NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 01
29 Desember 2016 Pdt. Ivan Kristiono
Identitas Diri Problem self and identity tidak habis dibicarakan dan diperdebatkan. Zaman Yunani menganggap self mempunyai substansi sebagai sumber identitas manusia, seperti pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang rasional. Zaman modern, pemahaman diradikalkan oleh Descartes. Ia menyatakan bahwa bukan saja manusia adalah makhluk rasional tetapi juga dijadikan subjek, sehingga melalui rasionya manusia mengukur identitasnya. Serangan paling telak pada konsep self datang dari Sigmund Freud. Baginya kesadaran manusia itu hanya puncak gunung es yang lebih banyak faktor tidak sadarnya daripada sadarnya. Postmodern tidak lagi bertanya “kita ini siapa?” tetapi “kamu mau jadi apa?”. Sehingga Identity adalah proyeksi imajinasi diri sendiri. Tidak ada lagi fondasi bagi identitas, sehingga menjadi self-made identity. Identity juga masih dihantam lagi dengan teknologi informasi, identity mendapatkan banyak makna dari place, sedangkan dunia maya menggantikan place menjadi space, sehingga kita menjadi seorang yang nomaden tanpa identitas. Problematika identity ini diperumit oleh kapitalisme yang menawarkan berbagai source identity. Di dalam masyarakat, paling tidak, ada 3 pemahaman identitas yang salah: • “Aku itu diriku yang dulu”. Pemahaman ini salah karena pada waktu seorang bertemu dengan Kristus, dia bertemu dengan dirinya. Sehingga masa lalu itu bukan lagi dirinya. • “Aku adalah aku karena aku unik”. Orang yang ingin menunjukkan dirinya beda dengan yang lain, alias eksis. Dalam iman Kristen, keunikan itu akibat, bukan tujuan. Akibat saya mencintai FT dan panggilan saya. • “Aku adalah yang aku mau lakukan”. Aku tidak boleh dikontrol orang lain. Problemnya, dari mana tahu itu saya? Bahkan pilihan bebas pun dikondisikan. Agustinus mengatakan bahwa salah satu pembentuk self-identity adalah self-knowldege. Salah satu unsur dari self-knowledge adalah narasi. Sehingga narasi/story adalah pembentuk identity yang muncul ketika retelling our story yang terdiri dari campuran: fact and fiction, harmony and dissonance, what is and what ought to be. Maka, story apa yang kita pakai untuk membentuk hidup kita? Kita harus mulai dengan God’s plan. Diri Allah itulah yang menjadi jangkar kita menaruh identitas kita. • God’s character. Kita diberikan identitas, makna, diri untuk mempunyai suatu tugas memancarkan dirinya Allah. • God’s son, Christ. Saya baru bisa menemukan identitas saya di dalam Kristus. • God’s story, Bible. Ketika kembali pada Alkitab maka kita mengerti bahwa kita milik Tuhan. Diri harus kembali pada Sang Pencipta. Kierkegaard mengatakan bahwa manusia itu diciptakan Tuhan dengan calling untuk digenapi tetapi karena dosa, manusia tidak bisa menjalani calling itu, sehingga manusia tidak lagi menjadi diri sendiri. Oleh karena itu, menemukan diri bukan tindakan semaunya diri. Kita menjadi diri karena di dalam Kristus kita menemukan diri yang Tuhan ciptakan. Tanpa menemukan Kristus, tidak mungkin menemukan diri yang sejati. Mari setelah mendengar konsep identitas yang demikian, kita meneguhkan identitas kita sebagai anak Tuhan.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 02
29 Desember 2016 Pdt. Antonius Un
Aspek Penting Reformasi Hingga Zaman Ini Reformasi bukan hanya masalah ketidakbenaran ajaran, tetapi juga ketidakbenaran moral. Dengan menimbang hal ini, terdapat 3 bagian penting dalam konteks Reformasi yang diteruskan pada zaman kita sekarang, yaitu (Yes. 48:9-11 ; Mzm. 119:126): Kemuliaan Allah. Soli Deo Gloria adalah slogan penting dalam Reformasi karena gereja dalam masa itu memimpin manusia mengembalikan kemuliaan kepada manusia, bukan kepada Allah. Kita mau melihat Reformasi dilakukan dengan alasan dan tujuan demi Kemuliaan Allah. Perjanjian Lama mengajarkan kemuliaan sebagai alasan bukan hanya sebagai tujuan. Tuhan menggerakkan Reformasi karena kemuliaan Tuhan sudah dicela oleh manusia. Glory of god as a reason not only as an ends. Kenapa di dalam sejarah banyak orang yang dibangkitkan adalah orang yang biasa? Jika orang yang sudah luar biasa dipanggil, kemuliaan Tuhan sebagian diambil oleh dia. Tetapi orang biasa yang dipanggil oleh Tuhan, maka kemuliaan Tuhan terpancar seluruhnya bagi nama Tuhan. Uzia mengambil kemuliaan Tuhan di dalam ibadah, dalam pelayanan di atas mimbar, sehingga akhir hidupnya begitu menyedihkan. Jika kita mencuri kemuliaan Tuhan, pelayanan kita adalah kekejian di mata Tuhan. Kemuliaan adalah dasar Reformasi dan kemuliaan adalah dengan tujuan bagi kemuliaan Tuhan. Kedaulatan Tuhan. Kenapa Reformasi terjadi? Untuk apa Reformasi terjadi? Untuk mengembalikan kedaulatan bagi Tuhan. Dalam 95 tesis, Luther menyatakan bahwa Paus tidak berkuasa untuk remisi dosa manusia. Persoalan paling utama adalah bukan gereja dan negara yang bertikai, tetapi orang berdosa memiliki kuasa yang besar. Kedaulatan bukan di tangan manusia. Herodes ditampar oleh malaikat, seketika itu juga ketika orang mengatakan bahwa ia adalah Allah, ia ditampar dan mati dimakan cacing. Tuhan tidak mau kedaulatan-Nya dicemarkan lagi. Kedaulatan bukan di tangan gereja atau manusia.Sekarang manusia harus mengaku kembali bahwa Allah berdaulat. Allah tidak pernah berhenti berdaulat. Reformasi membawa manusia untuk confess the sovereignty of God. Sola Scriptura, Sola Fide, Sola Gratia, Solus Christus, Soli Deo Gloria, ini semua adalah untuk mengembalikan kedaulatan kepada Allah. Kebenaran Allah. Semasa Reformasi, Sola Scriptura menyatakan untuk kembali pada Kitab Suci. Gereja saat itu memiliki tradisi yang hampir disejajarkan dengan Kitab Suci. Tradisi ini adalah sistem gereja dan sistem kepausan. Apa yang dijalankan dianggap lebih penting dari Kitab Suci. Tetapi Luther mengatakan, ”A simple laymen armed with scriptures is greater than the mightiest pope without it.” Tuhan menciptakan dengan Firman. Tuhan menebus dengan Firman. Tuhan menopang dengan Firman. Tuhan menguduskan dengan Firman. Tuhan melahirbarukan dari Firman. Firman Allah begitu berkuasa, bukan tradisi dan perkataan pemimpin gereja yang dapat salah. Yesus datang karena waktunya sudah genap. Karena pada waktu itu penyimpangan orang Farisi dari firman sudah terlalu jauh. Sola Scriptura dinyatakan sebagai the clash of authority, untuk menyatakan siapa yang berotoritas memberikan kebenaran. Seluruh hidup kita bergantung pada firman yang terus memimpin dalam segala aspek hidup kita. Oleh sebab itu orang Reformed yang tidak baca firman tiap hari, sedang mengikari bahwa Firman Tuhan adalah kedaulatan yang paling tinggi. Kita harus kembali pada firman. Setia pada firman. Mari mulai melihat kedaulatan Allah dan otoritas tertinggi dalam Firman Tuhan.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 03
29 Desember 2016 Pdt. Agus Marjanto
Empat Spirit Reformasi Empat spirit Reformasi adalah pekerjaan Roh Kudus yang memberikan api kepada gerejaNya. Pertama, Roh Kudus akan membangkitkan spirit atau movement yang menyatakan sentralitas, supremasi, dan kemuliaan Allah Tritunggal dalam gereja dan umat Tuhan, melalui pernyataan Kristus. Tahun 1538, Calvin menerima sebuah surat permintaan agar tidak pisah dengan Katolik, tetapi Calvin menolaknya dan memberikan jawaban bahwa pada dasarnya perbedaan Reformasi dan Katolik terletak pada sentralitas dan kemuliaan akan Tuhan. Signifikansi dari 5 sola yang dinyatakan dalam reformed theology terdapat dalam kata “Sola”. Jikalau bukan SOLA Fide, SOLA Gratia, SOLA Scriptura, SOLUS Chirtus, maka tidak akan ada Soli Deo Gloria. Hamba-Nya dibangkitkan dan Roh Kudus datang untuk mengembalikan sentralitas supremasi dan kemuliaan dalam Kristus. Itu api yang membakar jiwa mereka sehingga hal yang paling kecil sekalipun adalah demi kemuliaan-Nya dan demi menjadikan Allah sebagai Allah, walaupun harus mengorbankan nyawanya dengan kematian yang tragis. Kedua, Roh Kudus bekerja dan membuat orang kembali biblical, confessional, dan theological. Spirit Reformed membawa gereja back to the bible. Ada 3 hal mengenai hal ini: • Berusaha agar Alkitab, dapat dibaca seluas mungkin bahkan sampai grassroot. Berapa pun harganya semangat ini harus tetap diperjuangkan. • Pentingnya teaching and preaching biblically dalam gereja. • Mengajarkan jemaat pada keseluruhan berita Alkitab. Spirit Reformed adalah Manusia seutuhnya berhadapan dengan seluruh Alkitab Ketiga, Jika Roh Kudus bekerja, Ia akan mencerahkan intelektual. Intellectual Movement di sini adalah semangat yang bermuara pada kesalehan hidup. Ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang mencerahkan rasio sehingga fungsinya dimaksimalkan tetapi tetap takluk kepada firman. Ini adalah gerakan berpikir, menuntut standar tertinggi dari Alkitab, mengkritik yang salah dan mengoreksi diri, menuju ke noumena bukan fenomena. Gerakan ini akan menghasilkan orangorang yang memiliki kedalaman pikiran tetapi lutut yang tebal untuk berdoa, sehingga ada suatu kesalehan hidup yang dipancarkan. Perhatikan kehidupan Matthew Henry, George Whitefield, dan tokoh-tokoh Puritan lainnya. Mereka bukan orang dingin tetapi mereka orang yang rendah hati, takut akan Tuhan, dan mencari Allah. Kesalehan sejati adalah perasaan tulus mengasihi Allah sebagai Bapa yang sama besarnya dengan perasaan hormat sebagai Allah, merangkul kebenaran, dan takut menyakiti hati-Nya lebih dari takut akan kematian. Keempat, Roh Kudus bekerja membangkitkan orang saleh mengasihi gereja-Nya. Orang saleh pasti tidak tenang jika gereja tidak murni. Mereka akan menjadi churchmen yang mencintai gereja-Nya. Jika gereja melenceng sedikit saja, mereka akan langsung berteriak. Dia adalah orang yang sangat peka. Mereka adalah orang yang tidak pernah bisa tahan melihat gereja Kristus ternoda, sehingga ingin setiap jiwa menjadi mempelai murni Kristus yang menyongsong Kristus sebagai Mempelai laki-laki. Jika Roh Kudus bekerja di dalam hidup kita, sama seperti bekerja pada Bapa Gereja, Reformator, dan para Puritan, kita akan didorong mencintai Kristus dan gereja-Nya. Kiranya kasih Tuhan memberi belas kasihan yang telah Tuhan berikan dalam sejarah, juga diberikan bagi kita orang yang begitu rendah dan hina.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 04
29 Desember 2016 Pdt. Billy Kristanto
Panggilan Musa (Kel. 3:1-6) Dalam kisah pemanggilan Musa, kita melihat adanya metafor api yang melambangkan kehadiran Tuhan. Pengalaman Musa dengan semak terbakar yang mengingatkan akan the very presence of God, God is the consuming fire. Gambaran God is the consuming fire, direspons dengan berbeda bagi orang Kristen saat ini. Berbeda dengan saat ini, orang bergumul untuk halhal yang sepele. Sedangkan Luther begitu serius bergumul bagi zamannya, sehingga istilah righteousness of God membuatnya gemetar. Tetapi kita saat ini, cenderung senang dengan gambaran-gambaran sesuai preferensi diri. Istilah api tidak berarti apa-apa karena yang kita tahu adalah Comfortable Christianity. Kita perlu kembali mengerti gambaran api dengan benar. Tanpa gambaran api yang menghanguskan, tidak ada tempat untuk penghakiman Tuhan, maupun tentang kesucian. Dengan pengertian yang benar tentang api, gambaran semak duri menyala tetapi tidak dimakan api, menjadi gambaran God’s gracious presence. Saat melihat semak yang terbakar, ada holy curiosity pada diri Musa. Ia berjumpa dengan God’s special presence. Setelah itu Allah baru memanggil Musa. Siapa yang tahu panggilan Allah? Yaitu orang yang tahu God’s gracious precence. Dalam pernyataan kasih karunia bukan berarti kekudusan Allah lenyap. Berbeda dengan contemporary presence yang hanya menekankan imanensi Tuhan. Salah satu cara menguji gereja adalah dengan melihat seberapa jemaat menghargai kehadiran Tuhan. Api membawa sense of unworthiness. Sama seperti ketika Yesaya dipanggil Tuhan, perjumpaan dengan Tuhan itu bukan merupakan berkat tetapi kematian. Visi tentang kekudusan Allah: “holy, holy, holy” dinyanyikan oleh para mallaikat. Gambaran ini mendahului visi atau pengutusan Tuhan kepada Yesaya. Setelah melihat visi ini, bagimana sikap Yesaya? (1) Aku binasa, terdapat sense of unworthiness (2) pengakuan dosa both individual and communal. Di sini kita melihat ketajaman Yesaya dalam melihat dosa dan masalah seluruh negaranya, sama seperti Luther yang melihat masalah seluruh zamannya. Setelah pengakuan dosanya, bara (api) diletakkan ke mulut Yesaya. Demikian pengampunan dosa yang Tuhan berikan memakai bara. Ini menujukkan bahwa sanctification the whole existence-nya Yesaya bukan tanpa rasa sakit. Kekristenan yang kehilangan sense rasa sakit ini mengakibatkan comfortable christianity, false christianity. Setelah pengampunan dosa, barulah pengutusan. Tuhan tidak sembarang mengutus orang yang tidak mempunyai sense of unworthiness. Di dalam ordo salutis pengakuan dosa memang berada di urutan belakangan. Tetapi Alkitab jelas menyatakan pertobatan dulu baru pengutusan. Bagaimana orang mau diutus jika tidak punya deep sense of unworthiness? Tuhan mengutus hamba-Nya dengan menyatakan visi-Nya. Visi dinyatakan supaya tidak give up saat menghadapi kesulitan, karena visi ini dari Tuhan, bukan visi pribadi. Selain itu pengutusan pun harus disertai dengan kesetiaan terhadap berita dari Tuhan. Pelayanan Yesaya tidak berbuah tetapi kenapa dia disebut sebagai Nabi Allah? Karena ia setia dengan berita yang Tuhan berikan. Nabi asli ketika Tuhan berbicara penghakiman, ia akan berkata penghakiman. Nabi asli memberitakan apa yang dari Tuhan tanpa peduli berita itu menusuk atau menempeleng orang.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 05
