1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Lapangan Lapangan Industri Industri
Program Studi S1 Teknik Pertambangan merupakan salah satu program pendidikan
yang
memberikan
dasar-dasar
pengetahuan
tentang
dunia
pertambangan, dan salah satu sumberdaya untuk menciptakan tenaga ahli pertambangan yang profesional. Dunia pertambangan sebagai arena yang akan ditekuni Mahasiswa Teknik Pertam Pertambang bangan an selalu selalu berkai berkaitan tan erat dengan dengan berbaga berbagaii hal yang membutu membutuhka hkan n ketekunan dan keakuratan tinggi, baik menyangkut hal ekonomis maupun teknis. ema!uan kiner!a akan mempengaruhi tingkat produksi yang selalu men!adi titik acuan untuk selalu men!adi lebih baik. "ntuk "ntuk memper mempersia siapkan pkan mahasi mahasiswa swa S1 Teknik eknik Pertam Pertamban bangan gan sebaga sebagaii lulu lulusa san n yang yang siap siap dan dan mampu mampu beke beker! r!aa dibi dibidan dangny gnya, a, maka maka dibu dibuat atla lah h suat suatu u kuri kuriku kulu lum m akad akadem emik ik beru berupa pa Prak Prakti tik k #apa #apang ngan an $ndu $ndust stri ri %P#$ %P#$&. &. P#$ P#$ ini ini mengharuskan mahasiswa untuk ikut serta dalam semua akti'itas pertambangan di lapangan. (dapun tu!uan dari P#$ tersebut adalah agar adanya keterkaitan %link & yang baik antara dunia pendidikan dengan dunia usaha)industri dalam bentuk hubungan yang saling membutuhkan, melengkapi, dan saling mendukung proses pencapaian tu!uan pembangunan nasional.
1
*
Pada hakikatnya er!a Praktek %P#$& sangat menguntungkan dan berguna bagi mahasiswa karena dengan program ini mahasiswa berkesempatan untuk mengama mengamati, ti, mempela mempela!ar !ari, i, dan mengapli mengaplikasi kasikan kan secara secara langsun langsung g ilmu-il ilmu-ilmu mu dan
teori teori dari dari kuliah kuliah denga dengan n dibimbi dibimbing ng langsu langsung ng oleh oleh pembim pembimbing bing lapang lapangan. an.
Dalam Dalam era industri industri dan teknol teknologi ogi yang sudah sudah ma!u ma!u ini mahasi mahasiswa swa yang yang merupaka merupakan n salah salah satu sumberdaya sumberdaya manusia manusia secara secara otomatis otomatis dituntut untuk membekali membekali diri dengan ilmu pengeta pengetahua huan n dan
terhadap skill terhadap
penguasaa penguasaan n
teknologi teknologi,, terutama terutama bagi Mahasiswa Mahasiswa +urusan +urusan Teknik eknik Pertamban Pertambangan gan sesuai deng dengan an bida bidang ng ilmu ilmuny nyaa yakn yaknii tent tentan ang g sist sistem em pena penamb mban anga gan. n. "ntu "ntuk k mendapat mendapatkan kan dan mengaplikasi mengaplikasikan kan pengetahuan pengetahuan itu semua semua tidaklah tidaklah cukup cukup dengan teori semata namun dengan ter!un langsung ke lapangan. Dala Dalam m ker! ker!aa prak prakte tek k ini ini diha dihara rapk pkan an ma maha hasi sisw swaa bisa bisa me mend ndap apat atka kan n
gambaran gambaran dalam penerapan penerapan ilmu penambangan penambangan di lapangan. lapangan. Selain itu !uga diharapkan ker!a praktek ini dapat men!adi bekal dan pengalaman bagi mahasiswa mahasiswa untuk ter!un ke lapangan lapangan ker!a sesuai dengan disiplin ilmu yang telah didapat dari +urusan Teknik Teknik Pertambangan Pertambangan akultas Teknik Teknik "ni'ersitas "ni'ersitas egeri egeri Padang. (dapun maksud maksud dan tu!uan tu!uan dilaksanakanny dilaksanakannyaa ker!a praktek praktek ini adalah sebagai berikut 1. Meni Meningk ngkat atka kan n peng penget etahu ahuan an,, sika sikap, p, dan kema kemamp mpua uan n prof profes esii mahas mahasis iswa wa melalui penerapan ilmu, pengamatan teknologi yang diterapkan di lapangan.
*
Pada hakikatnya er!a Praktek %P#$& sangat menguntungkan dan berguna bagi mahasiswa karena dengan program ini mahasiswa berkesempatan untuk mengama mengamati, ti, mempela mempela!ar !ari, i, dan mengapli mengaplikasi kasikan kan secara secara langsun langsung g ilmu-il ilmu-ilmu mu dan
teori teori dari dari kuliah kuliah denga dengan n dibimbi dibimbing ng langsu langsung ng oleh oleh pembim pembimbing bing lapang lapangan. an.
Dalam Dalam era industri industri dan teknol teknologi ogi yang sudah sudah ma!u ma!u ini mahasi mahasiswa swa yang yang merupaka merupakan n salah salah satu sumberdaya sumberdaya manusia manusia secara secara otomatis otomatis dituntut untuk membekali membekali diri dengan ilmu pengeta pengetahua huan n dan
terhadap skill terhadap
penguasaa penguasaan n
teknologi teknologi,, terutama terutama bagi Mahasiswa Mahasiswa +urusan +urusan Teknik eknik Pertamban Pertambangan gan sesuai deng dengan an bida bidang ng ilmu ilmuny nyaa yakn yaknii tent tentan ang g sist sistem em pena penamb mban anga gan. n. "ntu "ntuk k mendapat mendapatkan kan dan mengaplikasi mengaplikasikan kan pengetahuan pengetahuan itu semua semua tidaklah tidaklah cukup cukup dengan teori semata namun dengan ter!un langsung ke lapangan. Dala Dalam m ker! ker!aa prak prakte tek k ini ini diha dihara rapk pkan an ma maha hasi sisw swaa bisa bisa me mend ndap apat atka kan n
gambaran gambaran dalam penerapan penerapan ilmu penambangan penambangan di lapangan. lapangan. Selain itu !uga diharapkan ker!a praktek ini dapat men!adi bekal dan pengalaman bagi mahasiswa mahasiswa untuk ter!un ke lapangan lapangan ker!a sesuai dengan disiplin ilmu yang telah didapat dari +urusan Teknik Teknik Pertambangan Pertambangan akultas Teknik Teknik "ni'ersitas "ni'ersitas egeri egeri Padang. (dapun maksud maksud dan tu!uan tu!uan dilaksanakanny dilaksanakannyaa ker!a praktek praktek ini adalah sebagai berikut 1. Meni Meningk ngkat atka kan n peng penget etahu ahuan an,, sika sikap, p, dan kema kemamp mpua uan n prof profes esii mahas mahasis iswa wa melalui penerapan ilmu, pengamatan teknologi yang diterapkan di lapangan.
/
*. Meng Menget etah ahui ui dan dan mema memaha hami mi sist sistem em ker! ker!aa di area area pert pertam amba bang ngan an,, sert sertaa memperluas memperluas wawasan mahasiswa mahasiswa tentang dunia ker!a yang akan dilakukan, dilakukan, sehingga bisa menghasilkan ahli yang terampil serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia d unia ker!a secara sistematis. /. Meng Mengim impl plem ement entas asik ikan an ilmu ilmu yang yang tela telah h diper diperol oleh eh diban dibangku gku perk perkul ulia iahan han kedalam dunia ker!a. 0. Mela Melati tih h kemam kemampua puan n berk berkom omun unik ikas asii dan dan beke beker! r!as asam amaa denga dengan n orang orang lain lain yang mempunyai disiplin ilmu dan karakter yang berbeda-beda.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan ker!a praktek ini adalah agar agar ma maha hasi sisw swaa me mempe mpero role leh h penge pengeta tahu huan an dan dan peng pengal alam aman an berh berhar arga ga mengenai perbandingan teori di!en!ang pendidikan terhadap aplikasi di lapangan. Dala Dalam m hal hal ini ini yaitu yaitu pada pada unit unit pert pertamb amban angan gan batu batuba bara ra PT. ara arata tama ma 2e3ek 2e3ekii (nugerah Sentosa "tama.
B. Deskr Deskrips ipsii Perus Perusah ahaa aan n 1. Seja Sejara rah h Per Perus usah ahaa aan n
PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama merupakan bagian dari perusahaan perusahaan PT. arya ungo Pantai 4eria 4eria 5roup. (dapun (dapun $3in "saha Pertambangan %$"P& dari PT. PT. aratama 2e3eki 2e3eki (nugerah (nugerah Sentosa "tama yang diperoleh dari Dinas 6nergi dan Sumberdaya Mineral abupaten ungo adalah omor *71)D6SDM *71)D6SDM Tahun Tahun *818 dengan luas area 11/ 9a yang secara secara
0
administratif wilayah tersebut berada di Dusun #eban, ecamatan 2antau Pandan, abupaten ungo, Pro'insi +ambi. PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama telah beroperasi kurang lebih selama lima tahun. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara. egiatan penambangan yang diterapkan di PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama ini adalah metode tambang terbuka (open pit mining). (dapun target pengupasan overburden dari PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama adalah 11/.888 4M)bulan. Sedangkan target produksi batubara yang diharapkan adalah *8.888 ton)bulan. egiatan operasi produksi batubara yang dilaksanakan oleh PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama %PT. 2(S"& dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam ataupun luar negeri terutama dalam sektor industri. 9asil dari penambangan batubara ditumpuk di stockpile PT. 2(S". 2. Deskripsi Stockpile PT. Barataa !e"eki Anugerah Sent#sa Utaa
Stocpile batubara PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama terletak di depan 5:2 Serunian aru Muara ungo. (dapun luas total keselururuhan stockpile ini berdasarkan data 5PS dari surveyor PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama adalah ;/7*<./<07 m*. +arak pengangkutan dari pit tambang ke stockpile PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama ± 08 M dan dapat ditempuh dengan waktu 1*8 menit menggunakan kendaraan roda empat.
=
Secara umum, lokasi stockpile batubara PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama merupakan daerah bergelombang sedang dengan ele'asi ;0 meter diatas permukaan laut. Dengan adanya kegiatan stockpile berupa peremukan batuan, blending dan screening serta pengangkutan di kawasan ini, maka akan memberikan pengaruh baik secara langsung ataupun secara tidak langsung terhadap kawasan di sekitarnya. Tetapi efek yang dihasilkan dari semua akti'itas di stockpile ini masih normal dan belum melampaui ambang batas yang disyaratkan oleh pemerintah. $. Data Uu Perusahaan
ama Perusahaan
PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama
(lamat Perusahaan
Dusun #eban, ecamatan 2antau Pandan, abupaten ungo, Pro'insi +ambi.
