4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2009), 149.
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hlm. 113.
http://pusat-akademik.blogspot.co.id/2008/09/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 8 April 2017 pkl 20.45.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 8 April 2017 pkl. 21.00.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), hlm.156.
Andri Soemitra, Bank&LembagaKeuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009), 171.
Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 157.
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010, hal 144-148
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2009) hal 158-159
Abdul Manan, Ibid, hal 159
Dikutip dari http://pusat-akademik.blogspot.co.id pada tanggal 9 April 2017 pukul 20.54
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2009), hal 161
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010, hal 154
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2009), 177
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2009), hal 160
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 0:02
Abdul Manan, Opcit, 188.
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 0:02
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
Andri Soemitra,Bank&LembagaKeuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009), 185.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,(Yogyakarta: Ekonisa 2007), 165.
Heri Sudarsono, Opcit,188.
Heri Sudarsono, Opcit, 192.
Datuk DR. Syech Othman Alhabshi : Islamic Fund in Malaysia ( presented at The Fund management Industry Conference 1995) .
M. Daud Ali, Azaz-azaz Hukum Islam (Hukum Islam I) Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990), hlm. 33.
Iwan P. Pontjowinoto, "Prinsip Syariah di Pasar Modal: Pandangan Praktisi" Materi Workshop Nasional Pasar Modal Syariah(Malang: 29-31 Mei 2003).
Ahmad Ifham Sholihin, Op. Cit., hlm. 310.
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 0:02
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan zaman dan teknologi memang benar telah menjadi fakta, tidak hanya itu dunia perekonomian islam pun juga mengalami perkembangan dan kemajuan seiring dengan semakin modernnya dunia. Perkembangan dan kemajuan tersebut bisa dilihat dari semakin banyaknya lembaga-lembaga keuangan islam yang lahir baik lembaga keuangan perbankan islam maupun lembaga keuangan islam bukan bank, baik yang berbasis syariah maupun berbasis non islam atau konvensional.
Adapun di antara lembaga keuangan yang islam dan konvensional pun juga mempunyai banyak perbedaan baik dari sistem transaksi, akad yang dipakai, bahkan tujuan dari transaksi pun juga sangat berbeda. Kita sebagai pelaku ekonomi muslim pastinya dan sudah dianjurkan dalam Al-Quran maupun As-Sunnah untuk melakukan segala transaksi yang sesuai dengan syariah islam bukan secara konvensional. Dalam memilih lembaganya pun juga harus yang syariah agar tidak ikut serta dalam transaksi-transaksi yang mengandung unsur maisyir, gharar, dan riba.
Reksadana adalah salah satu bentuk investasi kolektif yang memungkinkan bagi investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya, agar dapat di investasikan dalam bentuk portofolio oleh manajer investasi. Dalam bahasa Inggris reksadana dikenal dengan sebutan "unit trust", "mutual fund" atau "investment fund". Reksadana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh National Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity, kapitalisasi modal US$ 150 juta. Sedangkan di Indonesia Reksadana Syariah pertama kali diperkenalkan pada tahun 1998 oleh PT Danareksa Investment Management, di mana pada waktu itu PT Danareksa mengeluarkan produk berprinsip syariah berjenis reksa dana campuran yang dinamakan Danareksa Syariah Berimbang.
Reksadana syariah merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana syariah dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana syariah juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Reksadana syariah berbeda dengan reksadana konvensional dalam operasionalnya. Hal yang paling tampak adalah proses screaning dalam mengkonstruksi portofolio.
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan reksadana syariah?
Bagaimana karakteristik dan bentuk reksadana syariah?
Apa saja ruang lingkup dari reksadana syariah?
Bagaimana Bentuk Hukum Reksadana?
Bagaimana Penerbitan Saham Reksadana Syariah?
Bagaimana Tata Cara Berinventasi Di Reksadana Syariah?
Bagaimana penerapan prinsip syariah dalam pengelolaan Reksadana?
Bagaimana Kebijakan Pengelolaan Reksadana?
Bagaimana Kebijakan Investasi Reksadana Syariah?
Bagaimana perbedaan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional?
Bagaimana Perkembangan Reksadana Syariah?
Reksa Dana Syariah Terbatas hanya masyarakat muslim saja?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari reksadana syariah.
Untuk mengetahui karakteristik dan bentuk dari reksadana syariah.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup yang terdapat pada reksadana syariah.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk hukum reksadana.
Untuk mengetahui penerbitan saham reksadana syariah.
Untuk mengetahui tata cara berinventasi di reksadana syariah.
Untuk memahami penerapan prinsip syariah dalam pengelolaan Reksadana.
Untuk mengetahui kebijakan pengelolan reksadana.
Untuk mengetahui kebijakan investasi reksadana syariah.
Untuk mengetahui perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional.
Untuk mengetahui perkembangan reksadana syariah.
Untuk mengetahui reksadana syariah terbatas hanya masyarakat muslim saja.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Reksadana Syariah
Secara istilah reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Atau pola pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian akan dikelola oleh manajer investasi (MI) ke dalam portofolio investasi baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek sekurity lainnya.
Reksadana merupakan terjemahan dari mutual fund. Bagi masyarakat Indonesia, meskipun reksadana bukan hal baru, tetapi kurang populer, sehingga kurang menarik bagi investor. Konsep mutual fund sendiri lahir sekitar seratus tahun lalu di London, Inggris. Di Indonesia, lembaga reksadana dipelopori oleh PT Danareksa, sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di bawah kontrol Departemen Keuangan.
Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal.Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27 didefinisikan bahwa Reksadana (mutual fund) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Pada reksadana konvensional, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada Bank Kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana Bank Kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. Setelah kita mengenal reksadana secara umum (konvensional), maka beralih secara khusus pada pengertian reksadana syariah. Tidak jauh berbeda dengan pengertian reksadana pada umumnya, reksadana syariah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksadana syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.
Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah adanya dua proses dalam melakukan penempatan investasinya yaitu: Pertama, screaning yaitu pemilihan saham-saham yang sesuai dengan syariat islam. Kedua, cleansing yaitu dalam investasi selalu berpedoman pada fatwa yang dikeluarkan oleh DSN artinya perusahaan melakukan kegiatan sesuai dengan syariat islam.
Sebenarnya makna umum dari reksadana syariah tidak jauh berbeda dengan reksadana pada umumnya sebagai mana tersebut di atas. Perbedaannya terletak pada operasional, di mana reksadana pada umumnya menggunakan prinsip konvensional, sedangkan reksadana syariah menggunakan ketentuan prinsip syariah. Prinsip syariah di reksadana syariah digunakan dalam bentuk akad antara pemilik modal (rab al-mal) dengan manajer investasi (amil), pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi, dan dalam penentuan dan pembagian hasil investasi.
Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan reksadana syariah sebagai reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam,baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagian pemilik harta (shahib al-mal atau rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Jadi, reksadana syariah pada dasarnya adalah Islamisasi reksadana konvensional. Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shahibul mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Sebenarnya panduan bagi masyarakat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah.
Karakteristik dan Bentuk-Bentuk dari Reksadana Syariah
Menurut Adler Haymans Manurung, karakteristik reksadana terdiri dari :
Kumpulan dana dan pemilik, di mana pemilik reksadana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke reksadana dengan berbagai variasi.
Diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Reksadana merupakan instrument investasi jangka menengah dan panjang.
Reksadana merupakan produk investasi yang berisiko.
Adapun Karakteristik Reksadana Lainnya, sebagai berikut:
Reksadana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai berikut
Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
Investasi jangka pendek.
Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito
Reksa dana Pendapatan tetap
Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar uang.
Investasi jangka menengah.
Reksa dana campuran
Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.
Investasi jangka menengah sampai panjang
Reksa dana saham
Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.
Investasi jangka panjang.
Reksa dana terproteksi
Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.
Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio obligasi.
Bentuk-bentuk dalam reksadana syariah
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Reksadana perseroan (Investment Companies)
Reksadana perseroan adalah perusahaan yang kegiatannya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana-dana penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. Perseroan reksadana ini hanya mempunyai dewan direksa dan tidak ada dewan komisarisnya. Sehingga yang melakukan pengawasan terhadap kinerja serta pelaksanaan aturan oleh manajer investasi harus sesuai dengan kontrak yang telah disepakati adalah dewan direksi perseroan reksadana yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri dari reksa dana bentuk perseroan ini adalah:
Badan hukum yang terbentuk adalah PT.
Pengelolaan kekayaan Reksadana didasarkan pada kontrak antra direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustondian.
Reksadana kontrak investasi kolektif
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif ( KIK ) merupakan instrument penghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif dibentuk antara manajer investasi dengan bank kustodian. Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola portofolio reksadana. Sedangkan bank kustodian bertugas dan bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan kekayaan reksadana.
Karakteristik dari reksa danan kontrak investasi kolektif adalah :
Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli.
Unit penyertaan tidak tercatat di bursa.
Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer investasi (MI) yang mengelola.
Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan akan dibebankan pada kekayaan reksa dana.
Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih (NAB) perunit dihitung oleh bank kustondian secara harian.
Ruang Lingkup Reksadana Syariah
Jenis - Jenis Reksadana Syariah
Jenis – jenis reksa dana syariah ditinjau dari segi sifatnya ada tiga yaitu :
Open end-fund
Biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan reksadana terbuka. Reksa dana terbuka adalah reksa dana di mana pemegang unit menjual unitnya langsung kepada Manajer Investasi. Harga unit ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. Oleh karenanya, investor tidak mengetahui harga jual maupun beli dari unit dan akan diketahui pada esok harinya. Reksadana terbuka berrati reksa dana memmberi kemungkinan bagi investor untuk membeli saham atau unit penyertaan dari reksadana dan dapat menjual kembali kepada reksadana tanpa diatasi berapa banyak jumlah saham atau unit penyertaan yang diterbitkan. Saham atau unit penyertaan yang diterbitkan oleh reksadana terbuka ini dijual berdsarkan Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAV yang pertama kali ditentukan adlah sebesar Rp. 1.000 per sham. Kemudian selanjutnya NAV harus dhihitung setiap hari dan diumumkan secara luas sehingga transaksi selanjutnya menggunajan NAV yang digitung pada akhir hari tersebut.
Closed end-fund
Reksadana yang tidak dapat membeli kembali sham-saham yang telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapt menjal kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik hendak menual sahamnya, maka harus dilakukan melaui bursa efek tempat saham reksadan tersebut dicatatkan. Harga dari saham reksadana tertutup bisa berubah – ubah karena dipengaruhi kekutan permitaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga saham perusahaan pubij lainnya. Reksa dana tertutup adalah reksa dana dimana transaksi perdagangan unit dilakukan di bursa saham karena pemegang unit memiliki saham atau pemegang unit menjual ke bursa sehingga permintaan dan penawaran merupakan harga dari unit. Disamping itu, jumlah unit saham yang diterbitkan oleh perusahaan sama jumlahnya dari waktu ke waktu, terkecuali adanya tindakan perusahaan (corporate action). Harga pasar tersebut tidak selalu sam dengan NAB per sahamnya. Adakalanya lebih besar dari NAB per sham (disebut at premium) atau lebih kecil dari NAB per sahamnya (disebut at discount).