29 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Api yang Memperbarui Dunia #1 Tema kali ini adalah api yang memperbarui dunia. Di Alkitab, istilah api pertama kali muncul di Kejadian 3:23. Saat Tuhan mengusir manusia dari Taman Eden, menghalau manusia itu, di Timur ditempatkan-Nya beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Dalam Taman Eden ada 2 jenis pohon: Pohon kehidupan dan Pohon tentang Pengetahuan Baik dan Jahat. Tuhan berkata, “segala pohon engkau boleh makan kecuali pohon yang membedakan baik dan jahat tidak boleh makan.” Perbedaan kedua pohon ini adalah pohon tentang yang baik dan jahat itulah arus agama, sedangkan pohon kehidupan adalah arus keselamatan. Manusia gagal karena manusia makan pohon baik dan jahat, dan Tuhan mengatakan tidak boleh kembali, sehingga ditutup jalannya, dikunci, dan dijaga oleh malaikat dengan api dan pedang. Ini pertama kali istilah api muncul. Dalam Alkitab, api memiliki 2 arti yaitu sebagai tanda dari Tuhan dan tanda dari setan. Mengapa Tuhan memakai api menjadi tandanya? Karena dalam Ibrani dikatakan “Our God is a consuming Fire.” Tetapi Alkitab juga mengatakan bahwa setan juga berapi-api, seperti api nafsu, api dosa, dan api neraka yang adalah tempat di mana setan akan berada. Kalau kita melihat dalam sejarah manusia, dari segala kebudayaan, mungkin tercatat permulaan api dari mana. Dalam mitologi Yunani yang memberikan api adalah dewa Prometheus – pencuri api dari Zeus atau Jupiter dan diberikan ke manusia sehingga mereka bisa tahu jalan. Karena hal ini, Jupiter menangkap Prometheus dan setiap hari levernya digerogoti oleh seekor elang seumur hidupnya. Di dalam Kitab Suci, Allah memberi api kepada manusia. Malaikat dengan pedang menyala-nyala yang membuktikan kesucian, keadilan, kemarahan, kekerasan, dan kedahsyatan Allah menghukum dosa. Allah sendiri yang adalah api yang menghanguskan. Api kalau nyala, harus ada bahan yang dibakar. Kalau Allah adalah api, maka apa yang dibakar? Menurut penafsiran saya, dia membakar dan menghanguskan diri-Nya sendiri. Karena di mana ada api, di situ ada pengorbanan. Ketika lilin menyala satu detik, lilin itu lebih pendek 1 detik, dia mengorbankan diri sendiri. Allah sendiri consume himself. Siapa ada api, di situ dia pasti sedang menghanguskan, consume diri sendiri. Waktu cinta satu orang, terus pikir dia, engkau sedang consume yourself. Waktu ada api cinta, marah, iri, sedih, menyesal, selalu kita consume ourself. Our God is consuming fire. Allah sangat sedih melihat kita yang berdosa. God consume himself when he so mad to our sin. Saat Allah menyatakan kebencian terhadap dosa manusia, He consumes himself. Allah menyesal melihat kita tidak taat pada Dia. Tuhan mau menghukum kita, dan Dia adalah api yang menghanguskan. Allah adalah api. Sedangkan setan adalah yang mengkopi segala sesuatu. Sejak Reformed Injili ada di Indonesia, setidaknya muncul 5 jenis Reformed yang lain: Imitation Reformed, Copy Reformed, Faking Reformed, Forgery Reformed, dan Borrowed Reformed. Bagaimana tahu kalau itu palsu? Membedakan Rolex palsu dan asli dilihat dari bobot, berat, bukan dilihat dari bentuk, ukuran, warna, desain. Alkitab mengatakan malaikat bisa dipalsukan oleh setan. Setan bisa memalsukan malaikat terang, seperti malaikat dalam api.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 05
29 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Setan yang menyerupai asli sudah ada di dunia. Engkau bukan tidak tahu siasatnya, bukan tidak tahu tipu muslihatnya, oleh karena itu orang Kristen yang asli harus bisa membedakan yang asli atau palsu. Dalam Alkitab, begitu manusia berdosa, api langsung keluar, menjaga pintu taman dan manusia tidak boleh kembali lagi. Api itu menjadi kesucian Tuhan, keadilan Tuhan, kemarahan, dan hukuman Tuhan. Api menjadi tanda kesucian. Dalam api tidak ada kotoran. In fire, there is nothing unholy can exist. Keadilan Tuhan memisahkan yang suci dengan yang berdosa. Sehingga manusia tidak boleh kembali kepada pohon kehidupan, kecuali dia menembusi pedang api tersebut. Siapa yang bisa menembusi kita kecuali Tuhan Yesus? Dia yang bisa melawan kesucian Allah yang menghanguskan adalah Dia yang consume himself, Dia yang mati di atas kayu salib, merobekkan tubuh-Nya menjadi tirai di Bait Allah. Christ is the new way to enter to the kingdom of God. Dalam Ibrani 10:19-20 Melalui pintu yang baru, jalan yang hidup, kita kembali melalui Kristus yang memecahkan diri-Nya sendiri. Inilah tubuh-Ku yang dipecahkan bagimu, ingatlah Aku senantiasa setiap menjalankan hal ini. Christ consumes Himself, to keep every holiness of God, to be kept in the Kingdom of God. Dengan ini, api suci menuju hidup yang baru boleh dikembalikan kepada kita. Itu sebab di Taman Eden ada 2 jenis pohon: Pohon tentang Pengetahuan baik dan jahat, Pohon kehidupan. Alkitab menggunakan 2 istilah: diutus keluar untuk menggarap keluar dan diusir dari tanah itu. Manusia yang berada di dunia ini ada yang berstatus diusir dan ada yang berstatus diutus. Yang diutus adalah yang akhirnya bertemu dengan Kristus dan yang diusir tidak akan kembali selama-lamanya. Sehingga, yang diutus akan kembali untuk mendapatkan pohon kehidupan. Tuhan Yesus dan salib-Nya, itulah pohon kehidupan. Agama apa pun adalah pohon baik dan jahat. Hanya Kristus satu-satunya pohon kehidupan. When we return to God, we return to fire, we return to The Fire who consume himself. Tetapi ada Api yang membuat kita bisa kembali, yaitu Yesus yang harus dipaku di atas kayu salib. Kalau Api dari Tuhan membakar hatimu, engkau akan dipakai Tuhan untuk mengubah dunia. Api dalam kita adalah api apa? Api perzinahan, narkoba, penipuan, dosa, atau Api suci dari Allah?
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 06
30 Desember 2016 Vik. Heruanto Salim
Kerajaan Allah – Matius 21:5-17 Surga dan dunia berada di posisi yang berbeda. Alkitab mencatat bahwa lokasi surga dan dunia tidak berbeda, tetapi surga dan dunia merupakan dua dimensi yang terhubung satu dengan yang lain. Taman Eden adalah salah satu titik yang menggabungkan surga dan dunia. Waktu Adam dan Hawa diciptakan Tuhan Allah, mereka taat kepada Tuhan, ada kehadiran Tuhan (God’s presence), kehidupan, keadilan, kesucian, keindahan. Semua esensi yang dimiliki oleh Tuhan Allah terdapat dalam ciptaan-Nya. Akan tetapi, ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia diusir dari hadirat Allah, sejak itu manusia terputus dari Allah. Manusia jatuh dalam dosa, dunia dipenuhi dosa, semua menjadi cemar dan jahat, termasuk kita semua yang ada di sini. Tuhan punya rencana untuk hadir dalam dunia manusia yang sudah jatuh. Persimpangan antara surga dan bumi yaitu ketika Tuhan hadir ke dalam dunia. Tuhan juga berikan manusia yang datang pada kemuliaan Tuhan sebuah filter, yaitu Bait Allah (temple). Bait Allah berfungsi sebagai tempat manusia untuk bertemu dengan Tuhan, di tempat ini juga umat manusia yang berdosa bisa masuk dalam hadirat Allah tanpa hangus terbakar dengan membawa korban bakaran sebagai persembahan. Tema kita kali ini, “Api yang Memperbarui Dunia”, inilah esensi dari Reformasi. Api yang memperbarui dunia sudah dimulai sejak Yesus masuk ke Yerusalem menyucikan Bait Allah (Mat. 21:5-17). Dunia ini rusak, ciptaan ingin jadi pencipta, yang terbatas ingin jadi yang tak terbatas, tetapi ketika Yesus datang, Dia sendiri jadi ciptaan yang terbatas. Israel berharap yang datang adalah seorang raja yang bisa membebaskan mereka dari bangsa Romawi, memulihkan kerajaan Daud. Tetapi Yesus datang bukan dengan tujuan yang sama seperti yang dipikirkan oleh orang Israel, Ia datang untuk memulihkan Kerajaan Allah, dan Ia ingin memberitahu pada bangsa Israel bahwa masalah yang sebenarnya adalah terputusnya hubungan manusia dan Allah, bukan masalah duniawi seperti harta, uang, dan hal lain. Ketika Tuhan Yesus datang, konsep atau esensi raja yang menjadi hamba inilah yang merupakan Injil. Ketika Yesus datang ke Bait Allah, Ia membalikkan semua meja pedagang yang ada di Bait Allah. Mengapa Ia lakukan itu? Karena Ia adalah Sang Pemilik Bait Allah. Ia mencoba untuk memosisikan ulang ordo ciptaan dan pemulihan ciptaan. Bait Allah adalah pijakan kaki Allah, Ia mengklaim sebagai Sang Pemilik Bait Allah. Yesus datang untuk menghancurkan hal yang tidak benar, hal yang tidak beres, dan Ia siapkan sesuatu yang lebih baik, inilah yang disebut pertobatan. Apa yang Yesus lakukan di Bait Allah adalah karena Ia merasa Bait Allah digunakan tidak sesuai dengan fungsinya. Sejak zaman Daud, orang buta, orang timpang tidak diperbolehkan masuk Bait Allah, tetapi saat Yesus datang untuk menyucikan Bait Allah, orang-orang ini boleh masuk ke dalam Bait Allah. Inilah Injil yang dibawa oleh Yesus, membawa orang kembali kepada Allah. Inilah Injil yang membawa pertobatan. Berita Injil yang Tuhan Yesus bawa dan Yesus sang Raja datang sebagai hamba. Datangnya Yesus ke dunia, mengorbankan diri-Nya di kayu salib (diri-Nya sendiri consuming fire, merasakan api neraka), dan inilah keselamatan bagi manusia berdosa. Semua Yesus lakukan demi manusia bisa masuk surga. Panggilan kita adalah bagaimana manusia bisa bertemu dengan Tuhan, bagaimana orang di sekitar kita melihat hadirat Tuhan melalui diri kita.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 07
30 Desember 2016 Pdt. Jimmy Pardede
