RESUME JURNAL PENENTUAN AGROINDUSTRI BERBASIS JAGUNG TERPILIH DI PROVINSI LAMPUNG
Jurnal ini membahas mengenai pengolahan industri Jagung di provinsi lampung, berdasarkan pendekatan pendekatan agroindustrial. agroindustrial. Jagung dipilih menjadi topik dalam jurnal ini karena pada daerah penilitian yaitu Lampung, jagung dinilai memiliki potensi yang besar untuk menjadi komoditi yang akan diolah lebih lanjut. Disebutkan dalam jurnal tersebut bahwa Lampung menduduki menduduki peringkat nomor tiga sebagai daerah daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia dengan luas tanamjagung tanamja gung sebesar 433.319 ha, luas panen 433.319 ha, produktivitas 47,56 ku/ha, dan jumlah produksi sebanyak 2.060.712 ton yang tersebar hampir diseluruh Kabupaten/Kota. Ditinjau dari pohon industri, j agung merupakan tanaman yang sarat dengan manfaat. Namun sayangnya sebagian besar jagung tersebut hanya dijual untuk pakan ternak dalam keadaan pipilan dengan harga yang relatif tidak stabil, sehingga jagung dinilai sebagai komoditi yang sangat berpotensi untuk dikembangkan industrinya baik dalam industri hulu maupun hilirnya.
Metode penilitian yang diterapkan dalam jurnal ini adalah metode survei dan wawancara untuk data primer dan sekunder sebagai dasar gambaran dan keterangan akan masalah yang dihadapi yang akan dapat dipergunakan untuk pertimbangan langkah yang selanjutnya diambil. Hal yang pertama diteliti dalam pembangunan agroindustri ini adalah pemilihan jenis agroindustri yang paling potensial untuk dikembangkan dengan dengan analisis hierarki proses dengan cara menyebarkan kuisoner ke beberapa pakar. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan pemilihan ini adalah aspek teknologi, modal, sumber daya manusia, nilai nilai tambah produk, daya serap pekerja dan dampak lingkungan. Kemudian dilakukan penentuan lokasi agroindustri dengan mempertimbangkan hal hal yang akan mempengaruhi keberhasilan pendirian pabrik meliputi: ketersediaan bahan baku, kemudahan suplai bahan baku, potensi dan prospek pasar, pasar, kemudahan akses dengan pasar, sarana transportasi, ketersediaan dan upah tenaga kerja, utilitas (air, listrik) dan dukungan masyarak di sekitar lokasi serta perilaku pedagang dalam transaksi perdagangan; dimana al ternatif lokasi yang dipilih akan ditentukan sedemikian hingga mewakili kriteria tersebut melalui brainstroming dengan pakar dan studi pustaka, kemudian dianali sis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Alternatif lokasi dilakukan dengan cara memilih lima daerah yang memiliki potensi suplai bahan baku. Kemudahan suplai bahan baku merujuk
pada ketersediaan bahan baku yaitu jagung. Ketersediaan bahan baku ini menyangkut lahan budidaya jagung, ketersediaan lahan untuk pengembangan komoditas jagung, dan kemudahan suplai jagung di sekitar lokasi.
Dari metode penelitian dan langkah yang ditetapkan untuk memulai pengembangan agroindustri dengan komoditi jagung ini, diperolehlah hasil. Pemilihan agroindustri yang disesuaikan dengan karateristik petani dan dengan mempergunakan kriteria yang telah disebutkan di atas diperoleh hasil bhawa prioritas terti nggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani adalah tepung jagung. Dengan goal kemampuan teknologi, modal, SDM; tingkat nilai tambah produk dan daya serap pekerja; dan juga besar dampak yang akan ditimbulkannya ke lingkungan, Kriteria yang mendapat prioritas tertinggi adalah aspek teknologis. Aspek ini mempunyai pengaruh menyeluruh dalam kela yakan usaha karena meliputi rencana kapasitas, pemilihan teknologi, desain layout pabrik dan skala produksi. Selain itu pendirian sebuah agroindustri harus mempunyai inovasi teknologi maju sehingga proses produksi berlangsung efisien, dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta mempunyai daya saing di pasar global.
Tepung Jagung merupakan produk yang dinilai paling mencakup goal goal terse but dibandingkan produk lain seperti mie, emping, dan kerupuk/tortilla. Selain merupakan salah satu bentuk olahan yang paling sederhana, tepung jagung dipilih karena merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), mudah dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Untuk memperoleh tepung jagung, ada 2 metode yaitu basah dan kering. Metode basah lebih aplikatif di masayarakat namun dapat menimbulkan kemungkinan kerusakan pada bahan lebih besar. Hasil penelitian menunjukkan, penepungan dengan metode basah (perendaman) menghasilkan rendemen tepung lebih tinggi dibandingkan dengan metode kering (tanpa perendaman). Namun, kandungan nutrisi tepung lebih tinggi pada penepungan dengan metode kering. Dengan demikian metode penggilingan yang berbeda diduga akan memberikan tingkat kerusakan pati dan komposisi kimia tepung yang berbeda.
Sedangkan untuk pemilihan lokasi, berdasarkan metode penilitian, terdapat tiga (3) peringkat yang dianggap layak untuk didirikan lokasi industri tepung jagung berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Kebupaten Lampung Timur, Kabupaten Pesawaran, dan
Kabupaten Lampung Utara dengan Kabupaten Lampung Timur merupakan pilihan pertama untuk lokasi industri tepung jagung. Lalu dilakukan pengecilan fokus daerah dengan dipilihnya kecamatan yang memenuhi kriteria, dengan diperoleh hasil : Sekampung Udik, Marga Sekampung, Jabung dan Sribhawono. Dengan Kecamatan Sribhawono merupakan pilihan pertama.