Unit Invesment Trust
Suatu perusahaan dibidang investasi yang membei portofolio efek (berdsarkan pada perjanjian Trust Indenture) dengan menggunakan kumpulan dana (harta kekayaan) dari pemegang saham atau unit penyertaan. Unit penyertaan reksadana pertama kali ditawarkan dengan harga yang sama dengan harga Rp. 1.000 sama dengan nilai aktiva bersih awal yaitu Rp. 1.000 per unit penyertaan dan biasanya ditentutakn besarnya investasi minimum untuk pertama kali.
Dilihat dari portofolio investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi:
Reksadana pasar uang (money market fund)
Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa Dana Pasar Uang, dimana dananya diinvestasikan pada instrumen pasar uang.
Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, swbi, dan instrument lain. RDPT merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah. Reksadana ini memiliki resiko yang relatif lebih besar dari reksadana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Reksadana saham (equity funds)
Reksadana yang dananya hampir seluruhnya diinvestasikan pada saham dan sekitar 5% sampai 10% diinvestasikan pada kas/pasar uang untuk menjaga adanya penarikan dari investor. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktiva alam bentuk efek yang bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risiko nya ebih tinggi dari dua jenis reksdana sebelumnya, namun penghasilkan tingkat pengembalian yang juga tinggi.
Pada umumnya efek saham memberikan kontribusi dengan memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk caoutak gain dengan pertumbuhan harga-harga saham dan dividen. Banyak perspeksi yang menganggap bahwa berinvensti pada saham sebih cenderung spekulatif, atau berjudi. Namun secara teori dan pengalaman dilapangan menghatakan bahwa investasi pada saham adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan.
Reksadana campuran (discretionary funds)
Reksadana yang dananya diinvestasikan pada saham, obligasi, pasar uang, dan sejumlah kas untuk berjaga-jaga. Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang bersifat utang. Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya. Reksa dana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel dalam menjalankan investasi. Fleksibel berartikan, pengelolaan investasi dapat digunakan untuk berpindah-pindah dari saham, ke obligasi, maupun ke deposit. Atau tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading.
Berbagai jenis investasi reksa dana tersebut memiliki tingkat keuntungan dan resiko yang berbeda-beda. Reksa dana yang memiliki keuntungan yang paling tinggi tentunya juga memiliki resiko yang paling besar, misalnya saham. Resiko paling tinggi tersebut dikarenakan fluktuasi harga saham yang tajam. Begitupun jenis investasi reksa dana yang tingkat keuntungannya rendah juga memiliki tingkat resiko yang rendah.
Dilihat dari tujuan investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi:
Growth fund
Reksa Dana ini mempunyai portofolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang cukup tinggi, seperti investasi di instrumen saham. Reksadana yang menekan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana.
Income fund
Reksa dana ini mengutamakan jenis portofolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang agak kurang, seperti investasi instrumen obligasi. Reksdana jenis ini mengutamakan pendapatan konstan. Reksadana jenis ini mengalokasi kan dana nya pada surat utang atau obligasi.
Safety fund
Reksa dana ini lebih mengutamakan keamanan reksa dana investasi dan tidak menyukai adanya volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari instrumen investasinya. Manajer Investasi Reksa Dana jenis "safety fund" ini cenderung melakukan investasi di instrumen pasar uang, seperti deposito.
Prinsip – Prinsip Reksadana Syariah
Prinsip – prinsip reksadana syariah adalah:
Bukan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
Dalam reksadana syariah tujuan investasinya bukan hanya untuk mencari keuntungan semata. Manajer investasi dana syariah tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan pemilik modal, tapi juga memastikan bahwa portofolio yang dimiliki tetap berada dalam dominan investasi yang diinginkan klien (investor).
Ada nya proses screening (penyaringan)
Daam reksa dana syariah harus melalui proses screening sebagai bagian dari proses alokasi asset. Reksadana syariah hanya dibolehkan melakukan penempatan saham-saham syraiah dan instrument lain yang dinyatakan halal dengan berdsarkan Jakarta Islamik Indeks.
Ada nya proses cleansing (purification)
Proses ini dimaksutkan untuk membersihakn asset-aset yang tidak halal, baik dengan mengeluarkan zakat atau amalan lainnya.
Ada nya proses valuation saham
Didalam operasional manajemen portofolio, yang harus diperhatikan adalah proses valuation saham. Kegunaan konvensional membolehkan risk free interest dimana dalam system syariah hal ini tentu nya tidak dibenarkan
Pengawasan yang lebih efektif
Selain dari bapepam sebagai pengawas pasar modal syariah dalam seluruh operasioanlnya agar tetap berada salam ketentuan syariah yang berlaku.
Adanya Jakarta Islamic Indeks (JII)
Berguna sebagai tolak ukur bagi investasi berdsarkan syariah dipasar modal selain dari indeks – indeks yang lain yang ada di Bursa Efek Jakarta.
Investasi harus pada perusahaan produk halal
Penempatan dana dalam reksadana syariah tidk boleh menempatkan dananya pada emiten yang menjaankan usahanya pada hal – hal yang melanggar hukum syariah.
Risiko dan Manfaat Reksadana Syariah
Investor melakukan kegiatan investasi melalui Reksa Dana pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh hasil investasi yang menarik dan optimal dalam jangka panjang namun tetap memberikan pendapatan yang memadai melalui investasi pada efek yang bersifat likuiditas. Namun bagaimanapun juga sebuah instrumen apapun bentuknya masing-masing memiliki kenggulan dan kelemahan yang melekat pada instrumen dimaksud. Untuk itu maka perlu diketahui keuntungan dan kelemahan terkait dengan risiko, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah konkrit untuk meminimalisir risiko-risiko yang dapat menyebabkan kerugian secara finansial.