Mengubah Dunia Pernyataan kehadiran Tuhan di muka bumi tercatat dari awal penciptaan sampai karya penebusan. Bagaimana caranya mengalami pernyataan kehadiran Tuhan dalam pembaruan dunia? Ada dua orang yang melihat dengan iman usaha Tuhan memperbarui dunia dalam Perjanjian Lama. Sehingga saat dunia ini tidak beres, mereka tetap setia dan peka kepada pimpinan Tuhan, mereka adalah Salomo dan Daniel. Salomo. Tema utama dalam theologi Salomo adalah keinginan untuk memulihkan Taman Eden, pulihnya bumi melalui Israel. Dalam Kidung Agung, banyak bentuk rayuan, tetapi sebenarnya gambaran pengharapan eskatologis, pemulihan janji anak Daud untuk memperbarui Yerusalem. Tetapi dalam Pengkhotbah, di akhir hidupnya, Salomo mengatakan bahwa semuanya sia-sia, karena semua berujung pada kematian. Semua kekayaaan dan kejayaan Salomo tidaklah cukup untuk mewujudkan keinginannya. Salomo menyadari bahwa dia bukan orang yang akan memperbarui bumi, tetapi hanya berbagian di dalamnya. Dia memang anak Daud, namun dia sadar bukan dirinya yang akan jadi Mesias. Ia menerima dan rela untuk jadi bagian dalam rencana kedatangan Sang Mesias Yang Sejati. Pola pikir seperti ini tidak dimiliki oleh kepala pemerintahan sekarang, yaitu bagaimana kedudukan bisa tidak diteruskan kepada keturunannya. Salomo menerima dirinya sebagai bagian dari rencana Tuhan. Daniel. Sebagai salah satu perwakilan kepala daerah, Daniel begitu sukses tetapi banyak yang ingin menjatuhkan dengan mencari-cari kesalahannya. Akhirnya kesalehan Daniel dalam beribadah dipakai musuhnya untuk mempersalahkannya. Daniel menjadi korban dari peraturan yang tidak adil. Tetapi Daniel tanpa ragu, tetap berdoa menghadap Yerusalem karena memiliki kerinduan untuk memulihkan Yerusalem. Daniel tidak berdoa untuk diri sendiri, tetapi untuk Yerusalem baru. Daniel tidak peduli dengan peraturan tidak adil itu, karena Daniel sadar Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan, sang pencipta langit dan bumi. Daniel akhirnya dimasukkan ke dalam gua singa. Dan selama Daniel di dalamnya, Darius merasa bersalah serta khawatir. Lalu hari berikutnya, didapatkan Daniel masih tetap hidup dan dibebaskan. Daniel lolos dari hukuman, Daniel terus setia pada Tuhan. Selama ini dia mempunyai keinginan untuk kembali ke Tanah Perjanjian yang baru. Tetapi, Daniel hanya mendapat mimpi untuk melihat peristiwa masa depan. Daniel memang tidak mengalami apa yang dia minta yaitu Yerusalem baru, karena pemulihan ini baru terjadi saat Kristus hadir ke dalam dunia. Surat Roma mencatat “Injil adalah kekuatan Allah dan aku tidak malu kepada Injil”. Injil yang menggenapi apa yang Yesaya tulis, yaitu menyelamatkan bangsa-bangsa. Jadi bagaimana cara Tuhan memakai umat Tuhan perbarui dunia? Dengan Injil. Tuhan tetap jalankan janji untuk pulihkan bangsa-bangsa melalui Kristus, Sang Anak yang sanggup berikan keselamatan dunia. Inilah penggenapan dari Perjanjian Lama, sejak Musa, Daud, Salomo, dan lainnya. Kita dipanggil untuk penggenapan itu. Kita adalah penerima anugerah keselamatan, bagian dari umat perjanjian. Kita adalah bagian dari karya Allah di dalam sejarah keselamatan. Tuhan mau kita tergugah karena dunia sekarang sudah rusak dan orang Kristen dipanggil untuk memperbarui takhta Tuhan dalam segala bidang. Dunia sedang berjalan salah, dan kita dipanggil untuk memperbaiki dunia sebagai umat-Nya dengan memberitakan Injil yaitu karya keselamatan Allah melalui Kristus.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 8
30 Desember 2016 Pdt. Jadi S. Lima
Pertobatan dan Reformasi – (1Kor. 1:17-21) Tahun 2017 adalah momen peringatan hari Luther memakukan 95 tesis di depan pintu gereja Wittenberg (atau dikirim ke atasannya di gereja). Peristiwa ini adalah peristiwa yang menggoncangkan gereja di Eropa. Mari sekarang kita mencoba menelusuri 95 tesis Luther. Tesis itu adalah tantangan untuk memperdebatkan tentang penance. Gereja pada zaman itu dicekam karena murka Tuhan. Jalan keluar yang diberikan gereja hari itu adalah semacam ritual yang tidak bisa memastikan kita punya jaminan dan keamanan setelah kita mati. Kalimat Luther yang harus kita pikirkan: Dosa itu bukan perbuatan dosa, tetapi karena kita orang berdosa maka kita berbuat dosa. Apa yang Luther serukan dalam 95 tesis memiliki perbedaan konteks dengan abad 21 di Asia bahkan di Jakarta. Orang modern punya kesadaran intinya jangan jadi orang jahat. Sehingga di tengah kondisi demikian apa uniknya menjadi Kristen? Kita ini adalah orang-orang yang terpanggil untuk bertobat, menyambut datangnya kerajaan Allah, yang Allah sedang kerjakan dan masih kerjakan di dalam Yesus Kristus. Ini adalah esensi dari kekristenan kita. Tetapi apa itu pertobatan? Kalau kita mendengar orang berkata ada orang yang jatuh dalam dosa, dalam pikiran kita adalah orang tersebut jatuh dalam dosa kekuasaan, harta, atau wanita, tetapi bertobat bukan cuma dari perbuatan macam demikian. Bertobat juga bisa dimengerti sebagai menerima Tuhan Yesus, tetapi apakah setelah sekali terima Tuhan Yesus kita tidak perlu bertobat lagi hari ini? Menerima Tuhan Yesus itu barulah awal sebuah pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Bertobat itu adalah sebuah perjalanan yang menarik, yang memberikan gairah dalam hidup kita. Pertobatan di dalam konteks abad pertama, bertobat dari jihadnya orang Zealot, bertobat dari legalisme dan moralisme, bertobat dari sikap kompromis orang Saduki, dan bertobat dari paganism. Sedangkan pertobatan dalam abad pertengahan adalah bertobat karena takut kepada manusia, bertobat karena takut pada murka Allah dan hukuman Allah. Sedangkan pertobatan yang sejati adalah pertobatan kembali kepada kebenaran dengan sepenuhnya taat kepada Allah yang digerakkan oleh cinta kasih Tuhan. Pertobatan dalam konteks modern adalah dengan Motif Cartesian yang meragukan apa yang kita sudah ketahui sebelumnya. Motif ini berusaha mencapai kepastian kebenaran fondasional, kemudian baru melangkah ke tahap yang berikutnya. Semangat ini sering kali kita campurkan dengan semangat Semper Reformanda, seperti kita harus memperbaiki diri kita sendiri dulu baru bisa melayani. Tetapi pertanyaannya, kapan kita bisa memperbaiki diri kita sampai seluruhnya beres? Kita tidak perlu beres 100% baru bisa dipakai oleh Tuhan. Kita bergerak dengan didorong oleh Tuhan Sang Api yang menghanguskan tetapi juga oleh rasa aman karena pengampunan Allah. Kita tidak harus menjadi sempurna, tetapi kita juga dipanggil untuk setiap kali bertobat dari kesalahan-kesalahan kita. Kita harus mengetahui bahwa dosa dan pelanggaran menyebabkan kesengsaraan. Kesengsaraan kita yang paling besar adalah kegagalan kita untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Keterlepasan kita adalah pengampunan dan keselamatan yang diberikan oleh Allah kepada kita di dalam Kristus. Ini adalah dasar eksistensi kita dan dari situlah kita berangkat. Inilah pertobatan sejati yang adalah esensi dari kekristenan.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 9
30 Desember 2016 Vik. Mercy Matakupan
Allah adalah Api yang Menghanguskan Ketika kita memikirkan tentang tema api yang menghanguskan dan kaitannya dengan Allah, coba pikirkan berapa kali kita menaikkan doa kepada Allah sebagai api yang menghanguskan? Kita pasti memberikan banyak ruang untuk gambaran Allah yang penuh kasih, gembala yang baik, air hidup, dan seterusnya, baik dalam doa maupun pujian. Jika dalam doa dan lagu-lagu kita ganti dengan Allah yang menghanguskan, kita akan merasa sulit mendekat pada Tuhan. Bahkan di dalam sekolah minggu, kita sedikit sekali membicarakan tentang Allah yang menghukum dosa sebagai api yang menghancurkan. Hampir tidak ada di dalam kurikulum sekolah minggu, karena keberadaan Allah digambarkan seperti keberadaan yang kejam dan sulit sekali dijelaskan kepada anak-anak. Lebih sulit lagi mengajarkan hal-hal ini pada orang-orang dewasa yang suka mencomot kebenaran satu-satu dan parsial sesuai dengan keinginan. Kalau tidak baik-baik belajar firman Tuhan, kita akan kehilangan banyak sekali kelimpahan kebenaran tentang diri Allah. Api yang menghanguskan bukan hanya keberadaan yang menghempaskan tetapi juga sebagai sesuatu yang mendorong manusia untuk mendekat pada kebenaran dengan kegentaran. Kita melihat hal-hal ini pada bapa-bapa iman, seperti Abraham. Abraham pertama kali mengenali api sebagai kehadiran Allah yang mengikat perjanjian dengan umat-Nya. Setelah penyembelihan binatang-binatang, Abraham tertidur – dengan istilah “tidur” yang sama dengan tidurnya Adam di Taman Eden, dan juga istilah tertidurnya Saul – menyatakan keaktifan Allah, berjalannya Allah yang di antara binatang yang terbelah dalam bentuk api. Manusia tidak berbagian sedikit pun dalam perjanjian dan keselamatan, Allah yang aktif mengerjakan segala sesuatu dalam keselamatan manusia. Bahkan dalam peristiwa jatuhnya manusia dalam dosa, inisiatif permusuhan manusia dengan iblis pun Allah yang mengadakan, karena kalau diberi pilihan, manusia tidak akan ada keinginan untuk memusuhi iblis. Apa yang kira-kira dipikirkan Abraham ketika ia bangun? Ia mencicipi kebenaran tentang anugerah. Ia mengetahui seharusnya ia yang berjalan di antara belahan binatang tersebut, tetapi Allah yang berjalan. Pada pasal berikutnya, Abraham melanggar perjanjian tetapi Allah memberikan diri-Nya yang dibelah seperti binatang-binatang dalam perjanjian-Nya dengan Abraham. Abraham tidak tahu bahwa ribuan tahun kemudian ada seorang Juru Selamat yang harus dibunuh karena pelanggaran-pelanggarannya. Dialah Kristus. Keberadaan tiang api bagi orang Israel di padang gurun adalah sebagai ingatan akan sesuatu yang menghibur dan sukacita. Seperti ini pula api Tuhan yang mengasihi umat-Nya yang tidak pernah padam. Ucapan bahwa Allah berjalan di depan kita laksana api yang menghanguskan adalah ucapan penghiburan. Dunia ini berusaha menggerus kita dengan pandangan bahwa hidup itu seperti roda permainan nasib, yang kita perlu jalani saja, karena sebentar kita di bawah, sebentar di atas lagi. Seolah-olah sekalipun kebaikan menang, nanti kejahatan akan menang lagi. Tetapi tidak demikian realitasnya. Karena sesungguhnya pada akhirnya Allah yang akan menang. Allah yang menghanguskan menjadi penghiburan bagi kita.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 10
30 Desember 2016 Vik. Edward Oei
Mandat Allah – (Kej. 1:26-30; Mat. 28:18-20) Aspek wahyu adalah tema yang penting dalam Reformasi tetapi sering kali menjadi problem bagi kita. Allah menciptakan dan menetapkan manusia untuk menaklukkan binatang dan alam. Manusia diperintahkan memakan hanya tumbuhan yang berbiji dan bukan seluruh tumbuhan. Tuhan mengatur manusia dalam hal makanan. Dengan menaati perintah ini, manusia sedang menjalankan bagian untuk menghadirkan identitas sebagai manusia. Makan adalah bentuk ekspresi ketaatan pada Wahyu Allah. Manusia diperintahkan untuk bermultiplikasi, beranak cucu dan mengajarkan anak cucu untuk taat Tuhan dalam urusan makan serta penaklukan bumi. Manusia harus membangun kerajaan di bumi yang dipenuhi oleh orang-orang yang taat kepada Allah. Ini fungsi, makna, dan identitas panggilan kita ketika diciptakan. Dalam peristiwa kejatuhan (Kej. 3), manusia makan bukan karena ketaatan kepada Allah tetapi untuk memuaskan mata dan hatinya. Makan bukan lagi sebagai ekspresi ketaatan tetapi jadi ekspresi perlawanan kepada Tuhan demi memuaskan dan menegakkan kerajaan sendiri. Inilah keberdosaan. Matius 28 sering dikenal sebagai Mandat Injil dan Kejadian 1:28 sebagai Mandat Budaya. Menurut Van Til kedua mandat ini seharusnya sama adanya. Sama dalam memanusiakan manusia itu sendiri yaitu kembali taat pada Tuhan menjadi agen Allah di bumi. Kedua mandat ini sama, hanya saja mandat dalam Matius bersifat redemptive. Problema kita adalah mengerti redemption hanya dalam hal doing tidak di dalam being. Kita, orang Kristen, seperti orang gila, setelah ditebus kita ingin memperbarui dunia tetapi masih memiliki akar berdosa dalam hati dan melihat dunia sebagai suatu yang menarik. Sehingga urusan makan, minum, dan mandat budaya tidak menjadi satu dengan mandat Injil. Alkitab menyatakan dua mandat ini esensinya sama dalam ketaatan kepada Tuhan. Kita harus memiliki api yang telah dinyalakan untuk mengubah dunia melihat Allah melalui ketaatan kita bukan dunia yang mengubah kita taat padanya. Orang kristen sering kali bipolar. Kita hidup dalam ilusi harus mengubah dunia tanpa menyerahkan hati yang benar-benar taat pada Tuhan dan hidup bangga dipengaruhi dunia. Kita tidak ingin Tuhan menguasai seluruh hidup kita yang seharusnya membawa seluruh hidup pada ketaatan dan memengaruhi sekitar kita untuk melihat kepada Kristus. Itulah api yang akan membakar dan memengaruhi dunia. Kedua mandat yang diberikan memiliki kesamaan. Sama-sama diberikan oleh Allah, memiliki konsep pergi menaklukkan bumi sampai kesudahan zaman bukan untuk memuaskan diri. Keduanya sama-sama ingin menghadirkan Kerajaan Allah di bumi. Doa Bapa Kami pun menyatakan demikian. Biarlah kita bisa melakukan doa ini dengan sejati. Pergi memengaruhi dunia ini. Dunia menggapai dan mengeruk semua untuk diri, tetapi Alkitab mengajarkan untuk memberikan diri pergi ke ujung dunia. Biarlah api yang dinyalakan dalam hati kita dikobarkan sampai ke ujung bumi. Inilah panggilan kita dan kembalinya identitas kita sebagai manusia di hadapan Tuhan. Marilah bawa semangat kembali pada firman, mengobarkan semangat Reformasi 500 tahun lalu, menyerahkan seluruh hidup bagi nama Tuhan agar nama Tuhan dipermuliakan. Api yang memperbarui zaman bukan lagi ilusi tetapi benar-benar hadir di dalam ketaatan kita kepada Kristus, mengubah manusia di sekitar kita melalui Injil dan hidup kita.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 11
