rumah, pohon pohon adalah adalah bukan bukan ayah ayah dan bukan bukan anak. anak. Begitu juga Tuhan bukan diatas dan bukan di bawah . Perhatikan diagram berikut è
Kata
27
Persamaan
Perbedaan Persamaan
Pertentangan Pertentangan Perlawanan Mutadhayafian
Perbedaan
Perbedaan Ketidaksamaan
Perbedaan Pertentangan
Pertentangan
Pertentangan
Pemilikan & tidak
Kontra
Pembagian ketiga Dilihat Dari Mutlaknya Kata Maks Maksud ud dari dari pemb pembagi agian an ini ini – dili diliha hatt dari dari segi segi mula mulakny knya a kata kata – adalah pembagian yang didasari atas perbandingan kata yang mutlak – tidak dilihat dari satu atau banyaknya kata – tidak menunjukkan bagian bagian maknany maknanya. a. Maksud Maksud dari dari pembagi pembagian an terseb tersebut ut adalah adalah untuk untuk meng menget etahu ahuii adak adakah ah bagi bagian an kata katany nya a menu menunj njuk ukkan kan atau atau menj menjad adii pend pendal alil il terh terhad adap ap bagi bagian an makn maknan anya ya atau atau tida tidak. k. Deng Dengan an dasa dasarr demikian, kata dibagi menjadi dua : Tunggal dan Majemuk.
1.Kata Tunggal (Mufrad, (Mufrad, Singular) kata kata tung tunggal gal atau atau mufr mufrad ad adal adalah ah “kat “kata a yang yang bagi bagiann annya ya tidak tidak menu menunj njuk ukkan kan bagia bagian n makn maknan anya ya”. ”. Misal Misalny nya a : Irul Irul,, Ali, Ali, Ab Abdu dull llah, ah, rumah, alam, dan lain-lain. Penjelasan : Sepe Sepert rtii pada pada defi defini nisi si diat diatas as,, kata kata tung tungga gall adal adalah ah kata kata yang ang bagian bagiannya nya tidak tidak menun menunjuk jukkan kan (menja (menjadi di penunj penunjuk) uk) kepada kepada bagian bagian makn maknan anya ya.. Misa Misaln lnya ya kata kata Irul Irul.. Kala Kalau u kita kita perh perhat atik ikan an kata kata Irul Irul merupakan gabungan dari I, R, U,dan L, dan I, dan RUL atau IR dan UL. UL. Kemu Kemudi dian an kala kalau u kita kita liha lihatt makn makna a dari dari kat kata IRUL IRUL,, kita kita juga juga menjum menjumpai pai suatu suatu wujud wujud yang yang terdir terdirii dari dari bagian bagian-ba -bagia gian, n, kepala kepala,, tangan, kaki dan lain sebagainya.
Bagian-bagian Bagian-bagian kata tunggal. 1. Kata nama (ism) (ism) seperti seperti air, langit, langit, irul, irul, sekolah dan lain-lainny lain-lainnya. a. 2. Kata kalimat kalimat (the word, word, the verb), verb), seperti seperti pergi, pergi, tidur, tidur, makan dan lain-lain. Dalm isrilah bahasa disebut kata kerja. 27
3. Kata Kata alat alat (adaatu (adaatun, n, the paricle paricle,, the instrum instrument ent). ). Seper Seperti ti dengan dengan,, di, ke dan lain-lain. Dalam istilah bahasa disebut kata Bantu.
2. Kat Kata Majem jemuk (Murakkab, uk (Murakkab, Compound) Kata ata gand ganda a atau atau murak urakka kab b adal adalah ah “kat “kata a yang ang bagi bagian anny nya a menu menunj njuk ukkan kan bagia bagian n makn maknany anya” a”.. Misa Misaln lnya ya,, ruma rumah h besar besar,, lang langit it tinggi, Irul pandai, Irul pergi ke kampus, Abdullah – sebagai julukan – dan lain-lain. Penjelasan : Dengan memperhatika memperhatikan n penjelasan penjelasan pada kata tunggal tunggal dapatlah dapatlah dengan mudah kita mengetahui kata majemuk dalam istilah ini. Yaitu kata yang bagiannya menunjukkan (menjadi petunjuk) kepada bagian maknanya. maknanya. Seperti pada “Irul pandai” terdapat rangkapan rangkapan “Irul” “Irul” dan “pandai”. “pandai”. Kata Irul menunjukkan menunjukkan kepada pribadi pribadi Irul-nya, Irul-nya, sedangkan kata kata pandai pandai menunj menunjukk ukkan an kepada kepada sifatny sifatnya, a, yaitu yaitu kepanda kepandaian iannya nya.. Kata majemuk disini – ilmu logika – tidak sama dengan kata majemuk dalam istilah bahasa. Bagian-bagian Bagian-bagian kata majemuk. Kata majemuk dibagi menjad dua : 1. Leng Lengkap kap (taam (taam), ), yait yaitu u kalim kalimat at semp sempur urna na.. Sepe Sepert rtii Irul Irul pand pandai ai,, rumah itu suci dan lain-lain. 2. Kur Kurang ang (naq (naqis ish) h),, yait yaitu u kali kalima matt yang ang tida tidak k semp sempur urna na.. Sepe Sepert rtii “kalau Irul datang …”, “Harga setiap insane…”, dan lain-lain. Kata majemuk lengkap dibagi menjadi dua : (i).Pro (i).Propo posi sisi si (khab (khabar ar,, prop propos osit itio ion) n).. Yait Yaitu, u, kali kalima matt yang yang bisa bisa disifati dengan benar atau salah, alias gabungan DHH. Lihat pemb pembag agia ian n ilmu ilmu Tash Tashaw awur urii dan dan Tash Tashdi diqi qi.. Sepe Sepert rti, i, “Iru “Irull seorang alim”. (ii (ii). Kalim alimat at ke keingin nginan an (i (ins nsya ya’) ’).. Yai Yaitu tu kal kalim imat at yang ang ttiidak dak bis bisa disifati dengan benar atau salah, seperti “Tulislah!”, “Apakah kamu seorang sarjana?” dan lain-lain. Perhatikan diagram berikut :
29
Kata Nama
Tunggal
Kata Kalimat Kata Alat
KATA
Proposisi
Lengkap Kalimat keinginan
Majemuk Kurang
29
P A H A M A N DAN E K S T E N S I Sebagaimana telah kami terangkan dalam bab-bab terdahulu, bahwasanya wujud dalam akal merupakan pahaman dari wujud luar akal, sudah tentu keduanya mempunyai efek yang berbeda. Seperti Api, diluar akal ia mempunyai efek membakar, menyinari dan lain sebagainya. Akan tetapi didalam akal, ia – api – tidak mempunyai efek tersebut, bahkan mempunyai efek lain, misalnya menakutkan. Wujud dalam akal itulah yang disebut pahaman, sedang wujud diluar akal disebut ekstensi. Dengan demikian demikian kita dapat mendefini mendefinisikan sikan – walaupun walaupun bukan dengan definisi hakiki, lihat definisi lihat definisi ilmu dan bab definsi – bahwa pahaman (mafhum) (mafhum) adalah “gambar sesuatu dalam akal yang di ambil dari hakekat (wujud) sesuatu diluar diluar akal” . Misalnya Irul, manis, panas, suara Ibu, harumnya bunga dll… Seda Sedang ngkan kan ekste ekstens nsii (mis (mishd hdaq) aq) seba sebagai gai “Hakik “Hakikat at (wujud (wujud)) sesuatu yang kepadanya pahaman bisa diterapkan” atau “Hakik “Hakikat at (wujud) (wujud) sesuatu sesuatu yang darinya diambil suatu pahaman”. Misalnya, Irul, manis, suara Ibu, harumnya bunga dan lain-lain.
Hubungan Pahaman dan Ekstensi Hubungan Pahaman dan Ekstensi adalah kecocokan pahaman itu sendiri dengan ekstensinya. Misalnya manusia, sebagai pahaman, berarti binatang rasional. Sedangkan Hakekat (wujud) yang sesuatu kepada kepadanya nya bis bisa a ditera diterapka pkan n penger pengertia tian n (paham (pahaman) an) manusi manusia a atau atau binatang binatang rasional, rasional, merupakan merupakan Ekstensiny Ekstensinya. a. Misalnya Misalnya Irul, Irul, Ali, Budi dan lain sebagainya. Perhatian ! Istilah pahaman dan ekstensi banyak dipakai dalam peristilahan logika dan filsafat. Namun, ada istilah lain yang jarang digunakan. “Se “Sesuat suatu u yan yang g dar dariny inya a dia diambi mbill pah pahama aman” n” . istilah istilah ini tidak hanya mencakup wujud luar, tetapi juga wujud dalam,seperti ilmu ilmu panca panca inder indera a (hissi (hissi)) dan penger pengertia tian n tahap tahap pertam pertama. a. Sebab, Sebab, pengertian tahap pertama diambil dari ilmu panca indera, sedang pengertian tahap kedua diambil dari pengetahuan tahap pertama. Pembagian Pahaman Paha Pahama man n dili dilihat hat dari dari segi segi ekste ekstens nsin inya ya diba dibagi gi menj menjadi adi dua. dua. Sebab, pahaman terkadang mempunyai satu ekstensi saja sedang yang yang lain lain tidak. tidak. Dengan Dengan demiki demikian an pahama pahaman n dibagi dibagi menjad menjadii dua, dua, yaitu Partikulir dan Universal.
31
1. Pahaman Pahaman Parti Partikulir kulir (juzi) (juzi) Pahaman partikulir adalah “Suatu pahaman yang mempunyai satu ekstensi”. Seperti pahaman Irul, Jakarta, Indonesia, buku ini dan lain-lain. Pahaman partikulir dibagi menjadi dua, Hakiki dan Hubungan. 1. part partik ikul ulir ir Haki Hakiki ki adalah yang sesuai dengan definisi diatas. Seperti Seperti pahaman Irul dan lain-lain. 2. Partik Partikuli ulirr Hubungan Hubungan (idhaf (idhafi) i) Adalah suatu pahaman yang dihubungkan dengan pahaman yang lebuh luas. Misalnya Irul.
Perhatian ! Partikulir hubungan ini kadang-kadang partikulir hakiki, seperti Irul Irul – apabil apabila a kita memanda memandang ng secara secara mandir mandiri, i, maka ia adalah adalah pahaman partikulir Hakiki. Tetapi kalau kita lihat Irul, kemudian kita hubung hubungkan kan dengan dengan pahama pahaman n yang yang lebih lebih luas luas misaln misalnya ya manusi manusia, a, maka maka ia menja menjadi di pahama pahaman n partik partikuli ulirr hubung hubungan. an. Dan kadang kadang kala kala partikulir hubungan berupa pahaman Universal, misalnya manusia. Pada Pada hakeka hakekatny tnya a manusi manusia a adalah adalah pahama pahaman n Univer Universal sal,, karena karena ia mempunyai ekstensi lebih dari satu, seperti Irul, Joni, Dodi dan yang lain. Akan tetapi tetapi karena kita menhubungkan dengan pahaman yang lebih luas, misalnya binatang, binatang, maka ia menjadi partikulir partikulir hubungan. Begitu Begitu juga juga kalau kalau kita kita menghu menghubun bungkan gkan binata binatang ng dengan dengan benda benda hidup, benda hidup dengan benda, dan seterusnya, maka pahamanpahman universal tersebut menjadi pahaman partikulir hubungan.
2. Pahama Pahaman n Univer Universal sal Pahaman universal adalah “Suatu “Suatu pahaman yang mempunyai banyak – lebih dari satu – ekstensi”. Misalnya manusia, binatang, buku rumah, sekutu Tuhan, Tuhan dan lain-lain. Perhatian ! Pahaman Universal ini tidak harus mempunyai ekstensi yang nyata, yakni, boleh jadi hanya di alam missal. Sebab, kadang kala akal memaham memahamii suatu suatu pahama pahaman n univer universal sal tanpa tanpa mengam mengambil bil dari dari ekstensi-ekstensi yang nyata – ada. Bahkan akal hanya mentakdirkan atau memisalkan saja, dalam akal pikiran, ekstensiekstensi yang banyak yang bisa diterapkan kepada ekstensi-ekstesi tersebut tersebut pahaman pahaman Universal Universal yang dipahaminy dipahaminya. a. Misalnya, Misalnya, sekutu sekutu Tuhan, perkumpulan (pertemuan) anatara dua hal yang bertentangan dan lain sebagainya. Paha Pahama man n univ univer ersa sall kada kadang ng kala kala juga juga hany hanya a memp mempun unya yaii ekst eksten ensi si pada pada hake hakeka katn tnya ya,, namun namun akal akal mema memaha hami miny nya a sebag sebagai ai 31
pahaman universal. Dalam hal ini akal tidak melakukan kesalahan , dan dan paham pahaman an univ univer ersa sa itup itupun un tidak tidak rusa rusak. k. Misal Misalny nya a paham pahaman an tentang Tuhan atau pencipta mempunyai pengertian Universal, yaitu sesu sesuat atu u yang yang menc mencip ipta taka kan n – Alam Alam ini. ini. Ap Apapu apun n bent bentuk ukny nya a dan dan bera berapa papu pun n juml jumlahn ahnya ya.. Maka Maka dari dari itu itu untu untuk k meng mengat atak akan an bahw bahwa a Tuhan itu satu memerlukan argumen. Dan seandainya tidak memerlukan argumen maka tidak akan ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu dua, tiga dan seterusnya, sebagaimana yang kita dengar dari pengakuan-pengakuan mereka itu.
Pahama Pahaman n Univer Universal sal dibagi dibagi menja menjadi di dua bagian bagian Univer Universal sal sama sama dan Universal Beda. 1. Universal Universal sama (mutasawi, (mutasawi, mutawathi) mutawathi) adalah pahaman universal yang ekstensi-ekstensinya satu sama lain, misalnya, manusia. 2. Universal Universal Beda (tafawut, (tafawut, musyakik) musyakik) adalah pahaman universal yang ekstensi-ekstensinya, satu sama lain, berbeda. Misalnya, benda putih, wujud dan lain-lain. Benda putih bisa diterapkan pada awan, air, kapur, salju dan lain-lain yang diantara mereka terdapat perbedaan, yaitu dari segi putihnya, yang satu lebih kuat dari yang lain, dan yang lain lebih lema lemah. h. Berb Berbed eda a deng dengan an manu manusi sia, a, yang yang tida tidak k bisa bisa sala salah h satu satu ekstensinya dikatakan lebih baik, kuat, lemah, kemanusiannya atau kebinatangan – rasionalnya. Dan kalau terdapat perbedaan, maka perbed perbedaaan aaan terseb tersebut ut terdapa terdapatt diluar diluar kemanu kemanusia sianny nnya. a. Semaca Semacam m tinggi-rendahnya, pandai-tidaknya, sabar-tidaknya, dan lain-lain. Perahtikan Diagram Berikut : Hakiki Partikuir Hubungan
Pahaman Sama Universal Beda
33
EMPAT PERHUBUNGAN Kala Kalau u dua dua paha pahama man n univ univer ersa sall yamg yamg sali saling ng berb berbed eda a makn makna a dihubu dihubungka ngkan n maka maka akan akan mengha menghasil silkan kan apa yang yang dis disebu ebutt sebaga sebagaii
“empat perhubungan”. perhubungan”. Artinya, hasil perhubungan tersebut tidak akan keluar dari empat macam bentuk. Maksud Maksud dari dari mengh menghubu ubungk ngkan an dis disini ini adalah adalah kita kita meliha melihatt kedua kedua paha paham man
yang yang
dihu dihubu bung ngka kan, n,
dala dalam m
ekst eksten ensi si
masin asingg-ma masi sing ng..
Adakah keduanya saling bertemu atau tidak. Kalau bertemu, adakah bertemu dalam seluruh ekstensi keduanya atau sebagian, adakah yang yang satu satu lebih lebih luas luas dari dari yang yang lain lain atau atau sama-sa sama-sama ma mempun mempunyai yai keluas keluasan an dalam dalam satu satu segi segi tersen tersendir diri. i. Dengan Dengan demiki demikian an hubung hubungan an tersebut menjadi empat macam : Bertemu pada seluruh ekstensi, Bertemu pada sebagian ekstensi dan yang satu berpisah dari yang kedua pada ekstensi yang lain, bertemu pada sebagian ekstensi dan kedu keduan anya ya sali saling ng berp berpis isah ah pada pada ekst eksten ensi si yang yang lain lain yang yang salin saling g mengkhususkan keduanya atau keduanya tidak saling bertemu.