Bapepam menyebutkan ada beberapa risiko yang mungkin terjadi apabila berinvestasi didalam reksadana, diantaranya yaitu :
Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek seperti obligasi, saham, dan surat-surat berharga lainnya. Yang menjadi bagian dari portofolio reksadana di bursa yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan. Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana adalah dengan melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
Risiko likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. Penjualan kembali (redemption) sebagaian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut .
Risiko politik dan ekonomi
Perubahan dalam bidang politik maupun ekonomi dapat mempengaruhi kinerja di suatu perusahaan dalam portofolio reksadana.
Risiko wanprestasi
Risiko ini dapat terjadi apabila ada perubahan asuransi yang mengansurasikan harta kekayaan reksadana yang tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi ha yang tidak diinginkan. Seperti pihak-pihak terkait dengan reksadana yaitu pialang, bank custodian, agen pembayaran atau bencana alam yang dapat mempengaruhi NAB yang bersangkutan.
Risiko default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat. Jenis risiko default ini merupakan kategori risiko yang paling fatal. Penyebab risiko ini adalah misalnya, jika pihak manajer investasi membeli obligasi yang emiten nya mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu mebayar bunga atau pokok obligasi tersebut.
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
Risiko inflasi
Terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real return.
Risiko nilai tukar
Resiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan memengaruhi nilai sekuritas yang termasuk foreign investmeni setelah dilakukan konversi dalam mata uang dosmetik.
Risiko spesifik
Ini adalah risiko yang dimiliki setiap sekuritas. Di samping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas memiliki risikonya masing-masing.
Adapun manfaat reksadana syariah antara lain :
Dapat mendiversikasi portofolio secara cepat (instant diversification).
Keluwesan untuk menukarkan ke jenis portofolio invesatsi lainnya dalam satu grup reksadana (flexibility) atau diprjualbelikan pada penerbitnya pada nilai asset bersihnya setiap saat.
Kecepatan dalam proses jual beli.
Manajemen profesional yang dapat izin dari ororitas bursa.
Banyaknya pilihan dari beragamnya investasi usaha reksadana yang kini tumbuh pesat.
Manfaat perlindungan investor, melalui pertauran yang dikelurakan BAPEPAM, diantaranya mengatur tentang transaksi pada suatu jenis saham maksimal 5% dari total modal si sector investasi.
Keuntungan Investasi Reksadana Syariah
Berikut beberapa keuntungan jika berinvestasi pada reksa dana syariah antara lain: - Kemudahan berinvestasi Banyak perusahaan manajer investasi/Asset Management dengan minimum pembelian Rp 100.000 - Rp 250.000 anda sudah bisa berinvestasi di Reksa Dana. Saat ini produk reksa dana syariah sudah tersedia sebesar 49 reksadana.
Dikelola oleh manajemen professional dan ahli di bidangnya
Tidak sembarang orang dan perusahaan boleh mengelola reksa dana. Untuk perorangan harus mempunyai ijin sertifikasi Wakil Manajer investasi. Untuk perusahaan harus mempunyai ijin Manajer Investasi, memenuhi syarat permodalan untuk mendirikan perusahaan manajer investasi, menjalani fit & proper test oleh BAPEPAM&LK untuk manajemen perusahaan dan secara berkala juga diaudit oleh BAPEPAM&LK; mempunyai SDM yang handal untuk mendukung setiap unit kerja di perusahaan manajer Investasi, dan tentunya SDM tersebut harus mengerti tentang syariah dan pengelolaan investasi secara syariah.
Diversifikasi Investasi
Untuk menghasilkan return yang optimal maka kita harus mendiversifikasikan portfolio investasi kita dengan cara membeli beberapa saham di sektor yang berbeda, membeli obligasi dan menaruhnya juga dipasar uang dengan tingkat return yang optimal. Pola diversifikasi semacam itu mensyaratkan nilai portfolio investasi yang tinggi.
Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki dana terbatas? Reksa Dana adalah solusinya. Karena hakikatnya Reksa Dana adalah dana yang dihimpun dari orang-orang yang menginginkan investasi maka menghasilkan dana kelolaan yang besar. Dan hasil dari investasi yang optimal tersebut lalu dibagikan kepada investor sesuai dengan porsi investasinya tentu saja setelah dipotong oleh biaya-biaya yang telah disyaratkan oleh Manajer Investasi. Biaya-biaya ini pun tak besar karena untuk biaya pun tanggung renteng sesuai dengan porsi investasinya dan meniadakan biaya yang tak perlu lainnya jika investasi tersebut dilakukan seorang diri oleh investor. Ini salah satu sebabnya kinerja Reksa Dana lebih optimal dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
Likuiditas yang tinggi
Apabila investor ingin menarik investasinya dikarenakan membutuhkan dana untuk keperluan yang lain ataupun ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa dicairkan atau ditarik kapan saja.
Biaya investasi cenderung rendah
Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang dibebankan oleh sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya adalah Rp 10.000-Rp 15.000. Namun ada juga yang membebankan keseluruhan biaya transaksi dan ada yang per saham. Selain itu jika kita menginginkan untuk melakukan transaksi obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang investasi yang ditawarkan minimal Rp 1 miliar kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka pembelian 1 unit minimal Rp 5 juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda menginginkan investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli Sukuk maupun Sukri.
Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya diberikan rate counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum dipotong PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai dana sekitar Rp 100.000-Rp 1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka dengan bagi hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun (tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.
Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp 500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang mengelola adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang optimal.
Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di media masa. Setiap bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening koran dan kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
Lebih Aman dan Stabil
Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan perbandingan utang tidak boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk mempunyai underlying asset yang jelas sehingga resiko default kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian melalui mekanisme rasio kuantitatif, Reksadana Syariah terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang dijadikan dasar penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa obligasi syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang mengharuskan portfolio investasinya di syariah maupun tidak (konvensional). Umumnya yang memegang obligasi syariah adalah institusi syariah dan mereka pada umumnya memegang sampai tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak harganya (volatilitas) nya relatif stabil.
Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan dan bermanfaat bagi sesama.
Membantu perekonomian bangsa
Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah jadi lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal kerja perusahaan.
Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Baik tidaknya kinerja investasi portofolio yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi investasi yang dijalankan oleh manajer investasi yang bersangkutan. NAB pada reksa dan terbuka dihitung dan diumumkan setiap hari, sedangkan NAB tertutup hanya cukup seminggu sekali.
Nilai aktiva bersih reksa dana dalam suatu periode dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Total NAB = Nilai Aktiva – Total Kewajiban
Nilai Aktiva Bersih per unit :
NAB Per unit = Total Nilai Aktiva BersihTotal Unit Penyertaan sahamditerbitkan
Dimana :
Total NAB = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada Periode tertentu
NAB perUnit = Nilai Aktiva Bersih perSaham atau Unit Penyertaan pada Periode tertentu.
Bentuk Hukum Reksadana
Panduan bagi masyarkat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. Sayangnya produk investasi syariah yang lebih menguntungkan dari produk tabungan atau deposito perbankan syariah ini kurang tersosialisasi. Pemilik dana (investor) yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada Manajer Investasi. Reksadana Syariah akan bertindak dalam aqad mudharabah sebagai Mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksadana Syariah. Dana kumpulan Reksadana Syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan Emiten (perusahaan lain) melalui pembelian Efek Syariah.
Bagi umat muslim landasan akan pentingnya berinvestasi antara lain berdasarkan hadist: "Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HRMuslim&Ahmad]".
Pada instrumen pasar modal, Reksa Dana Syariah hanya menempatkan dananya pada emiten atau perusahaan atau pihak-pihak penerbit instrumen investasi yang tidak melakukan usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip kehalalan syariah seperti riba, perjudian, pornografi, minuman haram (alkohol), babi, dan hiburan yang bertentangan dengan syariah dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur'an surat Al-Imron ayat 130 dan An-Nisa ayat 29, yang berbunyi :
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba yang berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."(QS.Al-Imron:130)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kalian."(QS. An-Nisa':29)
Reksa dana menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 dapat didirikan dalam dua bentuk, yaitu :
Badan hukum perseroan (PT)
Reksa dana perseroan (PT) merupakan badan hukum tersendiri yang didirikan untuk melakukan kegiatan reksa dana. Sebagaimana hukum PT, maka reksa dana yang bebrbentuk perseroan memiliki suatu anggran dasar, pemegang saham, pengurus atau direksi, kekayaan sendiri dan kewajiban. Cirri-ciri reksa dana PT anatar lain :
Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT)
Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.
Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank custodian.
Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksa dana KIK pada prinsipnya bukanlah badan hukum tersendiri. Reksa dana melakukan kegiatan berdasarkan kontrak yang dibuat oleh manajer investasi dan bank custodian. Investor mempercayakan dananya kepada manajer investasi untuk dikelola, kemudian dana yang terkumpul itu disimpan dan diadministrasikan pada bank custodian. Selanjutnya secara bersama-sama dikelola oleh manajer investasi dalam bentuk portofolio adalah milik investor secara bersama-sama dan proposional.
Hal ini berbeda dengan reksadana perseroan yang dimanapendiri harus terlebih dahulu mendirikan PT kemudian menunjuk manajer investasi dan bank custodian, reksa dana KIK pembentukannya lebih sederhana. Cirri-ciri reksa dana KIK, antara lain :
Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak.
Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank custodian berdasarkan kontrak.
Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli.
Unit penyertaan tidak dicata dibursa.
Investor dapat menjualkembali (redemption) unit penyertaan yang dimilkinya kepada manajer investasi yang mengelola.
Hasil penjualan/pembayaran kembali unit penyertaan akan dibebankan kepada kekayaan reksa dana.
Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan atas nilai aktiva bersih per unit dihitung oleh bank custodian secara harian.
Penerbitan Saham Reksadana Syariah
Emitmen yang melakukan penawaran umum saham reksa dana syariah wajib :
Mengikuti ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum reksa dana berbentuk perseroan serta ketentuan tentang penawaran umum lainnya.
Mencantumkan ketentuan dalam kontrak pengelolaan serta informasi tambahan dalam prospektis hal-hal berikut:
Dalam anggaran dasar emiten harus diberdasarkan prinsip-prinsip syariah dipasar modal.
Kebijakan investasi di reksa dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dipasar modal.
Jenis usaha, jasa yang diberikan, asset yang dikelola. Akad, dan cara pengelolaan emiten dimaksud agar tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Memilki anggota direksi, wakil manajer investasi, dan penanggung jawab atass pelaksanaan kegiatan custodian pada bank custodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Mekanisme pembersihan kekayaan emiten dari unsur-unsur yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dipasar modal.
Dana kelolaan emiten syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada efek yang tercantum dalam daftar efek syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau pihak lain yang diakui oleh Baepam dan LK.
Dalam hal penerbitan Unit Penyertaan reksa dana Syariah berbentuk KIK, pihak yang
melakukan penawaran umum unit penyertaan reksa dana syariah berbentuk KIK, wajib :
Mengikuti ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftraan, peraturan pernyataan dalam rangka penawaran umum reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif serta ketentuan tentang penawaran umum yang terkait lainnya.
Mencantumkan ketentuan dalam KIK dan informasi tambahan dalam prospectus hal-hal sebagai berikut :
Kebijakan investasi reksa dana tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
Wakil manajer investasi yang melaksanaan penegelolaan reksa dana dan penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan custodian pada bank custodian yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Tamabahn kata "syariah" pada nama reksa dana yang diterbitkan.
