RESUME DAN STUDI KASUS PROSES BISNIS
Kelompok 1 :
Anggita Rahayu Noviasali [06]
Ayu Lestari Agustina L T [08]
Muhammad Indra Prasetyo [28]
Niko Nainggolan [29]
Yogi Subekti [38]
Kelas 5-14
Program Studi D3 Pajak
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2017
Jawaban :
Proses bisnis adalah suatu rangkaian aktifitas untuk memproduksi suatu barang atau jasa
Perusahaan perlu untuk investasikan sumber seperti material,uang,investasi sebagai input untuk memproduksi output yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
Contoh-contoh operasi bisnis:
Proses bisnis manufaktur : perakitan produk,proses control kualitas,perawatan.
Proses bisnis keuangan : pengeluaran tagihan,proses pembayaran
Proses bisnis perjalanan : pemesanan paket perjalanan
Karyawan/tenaga kerja akan cepat bosan dan jenuh karena pekerjaan yang monoton dan karyawan mudah tidak fokus akan pekerjaannya
Proses rekayasa ulang solusi untuk mengatasi masalah spesifikasi pekerjaan yang monoton,contohnya ada promosi pegawai,mutasi pegawai ke departemen lain,dan rekrutmen pegawai baru
Bisnis proses sisi teknisi yang melihat hanya dari sisi dimana ada input kemudian melalui proses yang pada akhirnya menghasilkan output,sehingga tidak melihat pada pengaruh dan factor-faktor dari lingkungan luar/eksternal
Bisnis proses dari sisi system dinamis kompleks yang terdiri dari input,proses dan output ditambah dalam aktifitas produksinya sudah mempertimbangkan factor-faktor eksternal/lingkungan sekitar tapi tetap ada batasan sehingga tujuan dari suatu bisnis dari organisasi/perusahan tidak menyimpang dari tujuannya.
Bisnis proses dimana terdapat pengaruh eksternal yang lebih besar dalam memproduksi barang/jasanya,sehingga dalam bisnis tersebut ketika ada feedback(umpan balik) dari pasar yang pada akhirnya mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam memproduksi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Proses bisnis yang dapat berbeda tergantung pada sudut pandang siapa yang melihat sehingga suatu tahapan dalam suatu proses bisa berbeda arti pada orang yang berbeda pul,contohnya manajer produksi dapat menganggap bahwa pemenuhan proses pemesanan adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa suatu produk diproduksi tepat waktu beda halnya dengan manajer pemasaran yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah cara untuk memenuhi keinginan pelanggan
A. konsekuensi dari deterministic machines
Hanya melihat proses bisnis dari sisi rassional dan teknis,tidak melihat dari sisi kemanusiaan(jam kerja) dan keorganisasian.
Hanya melihat bisnis proses dari sudut pandang yang statis dan mengabaikan dari sudut pandang dinamis(yang dapat berubah sewaktu-waktu co:iklim ekonomi)
B. konsekuensi dari bisnis proses complex dynamic system
pandangan ini membuat analisi lebih kompleks dan lebih beresiko serta membutuhkan lebih banyak sumber daya.
dapat mengarah kepada social politik dari proses bisnis terabaikan karena terlalu fokus pada organisasi sebagai system yang rasional.
C. konsekuensi dari bisnis proses interacting feed back loop
faktor manusia dianggap sebagai instrument yang dikontrol atau sebagai untuk melaksanakan kontrol .
mudah untuk dipahami tapi sulit untuk dilakukan.
D. konsekuensi dari proses bisnis social constructs
Walaupun proses bisnis ini menyelesaikan permasalahan tabiat manusia yang tidak rasional,tetapi proses bisnis ini juga memiliki beberapa kekurangan jika menggunakan metode ini saja,maka akan sangat sulit untuk menyediakan pengujian secara kuantitatif erhadap perubahan proses bisnis
Terlebih walaupun proses bisnis ini mengenal aspek social politik,metode ini tidak menyediakan cara untuk mengatasi aspek ini tanpa melakukan analisa terlebih dahulu
RESUME CHAPTER 1
BUSINESS PROCESS
"Bukan spesies yang terkuat dan paling cerdaslah yang akan bertahan hidup, tapi hanya mereka yang mampu menyesuaikan dirilah yang akan bertahan." (Darwin) Hal ini menyatakan bahwa bisnis yang baik dan kokoh bukanlah bisnis yang hanya mengandalkan kekuatan internalnya saja, tetapi juga harus menerima perubahan – perubahan di lingkungannya agar jalannya proses bisnis suatu perusahaan dapat relevan.