1. Hubungan Hubungan Sama Sama (tasawi, (tasawi, equivale equivalen) n) Hubungan Hubungan sama adalah” adalah”dua pahama pahaman n univer universal sal yang yang berbed berbeda a makn makna, a, yang yang sali saling ng bert bertem emu u pada pada semu semua a ekst eksten ensi si kedu keduany anya a”. Misaln Misalnya ya manusi manusia a dan rasion rasional. al. Makna Makna keduan keduanya ya berbed berbeda, a, sebab sebab manus anusiia adal adalah ah bian bianat atan ang g rasio asion na dan ber berupa upa golo golong ngan an 33
(spesies,nau’), sedang rasional adalah bagian essensi manusia dan berupa differentia (pembeda) manusia. Akan tetapi keduanya saling bertemu pada ekstensi masing-masing. Maka dari itu dapat kita kata kan sebagai berikut : 1. Semua manusia, Rasional. 2. Semua Rasional, Manusia. Kalau kita ganti manusia dengan huruf A, dan rasional dengan huruf B, sedang sedang sama kita ganti dengan tanda = (samadengan (samadengan), ), maka hubungan diatas akan menghasilkan A = B dan B = A. dan kalau kita gambarkan, akan menjadi sebagai berikut :
Manusia & Rasional
2. Hubungan Hubungan umum umum dan Khusus Khusus Mutla Mutlak k hubu hubung ngan an umum umum dan dan khusu khusus s mutl mutlak ak adal adalah ah “dua pahama pahaman n univ univer ersal sal yang yang berb berbed eda a makn makna, a, yang yang satu satu menc mencaku akup p paham pahaman an lainny lainnya a pada pada eksten ekstensi si keduany keduanya, a, dan tidak tidak sebali sebalikny knya” a” . Misaln Misalnya ya binatang dan manusia. Ekstensi binatang mencakup manusia dan bukan manusia – dari benda berkembang yang perasa (binatang). Sebab pahaman binatang adalah adalah “benda berkembang yang perasa dan bergerak dengan kehendak”. Sedang pahaman manusia hanya hanya mempu mempunya nyaii eksten ekstensi si yang yang berupa berupa binata binatang ng rasion rasional al (tidak (tidak seluruh binatang). Jadi kita dapat mengatakan sebagai berikut : 1. Sebagi Sebagian an binatan binatang g adalah adalah manusi manusia, a, sebagi sebagian an binatan binatang g adalah bukan manusia. 2. Setiap manusia adalah binatang. Kalau kita ganti binatang dengan huruf A, dan manusia dengan huruf B, sedang lebih luas (umum) dan khusus kita ganti dengan tanda > , < , maka hubungan diatas menjadi A > B atau B < A .
35
Dan kalau kita gambarkan akan menjadi sebagai berikut :
A
A = Binatang B = Manusia
B
3. Hubungan Hubungan Umum Umum dan Khusus Khusus Dari Dari Satu Segi Segi Hubun ubunga gan n umum umum dan dan khus khusus us dar dari sat satu segi segi adal adalah ah “Dua Dua pahaman unversal yang berbeda makna, yang saling bertemu dan berpis berpisah ah pada sebagi sebagian an Ekstens Ekstensii keduan keduanya” ya”.. Misaln Misalnya ya putih putih dan burung. Ekstensi putih terkadang bertemu dengan ekstensi burung, yaitu pada putih yang bukan burung. Begitu juga halnya dengan buru burung ng,, yait yaitu u bert bertem emu u deng dengan an puti putih h pada pada buru burung ng puti putih h dan dan berp berpis isah ah deng dengan anny nya a pada pada buru burung ng yang yang tidak tidak puti putih. h. Inil Inilah ah yang yang dimaksud dengan umum dan khusus dari satu segi. Artinya dari satu segi – misalnya dari segi putih – nampak yang satu (putih) lebih luas dari ari yang ang lai lain (bur (burun ung) g).. Deng Dengan an urai uraian an diat diatas as dapa dapatl tlah ah kit kita mengatakan sebagai berikut : 1. Sebagi Sebagian an puti putih, h, buru burung ng . 2. Sebagi Sebagian an putih putih bukan bukan burun burung g. 3. Sebagi Sebagian an buru burung, ng, putih putih . 4. Sebagi Sebagian an burung burung,, bukan bukan putih putih . Kalau putih kita ganti dengan huruf A dan dan dan burung burung dengan huruf B , sedang bertemu (lebih (lebih khusus) dan berpisah (lebih (lebih umum) pada pada seba sebagi gian an kita kita ganti ganti deng dengan an lamb lambang ang (x), (x), maka maka umum umum dan dan khusus dari satu segi menjadi A x B , dan kalau kita gambarkan akan menjadi sebagai berikut : Putih
Burung
Gambar yang di arsir =
burung putih A
B
4. Hubun Hubungan gan Perbed Perbedaan aan Hubung Hubungan an perbed perbedaan aan adalah adalah “d “dua ua pah paham aman an un univ iver ersa sall ya yang ng berbeda makna, yang saling tidak bertemu paada ekstensi masingmasing”. Misalnya manusia dan benda mati. Ekstensi manusia tidak pernah tidak pernah bertamu dengan ekstensi benda mati, begitu pula sebaliknya. sebaliknya. Dengan Dengan demikian demikian kita dapat mengatakan mengatakan sebagai berikut : 35
1. Semua Semua manusi manusia, a, bukan bukan benda benda mati. mati. 2. Semua Semua benda benda mati, mati, bukan bukan manusi manusia. a. Kalau manusia manusia kita kita ganti ganti dengan huruf A dan benda benda mati mati kita kita ganti ganti huruf huruf B , sedang sedang ketidak ketidak bertem bertemuan uannya nya kita ganti ganti dengan dengan lambin lambing g garis garis sejaja sejajarr yang yang menun menunjuk jukkan kan dua garis garis tidak tidak pernah pernah bertemu, bertemu, maka hubungan hubungan diatas diatas menjadi menjadi A // B. dan kalau kita gambarkan akan menjadi sebagai berikut :
Manusia (A)
Perhatikan diagram berikut :
Benda Mati (B)
Sama
Umum dan Khusus - Mutlak Hubungan pahaman universal
Umum dan Khusus dari satu segi
37
Perbedaan
HUBUNGAN PERLAWANAN DAN UNIVERSAL Seba Sebaga gaim iman ana a anda anda keta ketahu hui, i, hubu hubung ngan an dua dua univ univer ersa sall dari dari pahaman-pahaman universal yang ada menghasilkan empat macam perhubungan. Pada bab ini akan disajikan hubungan dua pahaman univ univer ersal sal yang yang masi masing ng-m -masi asing ng di perl perlaw awan ankan kan terl terleb ebih ih dahu dahulu lu.. Misa Misaln lnya ya,, dua dua paham pahaman, an, manu manusi sia a dan rasi rasion onal al,, menjad menjadii bukan bukan manu manusi sia a dan dan buka bukan n rasi rasion onal al . untu untuk k mene enentuk ntukan an hasi asil dan dan memperlawankan kedua pahaman tersebut, akan dipakai suatu cara (jalan) yang disebut dengan cara “riset”(sirkel, keraguan, research, circle, istiqsha, dauran, tardid). Yaitu mengumpulkan semua yang bisa bisa dimu dimung ngki kinka nkan, n, kemu kemudi dian an keti ketika ka terb terbuk ukti ti ketid ketidak ak bena benara ran n semuanya kecuali satu, maka terakhir inilah yang benar. Cara ini Syeikh Ridha Ridha juga dipakai oleh salah seorang ulama terkenal Syeikh Muzhaffar dalam masalah ini dalam Mantiq-nya. 37
1. Perlawana Perlawanan n Hubun Hubungan gan Sama Sepe Sepert rtii kami kami tera terang ngka kan n diat diatas as,, untu untuk k meng menget etah ahui ui hasi hasill dari dari perlawanan sama ini, akan kami uraikan semua kemungkinannya. Deng Dengan an demi demiki kian an hasi hasill ters terseb ebut ut tida tidak k akan akan kelu keluar ar dari dari empa empatt Sebab pertama pertama, perlaw perhubungan. Sebab perlawanan anan pahaman pahaman Univer Universal sal tetap tetap merupa merupakan kan pahama pahaman n univer universal sal.. Misaln Misalnya ya “bukan “bukan manusi manusia” a” yang yang di perlaw perlawanka ankan n dengan dengan pahama pahaman n manusi manusia. a. Pahama Pahaman n bukan bukan manu manusi sia a ini ini memp mempun unya yaii bany banyak ak ekst eksten ensi si sepe sepert rtii poho pohon, n, batu batu,, gunung, langit dan lain-lain. Sebab kedua, sebagaimana maklum, seti setiap ap paham pahaman an univ univer ersal sal yang yang dihu dihubu bung ngkan kan deng dengan an paham pahaman an univer universal sal lainny lainnya a akan akan mengha menghasil silkan kan empat empat perhub perhubung ungan an – lihat lihat empat perhubungan. Kalau tidak keluar dari empat perhubungan, maka maka perlaw perlawana anan n hubung hubungan an sama sama akan akan menjad menjadii salah salah satu satu dari dari hubungan perbedaan, umum dan khusus mutlak, umum dan khusus dari satu segi atau menjadi hubungan sama. Untuk mempermudah pembuktiannya, kita akan memakai huruf dan lambang lambang yang yang sudah sudah kai jelas jelaskan kan pada pembah pembahasan asan empat empat perhubungan. Dengan demikian uraiannya sebagai berikut : Hubungan sama sama adalah A = B. Perlawana tidak akan keluar dari, 1. –A //-B 2. –A X –B 3. –A > -B 4. –A < -B 5. –A = -B keterangan : (-) berarti bukan dan lain-lain yang menunjukkan menunjukkan kenegatifan. Pada nomor 1 dan 3 dapat dikatakan bahwa A tidak berkumpul – seti setida dakn kny ya – deng dengan an – B pada pada seba sebagi gian anny nya. a. Maka aka dapa dapatt kita kita katakana bahwa “- A tanpa tanpa – B”. berarti berarti “- A bersama B, sebab, dua hal yang yang ber berlawa lawan nan tidak idak ter terangk angkat at kedua edua-d -dua uany nya a – liha lihatt perb perbed edaan aan perl perlaw awan anan an.. Deng Dengan an urai uraian an ini ini menj menjad adii jela jelas s bahw bahwa a ketiga hubungan itu tidak benar, sebab menghasilkan kesalahan dari statem statemant ant “A b ber ersam sama a B” pada padahal hal hubu hubunga ngan n asalnya asalnya adalah adalah “A “A bersama B” yaitu A = B. Kita Kita urai urai satu satu kemu kemung ngki kinan nan lagi lagi dari dari dua dua kemu kemung ngki kina nan n yang yang belum kita uraikan “-A < -B dan –A = -B”. kalau menjadi menjadi “- A < -B “ maka “ – B tanpa – A” Kemudi Kemudian an menjadi menjadi “ –B bersama bersama A”, sebab sebab perlawanan dua hal tidak terangkat, maka tidak benarlah perkataan bahwa “B bersama A”, sebab perlawanan dua hal tidak berkumpul semula, yaitu A = B atau B =A alias “A bersama B” atau “B bersama A”. dengan uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil yang benar
39
adalah “ – A = - B “, sebab kemungkinan yang lain yang ada, telah terb terbuk ukti ti kesa kesala laha hann nnya ya.. Perl Perlu u dike diketa tahu hui, i, bahw bahwa a menj menjad adii lima lima hubungan yang dimungkikan diatas karena pada hubungan umum dan khusus khusus mutlak mutlak bis bisa a berbal berbalika ikan. n. Berart Berartii bukan bukan ada hubung hubungan an baru yang keluar dari empat perhubungan. Kalau kita gambarkan permasalahan diatas maka akan menjad sebagai berikut : Ekstensi bukan Manusia ( - A ) Ekstensi Manusia (A) & Rasional (B)
-A;-B
-A;-B
-A;-B
-A:-B
A&B
-A;-B -A;-B Ekstensi bukan rasional ( - B )
2. Perlawana Perlawanan n Hubungan Hubungan Umum dan Khusus Khusus Mutlak Mutlak pada perlawanan hubungan umum dan khusus mutlak ini kami akan menguraikan seperti pada perlawanan hubungan sama. Hubungan sama dan khusus mutlak yakni A > B atau sebaliknya A < B *, perlawanan tidak akan keluar dari : 1. – A = - B 2. – A // - B 3. – A X – B 4. – A > - B 5. – A < - B •
= Dalam uraian, hanya nenakai contoh pertama ( A > B ), sebab hasilnya sama dan hanya berblik huruf saja.
Hubungan pertama - A = - B akan menghasilkan “A=B”, sebab perllawan hubungan sama menghasilkan hubungan sama juga. Maka hasil ini – ( - A = - B ) – tidak benar, sebab kembalinya, menjadi
39
hubungan sama, yaitu “A = B”. padahal hubungan yang dikehendaki adlah hubungan umum dan khusus mutlak, yaitu “A>B”. Pada Pada hubu hubung ngan an nomo nomorr 2 samp sampai ai deng dengan an nomo nomorr 4, dapa dapatt disimpulkan menjadi “ –A tanpa –B”, walaupun hanya pada sebagian ekstensiny ekstensinya. a. Maka dapat diuraikan diuraikan menjadi “ –A bersama B”, sebab perlawanan dua hal tidak terangkat semua. Uraian ini menghasilkan “ B tanpa anpa A “. Bera Berart rtii pada pada ekst eksten ensi si B yang yang tida tidak k terc tercak akup up A. padahal hubungan hubungan yang yang dikehendaki dikehendaki semua semua adalah adalah A > B. artinya artinya semu semua a ekst eksten ensi si B terc tercak akup up A dan dan tida tidak k seba sebali likn knya ya.. Deng Dengan an demikian demikian hasil hasil pada nomor 2 sanpai sanpai dengan nomor nomor 4 tidak benar. benar. Maka tertentulah hasil dari perlawanan hubungan umum dan khusus mutlak tersebut, yaitu umum dan khusus mutlak, namun terbalik A yang terjadinya lebih umum, sesudah diperlawankan menjadi lebih khusus,-A < -B. kalau digambarkan menjadi sebagai berikut : -A -B -B Ekstensi Binatang(A)
EKS.A & B -A
-A EKS. B
Eks. Manusia(B)
-B -B
-A Keterangan: garis arsir menunjukkan lebih luasnya “-B” dari “-A”
3. Perlawanan Hubungan Umum dan Khusus Dari Satu Segi perlawanan dari hubungan umum dan khusus dari satu segi ini menghasilkan dua bentuk hubungan . pertama : Menjadi hubungan umum dan khusus dari satu segi juga . misalnya, putih dan burung yang menjadi bukan-putih dan burung-buru burung-burung. ng. Bukan-putih Bukan-putih berpisah berpisah dengan bukan-burung bukan-burung pada buru burung ng yang yang buka bukan n puti putih, h,be begi gitu tu pula pula seba sebali likn knya ya,, yakn yaknii buka bukannburung berpisah dengan bukan-putih pada putih yang bukan-burung. sedang sedang bukan bukan putih putih berkum berkumpul pul dengan dengan bukanbukan-bur burung ung pada pada batubatuhitam, langit-biru dan lain-lain, begitu juga sebaliknya. Kedua : menjadi hubungan perlawanan. Misalnya binatang dan bukan manusia yang menjadi bukan – binatang dan bukan – bukan – manu manusi sia, a, atau atau buka bukan n bina binata tang ng dan dan manu manusi sia. a. Seba Sebab b menol enolak ak penilakan berarti menetapkan. Pada contoh ini, bukan – binatang tidak pernah berkumpul dengan manusia, dan setiap manusia pasti binatang. Setiap manusia pasti bukan – bukan – binatang, sebab
41
manusia adalah binatang.
Kalau dua hasil diatas kita gabungkan akan menghasilkan apa yang yang dika dikata taka kan n para para ahli ahli Logi Logika ka deng dengan an isti istila lah h “p “per erla lawa wana nan n Partik Partikuli ulir”. r”. Artiny Artinya a adalah adalah tidak tidak berkum berkumpul pul,, walaupu walaupun n setida setidakny knya a pada pada seba sebagi gian an ekst eksten ensi si kedu keduany anya a , gabu gabung ngan an ters terseb ebut ut adal adalah ah sebagai berikut : Pada contoh pertama -AX–B Pada contoh Kedua - A // - B Menjadi - A tanpa – B
Penjelasan dengan cara Sirkel Hubu Hubung ngan an umum umum dan dan khus khusus us dari dari satu satu segi segi adal adalah ah perlawanan tidak akan keluar dari : 1. – A = - B 3. – A < - B 5. – A // // - B 2. – A > - B 4. – A x – B
A x B
Pada ada hasi hasill per pertam tama tida tidak k bisa bisa dibe dibena narrkan, kan, seb sebab sete setellah di kembal kembalika ikan, n, akan akan menj menjadi adi A = B -sebab -sebab perl perlawa awanan nan hubu hubunga ngan n sama adalah sama-sedang hubungan yang dikehendaki adalah A x B. Pada Pada hasi hasill kedu kedua a dan dan keti ketiga ga juga juga tidak tidak bisa bisa dibe dibena nark rkan. an. Seba Sebab b sete setela lah h dik dikem emba bali likan kan - A > - B menj menjad adii A < B, dan – A < - B menj menjad adii A > B. Arti Artiny nya, a, hubu hubung ngan an ters terseb ebut ut menj menjadi adi hubu hubung ngan an umum dan khusus mutlak.sedang yang dikehendaki adalah umum dan khusus dari satu segi. Dengan demikian maka tertntulah bahwa hasil perlawanan dari umum dan khusus dari satu segi adalah perlawanan partikulir, alias seba sebagi gian an hasi hasiln lnya ya umum umum dan dan khus khusus us dari dari satu satu segi segi dan dan pada pada sebagian lain menghasilkan hubungan perlawanan. 4. Perlawana Perlawanan n Hubungan Hubungan Perlawa Perlawanan nan Perlawanan hubungan perlawanan juga menghasilkan hubungan Partikulir. Misalnya ada dan bukan – bukan – ada atau bukan ada dan ada. ada. Deng Dengan an dem demikian kian hasi hasillnya nya juga juga merup erupak akan an hubu hubung ngan an perlawanan, yaitu tidak berkumpul (bertemu) pada ekstensi-ekstensi keduan keduanya. ya. Sedang Sedang contoh contoh yang yang mengha menghasil silkan kan umum umum dan khusus khusus dari dari satu satu segi segi adal adalah ah manu manusi sia a dan dan batu batu yang yang menj menjadi adi buka bukan n – manusia dan bukan – batu pada pohon, langit dan lain-lainnya; dan berpisah dengan bukan – batu dibatu, begitu pula sebaliknya. Yaitu bukan bukan batu batu berkum berkumpul pul dengan dengan bukan bukan manusi manusia a pada langit langit,, laut, laut, pohon, dan lain-lain; lain-lain; dan berpisah berpisah dan dan dengan bukan – manusia manusia pada manusia.
