1.2.1. 1.2.1. Umur Umur denga dengan n Kinerj Kinerja a Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Umur dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja OR P Total (95% CI) value Umur Kurang Baik Baik n % n % n % 4.844 0.001 < 30 tahun 45 55.6% 36 44.4% 81 100% (1.985 – 11.822) ≥ 30 tahun 8 20.5% 31 79.5% 39 100% Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100% Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.4 dapat dapat dijela dijelaska skan n bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang berumur < 30 tahun, sebagian besar besar mempunyai kinerja kinerja kurang baik (55.6%). Sedangkan dari perawat yang berumur ≥ 30 tahun, sebagian besar dengan kinerja baik (79.5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 serta 0,002 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4.844 (95% CI = 1.985 1.985 – 11.822). 11.822). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipote hipotesis sis penelit penelitian ian diterim diterima, a, yang yang artiny artinya a ada ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antara antara umur umur denga dengan n kinerj kinerja a peraw perawat at di Instala Instalasi si Rawat Rawat Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio(OR) Ratio(OR) sebesar 4.844 menunjukkan bahwa perawat yang berumur ≥ 30 tahun mempunyai peluang berkinerja baik 4.844 kali lebih besar dibandingkan perawat yang berumur < 30 tahun. 1.2.2. Jenis Jenis Kelamin Kelamin dengan dengan Kinerj Kinerja a Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Jenis Kelamin dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Kinerja OR Total (95% CI) Kurang Baik Baik n % n % n % 2.730 32 57.1% 24 42.9% 56 100% (1.298 – 5.741) 21 32.8% 43 67.2% 64 100% 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
1
P value
0.013
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.5 dapat dapat dijela dijelaska skan n bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang berjenis berjenis kelamin kelamin laki-laki, laki-laki, sebagian sebagian besar besar mempunya mempunyaii kinerja kinerja kurang kurang baik (57. (57.1% 1%). ). Seda Sedang ngka kan n dari dari pera perawa watt yang yang berj berjen enis is kela kelami min n pere peremp mpua uan, n, sebagian besar dengan kinerja baik (67.2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,013 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.730 2.730 (95% CI = 1.298– 1.298– 5.741). Dengan nilai nilai p p < ( α α = 0,05), maka hipote hipotesis sis penelit penelitian ian diterim diterima, a, yang yang artiny artinya a ada ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antara antara jenis kelamin dengan kinerja perawat perawat di Instalasi Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.730 menunjukkan bahwa perawat perempuan mempunyai peluang berkinerja baik 2.730 kali lebih besar dibandingkan perawat laki-laki. 1.2.3. Tingkat Tingkat Pendidik Pendidikan an dengan dengan Kinerj Kinerja a Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Tk. Pendidikan dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Rendah Tinggi Total
Kinerja OR P Total (95% CI) value Kurang Baik Baik n % n % n % 3.069 0.007 26 61.9% 16 38.1% 42 100% (1.410 - 6.683) 27 34.6% 51 65.4% 78 100% 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa dari perawat dengan tingkat tingkat pendidika pendidikan n keperawat keperawatan an yang rendah, rendah, sebagian sebagian besar besar mempuny mempunyai ai kine kinerj rja a kura kurang ng baik baik (61. (61.9% 9%). ). Seda Sedang ngka kan n dari dari pera perawa watt deng dengan an ting tingka katt pendid pendidika ikan n keper keperawa awatan tan yang yang tinggi tinggi,, sebag sebagian ian besar besar denga dengan n kinerj kinerja a baik baik (65.4%). 2
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,007 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3.069 (95% CI = 1.410 1.410 – 6.683). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipote hipotesis sis penelit penelitian ian diterim diterima, a, yang yang artiny artinya a ada ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antara antara tingka tingkatt pendid pendidika ikan n dengan dengan kinerja kinerja perawa perawatt di Instala Instalasi si Rawat Rawat Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zale Zalech cha a Marta Martapu pura ra.. Nila Nilaii Odds Odds Ratio Ratio (OR) (OR) sebesa sebesarr 3.069 3.069 menunjukkan bahwa perawat dengan tingkat pendidikan tinggi (D.III dan D. IV Kepera Keperawat watan) an) mempu mempunya nyaii pelua peluang ng berkin berkinerja erja baik baik 3.069 3.069 kali kali lebih lebih besar besar dibandingkan perawat dengan tingkat pendidikan rendah (SPK). 1.2.4. Golongan Golongan Kepega Kepegawaian waian denga dengan n Kinerja Kinerja Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Gol.Kepegawaian dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja Golongan Kurang Baik Baik Kepegawaian n % n % Golongan II 38 52.1% 35 47.9% Golongan III 15 31.9% 32 68.1% Total 53 44.2% 67 55.8%
Total n 73 47 120
% 100% 100% 100%
P value
0.058
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa dari perawat dengan golo golong ngan an II, II, seba sebagia gian n besa besarr memp mempun unya yaii kine kinerj rja a kura kurang ng baik baik (52, (52,1% 1%). ). Sedangkan dari perawat dengan golongan III, sebagian besar dengan kinerja baik (68.1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p nilai p = 0,058 0,058.. Dengan nilai p nilai p > ( α α = 0,05), maka maka hipote hipotesis sis peneli penelitia tian n tidak tidak diteri diterima, ma, yang yang artiny artinya a adalah adalah tidak tidak ada hubung hubungan an yang yang berma bermakna kna antar antara a golon golongan gan kepega kepegawai waian an dengan dengan kinerj kinerja a perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. 1.2.5. Masa Kerja denga dengan n Kinerja Kinerja Perawa Perawatt 3
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Masa Kerja < 5 tahun ≥ 5 tahun Total
Kinerja Kurang Baik Baik n % n % 36 52.2% 33 47.8% 17 33.3% 34 66.7% 53 53.0% 68 67.0%
Total n 69 51 120
% 100% 100% 100%
P value
0.062
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa dari perawat dengan masa masa kerja kerja < 5 tahu tahun, n, seba sebagi gian an besa besarr berk berkin iner erja ja kura kurang ng baik baik (52, (52,2% 2%). ). Sedang Sedangkan kan dari perawa perawatt dengan dengan masa masa kerja kerja ≥ 5 tahun, tahun, sebag sebagian ian besar besar berkinerja baik (66.7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p nilai p = 0,062. 0,062. Dengan nilai p nilai p > ( α α = 0,05), maka maka hipote hipotesis sis peneli penelitia tian n tidak tidak diteri diterima, ma, yang yang artiny artinya a adalah adalah tidak tidak ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antar antara a masa masa kerja kerja denga dengan n kinerj kinerja a perawa perawatt di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura.
1.2.6. Kepuasan Kepuasan Psikolo Psikologi gi dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Psikologi dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Ratu Zalecha Zalecha Martapura Tahun 2008 Kepuasan Psikologi Kurang Puas Puas
Kinerja Kurang Baik n 32 21
% 57.1% 32.8%
Total
Baik n 24 43
% 42.9% 67.2% 4
n 56 64
OR (95%CI)
% 2.730 100% (1.298 – 5.741) 100%
P value
0.013
Total
53
44.2%
67
55.8% 120 100%
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.9 dapat dapat dijela dijelaska skan n bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang menya menyatak takan an kurang kurang puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an yang yang berhub berhubun ungan gan dengan kejiwaan (minat, ketenteraman, sikap, bakat, dan keterampilan), yang berkinerja berkinerja kurang kurang baik (57.1%). Sedangkan Sedangkan dari perawat perawat yang menyatakan menyatakan puas, sebagian besar berkinerja baik (67.2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,013 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.730 (95% CI = 1.298 1.298 – 5.741). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipote hipotesis sis penelit penelitian ian diterim diterima, a, yang yang artiny artinya a ada ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antara antara kepuasan kepuasan psikologi psikologi dengan dengan kinerja kinerja perawat perawat di Instalasi Instalasi Rawat Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zale Zalech cha a Marta Martapu pura ra.. Nila Nilaii Odds Odds Ratio Ratio (OR) (OR) sebesa sebesarr 2.730 2.730 menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwa a pera perawa watt yang yang mera merasa sa puas puas memp mempun unya yaii pelua peluang ng berkinerja baik 2.730 kali lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas.
1.2.7. Kepuasan Kepuasan Sosial Sosial dengan dengan Kinerj Kinerja a Perawat Perawat Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Sosial dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja OR Total (95%CI) Kurang Baik Baik n % n % n % 2.444 Kurang Puas 33 55.0% 27 45.0% 60 100% (1.167 – 5.121) Puas 20 33.3% 40 66.7% 60 100% Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100% Kepuasan Sosial
5
P value
0.027
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.10 5.10 dapat dapat dijela dijelask skan an bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan kepuasan yang berhubung berhubungan an dengan dengan interaksi sosial, sebagian besar berkinerja kurang baik (55%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar berkinerja baik (66.7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,027 serta nilai Odds Ratio (OR) α = 0,05), maka sebesar 2.444 (95% CI = 1.167 1.167 – 5.121). Dengan nilai p nilai p < ( α
hipote hipotesis sis penelit penelitian ian diterim diterima, a, yang yang artiny artinya a ada ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na (signifikan) signifikan) antara kepuasan sosial dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.444 menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwa a pera perawa watt yang yang mera merasa sa puas puas memp mempun unya yaii pelua peluang ng berkin berkinerja erja baik baik 2.444 2.444 kali kali lebih lebih besar besar diband dibanding ingka kan n perawa perawatt yang yang meras merasa a kurang puas .