Proses bisnis menentukan sifat dan karakteristik dari suatu perusahaan contohnya ialah proses bisnis dari suatu lembaga non-profit akan berbeda dengan proses bisnis suatu perusahaan manufaktur dilihat dari alur kerja masing - masing perusahaan tersebut.
Apa itu proses bisnis? Menurut Davenport, "Proses bisnis ialah serangkaian kegiatan yang teratur, terukur, yang sengaja dibuat untuk menghasilkan suatu produk keluaran yang diingiinkan secara spesifik oleh konsumen atau pasar tertentu." Hal ini mengimplikasikan penekanan pada bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan dalam organisasi ketimbang hanya menekankan kepada apa yang menjadi produk utama dari suatu organisasi. Definisi diatas juga didukung dengan definisi yang diutarakan oleh Rummler dan Brache, "Proses bisnis ialah serangkaian tahap yang dirancang untuk memproduksi suatu produk atau jasa, yang kebanyakan prosesnya berbentuk lintas fungsional dan menyebar ke seluruh "kotak putih" (jabatan) dalam suatu organisasi." Bahwa internal organisasi juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam proses bisnis.
Proses bisnis dapat dibagi menjadi 3 secara umum, yaitu :
Proses Inti (Core)
Proses ini merupakan proses yang menciptakan alur nilai tambah utama bagi pelanggan suatu organisasi contohnya : Pembelian, Manufaktur, dan Penjualan
Proses Pendukung (Supporting)
Berperan sebagai pendukung proses inti biasanya melalui bidang – bidang seperti : Pencatatan, SDM, Teknologi informasi dll.
Proses Manajemen
Proses yang mengarahkan, memerintahkan, dan mengatur proses inti dan pendukung.
Fokus dari proses bisnis ialah bagaimana cara untuk meningkatkan efisiensi dari proses-proses yang terjadi di dalam suatu perusahaan salah satunya ialah dengan rekayasa proses bisnis yang sedemikian rupa dari yang dulunya semua pekerjaan dilakukan oleh satu orang hingga menjadi seperti saat ini, dimana satu pekerjaan dikerjakan oleh satu atau lebih orang yang memiliki spesialisasi yang sama ataupun dengan cara – cara lainnya yang dapat direalisasikan.
Ada beberapa pandangan mengenai proses bisnis, dan menurut Melao dan Pidd, sedikitnya ada 4 yaitu :
Proses bisnis sebagai mesin yang teratur
Pandangan ini melihat suatu proses bisnis sebagai suatu rangkaian proses yang tetap dan teratur dimana manusia mengubah input menjadi output sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh perusahaan melalui SOP sehingga nilai – nilai kemanusiaan tidak dibahas disini, dan manusia dianggap seperti "robot" yang hanya melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam SOP. Berikut ialah grafik yang menunjukkan pandangan ini :
Proses bisnis sebagai sistem dinamis kompleks
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai semacam makhluk hidup yang memandang dan berinteraksi dengan sekelilingnya dan beradaptasi agar dapat bertahan dari perubahan namun pada kenyataannya kemampuan adaptasi tersebut didapat dari sistem terbuka yang terdiri dari input, perubahan, output, dan batasan yang memisahkan pihak internal dan eksternal. Sehingga yang diperhatikan perusahaan tidaklah hanya efisiensi pengerjaan, tapi juga kualitas dan tingkat pelayanan atas produknya
Proses bisnis sebagai perputaran umpan balik yang saling berinteraksi
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai sistem yang menerima dan memproses masukan dari luar yang mempengaruhi jalannya proses – proses yang ada. Namun permasalahan pun muncul karena tidak adanya kontrol internal dari perusahaan sehingga seakan – akan perusahaan tidak memiliki prinsip yang ia pegang teguh sendiri dan hanya mengikuti masukan – masukan yang ia terima. Situasi ini menjadikan manusia hanya sebagai pelaksana dari suatu kontrol atau malah menjadi subjek yang dapat dikontrol dengan mudah.
Proses bisnis sebagai bentukan sosial
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai suatu abstraksi pemikiran dari seseorang dimana proses bisnis diniliai dari subjektivitas seseorang. Contohnya, seorang manajer produksi menganggap proses pemenuhan pesanan pelanggan adalah cara untuk mengetahui apakah produk yang dipesan diproduksi tepat waktu sesuai pesanan dan menurut manajer pemasaran, jadinya produk yang diproduksi oleh bagian manufaktur merupakan cara untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tiap – tiap proses dapat dianggap berbeda oleh orang tergantung peranannya dalam organisasi dan pada akhirnya pandangan – pandangan tersebut dapat merubah cara kerja dalam tiap proses agar sesuai dengan pemikiran subjek yang bersangkutan.