41
Penjelasan dengan cara sirkel Hubungan perlawanan adalah A // B. Perlawanan tidak akan keluar dari : 1. - A = - B 3. - A < - B 2. - A > - B 4. - A x – B
5. - A // - B
dengan uraian seperti pada uraian hubungan umum dan khusus dari satu segi, hasil dari perlawanan hubungan perlawanan ini, juga menghasilkan hubungan perlawanan partikulir. -A
-B -A
EKS. Manusia (A)
EKS. Batu (B)
B
-A Ekst. A& - B
-A
-A
-A
Ekst. Ada (A) & B
Ekst. Tiada (B) & A
-B
B Ekst. B& - A
-B
-A -B
-B
-B
43
LIMA UNIVERSAL Pemb Pembag agia ian n lain lain yang yang sang sangat at pent pentin ing g terh terhad adap apa a paha paham man universal adalah pembagian universal menjadi lima bagian, yaitu golo golong ngan, an, pemb pembed eda, a, jeni jenis, s, sifat sifat umum umum dan dan sifat sifat khusu khusus, s, yang yang terk terken enal al deng dengan an nama nama “lim “lima a univ univer ersal sal” ” (kul (kulli liya yatu tu al-kh al-kham amsah sah,, Isag Isagog oge) e)*. *. Pemb Pembagi agian an ini ini sang sangat at pent pentin ing g kare karena na sela selain in bany banyak ak berperan dalam pembahasan filsafat dan pembahasan lain dalam logi logika ka – yait aitu defi defini nisi si.. Bahk Bahkan an bis bisa dika dikata taka kan n bahw bahwa a tanpa anpa mengetahui pembagian ini, seseorang tidak dapat mendefinisikan sesuatu secara baik dan logis. Pembagian pertama dalam pembahasan lima universal ini adalah pembag pembagian ian pahaman pahaman univer universal sal mejadi mejadi dua bagian bagian,, Univer Universal sal Zat dan Universal Sifat.
1. Univer Universal sal Zat Zat (Kulli Zati, Universal Essential) Univer Universal sal zat adalah adalah “paham “pahaman an univer universal sal yang yang menja menjadi di asas essensi (hakikat) suatu ekstensi (individu)” atau pahaman universal yang masuk dalam essensi suatu ekstensi (indivvidu)” Penjelasan : Maksud dari definisi definisi diatas adalah satu pahaman pahaman universal universal yang kalau kalau tidak tidak dibubu dibubuhkan hkan dalam dalam essens essensii (hakek (hakekat) at) suatu suatu indivi individu, du, maka individu tersebut tidakbisa menjadi wujud. Misalnya benda, binatang, binatang, dan rasional rasional terhadap terhadap IRUL sebagai individu individu (ekstensi (ekstensi)) dari manusia. Kalau pahaman benda, binatang atau rasional kita ambil dan tidak dimasukkan dalam Essensi IRUL, maka si IRUL tidak bisa digolongkan dan dikategorikan sebagai manusia. Sebab benda, binatang dan rasional merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh essensi manusia atau hakikat manusia. 2. Univer Universal sal Sifat Sifat (kulli ‘Aradhi, Universal Accidental) Adalah “pahaman universal yang tidak termasuk dalam essensi (hakekat) suatu ekstensi (individu)” Penjelasan : Maksu aksud d dar dari defi defini nisi si diat diatas as adal adalah ah su suat atu u paham ahaman an yang ang merupakan kebalikan dari pahaman Zat. Yaitu suatu pahaman yang ada ada dan dan tidak tidakny nya a tida tidak k memp mempen engar garuh uhii esse essensi nsi su suat atu u ekst eksten ensi si.. Artiny Artinya, a, suatu suatu eksten ekstensi si tetap tetap wujud wujud sekali sekalipun pun pahama pahaman n terse tersebut but kita cabut darinya. Misalnya tertawa, berjalan (sebagai sifat bukan kata kerja), sarjana dan lain-lain. Kalau kita cabut sifat-sifat tersebut dari dari IRUL IRUL – misal misalnya nya – sebaga sebagaii eksten ekstensi si dari dari pahaman pahaman manusia, manusia, 43
maka maka IRUL IRUL teta tetap p terg tergol olon ong g manu manusi sia, a, kare karena na bina binatan tang g rasi rasion onal al masih tetap ada padanya. * Isogage adalah bahasa Yunani dan berarti mukadimah. Istilah ini dibuat pertama kali oleh Porphyry of Tyre kelahiran Tyr Th. 233, sebuah kota diselatan libanon, dalam bukunya; sebagai mukadimah sebelum ia menulis tentang sepuluh kategori.
Sifat-sifat Khusus universal Zat Cirri-ciri khusus universal zat yang banyak dikenal ada empat macam acam.. Nam Namun pada pada hake hakeka kattnya nya seba sebagi gian an uni universa ersall sifa sifatt mempu mempunya nyaii kesama kesamaan an sifat sifat dengan dengan univer universal sal Zat pada pada tiga tiga dari dari empat sifat tersebut. Empat cirri tersebut adalah : 1. univ univer ersal sal Zat Zat tida tidak k bisa bisa dipi dipisah sah dari dari ekst eksten ensi siny nya, a, baik baik pada pada wujud – luar atau dalam. Seperti binatang pada manusia, kuda dan dan lain lain-l -lai ain, n, baik baik pada pada wuju wujud d luar luar atau atau dala dalam. m. Paha Paham man binatang tidak boleh dipisahkan dari manusia atau kuda dan lainlainny lainnya. a. Tidak Tidak sepert sepertii sifat sifat rajin, rajin, atau atau putih putih dan tembok tembok yang yang bisa di pisahkan dari si rajin dan tembok. Akan tetapi sifat ini, yakni yakni tidak tidak terpis terpisahn ahnya ya univer universal sal zat dari dari eksten ekstensin sinya, ya, tidak tidak khusus dimiliki universal zat, sebab sebagian universal sifat ini. Misalnya ganjl pada angka 3, 5 ,7 dan seterusnya. Ganjil tidak bisa bisa dipi dipisah sahkan kan dari dari angka angka-a -ang ngka ka ters terseb ebut ut wala walaup upun un bukan bukan meru merupa pakan kan zat zat mere mereka. ka. Baik Baik dipp dippis isah ahkan kan diwu diwuju jud d luar luar atau atau dalam. 2. Universal Universal zat zat tidak disebabka disebabkan n oleh sesuatu, sesuatu, atau – dengan dengan kata lain – tidak tersebab. Maksunya, kezatannya pada suatu ekstensi buka bukan n meru merupak pakan an akiba akibatt dari dari su susat satu u peny penyeb ebab ab sela selain in dari dari essensi itu sendiri. Misalnya, kebintangan pada manusia. Kebina Kebinatan tangan gan manusi manusia a bukan bukan merup merupakan akan akibat akibat dari dari sesuat sesuatu u yang yang lain lain dari dari kemanus kemanusiaa iaan n itu sendir sendiri. i. Artiny Artinya, a, Ia (manu (manusia) sia) binatang karena ia manusia. Bukan lantaran sesuatu yang lain yang telah memberinya – manusia – kebinatangan. Tidak seperti pada universal sifat yang merupakan akibat dari sesuatu yang lain. Seperti tertawa yang diberikan Allah pada manusia, atau seperti putihnya tembok, yang akibat dari putihnya kapur. Dan putihnya kapur sendiri merupakan akibat dari sesuatu yang lain, sebab putih pada kapur bukan merupakan zat kapur. Sifat kedua inipun tidak hanya dimiliki universal zat secara khusus, sebab sebab sebagi sebagian an univer universal sal sifat sifat mempun mempunyai yai cirri cirri semaca semacam m ini. ini. Misalnya pada contoh nomor satu (1).
45
3. Universal Universal zat zat terang ketetapa ketetapannya nnya atau mudah mudah (badihi, (badihi, dharuri). dharuri). Artinya, dalam menetapkan kebinatngan atau kerasionalan pada manusia – misalnya – tidak memerlukan pikiran dan argumen. Berbeda dengan menetapkan sifat pandai, penyair, sarjana pada si IRUL, RUL, misa misaln lny ya. Akan Akan teta tetapi pi sifa sifatt ini inipun pun dimi dimilliki iki oleh oleh kebany kebanyaka akan n univer universal sal sifat. sifat. Sepert Sepertii tinggi tinggi pada pada langit langit,, panas panas pada api, putih pada kapas dan lain-lain. 4. Univ Univer ersa sall zat zat mend mendahu ahulu luii esse essens nsii dala dalam m wuju wujud d dala dalam. m. Yait Yaitu, u, binatang dan rasional harus dibayangkan terlabih dahulusehi dahulusehingga ngga dapat membayangka membayangkan n manusia. manusia. Tidak seperti seperti sifat sifat pandai pandai,, penyai penyair, r, putih putih dan lain-l lain-lain ain yang yang membe membelak lakangi angi essens essensii manusi manusia a atau atau kapas kapas dan lain-l lain-lain ain dalam dalam kepaham kepahaman. an. Dalilnya adalah sebagai berikut : Essensi, Essensi, haruslah haruslah merupakan merupakan gabungan gabungan dari beberapa universal universal zat (lihat bab definisi). Dan setiap yang mempunyai bagian pasti didahul didahului ui oleh oleh bagian bagianny nya. a. Dahulu Dahulu – mendah mendahulu uluii dis disini ini bukan bukan dahulu mendahului dalam waktu, tetapi dalam tingkatan yang dalam dalam istila istilah h logika logika dan filsafa filsafatt dis disebu ebutt “Dahul “Dahulu-m u-mend endahu ahului lui Zati”. Dengan demikian universal zat mendahului essensi. Jadi, memba membayng yngkan kan zat-za zat-zatt kemudi kemudian an membay membayangk angkan an essens essensii lalu lalu membayngkan sifat. Cotoh : Bianatang rasional, kemudian manusia, lalu penyair. Sebena Sebenarny rnya, a, sifat sifat yang yang dimili dimiliki ki univer universal sal zat secara secara khusus khusus hanyalah sifat yang terakhir ini. Oleh karena itulah sifat tersebut merupakan sifat pembeda antara universal zat dan sifati.
Penjelasan Siapa – Dia ? dan Apa – Dia ? Sebelum kita lanjutkan pembahasan universal, kami palingkan anda pada suatu masalah yang perlu ketahui sebelum memasuki pembahasan tersebut. Yaitu mengenai kata Tanya”siapa dia” dan “apa dia” Kata Tanya “siapa-dia” adlah menanyakan cirri-ciri atau sifatsifa sifatt sesu sesuat atu u yang yang ditan ditanya yaka kan. n. Dan Dan jawa jawaba ban n yang yang benar benar untu untuk k pertanyaan tersebut adalah menyebutkan sifat-sifat sesuatu yang dita ditany nyak akan an.. Misa Misaln lnya ya,, “si “siapak apakah ah – dia dia – yang yang menj menjad adii khat khatib ib dimasjid fulan itu ?” Jawabannya – missal – adalah bapak Abdullah ; yang mempunyai pesantren fulan ; pengarang buku fulan ; lulsan universitas fulan ; dan lain-lain. Dalam pertanyaan ini tidak boleh dijawab dengan – missal – manusia ; bianatang rasional dan lain-lain yang ang berupa Zat. at. Sedang pertanyaan “apa apa – dia” adalah alah menanyakan hakekat atau essensi yang ditanyakan. Dan jawaban yang benar adalah menyebutkan menyebutkan essensi yang dipunyainy dipunyainya, a, baik seca secara ra glob global al dan dan rinc rinci. i.mi misal salny nya a pert pertany anyaan aan tent tentang ang “A “Apa pakah kah 45
Ahmad. Manusia, dan kuda itu?” Jawaban yang benar untuk menjawab pertanyaan semacam itu adalah dengan menyebut zat-zat yang dipunyai oleh sesuatu yang ditanyakan. Baik menyebutnya secara global maupun secara rinci, secara lengkap atau tidak, misalnya IRUL adalah “man “manus usia ia”( ”(m manus anusia ia adal adalah ah zatzat-za zatt yang ang dipu dipuny nyai ai IRUL IRUL)) atau atau “binatang” atau “binatang rasional” atau “atau benda berkembang yang perasa yang bergerakdengan kehendak dan rasional”
Kesimpulan : Pert Pertam ama a : pert pertan anya yaan an siapa siapa dia dia adal adalah ah untu untuk k mena menany nyak akan an sifa sifattsifat (‘aradh, Accident) sesuatu yang ditanyakan. Kedua : Pertanyaan ap apa di dia un untuk me menayakan za zat-zat sesu sesuatu atu yang yang ditan ditanya yakan kan,, baik baik kese keselu luru ruhan han atau atau sebagian, secara global maupun rinci. Pembagian universal zat dan Sifat
Pembagi Pembagian an kedua kedua dalam dalam pembah pembahasa asan n lima lima unvers unversal al adalah adalah pembagian terhadap universal zat dan sifat. Universal zat dibagi menjad menjadii tiga tiga pahama pahaman n : golong golongan, an, jenis jenis,, dan pembed pembeda. a. Sedang Sedang universal sifat dibagi menjadi dua bentuk pahaman : sifat khusus dan umum.
1. Univ Univer ersa sall – Golo Golong ngan an (Nau’ , Spesies) kalau kalau ada ada oran orang g bert bertan anya ya,, “A “Apa pakah kah Irul Irul,, Ali Ali dan dan Jafa Jafarr itu? itu?”* ”* Untuk menjawab pertanyaan pertanyaan diatas kita harus memperhatikan memperhatikan dua hal dibawah ini : Pertama , pertanyaan tersebut tidak dapat kita jawab dengan menye menyebut butkan kan sifat-s sifat-sifa ifatt mereka mereka,, dengan dengan mengat mengatakan akan,, misal misalnya nya,, “Mmer Mmere eka adal adalah ah maha ahasisw siswa a univ univer erst stas as 45”. Seba Sebab b yang ang ditanyakan adalah Hakekat (essensi) mereka (apa-dia) dan bukan identitas mereka. Kedua, individu-individu (ekstensi-ekstensi) yang ada satu sama lain lain – memp mempun unya yaii kesa kesama maan an esse essens nsii (Hak (Hakek ekat at), ), dan dan juml jumlah ah (banyak) yang ada pada mereka hanya terdapat pada bilangannya saja (bukan jumlah dalam banyak ragam hakekat) Dengan Dengan mempe memperha rhati tikan kan dua hal diatas diatas dapat dapat kita kita simpul simpulkan kan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut adlah satu jawaban, yang didala didalamny mnya a tergabu tergabung ng tiga tiga indiv individu idu yang yang sama sama essens essensiny inya. a. Dan sudah tentu harus berupa zat bukan berupa sifat. Jawaban inilah yang dikatakan goongan, yang jawabannya – sesuai dengan contoh – adalah “manusia”.
47
Dengan Dengan demiki demikian, an, golong golongan an golong golongan an dapat dapat kita kita defini definisika sikan n sebagai “sua “suatu tu paha paham man univ univer ers sal tent tentan ang g hake hakeka kat, t, yang ang dida didala lamn mnya ya terd terdap apat at gabu gabung ngan, an, yang yang juml jumlahn ahnya ya (ban (banya yakny knya) a) hanya terdapat pada bilangan saja, aja, dan untuk menjawab awab pertanyaan apa-dia, atau “suatu hakekat yang didalamnya terdapat gabungan, yang satu sama lain tidak berbeda essensi, dan untuk menjawab pertanyaan apa - dia.
2. Univ Univer ersa sall – Jeni Jenis s (jins, genus) kalau ada orang bertanya apakah “IRUL, kuda, gajah, dan singa ini?”** untuk menjawab pertanyaan diatas kita harus memperhatikan dua hal dibawah ini : Pertama, Pertama, pertanyaan tersebut menanyakan hakekat mereka – apa-dia – bukan ientitas mereka – siapa-dia. Kedua, ekstensi-ekstensi yang ada – satu sama lain – berbeda essensi. Dengan Dengan mempe memperha rhati tikan kan dua hal diatas diatas dapat dapat kita kita simpul simpulkan kan bahwa jawaban pertanyaan tersebut adalah suatu jawaban, yang terg tergab abun ung g dida didala lamn mny ya empa empatt indi indivi vidu du (eks (ekste tens nsi) i)y yang ang tida tidak k mempunyai kesamaan essensi. Jawaban inilah yang dikatakan jenis jawabannya – sesuai dengan contoh – adalah binatang. Karena binatang mencakup IRUL, kuda, gajah dan singa.