1.2.8. Kepuasan Kepuasan Fisik dengan dengan Kinerja Kinerja Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Fisik dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja Kurang Baik Baik n % n % Kurang Puas 51 49.0% 53 51.0% Puas 2 12.5% 60 87.5% Total 53 53.0% 67 67.0% Kepuasan Fisik
6
Total n 104 16 120
OR (95% CI) 6.736
% 100% (1.458 – 31.128) 100% 100%
P value
0.014
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.11 5.11 dapat dapat dijela dijelask skan an bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan kepuasan yang berhubung berhubungan an dengan dengan kond kondis isii fis fisik ling lingku kung ngan an kerj kerja, a, yang yang berk berkin iner erja ja kura kurang ng baik baik (49. (49.0% 0%). ). Sedang Sedangkan kan perawa perawatt yang yang meras merasa a puas, puas, sebag sebagian ian besar besar berkin berkinerj erja a baik baik (87.5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,014 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 6.736 (95% CI = 1.458 1.458 – 31.128). 31.128). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipo hipote tesi sis s pene penelit litia ian n dite diteri rima ma,, yang yang arti artiny nya a adal adalah ah ada ada hubu hubung ngan an yang yang bermakna bermakna antara kepuasan fisik dengan dengan kinerja kinerja perawat perawat di Instalasi Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 6.736 menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwa a pera perawa watt yang yang mera merasa sa puas puas memp mempun unya yaii pelua peluang ng berkin berkinerja erja baik baik 6.736 6.736 kali kali lebih lebih besar besar diband dibanding ingkan kan perawa perawatt yang yang kurang kurang puas.
1.2.9. Kepuasan Kepuasan Finans Finansial ial dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Finansial dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja Total Kurang Baik Baik n % n % n % Kurang Puas 34 58.6% 24 41.4% 58 100% Puas 19 30.6% 43 69.4% 62 100% Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100% Kepuasan Finansial
7
OR (95% CI) 3.206 (1.512 – 6.797)
P value
0.004
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.12 5.12 dapat dapat dijela dijelask skan an bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan kepuasan yang berhubung berhubungan an dengan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, sebagaian besar berkinerja kurang baik (58.6%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar berkinerja baik (69.4%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3.026 (95% CI = 1.512 1.512 – 6.797). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipo hipote tesi sis s pene penelit litia ian n dite diteri rima ma,, yang yang arti artiny nya a adal adalah ah ada ada hubu hubung ngan an yang yang bermak bermakna na antara antara kepua kepuasan san finans finansial ial denga dengan n kinerja kinerja peraw perawat at di Instal Instalasi asi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar sebesar 3.026 menunjukkan bahwa perawat yang merasa puas mempunyai peluang berkinerja baik 3.026 kali lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas.
1.2.10. 1.2.10. Kepuasan Kepuasan Kerja Kerja Secara Secara Umum Umum dengan dengan Kinerja Kinerja Perawa Perawatt Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Kerja Secara Umum dengan Kinerja Perawat, Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Zalecha Martapura Tahun 2008 Kinerja Total Kepuasan Kurang Baik Baik n % n % n % Kurang Puas 36 62.1% 22 37.9% 58 100% Puas 17 27.4% 45 72.6% 62 100% Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
8
OR (95% CI) 4.332 (2.006 – 9.354)
P value
0.000
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel 5.13 5.13 dapat dapat dijela dijelask skan an bahwa bahwa dari dari perawa perawatt yang yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan kepuasan yang berhubung berhubungan an dengan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, sebagaian besar berkinerja kurang baik (62.1%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar berkinerja baik (72.6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 serta nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4.332 (95% CI = 2.006 2.006 – 9.354). Dengan nilai p nilai p < ( α α = 0,05), maka hipo hipote tesi sis s pene penelit litia ian n dite diteri rima ma,, yang yang arti artiny nya a adal adalah ah ada ada hubu hubung ngan an yang yang bermakna bermakna antara kepuasan kepuasan kerja secara umum umum dengan dengan kinerja kinerja perawat perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4.332 menunjukkan bahwa perawat yang merasa puas mempunyai peluang peluang berkinerja berkinerja baik 4.332 kali lebih besar dibandingkan dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas.
1.3. 1.3. Analis Analisis is Multiv Multivari ariat at Setela Setelah h dilaku dilakukan kan analis analisis is bivari bivariat, at, selanj selanjutn utnya ya dilak dilakuka ukan n analis analisis is multivariat yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen yang yang paling paling domina dominan n berhub berhubung ungan an dengan dengan variab variabel el depend dependen. en. Analis Analisis is multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. 1.3.1. Pemilihan Pemilihan Variabel Variabel Indepe Independen nden Multivar Multivariat iat Tahap pertama analisis multivariat adalah penentuan atau pemilihan variab variabel el indep independ enden en potens potensial ial (varia (variabel bel kandid kandidat at multiv multivari ariat) at) yang yang akan akan
9
masuk dalam analisis multivariat, yaitu variabel dari hasil analisis bivariat yang mempunyai nilai p < 0.25 seperti yang tergambar pada tabel 5.14. Tabel 5.14 Hasil Analisis Bivariat Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Variabel
- 2 LL Umur 150.867 Jenis Kelamin 157.490 Tingkat Pendidikan 156.446 Golongan 159.941 Masa Kerja 160.448 Kepuasan Psikologi 157.490 Kepuasan Sosial 158.958 Kepuasan Fisik 156.193 Kepuasan Finansial 155.085 Kepuasan Secara Umum 149.828 Berd Berdas asar arka kan n tabe tabell 5.14 5.14 dapa dapatt dike diketa tahu huii
G P value 12.010 0.001 7.015 0.008 7.980 0.005 4.617 0.032 4.160 0.041 7.015 0.008 5.613 0.018 5.956 0.015 9.236 0.002 13.929 0.000 bahw bahwa a semu semua a vari variab abel el
penelitian mempunyai nilai p < 0,25 yang berarti semua variabel penelitian merupakan kandidat untuk diikutsertakan dalam analisis multivariat.
1.3.2. Pembuatan Pembuatan Model Model Faktor Faktor Penentu Penentu Kiner Kinerja ja Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan menentukan determinan kinerja kinerja perawat, dalam pemodelan pemodelan ini semua variabel variabel kandidat kandidat dicoba dicoba secara secara bersama-s bersama-sama. ama. Model yang terbaik akan mempertim mempertimbang bangkan kan pada nilai signifikan signifikansi si rasio Log-likelih Log-likelihood ood ( p < 0,05 ). Pemi Pemili liha han n mode modell dila dilaku kuka kan n seca secara ra hirar hirarki ki deng dengan an cara cara semu semua a vari variab abel el independen yang memenuhi syarat sebagai kandidat dimasukkan ke dalam model, kemudian variabel yang nilai p nilai p-nya -nya terbesar.