30 Desember 2016 Pdt. Titus Ndoen
Api yang Murni dan Api yang Asing Api yang Tuhan berikan dalam sebuah gerakan selalu disusupi oleh api yang asing. Tuhan menyatakan kemuliaan di Bait Allah. Di PL ada Nadab dan Abihu, anak Harun yang persembahkan api asing, langsung dibunuh Tuhan. Di PB ada Ananias dan Safira, yang juga langsung dibunuh Allah karena persembahan mereka. Kedua kisah ini sangat pararel. Ketika gereja baru mulai bertumbuh ada orang menipu dan mencuri uang, langsung Tuhan hukum. Kenapa Tuhan begitu keras pada titik awal? Karena titik awal membutuhkan penegasan dari Tuhan. Ini peringatan bagi kita orang Reformed yang menjadi focal point dari alam semesta. Ketika Tuhan bekerja mengirimkan api, setan tidak tinggal diam. Setan mengirimkan api yang secara tampak luar sama tetapi itu adalah api yang palsu. Imamat 10:1-7 mencatat, setelah 8 hari perayaan penahbisan imam, ada peristiwa yang mengerikan, yaitu 2 anak Harum, yang adalah imam dibunuh Tuhan. Mengapa Tuhan begitu serius? Inilah permulaan pelayanan dan pendirian Bait Allah sebagai peringatan bagi kita sekalian betapa kudusnya Allah. Kesalahan dari 2 anak Harun adalah mereka memakai alat yang salah, orang salah, dan waktunya pun salah. Mereka pun memiliki motivasi salah. Menurut tafsiran tradisi Yahudi, kemungkinan besar mereka dikuasai oleh alkohol. Itu adalah api yang asing. Api ini berbicara mengenai kuasa yang asing masuk gereja. Dalam gereja hari ini juga terdapat api yang asing. Dalam khotbah natal, Pdt. Stephen Tong bicara mengenai 6 kuasa dalam dunia: politik, militer, agama, ekonomi, budaya, dan massa. Enam kuasa atau enam api, secara sadar atau tidak sadar, terus mencoba masuk memengaruhi gereja. Setan memasukkan api asing dengan warna sama bahkan dapat menggerakkan. Lalu bagaimana kita menghadapi hal ini? Cara Tuhan perbarui gereja adalah: • Dengan perbarui hamba Tuhan terlebih dahulu. Hal ini Karena hamba Tuhan memiliki posisi yang penting dalam Bait Tuhan. Kerusakan dalam dunia dimulai dari hati nurani masyarakat yang kita yaitu gereja, dan sering kali dimulai dari pemimpinnya, yaitu hamba Tuhan. • Melalui doktrin. Kita dipanggil untuk membawa Injil yang sejati, yaitu Kristus. Hari ini banyak beredar Injil yang palsu, yaitu dengan perbuatan baik manusia dan tidak perlu Kristus atau Juru Selamat yang mati menggantikan kita. Kita dapat mengecek kebenaran pengajaran doktrin suatu gereja melalui kebenaran doktrin keselamatannya. Kelihatannya niatnya bisa baik, tetapi gereja bisa jatuh ke dalam legalisme atau antinomianisme. Api yang kita bakar hari ini, jika ini dari Tuhan, akan memengaruhi keluar. Api itu harus terus bekerja hingga seluruh bidang aspek kehidupan. Saya percaya api itu masih menyala di dalam orang Kristen dan gereja yang murni dan setia kepada Allah. Apakah kita bisa memelihara api yang masih menyala itu? Apakah kita biarkan api yang Tuhan telah berikan di dunia? Kita minta Tuhan selidiki hati kita agar api yang kita miliki bukanlah yang asing. Kita sandar hanya pada anugerah salib Kristus sehingga ketika kita persembahkan kepada Tuhan, Ia akan berkenan. Reformasi dapat diperkenan Tuhan dengan api yang murni. Walaupun api itu kecil, jikalau murni, Tuhan akan pakai menjadi api yang memperbarui dunia.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 12
30 Desember 2016 Pdt. Benyamin F. Intan
Reformed Faith and Religious Liberty Pertama, Kebebasan beragama sangat berkait dengan natur manusia. Alkitab menyatakan manusia sebelum jatuh ke dalam dosa diciptakan oleh Allah sebagai Image of God. John Calvin mengatakan bahwa manusia adalah homo religioso (religious man). Mereka memiliki benih iman. Hal ini dinyatakan oleh Alkitab bahwa manusia akan menyembah Allah di dalam Roh dan Kebenaran. Ketika ia jatuh ke dalam dosa, maka image of God ini rusak tetapi tidak hilang. Calvin menyatakan bahwa manusia tetap memiliki sensus divinitatis di mana manusia tetap memiliki satu kesadaran adanya Allah. Tetapi manusia menggantikan Allah dengan berhala dan menyembah kepadanya. Manusia tetap manusia ketika jatuh ke dalam dosa. Kedua, Natur kebebasan beragama dari manusia diberikan oleh Tuhan sendiri. Kebebasan beragama sejati berarti lepas dari kuasa dosa. 1 Tesalonika 1:9 menyatakan hal ini, yaitu bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah. Kebebasan beragama sejati adalah ketika berbalik dari berhala-berhala kepada Allah melalui anugerah Tuhan semata. Ketika Tuhan memberikan tulah Ia mau menyatakan bahwa dewa Mesir yang disembah oleh Israel sedang dikalahkan Allah sejati. Lalu terakhir anak sulung Israel tidak mati adalah karena ada Anak Domba Allah yang mati menggantikan mereka dan juga mereka bisa keluar dari Mesir hanya karena anugerah Allah. Lalu kita juga melihat bahwa manusia diselamatkan dari dan untuk (from and for) berbakti kepada Allah yang hidup (Kel. 19:6; 1Tes. 1:9). Hukum ke-4 menyatakan kita harus beribadah kepada Allah di dalam kebebasan beragama. Kebebasan beragama yang kita akui adalah kebebasan yang diakui oleh firman Tuhan. Ketiga adalah the Mission of God. John Calvin menyatakan bahwa alasan utama kita melakukan penginjilan adalah supaya kemuliaan Allah dinyatakan melalui hidup orang itu. Ketika kita dilepaskan dari kuasa kerajaan setan maka kita dimasukkan ke dalam Kerajaan Allah dengan tujuan akhir adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia sampai selamalamanya. Maka di dalam setiap aspek hidup manusia harus menyatakan kemuliaan Allah. Kuyper menyatakan bahwa Tuhan Yesus mau merebut hak kesulungan, “It Is Mine!”. Kuyper menyatakan principled pluralism yang adalah memasukkan prinsip Alkitab ke dalam seluruh pemerintahan dan masyarakat sehingga dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah. Pemikiran mengenai Mandat budaya yang dinyatakan oleh Max Stackhouse di baliknya ada dua alasan. Pertama adalah bahwa apa yang dipercaya orang Kristen adalah komprehensif dan dapat dihidupi oleh semua orang. Alasan kedua bahwa theologi harus menjadi guide bagi seluruh perjalanan kehidupan publik. Keempat adalah hubungan antara agama dan negara, yang sering kali dilihat sebagai rival. Kuyper menyatakan harus ada free religion in a free state. Calvin menyatakan dua hal ini memang terpisah (separated) tetapi tidak dapat dipisahkan (not parted). Ada idea of differentiation yang harus dimengerti dengan benar. Natur negara: external forum of civil authority and the law of the sword. Negara mempunyai monopoli kekuasaan, namun tidak boleh mencampuri urusan agama. Pemerintah normatif adalah hamba Allah di mana orang harus menaati dan pemerintah yang anti-normatif dikatakan bahwa orang Kristen harus melarikan diri darinya.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 13
30 Desember 2016 Pdt. Antonius Un
Loving the Enemy and the Golden Rule – (Luk. 6:27-36) Apa itu anugerah? Tuhan Yesus mati bagi musuh, orang yang melawan dan yang melukai hati Tuhan. Inilah anugerah Allah ketika Yesus dipaku di atas kayu salib. Sering kali kita ingin membalas dendam dibanding mengampuni. Ada problem di dalam tindakan membalas dendam: • Problem inisiasi. Orang balas dendam berarti tindakan dia diatur oleh orang lain. Balas dendam, benci, iri hati adalah penjara bagi dirinya karena ia tidak bebas. • Problem replikasi. Hanya menggaungkan apa yang orang lain lakukan. Ketika orang mengasihi maka dia mengasihi. Kalau membenci maka ia benci. • Problem mencari kepuasan. Ketika dilukai maka harus melukai yang lain untuk merasa puas. Agustinus menyatakan bahwa kalau ada satu orang yang melakukan kejahatan dan orang yang dijahati tidak memaafkan maka jadi ada dua orang yang melakukan kejahatan. Sulit memang untuk mengampuni tetapi panggilan untuk mengampuni adalah panggilan Kristen. Kalau kita tidak punya kasih sejati dan pengampunan sejati, maka Gereja akan sulit menginjili orang Postmodern yang selalu bicara mengaplikasikan kasih. Filsafat zaman dulu bicara epistemologi, rasio, dan lain-lain. Tetapi Postmodern bicara love. Kristus menjadi teladan Love yang sejati. Orang Postmodern harus diajarkan bahwa the only True Love is here, Christ Himself. Dengan inilah mereka bisa mengerti Injil. Golden Rule: apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu, lakukanlah itu kepada orang lain. Ada beberapa prinsip penting yang harus kita mengerti dalam golden rule ini. • Fairness or keadilan: kita menghargai kebebasan orang untuk percaya kepada agama lain dan kita tidak bisa menyerang mereka. Kita harus mendoakan dan menginjili mereka dengan bijaksana supaya bisa memenangkan mereka. • Do the best (memberikan yang terbaik bagi orang lain). Bukan “apa yang kamu suka yang kamu beri”. Dalam Gift ada 3 aspek: the giver, the gift, and the receiver. Sehingga dalam memberi prinsip yang lebih tepat adalah “Apa yang kamu mau orang lain beri yang terbaik maka kamu pun beri yang terbaik bagi orang lain”. Ini artinya Tuhan mau kita mengasihi orang lain dengan sepenuh hati kita. • Sacrificial Love. Di dalam menjalankan golden rule ini kita belajar melihat kepada Tuhan Yesus yang menyatakan adanya sacrifice untuk mengasihi kita. Spirit kasih adalah pengorbanan karena melihat kepada apa yang Kristus lakukan bagi kita. Etika memberi dengan kerelaan. Kita harus rela jalankan pengorbanan. • Distinctive act. Yesus memberikan yang positif. Kalau ada tamu datang, berikan yang dia butuhkan dengan membayangkan kamu sendiri jadi tamu. Inilah yang disebut sebagai Kristen memiliki counter-culture untuk melawan dunia ini. Yang Tuhan kehendaki adalah bagaimana kasih yang dinyatakan di bukit Golgota boleh dinyatakan melalui seluruh hidup kita. Tuhan menghendaki kasih yang total dan sempurna di tengah-tengah dunia berdosa, dunia yang penuh perhitungan. Kiranya kasih Kristus yang sejati ada di dalam hidup kita dan di tengah gereja sehingga bisa dinyatakan kepada dunia dalam zaman Postmodern ini.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 14
30 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Api yang Memperbarui Dunia #2 Yesaya 1-5 mengagetkan orang dengan catatan khotbah Yesaya yang begitu banyak kepada orang Israel, namun baru di pasal 6 Tuhan menunjukkan diri kepada Yesaya. Apakah kita bisa melihat Tuhan ketika pemimpin bangsa satu per satu turun atau mati? Raja Uzia mati karena dipukul oleh Tuhan dengan penyakit kusta. Maka Tuhan menyatakan diri supaya Yesaya mengetahui bahwa yang memimpin dia adalah Tuhan dan bukan Uzia. Lalu dikatakan ada malaikat yang memiliki 6 sayap dan ini merupakan satu-satunya tempat menyatakan itu. Cherubim diperintahkan untuk pergi ke luar dan perang melawan setan serta melayani manusia. Seraphim melayani Tuhan di takhta Allah dan mempunyai 6 sayap. Dua sayap untuk menutup muka sehingga tidak melihat Tuhan secara langsung. Belajar banyak dari Seraphim menutup muka untuk tidak menonjolkan dan memuliakan diri. Terlalu banyak hamba Tuhan yang meninggikan diri dan mementingkan muka sendiri. Dua sayap lain dipakai untuk menutup kaki mereka. Kaki adalah tempat untuk jalan, melintasi tempat dan mencatat rekor berapa jauh saya pergi melayani Tuhan. Ini bicara mengenai record of my journey, ministry, and sacrifice. Tuhan perintahkan untuk ditutup supaya tidak usah orang lain yang tahu. Cukup Tuhan yang tahu mengenai hal itu. Dua sayap lain dipakai untuk melayang-layang. Dua ini saja yang harus menanggung seluruh beban Seraphim itu. Melayani 6 sayap yang ada dengan hanya 2 sayap. Lalu malaikat menyatakan, “Kudus, Kudus, Kuduslah TUHAN semesta alam.” Ini menyatakan 3 Pribadi Allah yang benar-benar kudus. Seluruh pemikiran Katolik meninggikan manusia menjadi “sanctus” tetapi mari kembali kepada Alkitab. Hanya 3 yang disebut Holy, Holy, Holy yaitu Allah Bapa, Allah Anak yaitu Tuhan Yesus Kristus, dan Allah Roh Kudus. Lagu sanctus yang paling agung adalah punya Mendelssohn, yaitu Elijah. Holy, Holy, Holy dinyatakan dengan suara yang ringan dari perempuan yang melambangkan Seraphim. Yesaya melihat raja dunia mati karena penyakit kusta, ketika di Bait Allah melihat Raja Alam Semesta di takhta-Nya. Maka dia bilang, “Celakalah aku, orang yang najis bibir dan tinggal di tengah-tangah bangsa yang najis bibir. Sebab mataku telah melihat Tuhan semesta alam.” Setelah itu dia melihat malaikat mengambil bara api dan menempelkan ke mulutnya. Api yang dari mezbah Tuhan menyucikan, memanaskan, menerangi, memberi energi. Tidak ada api yang tidak berenergi, tidak memberi cahaya, tidak memberikan panas, tidak menghanguskan. Ketika api membakar benda, api ada di sana. Kalau benda sudah habis dibakar apinya hilang. Api di dalam bara sebuah materi disentuhkan kepada bibir. Orang yang berani naik mimbar dan berkhotbah harus disucikan oleh api bara dari mezbah Tuhan. Mezbah adalah tempat kalau sudah ditaruh di atas semua harus mati dan tidak bisa hidup lagi. Dan korban hidup yang ultimat adalah Yesus, korban hidup selanjutnya adalah kita semua, di kitab Roma, kita diharuskan menjadi korban hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan. Pada waktu Raja Uzia mati, nyatalah Tuhan tetap di bait-Nya, dan seraphim datang dan membawa bara kepada seorang yang mau mengabar Injil. Jika hati dibakar dengan api yang melambangkan penyucian, mulut tidak mau lagi dipakai untuk mempermalukan Nama Tuhan. Setelah bibirnya dibakar, Yesaya masih berbicara dan menulis 66 pasal.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 14