Telepon
7/;;0=1*, 7/==/
%. Deskripsi &egiatan Industri'Pekerjaan 1. L#kasi dan &esapaian Daerah Pena(angan
Pencapaian lokasi dapat dilakukan melalui dua alternatif, yaitu a. Dari ota +ambi menu!u kearah barat laut hingga mencapai ota Muara ungo se!auh *=1.<8 M dengan menggunakan kendaraan roda empat akan menghabiskan waktu tempuh sekitar 0-= !am dengan kecepatan <8-;8
<
M)!am. emudian dilan!utkan lagi dari Muara ungo menu!u kearah barat daya se!auh /1 M dengan melalui !alan kabupaten se!auh *; M. b. (lternatif lainnya yaitu dari ota Padang menu!u kearah timur laut se!auh /1> M hingga mencapai ota Muara ungo. emudian dilan!utkan kearah barat daya hingga mencapai lokasi se!auh /1 M. Dengan demikian, !arak tempuh alternatif ini dari ota Padang hingga mencapai lokasi pit penambangan batubara PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama memiliki !arak tempuh se!auh /=8 M selama ±> !am dengan menggunakan kendaraan roda empat. 2. T#p#gra)i
Topografi
bertu!uan
untuk
pemetaan
bentuk
permukaan
bumi
berdasarkan perbedaan ketinggian ele'asi. Pada kegiatan ini, PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama memakai dua sistem topografi, yaitu a. Sur'ey Topografi Metode topografi ini dilakukan dengan menggunakan alat topo yang diukur secara manual untuk mengetahui nilai ele'asi dari setiap titik informasi untuk kemudian diproses dengan menggunakan software garmin untuk menghasilkan garis-garis kontur di daerah pengukuran. b. Pengikatan Titik-titik $nformasi Pengikatan titik-titik informasi ditu!ukan untuk mengetahui koordinat pasti dari masing-masing titik informasi dengan menggunakan alat total
7
station dengan cara mengikatkan titik-titik tersebut secara polygon terhadap titik benchmark . $. ndisi *e#l#gi !egi#nal
a. 5eologi "mum Secara umum Pulau Sumatera disusun oleh tiga kelompok batuan, yaitu kelompok batuan terobosan, kelompok batuan sedimen dan kelompok batuan gunung api. elompok batuan terobosan yang kemungkinan berumur pra tersier terdiri dari batuan granit berumur trias dan retas utama berumur pliosen. Secara umum batuan tersebut mengalami fracturing yang mengandung urat-urat kuarsa, kalsit dan pirit. elompok batuan sedimen yang terdiri dari perselingan antara batu pasir berumur tersier yang tidak selaras ditutup oleh kelompok batuan gunung api. elompok batuan gunung api yang terdiri dari breksi dan la'a andestic-basalt yang terkadang berselang-seling dengan batu pasir tufaan dan batu lempung, berumur oligo miosen. Secara regional, daerah tempat melaksanakan praktik lapangan industri termasuk kedalam cekungan Sumatera Selatan. atuan dasarnya terdiri dari batuan beku dan batuan metamorf pra tersier yang terlipat dan terpatahkan.
;
b. Struktur 5eologi Pit Penambangan PT. 2(S" Pada daerah penambangan pit PT. 2(S" ini tidak banyak di!umpai indikasi struktur geologi, baik yang di!umpai di permukaan maupun coring hasil pemboran atau kombinasi hasil rekonstruksi dari sumber data. 1& emiringan #apisan emiringan lapisan ini diperhatikan dengan lapisan batuan pengapit dan lapisan batubara secara umum, dimana strike dari batuan hampir seragam (homoklin), yakni relatif menu!u kearah barat daya dengan sudut berkisar antara *088 ? *<88 *& Sesar Mendatar Data hadirnya struktur geologi tampak !elas di!umpai di lokasi Sungai Mampun Pandan. Posisi sesar ini tersingkap dan memiliki bidang 1><8 ? 6 =08 @ trend/plunge 1>18 6 ;8 dengan rake ;8 A. Dari data tersebut diprediksi !enis sesar ini adalah sesar mendatar % strike slip fault &. +. &eadaan Stratigra)i
atuan sedimen tersier awal cekungan Sumatera Selatan diendapkan selama periode genang laut yang menerus sampai pertengahan miosen disusul tahap susut laut. 9al ini berhubungan dengan dua satuan litostratigrafi utama, yaitu kelompok telisa dan kelompok palembang. Satuan pertama terdiri dari formasi lahat, formasi talangakar, formasi batura!a dan formasi gumai.
>
Sedangkan formasi yang kedua terdiri dari formasi airbenakat, formasi muara enim dan formasi kasai. a. ormasi (irbenakat ormasi ini berumur miosen tengah-akhir, terletak secara selaras diatas formasi gumai %setempat tapi tidak selaras&. ormasi airbenakat ini terdiri dari batu pasir, napal, dan batu lanau yang diendapkan di lingkungan laut dangkal yang menun!ukkan susut laut umum dari keadaan laut terbuka formasi gumai. b. ormasi Muara 6nim atuan pada formasi ini terdiri dari batu pasir, batu lempung, batuan tufa, disekitarnya mengandung hori3on lignit dan memperlihatkan pengendapan di lingkungan laut dangkal sampai peralihan ke darat. erdasarkan posisi stratigrafinya formasi ini berumur miosen akhir sampai pliosen. c. ormasi asai ormasi kasai berada diatas formasi muara enim yang ditindih secara tidak selaras oleh formasi yang berumur pliosen. ormasi ini terdiri dari batu pasir dan batu lempung darat, batu apung dan tufaan. etidakselarasan memperlihatkan pengangkatan setempat pada pliosen akhir yang berkaitan dengan erosi terhadap Pegunungan ukit arisan, tetapi tidak berkembang diseluruh wilayah dengan tingkat yang sama.
18
,. Ikli dan %urah Hujan
a. $klim abupaten Muara ungo termasuk daerah beriklim tropis, keadaan iklim rata-rata abupaten Muara ungo berkisar antara */84 sampai dengan /*84. b. 4urah 9u!an $klim dan curah hu!an adalah faktor yang sangat mempengaruhi akti'itas penambangan. 4urah hu!an di sekitar lokasi pit penambangan berukuran sedang. -. *anesa Batu(ara
atubara adalah sedimen %padatan& yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan yang terkompaksi, berwarna coklat sampai hitam yang selan!utnya mengalami perubahan struktur dan tekstur akibat proses kimia dan fisika yang berlangsung selama !utaan tahun hingga mengakibatkan batuan tersebut kaya akan unsur karbon.
D. Perenanaan &egiatan Praktik Lapangan Industri
Dalam kegiatan P#$ pada prinsipnya mahasiswa diharapkan dapat mengikuti dan men!alani semua kegiatan lapangan pada perusahaan tersebut, meskipun pelaksanaannya hanya dalam beberapa hari sa!a. Sedangkan untuk
11
bidang yang akan diangkat sebagai kasus mungkin membutuhkan waktu lebih banyak. (dapun bentuk akti'itas yang ingin saya lakukan antara lain 1. Pengamatan. *. $kut serta dalam kegiatan praktek. /. Studi kepustakaan. 0. Pembuatan draft laporan. egiatan praktek lapangan minimal berada di lapangan selama *08 !am atau setara dengan /8 hari ker!a %; !am)hari&. erkenaan dengan hal tersebut, waktu ker!a praktek ini diharapkan dapat dilaksanakan selama /* hari yaitu tanggal *> +uli *81= s)d *> (gustus *81= dengan rencana kegiatan N/.
1
TAN**AL
&E*IATAN
%ATATAN
*> +uli *81=
edatangan di perusahaan
/8 +uli s)d 7 (gustus
:rientasi lapangan dan
Tanggal dan
*81=
pengenalan
laa kegiatan ini
; (gustus s)d *8
egiatan pengambilan data
*
dapat (eru(ah
/
(gustus *81=
dan ikut serta dalam akti'itas sesuai k#ndisi
*8 (gustus s)d /8
penambangan dilapangan. Penyusunan laporan
0 (gustus *81=
E. Pelaksanaan &egiatan Praktik Lapangan Industri
perusahaan
1*
egiatan praktik lapangan industri dilakukan di daerah penambangan PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama dengan mengamati kegiatan penambangan dan pengu!ian sampel batubara sebagai studi kasus yang akan dibahas. Menurut !adwal yang telah ditentukan oleh PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama, penulis memulai kegiatan lapangan dari tanggal *> +uli *81= s)d *> (gustus *81=. Selama di lapangan penulis mengamati akti'itas penambangan dan akti'itas di labolarotorium PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama. erikut penulis sampaikan kegiatan lapangan yang diamati selama di lapangan 1. &egiatan Peuatan (Loading)
egiatan pemuatan adalah kegiatan mengambil material kemudian dipindahkan kedalam alat angkut. (lat muat yang tersedia diarea penambangan PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama terdapat tiga unit excavator merk Caterpillar /*> D dengan kapasitas bucket *.0 m/ dan satu unit excavator merk Caterpillar P4 *88 dengan kapasitas bucket 1.; m/. (da tiga macam posisi loading: a.
Posisi op !oading Posisi top loading merupakan salah satu posisi loading yang banyak dilakukan, yaitu suatu keadaan dimana excavator berada pada posisi setara dengan bak dumptruck yang akan loading .
1/
Posisi ini ter!adi apabila material yang digali masih banyak. Proses pemuatan dengan sistem top loading dapat dilihat pada gambar 1.
Sumber: "okumentasi #enulis ($%&')
*a(ar 1. Pr#ses Peuatan dengan P#sisi Top Loading
(dapun keuntungan dan kerugian dari posisi top loading adalah sebagai berikut 1& euntungan a& Memberikan keleluasan gerak bagi alat yang lainnya. b& +arak !angkau ke dump truck besar. c& :perator lebih leluasa dalam mengatur posisi. d& +arak pandang operator lebih baik. e& Terhindar dari reruntuhan bongkahan batuan overburden hasil penggalian. *& erugian a& (lat tidak bisa bergerak bebas. b& (danya kemungkinan alat muat akan tergelincir. b. Posisi ottom !oading
10
Posisi bottom loading adalah suatu keadaan dimana posisi dumptruck dan excavator berada pada ele'asi yang sama. Posisi ini ter!adi apabila material yang akan digali pada area tersebut tinggal sedikit. Proses pemuatan dengan metode bottom loading dapat dilihat pada gambar *.
Sumber: "okumentasi #enulis ($%&')
*a(ar 2. Pr#ses Peuatan dengan P#sisi Bottom Loading
(dapun keuntungan dan kerugian dari posisi bottom loading adalah sebagai berikut 1& euntungan a& Tidak adanya kemungkinan alat muat akan tergelincir. *& erugian a& xcavator tidak leluasa bergerak. b& +arak !angkau ke dump truck kecil.