*
Pertanyaan ditujukan kepada pemilik nama. Bukan nama itu sendiri .
**
kita memakai kata Bantu “ini”. Sebab ingin memahamkan kepada anda bahwa bahwa yang ditanyakan adalah ekstensi-ekstensi, bukan kuda, gajah dan singa yang merupakan pahaman univeral, yang jawabannya berupa seluruh zat-zat yang dimiliki.
3. Univ Univer ersa sall – Pemb Pembed eda a (Fashl, Differentia) setelah sesuatu diketahui, mungkin timbul pertanyaan lain yang layak untuk dipertanyakan. Misalnya, setelah diketahui bahwa IRUL adal adalah ah jeni jenis s bina binata tang ng,, pena penany nya a mung mungki kin n ingi ingin n meng menget etah ahui ui pemb pembed eda a IRUL IRUL dan yang yang lain lainny nya, a, maka maka ia bert bertany anya a – missa missall – “apakah zat pembedanya?” untuk menjawab pertanyaan diatas kita juga harus memperhatikan dua hal dibawah ini : Pertama Pertanyaan tersebut menanyakan hakekat atau zat, buka bukan n sifa sifatt atau atau iden identi tita tas. s. Hal Hal ini ini namp nampak ak jela jelas s pada pada pertanyaan “Apakah zat pembedanya?” Kedua Kare Karena na esse essens nsii meru merupa paka kan n gabu gabung ngan an dati dati jeni jenis s dan dan pembed pembeda a (lihat (lihat bab defini definisi) si) maka maka zat yang yang ditany ditanyakan akan 47
adal adalah ah bagi bagian an dar dari su suat atu u essen ssensi si yang ang merup erupak akan an pembeda dari yang lainnya dan pengkhusus dari essensi itu itu sebd sebdir iri. i. Rasi Rasion onal al,, meru merupak pakan an jawa jawaban ban dari dari cont contoh oh diatas. Denga demikian dua hal diatas dapatlah kita kita mendefinisikan pemb pembed eda a deng dengan an “sua “suatu tu paha pahama man n univ univer ersa sall tent tentan ang g bagi bagian an peng pengkh khus usus us suatu suatu esse essens nsii yang yang untu untuk k menj menjaw awab ab pert pertany anyaan aan,, apakah zat pembedanya”.
4. Univ Univer ersa sall Sif Sifat at Khus Khusus us (‘Aradh Khash, Property) Dalam banyak hal kita dapat melihat sesuatu, baik golongan maupun maupun jenis jenis atau atau eksten ekstensi, si, yang yang mempun mempunyai yai suatu suatu kekhus kekhususa usan n pada dirinya. Namun kekhususan itu secara akal dapat dipisahkan dari dari pemi pemili likny knya. a. Arti Artiny nya, a, kala kalau u kekh kekhusu ususa san n itu itu dipi dipisah sahka kan n dari dari pemiliknya, essensi pemilik tersebut tetap utuh. Dengan demikian kekhususan yang dimiliki tidak masuk dalam essensi pemiliknya. Inilah yang dimaksud dengan sifat khusus. Misalnya tertawa*, yang menjadi salah satu sifat khusus dari golongan manusia. Dengan penjelasan diatas, dapatlah kita mendefinisikan sifat khusus sebagai “Pahaman Universal yang berupa (bisa dijadikan) predikat yang khusus bagi dan keluar dari essensi subyeknya” atau subyeknya” atau “pahaman “pahaman universal universal yang berupa berupa (bisa dijadikan) dijadikan) hukuman hukuman yang khus khusus us bagi bagi dan dan kelu keluar ar dari dari esse essens nsii yang yang dihu dihuku kum” m”** ** atau “Pahaman universal yang berupa (bisa dijadikan) suatu keterangan – yang menerangkan – yang khusus bagi dan keluar dari essensi yang diterangkan”*** Penjelasan Istilah subyek (maudhu’ , subject), dihukum (D, mahkum ilaih, mahkum mahkum)) dan yang yang ditera diterangk ngkan an (D), (D), mempu mempunya nyaii satu satu arti, arti, yaitu yaitu sesuatu yang dihukumi atau diterangkan. Misalnya, manusia pada propos proposisi isi “manus “manusia ia adalah adalah binatan binatang”, g”, “manus “manusia ia adalah adalah binata binatang ng rasional”, “manusia adalah tertawa – yang tertawa” dan lain-lain.
* yang dimaksud tertawa disini adalah kata sifat, bukan kata kerja ** istilah hukuman dan dihukum merupakan perkembangan istilah dari DHH, yaitu dihukum, hukuman dan hubungan – hokum. Dan artinya adalah penetapan seperti menetapkan panas paada api ketika kita mengatakan bahwa “api itu panas”
*** Istilah tersebut merupakan pengembangan dari istilah diterangkan dan menerangkan Namun yang sering dipakai dalam bukuini adalah dua istilah pertama. Begitu pula tentang istilah predikat, hukuman (H, mahkum bihi, hokum) mempunyai satu arti, yaitu sesuatu yang menghukumi, ketetapan tau menerangkan. Misalnya pahaman tentang binatang, binatang rasional, tertawa – yang tertawa – dan lain-lain pada contoh proposisi diatas. Perlu diingat bahwa kedua predikat – pertama –
49
binata binatang ng dan binata binatang ng rasion rasional al – merup merupakan akan satu satu predik predikat at yang yang tidak keluar daaari subyeknya, yakni manusia. Ssedang tertawa – yang tertawa – merupakan predikata yang keluar daaari subyeknya, yaitu keluar dari hakikat atau essensi subyek yang ia predikati, yakni manusia.
5.
Uni Univeer veers sal Sifat Umum (‘Aradh’Aam, Commons Predicate)
sela selain in su suat atu u golo golong ngan, an, jeni jenis s dan dan ekst eksten ensi si memp mempun unya yaii sifa sifatt khusus, mereka juga mempunyai sifat umum. Artinya mempunyai sifa sifatt yang yang dimi dimill llik ikii mere mereka ka dan sela selain in mere mereka. ka. Misal Misalny nya, a, sifat sifat berb berben entu tuk. k. Ia disa disamp mppi ping ng dimi dimili liki ki bina binata tang ng,, juga juga dimi dimilk lkii oleh oleh pepohonan, bebatuan dan lain-lain. Begitu juga sifat berjalan pada IRUL dan manusia. Kita dapat mengetahuui suatu sifat merupakan sifat umum apabila kita melihat sifat tersebuut dimiliki oleh suatu pahaman universal yang lebih luas keetimbang subyek yang disifati senu senula la.. Baik Baik pemi pemili lika kan n yang yang lebi lebih h luas luas ters terseb ebuu uutt meru merupa paka kan n pemmilikan khhusus atau juga umum. Misalnya sifat berjalan dan berbentuk pada mannusia dalam proposisi “Manusia adalah berjalan – yang berjalan – atau berbentuk. Kalau sifat berjalan dan berbentuk terseb tersebut ut dimill dimilliki iki oleh oleh pahama pahaman n yang yang lebih lebih luas luas daaari daaari manusi manusia, a, misalnya binatang, maka sifat-sifat itu bagi manusia merupakan sifat umum umum.. Seba Sebab b sifa sifatt-si sifat fat itu itu past pastii dimi dimili liki ki oleh oleh bina binata tang ng sela selain in manu manusi sia, a, yang yang tega tegabu bung ng dala dalam m paha pahama man n bina binata tang ng - sec secara ara Universal. Deng Dengan an demi demiki kian an kita kita dapa dapatt mend mendef efin inis isik ikan an sifa sifatt umum umum ssebagai “suatu “suatu pahaman pahaman univer universal sal yang yang berupa berupa (bisa (bisa dijadi dijadikan) kan) predikat uang keluar dari essensi subyek yang mempredikati subyek dan lainnya”.
Perlu diketahui 1. kada kadang ng kala kala su suat atu u sifa sifatt bisa bisa menj menjadi adi khusus khusus dan umum umum kala kalau u dihubungkan dengan dua subyek atau lebih. Misalnya, berjalan (baca :yang berjalan). Ia merupakan sifat khusus dari binatang, tetapi sifat umum bagi manusia, gajah dan lain-lain. 2. kadang kadang kala, suatu suatu sifat sifat menjadi menjadi zat bagi yag lainny lainnya.m a.misa isalny lnya a berwarna (baca: yang berwarna). Bagi benda, ia – berwarna – menjadi sifatnya. Tetapi bagi “yang putih”, “yang hitam”, “yang mera merah” h” dan dan lain lain-l -lai ain, n, ia menj menjad adii jeni jenisny snya. a. Hal Hal ini ini dapat dapat kita kita ketahui daaari definisi benda dan yang putih, yang hitam dan lain lain-l -lai ain. n. Pada Pada defi defini nisi si bend benda, a, “Yang “Yang berw berwar arna” na” tida tidak k masu masuk k didalamnya, alias tidak menjadi asas essensinya, sebab definisi bend benda a adla adlah h sesu sesuat atu u yang yang – bisa bisa – mempu empuny nyai ai tiga tiga ukur ukuran an (dimen (dimensi) si),, yaitu yaitu panjang, panjang, lebar lebar,dan ,dan tebal tebal.. Tetapi Tetapi pada pada defini definisi si 49
“yang “yan g hita hitam m (mis (misal alny nya) a),, maka maka ia – yang yang berw berwar arna na – masu masuk k didalamny didalamnya, a, alias menjadi asas essensinya. essensinya. Sebab definisi definisi “yang hitam” adalah “yang berwarna dengan warna arang”. 3. kada kadang ng kala kala univ univer ersa sall sifa sifatt khus khusus us dan dan univ univer ersa sall pemb pembed eda, a, berbentuk kata tunggal dan ganda. Contoh tunggal dari keduanya adalah adalah “teer “teertaw tawa” a” (baaca (baaca:ya :yang ng tertaw tertawa) a) dan “rasii “rasiiona onal”, l”, yang yang keduanya bagi manusia. Sedang contoh gandanya adlah “berdiri tegap”, tegap”, “terng “terng kulitn kulitnya” ya”,, bagi bagi manusi manusia; a; “peras “perasa a dan berger bergerak ak dengan keinginan”, bagi binatang. Perhatikan Diagram Berikut :
Lima Universal
Golongan
Jenis
Pembeda
Sifat Khusus
Sifat Umum
51
PEMBAGIAN LIMA UNIVERSAL Masing Masing-ma -masin sing g daari daari pahama pahaman n lima lima unive universal rsal dibagi dibagi menjaa menjaadi di beberpa bagian: 1. Univer Universal sal Golong Golongan, an, dibagi menjadi dua :
a.Universal Golongan Hakiki yaitu suatu golongan yang sesuai dengan definisi asalnya. b.Universal Golongan Hubungan yait yaitu u su suat atu u univ univer ersa sall zat yang yang dihu dihubu bung ngka kan n deng dengan an dan dan terl terlet etak ak diba dibawa wah h uni uni ver versal sal zat zat lain lainny nya a yang yang lebi lebih h luas luas.. Misaln Misalnya ya manusi manusia a dan binata binatang, ng, kalau kalau dihubu dihubungka ngkan n dengan dengan univ univer ersa sall zat lain lainny nya a yang yang lebi lebih h luas luas.. Kedu Keduan any ya beru berupa pa univer universal sal zatyan zatyang g beraad beraada a dibawah dibawah univer universal sal lainny lainnya a yang yang lebi lebih h luas, luas, yang yang dala dalam m hal ini ini kepa kepadan danya ya kedu kedua a univ univer ersa sall tersebut dihubungkan. Yaitu menghubungkan manusia dengan binatang dengan benda berkembang. Dengan penghubungan ini, ini, maka maka manu manusi sia a menj menjad adii seba sebagi gian an dari dari bina binattang, ang, dan dan binatang menjadi sebagian dari benda berkembang. Golongan hubungan, bisa jadi dari golongan hakiki – seperti manusia – atau atau buka bukan n dari dari jeni jenis. s. Yang Yang terp terpen enti ting ng adla adlah h bahw bahwa a ia – golngan hubungan – harus berupa universal zat dan dihubungkan dengan universal zat lainnya yang lebih luas. Oleh karen karena a itu, itu, hubu hubung ngan an antar antara a goon goongan gan haki hakiki ki dan dan golo golong ngan an hubungan berupa golongan umum dan khusus mutlak. Yakni universal universal golongan hubungan hubungan lebih lebih luas ketimbang golongan hakiki. Golongan hubungan dibagi menjadi tiga : (!) (!) gol golonga ongan n terr errenda endah h (go (golong longan an haki hakiki ki,, gol golonga ongann nnya ya golo golong ngan an,, saaf saafil il). ). Yaitu Yaitu su suat atu u golo golong ngan an yang yang tida tidak k ada ada golongan lagi dibawahnya. Misalnya manusia. (!!) Golongan ten tengah (mu (mutawass sstth). Yai Yaitu sua suatu gol golongan yang diatas dan di bawahnya terdapat golongan. Misalnya binatang. binatang. Dibawah Dibawah dan diatas binatang binatang terdapa terdapatt golongan golongan lain, yaitu manusia dan benda berkembang. (!!! (!!!)G )Gol olon onga gan n tera terata tas s (‘Al (‘Aliy iy). ). Yait Yaitu u su suat atu u golo golong ngan an yang yang golongan golongan lain hanya terdapat terdapat dibawahnya. dibawahnya. Seperti benda. Diba Dibawa wah h bend benda a terd terdap apat at golo golong ngan an lain lain sepe sepert rtii bend benda a berkambang, benda hidup (binatang) dan manusia. Sedang diatsnya diatsnya tidak terdapat golongan. Sebab substansi*, substansi*, yang hanya satu-satuya diatas benda, hanya berupa jenis, alias 51
tidak bisa berupa golongan senagaiman benda, diagram è
Misal lihat
*
subastansi adalah lawan dari aksiden. Yakni ditemui diluar, ia tidak memerlukan subyek. Misalnya manusia, pohon, gunung, air, ruh, malaikat, dan lain-lain.berbeda dengan aksiden yang memerllukan subyek. Misalnya putih, yang memerlukan kapas, kapur, tulang,mata,kertas dan lain-lain, sebab tanpa semua itu, putih tak dapat eksis atau ditemui diluar (akal). Ringkasnya, untuk menjadi eksis (wujud) substansi tidak berdiri diatas sesuatu yang lain, sedang sifat sebaliiknya.
Substansi
Intellegence
Ru Ruh
Benda tak berkembang
Benda
Golongan Hubungan Tinggi
Benda berkembang
Golongan tengah
Tumbuh-tumbuhan
Burung
IRUL
Aldho
Binatang
Manusia
Erick. H
Golongan Hakiki / Golongan Hubunganterrendah
53
Hakiki
Lihat diagram berikut :
Golongan
Teratas Hubungan
Tengah Terendah
2. Univ Univer ersa sall Jen Jenis is,, dibagi menjadi dua : a. Univer Universal sal Jenis Jenis Dekat Dekat (Qari (Qarib) b) yaitu suatu jenis yang aadanya – dalam urutan – langsung diatas golongan yang diperhatikan. Baik golongan hakiki atau hubungan. hubungan. Misalnya Misalnya benda tidak tidak berkembang, berkembang, benda dan dan su subs bsta tans nsii terh terhad adap ap air, air, bend benda a tak tak berk berkem emba bang ng terhadap cair, benda terhadap benda tidak berkembang, substan substansi si terhad terhadap ap benda benda dan lain-l lain-lain ainnya nya.. Lihat Lihat contoh contoh grafi grafik k diba dibawa wah h deng dengan an meng mengam ambi bill bend benda a cair cair sebag sebagai ai golongan yang diperhatikan. b. Univer Universal sal Jenis Jenis Jauh Jauh (ba’ (ba’id id)) yaitu jenis yang adanya – dalam – urutan – tidak langsung diatas golongan yang dipeerhatikan. Baik golongan hakiki atau hubungan. hubungan. Misalnya Misalnya benda tidak tidak berkembang, berkembang, benda dan dan su subst bstan ansi si terh terhada adap p air. air. At Atau au bend benda a dan dan su subst bstan ansi si terhadap benda cair dan lain-lain. Llihatlah contoh grafik dibawah dengan mengambil venda cair sebagai golongan yang dipeeerhatikan.