Aplikasi dari keempat pandangan
Walaupun sebenarnya pengaplikasian keempat pandangan ini mudah diatas kertas, namun pada praktiknya sangatlah sulit untuk diimplementasikan karena akan menuai krisis fokus pada perusahaan dimana masing – masing dari 4 pandangan tersebut memiliki fokus yang berbeda. Sehingga, perusahaan secara riil hanya mengadopsi beberapa prinsip didalam masing - masing pandangan tersebut dan mengaplikasikannya karena menyesuaikan fokus dari perusahaan itu sendiri. Adapun penggunaan pandangan tersebut secara full pada perusahaan, hanya untuk semata – mata melakukan analisis proses bisnis.
Kebutuhan untuk meningkatkan proses bisnis sekarang sudah menjadi bahan bahasan populer, karena seperti yang sudah disebutkan dalam paragraf pertama, bahwa yang dapat beradaptasilah yang bertahan, (dalam hal ini adaptasi yang dimaksud ialah efisiensi dalam proses) timbullah beberapa area potensi permasalahan bagi perusahaan untuk diperhatikan dan ditangani secara serius:
Organisasi – Berkaitan dengan pengambilan keputusan berkala dll.
Manajemen – Miskomunikasi antara manajer dan bawahan.
Pegawai – Kebosanan, kepuasan pegawai menurun dll.
Pelanggan – Permasalahan customer service.
Penyedia – Keterlambatan persediaan bahan baku dll.
Produk/jasa - Ketidaksesuaian produk/outdated products.
IT - Adaptasi teknologi baru, biaya teknologi dll.
Manajemen proses- Relevansi terhadap proses, high handovers dll.
STUDI KASUS PROSES BISNIS PADA PT NESTLE INDONESIA
INFORMASI PERUSAHAAN
1. PROFIL PERUSAHAAN
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini perusahaan mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula FOX'S dan POLO. Saat ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang beroperasi pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC. Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan tiga (3) pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000 peternak susu di Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi di Lampung setiap tahun. Bersama ketiga sentra distribusi dan ratusan distributor Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi di Indonesia, memastikan ketersediaan produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen diseluruh Indonesia.
Moto Nestlé "Good Food, Good Life" menggambarkan komitmen perusahaan yang berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Adapun visi dari PT Nestlé Indonesia sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia memusatkan perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health), dan keafiatan (wellness) dari konsumen,meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia.
PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu "Passion for Our Consumers". Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Nestlé tidak hanya akan memproduksi produk berkualitas tinggi dan bergizi bagi para konsumen, namun juga akan membantu ribuan petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian mereka, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menggunakan bahan baku dalam negeri yang akan diolah menjadi produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi – dengan demikian menciptakan manfaat bersama sepanjang mata rantai perusahaan.
Gambar 1 logo perusahaan Nestlé
PROSES BISNIS
1. PROSES BISNIS PERUSAHAAN
Nestle Indonesia adalah anak perusahaan dari Nestle SA. Perusahaan Nestle Indonesia mendistribusikan beberapa produk dari nestle.
Berikut kategori produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Nestle Indonesia :
Kembang Gula & Coklat
Fix's
KitKat
Permen POLO
MILO
Nestle CRUNCH
Kopi
NESCAFE Classic
NESCAFE 3 in 1
NESCAFE Kopi Susu Tubruk
NESCAFE Mochaccino
NESCAFE Capuccino
NESCAFE GOLD
NESCAFE Ice
NESCAFE MENU
NESCAFE MATE
Minuman
MILO
MILO 3 in 1
NESTEA
Nutrisi Anak & Keluarga
DANCOW + DANCOW BATITA
DANCOW DATITA
DANCOW NUTRIGOLD
DANCOW Enriched
DANCOW Actigo!
DANCOW Full Cream
DANCOW IDEAL
Makanan Pendamping ASI
Nestle CERELAC Harga Ekonomis
Proses bisnis utama PT. Nestle Indonesia untuk produk KitKat adalah sebagai berikut.
Inbound Sales Logistic
Proses penerimaan produk KitKat dari Malaysia, Menyimpan, dan distribusi dalam gudang.