1=
c& (lat tidak bisa bergerak bebas. d& +arak pandang operator kurang baik c. Posisi Side !oading Posisi side loading merupakan suatu posisi dimana posisi dumptruck berada disamping excavator* Proses pemuatan dengan menggunakan metode side loading diperlihatkan oleh gambar /.
Sumber: "okumentasi #enulis ($%&')
*a(ar $. Pr#ses Peuatan dengan P#sisi Side Loading
"ntuk keuntungan dan kerugiann dari posisi side loading ini hampir sama dengan posisi top loading .
1<
(dapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan excavator secara garis besar adalah a* ondisi pada bucket % tooth & Material yang digali tidak hanya batubara sa!a, tetapi ada !uga batuan dengan kekerasan lebih daripada batubara. 9al ini tentunya akan mempercepat penumpulan kuku bucket* (pabila kuku bucket sudah tumpul atau pendek, maka alat muat akan mengalami kesulitan untuk menggaruk material yang akan dimuat. b. apasitas bucket Semakin besar kapasitas bucket maka material yang bisa dimuat !uga akan semakin banyak. (dapun excavator yang terdapat di PT. aratama 2e3eki (nugerah
Sentosa "tama terdiri dari dua macam
kapasitas bucket . (da tiga unit excavator dengan kapasitas bucket *.0 m/ dan 1 unit excavator dengan kapasitas bucket 8.; m/. c. @aktu siklus excavator . Semakin sedikit waktu hambatan maka waktu yang tersedia untuk produksi akan semakin banyak. (dapun waktu siklus excavator terdiri atas 1& @aktu gali, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh excavator untuk menggali material yang akan dimuat kedalam dumptruck*
17
*& @aktu swing isi, yaitu waktu yang dibutuhkan excavator untuk membawa material yang telah digali menu!u ke bak dumptruck . /& @aktu tumpah, yaitu waktu yang dibutuhkan excavator untuk menumpahkan material kedalam bak dumptruck* 0& @aktu swing kosong, yaitu waktu yang dibutuhkan excavator setelah penumpahan material kedalam dumptruck untuk kembali menggali material. d. ondisi tumpukan material (pabila kondisi tumpukan berserakan, maka alat muat akan membutuhkan waktu hambatan dalam berproduksi untuk mengumpulkan material batuan penutup %overburden& dan batubara.
2. &egiatan Pengangkutan (Hauling)
egiatan pengangkutan adalah kegiatan pemindahan material yang telah dikupas dan dimuat oleh excavator ke dump truck yang selan!utnya di bawa ke disposal area untuk pembuangan overburden dan dibawa ke stockpile untuk penyimpanan batubara. "ump truck yang digunakan adalah +ino lohan dan ,itshubishi $$% #S* edua !enis dump truck tersebut ber!umlah 1* unit, dimana semua unit adalah kendaraan milik PT. arya ungo Pantai 4eria 5roup yang merupakan induk perusahaan dari PT.
1;
aratama aratama 2e3eki (nugerah (nugerah Sentosa Sentosa "tama. "tama. Proses Proses hauling overburden ke disposal area pada area pada pit penambangan PT. 2(S" 2(S" ditun!ukkan oleh gambar0.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar +. Pr#ses Hauling Pr#ses Hauling Overburde Overburden n di Pit PT. B!ASU
3. &egiatan Penupahan (Dumping)
(da dua lokasi tempat dilakukannya dumping oleh oleh dump truck . edua lokasi tersebut yaitu lokasi disposal area untuk area untuk pembuangan overburden dan overburden dan lokasi stockpile lokasi stockpile untuk penyimpanan batubara. (dapun lokasi disposal area dari pit penambangan PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama berada /88 mete meterr dari dari front kera. kera. Sedan Sedangk gkan an untu untuk k lokas lokasii stockpile dari PT. ±/88 aratama 2e3eki (nugerah Sentosa berada ±08 M dari front dari front kera. kera.
1>
Pros Proses es dump dumpin ing g yang yang dila dilaku kukan kan oleh dump dump truc truckk di stockpile PT. 2(S" ditun!ukkan oleh gambar =.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar ,. Pr#ses Dumpin Pr#ses Dumping g Batu(ara di Stockpil di Stockpilee PT. B!ASU
+. &egiatan &egiatan Pereu Pereukan kan'Per 'Peredu eduksia ksian n Batuan Batuan
egi egiat atan an
pere peremu muka kan) n)pe pere redu duks ksia ian n
batu batuan an
ini ini
bert bertu! u!ua uan n
untu untuk k
memper memperkeci kecill ukuran ukuran batuan batuan sesuai sesuai dengan dengan permin permintaa taan n pabrik. pabrik. (da (da dua maca macam m pere peremu muka kan n yang yang dila dilaku kuka kan n di Stockpile PT. PT. aratam aratamaa 2e3eki 2e3eki (nugera (nugerah h Sentos Sentosaa "tama, "tama, yaitu yaitu peremu peremukan kan batubar batubaraa yang yang akan di!ual di!ual menggun menggunakan akan excavator . Seben Sebenar arnya nya ada dua dua unit unit gyratory crusher yang berada di sekitar area stockpile area stockpile.. Tetapi gyratory crusher ini ini sudah tua dan
*8
dianggap tidak efisien apabila digunakan. Dalam kurun waktu satu !am, gyratory crusher ini harusny harusnyaa mampu mampu melaku melakukan kan peredu pereduksi ksiaan aan ukuran ukuran batubara dengan kapasitas *88 * 88 ton)!am. Tetapi Tetapi kenyataannya pada satu tahun terakhir, gyratory terakhir, gyratory crusher ini ini hanya mampu melakukan pereduksian ukuran batubara
dengan
kapasitas
=8
ton)!am.
Setelah
dilakukan
analisa
perbandingan penggunaan bahan bakar dan kapasitas pereduksian ukuran anta antara ra gyratory crusher deng dengan an excavator , ternya ternyata ta pereduk pereduksia sian n ukuran ukuran meng menggu guna naka kan n excavator lebi lebih h efekt efektif if dan dan efis efisie ien. n. (lasa lasan n inil inilah ah yang yang mendorong gyratory mendorong gyratory crusher tidak digunakan semestinya. (dapun (dapun !enis !enis crushe crusherr yang kedua kedua yang diguna digunakan kan PT. PT. aratam aratamaa 2e3ek 2e3ekii (nuger nugerah ah Sent Sentos osaa "tam "tamaa adal adalah ah aw crusher . .aw crusher ini digunakan digunakan untuk preparasi sample yang akan dianalisis dianalisis di laboratoriu laboratorium. m. Penga Penganal nalis isis isan an samp sample le ini ini dila dilaku kukan kan seba sebaga gaii sala salah h satu satu wu!u wu!ud d uality control batu batu bara bara yang yang ada ada di stockpile PT. aratama aratama 2e3eki (nugerah (nugerah Sentosa "tama. .aw "tama. .aw crusher ini crusher ini mampu mereduksi mereduksi ukuran sampel men!adi berukuran 0.7= sampai *.< mm.
,. &e &egia giatan tan Pen Penga ga(i (ila lan n Sape Sapell (Sampling)
Tu!ua Tu!uan n utama utama dari dari pengamb pengambila ilan n sampel sampel adalah adalah untuk untuk mengam mengambil bil sebagian kecil material yang akan mewakili sifat-sifat keseluruhan material terseb tersebut. ut. Syarat Syarat utama utama dari dari sampel sampel yang diambi diambill adalah adalah bahwa bahwa sampel sampel
*1
tersebut harus bersifat representative %dapat mewakili populasi material yang di sampling &. Pengambilan sampel batubara harus dilakukan menurut standar yang telah disepakati antara pen!ual dan pembeli. (dapun proses pengambilan sampel yang penulis amati adalah pengambilan sampel dari stockpile menggunakan alat excavator* "ntuk aturan pengambilan sampel dari batubara stockpile adalah dalam 1888 ton lot si0e batubara diambil /= increment dari titik-titik yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi sampel yang ada di lot tersebut. (pabila tumpukan tersebut lebih dari 1888 ton, maka perumusan banyaknya pengambilan sampel adalah /=√ %total lot si3e,ton&)1888
-. &egiatan Preparasi Sapel
Preparasi sampel adalah perlakuan terhadap sampel yang telah diambil sebelum dianalisis. (da empat tahap dalam preparasi sampel, yaitu a. Pengeringan, dilakukan apabila sampel dalam keadaan basah dan susah untuk
digerus.
Pengeringan
ini
biasanya
dilakukan
dengan
membentangkan sampel tersebut diatas floor atau lantai selama 1 B *0 !am. b. 1eduction, yaitu pengecilan ukuran partikel dengan memasukkannya kedalam aw crusher .
**
c. "ivision,
yaitu
tindakan
mengurangi
berat
sampel
analisis
mennggunakan alat rotary sample divider (1S"). (lat ini akan membagi sampel men!adi ; bagian sama banyak. Dalam hal ini minimum !umlah sampel yang harus diambil untuk dianalisis adalah 1); bagian, sedangkan 7); bagian lainnya dibuang atau disimpan untuk di!adikan file apabila suatu waktu dibutuhkan pengu!ian ulang atau untuk keperluan lain. d. agian sampel yang akan dianalisis tersebut selan!utnya dimasukkan
kedalam loyang dan ditimbang. Selan!utnya sampel dipanaskan menggunakan o'en dengan suhu 0884 selama ± < !am. e. 9aluskan sampel menggunakan 1aymond mill .
0. Analisis La(#rat#riu
(nalisis laboratorium merupakan suatu tindakan untuk melakukan pengukuran terhadap kandungan-kandungan dari sampel. (da dua macam bentuk dari analisis dasar laboratorium sampel batubara yaitu analisis proksimat untuk melakukan pengukuran terhadap kandungan ash, total moisture, volatile matter dan fixed carbon. (nalisis kedua yaitu analisis ultimat, yaitu suatu analisis untuk menentukan kandungan karbon, hidrogen, karbon dioksida, nitrogen, oksigen dan total sulfur dari sampel batubara. Dalam laboratorium PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa
*/
"tama analisis yang dilakukan terhadap sampel batu bara adalah analisis proksimat dan ditambah satu !enis analisis ultimat yaitu penentuan kadar sulfur.
