BAB I PENDAHULUAN A. La Lata tarr Bel Belak akan angg Setiap mahkluk hidup memiliki karakter atau ciri-ciri yang berbeda satu sama lain. Karakter tersebut dapat diamati dari luar misalnya morfologi, tingkah laku dan lain. Karakter tersebut muncul dari warisan gen orang tua. Namun adapula karakter yang menyimpang dari induk atau karakter yang tidak normal yang disebabkan karena adanya mutasi. Drosophila melanogaster melanogaster sering digunakan untuk penelitian karena memiliki
sifat-sifat yang mudah diteliti dibandingkan hewn lain. Sifat atau ciri tersebut antara lain ukurannya relatif kecil sehingga memiliki populasi yang besar dan dapat dipelihara dalam laboratorium, memiliki daur hidup yang relatif singkat, memiliki tingkat kesuburan yang tinggi sehingga mampu mengahasilkan ratusan telur yang dibuahi, dan memiliki banyak strain mutan. Drosophila melanogaster melanogaster memiliki banyak strain mutan. Mutan dapat terjadi
pada warna mata, warna tubuh, dan sayap pada Drosophila melanogaster. Salah satu mutan pada sayap adalah strain tx. Strain tx memiliki ciri morfologi sayapnya mengulurkan 7! dari sumbu tubuh. Sedangkan salah satu mutan pada mata dan warna tubuh adalah strain e-mal. Strain e-mal meru merupaka pakann gabu gabungan ngan dari stain e "ebony "eb ony## mut mutan an warna tubuh tubuh dan strain strain mal "maroon-like# mutan warna mata. Strain e-mal memiliki ciri fenotipe warna tubuh coklat kehitaman dan warna mata merah mer ah gelap. gelap. Set Setiap iap strain strain dar darii Drosophila melanogaster memiliki sensiti$itas yang berb rbeeda da.. %ada %ada pene penelit litia iann yang yang dila dilaku kuka kann oleh oleh Mulia Muliati ti "&'' "&'''# '# yang yang meny menyimp impul ulka kann ada ada peng pengar aruh uh perb perbed edaa aann strai strainn terh terhad adap ap jumla jumlahh turu turuna nann Drosophila melanogaster pada persilangan strain Normal, ebony dan White.
%enelitian dari Karmana "&'('# juga menyimpulkan ada pengaruh perbedaan strain terhadap penetasan telur strain N, Vg, dan tx. Mutasi adalah peristiwa perubahan materi genetik baik )N* maupun +N*. dalam m Saadah, &'''#. /ahan-bahan yang menyebabkan mutasi "enkins,( "enkins,(' ' dala
disebut mutagen. Mutagen dibagi menjadi tiga yaitu0 mutagen kimia, fisika dan biologi. Sinar ultra$iolet adalah salah satu mutagen yang dapat menyebabkan menyebabkan
mutasi. Sinar 12 mempunyai daya tembus yang rendah sehingga tidak semua organisme yang terkena 12 akan mengalami mutasi. 3ama dari penyinaran juga dapat menyebabkan mutasi tersebut memungkinkan terjadi pada suatu organisme, namun itu juga tergantung dari tingkat sensiti$itas dan perbaikan )N* dari setiap organisme.
( Sinarr 1ltra Sina 1ltra$iole $iolett merup merupakan akan gelomban gelombangg elek elektroma tromagneti gnetikk yang memil memiliki iki
panjang gelombang gelombang yang berbeda-beda, berbeda-beda, tidak menimbulkan menimbulkan ionisasi, dan dan memiliki daya da ya te temb mbus us re rend ndah ah.. Si Sina narr 1l 1ltra tra$i $iol olet et di digu guna naka kann un untu tukk me meny nyin inar arii te telu lur r Drosophila melanogaster karena memiliki daya tembus yang rendah sehingga
tidak semua bagian dalam telur akan terkena radiasinya hanya pada lapisan atau permukaan telur luar saja dan masih ada telur yang dapat menetas. 4al tersebut juga tergantung tergantung pada kemampuan kemampuan perbaikan perbaikan )N* pada setiap indi$idu. indi$idu. Drosophila melanogaster adal 5elur Drosophila adalah ah sala salahh satu satu baha bahann yang ang dapa dapatt
digunakan untuk mengetahui pengaruh sinar 12 karena menurut 6rawder "('# embrio lebih sensitif terhadap kondisi lingkungannya. Sel-sel embrio yang aktif tumbuh dan membelah memiliki tingkat sensiti$itas yang lebih tinggi terhadap radiasi. )ari )ari dasa dasarr di atas, atas, maka maka dila dilaku kuka kann pene peneli litia tiann meng mengen enai ai “Pengaruh Strain, dan Lama Radiasi Ultravilet !erhada" Persentase Penetasan !elur Drosophila melanogaster melanogaster Hasil Persilangan t# $# t#% dan emal $ # emal %&. B. Rumu Rumusa san n 'asa 'asala lah h /erdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut0 (. adakah adakah pengaruh pengaruh lama lama radiasi ultra$iole ultra$iolett terhadap terhadap persentase persentase penetasa penetasann telur D. melanogaster hasil persilangan persilangan strain t 8 t9 dan emal 8 emal9:
&. adak dakah pen pengaru garuhh macam acam stra strain in terh terhaadap dap pers perseentase tase peneta netasa sann telu telurr D. melanogaster hasil persilangan strain t 8 t9 t 9 dan emal 8 emal9:
(. adakah adakah pengar pengaruh uh intera interaksi ksi macam macam strain strain dengan dengan lama lama radias radiasii 1ltra$ 1ltra$iol iolet et terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan strain t 8 t9 dan emal 8 emal9:
). 'an*aa 'an*aatt Peneli Penelitia tian n 4asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang berkepentingan, berkepentingan, yaitu0 yaitu0 (. %eneliti •
sebagai sebagai sarana sarana untuk menambah wawasan pengetah pengetahuan uan dalam dalam bentuk eksperimen eksperimen
•
mendor mendorong ong minat minat untuk untuk melaku melakukan kan peneli penelitia tiann lebih lebih lanjut lanjut di bidang genetika
&. %embaca •
memb member erii
wawa wawasa sann
dan dan
mem memberi berika kann
info inform rmas asii
meng mengen enai ai
pengaruh strain, radiasi sinar ultra$iolet dan interaksi antara antara strain dengan dengan lama lama penyi penyinar naran an 12 terhad terhadap ap jumlah jumlah peneta penetasan san telur telur D.melanogaster. D.melanogaster. •
mendorong minat pembaca untuk melakukan suatu eksperimen atau penelitian di bidang genetika
•
sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang bidang terkait
D. Asum Asumsi si "ene "eneli litia tian n )alam penelitian ini diasumsikan bahwa0
kond kondisi isi fisik fisik medi medium um yang yang digu diguna naka kann dan dan nutri nutrisi si yang yang diberikan kepada D. melanogaster dianggap sama
fakt faktor or ling lingku kung ngan an yang ang
mem mempeng pengar aruh uhii
yaitu aitu suhu suhu,,
intensitas cahaya dan kelembaban dianggap sama.