10
Hasil Hasil analis analisis is model model pertam pertama a kesepu kesepuluh luh variab variabel el indepe independe nden n yang yang berhubungan dengan kinerja perawat dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini : Tabel 5.15 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2008 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk. Pendidikan Gol. Kepegawaian Masa Kerja Kepuasan Psikologi Kepuasan Sosial Kepuasan Fisik Kepuasan Finansial Kepuasan Umum
B 1.411 0.917 1.664 0.660 0.316 -1.151 -20.432 1.225 0.220 22.271
P 0.033 0.060 0.005 0.441 0.705 0.248 0.999 0.177 0.807 0.999
OR 4.101 2.503 5.278 1.936 1.372 0.316 0.000 3.405 1.246 46..160
95% CI 1.123 – 14.977 961 – 6.519 1.642 – 16.963 0.360 – 10.393 0.268 – 7.024 0.045 – 2.232 0.000 - … 0.574 – 20.193 0.213 – 7.297 0.000 - …
Berd Berdas asar arka kan n tabe tabell 5.15 5.15 bahw bahwa a vari variab abel el kepu kepuas asan an kerja kerja pera perawa watt mempunyai nilai p terbesar, sehingga harus dikeluarkan dari model. Analisis selanjutnya dengan tidak mengikutsertakan variabel kepuasan kerja perawat, dan hasil analisisnya seperti tergambar pada tabel 5.16 sebagai berikut : Tabel 5.16 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah ke-2 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk. Pendidikan Gol. Kepegawaian Masa Kerja Kepuasan Psikologi Kepuasan Fisik Kepuasan Finansial Kepuasan Umum
B 1.436 1.074 1.484 0.668 0.194 -1.398 1.322 -0.100 2.527
P 0.031 0.024 0.008 0.426 0.814 0.145 0.137 0.904 0.010
11
OR 4.203 2.926 4.411 1.950 1.215 0.247 3.749 0.905 12.517
95% CI 1.143 – 15.456 1.148 – 7.455 1.462 – 13.307 0.376 – 10.106 0.241 – 6.118 0.038 – 1.618 0.656 – 21.418 0.177 – 4. 633 1.822 – 86.004
Berdasarka Berdasarkan n tabel 5.16 bahwa variabel kepuasan kepuasan finansial finansial perawat perawat mempunyai nilai p terbesar, terbesar, sehingga sehingga harus harus dikeluarka dikeluarkan n dari model. model. Hasil model model analisis analisis tanpa variabel kepuasan kepuasan finansial perawat adalah adalah sebagai sebagai berikut : Tabel 5.17 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-3 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk. Pendidikan Gol. Kepegawaian Masa Kerja Kepuasan Psikologi Kepuasan Fisik Kepuasan Umum
B 1.439 1.070 1.481 0.652 0.207 -1.438 1.315 2.482
P 0.030 0.025 0.008 0.432 0.800 0.110 0.138 0.006
OR 4.215 2.916 4.397 1.920 1.230 0.237 3.724 11.963
95% CI 1.146 – 15.508 1.146 – 7.422 1.460 – 13.239 0.377 – 9.773 0.247 – 6.122 0.041 – 1.384 0.655 – 21.180 2.027 – 70.612
Berdasarkan hasil analisis tersebut bahwa variabel masa kerja perawat mempunyai nilai p terbesar, sehingga proses model selanjutnya dengan tidak mengikutsertakan variabel masa kerja perawat. Hasil model tanpa variabel masa kerja perawat terlihat pada model berikut ini : Tabel 5.18 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-4 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk.Pendidikan Gol. Kepegawaian Kepuasan Psikologi Kepuasan Fisik Kepuasan Umum
B 1.489 1.069 1.469 0.788 -1.441 1.298 2.488
P 0.019 0.025 0.009 0.215 0.111 0.142 0.006
12
OR 4.433 2.912 4.346 2.199 0.237 3.662 12.039
95% CI 1.282 – 15.331 1.144 – 7.408 1.450 – 13.025 0.633 – 7.635 0.040 – 1.389 0.648 – 20.689 2.026 – 71.553
Hasil analisis tersebut bahwa variabel golongan kepegawaian perawat mempunyai nilai p terbesar, sehingga proses model selanjutnya dengan tidak mengi mengikut kutser sertak takan an variab variabel el golong golongan an kepega kepegawai waian an perawa perawat. t. Hasil Hasil model model analisis tanpa variabel golongan kepegawaian perawat terlihat pada model pada tabel 5.19 berikut ini : Tabel 5.19 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-5 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk.Pendidikan Kepuasan Psikologi Kepuasan Fisik Kepuasan Umum
B 1.890 1.039 1.232 -1.485 1.195 2.572
P 0.001 0.026 0.015 0.105 0.167 0.005
OR 6.618 2.828 3.429 0.226 3.302 13.095
95% CI 2.217 – 19.759 1.129 – 7.082 1.270 – 9.257 0.038 – 1. 366 0.607 – 17.953 2.144 – 79.975
Hasil Hasil analisi analisis s terseb tersebut ut menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa variab variabel el kepuas kepuasan an fisik fisik mempunya mempunyaii nilai p terbes terbesar, ar, sehing sehingga ga tahap tahap selanj selanjutn utnya ya dari dari analis analisis is ini adalah dengan tidak mengikutsertakan variabel kepuasan fisik seperti terlihat pada tabel 5.20 sebagai berikut :
Tabel 5.20 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-6 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk.Pendidikan Kepuasan Psikologi Kepuasan Umum
B 1.908 1.048 1.303 -1.457 2.695
P 0.001 0.024 0.009 0.116 0.004
13
OR 6.742 2.851 3.682 0.233 14.805
95% CI 2.280 – 19.932 1.150 – 7.072 1.376 – 9. 849 0.038 – 1.432 2.388 – 91.798
Hasi Hasill
anal analis isis is ters terseb ebut ut menu menunj njuk ukka kan n
bahw bahwa a
vari variab abel el kepu kepuas asan an
psikologi perawat mempunyai nilai p nilai p terbesar, sehingga tahap selanjutnya dari analisis ini adalah dengan tidak mengikutsertakan variabel kepuasan psikologi perawat seperti terlihat pada tabel 5.21 sebagai berikut : Tabel 5.21 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-7 Variabel Umur Jenis Kelamin Tk.Pendidikan Kepuasan Umum
B 1.794 0.895 1.385 1.471
P 0.001 0.057 0.005 0.001
OR 4.015 2.448 3.996 4.356
95% CI 2.099 – 10.231 1.013 – 5.914 1.506 – 10.601 1.807 – 10.497
Hasil Hasil anali analisis sis terseb tersebut ut menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa variab variabel el jenis jenis kelam kelamin in perawat mempunyai nilai p nilai p terbesar, sehingga tahap selanjutnya dari analisis ini adalah adalah dengan dengan tidak tidak mengi mengiku kutse tserta rtakan kan variab variabel el jenis jenis kelam kelamin in perawa perawatt seperti terlihat pada tabel 5.22 sebagai berikut :
Tabel 5.22 Hasil Analisis Multivariat Multivariat Regresi Logistik Logistik Determinan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura Langkah Ke-8 Variabel Umur Tk.Pendidikan Kepuasan Umum
B 1.818 1.546 1.407
P 0.001 0.002 0.000
14
OR 4.083 4.002 6.157
95% CI 1.738 – 12.594 1.807 – 9.188 2.185 – 17.348
Hasil Hasil analis analisis is terseb tersebut ut diatas diatas menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa semua semua variab variabel el mempunyai nilai p < 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel umur perawat, tingkat pendidikan, dan kepuasan kerja secara umum deng dengan an kine kinerj rja a pera perawa watt di Inst Instal alas asii Rawa Rawatt Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zale Zalech cha a Martapura. Dari ketiga variabel tersebut, variabel kepuasan kerja secara umum merupakan variabel yang paling dominan dengan Odds Ratio (OR) sebesar 6.157 6.157 yang yang berarti berarti perawa perawatt yang yang meras merasa a puas puas secara secara umum umum mempu mempunya nyaii peluang peluang berkinerja berkinerja baik 6.157 6.157 kali lebih besar besar dibandingkan dibandingkan perawat perawat yang mera merasa sa tida tidak k puas puas sete setela lah h dikon dikontr trol ol deng dengan an vari variab abel el umur umur dan dan ting tingka katt pendidikan perawat.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbata Keterbatasan san Peneliti Penelitian an Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian, antara lain :
15
1. Ranc Rancan anga gan n Penel Penelit itia ian n Rancangan penelitian ini menggunakan desain potong lintang (croos croos sectio sectional nal study study ) yait yaitu u ranc rancan anga gan n pene penelit litia ian n untu untuk k meli meliha hatt hubung hubungan an antara antara variab variabel el indepe independe nden n dengan dengan varia variabel bel depend dependen en dalam dalam period periode e waktu waktu tertent tertentu u dengan dengan melak melakuka ukan n penguk pengukura uran n atau atau pengamatan pada saat yang bersamaan. Dengan demikian rancangan penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu hanya dapat memberikan gambaran suatu kejadian atau masalah pada saat tertentu dan tempat tertentu sehingga dapat berbeda pada waktu yang akan datang dan tidak dapat digeneralisasikan pada tempat penelitian lain. 2. Kual Kualit itas as Data Data Pengumpu Pengumpulan lan data dengan dengan mengguna menggunakan kan kuesioner kuesioner bersifat bersifat subyektif sehingga kebenaran data sangat tergantung pada kejujuran res respon ponden
pada
saat aat
pen pengisi gisian an
kues uesion ioner
khu khusus susnya nya
yan yang
berhubung berhubungan an dengan dengan variabel variabel kepuasan kepuasan kerja (kepuasan (kepuasan psikologi, psikologi, kepuasan sosial, kepuasan fisik dan kepuasan finansial).
3. Bias Bias Info Inform rmas asii Bias informasi adalah bias dalam cara mengamati, melaporkan, mengu mengukur kur,, menca mencatat tat,, mengk mengklas lasifik ifikasi asi dan mengin menginter terpre pretas tasii suatu suatu masalah. Penyebab utama dari bias informasi ini adalah pengukuran yang yang tidak tidak valid valid atau atau tidak tidak kuatny kuatnya a data data yang yang dicata dicatatt sebelu sebelumny mnya a
16
(Bhism (Bhisma a Murti, Murti, 2003) 2003).. Salah Salah satu satu bias bias inform informas asii pada pada penel penelitia itian n ini adalah adalah adany adanya a kemun kemungki gkinan nan terjad terjadii efek efek Hawtho Hawthorne rne,, mengi menging ngat at responden mengetahui bahwa dirinya sedang diamati (diteliti) sehingga dikhaw dikhawati atirka rkan n jawaba jawaban n yang yang diberi diberikan kan tidak tidak obyekt obyektif if dan memil memiliki iki kecenderungan untuk menyenangkan peneliti.
6.2. 6.2. Pembah Pembahasa asan n 6.2.1. Gambaran Gambaran Kinerja Kinerja Perawat Perawat Kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun maupun kualitas kualitas (Yaslis Ilyas, Ilyas, 2002).