. Ha(atanha(atan
3ang
Terjadi
Selaa
&egiatan
Pena(angan
Berlangsung4 1. (da alat muat yang rusak. (danya alat muat yang rusak dapat mengganggu
target produksi. Minimnya alat yang beroperasi membuat tidak tercapainya target operasi. Selama kegiatan praktek lapangan industri terdapat * buah excavator tipe /*> D yang rusak selama ±7 hari sehingga produksi terganggu. *. 2usaknya alat analisa sulfur dan calorimeter membuat pengu!ian terhadap sulfur dan kalori tidak bisa dilakukan untuk sementara waktu. $. eadaan !alan yang tidak rata dan menan!ak. #okasi yang tidak rata
menyebabkan sulitnya alat angkut mencapai lokasi. 9al ini menyebabkan banyaknya material yang ter!atuh di tengah !alan. "ntuk mengatasi material yang ber!atuhan ini sekaligus memadatkan !alan maka digunakan alat grader . +. urangnya aturan yang mengikat peker!a dalam bidang safety dan aturan !am
ker!a yang akan mempengaruhi produktifitas produksi.
*0
*. Teuan 5enarik
Selama penulis melaksanakan kegiatan Praktik #apangan $ndustri %P#$& di lokasi tambang batubara PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama penulis menemukan beberapa temuan menarik, diantaranya adalah 1. Tidak ada waktu off bagi peker!a di lapangan, tetapi target produksi masih belum bisa tercapai. *. +auhnya !arak pengangkutan dari front ker!a ke stockpile %±08 M&. 9al ini tentunya menyebabkan tidak efektifnya pemakaian bahan bakar dan waktu pengangkutan. /. Sering ter!adi perbedaan kalori batubara yang di- sampling di channel pit dengan sampel yang diambil dari stockpile. 9al ini mungkin dikarenakan kurang bersihnya proses penambangan sehingga menyebabkan banyaknya parting yang tercampur dengan batubara. 0. Tidak ditutupnya bak dumptruck pada saat melakukan hauling overburden ke disposal area. Sehingga menyebabkan banyaknya material ber!atuhan yang mengakibatkan ker!a dua kali karena untuk membersihkan batuan yang berserakan tersebut !uga dioperasikan alat berat motor grader . =. Penyiraman !alan dilakukan menggunakan dump truck bukan menggunakan water truck . <. Tidak ada)sedikitnya !en!ang penambangan pada P$T yang menyebabkan
*=
seringnya ter!adi longsoran pada area penambangan. 7. 4ara preparasi sampel. iasanya pada saat melakukan praktek di kampus, sampel yang diambil untuk dianalisis kurang representative. Ternyata ada triknya supaya sampel yang diambil bersifat representative* (dapun cara tersebut adalah dengan memasukkan sampel kedalam suatu loyang kemudian membagi sampel tersebut men!adi petak-petak kecil. (mbil sampel dari masing-masing petak. 9al ini tentunya akan membuat sampel bersifat representative. ;. anyaknya tumpukan batubara pada stockpile tetapi tidak ada klasifikasi atau palang khusus untuk membedakan batubara dari berbagai pit. Tanpa ker!asama yang baik hal ini nantinya akan mempengaruhi pengendalian mutu di stockpile tersebut* >. Pengukuran suhu dan kadar air dari solar sebelum dikonsumsi oleh alat-alat produksi. a. Pengukuran Suhu Suhu normal bahan bakar solar agar dapat dikonsumsi alat-alat produksi adalah *884. Semakin kecil suhu tersebut akan semakin bagus hasilnya, mesin-mesin produksi tidak akan cepat panas sehingga produksi tidak akan terganggu. Suhu paling bagus yang terdapat pada solar biasanya adalah =84.
*<
(pabila suhu solar ini lebih dari *884 maka solar ini tidak boleh dikonsumsi oleh mesin-mesin produksi, tetapi harus diendapkan dulu dalam waktu kurang lebih tu!uh hari sampai suhu yang terdapat pada solar tersebut normal %dibawah *884&. (pabila solar dengan suhu lebih dari *884 tetap
dipakai untuk alat-alat produksi seperti excavator2
dumptruck2 bulldo0er2 grader2 pompa dan alat lainnya hal ini akan menyebabkan mesin dari alat-alat tersebut panas sehingga hanya beberapa !am beroperasi selan!utnya tidak bisa digunakan untuk beberapa waktu karena mesin alatnya sudah panas. "ntuk itulah pengukuran suhu dari bahan bakar solar ini harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh alat-alat produksi. (dapun cara pengukuran terhadap suhu bahan bakar solar ini sangat sederhana sekali, yaitu dengan memasukkan 1888 ml solar kedalam gelas ukur selan!utnya dimasukkan thermometer yang berisi air raksa kedalam gelas ukur tersebut. Secara otomatis thermometer ini akan menun!ukkan berapa suhu dari solar tersebut. b. Pengukuran adar (ir Tata cara pengukuran kadar air dari solar tergolong sangat sederhana, karena dapat dilakukan menggunakan kayu biasa yang dibawahnya diolesi pasta berwarna kuning pekat %± = cm&. Sama halnya dengan pengukuran suhu, terlebih dahulu sebanyak 1888 ml sampel
*7
solar dimasukkan kedalam gelas ukur selan!utnya masukkan kayu yang diolesi pasta tadi. (pabila pasta tersebut mengalami perubahan warna men!adi merah, hal ini menandakan bahwa solar tersebut mengandung air dan tidak boleh dipakai karena akan mempercepat kerusakan pada alat-alat produksi.
*;
BAB II PE5BAHASAN
A. Latar Belakang Peilihan T#pik
Sebagai seorang calon sar!ana teknik pertambangan banyak hal yang harus diketahui. ukan hanya sekedar proses penyelidikan umum, eksplorasi, peker!aan persiapan penambangan, proses penambangan, pengangkutan dan !uga pemasaran. (da suatu hal yang selama ini sedikit terabaikan dan seharusnya mahasiswa tambang harus tau tentang hal tersebut. 9al tersebut berkaitan dengan analisis proksimat sebagai salah satu usaha pengendalian mutu (uality control)* (dapun proses pengendalian mutu ini berkaitan dengan bagaimana batubara tersebut di manage sedemikian rupa agar kualitas dan kuantitasnya tetap ter!aga sesuai dengan permintaan konsumen. (da banyak upaya yang dilakukan oleh produsen batubara antara lain yaitu melakukan proses blending* Sebelum melakukan blending ini perlu dilakukan pengu!ian analisis proksimat untuk mengetahui bagaimana kualitas dari batubara yang akan di blending dan batubara mana yang paling cocok dicampurkan dengan batubara yang bersangkutan agar memperoleh kualitas yang diinginkan. Pengetahuan ini penting untuk diketahui oleh seorang sar!ana teknik pertambangan. agaimana konsumen akan membeli batubara yang telah kita
*>
produksi tanpa kita ketahui berapa ash content, total moisture, volatile matter , fixed carbon dan gross calorific value dari batubara tersebut. Sebelum melakukan kontrak !ual beli batubara hal inilah yang terlebih dahulu ditanyakan dan diminta oleh konsumen. agaimana upaya yang akan kita lakukan agar kualitas batubara yang akan di!ual sesuai dengan permintaan dari konsumen. Pengetahuan tentang hal tersebut sangat *; penting untuk dipela!ari dan dipahami oleh seorang sar!ana teknik pertambangan. erdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil topik bahasan 6Pr#ses Pengujian Analisis Pr#ksiat dan Gross alori!ic "alue Untuk 5engetahui &ualitas Batu(ara di Stockpile PT. Barataa !e"eki Anugerah Sent#sa Utaa7.
*>
B. &ajian Te#ritis 1. Batu(ara a. Pengertian Batu(ara
atubara (coal) adalah batuan sedimen organik yang mudah terbakar dengan komposisi utama unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulphur. Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi batuan yang mengandung mineral. ersama dengan moisture, mineral ini merupakan
pengotor
batubara
sehingga
dalam
pemanfaatannya,
kandungan kedua materi ini sangat berpengaruh. Pengotor ini akan berpengaruh terhadap pemanfaatan batubara. Semakin tinggi kandungan
/8
pengotor (impurity) maka semakin rendah kandungan karbon, hal ini akan berdampak pada nilai kalor yang dihasilkan dari batubara tersebut. (. Pr#ses Pe(entukan Batu(ara
(dapun tahap-tahap pembentukan batubara adalah sebagai berikut 1& Pembentukan 5ambut Tahap ini merupakan tahap awal dari rangkaian pembentukan batubara (coalification) yang ditandai oleh reaksi biokimia yang luas. Selama proses penguraian tersebut protein, kan!i dan selulosa mengalami
penguraian lebih
cepat
bila dibandingkan dengan
penguraian material berkayu (lignin) dan bagian tumbuhan yang berlilin %kulit ari, daun, dinding spora dan tepung sari&. arena itulah dalam batubara yang muda masih terdapat ranting, daun, spora dan bi!ih sebagai sisa tumbuhan. agian-bagian tumbuhan itu terurai dibawah kondisi aerob men!adi karbon dioksida, air dan amoniak, serta dipengaruhi oleh iklim. Proses ini disebut proses pembentukan humus (humification) dan sebagai hasilnya adalah gambut %merupakan ter!emahan dari peat , ada suatu sumber yang mengatakan bahwa nama gambut ini berasal dari nama suatu kecamatan di alimantan Selatan yang banyak mengandung peat .& *& Pembentukan #ignit
/1
Proses pembentukan gambut berlangsung tanpa menutupi endapan gambut tersebut. Dibawah kondisi yang asam, dengan dibebaskannya 9*:, 490, dan sedikit 4:*, terbentuklah material dengan rumus 4<=90:/8 atau ulmin yang pada keadaan kering akan mengandung karbon <1.7A, hidrogen 8./A dan oksigen /;A. Dengan berubahnya topografi daerah sekelilingnya, gambut men!adi terkubur dibawah lapisan lanau %silt& dan pasir ang diendapkan oleh sungai dan rawa. Semakin dalam terkubur, semakin bertambah timbunan sedimen yang menghimpitnya sehingga tekanan pada lapisan gambut bertambah serta suhunya naik dengan !elas. Tahap ini merupakan tahap kedua dari proses pembentukan batuara atau yang disebut tahap metamorphic. Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan pada bakteri untuk aktif dan penguraian dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya 4:*, deoksienisasi dari ulmin sehingga kandungan hidrogen dan karbon bertambah. Tahap kedua dari pembentukan batubara ini adalah tahap pembentukan lignit, yaitu batubara rendah yang
mempunyai
rumus
47>9=.=:10.1.