30 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Setelah tahun 73 Masehi tidak ada lagi raja dan imam di Israel, hanya sisa 1 jabatan yang ada, yaitu rabi, tetapi Yesaya menjadi salah satu nabi yang paling penting yaitu nabi yang menubuatkan tentang Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Orang yang pandai berkhotbah bukan karena akademiknya tetapi karena Kristus sebagai focal point-nya. Yesaya menulis “Siapa yang bawa Dia turun dari surga, siapa yang angkat Dia?” mirip dengan apa yang ditulis oleh Paulus. Siapa? Only Holy Spirit. Jadi barangsiapa yang diurapi oleh Tuhan dan mulutnya dikhususkan oleh Tuhan, only Christology is the main message of his life. Inilah yang menjadi hal di mana bibir Yesaya harus dibakar dengan bara api yang dari mezbah. Bibir Yesaya harus dibersihkan oleh bara api dari mezbah di mana semua yang sudah ditaruh di atasnya harus mati dan tidak bisa selamat. Jesus Christ is the last One to die for the Jews, Jesus Christ is the first One to arise from the dead. Rahasia Injil ini harus dimengerti. Namun setelah ratusan tahun Perjanjian Lama selesai, jarang ada orang mengerti kebenaran ini dan menjalankan hidup yang demikian. Yesaya satu-satunya nabi yang disucikan oleh bara api dari mezbah Tuhan langsung. Maka dari mulut Yesayalah Tuhan menyatakan banyak nubuatan mengenai Kristus. Mulai dari bayi dilahirkan oleh anak dara Maria, nama Kristus, Allah menjadi manusia, dan sebagainya. Berita Perjanjian Baru adalah “Comfort ye, My people.” Dari pasal 46 sampai beberapa pasal menyatakan the Holy One of God. Yesaya yang telah disucikan oleh bara api mulai berubah sehingga seluruh pelayanannya diberkati Tuhan dan mencakup jutaan orang. Lalu setelah Yesaya, malaikat Gabriel menyatakan bahwa anak yang dikandung Maria akan disebut the Holy One of God. Malaikat beritakan kepada Maria dan Yusuf masing-masing 2 nama. Tetapi kepada gembala di padang, malaikat beritakan 3 nama dari Kristus: the Savior, the Lord, and Christ. Malaikat Gabriel adalah satu-satunya malaikat yang memberitakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Satu-satunya malaikat yang dianggap memberitakan kebenaran yang terakhir kepada manusia. Ayat-ayat yang penting sekali mengenai Kristus dituliskan di dalam kitab nabi Yesaya. Di dalam seluruh Perjanjian Lama dinyatakan rahasia Tuhan Allah adalah Yesus Kristus. Yesaya di dalam kitabnya mencatat banyak rahasia ini. Lalu Tuhan menanyakan Yesaya, “Siapa yang mau Kuutus?” Yesaya menjawab dengan gentar karena sadar bahwa dia tidak layak, “Di sini saya Tuhan.” Setelah ada bibir yang sudah disucikan maka kalimat yang keluar menyatakan rahasia Allah yang begitu besar. Tuhan sudah panggil Yesaya dan memberi tahu, “I give a very tough job. I give you an impossible mission. Maukah kau menjadi hamba-Ku?” Yesaya menjawab, “Utuslah aku.” Setelah bibirnya dibakar, ia berkata, “Aku!” Tuhan bilang, “Jangan salah, Aku utus kamu supaya orang dengar tetapi tidak bertobat.” Kalau Yesaya menjawab iya, berarti no compromise, benar-benar pikul salib, menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan, dan masuk ke dalam kelompok serafim untuk melayani Tuhan, meski sulit, meski impossible. Jangan kasihan sama Tuhan tetapi kasihan kalau engkau tidak dipakai Tuhan! Siapakah yang mau menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan untuk menjawab panggilan Tuhan? Menjalankan perintah Tuhan karena saya tahu bahwa zaman bisa lalu tetapi Tuhan tetap ada. Saya mau seperti Seraphim yang menutup muka tidak menonjolkan diri, menutup kaki dan seluruh pencapaian kita, dan melayani Tuhan dengan seluruh diri. Siapa yang mau menjawab Tuhan dan dipakai oleh Tuhan?
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 15
31 Desember 2016 Vik. Harly Tambunan
Pergumulan Daud dalam Mengenal Allah – (Mzm. 139) Alkitab tidak menyatakan doktrin Allah hanya di dalam tatanan teori, melainkan di dalam pergumulan. Ada dua respons orang Kristen terhadap doktrin. Pertama, alergi dengan doktrin, yang penting asal setia dan mencintai Tuhan. Kedua, suka belajar doktrin, tetapi apa yang dipelajari ini hanya menjadi sebuah knowledge dan tidak menjadi nyata dalam kehidupan. Faktanya, tidak ada satu orang pun yang hidup tanpa doktrin. Karena cara hidup seseorang ditentukan dari pengenal orang itu akan Allah. Pertanyaannya, pengenalan akan Allah yang bagaimana yang mendasari seluruh hidup kita di dalam segala aspek? Daud selalu berusaha melihat hidupnya di dalam terang Allah. Ia tidak hanya melihat Allah tetapi melihat situasi hidupnya di dalam Allah. Orang yang terus bersentuhan dengan Allah akan melihat dirinya dengan benar. Di dalam pergumulannya, Daud melihat 3 karakter Allah, yaitu Allah yang Mahatahu, Allah yang Mahahadir, Allah yang Mahakuasa. Ketiga atribut Allah ini adalah sebuah fakta yang tidak dapat kita hindari. Kita tidak bisa lari. Kesadaran akan 3 atribut ini seharusnya membuat kita gentar dan takut, sekaligus memberikan kedamaian dan sukacita sejati. Daud menyadari bagaimana Allah mengetahui segala keberadaan dirinya. Daud tidak bisa lari. Mengapa Daud ingin lari, bukankah ia adalah orang yang paling mengenal isi hati Tuhan? Karena Daud takut kepada Allah. Di dalam Mazmur 139 Daud mau mengatakan bahwa, Tuhan ini tidak menyenangkan sekali, karena Tuhan tahu keseluruhan diriku, Daud merasa tidak bebas. Bukankah ini teriakan dari zaman Adam? Ingin bebas, tidak mau jadi objek, tidak mau diawasi dan akhirnya, tidak mau ada Allah. Sekalipun kita orang beragama, tetapi kita menjadi atheis praktis di dalam hidup kita, karena tidak men-Tuhan-kan Tuhan dalam hidup kita. Kita mau bebas, kita mau jadi subjek dan bukan objek. Kita tidak ingin tidak berdaya di bawah orang lain yang tahu seluruh hidup kita. Ketika kita mengagumi orang lain dan ketika tahu kejelekannya, kita pasti kecewa, menjadi membenci dan menghina orang itu. Bahkan lebih parah lagi, kita anggap orang itu mati. Inilah yang kita takuti. Daud dari takjub menjadi takut, dari takut kemudian lari. Ia pilih lari karena ia tak berdaya. Apa yang terjadi? Ada yang salah di dalam nuansa mendefinisikan diri kita. Dunia membentuk cara berpikir kita untuk menjadikan diri sebagai subjek. Sehingga kita menerima doktrin dan hanya menjadikan Allah sebagai objek. Allah tidak berotoritas dalam aspek pribadi kita. Apa yang jadi responnya Daud ketika di dalam dilema ini? Ia menerobos dan melihat jauh lebih dari sebuah intimidasi Allah. Ia melihat kepenuhan Allah. Kedaulatan Allah justru menjadi sebuah jaminan, Allah menjaminkan dengan diri-Nya sendiri. Daud melihat betapa pengenalan akan Allah lebih berharga. Dari ketakutan dan keinginan untuk lari, kemudian ia melihat seluruh kebesaran dan atribut Allah, hingga puncaknya di ayat 23-24, pengenalan akan Allah membawanya kepada penyerahan diri yang total. Kemahahadiran dan kemahakuasaan Allah dinyatakan di dalam Kristus. Ia memberikan kemerdekaan dan sukacita sejati. Inilah doktrin. Inilah jalan yang membawa kehidupan yang penuh sukacita. Hidup menikmati Allah, rendah hati untuk mencari kebenaran. Orang yang rendah hati rindu untuk terus mengenal Allah. Kehidupan kekal adalah pengenalan akan Allah, sukacita terbesar adalah kehidupan yang mengenal Allah di dalam ketaatan.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 16
31 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Question & Answer Q1: Bagaimana caranya membuktikan dan menyatakan konsistensi dan kesejarahan Kitab Suci dengan terstruktur, jelas, detail, dan tak terbantahkan di dalam segala aspek yang diperlukan? Terima kasih. A1: Ini pertanyaan bibliologi, keabsahan Kitab Suci. Ini menjadi fondasi iman Kristen. Pertanyaan ini baik, tetapi ada kebahayaan. Orang yang dasarnya tidak percaya Alkitab, akan selalu membantah. Orang semacam ini, bukan kesulitan pada pertanyaannya tetapi kesulitan pada orangnya. Orang yang telah didistorsi oleh dosa, tidak akan bisa dijawab karena akan terus dibantah. Contoh: Coba jangan pakai Kitab Suci untuk membuktikan ini adalah Kitab Suci. Ini adalah pertanyaan yang gila. Misalkan saya punya ijazah, bisakah saya membuktikan ijazah saya sah atau tidak dengan tidak menggunakan ijazah tersebut. Kalau saya mempunyai seekor singa yang sedang dikandang, lalu saya diminta untuk membuktikan itu singa, maka yang saya lakukan adalah buka kandang tersebut dan biarkan orang itu merasakan langsung singa tersebut. Saat orang itu mau mati karena diterkam singa, dia baru sadar kalau itu singa tetapi sudah terlambat. Hanya ada dua macam agama di dunia ini, kelompok pertama adalah yang mengklaim terima wahyu Allah dan kelompok kedua yang tidak klaim menerima wahyu Allah. Yang berani klaim hanya 3: Yahudi, Kristen, dan Islam. Yahudi klaim Allah wahyukan Perjanjian Lama, Kristen klaim Allah wahyukan Perjanjian Lama dan Baru. Islam klaim Allah beri 104 wahyu. 100 hilang dan hanya 4 yang tersisa. Tiga agama ini klaim bahwa Allah Abraham yang mewahyukan kepada manusia. Islam berkata bahwa Injil asli itu hanya dari Yesus, yang Paulus sudah didistorsi. Tetapi Paulus sendiri yang berkata, “If any man omit or add the Word, let him be cursed”. Karena Injil mengandung self-sufficiency, self-proof sehingga Alkitab adalah satu-satunya buku yang bertanggung jawab menjelaskan kenapa dia adalah firman. Satu-satunya buku yang menceritakan dari mana awal alam semesta, manusia, dosa dan bagaimana akhir dari semuanya hanyalah Alkitab. Di dalam Al-Quran, ada akhir, tidak ada awal. Di dalam Babylon, ada awal, tidak ada akhir. Tidak ada agama yg mempertanggungjawabkan mengenai alpha and omega point kecuali Kitab Suci. Q2: Apa peranan paling nyata dari api kekudusan Tuhan dalam kehidupan orang percaya? A2: Kierkegaard saat membahas Matius 5 pernah mengatakan bahwa pure hearted = one hearted man, niatnya hanya satu. Suci tandanya hanya memiliki satu niat, tidak ada cabangnya. Hidup suci adalah hidup hanya menyenangkan Tuhan. Bagaimana caranya? Tidak mendua hati, bahkan kepada bos, pacar, dan lain-lain. Ini jawaban paling dasar. Holiness is one hearted, only to please God. Contoh: Kalau kamu jatuh cinta kepada satu orang, bisakah kamu cinta kepada orang lain dengan kadar yang sama? Kenapa satu orang tidak mungkin cinta kepada banyak? Anak mungkin boleh, tetapi pasangan tidak boleh. Karena Allah hanya menciptakan 1 untuk 1. Cinta sejati, gabungan “hanya untuk 1” dan “hanya untuk kekal”. Suci adalah oneness only to God. Ini adalah the secret of holiness.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 16
