BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan di era modernisasi ini baik dalam
bentuk media cetak ataupun elektronik , memungkinkan orang-orang untuk
lebih giat dalam memahami ilmu tersebut. Makalah yang kami bahas ini
yaitu tentang "Rekombinan DNA dan Rekayasa Genetika".
Rekayasa genetika dapat diartikan memanipulasikan gen untuk
mendapatkan galur baru dengan cara penyisipan bagian gen. Rekayasa
genetika juga dinamakan "pencangkokan gen" atau "DNA rekombinan".
Peneiltian rekayasa telah dimulai awal tahun 1950-an, oleh Dr. Paul Berg
dan Stanford University of California (USA). Namun hasil yang memuaskan
diperoleh 20 tahun kemudian. Pada awalnya, rekayasa genetika merupakan
khayalan masa depan dalam cerita ilmiah. tetapi sekarang kemampuan untuk
mencangkokkan bahan genetik dan membongkar kembali informasi genetika
membenikan hash yang sangat nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat.
Rekayasa genetika dapat memberikan basil yang sangat
menguntungkan. Misalnya memaksa suatu mikro orgarusme. yaitu bakteri
untuk membentuk Insulin yang mirip sekali dengan insulin yang dihasilkan
oleh manusia sendini. Kini para pendenta diabetes dapat rnenerima
insulin manusia yang dibuat melalui bakteri. Penehitian selanjutnya
dapat membuktikan bahwa insulin manusia tiruan ini bahkan lebih baik
daripada Insulin hewani (insulin yang diperoleh dan hewan) dan dapat
diterima lebih baik oleh tubuh manusia. Bioteknologi yang boleh
dikatakan paling baru saat ini adalah rekayasa genetik. Dengan mengutak-
utik gen mikroba, yaitu dengan teknik kloning (pencangkokan) DNA gen-gen
mikroba, menyebabkan perubahan aspek genetik dan proses biokimia
mikroba. Unsur-unsur dalam teknologi ini adalah plasmid, transformasi,
dan beberapa enzim baru. Dengan rekayasa genetika juga dikembangkan
tumbuhan yang kebal terhadap penyakit dan dapat menambat nitrogen dari
udara secara baik.
Dengan dipelajarinya Bioteknologi modern ini yakni rekombinan DNA
dan rekayasa genetika, mudah-mudahan kami selaku mahasiswa dapat memahami
ilmu yang kami dapatkan yang tertuang dalam makalah ini dan mengambil
manfaatnya serta bias dimanfaatkan untuk banyak orang.
Karena rekayasa genetika dapat memberikan basil yang sangat menguntungkan
ini sehingga sangat menarik untuk dikaji.
B. Ruang Lingkup Masalah
1. Definisi Rekombinan DNA dan Rekayasa Genetika
2. Prinsif Rekombinan DNA dan Rekayasa Genetika
3. Langkah Rekayasa Genetika
4. Hasil Rekayasa Genetika
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen dikarenakan metode yang
digunakan adalah SCL (Students Center Learning)
Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam setiap pembelajarannya
Berbagi ilmu dan menggali ilmu dalam pembelajaran
D. Sistematika Penulisan
Makalah yang kami susun ini didapat dari sumber-sumber baik itu
buku ataupun media social, Sumber buku yang kami ambil yaitu karya Ir.
Suryo dengan judul "Genetika Manusia". Dan sebagian informasi yang kami
ambil yaitu dari media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Rekombinan DNA Dan Rekayasa Genetika
a. Definisi Rekombinan DNA
DNA rekombinan, atau lebih dikenal dengan istilah 'kloning DNA'.
Kloning merupakan metode yang digunakan untuk membuat replika genetik
dari satu segmen DNA, sel atau organisme secara keseluruhan. Dengan
demikian, kloning DNA digunakan untuk menghasilkan kopi gen atau
segmen DNA. Kloning pertama kali dilakukan adalah domba Dolly di
Skotlandia pada tahun 1997 yang menghasilkan domba yang identik dengan
induknya.
DNA rekombinan (rDNA) adalah bentuk DNA buatan yang dibuat
dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang tidak akan biasanya
terjadi bersama-sama. Dalam hal modifikasi genetik, itu adalah
diciptakan melalui pengenalan DNA yang relevan ke dalam DNA organisme
yang ada, seperti plasmid bakteri, untuk kode untuk atau mengubah
sifat berbeda untuk tujuan tertentu, seperti resistensi antibiotik.