Substansi Jennis jauh
Ruh
Benda beerkmbang
Benda
Benda tidak berkembang Jenis dekat
53
Benda padat Benda Cair
Golongan yang
diperhatikan
Cat
Air
Air laut
Air hujan
Air sumur
Perhatian ! Ada pembagian lain dalam membagi jenis, yaitu suatu pembagian yang membagi jenis menjaaadi tiga bagian : jenis terendah (saafil, inferior genus), jenis pertenngahan (mutawassith, the inter mediate genus) dan jenis tertinggi (jenisnya jenis, jenis ‘aliy, jinsu ajnas, the higheeer genus). Jenis terendah adalah jenis yang paling dekat dengangolongan hakiki; jenis tertinggi adalah jenis yang paling jauh dari golongan hakiki; jenis pertengahan aadalah diantara keduanya. Lihat diagram dibawah :
Substansi
Jenis tertinggi
Benda Jenis pertegahan Benda tdk. berkembang
Benda cair
Jenis terendah
Air Dan lihat diagram beerikut :
Unniversal Jenis
55
Jauh
Dekat
3. Univer Universal sal Pembe Pembeda, da, dibagi menjadi dua : a. Universal Universal Pembeda Pembeda Dekat (Qarib) yaitu suatu pembeda yang membedakan golongan (baik hakiki atau hubungan) dari golongan yang lain yang bersatu dalam satu jenis, misalnya rasional. Ia membedakan manusia dari golongan lainnya, seperti kuda, harimau, burung dan lainlain yang bersatu dalam satu jenis yang bersatu dalam satu jenis, yaitu binatang. Atau perasa yang menjadi menjadi pembeda bagi binatang. b. Universal Universal Pembeda Pembeda jauh (ba’id) Yaitu suatu pembeda yang dihubungkan dengan suatu golongan dari jenisnya – baik yang jauh atau dekat – atau golongan hubungan yang ada diatasnya. Misalnya perasa – pembeda binatang – yang dihubungkan dengan manusia, kuda, kucing dan lain-lain sebagai golongannya. Misalnya dengan membuat proposisi “manusia adlah binatang perasa”, bukan “manusia adalah binatang rasional”. Oleh karena itu, definisi tersebut – manusia adalah binatang perasa – dikatakan definisi dengan jrnis dekat (binatang) dan pembeda jauh (perasa). Lihat bagan dengan mengambil manusia sebagai yang diperhatikan : Substansi
Benda
55
Benda bekembang
Perasa
Pembeda jauh Manusia
Rasional (pembeda dekat)
Irul
Tambahan Pembeda mempunyai hubungan dengan jenis atau golongannya. Dengan kata lain, kalau pembeda kita hubungkan dengan jenis atau atau golong golongann annya, ya, maka maka ia mempu mempunya nyaii hubung hubungan an tersen tersendir diri. i. Kala Kalau u dihu dihubu bung ngkan kan deng dengan an jeni jenisn snya ya,, maka maka ia – pemb pembed eda a – menjadi pembaginya. Misalnya rasional terhadap binatang. Ia – rasi rasion onal al – memb membag agii bian bianat atan ang g menj menjad adii dua, dua, yait yaitu u binat binatang ang rasi rasion onal al dan dan tida tidak k rasi rasion onal al.. Seme Sement ntar ara a kala kalau u dihu dihubu bung ngkan kan deng dengan an golo golong ngany anya, a, maka maka ia – pemb pembed eda a – menj menjadi adi asasn asasnya ya.. Misaln Misalnya, ya, rasion rasional al terhad terhadap ap manusi manusia, a, ia – rasion rasional al – sebaga sebagaii sala salah h satu satu asas asas manu manusi sia, a, seba sebab b manus anusia ia adal adalah ah bina binata tang ng rasional. Golongan
Dekat
Jauh
4 & 5. Universal Sifat Khusus dan Umum, dibagi menjadi dua : a. Univer Universal sal Sifat Sifat Lazi Lazim m (lazim, Concomitence) yaitu suatu pahaman universal yang secara akal tidak mugkin berpisah dari ekstensinya. Seperti ganjil dan genap untuk angka tiga dan empat, samanya jumlah sudut segitiga dengan jumlah dua sudut tegak lurus, universalnya manusia dan lain-lain. Sifat lazim ini dibagi menjadi tiga : 1. Lazi Lazim m Dala Dalam m Wuju Wujud d Luar Luar (Khariji) Yaitu kelazimannya kelazimannya hanya pada wujud luarnya saja. Seperti samanya samanya jumlah jumlah sudut segitiga dengan jumlah dua sudut tegak lurus, sebab bisa saj orang memb membay ayang angka kan n segi segiti tiga ga tanp tanpaa memb membay ayang angkan kan juga juga,, atau atau menge mengeta tahu huii kesama kesamaanny annyaa dengan dengan jumlah jumlah dua sudut sudut tegak tegak lurus. lurus. Karena Karena itu kesama kesamaan an tersebut tidak lazim didalam akal. 2. Lazi Lazim m Dala Dalam m Wuju Wujud d Dala Dalam m (Dzihni) Yait Yaitu u yang yang kelaz kelazim iman anny nyaa hanya hanya pada pada wujud wujud dalam dalam akal akal saja saja.. Seper Seperti ti Univer Universal salnya nya manusi manusia, a, rasion rasional, al, binata binatang ng dan lain-l lain-lain ain,, atau atau partik partikulr ulrnya nya pahaman Ahmad, Budi dan lain-lain. 3. Lazi Lazim m Dal Dalam am Esse Essens nsii (Mahiyat, Essence) yait yaitu u yang yang kela kelazi zima manny nnyaa dala dalam m wuju wujud d luar luar dan dan dalam dalam.. Sepe Sepert rtii ganji ganjill genapnya angka tiga dan empat. Sebab, baik diluar atau didalam akal, angka
57 tiga dan empat, tetap melazimi ganjil dan genap. Dilihat dari jelas dan tidaknya, sifat lezim dibagi menjadi dua : (1) Lazim Jelas (bayyin, (bayyin, Clear) Clear) yaitu yang kelazimannya tidak memerlukan pembuktian dan dalil. Lazim jelas dibagi menjadi dua : a. Lazi Lazim m Jel Jelas as lebi lebih h Khu Khusu suss Yaitu yang dengan hanya menggambarkan yang dilazimi, cukup untuk menggambarkan lazim tersebut. Seperti genapnya empat, dengan hanya membayangkan empat. Sebab dengan hanya membayabgkan empat sudah cukup untuk membayangkan genap. b. Lazim Jelas Lebih Umum Yaitu Yaitu yang yang untu untuk k meya meyaki kini ni atau atau menge mengeta tahu huii kela kelazi zima manny nnyaa hany hanyaa diperl diperluka ukan n terleb terlebih ih dahulu dahulu membay membayangk angkan an yang yang dilazi dilazimi, mi, lazim lazim dan hubungan keduanya, dan tidak cukup hanya membayangkan yang dilazimi saja. Seperti, dua adlah setengah dari empat. Pada conoto ini,kita cukup dengan hanya membayangkan membayangkan dua, empat dan hubungan keduanya, untuk meyakini bahwa dua adalah setengah dari empat. Atau untuk meyakini bahwa kelaziman lapar adlah wajar, kita cukup membayangkan lapar, makan dan hubungan keduanya (2) Lazi Lazim m Tida Tidak k Jel Jelas as (Gha (Ghaiiru bay bayyin) in) Yaitu Yaitu yang yang untuk untuk meyaki meyakini ni kelazi kelaziman mannya nya perlu perlu pada pembukt pembuktian ian dan dalil, artinya tidak cukup dengan hanya membayangkan yang dilazimi, lazim dan hubungan keduanya. Seperti kesamaan jumlah sudut segitiga dengan jumlah dua sudut tegak lurus. Dalam contoh ini untuk meyakini kelazi kelaziman mannya, nya, tidak tidak cukup cukup dengan dengan membay membayangk angkan an jumlah jumlah sudut sudut dan hubu hubung ngan an kedu keduan any ya. Teta Tetapi pi perl perlu u kepa kepada da dali dalill dan dan pemb pembuk ukti tian an.. Konklu Konklusin sinya ya adalah adalah lazim lazim jelas jelas yang yang tidak tidak memerl memerlukan ukan pikira pikiran, n, alias alias termasuk pahaman mudah. Sedang lazim tidak jelas memerlukan pikiran, termasuk perhitungan.
b.
Univ Univer ersa sall Sifa Sifatt Tida Tidak k laz lazim im (Muftariq, Separate) Yaitu suatu pahamn universal yang secara akal bisa dimung dimungkin kinkan kan berpis berpisah ah dari dari eksten ekstensin sinya. ya. Sepert Sepertii hitamn hitamnya ya orang orang Negr Negro, o, muda mudany nya a manu manusi sia, a, geme gemeta tarn rnya ya oran orang g yang yang terkjud dan lain-lain. Universal sifat tidak lazim dibagi menjadi dua : (1) (1)
(2) (2)
Sela Selama many nyaa (daim (daim,, perma permane nent nt)) Yaitu Yaitu suatu suatu sifat sifat yang yang selama selamanya nya melekat melekat pada pada yang yang disifa disifati. ti. Seperti Seperti hita hitamn mny ya oran orang g Negr Negro o (ten (tentu tu bagi bagi yang ang berk berkul ulii hita hitam) m).. Sifa Sifatt ini ini dikategorikan sebagai sifat tidak lazim, karena secara akal ia bisa berubah, walaup walaupun un pada pada kenyataa kenyataanny nnyaa tidak tidak pernah pernah beruba berubah. h. Yakni, Yakni,aka akall tidak tidak melihat kemustahilanterhadapa perubahan yang mungkin terjadi pada sifat tersebut. Semen Sementa tara ra (gha (ghair irii daim, daim, unpe unperm rmane anent nt)) yaitu yaitu suatu suatu sifat sifat yang yang selam selamany anyaa melekat melekat pada yang yang disifa disifati. ti. Seperti Seperti mudanya manusia, gemetarnya orang yang terkejud dan lain-lain. 57
Universal tidak lazim “semantara” ini dibagi menjadi dua : a. Lambat Lambat hilangn hilangnya. ya. Seperti Seperti mudany mudanyaa manus manusia. ia. b. Cepat hilanya. Seperi gematarnya atau pucatnya orang yang terkejud atau ketakutan. Lihat Bagan dibawah ini :
Umum
Khusus
Tidak lazim
Lazim Dlm. Wujud-luar
Sement mentaara
Lambat hilang
Dlm.wujud-dalam Dlm.wujud-dalam
Dalam essensi
Selama lamany nyaa
Cepat hilang
Jelas
Lebih Khusu
Tidak jelas
Lebih Umum
DEFINISI Pengertian dan Pentingnya Definisi Sering Sering kali kali kita kita melih melihat at adanya adanya suatu suatu dilemm dilemma a dalam dalam suatu suatu bahasan bahasan dalam dalam masyar masyarakat akat,, yang yang kandas kandas begitu begitu saja saja diping dipingira iran n pantai kehidupan kompleks manusia yang selalu ingin maju walau tanpa anpa tera terarrah. ah. Kem Kemudi udian deng dengan ansa sang ngat at trag tragiis masy masyar arak akat at berlom berlomba ba untuk untuk menge mengeksku kskusi, si, mengi menginja njak-i k-inja njak k dan melalu melaluiny inya, a, walau alaupu pun n tak tak ada ada baht bahter era a untu untuk k meny enyelam elamat atka kan n mere ereka. ka. Katakanlah dilemma musiman. Anehnya, dilemma tersebut datang dari dari para para tokoh tokoh dan pakar pakar masyar masyarakat akat itu sendir sendiri, i, yang yang dengan dengan susah payah mereka renugkan, sebelum kemudian dicetuskan dan menjad menjadii dilemm dilemma. a. Tka jarang jarang kering keringat at kuning kuning menghu menghujan jan , atau atau bukan rambut bagus mereka pun mulai bosan menemani mereka dalam usaha-usaha itu. Lalu…., siapakah yang salah? Para pakarkah yang mungkin kurang bertanggung jawab pada agama, etika ilmiah dan bangsa bangsa,, yang yang kebias kebiasaan aanya ya hanya hanya memper memperind indah ah makala makalanya nya dengan kata-kata istilah tetapi tidak dengan mutu bahasanya, atau masyarakat yang suka mengekskusi karena menganggap dilemma itu tidak penting, walaupun tak jarang mereka terombang-ambing
59
karenanya? Kemudian, tak adakah rasa kasih yang hakiki – bukan semu semu – untu untuk k meny menyel elam amat atkan kan bang bangsa sa terc tercin inta ta dari dari kera keranc ncuan uan pengetahuan, pandangan tentang sejarah, akhlak, agama dan lainlain? Kasih saying saying tak dibangun diatas pondasi kepentingan kepentingan pribadi pribadi dan golongan? Atau diatas pondasi kefanatikan yang buta? Kita Kita berh berhar arap ap agar agar para para paka pakarr kita kita dapa dapatt meny menyad adar arii dan dan merenu merenungi ngi pertan pertanyaa yaan n yang yang dipaksa dipaksakan kan itu. itu. Dan bagi bagi genera generasi si muda, kita berharap untuk menyatukan langkah dan hidup bersatu untuk lebih lagi membangun bangsa besar kita, Indonesia. Kebanyakan penyebab timbulnya dilemayang mengenaskan itu adalah ketidak jelasan batasan (definisi) pada setiap pembahasan, yang yang kemudi kemudian an muncul muncul sebagai sebagai dilema dilema.. Maksud Maksud kami kami bukanl bukanlah ah menolak adanya batasan pada kebanyakan dilemma, tetapi kami menola menolak k batasan batasan yang yang kabur kabur atau atau sangat sangat tendes tendesius ius pada pada setiap setiap perm permas asal alah ahan an.. Misa Misaln lnya ya defe defeni nisi si buda budaya ya,s ,soc ocia ial, l, kebe kebeba basa san, n, hak,politik, filfasat, logica, modern, kuno, dll. Sunggu tidak jarang kend kendah ahan an nama nama dan kata kata tela telah h bany banyak ak memp mempes eson ona, a, sehi sehing ngga ga masyse masyserak rakat at bahkan bahkan pakar pakar berlom berlomba ba membu membuang ang permat permata a indah indah yang dimiliki atau yang mesti dicapai dan menggantikannya dengan keidahan semu yang ada pada symbol-simbol penghias yang tak bertulang, bertulang, dan dengan dengan cara yang sadistis sadistis telah memasukkannya memasukkannya kedalam kedalam alam idealis mereka. mereka. Sehingga Sehingga mereka mereka mer\asa mer\asa bangga dan gagah dikatakan modernis, intelek dan semacamnya, walaupun hanya sebatas bahasa begitu pula merasa rendah hati dan minder dika dikata takan kan sebag sebagai ai oran orang g kolot kolot,, sant santri ri,, kuno kuno dan tida tidak k mode modern rn.. Sunggu diluar dugaan, bangsa, agama, akidah, ilmu pengetahuan, yang kjesemuanya itu adalah sangat mahal bagi kehidupan mansia, dapat ditukan dengan keindahan kata yang semu, semacam social, modernis, intelek, cendikiawan dan sebagainya. Akhirnya, muah-mudan promosi yang mengutamakan kuantitas dan keduniaan, yang tidak mengutamakan kualitas dan tanggung jawa dunia akhirat tersebut akan segera berakhir, demi kita, keluar keluarga, ga, anak cucu cucu dan bangsa bangsa tercin tercinta. ta. Dan mudah-m mudah-muda udahan han pelajarn defenisi ini dapat membantu – walau sekedarnya – untuk itu, amin.
Ringkasnya Supaya kita menguasai ucapan, pene dan pikiran kita, kita harus mengetahui pembagian, saart – syarat, asas dan aturan – aturan defenisi sehingga : 1. sesu sesuatu atu yang yang dib dibah ahas as sel selal alu u namp nampak ak jel jelas as dal dalam am akal akal kia. kia. 2. memb member erii tahu tahukan kan deng dengan an ben benar ar dan dan juj jujur ur pada pada sela selain in kit kita. a. 3. selain untuk mengetahui yang belum kita ketahui, penget pengetahua ahuan n dan defeni defenisi si ini juga juga untuk untuk membuk membuka a dan merinci sesuatu yang kit kita ket ketahu ahui secara ara global sepeti sepetiman manusi usia, a, sirik, sirik, bid’ah bid’ah dll. dll. Oleh Oleh karna karna itu defene defenesi si 59
yang banyak dipakai dipakai untuk defenisi ( defenisiny defenisinya a defenisi) defenisi) adalah “ kumpulan dari pengetahuan gambaran ( concept ) yang menyarankan gambaran yang belum diketahui* atau yang merinci gambaran yang sudah diketahui”. 4. Pembagian Defenisi. Sebagai Sebagai mana mana maklum maklum,, defeni defenisi si adalah adalah mener menerank ankan an sesuat sesuatu u yang yang belu belum m dike diketa tahu huii atau atau meri merinc ncii yang yang tela telah h dike diketah tahui ui.. Pada Pada awalnya, defenisi bertujuan memberikan gambaran penuh sesuai dengan dengan hakeka hakekatt sesuat sesuatui ui yang yang didefe didefenis nisika ikan n sehing sehingga ga sesuat sesuatu u tersebut tergambar dengan jelas, dan juga membedakannya dari sesuatu yang lain dengan pembedaan yang penuh atau sempurna sehi sehing ngga ga ia namp nampak ak berb berbed eda a dari dari yang yang lain lain.. Kedu Kedua a tuju tujuana anawa wall tersebut tidak dapat dipenuhi kecuali dengn menerangkan zat-zat yang dimilikinya. Kalau hal itu tidak bisa dilakukan – karena sulit, misalnya kita cukup membedakannya saja dari yang lain. Hal inibisa kita lakukan dengan hanya menyebut suatu zat, zat dicampur sifat khusus, sifat khusus dan sebagainya. Deng Dengan an demi demiki kian an,, pada pada gari garis s besa besarr ada ada dua dua cara cara dala dalam m mendefinisikan sesuatu. Pertama, adalah dengan zatnya. zatnya. Definisi Definisi disebut batasan (had, limit, term of silogism). Kedua, Kedua, adalah dengan sifa sifatn tnya ya atau atau sifa sifatt dan zatn zatnya ya.. Defi Defini nisi si ini ini dise disebu butt gamab gamabar aran an (rismun, descriptive definision, imprint). Dan pada masing0masing cara terbagi menjadi dua, kurang dan lebih.