Pada penelitia penelitian n ini penilaian penilaian kinerja
perawat secara kuantitas dilakukan dengan cara pengamatan dokumentasi asuhan asuhan atau atau proses proses kepera keperawat watan an yang yang dilaks dilaksana anaka kan n perawa perawatt dan sesuai sesuai dengan standar praktek keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk upaya untuk membina dan mempertahankan akontabilitas perawat perawat dan keperawat keperawatan. an. Pelaksana Pelaksanaan an dokumenta dokumentasi si proses proses keperawata keperawatan n sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kinerja perawat, menunjukkan bahw bahwa a pera perawa watt di Inst Instal alas asii Rawa Rawatt Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zale Zalech cha a Mart Martap apur ura a memiliki memiliki kinerja kinerja baik (55.8%) sedangka sedangkan n yang kurang baik (44.2%). (44.2%). Angka Angka pencapaian ini sangat rendah dan jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh Depkes. RI yang memberikan syarat angka pencapaian minimal 75%
17
dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan. Hasil distribusi jawaban respon responden den menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa faktor faktor-fa -fakto ktorr yang yang mempun mempunyai yai kontrib kontribusi usi terhad terhadap ap pembe pembentu ntukan kan kinerj kinerja a peraw perawat at yang yang baik baik dipero diperoleh leh dari dari dimens dimensii faktor faktor – faktor, faktor, dianta diantaran ranya ya
sepert sepertii
faktor faktor
karakt karakteris eristik tik perawa perawatt yang yang
meliputi : umur ≥ 30 tahun (79.5%), jenis kelamin perempuan (67.2%), dan tingk tingkat at pend pendid idik ikan an kepe kepera rawa wata tan n ting tinggi gi (65. (65.4% 4%). ). Seda Sedang ngka kan n dari dari fakt faktor or kepuasan kepuasan kerja perawat perawat meliputi meliputi : kepuasan kepuasan psikologi psikologi (67,2%), (67,2%), kepuasan kepuasan sosial sosial (66,7% (66,7%), ), kepuas kepuasan an fisik fisik (87.5% (87.5%), ), kepuas kepuasan an finans finansial ial (69.4% (69.4%)) dan kepuasan kerja secara umum (72.6%). Hal ini menggambarkan bahwa faktor kepuas kepuasan an kerja kerja merupa merupakan kan aspek aspek yang yang domina dominan n terhad terhadap ap terben terbentuk tuknya nya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Secara histroris, karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melak melaksa sanak nakan an pekerj pekerjaan aan dengan dengan baik. baik. Vroom Vroom (1964) (1964) dalam dalam Yaslis Yaslis Ilyas Ilyas (2002) (2002),, kinerj kinerja a sangat sangatlah lah dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh kepua kepuasa san, n, karena karena kepuas kepuasan an adalah salah satu komponen pendorong motivasi kerja. Kondisi kepuasan dan ketidakpuasan kerja menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja diwaktu yang akan datang. Menurut Strauss dan Sayles (1980) dalam Handoko (2001) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi dini. Karyawan yang yang tidak tidak memp memper erole oleh h kepu kepuas asan an kerja kerja tida tidak k akan akan pern pernah ah menc mencap apai ai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
18
Damp Dampak ak baik baik maupu aupun n kura kurang ng baik baikny nya a kine kinerj rja a pera perawa watt sanga angatt berpengaruh terhadap pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan yang optima optimall serta serta kompre komprehen hensif sif kepada kepada pasien pasien.. Perawa Perawatt akan akan melak melaksa sanak nakan an asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan keperawatan di suatu rumah sakit tak akan berj berjal alan an
deng dengan an
baik baik
apab apabil ila a
pera perawa watt
yang yang
melak elaksa sana naka kan n
pros proses es
keperawatan tersebut bertentangan dengan standar praktek keperawatan dan segala segala ketent ketentuan uan yang yang ada dalam dalam lingk lingkung ungan an rumah rumah sakit sakit sebaga sebagaii suatu suatu organisasi. 6.2.2. Hubungan Umur dengan Kinerja Perawat
Umur Umur merup merupaka akan n salah salah satu satu faktor faktor yang yang cukup cukup domina dominan n terhad terhadap ap pembentuk pembentukan an kerja seseorang. seseorang. Menurut Menurut Gibson Gibson (1996), (1996), umur umur sebagai sebagai sub variab variabel el demogr demografik afik mempu mempunya nyaii efek efek tidak tidak langsu langsung ng pada pada perila perilaku ku kerja kerja individu. Secara Secara statis statistik tik hasil hasil penelit penelitian ian ini menyat menyatak akan an ada hubung hubungan an yang yang bermakna antara umur dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Perawat yang berumur < 30 tahun, sebagian besar mempun mempunyai yai kinerja kinerja kurang kurang baik baik (55.6% (55.6%). ). Sedang Sedangkan kan dari dari perawa perawatt yang yang berumu berumurr ≥ 30 tahun, tahun, sebagi sebagian an besar besar dengan dengan kinerja kinerja baik (79.5%) (79.5%)..
Hasil Hasil
pene penelit litia ian n ini ini menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwa a pera perawa watt yang yang beru berumu murr ≥ 30 tahu tahun n cenderung cenderung mempunyai mempunyai peluang peluang berkinerja berkinerja baik dibanding dibandingkan kan perawat perawat yang berumur < 30 tahun. Hasil asil
peneli neliti tia an
ini ini
seja sejala lan n
den dengan gan
peneli neliti tia an
yang yang
dilak ilakuk uka an
Downes, M (1995) dalam As’ad (2003) yang menyatakan ada hubungan yang
19
bermakna antara umur dengan kinerja tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan penelitia penelitian n yang yang dilakuka dilakukan n Yaslis Yaslis Ilyas Ilyas (2002), (2002), Mumuh Mumuh (2005) (2005) dan Faisal Rizal (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja karyawan. Siagian (2002) menyatakan bahwa terdapat korelasi antara kinerja dan kepuasan kerja dengan umur seorang karyawan, artinya kecenderungan yang sering sering terlih terlihat at adalah adalah bahwa bahwa semak semakin in lanjut lanjut umur umur karyaw karyawan, an, kinerj kinerja a dan dan tingkat tingkat kepuasan kepuasan kerjanya kerjanya pun biasanya semakin semakin tinggi. tinggi.
Berbagai Berbagai alasan alasan
yang yang sering sering dikem dikemuka ukakan kan menje menjelas laskan kan fenome fenomena na ini, ini, antara antara lain lain adalah adalah adanya sikap yang dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan, keingi keinginan nan,, dan cita-c cita-cita ita bagi bagi karya karyawan wan yang yang lebih lebih tua. tua. Sebali Sebalikny knya, a, para para karyawan karyawan yang lebih muda usianya, usianya, kepuasa kepuasan n kerja cenderung cenderung lebih kecil, kecil, karena karena berbagai berbagai pengharap pengharapan an yang lebih tinggi, tinggi, kurang kurang penyesuai penyesuaian an dan penyebab-penyebab penyebab-penyebab lainnya serta pengalaman yang relatif lebih rendah. Kert Kerton oneg egor oro o (200 (2001) 1) dala dalam m Kris Kristi tian anto to (200 (2007) 7) meny menyeb ebut utka kan, n, umur umur mem mempuny punyai ai peng pengar aruh uh terh terhad adap ap turn turnov over er atau atau umpa umpan n
bali balik, k, abse absens nsi, i,
produktivitas, dan kepuasan kerja. Semakin tinggi umur karyawan, semakin kecil kecil kemung kemungkin kinan an untuk untuk berhe berhenti nti kerja, kerja, karena karena makin makin terbat terbatas as altern alternati atif f kesemp kesempata atan n kerja. kerja. Semaki Semakin n tinggi tinggi umur umur karyaw karyawan an maka maka semaki semakin n rendah rendah tingkat absensi yang dapat dihadiri, tetapi makin tinggi absensi yang tidak dapat apat dih dihadir adiri, i,
misa isalny lnya
kare karena na sakit akit..
Hubu ubungan gan
anta antara ra
umur
dan
produktivitas tidak konklusif, karena meskipun umur tinggi bisa berdampak negatif terhadap keterampilan, tetapi dapat diimbangi secara positif karena pengalaman.
20
6.2.3. Hubungan Hubungan Jenis Jenis Kelamin dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Secara Secara statistik statistik hasil penelitian penelitian ini menyataka menyatakan n ada hubungan hubungan yang bermakna (signifikan (signifikan)) antara jenis kelamin dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Rawat Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zalech Zalecha a Martap Martapura ura.. Dimana Dimana dari dari perawa perawatt yang yang berjenis berjenis kelamin kelamin laki-laki, laki-laki, sebagian sebagian besar besar mempunya mempunyaii kinerja kinerja kurang kurang baik (57. (57.1% 1%). ). Seda Sedang ngka kan n dari dari pera perawa watt yang yang berj berjen enis is kela kelami min n pere peremp mpua uan, n, sebagian besar dengan kinerja baik (67.2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat perempuan mempunyai peluang berkinerja baik 2.730 kali kali lebih besar besar dibandingka dibandingkan n perawat laki-laki laki-laki..