Drosophila ila melanogaster yang ;aktor ;aktor fisiologis fisiologis da dann um umur ur Drosoph
disilangkan dianggap sama. E. Ruang Ruang Li Lingku" ngku" dan Batasan Batasan 'asala 'asalah h 1ntuk memberikan gambaran umum tentang penelitian ini, ruang lingkup dan keterbatasan dalam penelitian ini antara lain0
(. pengambilan data hanya dibatasi pada penghitungan jumlah telur D. melanogaster hasil persilangan t 8 t9 dan emal 8 emal9 masing-masing
sebanyak < pasang. &. penelitian ini dibatasi pada penghitungan jumlah telur yang menetas menjadi lar$a selama 7 hari. <. penetasan telur diketahui dengan menghitung persentase telur yang berhasil menetas setelah diberi perlakuan dengan sinar 12 pada waktu dan dosis tertentu. =. radiasi sinar 12 yang digunakan adalah radiasi yang sinar 12 buatan yang berasal dari lampu 12 dengan panjang gelombang &=-&> nm. . radiasi sinar 12 yang diberikan selama ' menit, & menit, = menit, > menit, dan ? menit dengan tiga kali ulangan. +. dalam penelitian ini fase yang digunakan untuk perlakuan 12 adalah fase telur dari D. melanogaster hasil persilangan t 8 t9 dan emal 8 emal9. . De*inisi -"erasinal (. Sinar 1ltra$iolet adalah jenis gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh sel-sel sensitif mata "*lcamo, (' dalam Saadah &''#, memiliki panjang gelombang berbeda-beda, tidak menimbulkan ionisasi, memiliki daya tembus rendah "6rawder, ('#. Sinar 12 yang digunakan berasal dari alat 12 buatan yang biasa digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium dengan panjang gelombang &=-&> nm. &. %enetasan telur adalah kemampuan telur untuk menetas menjadi lar$a setelah mendapatkan perlakuan dengan radiasi sinar 12. %enetasan telur ditunjukkan dengan persentase yang dihitung dengan membandingkan telur awal dan telur setelah menetas. <. Mutasi adalah suatu perubahan pada rangkaian nukleotida dari suatu asam nukleat. Mutasi dapat berakibat pada kesalahan menyandi protein dan keadaan ini jika tidak bersifat letal, biasanya menimbulkan penampakan fenotip yang berbeda dari keadaan normalnya. Karena merupakan perubahan pada materi genetik, maka mutasi diwariskan pada keturunannya "@ahyudi, &''. Mutasi akibat sinar 12 pada telur D.melanogaster yang
mempengaruhi penetasan telur. =. Strain adalah kelompok intraspesifik yang hanya memiliki satu atau sejumlah kecil ciri yang berbeda, biasanya dalam keadaan homoAigot untuk ciri-ciri tersebut atau galur murni "6orebima, &''<#. %ada penelitian ini strain yang dimaksud adalah strain t dan emal. . Bnteraksi adalah hubungan atau kaitan antara sesuatu yang berbeda atau sama. Bnteraksi dalam penelitian ini adalah interaksi antara strain dan lama penyinaran 12 "6orebima, &''<#.
BAB II A/IAN PUS!AA A. Drosophilla melanogaster Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan
di buah-buahan busuk. Drosophila melanogaster telah digunakan secara bertahuntahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Drosophila melanogaster dapat hidup hampir di semua wilayah di muka bumi Menurut Miller "&'''#, habitat Drosophila melanogaster hanya dibatasi oleh temperatur dan ketersediaan air. Drosophila melanogaster dewasa tidak dapat bertahan di tempat dengan suhu
yang sangat rendah. Suhu yang sangat rendah dapat mengganggu siklus hidup spesies ini. Selain itu, pada daerah bersuhu rendah makanan sulit diperoleh walaupun sering ditemukan pada buah-buahan busuk, makanan Drosophila melanogaster baik lalat dewasa maupun lar$a, bukanlah glukosa yang terdapat
pada buah-buahan tersebut. Drosophila melanogaster memakan mikroorganisme yang tumbuh pada buah yang membusuk, terutama ragi "Shorrocks, (7. Klasifikasi Drosophila melanogaster 0
>
3alat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, lar$a, pupa, dan imago "serangga dewasa#. 0. !elur 5elur )rosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. /etina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan '-7 telur perhari dan mungkin maksimum =''-'' buah dalam (' hari. "Sil$ia, &''<#. 5elur )rosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput $itellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat "Khorion# di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut "/orror, (.
Cambar (. 5elur Drosophila melanogaster "sumber 0Nilson, 3aura. &'( 1. Larva Setelah & hari telur menetas menjadi lar$a. 3ar$a )rosophila berwarna putih, keruh bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. 1ntuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior "Sil$ia, &''<#. 3ar$a berkembang selama >D hari,. 3ar$a instar < berkembang maksimum dengan ukuran
± 7mm.
Saat kutikula tidak lunak lagi, lar$a muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, lar$a disebut instar. Bnstar pertama adalah lar$a sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. )an indikasi instar adalah ukuran lar$a dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, lar$a "instar ketiga# makan hingga siap untuk membentuk pupa. %ada tahap terakhir, lar$a instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. )an jika dapat diringkas, pada )rosophila, destruksi sel-sel lar$a terjadi pada prose pergantian kulit "molting# yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar 0 dari lar$a instar ( ke instar BB, dari lar$a instar BB ke instar BBB, dari instar BBB ke pupa, dan dari pupa ke imago "*shburner, (?#.
Cambar &. 3ar$a Drosophila melanogaster "sumber 0 Sta$eley, /rian E. &'(<# (. Pu"a Selama makan, lar$a membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. 3ar$a yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. )an disini lar$a akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. 3ar$a )rosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut lar$a instar =. ;ormasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. %uparium "bentuk terluar pupa# menggunakan kutikula pada instar ketiga. %ada stadium pupa ini, lar$a dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, lar$a berganti menjadi lalat dewasa "*shburner, (?#
%upa "kepompong # berbentuk o$al, warna kecoklatan, dan panjangnya mm. Masa pupa adalah =D(' hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa " imago# lalat buah.
Cambar <. %upa Drosophila melanogaster "Sumber0 E. /eers. &'('# 2. Imag Bmago lalat buah rata-rata berukuran ',7mm ',
Cambar =. Bmago Drosophila melanogaster "Sumber0/orror, (
)aur hidup lalat buah dari telur sampai dewasa di daerah tropis berlangsung & hari. Setelah keluar dari pupa, lalat membutuhkan sumber protein untuk makanannya dan persiapan bertelur.
;aktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut0
a. Suhu lingkungan Drosophila melanogaster mengalami siklus selama ?-(( hari dalam
kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar &-&?!6. %ada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar (? '6, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar (?-&' hari. %ada suhu <'!6, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. 3. etersediaan media makanan umlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. 3alat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan lar$a berukuran kecil. 3ar$a ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi indi$idu dewasa. /eberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. 2iabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh lar$a betina "Shorrocks, (7. 4. !ingkat ke"adatan 3tl "emeliharaan /otol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. %ada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang "tidak terlalu padat# indi$idu dewasa dapat hidup sampai
kurang lebih =' hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada indi$idu dewasa. d. Intensitas 4aha5a Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang
dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
B. 'utasi Mutasi adalah suatu perubahan pada rangkaian nukleotida dari suatu asam nukleat. Mutasi dapat berakibat pada kesalahan menyandi protein dan keadaan ini jika tidak bersifat letal, biasanya menimbulkan penampakan fenotip yang berbeda dari keadaan normalnya. Karena merupakan perubahan pada materi genetik, maka mutasi diwariskan pada keturunannya "@ahyudi, &''. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada (0('.''' indi$idu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat Aat pembangkit mutasi "mutagen, termasuk karsinogen#, radiasi surya maupun radioaktif , serta loncatan energi listrik seperti petir . /ahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi disebut mutagen. Mutagen dibagi menjadi tiga yaitu0 (. Mutagen bahan kimia, contohnya kolkisin dan Aat digitonin. Kolkisin adalah Aat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. &. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultra$iolet, sinar radioaktif, dan lainlain. Sinar ultra$iolet dapat menyebabkan kanker kulit. <. Mutagen bahan biologi, diduga $irus dan bakteri dapat menyebabkan mutasi. /agian $irus yang dapat menyebabkan mutasi yaitu )N* $irus tersebut "Cardner, dkk, ((#
Bndi$idu yang memperlihatkan perubahan sifat " fenotipe# akibat mutasi disebut mutan. )alam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan indi$idu yang tidak mengalami perubahan sifat "indi$idu tipe liar atau Gwild typeG#. Mutasi dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Mutasi dapat terjadi secara spontan dan terinduksi. Mutasi spontan terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas, sedangkan mutasi terinduksi terjadi karena adanya agen mutagenic seperti radiasi sinar H, sinar ultra$iolet dan bahan kimia yang bereaksi dengan )N* "gardner, dkk, ((# Mutasi sering dinyatakan sebagai kejadian yang bersifat kebetulan, tidak terarah serta acak "*yala, dkk, (?=#. Mutasi disebut sebagai kejadian kebetulan karena merupakan perkecualian terhadap keteraturan proses replikasi )N*. Selain itu mutasi tidak diarahkan untuk kepentingan adaptasi sehingga disebut sebagai kejadian yang tidak terarah. )alam hal ini mutasi terjadi begitu saja tanpa memperhatikan apakah mutan yang terbentuk adaptif atau tidak adaptif terhadap lingkungan makhluk hidup. Mutasi juga disebut sebagai kejadian yang acak karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah suatu gen tertentu akan bermutasi pada suatu sel tertentu atau suatu generasi tertentu. 1ntuk suatu gen tidak dapat diramalkan indi$idu mana yang akan mengalami mutasi. ). Radiasi Sinar Ultravilet Matahari merupakan sumber radiasi sinar 12 yang kuat, tetapi tidak semuanya samapai ke bumi karena sebagian diserap oleh lapisan atmosfer. Sumber radiasi sinar 12 buatan yang sering digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium. +adiasi sinar 12 merupakan salah satu contoh penyebab mutasi yang bersifat fisik. Sinar 1ltra$iolet merupakan jenis gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh sel-sel sensitif mata "*lcamo, ('#, memiliki panjang gelombang berbeda-beda, tidak menimbulkan ionisasi, memiliki daya tembus rendah "6rawder, ('#. /erkenaan dengan rendahnya daya tembus sinar 12, pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi, sinar 12 dapat menembus lapisan permukaan saja. Molekul-molekul yang mengandung atom yang berada dalam keadaan tereksitasi secara kimiawi lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-
atom dalam keadaan stabil. +eakti$itas yang meningkat dari atom-atom molekul )N* merupakan dasar dari efek mutagenik radiasi sinar 12. +eaktifitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah reaksi kimia termasuk mutasi "Cardner, dkk, ((#. Salah satu sifat sinar ultra$iolet adalah daya penetrasi yang sangat rendah. Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar 12. Ileh karena itu, sinar 12 hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan yang terkena langsung oleh sinar 12, atau mikroba berada di dekat permukaan medium yang transparan. *bsorbsi maksimal sinar 12 di dalam sel terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar 12 pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau kematian sel "*tlas, (7#. Menurut 6rawder "('# embrio lebih sensitif terhadap kondisi lingkungannya. Sel-sel embrio yang aktif tumbuh dan membelah memiliki tingkat sensiti$itas yang lebih tinggi terhadap radiasi. )alam hubungannya dengan molekul )N*, senyawa yang paling tergiatkan adalah purin dan pirimidin, karena kedua senyawa tersebut menyerap cahaya pada panjang gelombang &=-&> nm yang merupakan panjang gelombang dari sinar 12. %irimidin terutama timin sangat kuat menyerap sinar pada panjang gelombang &= nm sehingga menjadi sangat reaktif "Cardner, dkk, ((#. Efek utama dari radiasi sinar 12 adalah dimerisasi timin. )imer timin ini dapat menimbulkan mutasi secara tidak lansung dengan cara0 (. )imer timin dapat mengganggu double heliks )N* serta dapat menghambat replikasi )N*. &. Kesalahan yang kadang-kadang terjadi selama proses sel yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan )N*, misalnya )N* mengandung dimer timin. Sinar 12 dapat menyebabkan patahnya pita )N* dan menyebabkan ikatan ko$alen 5-5 dan 6-5. perbaikan kerusakan dapat menyebabkan bergesernya basa misalnya 6C menjadi 5*. )engan demikian menyebabkan perubahan dalam sandi genetika "*nonim, tanpa tahun#. Menurut Stirckberger "(?# efek dari suatu mutasi tidak selalu sesuai dengan target teori sebab hubungan antara mutasi dengan dosis penyinaran 1ltra$iolet tidak selamanya selalu berbanding lurus. 3ebih lanjut Cardner, dkk