dalam
keadaan
mengandung karbon ;8.0A, hidrogen 8.=A dan oksigen 1>.1A. /& Pembentukan atubara Subbitumen
kering
/*
Tahap
ketiga dari proses pembentukan batubara adalah
pembentukan batubara subbitumen. Pada tahap ini ter!adi perubahan batubara dari rank rendah men!adi rank pertengahan. andungan hidrogen tetap dan oksigen turun pada tahap ini. 0& Pembentukan atubara itumen Pada tahap ini kandungan hidrogen turun dengan menurunnya !umlah oksigen secara perlahan. Produk sampingan ini sama dengan tahap sebelumnya yaitu 490, 4:* dan 9*:. =& Pembentukan (ntrasit Tahap ini dinamakan tahap antrasitisasi. Dalam tahap ini oksigen hampir konstan sedangkan hidrogen turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap sebelumnya. (dapun dasar pengelompokan batubara
!enis
gambut,
lignit,
subbituminus,
dan
bituminous
ditun!ukkan oleh tabel 1. Tabel 1. Dasar Pengelompokan atubara +enis 5ambut, #ignit, Subbituminus, dan ituminus
5ambut #ignit Subbitume
&ar(#n <8A <8-71A 71-77A
"olatile matter C =/A =/-0> A 0>-0* A
%al#ri)i 8alue 081*.<; cal)gr =0>/.== cal)gr <>>;./8= cal)gr
#oisture C 7=A insitu /=A insitu *=-18A insitu
n itumen
77-;7A
0*-*> A
;<78.*== cal)gr
;A insitu
. $ank Batu(ara
//
1ank batubara adalah dera!at metamorphosis atau kemasakan geokimia yang telah dicapai oleh batubara selama pembentukannya. 1ank batubara pada dasarnya ditentukan oleh lingkungan dimana batubara itu terbentuk, sedangkan faktor suhu dan tekanan telah dipaksakan oleh suatu faktor waktu yang massif. (dapun faktor-faktor yang mempengaruhi rank batubara adalah sebagai berikut 1& 1ank regional dari batubara sebelum adanya intrusi atau terobosan, *& (kti'itas tektonik, /& entuk dan ukuran terobosan atau akti'itas tektonik, 3) eadaan alam dan besarnya batuan penutup (overburden)2 =& +arak batubara dari gangguan, <& Suhu yang dibangkitkan oleh batubara dari gangguan.
(dapun petun!uk utama terhadap rank adalah 1& at yang mudah menguap turun dengan naiknyarank2 *& ilai panas naik dengan naiknya rank , tetapi cenderung turun lagi pada antrasit karena adanya dehidrogenisasi batubara, /& arbon naik dengan naiknya rank2 0& ilai reflektans maksimal dari 'itrinit naik dengan naiknya rank*
/0
%vitrinit adalah maseral)3at organic dalam batubara terbanyak, umumnya berasal dari kayu dan merupakan konstituen utama dari batubara yang keras, terang dan lebih berkilau&. Sifat lainnya yang bergantung pada rank antara lain moisture, specific gravity, hardgrove grindability index %95$& dan lain sebagainya.
2. Analisis Batu(ara
(nalisis batubara dilakukan terhadap sampel yang diambil dari batubara yang !umlahnya banyak. 4ara pengambilan sampel dikenal dengan istilah sampling* (da dua cara implementasi pengambilan sampel yaitu cara manual dan cara on-line automatic sampling menggunakan sampler . Setelah sampel batubara yang mewakili keseluruhan batubara diambil, maka langkah selan!utnya adalah dilakukan preparasi sampel untuk memperkecil ukuran butir dan ukuran berat sampel. (dapun tu!uan lain dari dilakukannya preparasi sampel adalah untuk membuat sampel batubara yang tadinya bersifat heterogen men!adi bersifat homogen. (nalisis berbagai parameter batubara bahan bakar yang dilakukan terhadap sampel analitis dapat digolongkan men!adi analisis proksimat, analisis ultimat, dan analisis khusus untuk batubara bahan bakar, yaitu nilai panas, suhu leleh ash, susunan atau komposisi ash, hardgrove grindability index dan lain sebagainya. (dapun analisis proksimat yaitu penentuan kadar moisture, ash,
/=
volatile matter dan fixed carbon. Sedangkan analisis ultimat mencakup perhitungan unsur karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan sulfur didalam sampel batubara yang telah dihomogenisasikan. Dari data analisis yang diperoleh, seorang ahli batubara dapat meramalkan cara blending agar tercapai spesifikasi yang diinginkan oleh pembeli batubara. (da beberapa basis yang digunakan dalam menentukan kalori. (dapun basis-basis tersebut antara lain air dried basis/adb %basis kering udara&, as received/ar %dalam kondisi murni pada saat batubara didalam bumi&, dry basis)db %basis tanpa air&, daf/dry ash free %basis kering, bebas abu&. 2umusan untuk merubah basis yang satu ke basis yang lainnya ditun!ukkan oleh tabel *. Tabel *. ormula Pengubahan Suatu asis ke asis #ainnya adb ke ar
E
adb ke db
E
db ke daf
E
−TM B parameter yang akan diubah 100 −ℑ
100
100 100
−ℑ
B parameter yang akan diubah dalam adb
100
( )
100 – ash db
B parameter yang akan diubah dalam
db a. Analsisis Pr#ksiat
(da empat parameter yang diukur dalam perhitungan analisis proksimat. Parameter-parameter tersebut terdiri dari perhitungan total moisture, pengukuran ash content, perhitungan persentase volatile matter
/<
dan perhitungan persentase fixed carbon dalam sampel batubara yang telah dipreparasi terlebih dahulu.
19 Penentuan otal ,oisture
otal moisture %TM& yang disebut pula sebagai as received moisture %istilah yang digunakan oleh pen!ual batubara& atau as sampled moisture %istilah yang digunakan oleh pen!ual batubar& menun!ukkan suatu pengukuran semua air yang tidak terikat secara kimia, yaitu air yang teradsorpsi pada permukaan, air yang ada dalam kapiler %pori-pori& batubara, dan air yang terlarut dalam batubara. Penetuan TM ada dua cara, yaitu cara satu tahap dan cara dua tahap. Pada cara satu tahap, semua moisture dalam batubara langsung ditentukan, sedangkan pada cara dua tahap, pertama-tama ditentukan moisture yang hilang bila batubara dikeringkan di udara terbuka (free moisture)2 kemudian sampel yang kering udara ini diperkecil ukuran butirnya dan diambil sebagian untuk penentuan moisture yang tersisa dalam sampel kering udara %residual moisture)* otal moisture adalah pen!umlahan dari kedua moisture ini. a& Penentuan free moisture Penentuan free moisture ini ditentukan dengan cara memanaskan sampel didalam o'en 0884 selama < !am. (dapun
/7
persentase free moisture adalah selisih berat sampel sebelum dan setelah dipanaskan dibagi dengan berat sampel.
b&
Penentuan ,oisture Dalam Sampel yang Dianalisis Sampel yang dianalisis merupakan sampel batubara yang telah dipreparasi, dikering udarakan, dibagi-bagi dan digerus sampai ukurannya -8.* mm atau -*88 micronmeter. 4ara penentuan moisture dalam sampel yang dianalisis termasuk dalam analisis proksimat. Perbedaannya
dengan
penentuan moisture dalam sampel kering udara %residual moisture) terletak dalam ukuran fraksi sampel. Penentuan moisture dalam sampel kering udara memerlukan sampel batubara berukuran -/ mm. Sedangkan penentuan moisture dalam sampel yang dianalisis memerlukan sampel batubara berukuran -* mm. Dalam standar (STM, ukuran sampel untuk penentuan residual moisture adalah -*./< mm, -8.;= mm, dan -8.*= mm. (dapun untuk cara penentuan moisture dalam sampel yang dianalisis ada tiga, yaitu 4ara pertama untuk hard coal adalah cara gra'imetri. 1 gr sampel batubara halus %-*88 mm& dipanaskan pada suhu 18=84 ? 11884 dalam o'en yang dialiri gas nitrogen sebanyak 188
/;
ml)menit. Pemanasan ini dilakukan selama satu !am. ,oisture yang menguap akan ditampung dalam absorbans, misalnya magnesium
perklorat.
Pertambahan
berat
dari
absorbans
menyatakan berat total moisture* 4ara pertama ini dipakai untuk penentuan moisture dalam semua !enis batubara. 4ara kedua disebut cara volumetric langsung dengan menggunakan peralatan toluene ("ean and Stark ,ethod). Sebanyak 188 gr sampel batubara berukuran -8.* mm di destilasi secara a3eotrop. (ir yang terkumpul dari hasil destilasi dihitung terhadap berat sampel sampai kepekaan 8.8= mm. 4ara ketiga yaitu penentuan untuk brown coal dan lignit meliputi pemanasan 1 gr sampel batubara didalam o'en yang dialiri gas nitrogen sampai beratnya tetap. 9al yang harus diperhatikan adalah sebelum dilakukan penimbangan untuk menentukan berkurangnya
berat
sampel,
harus
dilakukan
pendinginan didalam desikator. (dapun pada laboratorium PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama menggunakan cara ketiga untuk mengukur kadar residual moisture dari sampel batubara.
/>
Pemakaian data moisture yang didapat dari sampel yang dianalisis ini adalah untuk menghitung hasil penentuan parameter lainnya dari basis adb ke basis lain. (dapun pemakaian data total moisture adalah untuk hal-hal sebagai berikut a& +andling Penanganan batubara diterminal ataupun dipelabuhan, secara umum dipengaruhi oleh kelebihan moisture yang bila digabungkan dengan batubara halus secara berlebihan serta lempung yang lengket akan menyebabkan kesulitan dalam penanganan batubara, misalnya penyumbatan dalam cute dan feeder* b& Penggerusan elebihan moisture !uga mempunyai pengaruh apabila batubara digunakan dalam bentuk bubuk, seperti yang ter!adi di pabrik semen dan P#T". Dalam daur penggerusan, batubara dikeringkan. elebihan moisture yang harus diuapkan akan memperkecil kapasitas ker!a penggerus yang pada gilirannya menyebabkan ketel uap harus diperiksa ulang. c& etel uap "ntuk menangani lignit, ketel uap harus di desain dengan menambahkan rangkaian pengeringan didepan penggerus. Sistem
08
demikian
akan
mengurangi
efisiensi
panas
dari
ketel.
agaimanapun !uga, ukuran pembakaran bergantung pada rank batubara.
"ntuk
membakar
batubara
subbitumen,
ruang
pembakaran harus lebih lebar dan tinggi. Sama halnya dengan lignit, semua ukuran harus bertambah Dengan bertambah besarnya 'olume ruang pembakaran, maka perpindahan panas dalam bagian radiaktif dari ketel !adi berkurang. d& lasifikasi Standar $S: mengklasifikasikan batubara rank rendah menggunakan parameter total moisture dan nilai panas untuk membagi-bagi batubara atas kelasnya. e& 6ksplorasi eberapa peneliti dalam eksplorasi batubara subbitumen dan lignit menentukan kandungan total moisture pada sampel inti bor dan
singkapan
penaksirannya
yang tidak
dikumpulkannya, menentu.