Outbound Sales Logistic
Proses mendistribusikan dan meberikan service produk ke beberapa distributor point yang ada di seluruh Indonesia.
Operation
Proses operasi dari produk diterima digudang sampai produk dikirim ke beberapa distributor point produk KitKat.
Marketing
Kegiatan menghimpun, mengajak, mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk KitKat.
Services
Dukungan produk KitKat terhadap pelanggan yang mana di Indonesia dilayani melalui sahabatnestle.co.id
Untuk proses bisnis pendukung utama PT. Nestle Indonesia untuk produk KitKat adalah sebagai berikut.
Procurement
Proses pengadaan sumber daya untuk kegiatan produksi, seperti pengadaan bahan baku, mesin, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Human Resource
Proses seleksi dan rekrutmen calon pekerja untuk perusahaan PT. Nestle Indonesia.
Technology Development
Proses untuk mengimprove perusahaan PT. Nestle Indonesia
Firm Infrastructure
Infrastruktur perusahaan yang mendukung proses operasi perusahaan secara keseluruhan.
Gambar 3 Core dan support process
2. CORE PROCESS
a. Indound Sales Logistic
1.1 Menerima Barang dari supplier ke perusahaan
1.1.1 Menyiapkan dokumen pemesanan
1.1.2 Verifikasi dokumen pengiriman barang
1.1.3 Konfirmasi barang ke Supplier
1.2 Mengidentifikasi Barang yang datang ke peruhaan dari supplier
1.2.1 Pengecekan kesesuaian barang
1.2.2 Verifikasi barang masuk
1.2.3 Membuat berita acara masuk
1.3 Mengirim Barang Ke Penyimpanan di gudang perusahaan
1.3.1 Pengecekan berita acara masuk
1.3.2 Penyimpanan Barang
2 Outbond Sales Logistic
2.1 Penyusunan Pengiriman Barang ke distributor
2.1.1 Membuat berkas pengiriman barang
2.1.2 Membuat jadwal pengiriman
2.1.3 Penjadwalan armada pengiriman
2.1.4 Pengirimkan Barang ke Distribution Point
2.1.5 Pengawasan Pengiriman Barang
2.2 Identifikasi Status Pengiriman Barang
2.2.1 Konfirmasi jadwal pengiriman
2.2.2 Membuat berita acara status pengiriman barang
3 Operation
3.1 Permintaan & Penawaran Barang
3.1.1 Peramalan demand
3.1.2 Laporan status persediaan
3.2 Proses Administrasi Barang
3.2.1 Persyaratan penerimaan barang
3.2.2 Kriteria Penerimaan Barang
3.3 Proses Pengendalian
3.3.1 Pengendalian Biaya
3.3.2 Pengendalian Operasional
3.3.3 Pengendalian Peronalia
4 Marketing
4.1 Analisis Pasar
4.1.1 Riset pasar
4.1.2 Analisis kompetitor
4.1.3 Analisis market share
4.1.4 Analisis SWOT
4.2 Penyusunan Program Pemasaran
4.2.1 Perencanaan tujuan pemasaran
4.2.2 Penyusunan strategi pemasaran
4.2.3 Pembuatan jadwal pemasaran
4.2.4 Perencanaan media pemasaran
4.2.5 Perhitungan biaya pemasaran
4.2.6 Perhitungan ketersediaan produk pasar
4.3 Pelaksanaan Program Pemasaran
4.3.1 SetUp Sumber Daya
4.3.2 Pelaksanaan proses pemasaran
4.4 Controlling Proses Pemasaran
4.4.1 Pengawasan proses pemasaran
4.4.2 Pengukuran performansi pemasaran
4.4.3 Identifikasi goal
5 Service
5.1 Pre Sales Services
5.1.1 Penawaran Kembali
5.1.2 Profiling pelanggan
5.2 After Sales Services
5.2.1 Promo
5.2.2 Call Center Suaran Konsumen
3. OUTPUT DAN OUTCOME
Indound Sales Logistic
Outbond Sales Logistic
Operation
Marketing
Service
ANALISIS PROSES BISNIS
1. PERBANDINGAN DENGAN KOMPETITOR
Silver Queen VS Kit Kat. Jadi, inovasi yang dilakukan oleh produk Silver Queen sangat beraneka ragam. Inovasi tersebut bisa terlihat dari variasi produk dari Silver Queen yang ada. Variasi produk Silver Queen yang ada di pasaran yaitu Silver Queen Chunky Bar, Silver Queen White Chocolate, Silver Queen Waffer Roll, Silver Queen Caramel, Silver Queen Chrispy. Produk – produk Silver Queen tersebut dapat memeuhi permintaan pasar yang beraneka ragam. Berbeda dengan variasi produk Kit Kat yang didistribusikan di Indonesia yaitu hanya satu macam saja rasa