"((# menyebutkan bahwa hubungan antara rata-rata mutasi dan dosis ultra$iolet tergantung pada jenis mutasi, organisme dan kondisi ultra$iolet. D. Strain Mutasi pada tubuh Drosophila melanogaster menyebabkan Drosophila melanogaster memiliki tubuh berwarna hitam, disebut mutan black. Sedangkan
mutan yang memiliki warna tubuh gelap disebut ebony dan mutan yang memiliki warna tubuh kuning disebut yellow. Ketiga mutan tersebut bersifat resesif . Mutasi pada
mata Drosophila
melanogaster
yang
menyebabkan
Drosophila
melanogaster memiliki mata berwarna putih adalah white. @arna putih pada mata Drosophila melanogaster disebabkan karena tidak adanya pigmen pteridin. eyemissing adalah mutan Drosophila melanogaster yang tidak memiliki mata. Lobe adalah mutan yang memiliki mata yang tereduksi atau mengecil. Mutasi
pada
sayap Drosophila
melanogaster
yang
menyebabkan Drosophila
melanogaster memiliki sayap melengkung keatas adalah crly. taxi adalah mutan
yang sayapnya saling menjauh. miniatre adalah mutan yang memiliki sayap sama dengan panjang tubuhnya. "6lasical Cenetic Simulator, &''' 0 (# Strain e-mal merupakan gabungan dari strain e "ebony# dan mal "maroonlike#. Strain ebony !e" adalah strain mutan pada warna tubuh yang memiliki fenotip warna tubuh bersinar hitam. %uparia jauh lebih ringan dari tipe liar. )iklasifikasikan sepanjang periode lar$a dengan warna gelap dari selubung $entilator. 2iabilitas diturunkan menjadi sekitar ?' persen tipe liar. 4eteroAigot memiliki warna tubuh sedikit lebih gelap dari biasanya. Sedangkan strain mal "maroon-like# adalah strain mutan pada warna mata yaitu warna mata merah gelap "acobs dan /rubaker, (><, Blmu (<0 (&?&-(&?<#. Strain tx "tai# memiliki fenotip sayap mengulurkan sekitar 7! dari sumbu tubuh, sering melengkung atau bergelombang, agak sempit dan gelap "3indsley J Crell, (7&, p. &>#. 2iabilitas dari telur-telur dipengaruhi oleh jenis strain dan jumlah makanan yang dimakan oleh lar$a betina "Shorrocks, (7. Sel-sel prokariotik maupun eukariotik memiliki sejumlah sistem perbaikan yang berhubungan dengan kerusakan )N*. Semua sistem itu melakukan perbaikan )N* secara enAimatis. Setiap organisme mempunyai tingkat kemampuan perbaikan )N* masing-masing
tergantung kondisi atau faktor internal dari organisme itu sendiri. /eberapa sistem memperbaiki kerusakan )N* akibat mutasi secara langsung. Sebagian lainnya memotong bagian yang rusak sehingga sementara terbentuk celah satu unting )N* yang selanjutnya pulih karena polimerisasi )N* yang dikatalisasi oleh polimerisasi )N* yang dikatalisis oleh polimerisasi )N* maupun karena akti$itas penyambungan oleh ligase )N*. E. 'ekanisme Per3aikan DNA Sel-sel prokariotik maupun eukariotik memiliki sejumlah sistem perbaikan atas kerusakan )N* secara enAimatis, langsung atau melalui pemotongan bagian yang rusak. Per3aikan erusakan DNA arena 'utasi 5ang Langsung *kti$itas enAim polimerase )N*.
*kti$itas endonuklease /erkenaan
dengan akti$itas endonuklease dari enAim polimerase )N*, ternyata akt$itas semacam ini tidak dijumpai pada polimerase makhluk hidup eukariotik. *kti$itas perbaikan semacam yang dimiliki polimerase )N* pada bakteri, pada makhluk hidup eukariota diduga dimiliki oleh protein lain. ;otoreakti$itas dimer pirimidin yang diinduksi oleh 12. %roses perbaikan ini memerlukan bantuan cahaya tampak pada rentangan gelombang <&'-<7' nm. ;otoreakti$asi itu dikatalisasi oleh enAim fotoitase. EnAim ini terbukti ditemukan pada berbagai contok makhluk hidup yang pernah dikasi "bersifat uni$ersal#. %erbaikan kerusakan akibat alkilasi. Kerusakan akibat alkilasi dapat dipulihkan oleh enAim perbaikan )N* khusus yang disebut metiltransferase yang dikode oleh gen yang disebut ada.
Per3aikan erusakan DNA dengan )ara 'em3uang Pasangan Basa6 %emotongan " excision repair # disebut juga perbaikan gelap " dark repair # karena tidak membutuhkan cahaya. Memperbaiki dimer pirimidin yang terbentuk akibat induksi cahaya 12. Sebagian besar sebab kealahan tersebut adalah
perpasangan yang tidak benar antara nukleotida baru dengan nukleotida pada unting templat. /antuan enAim glikosilase. EnAim tersebut dapat mendeteksi basa yangtak laAim dan selanjutnya mengkatalisis penyngkirannya "pemutusannya# dari gula deoksiribosa. 4al tersebut menimbulkan suatu lubang. 3ubang tersebut kemudian ditemukan oleh enAim endonuklease *% yang selanjutnya memotong ikatan fosfodiester disamping basa yang lepas tadi. Selanjutnya enAim polimerase B )N* menyingkirkan beberapa nukleotida di depan basa yang lepas dan melakukan polimerisasi mengisi celah yang terbentuk dengan menggunakan akti$itas polimerisasinya. *khirnya enAin ligase )N* menyambungkan penggalan nukleotida tersebut dengan penggalan nukleotida lama. /antuan melalui koreksi pasangan basa yang salah. %erbaikan ini dikode oleh tiga gen yaitu mt #, mt L dan mt $ . selain melakukan koreksi atas pasangan basa yang salah, enAim tersebut juga dapat memperbaiki delesi maupun adisi sejumlah kecil pasangan basa.
BAB III ERAN7A -NSEP!UAL DAN HIP-!ESIS A. ERAN7A -NSEP!UAL 1ntuk mempermudah dalam memahami bagaiamana pengaruh radiasi 12 terhadap jumlah penetasan telur D. melanogaster bisa dilihat dari kerangka konseptual di bawah ini. Sinar 12 merupakan jenis gelombang elektromagnetik yang memiliki daya tembus rendah
Embrio lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan replikasi )N* serta sintesisnya lebih tinggi Sensiti$itas telur Drosophila melanogaster tinggi
ika sensiti$itas telur rendah maka telur dapat menetas menjadi lar$a
+adiasi sinar 12 dapat menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik
Sensiti$itas telur tiap strain berbeda-beda
ika sensiti$itas telur tinggi maka telur tidak dapat menetas menjadi lar$a
%engaruh strain, lama penyinaran 12 dan interaksi antara strain dengan lama penyinaran 12 terhadap persentase penetasan telur D. %elanogaster hasil persilangan strain t 8 t9 dan emal 8 emal9
B. HIP-!ESIS (.
(7
*da pengaruh lama radiasi ultra$iolet terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan t 8 t9 dan emal 8 emal9.
&.
*da pengaruh strain terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan t 8 t9 dan emal 8 emal9.
<.
*da pengaruh interaksi antara lama radiasi ultra$iolet dengan strain terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan t 8 t9 dan emal 8 emal9.