Selama
meskipun eksplorasi
tingkat dan
penambangan, kondisinya banyak yang berbeda. Misalnya suatu lapisan batubara dapat merupakan auifer yang akan didrainasekan bila dilakukan penambangan.
*& Penetuan andungan 4sh
01
Coal ash didefinisikan sebagai 3at anorganik yang tertinggal setelah sampel batubara dibakar dalam kondisi standar sampai diperoleh berat yang tetap. Selama pembakaran batubara, 3at mineral mengalami perubahan. :leh karena itu banyaknya ash umumnya lebih kecil dibandingkan dengan banyaknya 3at mineral yang semula ada didalam batubara. 9al ini disebabkan antara lain karena menguapnya air konstitusi %hidratasi& dari lempung, karbondioksida dari karbonat, teroksidasinya pirit men!adi besi oksida, serta ter!adinya fiksasi belerang oksida. Se!umlah perubahan kimia ter!adi apabila suatu sampel batubara dipanaskan. at yang pertama menguap pada suhu 18884 adalah moisture* arbon dioksida lepas dari karbonat dan besi sulfida teroksidasi men!adi besi oksida pada suhu sekitar =8884. :ksida-oksida sulfur tertambat pada suhu yang lebih tinggi dari ;8884. (gar perubahan ini dapat terkendali, penentuan ash dilakukan dengan cara pemanasan dua tahap, pertama sampel dipanaskan dalam o'en sampai suhu =8884 selama /8 menit kemudian suhu dinaikkan sampai mencapai ;1=84 dalam waktu <8 menit. Dalam standar $S: dibedakan antara cara penentuan ash dalam hard coal2 brown coal dan lignit. Prosedur untuk hard coal menyarankan menimbang 1 gr sampel batubara halus, menyebarkannya
0*
didalam cawan silica, porselen atau platina sampai kepadatan permukaan maksimal 8.1= g)cm*. emudian sampel dalam cawan dipanaskan sampai suhu =8884 selama /8 menit, dari suhu =8884 sampai ;1=84 selama /8-<8 menit, dan terakhir membiarkannya pada suhu ;1=84 selama <8 menit. "ntuk brown coal dan lignit, pemanasan dilakukan dengan cara menaikkan suhu sampai *=884 dam waktu /8 menit. , dari suhu *=884 sampai =8884 dalam waktu /8 menit, kemudian dari =8884 sampai ;1=84 selama <8 menit. Terakhir pada suhu ;1=84 selama <8 menit. (dapun
pemakaian
data
kandungan
ash
adalah
untuk
menentukan cara pencucian yang terbaik didalam batubara. Persentase tersebarnya ash didalam partikel batubara dan didalam batubara yang sudah digerus harus diketahui dengan pasti. Persentase kandungan ash !uga digunakan untuk menentukan ketelitian dari sampling . Parameter ash selalu dispesifikasikan didalam kontrak !ual beli batubara. andungan ash penting dalam batubara bahan bakar ataupun batubara kokas. 4sh berperan penting dalam pemilihan alat penggerus di P#T". Sedangkan untuk batubara kokas, semakin banyak ash dalam batubara setelah diproses menggunakan o'en kokas, akan semakin rendah manfaat produksi karbonnya, selain itu !uga akan menyebabkan semakin
banyaknya
batu
kapur
sebagai
peleleh
yang
harus
0/
ditambahkan kedalam tungku pi!ar untuk mengumpulkan ash dan mengurangi logam panas yang dihasilkannya. Dalam pembakaran, semakin tinggi kandungan ash batubara, maka semakin rendah panas yang diperoleh dari batubara tersebut. (dapun hubungan antara ash dan calorific value ditun!ukkan oleh gambar <.
Sumber: ,uchidin2 #engendalian ,utu di ambang *a(ar -. *ra)ik Hu(ungan antara %s& dengan alori!ic "alue
/& Penentuan 5olatile matter 5olatile matter adalah banyaknya 3at yang hilang pada saat batubara dipanaskan pada suhu >8884 dalam waktu tu!uh menit tepat. 5olatile yang menguap terdiri atas sebagian besar gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida dan methan. ,oisture berpengaruh pada hasil penentuan volatile matter sehingga sampel
00
yang dikeringkan dengan o'en akan memberikan hasil yang berbeda dengan sampel yang dikering udarakan. aktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil penentuan volatile matter sehingga sampel yang dikeringkan dengan o'en akan memberikan hasil penentuan volatile matter adalah suhu, waktu, kecepatan pemanasan, penyebaran butir dan ukuran partikel. Prosedur penentuan volatile matter pada hard coal menurut $S: 1=<*-1>;1 %6& adalah 1 gr sampel dimasukkan kedalam cawan silica dengan tutup yang rapat. 4awan diletakkan pada stand yang terbuat dari kawat nikel krom dan kemudian dimasukkan kedalam muffle furnace bersuhu >8884. Pelakukan tanpa udara ini dilakukan tu!uh menit tepat. Standar $S: memberikan prosedur tersebut hanya untuk hard coal* Sedangkan untuk batubara rank rendah digunakan cara dua tahap. Mula-mula sampel dipanaskan pada suhu 08884 selama tu!uh menit, kemudian pemanasan dilan!utkan lagi pada suhu >8884 selama tu!uh menit. Data volatile matter yang didapatkan dari hasil pembakaran digunakan
untuk menentukan rank batubara, klasifikasi
serta
proporsinya dalam blending . Selain itu, volatile matter !uga berfungsi untuk menaksir hasil dari kokas serta hasil sampingannya. 5olatile
0=
matter !uga berfungsi untuk pemilihan peralatan pembakaran dan kondisi efisiensi pembakaran. Dalam gasifikasi dan liuifikasi, volatile matter digunakan untuk memilih proses dan kondisi kedua proses tersebut. 0& Penentuan 6ixed carbon 6ixed carbon menyatakan banyaknya karbon yang terdapat dalam material sisa setelah volatile matter dihilangkan. 6ixed carbon ini mewakili sisa penguraian dari komponen organik batubara ditambah sedikit senyawa nitrogen, hidrogen, belerang dan mungkin oksigen yang terserap atau bersatu secara kimiawi. andungan fixed carbon digunakan sebagai indeB hasil kokas dari batubara pada waktu dikarbonisasikan. 6ixed carbon bisa !uga diartikan sebagai suatu ukuran material padat yang dapat dibakar didalam peralatan pembakaran batubara setelah fraksi 3at mudah menguap dihilangkan. (pabila ash atau 3at mineral telah dikoreksi, maka kandungan fixed carbon dapat dipakai sebagai indeks rank batubara dan parameter untuk mengklasifikasikan batubara. 6ixed carbon dapat ditentukan dengan menggunakan rumus analisis sebagai berikut 4 E 188A - A M - A FM - A ( Dimana M E moisture
0<
FM E volatile matter ( E 4sh Data yang dihasilkan dari pengukuran fixed carbon digunakan dalam mengklasifikasikan batubara, pembakaran, dan karbonisasi batubara. 6ixed carbon merupakan ukuran dari padatan yang dapat terbakar yang masih ada dalam peralatan pembakaran setelah 3at-3at yang mudah menguap yang ada dalam batubara keluar. ilai fixed carbon
digunakan !uga
untuk
perhitungan
efisiensi
peralatan
pembakaran dan !uga sebagai petun!uk yield )hasil yang diharapkan sewaktu batubara dibuat kokas. 6ixed carbon ditambah kandungan ash diperkiran menun!ukkan yield dari kokas yang diproduksi. 9asil perbandingan fixed carbon dengan volatile matter yang dikenal dengan sebutan fuel ratio telah digunakan sebagai pengukur rank batubara. (. Penentuan alori!ic "alue
Panas yang dihasilkan oleh batubara bila dibakar di udara merupakan besaran yang sangat penting dalam menganalisis batubara. 6nergi yang dibebaskan ini berasal dari adanya interaksi eksotermis senyawa hidrokarbon dengan oksigen. Material lainnya seperti moisture2 nitrogen, sulphur, dan 3at mineral !uga mengalami perubahan kimia, tetapi kebanyakan reaksinya endotermis dan akan mengurangi energi yang sebenarnya ada dalam batubara.
07
Dalam praktik pembakaran, moisture ini menyebabkan hilangnya panas yang digunakan untuk penguapan. Mineral !uga umumnya merupakan sumber hilangnya panas. 9al ini ter!adi karena untuk memecahkan
mineral
seperti
lempung
dan
karbonat-karbonat
diperlukan energi panas. +ika menggunakan Sistem Satuan $nternasional %S7 system)2 maka panas diberi istilah G specific energy8 dan istilah ini untuk batubara hanya digunakan oleh standar (ustralia (S 18/; part ' dan satuannya adalah ,egaoule per kilogram. $stilah Gcalorific value8 adalah mutlak %absolute& dengan satuan tu)lb atau calori)gram. Pada furnace2 pembakaran sifatnya terbuka. "ap air dan gas-gas pembentuk
asam
langsung
keluar
keudara
tanpa
mengalami
pengembunan. Di laboratorium, pembakaran dilakukan di ruang tertutup, yaitu di dalam bomb2 dan setelah pembakaran selesai kebanyakan produknya mengembun. 9al ini menghasilkan energi yang dibebaskan oleh batubara men!adi lebih tinggi karena ada tambahan latent heat yang keluar karena proses kondensasi. 6nergi yang diukur dengan cara ini disebut gross calorific value* Panas yang dibebaskan persatuan berat batubara dalam kondisi terbuka disebut net calorific value* esaran ini berbeda nyata dengan gross calorific value2 terutama
0;
dalam brown coal atau lignit yang mengandung moisture tinggi. 9ubungan satuan kalori diperlihatkan oleh tabel /.
Tabel /. 9ubungan antara Calory2 .oule, dan tu 4(#:2H
+:"#6
T"
1 cal
E
0.1;<; +oule
1 cal)g
E
0.1;<; +oule)g
1 cal
E
8.88/><; tu
1 cal)g
E
1.; tu)lb
1 +oule
E
8.*/;;= calories
1 !oule)g
E
8.*/;;= cal)g
1 !oule
E
8.888>07; tu
1 !oule)g
E
8.0*>> tu)lb
1 tu
E
18==.8< +oules
1 tu)lb
E
*./*< +oule)g
1 tu
E
*=1.>>< calories
1 tu)lb
E
8.===< cal)g
Penentuan calorific value adalah penentuan yang sangat penting dalam batubara bahan bakar, karena merupakan dasar dari spesifikasi didalam kontrak. ilai 4F sering digunakan dalam penaksiran sumber energi dan cadangan energi, dan dalam beberapa sistem klasifikasi
0>
batubara digunakan sebagai parameter untuk menggolongkan batubara bitumen berdasarkan rank . ilai 4F yang ditentukan adalah G gross8 yang didefinisikan sebagai panas yang dihasilkan dengan !alan membakar se!umlah tertentu batubara pada 'olume konstan didalam bomb calorimeter dengan oksigen dibawah kondisi yang telah ditentukan, sehingga hasil pembakaran pada akhir penentuan ada dalam bentuk ash, air yang telah mengembun, gas karbondioksida, sulfur dioksida dan nitrogen. ilai 4F efektif yaitu 4F lebih rendah daripada 54F. 4F dihitung dari 54F dengan dikoreksi oleh hidrogen dan oksigen. 4F didefinisikan sebagai panas yang dihasilkan dengan !alan membakar se!umlah batubara pada tekanan constant dibawah kondisi tertentu, sehingga air dalam produk tetap berupa uap air.