1. Def Definis nisi denga engan n bat batasan asan leng engkap kap (had (had al-t al-tam am,, perf perfec ectt definision) defini definisi si dengan dengan batasan batasan lengk lengkap ap adalah adalah “suatu “suatu defini definisi si yamg yamg menu menunj njuk ukkan kan hakek hakekat at dan esse essens nsii sesu sesuat atu u yang yang dide didefi fini nisi sikan kan (defined)”. Deng Dengan an demi demiki kian an defi defini nisi si deng dengan an bat batasan asan leng lengka kap p haru harus s mencakup semua zat-zat yang dimiliki, yaitu yang menjaadi asas bagi bagi esse essens nsii yang yang dide didefi fisi sikan kan (def (defin ined ed), ), kare karena na ia meru merupa pakan kan perinc perincian iannya nya.. Sepert Sepertii “binat “binatang ang rasion rasional” al”,, substa substansi nsi yang yang bis bisa a menerima tiga dimensi : panjang, lebar dan tinggi ; yang amsingmasing sebagai definisi manusia, benda dan segitiga. *
perlu diketahui, bahwa kejahilan (ketidaktahuan) dibagi menjadi tashawwaru (concept, gambaran) dan tashdiqi (assent, keyakinan) sebagaiman ilmu, sebab kejahilan merupakan lawan dari ilmu. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa maksud dari “gambaran yang belum yang diketahui” adalah sesuatu yang tidak diketahui mengandung hokum yang belum diketahui.
Tambahan ! Perlu diketahui pula, bahwa kejahilan keyakina dibagi menjadi sederhana dan ganda ( Murakkab). 1 Kejahi Kejahilan lan sederha sederhana na adalah adalah kejahilan kejahilan yang yang diketah diketahui ui atau disadari disadari.. Artiny Artinya, a, seseorang seseorang itu sadar sadar dan tahu tahu bahwa dirinya tidak tahu. 2 Kejahi Kejahilan lan ganda ganda adalah adalah kejahilan kejahilan yang yang tidak diketah diketahui ui atau tidak disada disadari. ri. Artiny Artinya, a, seseoran seseorang g itu tidak tidak tahu dan tidak sadar kalau dirinya tidak mengetahui mengetahui masalah atau sesuatu yang ia kira mengetahui mengetahui nya. Dikatakan Dikatakan ganda sebab : pertama, pertama, ia tidak mengetahui mengetahui sesuatu atu mesalah yang dihadapi. dihadapi. Kedua, ia tidak tahu bahwa dirinya tida
61 tahu.
Defi Defini nisi si deng dengan an meny menyeb ebut ut zatzat-za zatt yang yang dimi dimili liki ki oleh oleh yang yang didefinisi bukan lah hal yang mudah. Sebab bisa jadi sifat yang lazim lazim ditem ditempatk patkan an sebagai sebagai jenis, jenis, jenis jenis jauh jauh sebagai sebagai jenis jenis dekat dekat atau atau sifat sifat khusus khusus sebag sebagai ai pemb pembed eda a dekat dekat.. Maka Maka dari dari itu itu tida tidak k berleb berlebiha ihan n kalau kalau Ibnu Ibnu Sina Sina kitab kitab Huddud Huddudnya nya (defin (definisi isi-de -defin finisi isi)) mengatakan bahwa mendafinisikan sesuatudengan batsan lengkap meru merupa pakan kan peke pekerj rjaan aan yang yang hamp hampir ir must mustah ahil il dike dikerj rjaka akan n oleh oleh manusia. Defe Defeni nisi si deng dengan an bata batasan san leng lengkap kap,, dapat dapat dila dilaku kukan kan deng dengan an meny menyeb ebut utkan kan jeni jenis s dekat dekat dan dan pemb pembed eda a dekat dekatny nya. a. Misa Misaln lnya ya “ Manusia Manusia adalah binatang binatang rasional “. Namun, kalau jenis dekat dari defenisi tersebut tidak diketahui oleh penanya, maka kita dapat meri merinc ncin inya ya deng dengan an bata batasa san n leng lengka kapn pnya ya.. Misa Misaln lnya ya deng dengan an mende mendefen fenisi isikan kan binat binatang ang sebagai sebagai “ benda benda berkembang yang perasa dan bergerak dengan kehendak”. Dengan demikian defenisi manusi manusia a yang yang lebih lebih rinci rinci ketimb ketimbang ang binatan binatang g rasion rasional al adalah adalah “ benda berkembang yang perasa, bergerak dengan kehendak dan rasi rasion onal al “. Kalau Kalau defe defeni nisi si ini ini masi masih h namp nampak ak belu belum m jela jelas s bagi bagi penanya maka kita dapat dengan labih rinci lagi mendefenisikan manu manusi sia, a, deng dengan an meri merinc ncii “ bend benda a “. Terl Terleb ebih ih dahu dahulu lu sebag sebagai ai subt su btan ansi si yang yang bisa bisa mene meneri rima ma tiga tiga dime dimensi nsi.. Deng Dengan an demi demiki kian, an, defe defeni nisi si manu manusi sia a yang yang lebi lebih h rinc rincii dari dari defe defeni nisi si kedu kedua a adal adalah ah “subtansi yang bisa menerima tiga dimensi, berkembang, perasa, bergerak dengan kehendak dengan rasional”. Perincian perincian tersebut diatas dapat lakukan sampai pada sesu sesuat atu u yang yang tidak tidak meme memerl rluk ukan an peri perinc ncia ian, n, yang yang dise diseba babk bkan an keje kejela lasa sann nnya ya ( badih badihi, i, dhar dharur uri, i, mudah mudah). ). Sepe Sepert rtii pema pemaha hama man n tentan tentang g wujud wujud dan sesuat sesuatu. u. Dengan Dengan penjel penjelasan asan diatas diatas dapatl dapatlah ah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. jenis jenis dekat dekat dan pembeda pembeda dekat dekat mencakup mencakup semua semua zat yang dimiliki oleh defined. Maka dari itu mendefenisikan sesuatu dengan yang lebih rinci tidak diharuskan, walauun hal itu lebik baik. 2. tida tidak k ada ada per perbeda bedaan an dalam alam paha paham man dala dalam m paha paham man antara antara defeni defenisi si dan define defined, d, kecual kecualii dalam dalam kerinc kerincian ian dan tidaknya saja. 3. hanya hanya dengan kesesuai kesesuaian an dan kecocokan kecocokannya nya saja defenisi defenisi dapat menjadi “ petunjuk” atas defined.
2. Defeni Defenisi si dengan dengan Batasan Batasan – Kurang Kurang ( had al-naqish, defect defenition ) Defe Defeni nisi si deng dengan an bata batasan san – kuar kuaran ang g adal adalah ah “sua “suatu tu defe defeni nisi si dengan zat yang defenisi ( defined )”. Walau defenisi ini tidak mencakup semua zat yang dipunyai defonet, namun ia harus mempunyai pembeda dekat, baik tanpa digabu digabungk ngkan an dengan dengan sesuat sesuatu u apapun apapun atau atau digabu digabungka ngkan n dengan dengan 61
zat lain yang berupa berupa jenis jenis jauh. Dengan kata lain, defenisi defenisi dengan batasan – kurang ini dapat dilakukan dengan hanya menyebutkan pembeda dekat suatu defined, atau dengan menyebut jenis jauh dan dan pemb pembed eda a deka dekatn tnya ya.. Misan Misanya ya “b “ben enda da yang yang rasi rasion onal al” ” dan dan “ bendsa bendsa yang yang perasa” perasa”,, sebagao sebagaoii defeni defenisi si dari dari binatan binatang g dengan dengan manus anusia ia.. Deng Dengan an penj penjel elas asan an diat diatas as dapa dapatl tlah ah diam diambi bill su suat atu u kesimpulan bahwa : 1. defeni defenisi si dengan batasan batasan – kurang kurang tidak tidak menya menyamai mai defined defined dalam kepahaman karna tidak mencakup seluruh zat yang dipunya defined. 2. Faed Faedah ah dari dari bata batasan san – kuran kurang g hany hanya a dapat dapat memb membed edak akan an defi define ned d dari dari yang yang lain lain saja. saja. Ia tida tidak k dapat dapat memb member erik ikan an gambarakan penuh dalam pemahaman kita tentang defined, berbeda halnya dengan defenisi dengan batasan penuh. 3. ia menunjuk menunjukkan kan defined defined dengan dengan kelazim kelaziman, an, bukan denhga denhgan n kecoco kecocokan kan atau atau kesesu kesesuaian aian sebagai sebagai manade manadefen fenisi isi dengan dengan batasan batasan penuh. penuh. Sebut Sebut ia merupa merupakan kan “penun “penunjuk jukan” an” bagian bagian terhadap keseluruhannya.
3. Defeni Defenisi si Dengan Dengan Gambara Gambaran n – Lengka Lengkap p
(rismu (rismun n al – Tam, Tam, perfe perfect ct
descriptive descriptive defenition, defenition, imprint)
defini definisi si dengan dengan batasan batasan gambar gambaran an – lengkap lengkap adalah adalah “suatu “suatu definisi dengan menerangkan jenis dekat dan sifat khusus yang didefinisi” pada penjelasan yang lalu, kami katakana bahwa mendefinisikan sesuatu dengan batasan penuh adalah pekerjaan yang sangat berat. Oleh karena itu, para ahli menganjurkan kita untuk menerangkan definisi dengan gambaran – lengkap ini pada tempat-tempat pelik yang kita jumpai. Sifat khusus yang bisa mewakili pembeda dekat adalah sifat khusus yang lazim dan jelas serta lebih khusus, karena ia paling dekat dekat dengan dengan hakikat hakikat dan paling paling mirip mirip denga denga pembed pembeda a dekat. dekat. Namun, kalau hal itu tidak bisa dilakukan, kita dapat menggantikannya dengan sifat khusus yang lazim, jelas dan lebih umum. umum. Bebera Beberapa pa defini definisi si beriku berikutt ini adalah adalah sebaga sebagaii contoh contoh dari dari definisi dengan gambaran lengkap. “Bintang tertawa”(baca: yang tertawa), “bentuk yang mempunyai tiga sudut”, “angka yang kalau dikalikan dengan dirinya sendiri menjadi sembilan”; masing-masing sebagai definisi manusia, segitiga, dan tiga.
4. Defi Defini nisi si Deng Dengan an Gamb Gambar aran an-k -kur uran ang g
(rismu (rismun n
al-naq al-naqish ish,,
defect defect
descriptive definition)
Defini Definisi si dengan dengan gambar gambaran an – kurang kurang adalah adalah “suatu “suatu defini definisi si yang yang dengan dengan menera menerakan kan sifat sifat khusu khusus s saja saja atau atau dengan dengan jenis jenis jauh jauh dari dari yang didefinisi. didefinisi.
63
Seperti kalau kita mendefinisikan manusia sebagai “tertawa” (baca : yang tertawa), “benda tertawa”, “benda berkembang yang menulis” dan sebagainya. Seperti kami singgung pada awal pembahasan tentang definisi, bahwa definisi dengan satu zat, zat dicampur sifat khusus, sifat khusus dan lain-lain. Maka sekarang menjadi jelas bahwa definisidefinisi definisi tersebut tersebut masing-masi masing-masing ng adalah definisi definisi dengan dengan batasan batasan kurang, gambaran lengkap dan gambaran kurang. Ada beberapa definisi lain yang digolongkan kedalam definisi dengan gambaran – kurang, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti mereka itu adalah definisi dengan contoh, penyerupaan dan pembagian. Dengan penjelasan yang dahulu pula, dapat dipahami bahwa defi defini nisi si terh terhad adap ap satu satuha hall bisa bisa ber beragam agam sesu sesuai ai deng dengan an segi segi memandangnya. Hal ini sangat perlu diketahui oleh orang-orang yang ingin berkomentar terhadapnya serta bagi orang-orang yang ingin berkomentar terhadapanya serta bagi yang tidak ingin sesat dalam definisi-definisinya. Perlu diketahui bahwa beberapa hal tidak dapat didefinisi. Hal itu dika dikarrenaka nakan n kese kesede derrhan hanaany aanya a atau atau tida tidak k mem mempuny punyai ai rangkapan (seperti Tuhan) atau tidak memiliki jenis dan pembeda (seperti jenis atas) atau karena kejelasannya (seperti ilmu), dan lain-lain.
Lihat bagan tentang definisi berikut ini :
Lengkap Batasan Kurang Definisi Lengkap Gambaran Kurang
Gambaran – kurang Pembagian
Contoh
Syarat –syarat Definisi 63
Penyerupaan
Karena definisi bertujuan menjelaskan dan merinci defined , maka untuk membuat definisi, kita harus memperhatikan syaratsyarat definnisi. Sehingga tujuan tersebut dapat dicapai dengan baik dan sempurna. Syarat – syarat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Definisi Definisi harus sama sama dengan defined defined dalam jumlah jumlah ekstensiny ekstensinya. a. Artinya, Artinya, dimana ada ekstensi ekstensi definisi diasana pula ada defined, defined, begitu begitu juga juga sebali sebalikny knya, a, tanpa tanpa ada kelebi kelebihan han dan kekura kekuranga ngan n dari dari keduany keduanya. a. Inilah Inilah yang yang diisti diistilah lahkan kan dalam dalam logika logika,, bahwa bahwa defini definisi si harus harus langkap langkap (jami’ (jami’)) dan melaran melarang g (mani (mani’). ’). Lengkap Lengkap adalah jumlah ekstensi definisi tidak boleh kurang atau lebih sedi sediki kitt dari dari juml jumlah ah ekst eksten ensi si defi define ned. d. Sedan Sedang g maks maksud ud dari dari melarang, melarang, yakni melarang melarang ekstensi yang lain masuk kedalam kedalam ekst eksten ensi si defi define ned. d. Deng Dengan an demi demiki kian an defi defini nisi si itu itu tidak tidak bole boleh h terbuat dari beberapa hal : a. Terb Terbua uatt dari dari sesu sesuat atu u yang yang bers bersif ifat at lebi lebih h khus khusus us dari dari defi defin ned. ed. Kare arena yang ang lebih bih khus khusu us (sem sempit) pit) tidak idak mencakup semua ekstensi yang lebih luas. Maka dari itu definisi yang lebih khusus tidak bisa dikatakan lengkap. Misalnya “manusia adalah yang menulis” b. Terb Terbua uatt dari dari sesu sesuat atu u yang yang lebi lebih h umum umum dari dari defi define ned. d. Kare Karena na yang ang lebi lebih h umum umum menc mencak akup up semu semua a ekst eksten ensi si define defined d dan yang yang lain. lain. Dengan Dengan demiki demikian an defini definisi si yang yang bersif bersifat at lebih lebih umum umum tidak tidak mampu mampu melar melarang ang masukny masuknya a ekstensi lain kedalam ekstensi defined. Maka dari itu ia tidak melarang. Misalnya “manusia adalah yang perasa”. c. Terb Terbuat uat dari dari sesu sesuat atu u yang yang berl berlaw awan anan an deng dengan an defi define ned. d. Karena Karena defini definisi si yang yang berlaw berlawanan anan dengan dengan define defined d tidak tidak akan pernah bertemu dengan ekstensinya. Maka dari itu ia tidak dapat dikatakan lengkap dan melarang. Misalnya “manusia adalah benda mati”. 2. Defi Defini nisi si haru harus s lebi lebih h jela jelas s dan dan ter terang ang dari dari defin defined ed,, Kare Karena na defi defini nisi si ber bertuj tujuan uan unt untuk mener nerangk angkan an defi define ned. d. Denga engan n demikian definisi tidak boleh terbuat dari : a. Sesuat Sesuatu u yang yang sama sama dalam dalam kejelasa kejelasanny nnya a dengan dengan defined defined.. Seperti Seperti definisi definisi ayah bahwasanya bahwasanya ia adalah adalah “yang punya punya anak”. b. Sesu Sesuat atu u yang yang lebi lebih h tida tidak k jela jelas s dari dari defi define ned. d. Misa Misaln lnya ya “manu “manusia sia adalah adalah kumpul kumpulan an atom-a atom-atom tom yang yang masing masing – masing masingnya nya dipert dipertahan ahankan kan oleh oleh intele intelegen gence, ce, sehing sehingga ga tidak tidak timbul timbul tabrak tabrakan an dan ledakan ledakan,, yang yang intelg intelgenc ence e itu juga mengarahkan atom-atom manusia sesuai dengan naturnya.
65
3. Defi Defini nisi si haru harus s mempu empuny nyai ai segi segi keam keaman anan an dan dan perb perbed edaa aan n dengan defined. Sebab kalau sama dan tidak mempunyai segi perbedaan, perbedaan, maka definisi definisi tersebut tersebut tidak berfaedah. berfaedah. Dan berarti berarti – logika logikanya nya – define defined d diketa diketahui hui sebelu sebelum m diket diketahu ahui, i, misal misalnya nya “manusia adlah mausia atau insane”.sedang kalau berbeda dan tidak tidak mempu mempunya nyaii kesama kesaman, n, maka maka defini definisi si dan define defined d tidak tidak akan pernah bertemu. Dengan demikian definsi ini tidak akan memenuhi tugasnya, yaitu menjelaskan atau merinci defined. Bahakan definisi iniadalah menyesatkan kepahaman. Misalnya ”politik adalah jahat”.