BAB I8 'E!-DE PENELI!IAN A. Ran4angan Penelitian %enelitian ini merupakan penelitian eksperimental dalam rancangan acak kelompok. %erlakuan dalam penelitian ini adalah penyinaran sinar ultra$iolet pada telur hasil persilangan Drosophila melanogaster strain tx8L tx9 dan emal8Lemal9 dengan $ariasi waktu yaitu ' menit, & menit, = menit, > menit, dan ? menit dan dilakukan sebanyak < kali ulangan. %erhitungan telur dilakukan setiap hari selama 7 hari berturut-turut setelah penetasan telur pertama. )ata yang diperoleh dibuat persentase, kemudian ditransformasi dan dianalisis untuk memperoleh hasil dari penelitian ini. B. 9aktu dan !em"at Penelitian %enelitian ini dimulai bulan anuari *pril &'( di ruang <(' 3aboratorium Cenetika urusan /iologi ;MB%* 1ni$ersitas Negeri Malang. ). P"ulasi dan Sam"el %opulasi yang digunakan adalah lalat buah Drosophila melanogaster strain emal dan tx sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Drosophila melanogaster strain emal dan tx yang didapatkan dari laboratorium
dan digunakan dalam penelitian ini. D. 8aria3el Penelitian
•
/eberapa $ariabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut0 2ariabel bebas0 strain Drosophila melanogaster yaitu strain tx dan emal, serta lamanya penyinaran ulta$iolet yaitu ',&,=,>, dan ? menit menit.
•
2ariabel terikat0 persentase hasil telur D. melanogaster yang menetas menjadi lar$a.
•
2ariabel kontrol0 kondisi medium, suhu, intensitas cahaya, kondisi tempat penelitian, panjang gelombang 12, jumlah lalat yang disilangkan, umur lalat yang disilangkan.
E. Alat dan Bahan *lat 0 /otol selai %enutup gabus
/ahan 0 (. Drosophila melanogaster strain tx dan emal
/lender
&. %isang rajamala
%anci
<. 5ape singkong
%isau
=. Cula merah
5imbangan
. east "fermipan#
%engaduk
>. *ir
Selang
7. *lkohol 7'O
Kardus
?. 5isu
Kain kasa Kertas 3abel Kuas Cunting Spidol Kertas pupasi %lastik /otol penyemprot *lat tulis Mikroskop stereo Celas arloji %inset Mesin Sinar 12
. Prsedur er:a (. %embuatan Medium •
/ahan untuk pembuatan medium ditimbangF yaitu pisang +ajamala, tape, dan gula merah dengan perbandingan 70&0(.
•
/ahan-bahan yang sudah ditimbang dipotong kecil-kecil menggunakan pisau.
•
/ahan-bahan tersebut dihaluskan menggunakan blender.
•
4asil bahan yang telah diblender ditambahkan air dan dimasak selama P = menit.
•
/otol selai dan penutup gabus yang akan digunakan harus disterilkan dengan cara duapi dengan uap air yang sedang dimasak.
•
Medium yang sudah dimasak langsung dimasukkan ke dalam botol selai yang sudah disterilkan dan ditutup dengan penutup gabus.
•
Ketika medium sudah dingin, yeast ditambahkan kedalam medium kurang lebih 7 butir.
•
Kertas pupasi dimasukkan kedalam medium dalam posisi berdiri.
&. %eremajaan Stok •
%eneliti membuat medium sebanyak < botol untuk masing-masing strain, seperti prosedur diatas.
•
%ada tiap-tiap botol dimasukkan P < pasang D. melanogaster strain emal dan tx dan diberi label sesuai jenis strain dan tanggal peremajaan.
<. Bsolasi pupa •
%isang rajamala diiris setebal ( cm.
•
Kemudian pisang tersebut dimasukkan ke tengah selang yang panjangnya P ? cm.
•
%upa yang hitam dimasukkan ke selang di kanan dan kiri pisang.
•
Selang ditutup dengan busa.
•
%upa dalam selang ditunggu maksimal & hari agar keluar menjadi lalat.
•
ika lebih dari & hari, selang harus dibersihkan dari pupa dan pisang didalamnya.
=. %enyilangan lalat •
Strain 8txL9tx sebanyak < pasang dalam ( botol. Strain 8emalL9emal dlam ( botol sebanyak < pasang
•
%enyilangan tersebut dilakukan di dalam botol selai yang berisi irisan pisang rajamala
•
Setelah & hari penyilangan, semua lalat dalam botol persilangan tersebut dilepas
•
5elur yang ada pada pisang dihitung dan dicatat dalam jurnal. ika dalam peghitungan telur terlali kecil dapat menggunakan mikroskop stereo atau lup.
. %enyinaran 12 •
Kotak penyinaran 12 harus dibersihkan menggunakan alkohol. /egitu pula dengan gelas arloji yang akan digunakan.
•
5elur lalat hasil persilangan pada irisan pisang tersebut ditaruh pada di gelas arloji untuk disinari dengan sinar 12.
•
%enyinaran 12 dilakukan selama ' menit, & menit, = menit, > menit, dan ? menit.
•
Setelah selesai penyinaran, irisan pisang dikembalikan ke dalam botol.
•
5elur yang menetas dihitung selama 7 hari dimulai dari lar$a pertama yang menetas.
7. Pengum"ulan Data 5eknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah telur awal dan menghitung jumlah seluruh telur yang menetas
"telur akhir# yang dilakukan dari hari pertama telur menetas selama 7 hari berturut-turut.
%ersilangan
8tx H 9tx
8emal 9emal
%erlakuan 12
1langan ( & < Q Q Q Q Q Q telur telur telur telur telur telur awal akhir awal akhir awal akhir
' menit & menit = menit > menit ? menit ' menit & menit = menit > menit ? menit
H. !eknik Analisis Data )ata yang diperoleh dari hasil penelitian yang didapat kemudian dijadikan persentase dengan rumus 0 %ersentase penetasan telur R
Jumlah telur yang menetas X 100 Jumlahtelur awal
kemudian ditransformasikan *rcus Sinus "*rcsin# dan dianalisis dengan *nalisis $arian Canda dalam +ancangan *cak Kelompok "+*K#. ika ; hitung lebih kecil dari ; tabel maka hipotesis penelitian ditolak dan jika ; hitung lebih besar dari ; tabel maka hipotesis diterima. ika hasilnya signifikan maka dilanjutkan uji lanjutan /eda Nyata 5erkecil "/N5#, pada teraf signifikansi ','.
BAB V ANALISIS DATA
A.
Data Hasil Pengamatan D. melanogaster yang digunakan dalam proyek ini antara lain strain tx dan emal dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1.