31 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Q3: Sebagai Kristen, kita harus melakukan segala sesuatu dengan presisi, namun saat kemampuan kurang, bagaimana tetap bisa melakukannya dengan presisi tanpa menjadi selalu stres dengan tuntutan itu? A3: Do your best, pertanyaan ini hanya dijawab dengan berbuat sebaik mungkin. When you do you best at your time, God will forgive your fault. Ketika kamu masih kecil, tidak mungkin bisa tulis tesis. Contoh: Sekarang otot bahu saya (Pdt. Stephen Tong) sudah pecah, dan tidak bisa conduct dengan sempurna seperti dulu, saya sekarang tidak paksa diri saya seperti dulu karena cedera. Anak kecil umur 3, saya tidak menuntut tulis seperti saya. Engkau bisa presisi sampai di mana, have you done your best? Jika sudah do your best, katakan God forgive me. Ada pendeta, seorang advisor dari Kongres Amerika. Kantornya persis di seberang gedung kongres. Di dalam ruangannya ada foto seseorang yang besar. Orang itu adalah T. F. Torrance, guru dari pendeta tersebut. Dan cerita di belakangnya adalah T. F. Torrance selalu bertanya kepada muridnya ketika mereka mengumpulkan tugas, “have you done your best?” Bila “yes” maka diterima, bila “no” maka tugasnya tidak diterima sampai muridnya “do your best”. Q4: Bagaimana membedakan antara keputusan mengikut Tuhan yang naif/ceroboh/tidak matang dengan keputusan yang betul-betul matang atau bahkan keputusan yang mencobai Tuhan? Karena kedua keputusan itu bisa jadi sama-sama klaim beriman dan percaya Tuhan yang akan cukupkan segala kebutuhan. Contoh: masuk sekolah teologi atau menjadi calon pendamping hamba Tuhan. A4: Ada orang yang berkata, Tuhan ampuni saya bila saya salah. Tetapi dia berkata dengan muka yang masih tersenyum. Ini tidak baik. Lebih baik berkata hal demikian dengan hati yang remuk. Kierkegaard memiliki pemikiran paradoks, ia mengatakan bahwa orang atheis lebih dekat Tuhan daripada orang yang ibadah. Orang atheis yang sungguh-sungguh jujur mungkin lebih dekat daripada orang yang cari Tuhan hanya untuk gelar. Dekat bukan berarti sudah sampai. Yesus berkata, engkau tidak jauh dengan Kerajaan Tuhan. Puji Tuhan! Tetapi ini adalah pengertian yang salah karena dekat berarti belum sampai. Contoh: nilai ujian 59 bandingkan dengan nilai 5, tetapi syarat lulus adalah 60. Keduanya sama-sama belum sampai. Lebih baik berisi tetapi tidak bergelar daripada bergelar tetapi tidak berisi. Kalau ada isi, tidak ada gelar sayang sedikit. Kalau ada gelar, tidak ada isi, malu sebakul. Orang yang dapat nobel prize, bedanya hanya diakui oleh otoritas atau tidak. Nobel prize tidak membuat orang lebih pintar. Title hanyalah confirmation engkau ada di level apa.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 17
31 Desember 2016 Pdt. Eko Aria
Api Roh Kudus - Pentakosta dan Karya Yesus Melalui Gereja Yesus adalah figur yang sangat sentral bagi umat Allah atau gereja. Yesus tidak memperjuangkan kebebasan beragama tetapi Dia memperjuangkan datangnya Kerajaan Allah. Namun sering kali hal ini dilihat secara politis, meskipun memang ada nuansa politik di dalam pelayanan Yesus. Yesus disalibkan untuk dianggap gagal dalam menjalankan pembaruan. Tuhan Yesus dianggap benar-benar menista agama Yahudi. Tuhan Yesus menyinggung simbolsimbol agama Yahudi sehingga harus dieksekusi. Yesus juga dituduh sebagai bandit yang mau makar. Waktu Pilatus mempertimbangkan untuk membunuh Yesus atau tidak, menunjukkan bahwa Yesus tidak diterima sebagai raja. Bahkan saat Yesus bangkit banyak rumor yang beredar. Isunya macam-macam, mulai dari salah kuburan, salah lihat, mayat Yesus dicuri, dan sebagainya. Deal pemerintah Romawi dan agama Yahudi tidak bisa selesaikan masalah ini. Faktanya mayat Yesus tidak bisa ditemukan. Murid Yesus menjadi target operasi militer Romawi. Para murid Yesus bukanlah orang yang mengerti tentang pemerintahan dalam kerajaan. Yesus datang untuk melatih murid-murid untuk melayani di dalam Kerajaan Allah. Tetapi Yesus melakukan ini dengan perumpamaan yang membingungkan mereka. Pemimpin Kerajaan Allah dilatih dengan cara yang demikian apakah bisa jadi? Kalau Yesus sudah dieksekusi sebagai penista agama dan rencana makar serta muridmurid-Nya sudah dibingungkan dengan demikian, apakah Kerajaan Allah bisa jalan? Dalam Pentakosta kita melihat ada api dan ada angin. Dua unsur yang memiliki kemiripan. Api membawa bahaya yang besar dan api sangat powerful. Kalau rokok masih ada api kecil dibuang sembarangan ke hutan bisa sebabkan hutan itu terbakar habis. Bayangkan api kecil yang turun dalam Pentakosta, sekarang pengaruhnya sudah membakar berapa persen dari bumi ini. Api dari Roh Kudus kalau hadir di dalam diri kita akan membakar kita. Kita harus belajar berani berdoa untuk meminta api dari Roh Kudus untuk pekerjaan besar bagi Tuhan. Kita lihat dalam Kisah Rasul apa yang terjadi. Murid-murid sedang dicari karena dianggap mencuri mayat Yesus. Tindakan paling waras dari para murid dalam kasus ini adalah sembunyi atau berbaur dengan masyarakat biasa. Lalu berkumpul di dalam Yerusalem yang dipenuhi oleh penganut Yudaisme yang saleh. Namun api Roh Kudus tidak mengizinkan mereka melakukan tindakan waras tersebut. Mereka khotbah dengan bahasa masing-masing kepada orang-orang mengenai perbuatan-perbuatan besar yang Allah kerjakan di tengah-tengah mereka melalui Yesus Kristus yang baru saja mereka eksekusi. Api membakar mereka sehingga berani melakukan hal-hal gila. Petrus menjelaskan PL menunjuk kepada Tuhan Yesus. Pendengar dicatat bahwa hatinya tersayat-sayat. Lalu Petrus menyatakan kamu harus diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. kita melihat bahwa hasil dari khotbah Petrus yang dipenuhi api Roh Kudus adalah 3.000 orang bertobat dan diselamatkan. Api Roh Kudus kalau bekerja, kita harus siap-siap kaget. Api Roh Kudus “membahayakan” karena bisa mempertobatkan orang dan bahkan mendatangkan aniaya kepada kita. Namun ketika api Roh Kudus datang maka kita harus menyatakan ketaatan, menjadikan diri kita orang Kristen yang menyaksikan Kristus kepada semua orang. Banyak orang belum kenal Kristus mari kita terima Api Roh Kudus untuk menjalankan semua hal ini.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 18
31 Desember 2016 Pdt. Jimmy Pardede
Api di dalam Sejarah Kekristenan Sejak zaman para rasul, Kristen menyebar terus ke banyak daerah di Kerajaan Romawi. Sampai abad ke-4 Kerajaan Romawi pun jadi Kristen. Tetapi efek negatif yang membahayakan muncul ketika Kristen mulai jadi mayoritas. Inilah yang kita harus pelajari baik-baik. Orang mau jadi Kristen sering kali karena mau dapat untung dan ini membuat Kristen jadi keropos. Karena banyak pengertian theologi Kristen yang tidak beres, maka Tuhan memunculkan goncangan melalui serangan-serangan ke kota Roma. Sampai beberapa orang yang bertahan di Roma harus bertahan hidup dengan makan mayat. Dan ketika tidak tahan mereka membuka pintu untuk Alaric. Sejak 700 SM sampai abad ke-4 baru Alaric inilah yang bisa menyerang dan menghancurkan Roma. Romawi di Barat sudah goyang dan akhirnya runtuh. Hal ini menyebabkan Kristen menyebar ke dalam suku-suku yang ada. Dari suku Franks (Perancis) disatukan oleh Charles Martel. Di daerah Arab muncul suku Umayat yang menaklukkan Yerusalem, bahkan menaklukkan Spanyol. Abdul Rachman memimpin tentara ini, lalu dia perang dengan Charles Martel. Charles Martel memakai uang dari biara untuk membangun tentara yang kuat. Mereka berhadap-hadapan selama 7 hari dan pada hari ke 7 akhirnya Charles Martel menang. Kerajaan yang Kristen begitu mendukung gereja. Namun gereja jadi terlena dengan politik dan tidak sadar bahwa itu menghancurkan gereja sendiri. Namun setelah tahun 1350-an terjadi perang di antara Perancis dengan Norwegia. Kerajaan Allah berpindah dari Yerusalem ke Antiokhia, lalu ke Roma dan ke Avignon dan perang terjadi ketika Inggris mendukung lawan dari gereja Perancis yaitu Itali. Yang masih netral saat itu hanyalah Cheko. Setelah itu muncul seorang bernama Jan Hus. Jan Hus mengkritik Paus dan dia senang membaca tulisan John Wycliffe yang mengatakan bahwa banyak bidat muncul dari pemimpin gereja. Jemaat awam yang baca Alkitab bukan penyebab munculnya bidat namun pemimpin gereja yang sembarangan tafsir Alkitab yang memunculkan bidat. Hus akhirnya dicopot dari jabatan di Praha dan dia menyatakan tidak mengikut Paus. Api yang di dalam diri Jan Hus tidak bisa dipadamkan oleh musuhnya. Meskipun mereka membuat gerakan untuk menyingkirkan Hus. Yang lain punya kepentingan egois dan hanya Hus yang mau penginjilan dan mementingkan Tuhan. Dia adalah hamba Kristus sehingga terus mengabarkan kebenaran. Akhirnya Hus dijebak untuk diskusi atau debat theologi tetapi sebenarnya mau dibunuh. Meskipun diberikan 3 bodyguard yang menjaga Hus. Namun di tahun 1414 Jan Hus ditangkap dan dipenjarakan tanpa ada pembelaan diri. Di penjara Hus tetap menguatkan jemaatnya. Injil tidak mungkin terbelenggu oleh apa pun. Pada tahun 1415 Paus John XXIII yang menggantikan Paus Alexander meminta Hus menarik ajarannya. Hus bilang, “seumur hidup saya mengkhotbahkan firman dan saya tahu yang saya kerjakan tidak salah sehingga saya dengan hati nurani menyatakan apa yang saya kerjakan sesuai dengan bapa-bapa gereja, pemimpin gereja yang lain.” Maka Hus dibunuh dengan dibakar hidup-hidup, namun sudah dinubuatkan 100 tahun kemudian akan diteruskan oleh Roh Kudus. Sampai 102 tahun kemudian muncul Martin Luther, John Calvin, dan yang lain. Bahkan sampai sekarang Roh Kudus tetap bekerja sampai kepada Pak Tong dan mungkin kamu sekalian. Kiranya Tuhan menggerakkan kita mengerti sejarah gereja dan melanjutkan pekerjaan Tuhan untuk masa depan gereja.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 19
31 Desember 2016 Pdt. Ivan Kristiono
Kebaikan dan Anugerah Tuhan Dalam Hidup Yakub Sejak masih dikandung, Tuhan berkenan kepada yang bungsu, Yakub, dan dia akan menjadi tuan dari yang sulung, Esau. Tetapi setelah lahir, Ishak lebih mengasihi Esau sementara Ribka lebih mengasihi Yakub. Tuhan mengizinkan ini terjadi sampai saat Ishak mau memberikan berkat. Ishak memanggil Esau dan menyuruhnya berburu dan memasak. Saat itu Ribka mendengar dan tidak setuju. Di sini Ribka mengerti bahwa Yakublah yang seharusnya diberkati. Seharusnya Ribka menegur Ishak di tempat ini, tetapi dia memilih untuk membuat siasat supaya berkat diberikan kepada Yakub. Dia mencoba untuk membuat Yakub terlihat seperti Esau karena saat itu Ishak sudah rabun. Akhirnya Yakub pun berhasil menyamar dan mencuri berkat itu. Setelah mendapatkan berkat, Esau sangat benci dan ingin membunuh Yakub. Ribka pun merasa sulit dan menyuruh Yakub lari ke Haran. Setelah itu Yakub mengalami peristiwa padang gurun, seperti tidak ada kasih Tuhan tetapi di situlah dia bertemu dengan Tuhan. Di saat itu dia bermimpi melihat tangga ke surga. Yakub setelah itu mengikrarkan janji yang tidak dewasa. Dia berjanji jika dia bisa selamat, dia akan memberikan persembahan 10% dari yang dimilikinya. Komitmen ini penuh tawar-menawar dan ini bukan janji yang penuh pengorbanan. Tetapi Tuhan terima hal ini sama seperti ketika kita melihat anak-anak yang diterima Yesus. Saat itu pengertian mereka mungkin sangat sederhana, bahkan mungkin salah secara theologis, tetapi Tuhan menghargai respons anak-anak. Di Haran dia berjumpa dengan Laban. Di sana seakan-akan hasil pertobatan Yakub hilang karena dia menipu dan ditipu. Dia menipu ayahnya, Ishak, lalu Tuhan bangkitkan Laban, pamannya, untuk menipu Yakub. Yakub menipu Ishak yang lemah dalam penglihatan dan dia ditipu Laban juga soal penglihatan, yakni menikahi Lea bukan Rahel. Yakub menipu Ishak tentang penukaran sulung dan bungsu, dia ditipu Laban juga tentang sulung dan bungsu. Singkat cerita, Yakub pulang kampung dengan banyak harta dan juga keluarganya yang besar. Saat itu Tuhan memunculkan Esau. Yakub khawatir bahwa Esau mau membunuhnya. Esau pun takut adiknya yang bersifat “ular” ini dapat menyerangnya. Di saat inilah Tuhan menjumpai Yakub kedua kalinya. Dia bertarung dengan Tuhan, semalaman bergumul. Inilah manusia, kita tidak mau menyerah, selalu melawan Tuhan dan tidak pernah tunduk. Lalu tangan Tuhan menyentuh pangkal paha Yakub sehingga terpelecok. Saat itu Yakub terus pegang dan tidak melepaskan Tuhan. Dia sadar bahwa dia hidup bergantung kepada Tuhan. Mari kita berhenti melawan Tuhan, kadang kita diizinkan untuk terpelecok tetapi mari kita boleh terus berpegang kepada tangan Tuhan. Yakub kembali kepada Tuhan dan namanya diganti menjadi Israel, lambang bahwa dia sekarang hidup bersama Tuhan. Setelah itu, Yakub masih tidak menepati janjinya untuk kembali ke Betel, malah menetap di Sikhem. Tempat yang dianggap paling nyaman, justru menyeramkan. Dina, putrinya, diperkosa orang Sikhem dan putranya membantai orang Sikhem sebagai balas dendam. Yakub begitu sedih. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa lari dari panggilan. Akhirnya Yakub kembali ke Betel, dan untuk ketiga kalinya Tuhan datang dan mengingatkan kembali momen pertama berjumpa dengan Tuhan. Kali ini Tuhan tidak lagi menolerasi dan dia minta Yakub buang seluruh berhala yang dia masih simpan. Ingatlah janji kepada Tuhan saat kita bertobat, saat Tuhan masih memberikan kita kesempatan.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi 20