Tambahan Perlu diketahui bahwa segi kesaman itu terkadang ada dalam paham ahaman an dan dan terka erkada dang ng ada ada dal dalam ekst kstensi ensi.. Maksu aksud d dar dari kesamaan yang ada dalam pemahaman adalah definisi dan defined memp mempun unya yaii kesam kesamaan aan arti arti dalam dalam akal akal kita kita.. Misal Misalny nya a defi defini nisi si manusi manusia a sebagai sebagai “binat “binatang ang rasio rasional nal”.d ”.dalam alam akal kita kita binata binatang ng rasio rasional nal adalah adalah manusi manusia a dan manusi manusia a adalah adalah binata binatang ng rasion rasional. al. Karena Karena defini definisi si juga juga ditunt dituntut ut untuk untuk mempun mempunyai yai segi segi perbed perbedaan, aan, maka maka segi segi perb perbed edaan aan yang yang ada ada pada pada cont contoh oh ters terseb ebut ut adal adalah ah bahwa binatang rasional merupakan pahaman rinci dari manusia. Jadi perbedaannya adalah pada global dan riniciannya saja. Namun, kalau segi perbedaan ini tidak ada, seperti manusia adalah manusia atau insane, maka definisi semacam ini tidak memberikan faedah faedah apa-ap apa-apa, a, kecual kecualii kalau kalau mengha menghadap dapii orang orang yang yang banyak banyak ragu semacam orang-orang shopist, atau hanya ingin menjelaskan kata-katanya saja. Defini Definisi si yang yang mempu mempuny nyai ai sifatsifat-sif sifat at terseb tersebut ut diatas diatas dis disebu ebutt dengan definisi dengan predikasi* - pertama (hamlun awwaly) dan hany dapat dipenuhi oleh definisi dengan batasan lengkap. * Predikasi adalah mempredikati sesuatu, dan juga bisa disebut menghukumi, menerangkan atau menetapkan.
Seda Sedang ng maksu maksud d kesa kesama maan an yang yang ada ada pada pada ekst eksten ensi si adal adalah ah bahw bahwa a defi defini nisi si dan dan defi define ned d bert bertem emu u pada pada wuju wujud d luar luar.. Baik Baik pertemuan itu sama, yakni setiap ada ekstensi definisi disana pula ada eksten ekstensi si define defined, d, seper seperti ti rasion rasional al dan manusi manusia a ketika ketika anda anda mendefinisikan manusia sebagai rasional. Atau tidak sama, yakni eksten ekstensi si defini definisi si lebih lebih luas luas daripa daripada da eksten ekstensi si define defined*, d*, sepert sepertii binatang dan manusia ketika anda mendefinisikan mausia sebagai binatang. Perbedaan yang ada pada kesamaan semacam ini ada dalam kepahaman. Hal ini nampak jelas karena – seperti dalam contoh – pahaman rasional bulan pahaman manusia dan pahaman binatang bukan pahaman manusia. Definisi yang mempunyai sifatsifat diatas disebut dengan predikasi – kebanyakan, yakni sering dipa dipaka kaii oleh oleh keba kebany nyak akan an oran orang. g. Defi Defini nisi si deng dengan an pred predik ikas asii 65
keba kebany nyak akan an ini ini dapa dapatt dipe dipenu nuhi hi oleh oleh defi defini nisi si deng dengan an batas batasan an – kurang, gambaran – penuh, gambaran – kurang, predikasi dari lima universal universal terhadap terhadap ekstansi-e ekstansi-ekstens kstensinya inya (seperti (seperti “Ahmad “Ahmad adalah manusia”, “manusia adalah golongan”, “binatang adalah jenis” dan lain-lain). 4. Defi Defini nisi si tida tidak k bole boleh h berp berput utar ar.. Yait Yaitu u untu untuk k mema memaha hami mi perl perlu u kepada defined. Seperti mendefinisikan ang angka ganj anjil bahw bahwasa asany nya a ia adal adalah ah yang yang tida tidak k gena genap, p, yang yang mana mana untu untuk k memhami angka genapakhirnya perlu untuk memahamiangka ganj ganjil il juga. juga. Yakn Yaknii “ang “angka ka yang yang tida tidak k gena genap” p”.. Sebab Sebab genap genap adalah “ angka yang tidak ganjil”. Defi Defini nisi si tida tidak k bole boleh h berp berput utar ar karen karena a ia tida tidak k memb member erik ikan an faedah faedah,, menyim menyimpang pang dri tujuan tujuan awal awal defini definisi si – yang yang bertuj bertujuan uan mener menerangk angkan an define defined d – dan berart berartii define defined d diketa diketahui hui sebelu sebelum m diketahui. Sebab ketika kita akan mendefinisikan defined berarti define defined d belum belum diketa diketahui hui.. Sement Sementara ara ketika ketika kita kita mende mendefin finisi isikan kan defined dengan seuatu atu yang ang memerlukan kan defined untuk dime dimeng nger erti ti,, maka maka bera berart rtii kita kita meng menget etah ahui ui defi define ned d seba sebalu lum m menge mengetah tahui ui defini definisi. si. Ini berart berartii kita kita telah telah menget mengetahui ahui define defined d sebelum mengatahui defined (mustahilkan?). berputarnya definisi ada ada dua dua maca macam m : jela jelas s dan dan ters tersel elub ubun ung. g. Cont Contoh oh diat diatas as adal adalah ah conoto conotoh h putara putaran n yang yang jelas, jelas, sebab sebab begitu begitu kita kita tanyak tanyakan an “angka “angka gena genap p itu itu apa”, apa”, jawa jawabn bnya ya adala adalah h “y “yan ang g tida tidak k ganj ganjil il”. ”. Seda Sedang ng cono conoto toh h puta putara ran n yang yang ters tersel elub ubun ung g adal adalah ah “g “gen enap ap pert pertam ama” a” sebagai sebagai definisi dari angka “dua”. Sebab untuk memahami memahami genap, kita kita perlu perlu mendef mendefini inisik sikanny annya a sebaga sebagaii “angka “angka yang yang bis bisa a dibagi dibagi manjadi dua bagian yang sama”. Dan untuk memahami dua yang sama kita perlu mendefinisikannya sebagai “dua hal yang saling mencocoki satu sama lain” sedang untuk memahami “dua hal”, memerlukan kepahaman tentang “dua”. Dengan demikian definisi pertam pertama a melew melewati ati dua tahapan tahapan lain lain sebalu sebalum m kemudi kemudiank ankemb embali ali kepa kepada da defi define ned, d, yang yang dipe diperl rluk ukan an untu untuk k mem memaham ahamii defi defini nisi si pertama. *
pada salah satu pembagi pembagian an definisi definisi (predik (predikat) at) adalah adalah dibaginy dibaginya a definisi definisi menjadi menjadi alami alami dan buatan (tidak alami). Maksud dari yang alami adalah definisi, dalam kepahaman, lebih luas dari defined, defined, karena predikasi predikasi yang lebih luas luas kepada kepada yang lebih sempit sempit adalah adalah sesuai sesuai dengan dengan tuntunan alam. Baik keluasan itu disertai keluasan ekstensi, seperti binatang terhadap manusia – seperti seperti kalau kita mendefinis mendefinisika ikan n manusia manusia sebagai sebagai binatang binatang – atau tidak disertai disertai dengan dengan keluasan ekstensi seperti rasional terhadapa manusia – ketika kita mendefinisikan manusia sebagai yang rasional. Sedang maksud dari yang buatan (tidak alami) adalah predikasi dari yang lebih sempit kepada yang lebih luas, karena predikasi seperti ini berlawaan dengan tuntunan alam. Seperti kalau kita mendefinisikan manusia sebagai Irul, Ali dan seterusnya. Kalau masalah diatas sudah jelas, maka perlu diketahui bahwa maksud lebih luas pada masalah kita – yaitu ekstensi definisi lebih luas dari defined adalah dari ekstensinya saja. Sebab yang lebih luas dalam dalam kepahama kepahaman, n, tetapi tetapi sama dalam ekstensi ekstensi,, seperti seperti rasional rasional dan manusia manusia,, maka hal ini digolongkan pada masalah yang sama – dalam ekstensinya.
Lihat bagan dibawah ini :
67
Dua Genap Dua hal Genap
Dua yang sama
5. Definisi Definisi tidak boleh boleh terdiri terdiri dari kata-kata kata-kata yang asing, asing, tidak jelas, jelas, persekutuan dan majazi yang tanpa petunjuk pada makna yang dimaksud. Anehnya banyak orang merasa keren dan cendekiawan hanya dengan mengganti bahasa Indonesia yang baik dengan bahasa asing.
Definisi dengan contoh Definisi dengan contoh ini tergolong definisi dengan gambaran – kura kurang ng.. Yait Yaitu u “sua “suatu tu defi defini nisi si deng dengan an meny menyeb ebut utkan kan seba sebagi gian an ekstensi defined”. Misalnya mendefinisikan manusia sebagai “Ali, Husein, Irul dan sebagainya”. Definisi inisangant mudah dipahami oleh pemula – ke alam pelanglangan logika dan filsafat – sehingga dapat membeda-bedakan sesuatu yang harus dibedakan. Definisi dengan Penyerupaan Definisi dengan penyerupaan ini juga tergolong dalam definisi deng dengan an gamb gambar aran an – kur kurang. ang. Yait Yaitu u “sua “suattu defi defini nisi si deng dengan an menye nyerupa rupaka kand ndef efiined ned deng dengan an sesu sesuat atu u yang yang lain lain,, karen arena a keserupaannya”. Misalnya Misalnya mendefisik mendefisikan an dua pahaman pahaman universal universal yang berbeda berbeda sebagai “dua hal yang menyerupai dua garis yang sejajar”. Definisi ini ini dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an satu satu sy syar arat at,, yait yaitu u dike diketa tahu huin inya ya kese keseru rupaa paan n ters terseb ebut ut oleh oleh yang yang diaj diajak ak bica bicara ra.. Defi Defini nisi si deng dengan an penyerupa penyerupaan an banyak berfaedah dalam penjelasan penjelasan sesuatu sesuatu yang hanya hanya bersif bersifat at akliah, akliah, yaitu yaitu dengan dengan menyer menyerupa upakann kannya ya dengan dengan sesuat sesuatu u yang yang bis bisa a dirasa dirasa dengan dengan panca panca indera indera.. Sebab, Sebab, sesuat sesuatu u yang bisa dirasa dengan panca inera lebih udah untuk diketahui daripa daripada da sesuat sesuatu u yang yang untuk untuk diketa diketahui huinya nya hanya hanya memerl memerlukan ukan perenungan. Misalnya, menyerupakan ilmu dengan cahaya ketika mendefinisikan ilmu sebagai “cahaya”. Yakni sesuatu yang nampak dengan sendirinya dan menampakkan yang lainnya. Definisi Dengan Pembagian Definisi dengan pembagian adalah “definisi dengan menye menyebut butkan kan bagian bagian-ba -bagia gian n define defined”. d”. Misal Misalnya nya mendef mendefini inisik sikan an kata-ka kata-kata ta sebagai sebagai “kata “kata kerja, kerja, benda benda dan batu”. batu”. Bagian Bagian-ba -bagia gian n sesuat sesuatu u dapat dapat dijadi dijadikan kan defini definisin sinya, ya, sebab sebab sama sama dengan dengan yang yang dibagi yang kebanyakan memang lebih jelas darinya. Artinya, lebih mudah untuk dipahami. Misalnya juga ketika kita mendefinisikan 67
mausia sebagai “laki-laki dan perempuan”
PEMBAGIAN DAN PENGELOMPOKAN Pada hari ini sejuta kata ditangan kita. Yang dengannya kita dapat memahami makna yang dimaksud. Kemudian dengan semua itu kita dapat saling melukiskan apa saja melalui komunikasi kita seha sehari ri-h -har ari, i, baik baik dari dari masa masala lah h urus urusan an ruma rumah h tang tangga ga samp sampai ai labora laboratur turium ium,, dari dari langga langgarr sampai sampai pergur perguruan uan tinggi tinggi,, dari dari lading lading sampai rumah angkasa, dari rencong sampai perang bintang, dari tamb tambak ak samp sampai ai laut laut luas luas,, dari dari keda kedaii samp sampai ai plaz plaza, a, dari dari bumi bumi sampai mars, dari pijat sampai sinar laser dan sebagainya. Namun, kalau alau kita renungi, bagaim aiman manu anusia dapa apat menci mencipta ptakan kan kata-k kata-kata ata yang yang betulbetul-bet betul ul menjad menjadii asa kehidu kehidupan pan dinamis mereka itu? Yang tanpa kata, kita betul-betul tidak akan mampu menilai kehidupan dan menghargainya? Adakah mereka deng dengan an ser serta merta mampu ampu menc encipt iptakan akan sem semua itu? itu? At Atau au perlahan dan bertahap? Jawaban pertanyaan diatas adalah, perlahan. Mereka bermula dari kepahaman tentang wujud. Kemudian wujud itu mereka mereka ganti menja menjadi di yang yang hidup hidup dan yang yang mati, mati, yang yang hidup hidup dibagi dibagi menja menjadi di yang perasa dan tidak. Yang perasa dibagi menjadi rasional dan tidak, yang rasional dibagi menjadi yang meringkik dan yang tidak, … dan seterusnya. Pemb Pembagg aggia ian n itu itu mere mereka ka laku lakukan kan dan dan teru terus s mere mereka ka lakuk lakukan an dengan dengan kemamp kemampuan uan setiap setiap genera generasi. si. Setiap Setiap manusi manusi memah memahami ami suatu suatu makna makna dengan dengan pembag pembagian ian-pe -pemba mbagia gian n itu, itu, mereka mereka selalu selalu mele meleta takk kkan an keat keatas asny nya a su suat atu u kata kata khus khusus us demi demi kemu kemuda daha han n kom komuni unikasi kasi mereka. eka. Jadi adi kat kata itu tim timbul bul sete setela lah h manu anusia sia memahami suatu makna (lihat bab pembahasan lafazh). Dengan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa pembagianmerupakan asa kehidupan manusia, dan membuatnya dina dinami mis s sert serta a berk berkem emba bang ng.. Sela Selanj njut utny nya, a, yang yang perl perlu u dike diketa tahu huii adalah bahwa pembagian semacam tidak pernah berhenti, sebab dengan dengan semaki semakin n tinggi tingginya nya ilmu ilmu manusi manusia a maka maka semaki semakin n banyak banyak pula bagian-bagian sesuatu yang dapat diungkapnya.
Tambahan Setelah kita mengetahui syarat-syarat definisi, kita belum bisa mengg mengguna unakan kan tanpa tanpa suatu suatu pertol pertolong ongan an lain. lain. Yaitu Yaitu pembagi pembagian. an. Akan kan kami kami jelask laskan an sete setela lah h kita kita meny enyeles elesai aika kan n pel pelajar ajaran an
69
pembagian ini, tentang cara penerapan pembagian dalam definisi – Insya Allah.
Asas-asas Pembagian Kar Karena ena pem pembagi bagian an sang angat pent pentin ing g dan agar agar pemb pembag agiian memenuhi tugasnya, yaitu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, maka ia harus berjalan diatas asas-asas pembagian yang sudah digariskan secara logis.
Asas-asas tersebut adalah : 1. Pembag Pembagian ian hendakny hendaknya a dapat dapat member memberika ikan n hasil hasil yang berguna. berguna. Yakni pada setiap bagian mempunyai hokum atau cirri-ciri yang khusus. Misalnya, membagi manusia menjadi jenius dan tidak. Tidak seperti membagi zat asam – misalnya – menjadi yang deka dekalu luar arka kan n oleh oleh poho pohon n pisa pisang ng,, mang mangga ga,, pepa pepaya ya dan dan lain lain sebagainya. sebagainya. Sebab pembagian pembagian semacam semacam ini tidak memberikan memberikan manfaat. 2. Bagian-bagi Bagian-bagian an yang dihasil dihasilkan kan satu sama lain lain harus harus berbeda berbeda dan tidak saling memasuki. Artinya, satu bagian tidak masuk dalam bagian yang lain. lain. Seperti Seperti membagi membagi binatang binatang menjadi manusia manusia,, singa, singa, kuda, kuda, Husain Husain,, burung burung nuri nuri dan lain lain sebagai sebagainya nya.. Sebab Sebab Husain dan burung nuri masing-masing manusia dan burung. 3. Pembag Pembagian ian harus mempun mempunyai yai dasar terten tertentu. tu. Artinya Artinya kita harus menent menentuka ukan n satu dasar dasar pembagi pembagian, an, yang yang atas atas dasar dasar terseb tersebut ut kita kita akan akan mela melaku kukan kan pemb pembagi agian. an. Misal Misalny nya, a, kita kita mene menetu tukan kan dasar dasar warna warna kulit kulit sebelu sebelum m kita kita membag membagii manusi manusia a pada pada yang yang berkul berkulit it putih, putih, hitam, hitam, sawo sawo matang matang dan seter seterusny usnya. a. Dengan Dengan demi demiki kian an satu satu hal bisa bisa diba dibagi gi menj menjadi adi bebe bebera rapa pa pemb pembagi agian an sesuai dengan dasar pembegian yang ditentukan. 4. Pembagian Pembagian harus harus lengkap lengkap dan melara melarang. ng. Artinya, Artinya, bagianbagian-bagian bagian yang dihasilkan harus sama dengan yang dibagi, tidak lebih luas dan tidak lebih sempit. Dengan demikian pembagian dikatakan lengkap dan melarang, karena mencakupi seluruh yang dibagi dan melarang masuk selain ekstensinya.