Mekanisme pembersihan kekayaan emiten dari unsur-unsur yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dipasar modal.
Dana kelolaan emiten syariahnya hanya dapat diinvestasikan pada efek yang tercantum dalam daftar efek syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK atau pihak lain yang diakui oleh Baepam dan LK.
Tata Cara Berinventasi Di Reksadana Syariah
Umumnya mekanisme berinvestasi di reksa dana syariah maka calon nasabah harus
memenuhi persyaratan pembelian di manajer investasi dan agen penjual yang ditunjuk.
Pembayaran dilakukan pada bank penerima pembayaran yang ditunjuk.
Cara pembelian (subscription) unit penyertaan reksa dana syariah :
Setelah membaca prospectus penawaran reksa dana syariah, mengisi formulir pembelian reksa dana secara lengkap dan benar.
Mengisi formulir profil investasi nasabah.
Membayar pembelian unit penyertaan di bank yang sudah ditunjuk. Pembayaran dapat dilakukan dengan cek atau giro, transfer tunai atau pemindahbukuan.
Menyerahkan formulir pembelian yang telah diisi dan kopian bukti transfer bank kepada petugas di manjer investasi.
Calon nasabah memenuhi persyaratan batasan minimum dan maksimum pembelian unit penyertaan
Investor berhak atas bagi hasil investasi sampai dengan ditariknya kembali unit penyertaan tersebut pada periode yang telah ditentukan.
Sedangkan cara penjualan (redemption) unit penyertaan reksa dana syariah :
Bagi pemodal perorangan mengisi formulir penjualan kembali reksa dana syaraiah yang mencakup nomor registrasi UP yang akan dijual, nomor surat tanda pengenal diri, menandatangani formulir penjualan. Dan bagi pemodal berbadan hukum mengisi formulir penjualan yang mencakup nomor registrasi UP yang akan dijual, nomor anggaran dasar, dan nomor surat tanda penggenal diri pejabat yang berwenang, menandatangani formulir penjualan.
Memenuhi batasan minimum dan maksimum UP. Misalnya minimum Rp. 200.000.
Pembayaran dana hasil penjualan kembali UP akan dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan atau transfer ke rekening yang tunjuk oleh pemegang UP yang dilakukan sesegera mungkin tidak lebih dari 7 hari bursa sejak permohonan penjualan kembali.
Penerapan Prinsip Syariah dalam Pengelolaan Reksadana
Pemilihan portfolio investasi yang sesuai dengan syariah. Dimana pemilihan portfolio efek harus di dasarkan pada prinsip keuangan islam yaitu menghindarkan diri dari riba, gharar dan maysir dan transaksi –transaksi yang batil yang dilarang oleh shariah sebagaiman firman Allah dalam Al-Qur'an: QS an-Nisaa ayat 29" Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau memakan harta sesamu secara batil, kecuali dengan perniagaan yang berlangsung secara suka-sama suka di antara kamu, …."
Larangan Riba. Islam melarang riba sudah diketahui bersama, dan pelarangan ini bukan saja untuk muslim tetapi juga dilarang dalam ajaran lain selain Islam. Walaupun masih terdapat perbedaan pandangan terhadap bunga akan tetapi pelarangan riba telah tercantum jelas di dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 275-276, 278-290. Walaupun ayat diatas tidak menjelaskan jelas perbedaan antara riba dan usury akan tetapi dalam kristen dan yahudi dijelaskan bahwasannya bunga adalah " jika kamu harus meminjamkan uang dan kamu meminta kelebihan beberapa dari jumlah uang yang dipinjam"
Larangan gharar. Gharar atau transaksi yang tidak jelas adalah bagian dari sistim judi. Judi adalah sebuah permainan tentang kesempatan, yaitu dimana tidak ada kemungkian untuk memprediksi keuntungan. Gharar dipahami sebagai transaksi yang tidak jelas. Hadits-hadits berikut dapat dijadikan rujukan untuk pemahaman lebih jauh mengenai Gharar."Rasulullah s.a.w melarang jual beli dengan hasah dan penjualan gharar." (HR. Muslim) dan hadits "Dilarang menjual ikan dalam laut, yang seperti itu gharar (HR. Ibn Hambal). Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Gharar adalah sesuatu yang mengandung ketidakpastian yang dapat menimbulkan kerugian. Transaksi atau akad semacam ini dilarang dalam Islam.
Larangan investasi pada makanan dan minuman yang tidak halal. Alqur'an telah menjelaskan bahwa barang yang haram adalah khamar, babi, darah, bangkai. Dan Al-Qur'an memberikan landasan kepada manusia untuk memilih makanan dan minuman selain yang dilarang dengan tetap mengedepankan prinsip maslahah.
Prinsip keseimbangan. Syariah menekankan kepada umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam segala hal yang dilakukan. Di dalam semua aspek hukum yang berkaiatan dengan tingkah laku manusia, muslim harus bersikap membangun ( seimbang) bukan perusak termasuk juga dalam makanan dan minuman. Landasan ini dapat dijadikan acuan bagi muslim terutama dalam bertransaksi di pasar modal sehingga terhindar dari sikap serakah dan melakukan tindakan-tindakan yang dilarang oleh syariah.
Prinsip etika. Etika ini merupakan hal yang ditekankan dalam shariah. Islam bukan hanya membahas tentang bagaiman etika dan moral yang baik akan tetapi juga memberikan giudlines tentang hal –hal yang dapat mencegah tindakan yang tidak etis dan bermoral dalam berbagai aspek. Hal-hal yang jelas-jelas tidak diperbolehkan adalah insider trading, manipulasi pasar yang seringkali terjadi karena keserakahan manusia.
Kepemilikan penuh. Artinya shariah melarang kita bertindak curang, dan menjual barang yang tidak kita miliki. Seperti prilaku short selling yang biasa terjadi di pasar modal.