-
Strain tx Sayap membuka
-
dengan sumbu 75° Warna mata merah Faset mata halus Warna tubuh kuning kecoklatan (sumber: dokumen pribadi !"15#
!. Strain emal - Sayap menutup tubuh
-
dengan sempurna Warna mata merah
-
gelap Faset mata halus Warna tubuh kuning kecoklatan
(sumber: dokumen pribadi !"15#
A. ANALISIS DATA $abel 1. %asil &engamatan $elur yang 'enetas
&ersilangan
tx / 0tx
emal / 0emal
&erlaku an )
1
langan ! + + telur telur a,al akhir !" 13
" menit
+ telur a,al 1
+ telur akhir 12
! menit
2
"
!3
!5
2 menit menit
"
2
"
7
"
1"
*
3 menit
12
2
!1
" menit
1!"
112
! menit
72
2 menit
* + telur a,al *!
+ telur akhir !7
21
!7
*2
13
!!
11
2
*5
1!
14
13
7
1
3
!3
!*
7"
5!
1*"
*3
2*
*!
5*
**
menit
15
2"
2"
!3
31
25
3 menit
!"!
*1
*
22
3!
!3
ata yang diperoleh dirubah dalam bentuk persentase untuk mengetahui pengaruh ) terhadap penetasan telur. $abel !. &ersentase hasil penetasan
Persilangan
&erlaku an )
tx / 0tx
persentase
rerata
177.5
33.75
1 37.5
! 4"
* 32. 2
1!.5
34. !
5. 4
1"1.7
5".35
1!.5
1!.
5!.
!5
1!.5
" menit ! menit 2 menit
6umla h
menit
5
4
1!.5
*"
5"
2!.5
!1.!5
!3
14
*2. !4
27
!*.5
45
42. 7
41. "2
134.7
42.35
41.3
3!. 1
72. !4
17*.4
3.45
!4.!
72. 2
!. !
1"*.
51.3
!5.
7"
55. 5
45.
27.3
15.*
4. 3
*2. 15
35.1
2!.55
3 menit " menit ! menit emal / 0emal
2 menit menit 3 menit
Setelah mencari persentase kemudian data ditransormasi dengan transormasi arcsin. !5"." !""." 15"." rata-rata penetasan telur (%)
t8
1""."
emal 5"." "." "
!
2
3
lama penyinaran (menit)
9rak 1. &ersentase &enetasan$elur %asil &ersilangan tx dan emal terhadap lama penyinaran )
9rak diatas memperlihatkan persentase hasil penetasan telur setelah mendapat perlakuan penyinaran ) selama " menit sampai 3 menit. &ada strain emal grak memperlihatkan pola dimana pada penyinaran " menit hampir semua telur menetas yaitu sebanyak 45;. &ada perlakuan ! menit 6umlahnya sudah berkurang men6adi 37; pada perlakuan 2 menit penyinaran telur yang menetas sebanyak 5!; kemudian pada penyinaran menit hasil telur yang menetas sebanyak 23; dan terakhir pada perlakuan penyinaran 3 menit telit yang menetas hanya 2*;. ari grak strain emal diatas dapat disimpulkan sementara bah,a lama penyinaran memperngaruhi 6umlah telur yang menetas. $etapi pada strain tx grak tidak memperlihatkan pola yang sama. %asil telur yang menetas terbanyak adalah pada penyinaran " menit yaitusebanyak 34; diikuti hasil dari penyinaran ! menit yaitu 51; kemudian pada penyinaran 2 menit memberikan hasil yang paling rendah yaitu 1!; dan pada penyinaran menit sebanyak !1; dan pada penyinarn 3 menit meningkat men6adi!*;. ari kedua 6enis strain hasil penetasan strain emal dan tx strain emal lebih banyak yang menetas 6ika dibandingkan dengan hsail penetasan strain tx . Sehingga dapat disimpulkan sementara bah,a 6enis strain mempengaruhi persentase penetasan telur dimana strain tx lebih sensiti terhadap penyinaran ).
$abel *. $abel transormasi persentase hasil penetasan
persilangan tx / 0tx
perlaku
arsin ! 71.55"
" menit 345
51
3
51
! menit !".7"231
7".3121
52.!2*"
125.71
an
1 4.!4513
1"5
2!
"7
!".7"231
!".7"23
2.31 33."457
11
2*
5
!".7"231
**.!1"4
25
43.4157
1"5 *1.423"5
11 !5.3214
!! *5.3211 4*.*11
**
51
7.4"1
7!.537! !!.*5
*5
7
2.47"5
54.5!4 147.3"
53
21
54."2
5!."44! 122.21!
"
3
5.734"
23.134 1*5.*72
34
35
5.21
*5.754 115.227
73
4*
*3
!""."#$
!.&
.'
'!.'
#&'
'
"''
!#
2 menit 1"5 menit
3 menit 42* 77."74"* " menit *! 7*.*""5 ! menit 25* *!.7"332
emal /
2 menit 23
0emal
*".*45*4 menit 2"* !*."!!" 3 menit 3! Jumla
4
2*
22
!5
7*
17
Setelah data ditransormasi kemudian dihitung dengan menggunakan ana=a ganda karena dalam perlakuan terdapat dua =ariabel bebas. >emudian dilan6utkan dengan rancangan acah kelompok (?@># karena ,aktu pelaksanaan percobaan tidak sama. 6i %ipotesis: 2
Y =¿ 7"215.24!3 FK = ral
2
JK Total = Ʃ i , j , k Y ijk − FK =¿ 1"477."*55
2
2
u 1 +u 2 − FK =¿ 1"4!.7!!43 JK Ulangan = perlakuan 2
JK Perlakuan Kombinasi=
(total perlakuan ) r
− FK =¿ 72*1.755*
JK galat =JKT − JKP−JKU = 54812.47163 A !25!.555444
$abel *. $able ! arah lama penyinaran ) dan 6enis strain lama penyinar an (B# t8
JK B=
total
rata-rata
"
!!.*52* 37
2**.4*! 427
!1.42 7*
!
125.714 "3
147.3"!5 *2
*2*.!! !12
171.3111 "71
2
33."4575 25
122.21!7* !2
!*!.5"3 243
11.!52! 234
43.4157!1 3!
1*5.*721 32
!*2.!34 34
117.1224 251
3
4*.*112! 44
115.227*7 34
!"4."73 5!!
1"2.5*4! "4
**.431"4 45
314.25"47 13
125*.2* !"7
2
( )
Ʃ i ai
Ʃ i
emal
!"7.575" 32
total
JK A =
strain (@#
rb
− FK =¿ 112.*5732
2
( bi) ra
− FK =¿ "41.12!*25
JK AB = JKP − JK A − JK B =¿ 14*.4732""4
$abel 2. $able ringkasan ana=a pengaruh lama radiasi ) terhadap penetasan telur Drodophila melanogaster
S>
db
langan perlakuan
<> >$ F hitung 1"4!.7!! 43 72*1.75 5* 112.*5 112.* 2.!"7721 732 573 ! "41.12! 15!!.73 5.533"7 *25 554 *4 14*.4732 23.242 ".177457 ""4 ""! 77! !25!.555 !7!.5" 444 !!! &'+&.$ "#+!
! 12
@ (strain# B (lama penyinaran#
1
@B
2
galat
4
t*tal
!'