Ini berbeda dari rekombinasi genetika dalam hal itu tidak terjadi
melalui proses alam dalam sel, tetapi direkayasa.
b. Definisi rekayasa genetika
Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata
genos (bahasa latin) yang artinya bersuku–suku bangsa atau asal-usul.
Secara"etimologi" artinya asal mula kejadian. Genetika adalah ilmu
yang mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari
generasi ke generasi. Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik
yang dilakukan untuk mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu
makhluk hidup sehingga susunan gennya menjadi berubah.Gen yang telah
direkayasa susunanya tersebut dapat menyebabkan suatu makhluk hidup
menghasilkan suatu senyawa / produk tertentu yang diinginkan kita.
Rekayasa genetika dapat diartikan memanipulasikan gen untuk
mendapatkan galur baru dengan cara penyisipan bagian gen. Rekayasa
genetika juga dinamakan "pencangkokan gen" atau "DNA rekombinan".
Penelitian rekayasa telah dimulai awal tahun 1950-an, oleh Dr. Paul
Berg dan Stanford University of California (USA). Namun hasil yang
memuaskan diperoleh 20 tahun kemudian. Pada awalnya, rekayasa genetika
merupakan khayalan masa depan dalam cerita ilmiah. Tetapi sekarang
kemampuan untuk mencangkokkan bahan genetik dan membongkar kembali
informasi genetika memberikan hasil yang sangat nyata dan telah
terbukti sangat bermanfaat.
Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang sangat menguntungkan.
Misalnya memaksa suatu mikro organisme. yaitu bakteri untuk membentuk
Insulin yang mirip sekali dengan insulin yang dihasilkan oleh manusia
sendiri. Kini para penderita diabetes dapat rnenerima insulin manusia
yang dibuat melalui bakteri. Penelitian selanjutnya dapat membuktikan
bahwa insulin manusia tiruan ini bahkan lebih baik daripada Insulin
hewani (insulin yang diperoleh dan hewan) dan dapat diterima lebih baik
oleh tubuh manusia. Bioteknologi yang boleh dikatakan paling baru saat
ini adalah rekayasa genetik. Dengan mengutak-utik gen mikroba, yaitu
dengan teknlk kloning (pencangkokan) DNA gen-gen mikroba, menyebabkan
perubahan aspek genetik dan proses biokimia mikroba. Unsur-unsur dalam
teknologi ini adalah plasmid, transformasi, dan beberapa enzim baru.
B. Prinsif DNA Rekombinan dan Rekayasa Genetika
a. Prinsip DNA Rekombinan
Kloning atau DNA rekombinan dilakukan dengan menyisipkan gen
dari DNA target ke dalam suatu vektor. DNA target dan vektor dipotong
dengan enzim retriksi endonuklease kemudian digabungkan kembali dengan
enzim ligase. DNA rekombinan kemudian dimasukkan dalam sel bakteri
supaya dapat menghasilkan protein target yang diinginkan.
Tahap-tahap pembuatan DNA rekombinan:
1. Pemilihan vektor
2. Pemotongan DNA target dan vektor
3. Penyisipan DNA target pada vektor
4. Transformasi
5. Seleksi hasil transformasi
Teknologi DNA rekombinan melibatkan bakteri atau virus sebagai
perantara. Tahapannya sebagai berikut.
Mengisolasi DNA
Mengisolasi DNA untuk memilih dan memisahkan DNA maupun gen yang
dikehendaki. Pemisahan gen menggunakan enzim endonuklease
restriksi. Segmen DNA yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam
suatu vektor berupa plasmid. Plasmid yaitu rantai DNA melingkar di
luar kromosom bakteri.
Transplantasi Gen/ DNA
Transplantasi dilakukan dengan cara menyambung gen yang telah
diisolasi kedalam DNA plasmid vektor. Setelah penyambungan ini maka
vektor mengandung DNA asli dan DNA sisipan (asing)
Memasukkan DNA ke dalam sel hidup
Pemasukan DNA ke dalam vektor bakteri maupun virus dilakukan
melalui pemanasan dalam larutan NaCl atau melalui elektroporasi.
Selanjutnya, bakteri ini melakukan replikasi dengan cara membelah
diri. Melalui proses ini, diperoleh plasmid-plasmid hsil
transplantasi gen (DNA rekombinan).
b. Prinsip- prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman,
yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat
ketahanan terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman
lingkungan yang kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas
nutrisi makanan. Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan
secara tradisional. Dalam arti paling luas merupakan penerapan
genetika untuk kepentingan manusia akan tetapi masyarakat ilmiah
sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu
penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang
diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan
organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan
tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi
paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara
itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian
(termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga
telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.