Hal ini sesuai sesuai dengan sejarah sejarah
awal dari profesi profesi keperawat keperawatan an (Florence (Florence Nightingale) Nightingale) yang identik dengan dengan pekerjaan pekerjaan yang didasari didasari oleh kasih sayang, sayang, kelembuta kelembutan n seorang seorang ibu atau perempuan. Hasil Hasil peneli penelitia tian n ini sejala sejalan n dengan dengan hasil hasil penelit penelitian ian yang yang dilaku dilakuka kan n Suparman (1997) dan Mumuh (2005) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna bermakna antara jenis kelamin dengan kinerja perawat. perawat. Dengan Dengan demikian demikian peneli penelitia tian n Faisal Faisal Rizal Rizal (2005) (2005) yang yang menya menyatak takan an tidak tidak ada hubung hubungan an yang yang bermakna antara jenis kelamin dengan kinerja karyawan tidak sejalan dengan penelitian ini.
Menurut Koderi (1995), terdapat perbedaan kepuasan kerja dan kinerja antara jenis kelamin kelamin laki-laki dan perempuan. perempuan. Berdasarkan psikologi psikologi keadaan perbed perbedaan aan karakt karakter er laki-la laki-laki ki dan wanita wanita antara antara lain lain : 1). pada pada umum umumnya nya perempuan hampir-hampir tidak mempunyai interest yang menyeluruh pada soal soal-s -soa oall teor teorit itis is sepe sepert rtii pada pada kaum kaum laki laki-l -lak aki; i; 2). Akti Aktivi vita tas s pere peremp mpua uan n
21
umumnya lebih suka menyibukkan diri dengan berbagai macam pekerjaan ringan; 3). Perempuan biasanya tidak bersifat agresif, suka memelihara dan mempertahankan sifat kelembutan, keibuan tanpa mementingkan diri sendiri dan tidak mengharapkan balas jasa . 6.2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Perawat
Kristianto Kristianto (2007), (2007), dalam pengertian pengertian yang sempit, pendidika pendidikan n berarti berarti perbuatan perbuatan atau proses proses perbuatan perbuatan untuk memperolah memperolah pengetahu pengetahuan. an. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemaha pemahama man, n, dan cara cara bertin bertingka gkah h laku laku sesuai sesuai denga dengan n kebut kebutuha uhan. n. Dalam Dalam pengertian yang luas dan refresentatif, pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan. Secara Secara statistik statistik hasil penelitian penelitian ini menyataka menyatakan n ada hubungan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat dengan tingkat pendidika pendidikan n keperawat keperawatan an yang rendah, rendah, sebagian sebagian besar mempunyai mempunyai kinerja kinerja kurang kurang baik baik (61.9% (61.9%). ). Sedan Sedangka gkan n dari dari peraw perawat at dengan dengan tingka tingkatt pendid pendidika ikan n keperawatan yang yang tinggi, sebagian sebagian besar dengan dengan kinerja baik (65.4%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat dengan tingkat pendidikan tinggi (D.III dan D. IV Keperawatan) mempunyai peluang berkinerja baik lebih besar dibandingkan perawat dengan tingkat pendidikan rendah (SPK). Hasil Hasil penelit penelitian ian ini sejal sejalan an dengan dengan penelit penelitian ian Peters Peters (1990) (1990) dalam dalam Yasl Yaslis is Ily Ilyas (200 (2002) 2),, yang yang menya enyata taka kan n kete ketera ramp mpil ilan an yang yang terd terdir irii dari dari
22
pengetahuan, kemampuan, kecakapan teknis, kecakapan interpersonal akan mempeng mempengaruhi aruhi kinerja kinerja seseorang. seseorang.
Begitu Begitu juga penelitian Budiwarni Budiwarni (1997)
dalam Yaslis Ilyas (2002) (2002) yang menyatakan menyatakan ada hubungan hubungan yang bermakna bermakna antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat di Puskesmas. Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Mumuh (2005) dan Faisal Rizal (2005) (2005) yang menyatak menyatakan an tidak ada hubungan hubungan yang bermakna bermakna antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan. Pendid Pendidika ikan n merupa merupakan kan karakt karakteris eristik tik indivi individu du yang yang menjad menjadii sumber sumber status yang penting dalam organisasi kerja. Pendidikan yang diikuti jenjang kepa kepang ngka kata tan n adal adalah ah imba imbang ng dari dari stat status us yang yang ting tinggi gi.. Sema Semaki kin n ting tinggi gi pendidikan yang dicapai, besar keinginan untuk memanfaatkan kemampuan dan keterampil keterampilanny annya a dalam mencapai mencapai kedudukan kedudukan yang lebih tinggi dalam organisasi (Siagian, 2002). Oleh sebab itu, semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan pendidikan seseor seseorang ang,, akan akan semak semakin in pula pula tuntut tuntutann annya ya atas atas peker pekerjaa jaanny nnya a sehing sehingga ga mempengaruhi kepuasan kerjanya. Dengan perkataan lain, dengan tingkat pendidika pendidikan n yang tinggi, akan berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap jenjang jenjang kepangka kepangkatan tan seorang karyawan, dan berdampak pada kepuasan kerja yang tinggi, sebab dengan ditunjang oleh jenjang kepangkatan dan upah yang memadai, maka seorang karyawan akan lebih mudah memenuhi kebutuhannya. kebutuhannya. Per Perawat awat
yang
mempu empun nyai yai
ting tingk kat
pendid ndidik ika an
minim inima al
D.II D.IIII
Keperawatan disebut sebagai perawat profesional pemula. Sebagai perawat profesiona profesionall pemula pemula mereka mereka harus memiliki memiliki tingkah tingkah laku, dan kemampu kemampuan an prof profes esio iona nal, l,
serta erta
akun akunta tabe bell
dala dalam m
melak elaksa sana naka kan n
asuh asuhan an/p /pra rakt ktik ik
keperawatan dasar secara secara mandiri. mandiri. Selain itu juga dituntut harus mempunyai
23
kemampuan meningkatkan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna (Nursalam, 2002). 6.2.5. Hubungan Hubungan Kepuasan Kepuasan Psikolog Psikologii dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Secara Secara statistik statistik hasil penelitian penelitian ini menyataka menyatakan n ada hubungan hubungan yang bermak bermakna na antara antara kepuas kepuasan an psikol psikologi ogi dengan dengan kinerj kinerja a perawa perawatt di Instala Instalasi si Rawat Rawat Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zalech Zalecha a Martap Martapura ura.. Dimana Dimana dari dari perawa perawatt yang yang menya menyatak takan an kurang kurang puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an yang yang berhub berhubun ungan gan dengan kejiwaan (minat, ketenteraman, sikap, bakat, dan keterampilan), yang berkinerja berkinerja kurang kurang baik (57.1%). Sedangkan Sedangkan dari perawat perawat yang menyatakan menyatakan puas uas,
sebag ebagia ian n
bes besar
berk berkin iner erja ja
baik baik
(67. (67.2 2%). %).
Hasi asil
pene peneli liti tian an
ini
menunjukkan bahwa perawat yang merasa puas mempunyai peluang lebih besar besar untuk berkinerja berkinerja baik dibandingkan dibandingkan perawat perawat yang menyatakan menyatakan kurang kurang puas. Hasil Hasil peneli penelitia tian n ini sejala sejalan n dengan dengan peneli penelitian tian Mumuh Mumuh (2005) (2005) yang yang menyatakan ada hubungan bermakna antara kepuasan psikologi yang dikur berdasarkan sikap, minat dan kemampuan perawat dengan kinerja perawat di ruang rawat inap. Sementara Tiffin (dalam As’ad, 2003) mengatakan bahwa kepu kepuas asan an kerja erja berh berhub ubun unga gan n
erat erat deng dengan an sik sikap kary karyaw awan an terh terhad adap ap
pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan akan tercer tercermin min dari dari sikap sikap kerja kerja ke arah arah yang yang positif positif.. Sebal Sebalikn iknya ya ketida ketidak k puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. Bahwa positif dan negati negatifny fnya a sikap sikap kerja kerja seseor seseorang ang mengi mengikut kutii tingka tingkatt kepua kepuasa san n kerja kerja yang yang dirasakan.
24
6.2.6. Hubungan Hubungan Kepuasa Kepuasan n Sosial dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Proporsi perawat yang puas dan kurang puas pada faktor kepuasan sos sosial ial
adal adalah ah sama ama
bes besarny arnya a
(50% (50%). ).