Secara historis, eksistensi reksa dana syariah tidak dikenal dalam sejarah kelahiran dan penyebaran agama islam. Namun demikian, hal tersebut bukan berarti bahwa islam tidak memiliki konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan dan operasionalisasi reksa dana syariah. Dalam hukum ekonomi islam terdapat beberapa prinsip muamalah mubah atau jaiz yang menjelaskan bahwa segala sesuatu diperbolehkan selama tidak secara tegas dilarang oleh Al-Quran dan as-Sunnah.
Reksa Dana syariah akan bertindak sebagai pengelola dana (mudhorib) yang berkewajiban untuk melakukan pengelolaan atas dana milik investor. Pengelolaan tersebut dilakukan dalam bentuk menempatkan kembali dana (reinvestment) milik para investor dalam berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan nilai-nilai syariah, yaitu instrumen investasi yang di dalamnya tidak mengandung unsur yang dilarang dalam Islam beruba riba, haram, perjudian (maisyir), dan unsur ketidakpastian (ghoror). Dengan didasarkan pada pola hubungan yang demikian tersebut maka prinsip mudharabah yang diaplikasikan dalan Reksa Dana Syariah sering disebut dengan mudharabah bertingkat. Hal ini dikarenakan pada alasan bahwa Reksa Dana Syariah bukan merupakan mudharib murni yang hanya melakukan investasi kembali dana milik para investor dalam sektor riil saja.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditegaskan di sini bahwa dalam operasionalnya Reksa Dana dapat menerapkan akad-akad atau perjanjian tradisional Islam, atau dengan kata lain Reksa Dana dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Adapun akad yang dipakai yaitu akad wakalah dan akad mudharabah. Dengan karakteristrik sistem yakni; (1) pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi Manajer Investasi tertentu kepada pemodal, (2) pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan, dan (3) manajer investasi sebagao wakil tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligenceltafrith).
Kebijakan Pengelolaan Reksadana
Bapepam mengeluarkan pedoman pengelolaan reksa dana termasuk pelarangan dan
pembatasan yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manajer investasi. Pembatasan
dan pelanggaran reksa dana, antara lain:
Menerima atau memberikan pinjaman secara langsung.
Membeli saham atau unit penyertaan reksa dana lainnya.
Membeli efek luar negeri
Memebeli efek yang diterbitkan oleh suatu emiten melebihi 5% dari jumlah modal yang disetor emiten.
Membeli efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan melebihi 10% dari nilai NAB reksa dana pada saat pembelian.
Kebijakan Investasi Reksadana Syariah
Kebijakan investasi reksa dana syariah yakni hanya berinvestasi pada perusahaan dengan kategori halal, dan memenuhi rasio keuangan tertentu. Halal yang dimaksud adalah tidak perusahaan tersebut tidak memproduksi atau menjual sesuatu yang haram menurut Islam, seperti menjual daging babi, minuman keras, bisnis hiburan maksiat, judi, pornografi, dsb, tidak merugikan orang banyak, tidak merugikan orang dan bersifat mudarat (rokok), tidak boleh investasi pada portfolio yang yang bersifat riba (Adanya bunga), bukan judi (maysir), perdagangan yang tidak disertai penyerahan barang, perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu (bay al najsy), jual beli mengandung ketidakpastian (gharar) dan spekulatif, serta transaksi suap (risywah).
Memenuhi rasio keuangan tertentu, maksudnya total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 persen (delapan puluh dua per seratus) yang berarti modal 55 persen dan utang 45 persen, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.
Kebijakan Investasi reksadana syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari'ah Islam, meliputi:
1. Efek Pasar Modal Syariah: Obligasi Syariah (Sukuk); Saham-saham yang masuk dalam DES (Daftar Efek Syariah), serta efek surat hutang lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah.
2. Instrumen Pasar Uang Syariah: - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) - Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (SIMA) - Certificate of Deposit Mudharabah Mutlaqah (CD Mudharabah Mutlaqah) - Certificate of Deposit Mudharabah Muqayyadah (CD Mudharabah Muqayyadah).
Perbedaan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional
Sebagai salah satu instrumen investasi, reksa dana syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Dimana perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang harus berpedoman pada sumber Al-Qur'an dan Hadits serta hukum islam yang lainnya. Reksa dana syariah beroperasi berlandaskan pada fatwa DSN No.20 DSN-MUI/IV/2001. Dalam Reksa Dana Konvensional metode perhitungan keuntungan antara pihak investor dengan manajer investasi adalah sah dan sesuai dengan ketentuan hukum islam, karena dilaksanakan berdasarkan metode bagi hasil berupa bagi untung (profit sharing) ataupun bagi pendapatan (revenue sharing). Namun, yang masih menmbulkan keragu-raguan (gharar) adalah dalam hal penyalurannya kepada pengguna investasi, apakah digunakan untuk usaha-usaha yang benar-benar halal atau tidak.
Sementara itu pengelolaan dana oleh manajer investasi pada reksa dana syariah hanya ditujukan untuk kegiatan-kegiatan usaha pengguna investasi yang benar-benar halal, karena manajer investasi dari reksa dana syariah mendasarkan pada Islamic Index dan dalam internal Reksa Dana terdapat Sharia Compliance sebagai badan yang mengawasi ketaatan para manajer investasi terhadap prinsip-prinsip syariah, atau yang lebih dikenal dengan dewan Pengawas Syariah (DPS).