Zaman rekayasa genetika dimulai ketika Dr. Paul Berg dari
Stranford University di California USA dan usaha sekelompok peneliti
lainnya, yaitu Dr Stanley Cohen dan Dr Annie Chang dari Stranford
University serta Dr Herbert Boyer dan Dr Robert Helling dari
University of California di San Fransisco menemukan bahwa bahan-bahan
tertentu yang dinamakan enzim pembatas mampu bertindak sebagai
"gunting biologi", yaitu dapat mengenal dan kemudian secara kimia
memotong tempat-tempat khusus sepanjang molekul DNA. Enzim-enzim yang
mampu menggunting suatu gen dari DNA suatu makhluk tersebut ternyata
dapat pula memotong tempat-tempat serupa dalam molekul DNA dari
mahkluk berkaitan.
Secara singkat prinsip rekayasa genetika dapat dijelaskan
sebagai suatu proses penyematan segmen DNA dari organisme apapun ke
dalam genom plasmid atau replikon virus untuk membentuk rekombinan
DNA baru. Sebagai sel inang molekul baru ini dapat berupa "sel
prokariotik" atau sel eukariotik tergantung dari titik awal replikasi
yang ada pada vektor. Enzim endonuklease restriksi memungkinkan
pemotongan rantai DNA, yang menghasilkan ujung-ujung bersifat lekat
atau kohesif dan dapat digabungkan lagi dengan perantaraan enzim
ligase DNA.
C. Langkah-langkah Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer
(memindahkan ) gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme
kepada susunan gen (DNA) dari organisme lain. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam rekayasa genetika secara sederhana urutannya sebagai
berikut :
1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6. Pemanenan produk.
Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen
D. Hasil Rekayasa Genetika
a. Rekayasa Genetika dalam Aspek Pertanian
Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan
untuk menciptakan ketahanan pangan suatu negara dengan cara
meningkatkan produksi, kualitas, dan upaya penanganan pascapanen serta
prosesing hasil pertanian. Peningkatkan produksi pangan melalui
revolusi gen ini ternyata memperlihatkan hasil yang jauh melampaui
produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi hijau. Di samping itu,
kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat
ditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup
nyata. Adapun dampak positif yang sebenarnya diharapkan akan menyertai
penemuan produk pangan hasil rekayasa genetika adalah terciptanya
keanekaragaman hayati yang lebih tinggi.
Aplikasi teknologi DNA rekombinan di bidang pertanian berkembang
pesat dengan dimungkinkannya transfer gen asing ke dalam tanaman
dengan bantuan bakteri Agrobacterium tumefaciens. Melalui cara ini
telah berhasil diperoleh sejumlah tanaman transgenik seperti tomat dan
tembakau dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya perlambatan
kematangan buah dan resistensi terhadap hama dan penyakit tertentu.
1. Pemuliaan Tanaman
Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern
melalui penyinaran untuk menghasilkan mutasi maupun pemuliaan
tradisional sejak zaman Mendel, adalah sama, yakni pertukaran
materi genetik. Baik seleksi tanaman secara konvensional maupun
rekayasa genetika, keduanya memanipulasi struktur genetika tanaman
untuk mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang
diinginkan.
Bedanya, pada zaman Mendel, kode genetik belum terungkap. Proses
pemuliaan dilakukan dengan "mata tertutup" sehingga sifat-sifat
yang tidak diinginkan kembali bermunculan di samping sifat yang
diharapkan. Cara konvensional tidak mempunyai ketelitian pemindahan
gen. Sedangkan pada new biotechnology pemindahan gen dapat
dilakukan lebih presisi dengan bantuan bakteri, khususnya sekarang
dengan dikembangkannya metode-metode DNA rekombinan.
2. Varietas baru
Apa yang ingin dilakukan oleh para ahli genetika ialah
memasukkan gen-gen spesifik tunggal ke dalam varietas-varietas
tanaman yang bermanfaat. Hal ini akan meliputi dua langkah pokok.
Pertama, memperoleh gen-gen tertentu dalam bentuk murni dan dalam
jumlah yang berguna. Kedua, menciptakan cara-cara untuk memasukkan
gen-gen tersebut ke kromosom-kromosom tanaman, sehingga mereka
dapat berfungsi.