2
F5 ;
5.1 ! *. * *. *
ari tabel diatas diketahui nilai F hitung strain (2.!"7721!#lebih kecil dari F tabel (5.1!# sehingga hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis nol diterima. $idak ada pengaruh perbedaan strain terhadap persentase penetasan telur Drosophila melanogaster. F hitung lama penyinaran (5.533"7*4# lebih besar dari F table (*.*# sehingga hipotesis penelitian diterima. @da pengaruh perbedaan lama penyinaran terhadap persentase penetasan telur. F hitung interaksi 6enis strain dan lama penyinaran (".**73*772!# lebih kecil dari F tabel (*.*# sehingga hipotesis penelitian diolak. $idak ada pengaruh interaksi 6enis strain dan lama penyinaran terhadap persentase penetasan telur 6iCan6utan (6i BD$#
BD$ "."5 A t "."5 (4#
A !.!!
√ 2
2 x 1092.722968
√ 242.8273262
A !.!! 8 15.53!413
9
A *5.!235 $abel . $abel Dotasi BD$ "."5 lama penyinaran Dotasi (B# rata-rata ? ('=.< @
=
((>.&= @ B
>
((7.(= @ B E
&
(7(.?((
B E
'
&(>.>>
E
ari tabel diatas dapat disimpulkan bah,a ada pengaruh lama penyinaran terhadap persentase penetasan telur hasil persilangan Drosophila melanogaster persilangan strain tx 8 tx 0 dan emal 8 emal0. &erlakuan dengan lama penyinaran " menit memberikan rerata penetasan telur tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. &enyinaran ! menit 6uga meberikan rerata penetasan yang tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. &enyinaran 2 menit memberikan rerata paling rendah dan tidak berbeda nyata dengan penyinaran menit dan 3 menit.
BAB VI P,BAHASAN 1. &erbedaan
6enis
strain
tidak
berpengaruh
terhadap
persentase penetasan telur Drosophila melanogaster ari data hasil analisis didapat kesimpulan yang menyatakan bah,a 6enis strain tidak berpengaruh terhadap persentase penetasan telur Drosophila melanogaster . 'enurut >ing dalam Fo,ler 147* dalam karmana !"1" bah,a 6umlah telur pada D. melanogaster antara lain dipengaruhi oleh aktor umur betina dan genoti (strain# (>armana !"1"#. Strain yang digunakan adalah strain tx (taxi# dan emal yaitu strain mutan ganda e (ebony# dan mal (maroon-like#. ari data hasil pengamatan dan perhitungan
6umlah
telur
yang
dihasilkan
ttrain
tx 6ika
dibandingkan dengan strain emal memiliki kemampuan bertelur yang lebih rendah. Seperti yang tertera pada tabel 5.1. alam penelitian ini kedua 6enis strain tidak berpengarug terhadap persentase penetasan telur. Strain tx maupun emal sama-sama mengalami penurunan persentase penetasan setelah disinari ). 'enurut Saadah (!"""# rendahnya 6umlah penetasan telur serta tingginya tingkat kematian telur D. Melanogaster diduga berhubungan dengan sensiti=itas telur terhadap radiasi sinar ). Seperti yang telah dikemukakan oleh Era,der (144"# bah,a embrio lebih sensiti terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Sel yang akti tumbuh dan membelah lebih sensiti terhadap radiasi. alam hal ini ada kemungkinan bah,a telur yang berhasil menetas adalah telur yang mempunyai =iabilitas cukup tinggi terhadap radiasi sinar ). Secara lebih spesik sensiti=itas telur terhadap radiasi dan =iabilitas telur D. Melanogaster berkaitan dengan perubahan materi genetik akibat radiasi yang diterimanya. lam penelitian ini dapat disimpulkan bah,a sensiti=itas telur kedua 6enis strain tidak berbeda. $elur kedua
6enis strain sama-sama mudah terpengaruh dengan adanya penyinaran ). Begitu pula dengan kemampuannya dalam melakukan
perbaikan
D@.
>edua
strain
menun6ukkan
kemampuan perbaikan D@ yang relati sama. !. Cama penyinaran ) berpengaruh terhadap persentase penetasan telur Drosophla melanogaster &erlakuan lama penyinaran ) selama " menit ! menit 2 menit menit dan 3 menit berpengaruh terhadap penetasan telur D. Melanogaster . &ersentase penetasan telur kedua strain berbanding terbalik terhadap lama penyinaran ). 'enit ke 3 memberikan hasil persentase terendah yang sangat 6auh dari persentase telur yang tidak disinari ). @kibat dari penyinaran tersebut adalah D@ yang terdapat didalam telur D. melanogaster mengalami mutasi yang bereek dimer timin. >etika dua molekul timin berdekatan pada suatu urutan D@ maka ikatan ko=alen akan terbentuk diantara keduanya sehingga terbentuk dimer timin (>armana !"1"#. imer timin ini merupakan saling terikatnya dua molekul timin yang berurutan pada sebuah untai D@. engan adanya dimer timin replikasi D@ akan terhalang pada posisi ter6adinya dimer timin tersebut. 'ekanisme perbaikan yang beker6a dalam setiap sel
dapat
menghilangkan
dimer
melalui
pergantian
basa
nitrogen. >erusakan pada D@ ini dapat diperbaiki salah satunya dengan mekanisme otoreakti=asi. 9ardner dkk (1441# menyebutkan bah,a adanya perubahan materi genetik yang dikenal dengan istilah mutasi didasari oleh peningkatan
reakti=itan
atom-atom
yang
secara
langsung
terinduksi oleh radiasi. Bisa 6adi hal yang sama 6uga te6adi pada telur D. Melanogaster . &eningkatan reakti=itas atom-atom dapat menyebabkan
ter6adinya
kerusakan
pada
gen
dan
dapat
menyebabkan berbagai kelainan genetik. >elainan genetik yang ter6adi mungkin berupa adanya perubahan pada enotip dan bahkan dapat menyebabkan ter6adinya kematian pada indi=idu yang bersangkutan. alam D@ terdapat mekanidme untuk memperbaiki D@ yang rusak akibat radiasi. Salah satunya adalah mekanisme otoreakti=asi.
$er6adinya
kerusakan pada gen baik secara
langsung maupun tidak langsung bertanggung 6a,ab terhadap =iabilitas dan perkembangan telur dapat diperbaiki maka masih ada peluang bagi telur tersebut untuk melan6utkan pembelahan sel dan terus berkembang menu6u ke tahap perkembangan selan6utnya. %al tersebut dibuktikan dengan banyaknya telur yang menetas pada penyinaran ! menit sampai menit. &ada penyinaran 3 menit banyak indi=idu yang tidak menetas hal ini mengindikasikan bah,a sebagian besar perbaikan kerusakan D@ akibt radiasi sinar ) belum atau bahkan tidak sempat diperbaiki. *. Gnteraksi antara 6enis strain dan lama penyinaran tidak berpengaruh
terhadap
persentase
penetasan
telur
Drosophila melanogaster @nalisis tentang interaksi antara 6enis strain dan lama penyinaran
tidak
berpengaruh
terhadap
penetasan
telur.