Seca Secara ra stat statis isti tik k
pene peneli liti tian an ini ini
menyatakan ada hubungan yang bermakna bermakna antara kepuasan sosial dengan kinerj kinerja a perawa perawatt di Instal Instalasi asi Rawat Rawat Inap Inap RSUD RSUD Ratu Ratu Zalech Zalecha a Martap Martapura ura.. Dimana Dimana dari perawat yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan kepuasan yang berhubungan dengan interaksi sosial, sebagian besar berkinerja kurang baik baik (55%). (55%). Sedang Sedangkan kan dari dari perawa perawatt yang yang merasa merasa puas, puas, sebag sebagian ian besar besar berkinerja baik (66.7%). Penelitian Penelitian ini juga menunjukkan menunjukkan bahwa perawat yang meny menyat atak akan an
puas puas,,
mempu empuny nyai ai
pelu peluan ang g
berk berkin iner erja ja
baik baik
lebi lebih h
besa besar r
dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas . Hasil Hasil penel penelitia itian n ini sesua sesuaii denga dengan n peneli penelitia tian n Mumuh Mumuh (2005) (2005) yang yang menyataka menyatakan n ada hubungan hubungan yang bermakna bermakna antara kepuasan kepuasan sosial sosial dengan dengan kinerja perawat. Hal ini menggambarkan menggambarkan kemampuan kemampuan pekerja dalam menjalin interaksi yang baik antara dirinya dengan lingkungan kerjanya, baik dengan atasannya, sesama pekerja atau bawahannya. Faktor kepuasan sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Menurut teori hierarkhi kebutuhan Maslow, hubungan dengan rekan kerja termasuk kedalam kebutuhan sosialisasi, yaitu kebutuhan akan rasa aman diterima dilingkungan sosial dan persahabatan, dan kebutuhan untuk berpartisipasi di dalamnya. Setiap karyawan selalu ingin diterima, dihormati dan dihargai dalam lingkungan kerjanya. Cara yang dapat dilaku dilakukan kan organi organisas sasii dalam dalam memenu memenuhi hi kebut kebutuh uhan an ini antar antara a lain lain denga dengan n
25
menj menjal alin in hubu hubung ngan an kerja kerja yang yang harm harmon onis is dian dianta tara ra sesa sesama ma peke pekerj rja a dan dan pimpinan, mengikutsertakan pekerja dalam proses pengambilan keputusan. 6.2.7. Hubungan Hubungan Kepuasa Kepuasan n Fisik dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Hasil penelitian penelitian menunjuk menunjukkan kan bahwa mayoritas mayoritas perawat perawat menyataka menyatakan n kurang puas terhadap faktor kepuasan yang berhubungan dengan kondisi fisik fisik lingku lingkunga ngan n kerja kerja dan kondis kondisii fisik fisik pekerj pekerjaan aan yaitu yaitu sebany sebanyak ak 86.7%. 86.7%. Secara Secara statis statistik tik peneli penelitia tian n ini menyat menyatak akan an ada hubung hubungan an yang yang bermak bermakna na antara kepuasan fisik dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Martapura. Dimana Dimana dari perawat yang merasa merasa kurang kurang puas terhadap faktor kepuasan yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja, yang berkinerja kurang baik (49.0%). Sedangkan perawat yang merasa puas puas,, seba sebagi gian an besa besarr berk berkine inerj rja a baik baik (87. (87.5% 5%). ). Hasi Hasill pene penelit litia ian n ini ini juga juga menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwa a pera perawa watt yang yang mera merasa sa puas puas memp mempun unya yaii pelua peluang ng berkinerja baik lebih besar dibandingkan perawat yang kurang puas. Hasil Hasil penel penelitia itian n ini sesua sesuaii denga dengan n peneli penelitia tian n Mumuh Mumuh (2005) (2005) yang yang menya menyatak takan an ada hubung hubungan an yang yang berma bermakna kna antara antara kepuas kepuasan an fisik fisik denga dengan n kinerja kinerja perawat. perawat.
Menurut Menurut Siagian Siagian (2002), terdapat terdapat korelasi korelasi antara kondisi kondisi
kerja dengan kepuasan dan kinerja seseorang. Salah satu faktor penyebab seor seoran ang g
peke pekerj rja a
mengi enging ngin inka kan n
pind pindah ah
kerj kerja a
adal adalah ah
karen arena a
kond kondis isii
pekerjaannya yang membuat ia merasa tidak betah sehingga pada akhirnya akan dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Herzberg juga meny menyeb ebut utka kan n bahw bahwa a fakt faktor or kond kondis isii peke pekerja rjaan an meru merupa paka kan n fakt faktor or yang yang memb membua uatt sese seseor oran ang g tida tidak k puas puas dalam dalam beke bekerj rja a (dissatisfer ) yang ang pada ada akhirnya mempengaruhi kinerja.
26
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan, dimana banyak sarana prasarana kerja yang kurang lengkap serta lingkungan kerja yang kurang mendukung seperti kurangnya alat-alat keperawatan dan pendukung pelayanan, ruangan yang yang panas panas tanpa ada penyejuk penyejuk udara yang pada akhirnya hal tersebut tersebut berpengaru berpengaruh h terhadap terhadap pelayanan pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien kurang optimal. 6.2.8. Hubungan Hubungan Kepuasan Kepuasan Finansia Finansiall dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Hasi Hasill
pene peneli liti tian an
menu menunj njuk ukka kan n
bahw bahwa a
seba sebagi gian an
besa besarr
pera perawa watt
menya menyatak takan an puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an yang yang berhub berhubung ungan an denga dengan n jaminan serta kesejahteraan (51.7%). Sedangkan yang menyatakan menyatakan kurang puas puas sebany sebanyak ak
48.3%. 48.3%.
Secar Secara a statis statistik tik pene peneliti litian an ini ini menyat menyataka akan n ada
hubungan yang bermakna antara kepuasan finansial dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat yang yang meras merasa a kurang kurang puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an yang yang berhub berhubun ungan gan dengan dengan jaminan jaminan serta kesejahter kesejahteraan aan karyawan, karyawan, sebagian sebagian besar besar berkinerja berkinerja kurang baik (58.6%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar berkinerja baik (69.4%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perawat perawat yang menyatak menyatakan an puas mempunyai mempunyai peluang peluang berkinerja berkinerja baik lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas. Variabel Variabel kepuasan kepuasan finansial finansial merupakan merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam melakukan upaya peningkatan kinerja perawat terutama yang berhubungan dengan keadilan pembagian intensif/uang jasa, kese kesemp mpat atan an prom promos osii dan dan kese kesemp mpat atan an berk berkem emba bang ng.. Fakt Faktor or kepu kepuas asan an finans finansial ial dalam dalam pekerj pekerjaan aan merup merupaka akan n faktor faktor yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan
27
jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, pemberian tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya. Menurut Siagian (2002) sebab ketidakpuasan kerja dapat berane beraneka ka ragam ragam sepert sepertii pengha penghasil silan an yang yang rendah rendah atau atau dirasa dirasaka kan n kurang kurang memadai, memadai, kurangnya kurangnya pengharga penghargaan an dan berbagai faktor lainnya. lainnya. Teori dua faktor Herzberg, juga menyatakan bahwa besarnya gaji/intensif merupakan salah salah satu satu faktor faktor yang yang dapat dapat menim menimbul bulkan kan adanya adanya ketida ketidakpu kpuasa asan n kerja, kerja, sebab dengan gaji yang relatif kecil akan dapat menimbulkan ketidakpuasan pekerj pekerja a terhad terhadap ap pekerja pekerjaann annya, ya, sebal sebalikn iknya ya dengan dengan gaji gaji yang yang cukup cukup bagi bagi pekerja pekerja merupaka merupakan n faktor faktor yang memotivasi memotivasi pekerja pekerja untuk untuk bekerja bekerja dengan dengan lebih baik. Selain itu menurut Gibson (1997), pemberian penghargaan baik berupa hadi hadiah ah yang yang berm berman anfa faat at atau ataupu pun n dala dalam m bent bentuk uk serti sertifik fikat at akan akan dapa dapatt merangsang pekerja untuk dapat bekerja dengan lebih baik, sebab dengan memberikan penghargaan merupakan salah satu bentuk adanya pengakuan dari organisasi kerja terhadap pekerja, dan ini dapat menimbulkan adanya kepuasan kepuasan dalam bekerja. Sementara Sementara Robbins (2003) (2003) menyataka menyatakan n bahwa kesempatan berkembang dalam bentuk promosi bagi pekerja, dihubungkan secara secara negat negatif if denga dengan n tingka tingkatt kelua keluarr masuk masuknya nya karyaw karyawan an dan kepua kepuasa san n kerj kerja. a. Kary Karyaw awan an yang yang mera merasa saka kan n adan adanya ya kesu kesulit litan an bagi bagi mere mereka ka untu untuk k berk berkem emba bang ng
dan dan
adan adanya ya
menu menuru runk nkan an
ting tingka katt
prom promos osii
kepu kepuas asan an
peke pekerj rjaa aan n
kerja erjany nya, a,
seca secara ra
seba sebali likn knya ya
otom otomat atis is
akan akan
kary karyaw awan an
yang yang
merasakan kemudahan dan adanya kesempatan yang terbuka bagi mereka
28
untu untuk k meng mengem emba bang ngka kan n diri diri dala dalam m beke bekerja rja,, akan akan dapa dapatt meni mening ngka katk tkan an kepuasan dan kinerja mereka. Hubu Hubung ngan an inse insent ntif if dala dalam m hubu hubung ngan anya ya deng dengan an kine kinerja rja kary karyaw awan an dijelaskan oleh Kristianto (2007) bahwa beberapa isu penting tentang imbalan yang muncul dalam organisasi adalah pertama : orang bekerja pada suatu organi organisas sasii terten tertentu tu dengan dengan berba berbagai gai macam macam alasan alasan,, dan salah salah satuny satunya a adalah imbalan, kedua : uang bukan satu-satunya imbalan sepanjang waktu sesuai dengan perubahan kondisi yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Diyakini bahwa imbalan akan memotivasi prestasi, mengurangi kemangkiran, dan menarik pencari kerja yang berkualitas kedalam organisasi. Oleh karena itu, imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat perilaku dan prestasi, dan dorongan pemilikan organisasi sebagai tempat bekerja, imbalan dapat juga memenuhi kebutuhan hubungan kerja. 6.2.9. Hubungan Kepuasan Kerja Secara Secara umum dengan dengan Kinerja Kinerja Perawat Perawat Hasi Hasill
pene peneli liti tian an
menu menunj njuk ukka kan n
bahw bahwa a
seba sebagi gian an
besa besarr
pera perawa watt
menyatakan puas terhadap faktor kepuasan kerja secara umum ( 51.7%). Sedangkan yang yang menyatakan kurang puas sebanyak 48.3%.