%. Pr#ses Pelaksanaan &egiatan'Pr#duksi 1. Preparasi Sapel Untuk Analisis &andungan Batu(ara
Preparasi sampel adalah perlakuan terhadap sampel yang telah diambil sebelum dianalisis. Sampel ini harus diperlakukan sedemikian rupa agar hasil analisis yang didapatkan nantinya akurat. (dapun tahap-tahap yang dilakukan dalam preparasi sampel tergantung pada kondisi sampel batubara yang telah diambil. (pabila kondisi sampel batubara tersebut lembab)basah,
=8
maka tindakan pertama yang harus dilakukan dalam preparasi sampel adalah pembentangan sampel di atas lantai) floor selama 1 B *0 !am. Selisih atau kehilangan berat sampel sebelum dan setelah dikering udarakan ini disebut air dry loss %kehilangan berat sampel setelah dikering udarakan& yang biasanya disebut !uga sebagai adl-1. Tetapi apabila sampel dalam keadaan kering, maka sampel tersebut dapat direduksi ukurannya menggunakan aw crusher* (lat ini nantinya dapat mereduksi ukuran sampel dari berukuran bongkah %boulder) men!adi berukuran kecil sama dengan 0.7= mm atau bisa !uga men!adi berukuran *./< mm. .aw crusher yang digunakan dalam preparasi sampel batubara di PT. 2(S" ditun!ukkan oleh gambar 7.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar 0. 'a rus&er Untuk Pereukan Sapel Batuan
=1
(pabila sampel ini sudah berukuran 0.7= mm) *./< mm, maka tindakan
selan!utnya
adalah
mengurangi
berat
sampel
analisis
mennggunakan alat rotary sample divider (1S"). (lat ini akan membagi sampel men!adi ; bagian sama banyak. Dalam hal ini minimum !umlah sampel yang harus diambil untuk dianalisis adalah 1); bagian, sedangkan 7); bagian lainnya dibuang atau disimpan untuk di!adikan file apabila suatu waktu dibutuhkan pengu!ian ulang atau untuk keperluan lain. 1otary sample divider (1S") yang digunakan di laboratorium aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama ditun!ukkan oleh gambar ;.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar :. $otar Sample Divider ($SD ) Untuk Pe(agian Sapel
=*
agian sampel yang akan dianalisis tersebut selan!utnya dimasukkan kedalam
loyang
dan
ditimbang.
Selan!utnya
sampel
dipanaskan
menggunakan o'en dengan suhu 0884 selama ±< !am. Setelah pengeringan tersebut selan!utnya timbang lagi sampel tersebut. Tentunya akan ter!adi perubahan berat sampel. Dalam hal ini, kehilangan air akibat pemanasan menggunakan o'en 0884 selama < !am ini disebut sebagai air dry loss ? * atau disingkat adl-*. :'en yang dipakai untuk pemanasan 0884 ditun!ukkan oleh gambar >.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&'
*a(ar ;. Oven Untuk Peanasan +< <%
=/
egiatan preparasi sampel selan!utnya adalah dengan menghaluskan sampel yang akan dianalisis dengan menggunakan raymond mill* (lat ini nantinya akan men!adikan sampel batubara men!edi bubuk halus yang berukuran *=8 micronmeter*
(dapun raymond mill yang dipakai di laboratorium PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama ditun!ukkan oleh gambar 18.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar 1<. $amond #ill
Sampel yang telah halus selan!utnya diayak lagi menggunakan ayakan *=8 micronmeter untuk memastikan bahwa raymond mill benar- benar
=0
mereduksi ukuran sampel men!adi *=8 micronmeter* Sebenarnya apabila sampel yang digunakan berukuran */< micronmeter akan memberikan hasil analisis yang sama dengan sampel berukuran *=8 micronmeter* Setelah diayak, sampel ini dikurangi lagi berat dan !umlahnya dengan cara dimasukkan kedalam loyang yang berukuran /= cm B /= cm, kemudian sampel tersebut dibagi lagi men!adi petak-petak kecil. Masing-masing petak tersebut diambil satu sendok sampel. Pengambilan sampel yang telah dibagi didalam loyang ditun!ukkan oleh gambar 11.
Sumber: "okumentasi #enulis $%&' *a(ar 11. Penga(ilan Sapel Dala L#3ang
Setelah masing-masing petak tersebut diambil satu sendok sampel dan dimasukkan kedalam kotak untuk dianalisis, maka sisanya ini disimpan kedalam plastik lain untuk di!adikan file apabila suatu waktu dibutuhkan
==
untuk pengu!ian ulang ataupun untuk keperluan lain. egiatan tersebut merupakan langkah terakhir dalam preparasi sampel batubara yang akan dianalisis.
2. Analisis Batu(ara a. Penentuan Total #oisture 19 Penentuan 6ree ,oisture
(dapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung free moisture (air dried loss) adalah Batu(ara kering *one stage o! air dring+ a9 Timbang sampel yang sudah diambil dari stockpile (9 2eduksi
ukuran
sampel
men!adi
*./<
atau
0.7=
mm
menggunakan aw crusher 9 agi sampel menggunakan rotary sample divider %ambil 1);
bagian& d9 Masukkan sampel kedalam loyang yang telah diketahui
massanya kemudian timbang berat sampel I loyang e9 Panaskan menggunakan o'en 0884 selama < !am )9 Timbang berat sampel setelah dipanaskan
=<
g9 Selisih berat sampel sebelum dipanaskan dengan setelah
dipanaskan merupakan adl h9 4"! E %kehilangan berat setelah dikering udarakan)berat gross
sample) x 188A
Batu(ara (asah *to stages o! dring+ a9 (pabila batubara tersebut dalam keadaan basah, maka tindakan
selan!utnya adalah men!emur sampel dilantai selama 1 B *0 !am, (9 Timbang berat sampel yang telah dikering udarakan, 9 %Selisih berat sampel sebelum dan sesudah dikeringkan dibagi
dengan gross sample& B 188A merupakan adl-1, d9 #an!ut kepada tahap pencarian adl pada batubara kering. (dl
tersebut disebut adl-* pada batubara basah, e9 4"! total9 adl& ;adl$ x ( 188-adl&)/ 188J
29 Penentuan 2esidual ,oisture
a& 9aluskan sampel menggunakan raymond mill b& (yak sampel menggunakan ayakan *=8micronmeter
=7
c& Timbang 1 gram sampel menggunakan cawan yang terbuat dari besi d& Panaskan sampel menggunakan o'en 11884 selama 1 !am. e& Dinginkan didalam desikator selam /8 menit )9 9itung selisih berat sampel sebelum dan sesudah dipanaskan g9 #akukan perintah d, e, dan f sampai didapatkan berat sampel
konstan h9 (pabila berat sampel sudah konstan, selisih antara berat sampel
sebelum dan setelah dipanaskan tersebut merupakan residual moisture* Total #oisture = > adl t#tal ? $esidual moisture @1<< adl t#tal9'1<<
(. Penentuan %s& ontent
1. Timbang 1 gram sampel menggunakan cawan silika *. Panaskan selama 0 !am menggunakan o'en sampai mencapai suhu ;1=84 /. Dinginkan menggunakan desikator selama K !am 0. Timbang sampel menggunakan neraca ohaus =. 4sh content E %berat sampel setelah dipanaskan - berat cawan kosong& ) berat gross sampel B 188 A . Penentuan Nilai "olatile #atter
=;
1. Timbang 1 gram sampel menggunakan cawan silika *. Masukkan kedalam o'en yang telah dipanaskan selama 7 menit tepat /. Dinginkan menggunakan desikator selama /8 menit 0. Timbang sampel =. FME L188 %m* ? m/&)%berat sampel&J - Mad
d. Penentuan Nilai ,i-ed arbon
"ntuk perhitungan nilai fiBed carbon tidak perlu diadakan pengu!ian khusus, cukup dengan memakai rumus berikut 4 E 188A - A M - A FM - A (
Dimana M FM
E moisture E volatile matter
( E 4sh
e. Penentuan Nilai alori!ic "alue 19 Timbang 1 gram sampel menggunakan cawan besi coklat kehitaman 29 (mbil benang u!i kalori kemudian ikatkan pada kawat yang terdapat
pada bomb meter. Selain itu bomb washing diisi air auades sampai dasarnya tertutup
=>
$9 #etakkan sampel yang akan diu!i tepat di bawah benang dengan
catatan benang harus menyentuh sampel +9 Masukkan bomb meter kedalam bomb washing dan harus diputar
sekuat-kuatnya ,9 Supply :* kedalam bomb washing dan tunggu sampai berbunyi -9 (uades disterilisasi sampai suhu *7./84
7& Masukkan auades kedalam ember loyang ;& Masukkan ember loyang kedalam calorimeter , letakkan bomb washing didalamnya,
tunggu
sampai
monitor
calorimeter
menun!ukkan bucket E*= dan acket E/8 >& lik tombol start kemudian ketikkan nama 7" sampel, !umlah bomb sampel dan berat sampel 18& alau sudah terdengar bunyi tut pada calorimeter hal ini menandakan bahwa batubara telah terbakar, selan!utnya tunggu analisah hasil kalori batubara oleh calorimeter 11& "ntuk
pengu!ian
selan!utnya
menggunakan auades
$. &ualitas Batu(ara Pada Stockpile
bersihkan
semua
peralatan
<8
ualitas batubara merupakan karakteristik menyeluruh dari batubara yang menun!ukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. (dapun sebelum melakukan kontrak !ual beli batubara, spesifikasi umum yang diperhitungkan untuk menentukan nilai !ual dari batu bara tersebut adalah nilai panas atau disebut !uga dengan calorific value , !umlah keseluruhan air yang terdapat pada batubara %baik inherent moisture ataupun adherent moisture& 2 ash content2 total sulphur2 dan volatile matter %3at yang mudah menguap&. a& aktor-faktor yang Mempengaruhi ualitas atubara %1& Pada saat penumpukan batubara di stockpile, ter!adi pencampuran %blending) untuk mencapai kadar tertentu yang disyaratkan %*& Pada saat pengambilan batubara, baik pada saat penambangan, pemuatan,
pengangkutan
ataupun
penumpahan,
besar
kemungkinan untuk batubara tercampur dengan impurity atau material pengotor yang bukan batubara. %/& #amanya waktu penumpukan batubara, hal ini bergantung pada permintaan konsumen, seringkali ter!adi penumpukan dalam waktu yang lama untuk batubara dengan kualitas rendah karena kurangnya permintaan. 9al ini akan menyebabkan semakin rendahnya
kualitas
dari
batubara.
