→ kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait (maksudnya bahwa risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian intern dalam perusahaan tidak ada. Jika sekiranya pengendalian intern dalam perusahaan pt.garuda memadai serta efektif dalam pelaksanaannya dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji demikian → lebih besar besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Salah satu contoh : Suatu akun dalam laporan keuangan yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data faktual.
Fakto-faktor utama ini harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan didalam perusahaan : 1. Sifat bidang usaha klien → Risiko bawaan tiap jenis usaha akan lebih bervariasi pada akun seperti persediaan,piutang usaha ,piutang pijaman,tanah dan bangunan. Sifat usaha ini akan kurang pengaruhnya untuk akun kas,wesel tagih dan utang hipotek. 2. Integritas Integritas manajemen → Jika manajmen didominasi satu atau beberapa orang yang integritasnya kurang, maka kemungkinan bahwa laporan keuangan disalah sajikan akan lebih besar. 3. Motivasi klien → Dalam situasi situasi tertentu manajemen dapat merasa bahwa akan lebih menguntungkan mensalah sajikan laporan keuangan. Juga,perlu dipertimbangkan motivasi untuk mengurang sajikan laba sebelum pajak untuk mengurangi pajak yang harus dibayar 4. Hasil audit sebelumnya → Salah saji yang terjadi pada audit sebelumnya memiliki kemungkinan untuk terjadi lagi dalam audit tahun berjalan. Ini disebabkan beberapa salah saji mempunyai sifat yang sistematis dan organisasi cenderung lamban melakukan pengubahan untuk mengatasinya. 5. Penugasan pertama atau penugas ulang → Auditor akan memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai mengen ai kemungkinan terjadinya salah saji setelah mengaudit sebuah klien untuk beberapa tahun.
6. Hubungan istimewa transaksi tidak rutin → Transaksi antar induk perusahaan dengan dengan anak perusahaan atau antar perusahaan dengan pribadi manajemen adalah contoh hubungan istimewa
seperti
yang
didefinisikan
PSAK
7.
7. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun padahal akun dan transaki secara benar → Banyak akun yang melibatkan estimasi dan pertimbangan manajemen. Contohnya adalah penyisihan piutang tak tertagih,usangnya persediaan ,kewajiban pembayaran bergaransi ,dan cadangan kredit tak tertagih . demikian pula transaksi perbaikan besar-besaran atau pergantian aktiva merupakan contoh diperlukannya pertimbangan untuk mencatat transaksi dengan benar.
* Saat salah saji akibat kecurangan teridentifikasi, maka auditor dapat meresponnya dengan 3 (tiga) cara : 1.Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada resiko kecurangan yang teridentifikasi 2.Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon resiko kecurangan yang teridentifikasi 3.Melakukan prosedur untuk mengarahkan resiko manajemen menguasai control Resiko Pegendalian ( Control Risk )
Untuk memenuhi standar audit, lebih penting bagi auditor untuk menilai resiko dan memberikan respon kepadanya dari pada hanya mengidentifikasikan mereka sebagai resiko akseptibilitas audit, resiko inheren atau resiko pengendalian. Untuk menilai resiko kecurangan, auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan luasnya keberadaan kondisi kecurangan. Tida kondisi yang pada umumnya sering muncul saat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan diantaranya : →
- Insentif atau tekanan - Kesempatan - Perilaku/ rasionalisasi
* Untuk menilai luas dimana ketiga kondisi kecurangan ini hadir, perusahaan harus mempertimbangkan yang berikut : - faktor resiko khusus yang berhubungan dengan pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva - Semua informasi yang diperoleh mengenai perusahaan dan industrinya - Respon pertanyaan auditor dari manajemen tentang pandangan mereka tentang resiko kecurangan serta tentang program dan pengendalian untuk membahasnya. - Hasil prosedur analitis yang diperoleh selama perencanaan menunjukan kemungkinan tidak jujur
Risiko Deteksi (Detection Risk)
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut telah diperiksa 100%. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian seperti ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan dan →
supervi si memadai serta pelaksanaan praktek audi t yang sesuai dengan standar pengendali an mutu yang telah di buat & dir encanakan oleh pihak perusahaan PT.Garuda I ndonesia.