Sec Secara ara stat statis isti tik k pene peneli liti tian an ini ini meny menyat atak akan an ada ada hubu hubung ngan an yang yang bermakna bermakna antara kepuasan kepuasan kerja secara umum umum dengan dengan kinerja kinerja perawat perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat yang yang meras merasa a kurang kurang puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an yang yang berhub berhubun ungan gan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, sebagaian besar berkinerja
29
kurang baik (62.1%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar besar berkin berkinerj erja a baik baik (72.6% (72.6%). ). Hasil Hasil peneli penelitia tian n ini menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa perawat yang menyatakan puas mempunyai peluang berkinerja baik 4.332 kali lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan kurang puas. Kepuas Kepuasan an kerja perawat perawat secara secara umum merupak merupakan an variabel variabel
yang yang
paling paling domina dominan n berhub berhubun ungan gan dengan dengan kinerj kinerja a perawa perawatt di Unit Unit RSUD RSUD Ratu Ratu Zalecha Zalecha Martapura. Martapura. Kepuasan kerja bagi profesi perawat perawat sebagai sebagai pemberi pemberi pelay pelayana anan n kepera keperawat watan an diperl diperluka ukan n untuk untuk menin meningka gkatka tkan n kinerj kinerjany anya a yang yang berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Beberapa hasil pene eneliti litian an
menu enunjuk njukka kan n
bahw bahwa a
kuali ualita tas s
keh kehidup idupa an
kerja erja
san sangat
mempengaruhi kepuasan dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut hasil survei dari Persatuan Perawat Nasion Nasional al Indone Indonesia sia (PPNI) (PPNI) pada pada tahun tahun 2006 2006 sekita sekitarr 50,9% 50,9% perawa perawatt yang yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stress kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, waktu, gaji rendah tanpa tanpa insentif insentif memadai. memadai.
Perawat Perawat yang bekerja bekerja lembur lembur
terus menerus atau bekerja tanpa dukungan yang memadai cenderung untuk banyak tidak masuk kerja dan kondisi kesehatan yang buruk. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja perawa perawatt adalah adalah dengan dengan membe memberika rikan n pengha pengharga rgaan an secara secara adil. adil. Selain Selain itu meningkatkan kesejahteraan perawat dan memberikan kesempatan perawat untuk mengembangkan diri atau dengan cara-cara yang lain dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja perawat. Pimpinan rumah sakit dituntut untuk peka terhadap terhadap kepenting kepentingan an karyawanny karyawannya. a. Disini Disini pendekatan pendekatan bukan hanya hanya
30
terhadap karyawan tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungan. Pimpinan rumah rumah sakit sakit harus harus membe memberika rikan n cukup cukup perha perhatian tian pada pada kondi kondisi si kerja kerja yang yang berpotens berpotensii menimbu menimbulkan lkan ketidakpu ketidakpuasan asan kerja sehingga sehingga dapat menurunk menurunkan an kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. 7.1. Kesi Kesimp mpul ulan an Berdasarkan tujuan penelitian yang diharapkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
31
1. Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
sebagian besar dengan kriteria baik (55.8%), namun pencapaian angka tersebut masih jauh dari standar minimal yang ditetapkan (75%). 2. Variabel-v Variabel-variabe ariabell yang secara secara statistik statistik berhubunga berhubungan n dengan dengan kinerja kinerja
perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepuasan psikologi, kepuasan fisik, kepuasan sosial, kepuasan finansial dan kepuasan kerja perawat secara umum . a.
Perawat
yang
berumur
≥
30
tahun
cenderun rung
mempunyai kinerja yang baik dibandingkan perawat yang berumur < 30 tahun. b.
Perawa Perawatt peremp perempuan uan cender cenderung ung mempu mempunya nyaii kinerja kinerja
lebih baik dibandingkan perawat laki-laki. c.
Perawa Perawatt dengan dengan tingka tingkatt pendid pendidika ikan n tinggi tinggi cender cenderung ung
mempunyai kinerja lebih baik dibandingkan perawat dengan tingkat pendidikan rendah. d.
Pera Perawa watt
yang yang
puas puas
seca secara ra
psik psikol olog ogii
cend cender erun ung g
mempunya mempunyaii kinerja kinerja lebih baik dibanding dibandingkan kan perawat perawat yang kurang puas. e.
Perawat
yang
puas
secara
sosial
cenderung
mempunya mempunyaii kinerja kinerja lebih baik dibanding dibandingkan kan perawat perawat yang kurang puas.
32
f.
Perawat Perawat yang puas terhadap terhadap kondisi kondisi fisik lingkungan lingkungan
kerj kerja a cend cender erun ung g mem mempuny punyai ai kine kinerj rja a lebi lebih h baik baik diba diband ndin ingk gkan an perawat yang kurang puas. g.
Per Perawat awat
yang ang
puas uas
secara cara
fina finan nsia sial
cend cender eru ung
mempunya mempunyaii kinerja kinerja lebih baik dibanding dibandingkan kan perawat perawat yang kurang puas. h.
secara
Perawa Perawatt yang yang puas puas terhad terhadap ap faktor faktor kepuas kepuasan an kerja kerja umum
cenderun rung
mempunyai
kinerja
lebih
baik
dibandingkan perawat yang kurang puas. 3. Variabel kepuasan kerja secara umum merupakan variabel yang paling
domi domina nan n
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
kine kinerj rja a
pera perawa wat. t.
Pera Perawa watt
yang yang
menyatakan puas mempunyai mempunyai peluang peluang berkinerja baik baik 6.157 kali lebih besar dibandingkan perawat yang merasa tidak puas setelah dikontrol dengan variabel umur dan tingkat pendidikan perawat.
7.2. Saran 7.2.1. Bagi RSUD Ratu Zalecha Zalecha Martapura Berdas Berdasark arkan an kesim kesimpul pulan an hasil hasil penelit penelitian ian maka maka saran saran yang yang dapat dapat diberikan kepada manajemen RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah sebagai berikut : 1. Memberika Memberikan n kesempata kesempatan n berkemba berkembang ng kepada kepada perawat perawat untuk untuk dapat dapat
mengikuti pendidikan dan pelatihan misalnya memberikan kesempatan kepada perawat dengan latar belakang pendidikan keperawatan yang rendah rendah (SPK) (SPK) untuk untuk melan melanjut jutkan kan ke jenjan jenjang g pendid pendidika ikan n yang yang lebih lebih
33
tinggi dengan mengadakan kelas khusus pendidikan keperawatan yang bekerjasa bekerjasama ma institusi institusi pendidika pendidikan n kesehatan kesehatan kemudian kemudian mengadak mengadakan an dan mengikuti pendidikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi asuhan keperawatan. 2. Untuk meningkatkan kepuasan psikologi perawat, hendaknya dilakukan
dengan cara meningkatkan peran dan fungsi panitia akredential rumah sak sakit
dalam lam
menga engad dakan akan
sele selek ksi
ata atau
penem enempa pata tan n
pera perawa watt
(mutasi/promosi) yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. 3. Untu Untuk k peni pening ngka kata tan n kepu kepuas asan an sosi sosial al deng dengan an sesa sesama ma kary karyaw awan an,,
hendaknya pimpinan mulai dari Direktur, manajer menengah sampai denga engan n
Kepala pala
Ins Instala talasi si/K /Kep epa ala
Ruan Ruanga gan n/Kep /Kepal ala a
Unit nit
aga agar
menciptakan hubungan kerja yang baik dengan bawahannya misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin secara berkala yang membahas mengenai keluhan, saran-saran dari bawahan, memberikan perhatian terhadap pekerjaan bawahan dan senantiasa membantu kesulitan yang dirasakan perawat. 4. Untuk peningkatan kepuasan fisik perawat, berbagai cara yang dapat
dilakukan manajemen rumah sakit diantaranya adalah a.
Memperbaiki dan melengkapi sarana yang
membuat nyaman ruangan tempat kerja perawat, misalnya dengan melengkapi tempat kerja dengan AC. b.
Melengkapi sarana dan perlengkapan kerja
yang memadai . c.
Memperhatikan kebersihan tempat kerja.
34
5. Untuk peningkatan peningkatan kepuasan kepuasan finansial perawat, berbagai berbagai cara yang
dapat dilakukan manajemen rumah sakit diantaranya : a.
Meningkatkan
intensif
diluar
gaji
resmi
sesuai dengan jasa pelayanan yang diberikan misalnya intensif shif jaga, intensif kinerja dan lain sebagainya. b.
Memberikan
hadiah/penghargaan
berupa
uang bagi perawat dengan kinerja terbaik/teladan secara periodik. 7.2.2.