31 Desember 2016 Pdt. David Tong
Being Reformed Saya ingin membahas tentang perspektif yang merupakan kerangka pemikiran dari John Frame dan Poythress. Ketika menilai segala sesuatu, kita menilai dengan perspektif. Frame dan Poythress memberikan perspektif yang dibangun dengan segitiga normative, existential, dan situational. Tiga cara pandang yang berbeda tetapi one reality. “What is being reformed?” Kita bisa mengerti melalui tiga perspektif ini. Jika kita tidak pikir secara perspektif ini, kita akan menjadi error seperti yang terjadi dalam sejarah. Being Reformed in normative principles, commitment to scripture. Reformed dan Protestan, memiliki doktrin Alkitab dengan atribut yang utama ada 4: Authority, Necessity, Perspicuity, dan Sufficiency. Implikasinya dari doktrin Alkitab ini adalah pertama, doctrine renewal. Doktrin Reformed mengenai justification by faith is brand new theology yang belum ada dalam sejarah theologi gereja saat itu. Yang kedua, konsep mengenai predestination. Calvin percaya bahwa kehendak Tuhan sebagai alasan paling ultimate untuk Tuhan melakukan sesuatu. Normative juga menghasilkan hal penting kedua, Confessional. Confession protect from disrenewal. Calvin selain kutip Alkitab, dia juga sangat menghargai tradisi bapa gereja. Kita menghargai tradisi sebagai bukti dari humility. Tradisi memang tidak seotoritas Alkitab. Tradisi ditundukkan di bawah Alkitab dan bukan berarti tidak ada tradisi. Existential principle of reformation, commitment to the personal God. Personal commitment to the personal God. Existential principle, untuk jaga relasi dengan Tuhan yang berpribadi. Implikasinya minimal ada 2. Pertama, piety. Calvin mengatakan, piety yang sejati bukan karena takut dan tidak bisa lari dari Tuhan, tetapi keluar dari kegentaran dan hormat kepada Dia sebagai Tuhan, bukan hanya sebagai Bapa yang mengasihi anak. Piety bukan hanya mengasihi Tuhan sebagai Allah Bapa tetapi juga ada perasaan fear and reverence to offend Him in ways more than fears of death itself. Kedua, moral renewal/revival. Kutipan Calvin ke Geneva, “When I first arrived in this church there was almost nothing. They were preaching and that’s all. They were good at seeking out idols and burning them, but there was no reformation, Everything was in turmoil.” Being Reformed juga harus menghidupi reformed ethics, ada moral revival. That’s a true reformed person. The situational principle, reformation as commitment to world transformation. Being Reformed is being evangelistic. Pada saat itu Protestan disebut Injili, karena melihat finalitas Injil. Setelah bertahun-tahun Reformasi, Injili menjadi shallow dan tidak ada tulang punggung. Predestination tidak perlu mempertentangkan. Tuhan mengajarkan bahwa orang diselamatkan karena dipilih dan melalui pendengaran akan firman. Predestinasi digenapi dalam diri kita yang mengabarkan Injil. Calvin lebih merasa pentingnya perkabaran Injil dibanding Luther. Calvin mengirim banyak misionaris ke luar Geneva, ke Perancis untuk mendirikan Protestan di daerah yang sebenarnya berbahaya. Being Reformed is cultural reformation, gereja tidak berhenti dalam dirinya, tetapi harus transform the culture. Ada transformasi budaya di sekitar lingkungan. Right theology has to transform the society and culture. Menjadi orang Reformed, mari bangkitkan kepedulian terhadap culture. What is being reformed? Being Reformed lebih kaya daripada hanya menekankan 1 aspek tertentu. Being Reformed harus menekankan ketiga perspektif secara seimbang.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Kebaktian Akhir Tahun
31 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Api yang Memperbarui Dunia #3 Our God is a consumming fire. Tuhan mengatakan diri-Nya, “Aku adalah api yang menghanguskan.” Api dalam sejarah merupakan tanda yang unik karena api itu kelihatan bukan materi tetapi dalam api itu terkandung pembakaran. Di dalam api, seberapa banyak pun materi yang dimasukkan akan musnah. Api selamanya tidak akan puas, selamanya memusnahkan. Tetapi ketika kita katakan Tuhan adalah api yang menghanguskan, artinya Allah memakai api menghanguskan untuk menyiksa diri sendiri. Itulah Allah dan misteri Allah. Demi menyelamatkan kita, Allah harus mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, demi menerima kita kembali, Allah harus membuang Anak-Nya sehingga Yesus berteriak: “My God, my God why have you forsaken me?” Jika Yesus tidak dibuang, kita tidak mungkin bisa diterima kembali. Jika Yesus tidak dikutuk, kita tidak akan dapat anugerah. Ketika Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, malaikat menjaga pintu masuk taman itu dan di tangannya memegang 1 pedang yang berapi. Ini pertama kalinya api dicatat di Alkitab. Api yang suci, adalah api yang adil. Api murka Allah, yaitu api Allah yang menghukum dosa, menghakimi umat manusia yang berdosa. Api yang digabungkan dengan pedang di tangan Allah. Ini artinya penghakiman-Nya, keadilan-Nya dinyatakan. Pedang di Alkitab ini adalah firman Tuhan. Firman Tuhan adalah adil, suci adanya, ada murka di dalamnya, ada kuasa penghakiman di dalamnya. Dengan firman Tuhan dan keadilan-Nya, Dia menghakimi orang yang berdosa. Api yang memisahkan manusia dan Allah untuk selama-lamanya. Yang berdosa keluar. Kesucian Allah dipelihara dengan api suci, maka kita terpisah dari Tuhan. Malaikat berkata kepada Maria, nama Yesus adalah Sang Kudus dari Allah. Hari ini dalam kalangan Katolik banyak orang kudus: santo dan santa. Tetapi Alkitab berkata hanya ada 1 yang kudus yaitu Yesus Kristus. Sang Kudus ini tidak punya kesalahan, sepenuhnya tidak berdosa. Darah yang dicurahkan oleh Sang Kudus ini menyelubungi kuasa Allah yang tidak terbatas. Kebangkitan-Nya memberikan hidup yang baru pada kita. Kristus telah menyatakan wahyu Allah paling tinggi pada manusia. Dia membuka semua rahasia. Yesus Kristus adalah satu rahasia ibadah, yang dinyatakan Tuhan kepada orang yang mengasihi Dia. Maka dalam Roma 9:5 dikatakan Yesus adalah Allah yang selamanya kita puji dan sembah. Allah menyatakan diri dalam darah dan daging, Allah yang beserta kita. Apakah yang paling tidak diinginkan oleh setan? Kristus, iman kepada Kristus. Memberitakan Injil Yesus, peperangan yang tidak boleh kita lupakan adalah Yesus Kristus yang mati dan bangkit. Rencana Allah dalam kekekalan. Wahyu yang dinyatakan ketika Dia inkarnasi adalah isi hati di dalam isi hati Allah. Kehendak Allah di dalam kehendak Allah. Fokus dalam segala fokus Allah adalah Kristus. Paulus mengatakan jika ada yang mengabarkan Injil berbeda dengan apa yang dia sampaikan kepada kita, maka terkutuklah dia. Tidak boleh ada Injil kedua. Jika beda pasti bukan datang dari Tuhan. Pasti ada pekerjaan iblis di dalamnya. Ini adalah GRII. Hanya Reformed saja mengingatkan kita untuk kembali pada semangat Alkitab. Melalui jalan Reformed kita telah memilih Theologi Reformed, setia kepada wahyu Alkitab, tidak boleh kompromi, tidak boleh diubah, ditambahkan, dikurangi, hanya seluruh Injil yang sempurna, berdasarkan wahyu yang sempurna, pengenalan dan ketaatan yang sempurna, inilah Reformed.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Kebaktian Akhir Tahun
31 Desember 2016 Pdt. Dr. Stephen Tong
Injil adalah kuasa besar Allah, kematian dan kebangkitan Yesus, karena inilah yang ditetapkan Tuhan. Rencana dalam rencana Allah. Kehendak dalam kehendak Allah. Isi hati Allah. Yesus mati bagi kita, mengalahkan maut, bangkit dari kematian, naik ke surga, dan berdoa syafaat bagi kita sehingga kita kembali kepada Tuhan. Kristus yang telah mengalahkan dosa, iblis, maut, kutukan Taurat ini adalah pengantara satu-satunya antara Allah yang esa dengan manusia. Injil merupakan fokus iman kita, fokus mimbar kita, fokus kesaksian kita, fokus berita yang kita kabarkan maka kita sebut diri kita sebagai Gereja Reformed Injili. Di manakah serangan iblis? Yaitu Injil. Di manakah kebangunan kekristenan? Injil. Apa yang mau direbut kembali dalam Reformasi? Injil. Martin Luther berperang demi Injil. Hari ini jika banyak orang berkata Gerakan Reformasi adalah membangun gereja Reformasi, saya katakan salah. Martin Luther mengatakan Reformasi demi Injil, bukan demi bangun gereja Reformasi dan bukan demi bangun Gereja Lutheran tetapi untuk bangun suatu geraja yang Injili. Sama dengan Calvin: untuk bangun gereja yang sempurna dan beritakan Injil. Dia percaya setiap orang harus kabarkan Injil. Baik itu Lutheran, Calvinis, semua hidup berjuang demi Injil. Dalam zaman ini, Injil sedang digerogoti oleh apa? Engkau katakan musuh kita di luar, Yesus katakan bukan. Musuh Kristen bukan atheis, komunis, tetapi dalam Kristen itu sendiri. Ada ajaran palsu menipu orang Kristen sehingga kita tidak sadar kita sedang menyimpan musuh dalam selimut kita sendiri. Saya mau tanya, sudah lama engkau menjadi anggota gereja di sini, sudah pandaikah engkau membedakan yang asli dan yang palsu? Sudah bisa membedakan tipuan setan dalam Reformed dengan Reformed asli? I try to remind you, to call you to wake up, don’t sleep, don’t be lazy, don’t be foolish, they are so deceitful. Orang Indonesia dengar, pendeta yang tua ini sedang mendidik kamu, jadi orang Kristen yang pintar: bisa membedakan nabi asli dan palsu, pendeta asli dan palsu. Engkau terlalu naif. Istilah dosa dalam bahasa Gerika: hamartia; lebih/kurang dari sasaran. Yang kurang, hamartia. Engkau berbuat baik berlebihan, itu dosa. Banyak orang terlalu baik sampai berdosa, terlalu naif sampai ditipu. Terlalu baik maka setan pakai penipu jadi pendeta dan ia menipumu. Mereka omong kosong, tidak kabarkan Injil. Mereka kabarkan kesembuhan, berkat, kesuksesan, kelancaran, berkat keuangan dari Tuhan. Tidak kabarkan firman karena diri sendiri tidak pentingkan firman. Sembarangan kutip ayat yang enak didengar tetapi ketika ditelusuri, ditanya sampai tuntas, jawabannya salah. Engkau tidak tahu ajaran sesat dari iblis, demikian memengaruhi engkau dan mau mencabut engkau, bertahun-tahun tidak habis-habis. Dalam ladang kalau rumput yang rusak tidak dikeluarkan, rumput yang bagus tidak bisa betumbuh. Dalam gereja, siapa yang cabut rumput yang rusak? Tuhan bunuh 2 imam anak Harun, karena Allah kita adalah api yang menghanguskan. Pembersihan gereja dan anak Tuhan, ini adalah langkah pertama pembersihan. Waktu hari kiamat, Tuhan akan hakimi dunia. Penghakiman mulai dari rumah Tuhan. Celakalah engkau yang dengar khotbah palsu. Penipuan terlalu banyak. Karena itu siapkan hati unutk jadi orang Kristen lebih baik, yang setia kepada Tuhan, menyatakan Injil yang sejati di dalam hidupmu.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi Khusus @Helipad
01 Januari 2017 Pdt. Dr. Stephen Tong