Semakin
lama
waktu
<1
penumpukan batubara maka semakin rendah kualitas dari batubara tersebut karena terkontaminasi oleh 3at-3at pengotor. @aktu maksimal penumpukan batubara yang dian!urkan adalah satu bulan. b& "paya Penanganan Penyimpangan ualitas atubara %1& Melakukan sampling pada channel pit dan stockpile dengan baik dan benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. %*& Melakukan teknik ripping %penyobekan& yang benar agar didapatkan ukuran batubara yang seragam %/& Meminimalisir masuknya kontaminan pada saat penambangan, pengangkutan, dan penumpahan batubara %0& Men!aga kualitas batubara kualitas tinggi yang dihasilkan dari proses handling %penanganan& dengan cara penyiraman secara rutin %=& Melakukan proses blending untuk meningkatkan kualitas dan nilai !ual batubara rank rendah.
D. Pe(ahasan'Analisis 1. Analisis Batu(ara a. Penentuan Total #oisture 19 Penentuan free moisture/ air dried loss
<*
Tabel 0. 9asil (nalisis andungan 4ir "ried !oss Pada Sampel atubara $D sampel
erat #oyang
erat #oyang I
erat sampel
erat loyang I
tanggal 1/);)1=
%kg&
sampel %kg&
%kg&
sampel setelah
A adl
dipanaskan %kg&
0*1 2(S" ( 0*/ 2(S"
8.=>1 8.=>1 8.=>1 8.=>/
8.>>= 8.>=0 8.>0= 1.800
8.080 8.08/ 8./=0 8.0=1
8.>== 8.>/= 8.>1/ 1.818
>.>8 A 0.71 A >.80 A 7.=0 A
A (D# A E L%b. lygIsampel&?%b. lygIsampel stlh dpnaskan)berat sampelB 188 A adl0*1
E %8.>>= ? 8.>==&)8.080 B 188A E >.>8 A
Aadl2(S" (
E %8.>=0 ? 8.>/=&)8.08/ B 188A E 0.71 A
A adl 0*/
E %8.>0= ? 8.>1/&)8./=0 B 188A E >.80 A
A adl 2(S"
E %1.800 ? 1.818&)8.0=1 B 188A E 7.=0 A
*& Penentuan 1esidual ,oisture Tabel =. 9asil (nalisis andungan 1esidual ,oisture Pada Sampel atubara Tanggal
$D sampel
rt cwn ksg
rt cwnI
erat sampel
.smpel stlh
%gram&
sampel %gram&
%gram&
dipanaskan
2.M
%gram&
1/);)*81= 1*);)*81=
0*1 2(S"
11.=1;= 18.0<>>
1*.=1>0 11.0780
1.888> 1.888<
1*.0/1< 11./<>=
;.77 A 18.8; A
1*);)*81= 1/);)*81=
( 0*/ 2(S"
;.;01< 18.=>7*
>.;01< 11.=>7=
1.888 1.888/
>.7<0; 11.0>;7
7.<; A >.;; A
A 2M E L%berat cawanIsampel&-berat sampel stlh dipanaskanJ)berat sampelB188A
A 2M0*1
E %1*.=1>0 ? 1*.0/1<&)1.888> B 188A E ;.77 A
A2M2(S" (
E %11.0780 ? 11./<>=&)1.888< B 188 A E 18.8; A
A 2M 0*/
E %>.;01< ? >.7<0;&)1.888 B 188 A E 7.<; A
A 2M 2(S"
E %11.=>7= ? 11.0>;7&)1.888/ B 188 A E >.;; A
T#tal 5#isture = > adl t#tal ? $esidual moisture @1<< adl t#tal9'1<<
A TM0*1
E >.>8 A I ;.77 A %188 A- >.>8A&)188A E ;.88 A
A TM2(S" (
E 0.71 A I 18.8; A %188A-0.71A&)188A E >.<= A
A TM 0*/
E >.80 A I 7.<; A %188A - >.80A&)188A E 7.8; A
A TM 2(S" E 7.=0 A I >.;; A %188A - 7.=0A&)188A E >.*1 A (. Penentuan %s& ontent
Tabel <. 9asil (nalisis kandungan ash content pada sampel batubara Tanggal
$D sampel
rt cwn ksg
rt cwnI
erat sampel
.smpel stlh
4sh 4ontent
<0
%gram&
sampel
%gram&
%gram&
1/);)*81 = 1*);)*81 = 1*);)*81 = 1/);)*81
0*1
2(S" (
0*/
2(S"
dipanaskan %gram&
1;.8/7*
1>.8/7
1.8887
1;.1=>7
1*.*0 A
17.8117
> 1;.81*
1.888=
17.10/=
1/.17 A
17.<0=>
* 1;.<0<
1.888<
17.>1<8
*<.>> A
1=.>1
= 1<.><0
1.8818
1<.10*;
17.>= A
=
1
%s& ontent =@(.sapel stlh dpnskn (erat n ksg9'(rt sapelC1<<>
A 4sh Content 0*1 A 4sh Content 2(S" ( A 4sh Content 0*/ A 4sh Content 2(S"
E %1;.1=>7 ? 1;.8/7*&)1.8887 B 188A E 1*.*0 A E %17.10/= ? 17.8117 &)1.888= B 188A E 1/.17 A E %17.>1<8 ? 17.<0=>&)1.888< B 188A E *<.>> A E %1<.10*; ? 1=.>1&)1.8818 B 188A E 17.>= A
. Perhitungan "olatile #atter
(dapun data dari pengu!ian volatile matter sampel tersebut adalah Tabel 7. 9asil (nalisis kandungan volatile matter pada sampel batubara Tanggal
$D sampel
erat cawan
b.cawanI
erat
b.cwnI
volatile
kosong
sampel
sampel
sampel
matter %A&
%gram&
%gram&
%gram&
%gram& stlh dpnskn
<=
1/);)*81
0*1
10.*180
1=.*18>
1.888=
10.7*0/
/>.0> A
= 1*);)*81
2(S"
10.*18=
1=.*18>
1.8880
10.71==
08./7 A
= 1*);)*81
( 0*/
10.*180
1=.*18;
1.8880
10.7118
08.;1 A
= 1/);)*81
2(S"
10.*180
1=.*118
1.888<
10.710<
08.0< A
= Diketahui Mad E >.1= "olatile #atter =1<< @2 $9'@(erat sapel9 5 ad
Dimana m* m/ Mad
adalah berat cawan I tutup I sampel sebelum dipanaskan adalah berat cawan I tutup I sampel setelah dipanaskan adalah A inherent moisture
A 5olatile ,atter 0*1
E L188 B %1=.*18> - 10.7*0/&)1.888=J- >.1= E />.0> A
A 5olatile ,atter 2(S" (
E L 188 B %1=.*18> - 10.71==&)1.8880J ? >.1= E 08./7 A
A 5olatile ,atter 0*/
E L 188 B %1=.*18; - 10.7118&)1.8880J ? >.1= E 08.;1 A
A 5olatile ,atter 2(S"
E L 188 B %1=.*118 - 10.710<&)1.888< J ? >.1= E 08.0< A
d. Perhitungan ,i-ed arbon
<<
"ntuk perhitungan kandungan fiBed carbon dalam batubara tidak perlu melakukan suatu pengu!ian khusus, tetapi cukup dengan menggunakan rumus berikut 4 E 188A - A M - A ( - A FM
A 6ixed Carbon0*1
E 188 A - ;.88 A - 1*.*0 A - />.0> A E 08.*7 A
A 6ixed Carbon2(S" ( E 188 A - >.<= A - 1/.17 A - 08./7 A E /<.;1 A A 6ixed Carbon0*/
E 188 A - 7.8; A - *<.>> - 08.;1 A E *=.1* A
A 6ixed Carbon2(S" E 188A - >.*1 A - 17.>= A - 08.0< A E /*./; A
2. Hasil Uji &al#ri Batu(ara
"ntuk u!i kalori batubara dilakukan menggunakan alat calorimeter dengan merek parr* erikut dilaporkan hasil pengu!ian kalori pada sampel batubara Tabel ;. 9asil (nalisis kandungan kalori menggunakan calorimeter Tanggal $D sampel 54F %adb& 1/);)*81= 0*1 <108 cal)gr 1*);)*81= 2(S" ( <8;/ cal)gr 1*);)*81= 0*/ 0;>8 cal)gr 1/);)*81= 2(S" =7;= cal)gr
<7
BAB III PENUTUP
A. &esipulan
Dari hasil Praktik #apangan $ndustri di PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut 1. Proses penambangan di PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama menggunakan metode tambang terbuka.
<;
*. ualitas batubara dipengaruhi oleh total moisture2 ash content2 volatile matter2 fixed carbon dan kalori. /. (dapun spesifikasi kualitas batubara pada PT. 2(S" adalah otal ,oisture %7-1*A&, 4sh Content %1*-/8A&, 5olatile ,atter %08A&, 6ixed Carbon %*=-08A& 0. Semakin tinggi kandungan total moisture2 ash content2 volatile matter maka kalori batubara akan semakin rendah =. Semakin tinggi fixed carbon maka nilai kalori batubara semakin tinggi. B. SaranSaran
Setelah melakukan Praktik #apangan $ndustri di PT. aratama 2e3eki (nugerah Sentosa "tama, penulis menyarankan 1. Dalam melakukan analisis laboratorium sebaiknya diusahakan agar sampel yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa agar hasil u!i analisis sampel dapat mewakili populasi sampel di lapangan. <7 *. "ntuk men!aga agar kualitas batubara yang di- sampling di stockpile sama dengan kualitas batubara yang di-sampling di channel pit
sebaiknya
diberikan arahan dan pelatihan terhadap operator alat gali muat. /. Sebaiknya dibuat suatu palang untuk membedakan tumpukan batubara yang berasal dari front yang berbeda demi men!aga kualitas batubara di stockpile.
<>
DATA! PUSTA&A
Much!idin. *818. #engendalian ,utu "alam 7ndustri atubara* andung andung Press 4entre. @indarsih, (ni. *810. ,anagement Stockpile* Muaro ungo "igital #ress* www. google.com Pengantar Pemanfaatan atubara. Diakses tanggal *8 (gustus *81= www. google.com (nalisis atuara ahan akar. Diakses tanggal *8 (gustus *81= www. google.com Pengendalian Mutu di stockpile. Diakses tanggal *8 (gustus *81=