Definisi Pembagian Deng Dengan an penj penjel elas asan an terd terdah ahul ulu u dapatl dapatlah ah kita kita mend mendef efin inis isik ikan an pembagian sebagai “membagi sesuatu menjadi golongan-golongan atau unsure-unsurnya”. Penjelasan Perlu diketahui bahwa golongan yang dimaksud dalam definisi diatas lebih luas dari golongan yang dimaksud dalam pembahasan lima universal. Sebabgolongan disini tidak dituntut harus berbeda dala dalam m esse essens nsin inya ya.. Sepe Sepert rtii memb membag agii manus anusia ia menj menjad adii dua dua 69
golongan kulit putih dan hitam dan seterusnya. Dengan demikian kata golongan disini lebih condong kepada makna bahasa bukan makna istilah yang dipakai dalam logika.
Golongan-golongan Golongan-golongan pembagian Pemb Pembagi agian an mamp mampun unya yaii dua dua golo golong ngan an,, pemb pembagi agian an – Alam Alamii (natural) dan pembagian – Logika.
1. Pembag Pembagian ian – Alami Alami (Thabi’iyyah, natural) Pemb Pembagi agian an-al -alam amii adal adalah ah “mem “memba bagi gi kese keselu luru ruha han n menj menjadi adi bagian bagian-bag -bagian ian atau atau unsure unsure-un -unsur surnya nya”. ”. Sepert Sepertii manusi manusia a menja menjadi di binata binatang ng dan rasion rasional; al; atau atau menja menjadi di daging, daging, darah, darah, tulang tulang dan seterusnya. Pembagian Alami dibagi menjadi : Akliah, Alamiah dan Buatan. 1. Pembagi agian – lami yang ang akli kliah adalah membagi agi atau meng mengur urai ai yamg amg diba dibagi gi menj menjad adii bagi bagian an-b -bag agia ian n yang yang berupa wujud dalam. Semaca acam membagi agi manusia sia menjadi binatang dan rasional. Bagian pada pembagian ini disebut bagian yang akliah. 2. Pem Pembagi bagian an – alam alamii yang ang alam alamiiah (thab thabii’iyy ’iyyah ah)) adal adalah ah membagi membagi atau atau mengu mengurai rai yang yang dibagi dibagi menjad menjadii unsure unsure-unsu surr yang ang berupa wujud luar. Semcam membagi manusia menjadi daging, darah, tulang dan seterusnya; atau atau air air menj menjadi adi oksi oksige gen n atau atau hydr hydrog ogen en.. Bagi Bagian an pada pada pembagian ini disebut bagian yang alamiah. 3. Pemba embagi gian an – alam alamii yang ang buat buatan an (sh shan ana’ a’iiyah) ah) adal adalah ah memb membag agii sesu sesuat atu u yang yang beru berupa pa hasi hasill kary karya a manu manusi sia a menj menjad adii bagia bagiann-bag bagia iann nnya ya.. Sepe Sepert rtii memb membagi agi ruma rumah h menj menjad adii dind dindin ing, g, lant lantai ai,, pint pintu u dan dan sete seteru rusny snya. a. Bagi Bagian an pada pembagian ini disebut bagian – buatan.
2. Pembag Pembagian ian-Lo -Logik gika a (Manthiqi) Pembagian-logika adalah “mambagi universal manjadi partikulirpa rtikulirpartikulirnya*”. Seperti membagi binatang menjadi manusia, kuda, kucing kucing dan seter seterusny usnya; a; atau atau memba membagi gi manusi manusi menjad menjadii Husain Husain,, Iwan, Siti dan seterusnya. Pembagian – Logika dibagi menjadi dua : 1. Pemb Pembagi agian an jeni jenis s kepa kepada da golo golong ngan an-g -gol olon ongan ganny nya. a. 2. Pemb Pembagi agian an golo golong ngan an kepa kepada da par parti tiku kuli lirr-pa part rtik ikul ulir irny nya. a. Syarat-syarat pembagian-Logika 1. Harus Harus menen menentuk tukan an suatu suatu dasar dasar pembagi pembagian an sebelu sebelumny mnya a untuk untuk sesuat sesuatu u yang yang akan dibagi dibagi yang yang dariny darinya a bagian bagian-ba -bagia gian n akan akan
71
keluar. Seperti membagi binatang atas dasar binatang, ia akan terbagi menjadi binatang rasional dan tidak rasonal. 2. Ekstens Ekstensii dari dari bagian bagian-ba -bagia gian n harus harus sama sama dengan dengan ekstens ekstensii yang yang dibagi dibagi.. Artin Artinya, ya, pahama pahaman n yang yang dibagi dibagi harus harus bis bisa a diter diterapka apkan n pada pada eksten ekstensi si bagianny bagiannya. a. Misaln Misalnya ya wujud wujud luar luar manusi manusia a yang yang mana ia sebagai ekstensi manusia yang merupakan bagian dari binata binatang, ng, ia – wujud wujud luar luar manusi manusia a yang yang merupa merupakan kan ekste ekstensi nsi manusia – harus bisa dikatakan sebagai binatang. 3. Bagi Bagian an yang ang ada tida tidak k bol boleh sal saling ing memasu asuki. ki. Misa Misaln lny ya, pembag pembagian ian manusi manusia a kepada kepada kulit kulit putih, putih, hitam, hitam, sarjan sarjana, a, kaya, kaya, alim alim dan seteru seterusny snya. a. Sebab Sebab bis bisa a saja saja orang orang kulit kulit putih putih juga juga sarjana dan kaya. 4. Mata rantai rantai dari bagia-bagi bagia-bagian an haruslah haruslah urut. Misalnya Misalnya,, membagi membagi bina binata tang ng menj menjad adii manu manusi sia, a, kuci kucing ng,, kuda kuda dan dan sete seteru rusn snya ya.. Kemu Kemudi dian an memb membag agii manus anusia ia menj menjad adii sarj sarjan ana a dan dan buka bukan n sarjana.
Perbedaan Pembagian Logika dan Alami 1. Pada Pada pembagi pembagian an – logika, logika, bagian bagian dapat dapat dipre dipredik dikatk atkan an kepada kepada yang yang dibagi dibagi.. Begitu Begitu pula pula sebali sebalikny knya. a. Sepert Sepertii predik predikasi asi atas atas manusi manusia a “bahwa “bahwasany sanya a binata binatang” ng” dan “binat “binatang ang ini adalah adalah manusia”. Tapi pada pembagian alami hal diatas tidak bisa dilakukan. Maka tidak bisa kita katakana bahwa oksigen itu adalah air, atau air adalah oksigen. 2. Pemb Pembag agia ian n – Logi Logika ka,, dimu dimula laii dari dari atas atas keba kebaw wah, ah, yait yaitu u dari dari jenis ke golongan kemudian ke kelompok-kelompok serta indi indivi vidu du-i -ind ndiv ivid idun unya ya.. Seda Sedang ng pemb pembag agia ian n – alam alamii seca secara ra sekaligus dan langsung. Metode Pembagian Supa Supay ya pem pembagi bagian an meng mengha hasi sillkan kan hasi hasill yang yang bena benarr dan dan menckup semua yang dikandung oleh yang dibagi, maka kita bisa menggunakan dua metode yang ada, tsuna’I dan rinci. 1. Pembag Pembagia ian n dengan dengan dua susuna susunan n plus plus – minus minus (tsun (tsuna’I a’I ) yait yaitu u pemb pembagi agian an yang yang dila dilaku kukan kan deng dengan an mema memakai kai sy syst stem em positif dan negatif. Misalnya membagi binatang menjadi rasional dan dan tida tidak; k; memb membag agii rasi rasion onal al menj menjadi adi laki laki-l -laki aki dan dan bukan bukan;; memb membag agii laki laki-l -laki aki menj menjadi adi As Asia ia dan dan bukan bukan;; memb membag agia ia As Asia ia menj menjad adii Indo Indone nesi sia a dan dan bukan bukan;; memb membag agii Indo Indone nesi sia a menj menjad adii orang orang jawa jawa dan bukan bukan dan seteru seterusny snya. a. Sehing Sehingga, ga, walaupu walaupun n pemb pembagi agian an kita kita hanya hanya menh menhasi asilk lkan an dua dua bagi bagian, an, misal misalny nya, a, membagi binatang kepada rasional dan tidak, akan tetapi dua bagian tersebut dapat mencakup seluruh ekstensi binatang. 2. Pemb Pembag agia ian n deng dengan an meto metode de rinc rincii (taf (tafsh shil iliy iyya yah h), yaitu aitu 71
memba membagi gi sesuat sesuatu u kepada kepada seluru seluruh h bagian bagian-bag -bagian iannya nya.. Sepert Sepertii membagi manusia menjadi laki-laki dan perempuan. Akliah
Alami
Alamiah
Buatan Jenis kepada golongannya
Logika Golongan kepada partikulirnya
PENGELOMPOKAN Kalau kita bekerja di took buku – misalnya – maka kita harus dapat menyusun dan mengal mengalompo ompok-ng k-ngelo elompo mpokkan kkan buku-bu buku-buku ku yang yang aka dijual dijual untuk untuk konsum konsumen, en, supaya supaya memudahkan memudahkan merekadalam merekadalam mencari buku-buku buku-buku yang diperlukan. diperlukan. Misalnya, Misalnya, kita kita pisahka pisahkan n buku-bu buku-buku ku agama agama dalam dalam satu satu tempat, tempat, begitu begitu pula pula yang yang lainny lainnya. a. Kemudi Kemudian an buku-b buku-buku uku agama agama itu pun dikelom dikelompok pokkan kan lagi. lagi. Misal Misalnya nya,, buku-bu buku-buku ku tafsir, tafsir, fiqih, fiqih, filsafat-t filsafat-tauhid, auhid, aqidah, aqidah, social, social, sejarah sejarah dan lain-lain. lain-lain. Masing-ma Masing-masing sing diletakkan pada tempat khusus. Kalau kita telah melakukan semua itu berarti kita telah elah menge engellompo ompokk kkan an buku buku--buku buku di took took terse ersebu butt. Deng Dengan an dem demikian kian pengelompokan itu adalah “Peletakan individu-individu dalam kelompok-kelompok yang berbeda yang didasarkan pada sifat khususnya”. Dasar-dasar Pengelompokan Dasar-dasar pengelompokan tidak berbeda dengan dasar-dasar pembagian, yaitu diharuskan adanya satu dasar bagi pengelompokan yang dilakukan.
Perbedaan antara Pembagian dan Pengelompokan : 1. Bagian-b Bagian-bagi agian an pada pembagian pembagian,, satu satu sama sama lain lain berbed berbedaa hakeka hakekat, t, sedang sedang pada pada pengelompokan tidak; alias hanya dibedakan dibedaka n dengan sifat-sifat khususnya. Maka dari itu pembagian pembagian yang menghasilka menghasilkan n golongan golongan dikatakan dikatakan penggolongan, penggolongan, yang mengh menghas asil ilkan kan kelom kelompo pok k – yait yaitu u yang yang dibe dibeda dakan kan deng dengan an sifa sifatt – dise disebut but pengelompokan, dan yang menghasilkan individu disebut oengindividuan. 2. Pembagian Pembagian selalu selalu dari atas atas kebawah, kebawah, sedang sedang pengelompokan pengelompokan tidak tidak (misalny (misalnyaa kita mengumpulkan nama-nama pengarang sesuai dengan abjad dan mengelompokan buku-buku atas dasar nama-nama tersebut).
73
PELENGKAP Dala Dalam m pelaj pelajar aran an defin definis isi, i, kami kami tela telah h mengu mengura raik ikan an dan dan meri merinci nci cara cara-c -car araa mendefinisikan sesuatu, sehingga kita dapat mengetahui apa-apa yang sebelumnya berupa majhul-tashawuri. majhul-tashawuri. Disini perlu kami berikan contoh menetrapkan teori-teori tersebut sesuai dengan janji kami pada awal bab pembagian. Kita mengambil manusia dalam contoh ini. Lang Langkah kah pert pertam ama, a, kita kita meny menyada adari ri bahwa bahwa kita kita belum belum menge mengeta tahu huii hakek hakekat at manusia. Langkah kedua, kita harus mencari jenis menusia itu. Kalau kita menjumpainya, maka kita akan berpindah kelangjah ketiga, yang langkah tersebut hakekat pikiran, seperti yang kami terangkan sebelumnya mengenai pikiran, dimulai. Mengenai jenis manusia tentu sudah maklum yaitu “binatang” Langkah ketiga, gerak akal dari majhul (yang belum diketahui) kepada yang diketa diketahui hui.. Maksud Maksudnya nya,, meliha melihatt manusi manusiaa dan semua semua golonga golongan n yang yang ada dalam dalam naungan jenisnya. Langkah keempat, kita harus mencari zat atau sifat yang dapat membedakan manusia dari golongan lainnya. Kalau hal ini tidak bisa kita lakukan berarti kita tidak akan akan bisa bisa menget mengetasi asi masala masalah h kita, kita, yaitu yaitu unutuk unutuk dapat dapat mendefi mendefinis nisika ikan n manusi manusia. a. Tetapi Tetapi kalau kalau hal itu itu bisa bisa dilaku dilakukan, kan, maka maka berart berartii kita kita telah telah membat membatasi asinya nya baik baik dengan batasan – lengkap atau gambaran – lengkap. Tentu dalam hal ini pembeda manusia manusia adalah adalah “rasional” “rasional” dan sifat khususnya khususnya adalah “tertawa”, “tertawa”, misalnya. misalnya. Dan berarti kita dapat membagi manusia pada jenis-dekat dan pembeda – dekatnya atau pada jenis – dekat dan sifat khususnya, dengan pembagian alami yang akliah. Langkah kelima, akal kita dengan membawa bekal penemuannya yang dilakukan pada langkah keempat, kembali kepada yang asal majhul, yaitu “manusia”. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa “manusia adalah binatang rasional”, sebagai definisi dengan batsan lengkapnya, atau “binatang tertawa”, sebagai definisi dengan gambaran lengkapnya. Satu lagi yang perlu anda kuasai sebelum kanda mendefinisikan sesuatu. Yaitu cara membuat tangga pahaman. Tangga pahaman ini harus anda mulai dri bawah, yakni yakni dari dari pahama pahaman n yang yang partik partikuli ulir, r, atau atau minim minimal al dari dari sesuat sesuatu u yang yang akan akan anda anda definisik definisikan. an. Dan unutk keatasnya keatasnya (baca: yang luas) harus beranjak secara perlahan. Maksudnya tidak boleh meloncat. Karena kalau sampai terjadiloncatan, jenis yang akan anda definisikan, yang semestinya jauh bisa menjadi dekat. Sehingga anda tidak akan mendeinisikannya dengan batasan, melainkan hanya dengan gambaran. Misalny Misalnya, a, ketika ketika kita kita mau mendefi mendefinis nisika ikan n air. air. Kita, Kita, terleb terlebih ih dahulu dahulu harus harus mencari mencari pahaman pahaman universal universal yang lebih luas sedikit sedikit dari air. Misalnya Misalnya “benda cair”. Dan kita kita tidak tidak boleh boleh melonca meloncat, t, misal misalnya nya mengam mengambil bil “benda “benda tidak tidak berkem berkembang bang”” sebagai pahaman diatasnya. Seba ia adalah urutan setelah “benda-cair”. Kalau hal itu 73
sampai terjadi, kita tidak akan menemukan jenis-dekat air. Dan satu-satunya yang dapat kita lakukanadalah memberi gambaran. Sebab batasan, mestilah diambil dari jenis-jenis dekat. Semantara jenis-dekat suatu golongan adalah pahaman yang lebih luas yang secara langsung (tidak berjarak) ada diatasnya. Perhatikan beberapa conotoh tangga pahaman berikut ini.
TANGGA PAHAMAN Substansi
Substansi
Substansi
Benda
Benda
Benda
Benda tak Berkembang
Benda berkembang
Benda tak berkembang
Benda Cair
Binatang
Benda Padat
A ir
Air ini (Pahaman partikulir)
Manusia
Husain (pahaman partikulir)
G a r am
Garam ini (pahaman partikulir)
Keterangan Diagram (mengambil digram pertaman): Kala Kalau u kiat kiat ingi ingin n mend mendef efin inis isik ikan an “air “air”, ”, maka maka kita kita ting tingga gall mengambil mengambil “benda cair” sebagai sebagai jenisnya, jenisnya, dan carilah carilah pembeda pembeda atau, kalau tidak bisa, sifat khususnya yang dapat membedakan dari dari golong golongan-g an-golo olonga ngan n lain lain yang yang bersat bersatu u dengan dengannya nya di “benda “benda cair”. Begitu pula kalau kita ingin mendefinisikan “benda-cair”. Maka kita tinggal mengambil “benda tak berkembang” dan menambahkan pembeda atau sifat khusus kepadanya. Begitulah seterusnya. Akhirn Akhirnya ya dengan dengan menguc mengucapka apkan n puju puju syukur syukur kehadi kehadirat rat All Allah ah SWT. SWT. Saya Saya akhi akhiri ri sadur saduran an saya saya,, deng dengan an satu satu hara harapa pan n semo semoga ga bermanfaat bagi kita semua. Penulis,
75
Hasan Abu Amar
75