coklat. Selanjutnya, dapat dilihat juga dalam hal distribusi produk dari Silver Queen yang sangat mudah untuk ditemukan, mulai dari ritel – ritel modern hingga warung – warung yang dekat dengan pemukiman warga di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Berbeda dengan produk Kit kat yang hanya didistribusikan hanya sampai level mini market saja. Selain itu, karena lokasi pabrik pembuatan Silver Queen yang terletak di kota Bandung membuat waktu distribusi lebih cepat dan biayanya lebih murah. Itu sangat bertolak belakang dengan produk Kit Kat yang proses produksinya oleh pabrik Nestle Malaysia yang mana Nestle Indonesia hanya melakukan proses ditribusi produk Kit Kat itu sendiri. Sehingga dari segi proses distribusi ke market yang ada di Indonesia akan lebih lama dan biayanya lebih mahal. Kalau dilihat dari sisi kemasarn produk Kit Kat dan produk Silver Queen maka kemasan dari produk Silver Queen akan lebih terlihat menarik dimata konsumen yang ada di Indonesia. Sedangkan Kit Kat desain produknya dari tahun ke tahun hanya itu itu saja tidak ada perubahan yang signifikan. Jika dilihat dari sisi kegiatan marketing yang dilakukan, Silver Queen dari tahun ke tahun tidak pernah pernah absen mengiklankan produknya di televisi. Hal ini dilakukan untuk menjaga awareness dan loyalitas konsumen. Berbeda dengan Kit Kat yang melakukan kegiatan marketing produknya di televisi tidak seintensif kegitan marketing yang dilakukan oleh Silver Queen.
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
a. Variasi Produk
Variasi produk yang dihasilkan oleh peusahaan Kit Kat kurang beraneka ragam.
b. Logistik
Produk Kit kat di Indonesia masih mengandalkan import dari Malaysia.
c. Distribusi
Distribusi dari produk Kit kat hanya menembus pasar sampai minimarket saja.
Marketing
Frekuensi penyangan iklan dari produk kit kat masih minim.
Packaging
Kemasan produk kit kat yang standard dan kurang menarik dalam pemasaran produknya.
3. USULAN PERBAIKAN
Variasi Produk
Jadi, sebaiknya dalam kegatan produksi produk Kit Kat perlu dilakukan pengembagan inovasi produk agar market yang beraneka ragam di segmen produk coklat dapat terpenuhi keinginannya. Alasan lain, tidak semua orang menyukai produk coklat yang sifatnya original. Pada pada dasarnya sifat dari manusia itu mudah bosan, makan perlu adanya variasi lain.
Logistik
Jadi, Kit kat perlu mempertimbangkan untuk membuka pabrik di Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah dalam hal logistik produk Kit Kat. Beberapa manfaat yang akan didapat adalah biaya distribusi produk Kit Kat akan lebih murah dan waktu untuk aktivitas distribusi produk Kit Kat tersebut menjadi lebih cepat.
Distribusi
Jadi, perusahaan Nestle Indonesia dalam melakukan kegiatan distirbusi produk Kit Kat perlu distribusikan ke distribusi point yang lebih dalam yaitu sampai ke level toko – toko yang ada sekitar pemukiman warga. Sehingga konsumen lebih mudah untuk mendapatkan produk Kit Kat.
Marketing
Jadi, perusahaan Nestle harus meningkatkan frekuensi dalam melakukan kegiatan promosi produk Kit Kat di televisi agar target pasar memiliki Brand Awareness yang lebih besar dibandung produk Silver Queen. Selain itu, manfaat yang akan didapat adalah akan terdapat brand recall dipikiran konsumen. Hal itu akan bermanfaat terhadap perusahaan karena akan meningkatkan nilai brand produk Kit Kat.
Packaging
Jadi, menurut kelompok kami setiap tahunnya perlu dilakukan kegiatan redesign untuk kemasan produk Kit Kat. Hal ini melihat dari sifat alami manusia yang memiliki sifat cepat bosan yang lebih suka mencoba hal – hal baru. Maka dari itu, perusahaan perlu mempertimbangkan ide – ide baru untuk membuat desain kemasan yang dapat menarik hati konsumen.