Ada beberapa hal yang membedakan antara Reksa Dana syariah, serta ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam investasi syariah ini, yaitu sebagai berikut:
Untuk membedakan antara Reksa Dana syariah dan Reksa Dana konvensional dapat dilakukan dengan proses manajemen portofolio, diantaranya adalah:
Perbedaan pokok tentang Islamic fund dengan conventional fund terdapat pada screening proses sebagai bagian dari proses alokasi asset. Islamic fund hanya dibolehkan melakukan penempatan pada saham-saham dan instrumen lain yang halal. Ini berdampak pada alokasi dan komposisi asset dalam portofolionya.
Syariah fund melakukan pula cleansing process yang bermaksud membersihkan dari pendapatan yang tidak halal.
Perkembangan Reksadana Syariah
Pada reksadana syariah (RD Syariah), pemilihan instrument investasi harus berdasarkan DES (Daftar Efek Syariah) yang diterbitkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia) yang bekerjasama dengan BAPEPAM-LK. DES dikeluarkan setahun 2 kali dalam periode akhir Mei dan November. Per 31 Mei 2011, saat ini baru terdapat 11 SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), Sukuk/Obligasi Syariah (OS) = 30 seri, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana Syariah 49 unit (baru 7,75 persen dari seluruh reksa dana yang ada), yang terdiri dari:
Reksa dana Saham Syariah 10 unit;
Reksa dana Campuran Syariah 15 unit;
Reksa dana Pendapatan tetap Syariah 8 unit;
Reksa dana Indeks Syariah 1 unit;
Reksa dana Terproteksi Syariah 3 unit.
Dengan total NAB RD Syariah Rp 5,775 Triliun (3,68 persen dari seluruh NAB Reksadana) dengan komposisi:
RD syariah campuran Rp 1,076 T;
RD Syariah Indeks Rp 205,49 M;
RD Syariah Pendapatan Tetap Rp 465,698 M;
RD Syariah Saham Rp 1,8 T;
RD Syariah Terproteksi Rp 2,227 T.
Emiten syariah yang tercatat di bursa (listing) 213 emiten, Perusahaan publik syariah 3 emiten, Emiten syariah tidak listing 9 emiten, Total Daftar Efek Syariah 225 Emiten.
Reksa Dana Syariah Terbatas hanya masyarakat muslim saja?
Tidak, karena pada dasarnya syariah itu bukan "Keyakinan" melainkan "System Ekonomi" yaitu dengan mengedepankan prinsip kejujuran, keadilan dan bermanfaat bagi sesama itu menjadi nilai-nilai dasar kemanusiaan apapun agamanya dan berasal dari suku manapun.
Prinsip tanpa RIBA juga tidak hanya ada didalam Islam tapi juga di Nasrani, Yahudi dan agama lainnya. Silahkan cek pada kitab agama masing-masing. Tidaklah heran jika saat ini perkembangan syariah khususnya reksadana syariah sudah sampai ke Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, Hongkong dan banyak negara lainnya yang bukan mayoritas beragama Islam tetapi memakai konsep dasar syariah dalam pengelolaan keuangan dan Investasi.
Lebih dari itu di London sudah terlebih dahulu ada FTSE Global Islamic Index dan di Amerika Serikat sudah ada Dow Jones Islamic Indeks jauh sebelum Indonesia yang notabene adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Jadi sekarang selamat berinvestasi reksadana syariah, jangan lupa tentukan profil resiko anda, tentukan tujuan keuangan dan jangka waktu investasinya setelah itu mulailah lakukan investasi beerdasarkan klasifikasi diri anda sesuai butir butir diatas dan selamat menikmati hasilnya. Jadikan syariah sebagai way of life apapun suku anda, apapun agama anda dan suku anda. Kecil bersenang-senang, muda bekerja & investasi, tua sejahtera, meninggal masuk surga.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna investasi. Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di qiyaskan) dengan syarat-syarat yang sah.
Pada dasarnya reksadana syariah adalah Islamisasi reksadana konvensional. Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shahibul mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Dengan berbagai karakteristik dan juga bentuk dari reksadana syariah, berbagai jenis reksadana syariah seperti Open end-Fund, Closed end-Fund dan Unit Investment Trust. dilihat dari portofolio investasinya, reksadana syariah dapat dibedakan menjadi : a.) Reksadana syariah pasar uang b.) Reksadana syariah pendapatan tetap c.) Reksadana syariah campuran d.) Reksadana syariah saham. Dilihat dari tujuan investasinya ada Growth Fund, Income Fund dan Safety Fund.
Reksadana syariah menggunakan prinsip : a.) bukan mencari keuntunga sebanyak-banyaknya b.) adanya proses screening (penyaringan) c.) adanya proses cleansing (purification) d.) proses valuation saham e.) pengawasan yang lebih selektif f.) adanya Jakarta Islamik Indeks (JII) g.) investasi pada perusahaan prodak halal. Dengan berbagai manfaat dan keuntungan dalam reksadana syariah, ada juga resiko di dalamnya, seperti, resiko menurunnya nilai aktiva bersih /net asset value unit penyertaan, resiko likuiditas, resiko pasar, resiko wanprestasi, resiko default, resiko inflasi, resiko nilai tukar, resiko politik dan ekonomi, resiko spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://pusat-akademik.blogspot.co.id/2008/09/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 8 April 2017 pkl 20.45.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 8 April 2017 pkl. 21.00.
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.
M. Daud Ali, Azaz-azaz Hukum Islam (Hukum Islam I) Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990)
Iwan P. Pontjowinoto, "Prinsip Syariah di Pasar Modal: Pandangan Praktisi" Materi Workshop Nasional Pasar Modal Syariah(Malang: 29-31 Mei 2003)
Andri Soemitra, Bank&LembagaKeuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009)
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2009)
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010
Dikutip dari http://pusat-akademik.blogspot.co.id pada tanggal 9 April 2017 pukul 20.54
Datuk DR. Syech Othman Alhabshi : Islamic Fund in Malaysia ( presented at The Fund management Industry Conference 1995) .
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 0:02