Sesi Khusus @Helipad Kita berada di tempat ini seperti naik bukit kecil dan melihat dunia di bawah kita. Sama seperti Yesus panggil 12 murid, kecuali satu orang yang gantung diri karena tidak jujur dan taat sungguh-sungguh akhirnya harus menghabisi hidup dengan kemauan nafsu sendiri, yang egois dan cinta uang akhirnya direbut iblis. Yang lain menaati janji Tuhan dan menempuh jalan dua hari tiga malam, dari Yerusalem sampai Galilea. Saya tidak mengerti kenapa Amanat Agung tidak langsung di Yerusalem. Di antara dia mati, bangkit, dan naik ke surga ada sekitar 40 hari. Dalam 40 hari itu perlu 1 hari kembali ke Galilea, untuk apa? Kenapa harus jalan kaki dua hari lalu ke Galilea, sesudah itu harus kembali lagi jalan kaki beberapa hari kembali ke Yerusalem baru naik surga? Ini pembuangan waktu dan pembuangan tenaga. Saya tidak habis mengerti kenapa kembali ke Galilea dan naik gunung. Satu-satunya yang saya bisa bayangkan adalah itu tempat semula mereka dipanggil. Murid Yesus semua tidak dipanggil di Samaria, Yerusalem, Yudea, atau di Dekapolis atau kota lain. Semua dipanggil Tuhan di Galilea sehingga waktu mendengarkan Amanat Agung menurut janji Yesus, mereka ingat janji dan pergi. Pergi ke tempat di mana mereka pernah mendengar panggilan pertama dan seumur hidup tidak lupa panggilan pertama. Itulah salah satu cara mengabdi dan setia sampai mati. Jakarta akan menjadi salah satu kota terbesar di dunia. Dalam 20 tahun akan melampaui Kalkuta, Mexico, New York. Jakarta sekarang sudah 38,42 juta manusia. Dalam Jakarta ini banyak orang menghabiskan hidupnya dalam api nafsu seks. Mereka setiap hari menikmati pelacur, perempuan cantik, hidup seks, hanya beberapa menit senang lalu mereka disadarkan kembali akan hidup susah. Hati nurani menegur. Kenapa yang main seks terus bermain seks? Kenapa yang berjudi terus berjudi? Kenapa yang berzinah terus berzinah? Karena Yesus berkata yang minum air ini akan haus lagi. Ini suatu dalil dunia. This world is always giving us thirst, never satisfied. Engkau tidak mungkin puas kecuali kembali pada sumber yang memberikan kepuasan kepadamu. Tuhan pencipta manusia yang memiliki wadah tidak terbatas. Kita dicipta dengan peta teladan Allah, memiliki sifat mirip Tuhan untuk menguasai diri dan di dunia sekitar kita. Tetapi kita tidak bisa sungguh-sungguh menguasai kecuali dikuasai Tuhan. A man who had been controled by God can control himself. Ini dalil yang sederhana tetapi selalu dilupakan manusia karena tidak mau kembali pada Tuhan. Pagi ini saya mengingatkan kepada Saudara bahwa banyak orang menghanguskan hidupnya dalam seks dan nafsu. Tetapi orang yang menyerahkan dirinya kepada Tuhan, akan berbeda. Kita mau dihanguskan oleh api Tuhan. Our God who is a consuming fire by sending his son to die for you and me, also God who consumes himself with grief, worrying about faith and destiny of whole mankind who had been created after his images. So he consumed himself for us to be his children. Kita dilepas keluar dari kerusakan dunia ini dan berbagian dalam kodrat sifat ilahi. Siapa kita sampai kita memiliki bagian di dalam Dia? We are too privileged, appreciated, valued because he loved us and chosen us. Orang yang dipilih oleh Tuhan tidak boleh pikir bahwa hal ini adalah sebuah celaka, tetapi kebahagiaan. Kita diberi hak sulung menjadi teladan bagi yang lain. Nanti di surga ada kumpulan anak sulung. Istilah yang begitu indah. The assembly of the elder sons. Siapakah itu? Saya percaya mereka adalah yang dipanggil untuk
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Sesi Khusus @Helipad
01 Januari 2017 Pdt. Dr. Stephen Tong
mati syahid, disiksa, dianiaya, pergi ke pedalaman mengajarkan Injil, pikul salib, tanggung kesengsaraan melebihi siapa pun. Siapakah anak sulung? Mereka yang paling berat penderitaannya. Ada 3 hal yang menjadi prinsip dalam mengetahui kalau saya benar-benar dipanggil Tuhan: Pertama, Karena ada beban dalam hati yang tidak bisa ditolak. Beban yang terus menerus mengingat dan mendesak dan membebani kita sehingga lari pun tidak bisa. Panggilan ini adalah prinsip yang paling stabil. Beban ini mengakibatkan yang tidak mau jadi mau. Kerelaan itu aktif atau pasif? Pasif ke aktif. Dalam bahasa theologi namanya already and not yet. Already moved by God, not yet accomplished. Already touched by the Holy Spirit, not yet submissive. Waktu dipanggil, kamu ragu, acuh tak acuh, tidak rela. Tetapi pelan-pelan mengerti dan pada akhirnya bicara dengan Tuhan: yes, Lord, now I submit, I obey. Here I am, please use me. From today on I am not mine, I am yours. Kita ambil keputusan karena ada kehendak Allah yang mengerjakan dalam hati kita untuk merelakan kita. Kedua, Saya sering ingin melarikan diri, menyimpan diri di belakang alasan yang begitu indah, coba menolak panggilan ini tetapi tidak bisa karena tanda kedua: sejahtera Kristus memberikan perdamaian dalam hati saya. Jika saya tidak taat, sejahtera itu hilang. Ketika coba untuk lawan kehendak Allah, maka damai itu hilang dari kita. You are so frustated, upset, despair, because the peace of Christ is no more reigning in you. Yesus berkata kepada muridmurid, “Aku memberikan sejahtera-Ku kepadamu.” Kalau ada sejahtera Kristus yang memerintah hati maka saya akan tenang meskipun penganiaya mau ambil nyawa saya. Sejahtera yang begitu stabil menenangkan kita. Ketiga, Pukulan, ganjaran, hajaran dari Tuhan. Dalam tahap pertama, panggilan Tuhan sudah jelas dan kita taat, maka bahagialah kita. Tetapi jika masih tidak mau taat maka Tuhan ambil sejahteranya, mengalami susah, sedih, dan bergumul. Tetapi kalau masih tidak mau dengar juga, langkah ketiga: Tuhan pukul, hajar, memberikan ganjaran yang berat sampai takluk. Orang yang demikian kasihan sekali. Hidup ini sangat dramatis. Engkau kalau dipanggil Tuhan, bawa prinsip ini. Kiranya Tuhan berkata-kata dalam hati kita. Jangan main-main! Karena waktu main-main, engkau bukan memainkan diri tetapi mempermainkan Tuhan Allahmu.
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Kebaktian Awal Tahun
01 Januari 2017 Pdt. Dr. Stephen Tong
Hidup Takut akan Tuhan, Memahami Murka-Nya Allah kita adalah api yang menghanguskan. Di mana ada pembakaran di situ ada kerugian, ada penghentian keberadaan. Ketika Allah berkata, “Aku adalah Api yang menghanguskan,” maka Allah sendiri sedang menghanguskan diri-Nya. Pada waktu Allah melalui Yesus menyelamatkan kita, demikianlah Ia mengasihi kita dengan api yang menghanguskan. Orang yang mengerti kemarahan Tuhan, itulah orang yang paling disenangi oleh Tuhan. Saya membaca Kitab Suci, saya menemukan Tuhan memberi peringatan kepada Israel: “Aku akan memberikan pemimpin bagi Israel, engkau jangan menimbulkan kemarahannya.” Sebenarnya yang dikirim adalah Roh Kudus. Waktu Ananias dan Safira mencuri uang Tuhan, Roh Kudus marah, langsung mati tergeletak di hadapan Petrus. Dari manakah kita mengetahui itu Roh Kudus? Karena Petrus mengatakan, “Engkau telah menipu Roh Kudus, engkau bukan menipu manusia, tetapi menipu Allah.” Janganlah mendukakan Dia, janganlah membuat Dia murka. Taatilah Dia! Inilah pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh yang murka. Karismatik menyebut Allah yang penuh dengan anugerah. Allah yang disebut di dalam Reformed adalah Allah yang menghanguskan, Allah yang menghakimi. Di dalam Alkitab engkau dapat melihat bahwa hamba Tuhan yang marah adalah hamba Tuhan yang dipakai Tuhan. Saudara bisa melihat di dalam Alkitab, Musa ketika turun dari gunung membawa dua loh batu. Ketika mendengar suara ribut-ribut, Musa berhenti dan bertanya kepada Yosua, “Suara apakah itu?” Musa memiliki telinga yang sangat peka. Yosua mengatakan itu adalah suara peperangan. “Bukan”, kata Musa. Ketika hamba Tuhan memiliki bijaksana dari Roh Kudus, mereka akan melihat yang tidak dilihat oleh semua ahli. Musa mengatakan ini bukan suara peperangan, ini adalah suara nyanyian. Musa mendengarkan suatu pujian yang sepertinya benar, tetapi sebenarnya itu palsu. Musa berkata, itu adalah suara pujian dan penyembahan. Harun mengatakan, “Keluarkanlah emas yang kalian bawa dari Mesir itu,” kemudian membentuk sebuah patung lembu. Lihatlah pemimpin seperti apakah Harun itu, pemimpin yang tidak tahu jelas theologi, pemimpin yang menginginkan gereja maju. Ia membuat satu obyek penyembahan yang bukan Tuhan yang sejati. Sekarang banyak gereja ada praise and worship. Mulai kapan? Mulai Harun. Jangan tertipu, namanya boleh YHWH, tetapi yang disembah adalah lembu emas. Itu bukan Allah yang menghanguskan, tetapi allah yang dibentuk. Pada saat itu, hanya Musa yang mengerti. Musa marah. Musa membuang dua loh batu yang ditulis oleh tangan Allah sendiri. Tetapi Tuhan tidak marah. Kenapa? Hari ini saya lempar Kitab Suci. Tuhan marah tidak? Mestinya Tuhan marah, langsung bikin saya mati di sini. Batu yang dilempar Musa adalah batu yang ditulis pakai jari Tuhan sendiri. Musa buang. Musa marah. Tidak ada Roh Kudus? Justru ada Roh Kudus, maka marah. Allah mengizinkan batu loh yang ditulis-Nya sendiri itu dihancurkan. Our God is a consuming fire. That kind of wrath, that kind of anger is very very needed. Absolute necessity! Mengapa gereja tertidur? Karena kita kekurangan api seperti ini di gereja-gereja di seluruh dunia! Coba lihat, penerus Musa masih kurang peka. Musa masih begitu peka, tetapi penerus tidak peka. Jikalau penerus tidak peka, bahaya tidak? Kalau cuma satu orang peka, disuruh Tuhan jadi pendiri, lalu mengangkat penerus dan penerusnya tidak peka. Musa tidak tahan. Ia
NREC 2016 – Ringkasan Khotbah Kebaktian Awal Tahun
01 Januari 2017 Pdt. Dr. Stephen Tong
memecahkan batu itu. Mengapa? Karena ia mengerti murka Allah. Karena ia tahu jikalau iman hancur, maka hancurlah bangsa itu. Musa masih melihat bahwa penerusnya belumlah berada dalam keadaan yang baik. Luther mengatakan, “I never work better than when I was inspired by the holy anger. Anytime when the holy anger is in me, I am so inspired, and I will do the best works in my life.” Takut kepada Allah harus mengerti kemarahan suci Allah. Banyak orang mau memberitakan cinta kasih Tuhan. Tuhan mengatakan, Aku akan mengutus orang untuk memberitakan murkaKu. Tetapi tidak marah demi keuntungan diri sendiri. Harus marah sesuai dengan kesucian-Ku. Mulai tahun ini, carilah di dalam Alkitab hamba-hamba Tuhan yang marah bagi Tuhan. Tahun ini, hidup lebih takut kepada Tuhan. Jangan lagi berpura-pura, jangan lagi melarikan diri dan menipu dirimu sendiri. Let all the congregation understand the holy anger of God! Wanita cantik, Bileam, masuk ke dalam kemah bangsa Israel. Wanita paling cantik dari bangsa Filistin satu per satu masuk ke dalam kemah bangsa Israel. Satu per satu mereka berzinah. Apa yang terjadi? Allah murka. Bangsa Israel terjangkit penyakit. Bileam mendapat begitu banyak emas setelah bangsa Israel dikutuki. Waktu Israel berzinah, Tuhan susah, Yosua susah. Dan akhirnya ada seorang muda, Pinehas, mengambil tombak, membunuh orang yang mau berzinah itu. Begitu tombak itu menancap dan membunuh orang yang akan berzinah itu, kemarahan Tuhan berhenti. Siapakah orang di Indonesia yang mempunyai kemarahan suci sekarang? Jangan beritahu saya berapa akademik engkau. Indonesia diubah oleh api kemarahan Tuhan. Tahun ini harus bersehati dengan Tuhan. Tahun ini, mari kita berjanji menjadi orang yang cinta Tuhan, yang marah untuk mewakili Tuhan. Tahun 1215 ketika Inggris membatas kuasa raja, Tuhan memberkati Inggris. Mulai kapan Tuhan meninggalkan Inggris? Pada masa Queen Victoria. Tanah milik Inggris membentang dari barat sampai titik paling jauh di timur. 1860, pada masa Ratu Victoria, tentara dikirim ke Tiongkok, gabung sama Perancis, dari Tianjin naik ke Beijing. Di daratan itu, tentara Inggris dan Perancis, ketemu perempuan cantik diperkosa, ketemu orang Tionghoa diperkosa, banyak anak gadis kehilangan keperawanannya, nangis-nangis, penuh dengan kesusahan. Mereka kemudian menjarah semua barang paling mahal dari Tiongkok. Gentong yang bagus, kursi emas yang bagus, diambil ke luar. Sudah keluar baru tahu terlalu berat tidak mungkin bawa pulang. Mereka jarah yang kecil-kecil. Sudah itu, karena banyaknya tetap tidak ada koper yang dapat membawa. Dicari berlian-berlian, cincin-cincin, semua yang paling mahal. Di dalam tiga hari itu, barang-barang yang dijarah Inggris dan Perancis ratusan ribu jumlahnya. Inggris dan Perancis pada hari itu sudah kelewat batas, tidak lagi menghormati Tuhan. Mulai hari itu, Tuhan tidak lagi memberkati Inggris. Inggris menghasilkan John Newton, John Milton, Mary Slessor, David Livingstone, kemuliaannya begitu besar. Namun setelah peristiwa itu, Tuhan bilang, sudah cukup dan Inggris mulai menyusut. Dengarlah baik-baik, kenalilah kemarahan Tuhan. Inggris tidak mungkin berkembang lagi, mengapa? Karena berani coba-coba melawan Tuhan. Melangkahi batas, mempermainkan Tuhan Allah. Tuhan berkata, cukuplah. Manusia yang Kucipta sekarang berani melawan Aku. Hanya dua jalan: Keberanian melawan Anak Tuhan, atau kerendahan hati menerima Anak Tuhan. Mari menjadi Gereja yang takut Tuhan, yang memelihara firman.