&erbedaan 6enis strain lebih berpengaruh terhadap 6umlah telur yang dihasilkan. Bukan pada kemampuan penetasan telur. Sedangkan perlakuan penyinaran ) pada kedua 6enis strain menghasilkan hasil yang tidak signikan. Sehingga interaksi antara 6enis strain dan lama penyinaran ) tidak berpengaruh terhadap penetasan telur.
BAB VII P,NTP
A. /,SIPLAN 1. tidak ada pengaruh lama radiasi ltra=iolet terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan strain t8 8 t80 dan emal 8 emal0. !. ada pengaruh strain terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan strain t8 8 t80 dan emal 8 emal0. !. tidak ada pengaruh interaksi strain dengan lama radiasi ltra=iolet terhadap persentase penetasan telur D. melanogaster hasil persilangan strain t8 8 t80 dan emal 8 emal0.
B. SA0AN 1. &ada penelitian ini dilakukan dengan sabar tekun dan teliti untuk mendapatkan data yang lengkap dan benar. !. >ebersihan tempat medium dan perlakuan harus selalu di6aga agar terhindar dari kontaminan seperti 6amur dan kutu sehingga mendapat hasil yang akurat. *. >onsultasi dengan asisten harus sering dilakuakan agar penelitian ber6alan lancar. 2. apat pula ditambahkan penelitian lan6utan tentang pengaruh radiasi terhadap enotip anakan Drosophila melanogaster untuk menambahkan keakuratan hasil penelitian.
DA!AR RU/UAN
*shburner, Michael. (?. Drosophila, & Laboratory #andbook . 1S* 0 6oldspring 4arbor 3aboratory %ress. *tlas, +M. (7. 'rinciples o( %icrobiology )disi *. Bowa0 @N6 /rown *yala, ;.. dkk. (?=. %odern +enetic. 6alifornia 0 5he /enyamin6ummings %ublishing 6ompany, Bnc. Menlo %ark 6alifornia. *yala, ;.. dkk. (?=. %odern +enetic. Menlo %ark 6alifornia 0 5he /enyamin6ummings %ublishing6ompany, Bnc. /eers, E. &'('. "online0http0jenny.tfrec.wsu.eduopmdisplayspecies.php: pnR(># diakses tanggal &< *pril &'(. /orror, ). .,6harles, *. 5., J Norman, ;, . (?&. 'engenalan 'elaaran $erangga. 5erjemahan oleh Soetiyono %artosoejono. (&. ogyakarta0 1CM-%ress 6ampbell, et. *l. &''&. Biologi ilid . akarta0 Erlangga. 6orebima. *. ). &'''. +enetika %tasi dan /ekombinasi . Malang0 ;MB%* 1M 6orebima. *. ). &''<. +enetekia %endel . Surabaya 0 *irlangga 1ni$ersity %ress. 6rowder, 3.2., ( . +enetika 0mbhan . )iterjemahkan oleh 3. Kusdiarti. 6rowder. 3. 2. ('. Cenetika 5umbuhan. ogyakarta0 Cadjah Mada 1ni$ersity %ress. Cadjah Mada 1i$ersity %ress, ogyakarta. Cardner dalam 6orebima. &'''. +enetika %tasi dan rekombinasi. Malang0 1M. Cardner, E. ., Simmons, M. .,Snustad, ). %. ((. 'rinciples o( +enetic )ight )dition. New ork0hon @iley J Sons, Bnc. acobs dan /rubaker, (><. Science. (<0 (&?&-(&?<. Inline 0 "http0cgslab.comphenotypes# diakses tanggal *pril &'(. Karmana, B@. &'('. 'engarh %acam $train dan 1mr Betina 0erhadap mlah 0rnan Lalat Bah !Drosophila melanogaster" . Canec Swara 2ol. =, No.&, September &'('. 3indsley J Crell, (7&. 0anpa dl. p. &>. Inline 0 "http0cgslab.comphenotypes# diakses tanggal *pril &'(#.
Miller, 6. &'''. Drosophila melanogaster TonlineU. Michigan 0 1ni$ersity of Michigan. *$ailable from 0 http0animaldi$ersity.ummA.umich.edusiteaccountsinformation)roso philaVmelanogaster.html T*ccessed *pril &'(U. Muliati, 3. &'''.%engaruh Strain dan 1mur antan 5erhadap umlah 5urunan antan dan /etina)rosophilamelanogaster . Skripsi tidak diterbitkan.Malang0 ;akultas MB%*-1ni$ersitas Negeri Malang. Nilson, 3aura. &'(&. "Inline 0 http0biology.mcgill.cafacultynilsonresearch.html# diakses tanggal &= *pril &'(. Saadah, &'''. 'engarh /adiasi $inar 1V 0erhadap 'enetasan 0elr dan 2estabilan +enetik Drosophila melanogaster strain N dan b dalam 2aitan dengan %tasi +en . Skripsi tidak diterbitkan. Malang0 BKB%
Malang. Shorrocks. (7&. +enetika Dasar . /andung 0 B5/ %ress. Sil$ia, 5riana. &''<. 'engarh 'emberian Berbagai 2onsentrasi 3ormaldehida. /andung 0 urusan /iologi 1ni$ersitas %adjdjaran. Simpson 6.6., (>7. 5he Meaning of E$olution. New ork0ale1ni$. %ress. Sta$eley, /rian E. &'(<. %oleclar 4 Developmental Biology. "Inline 0 http0www.mun.cabiologydesmidbrian/BI3<<')E2IV'&de$oV'&.htm l# diakses tanggal &< *pril &'(. Stirckberger, M.@. (?. +enetics 0hird )dition . New ork 0 Macmillan %ublishing 6ompany. Strickberger, M.@. (>&. )xperimen 5n +enetic with Drosophila. New ork 0 ohn @iley and Sons Bnc. @idodo, dkk. &''<. E$olusi "%rogram Semi Wue-B2# )irektorat %endidikan 5inggi. %royek %eningkatan Manajemen %endidikan 5inggi )epartemen %endidikan Nasional.akarta
PEN7ARUH 'A)A' S!RAIN DAN LA'A RADIASI UL!RA8I-LE! !ERHADAP PERSEN!ASE PENE!ASAN !ELUR Drosophila melanogaster HASIL PERSILAN7AN tx ♂>< tx♀ DAN emal ♂ >< emal ♀”
LAP-RAN PR-;E 1ntuk Memenuhi 5ugas Matakuliah Cenetika B yang dibina oleh )r. 4j. Siti Xubaidah, M.%d
Ileh Kelompok > I;; 6 Melania %rimasta
"(<'<=(>(=?=>#
+ofika *jeng /rilia
"(<'<=(>(=?(#