Bagi penelitian selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar, dan karakteristik karakteristik perawat perawat yang berbeda pada unit pelayanan pelayanan lainnya lainnya serta serta fakt faktor or-f -fak akto torr
lain lain
yang yang
mem memberi berika kan n
pela pelaya yana nan n
berh berhub ubun unga gan n kese keseha hata tan n
deng dengan an
misa misaln lnya ya
kine kinerj rja a dari dari
pera perawa watt
fakt faktor or
dala dalam m
manaj anajem emen en
pelayanan, sarana prasarana penunjang pelayanan dan lain sebagainya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Achir Yani. 2007. Asuhan 2007. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit , Pusat Data dan Informasi PERSI (persi.co.id). Arikunto. Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Armstrong Armstrong,, M. 1994. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manusia . Jakarta : Media Kompetindo. As’ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Manusia. Yogjakarta : Liberty. Asna Asnawi, wi, S. 1999 1999.. Aplik Aplikasi asi Psikol Psikologi ogi Dalam Dalam Manaj Manajem emen en Sumber Sumber Daya Daya Manusia Perusahaan. Perusahaan. Jakarta : Pusgrafin. Atmo Atmojo jo,, D.S. D.S. 2000 2000.. Pengar Pengaruh uh Kepua Kepuasa san n Kerja Kerja terha terhadap dap Kedisi Kedisipli plinan nan Kary Karyaw awan an pada pada Peru Perusd sda a Obje Objek k Wisa Wisata ta Tawa Tawang ngma mang ngu u . Tesis Pascasarjana UMS Surakarta. Azrul Azrul Azwar. Azwar. 1998. 1998. Pengantar Pengantar Adiministra Adiministrasi si Kesehatan Kesehatan.. Jaka Jakart rta a : Rine Rineka ka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar Bhisma Murti. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi . Yogyakarta : Gajah Mada University Press . Boy Sabarguna, 2003, Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Yogyakarta : Konsorsium RS Islam. Depkes. RI. 2004. Rancangan pedoman pengembangan sistem jenjang karir profesional perawat. perawat. Jakarta : Direktorat Keperawatan dan keteknisian Medik Dirjen Yan Med Depkes RI. ___ _____ ____ ____ __.. 2005 2005.. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 836/ 836/ME MENK NKES ES/S /SK/ K/VI VI/2 /200 005 5 tent tentan ang g Pedo Pedoma man n peng pengem emba bang ngan an manajemen kinerja perawat dan bidan. bidan. Jakarta : Depkes Depkes RI. Dessler, Garry. 1997. Huma Human n Reso Resour urce ce Performance. Performance. New Jersey: Prentice Hall.
36
Manag anagem emen ent: t:
Appr Apprai aisi sing ng
Faisal Rizal. 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Kerja Pegawa Pegawaii Dinas Dinas Keseha Kesehatan tan Kotama Kotamadya dya Jakart Jakarta a Barat Barat Tahun Tahun 2004 2004.. Tesi Tesis s Prog Progra ram m Pasc Pascas asar arja jana na Prog Progra ram m Stud Studii Ilmu Ilmu Kese Keseha hata tan n Masyarakat Universitas Respati Indonesia. Gibson,J.L, Ivancevich, JM & Donnelly, J.H. Alih Bahasa Andriani, N. (1997). Organisasi : Perilaku, Struktur dan proses. Jakarta : Aksara Binarupa. Handoko, T. Hani 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Manusia . Yogjakarta : BPFE . Hasi Hasibu buan an.. M. 2003 2003.. Orga Organi nisa sasi si dan dan Moti Motiva vasi si : Produktivitas. Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dasar Dasar
Penin Peningka gkatan tan
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Personalia. Yogjakarta : BPFE. Hida Hidaya yat, t, Aziz Aziz.. 2003 2003.. Rise Risett Kepe Kepera rawa wata tan n dan dan Tekn Teknik ik Pene Penelit litia ian n Ilmiah Ilmiah.. Jakarta : Salemba Medika. Jewell & Siegall, M. 1990. Psikologi Industri dan Organisasi Modern. Modern. Jakarta : Arcan. Kotler, Philip (2003), Manajemen Pemasaran, Pemasaran, Penerbit Prenhallindo, Jakarta. Kristianto Kristianto Jusuf. Jusuf. 2007. 2007. Studi Asuhan Keperawata Keperawatan n Prosedur Prosedur Pemasang Pemasangan an Infus di RC MMC Jakarta. Jakarta : Tugas Mentlit Program Studi S3 IKM. Kusnanto. Kusnanto. 2004. 2004. Pengantar Pengantar Profesi Profesi dan Praktik Praktik Keperawata Keperawatan n Profesiona Profesional l , Jakarta : EGC . La Ode Jumadi Gaffar. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional . Jakart Jakarta a : EGC. Mangkunegara, AP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Cetakan Ketiga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manusia. Yogjakarta : BPFE. Mumuh. 2005. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Sekarw Sekarwang angii Kabupa Kabupaten ten Sukabu Sukabumi mi . Tesi Tesis s Prog Progra ram m Pasc Pascas asar arja jana na Prog Progra ram m Stud Studii Ilmu Ilmu Kese Keseha hata tan n Masy Masyar arak akat at Univ Univer ersi sita tas s Resp Respat atii Indonesia. Munandar, AS. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi . Jakarta Jakarta : Universitas Universitas Indonesia Press.
37
Muninjaya, AA.Gde. 1999. Manajemen Kesehatan. Kesehatan. Jakarta : EGC Nursal Nursalam am,, Siti Siti Parian Pariani. i. 2001. 2001. Metodolog Metodologii Riset Keperawat Keperawatan an.. Jak Jakarta arta : Sagung Seto Nursal Nursalam am.. 2003. 2003. Kons Konsep ep dan dan Pene Penera rapa pan n Meto Metodo dolo logi gi Pene Peneli liti tian an Ilmu Ilmu Keperawatan. Keperawatan. Jakarta Jakarta : Salemba Medika. _____ ________ ___.. 2007. 2007. Mana Manaje jeme men n Kepe Kepera rawa wata tan, n, Apli Aplika kasi si dalam dalam Keperawatan Profesional. Edisi 2. 2. Jakarta : Salemba Medika.
Prak Prakte tek k
Purwanto. 2006. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akutansi IMKA Surakarta. Surakarta . Tesis Program Magister Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Robb Robbin ins, s, S.P. S.P. Alih Alih Baha Bahasa sa Puja Pujaat atma maka ka,, H & Molan Molan,, B. 2003 2003., ., Perilaku Organisasi : Konsep kontroversi, aplikasi , Edisi kedelapan. kedelapan. Jakarta: Jakarta: PT Prenlindo. Rusminto. 2001. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Aparatur Sekretariat Sekretariat Daerah Daerah Kabupaten Kabupaten Grobogan Grobogan.. Tesis Tesis Progra Program m Magist Magister er Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Siagian, Sondang (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Manusia . Jakarta : Bumi Aksara Soekidjo. Soekidjo. Notoatmod Notoatmodjo. jo. 2002. Metodolog Metodologii Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan.. Rineka Cipta.
Jaka Jakart rta a :
_________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Kesehatan. Jakart Jakarta a : Rineka Rineka Cipta. _____ ________ ____. _. 2005. 2005. Promo Promosi si Keseha Kesehatan tan (Teori (Teori dan Aplika Aplikasi) si),, Jakar Jakarta ta : PT Rineka Cipta Sutant Sutanto o Priyo Priyo Hastom Hastomo. o. 2007. 2007. Analisis Analisis Data Kesehatan Kesehatan. Jaka Jakart rta a : FKM Universitas Indonesia (Unpublished) Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi . Bandung : Altabeta. Sukardi dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar Perilaku Organisasi . Yogyakarta : UII Press. Sule, E. 2002. Keterkaitan antara Kepuasan Kerja Karyawan dan Kepuasan Pela Pelang ngga gan n deng dengan an Kine Kinerj rja a Peru Perusa saha haan an.. Jurn Jurnal al Akun Akunta tans nsii dan dan Manajemen. Volume 2, No.2. Yogyakarta: STIE YKPN.
38
Tam Tamin, in, F. 2002. 002. Pedo Pedoma man n Peng Pengem emba bang ngan an Buda Budaya ya Kerj Kerja a. Jakarta : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. Timpe, D.A. 1999. Motivasi Pegawai: Seri Sumber Daya Manusia. Manusia . Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. __________. 1999. Produktivitas: Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Manusia . Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Tjahjono. Kuntjoro. 2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat Dan Bida Bidan n Seba Sebaga gaii Stra Strate tegi gi Dala Dalam m Peni Pening ngka kata tan n Mutu Mutu Klin Klinis is.. Jurnal Manajemen Manajemen Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan.. Volu Volume me 08, 08, No.0 No.03. 3. Sema Semara rang ng : Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan. Tjandra Yoga Aditama 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit . Jakarta : Universitas Indonesia Press Yaslis Ilyas. 2002. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia . __________. 2003. Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja. Kerja . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. __________. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit . Jakart Jakarta a : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia . Wahy Wahyud uddi din, n, M. 2004 2004.. Indu Indust stri ri dan dan Muhammadiyah University Press.
Orie Orient ntas asii
Eksp Ekspor or .
Surakarta
:
Wijono Wijono Djoko. Djoko. 1999. 1999. Manaj Manajeme emen n Mutu Mutu Pelay Pelayana anan n Keseh Kesehata atan n Volume Volume 1, Surabaya : Airlangga University Press, Surabaya.
39