Langkah yang pertama bukan lagi menjadi masalah. Dengan teknik
DNA rekombinan sekarang, ada kemungkinan untuk menumbuhkan setiap
segmen dari setiap DNA pada bakteri. Tidak mudah untuk
mengidentifikasi segmen khusus yang bersangkutan di antara koleksi
klon. Khususnya untuk mengidentifikasi segmen tertentu yang
bersangkutan di antara koleksi klon, apalagi untuk mengidentifikasi
gen-gen yang berpengaruh pada sifat-sifat seperti hasil produksi
tanaman.
Langkah kedua, memasukkan kembali gen-gen klon ke dalam tanaman
juga bukan sesuatu yang mudah. Peneliti menggunakan bakteri
Agrobacterium yang dapat menginfeksi tumbuhan dengan lengkungan kecil
DNA yang disebut plasmid Ti yang kemudian menempatkan diri sendiri ke
dalam kromosom tumbuhan. Agrobacterium merupakan vektor yang siap
pakai. Tambahkan saja beberapa gen ke plasmid, oleskan pada sehelai
daun, tunggu sampai infeksi terjadi, setelah itu tumbuhkan sebuah
tumbuhan baru dari sel-sel daun tadi. Selanjutnya tumbuhan itu akan
mewariskan gen baru kepada benih-benihnya.
Rekayasa genetika pada tanaman tumbuh lebih cepat dibandingkan
dunia kedokteran. Alasan pertama karena tumbuhan mempunyai sifat
totipotensi (setiap potongan organ tumbuhan dapat menjadi tumbuhan
yang sempurna). Hal ini tidak dapat terjadi pada hewan, kita tidak
dapat menumbuhkan seekor tikus dari potongan kepala atau ekornya.
Alasan kedua karena petani merupakan potensi besar bagi varietas-
varietas baru yang lebih unggul, sehingga mengundang para pebisnis
untuk masuk ke area ini.
b. Rekayasa Genetika dalam Aspek Kesehatan
1. Sebagai alat penelitian sikuensi generasi DNA dan RNA
Teknologi rekombinasi DNA menjadi alat penelitian
yang essensial pada genetika molekul modern. Mutasi dihasilkan
dalam klon gen dan memungkinkan mengisolasi suatu gen dan
memasukkan kembali dalam sel hidup atau bahkan dalam sel germinal.
Disamping menghemat waktu dan tenaga, mutasi genetik mampu
mengkonstruksi mutan yang secara praktis tidak dapat dibuat dengan
berbagai cara.
Perkembangan teknik gene cloning pada tahun 1970-an memberikan
motivasi kuat bagi dunia riset untuk mempelajari gen dan
aktivitasnya dengan teknik atau prosedur kedua terjadi pada akhir
tahun 1980-an dengan ditemukannya teknologi PCR (Polymerase Chain
Reaction. Dengan teknik ini kita dapat memperbanyak DNA dalam
tabung reaksi sehinga memberikan kemudahan aplikasi di berbagai
bidang, mialnya mengamplifikasi gen tertentu untuk sequencing,
cloning, fingerprinting dan mendeteksi pathogen. Ditemukannya
enzim Taq polymerase pada bakteri termofilik (Thermus aquaticus)
yang dapat bekerja pada suhu tinggi (960C) merupakan dasar teknik
PCR karena enzim ini dapat mensintesis molekul DNA dalam tabung
reaksi dengan cara mengatur temperature dari alat yang disebut
thermocycler.
Salah satu aplikasi PCR yang mencengangkan adalah dalam bidang
kedokteran forensik. Teknik PCR dapat digunakan untuk
mengamplifikais DNA dari suatu sampel yang jumlahnya sangat
sedikit, misalnya sehelai rambut, cairan tubuh seperti sperma atau
darah bahkan dari tulang manusia yang sudah berumur ratusan tahun.
Hasil amplifikasi tersebut selanjutnya dapat dianalisis dengan DNA
fingerprinting (sidik jari DNA) sehingga dapat dijadikan sebagai
bukti dalam menentukan pelaku kejahatan, misalnya perkosaan.
Teknik PCR juga dapat digunakan untuk mengungkap keanekaragaman
genetik mikrobia tanpa harus melakukan kultivasi terlebih dahulu.
Hal ini membawa konsekuensi yang penting dalam ekologi mikrobia
karena aktivitas populasi mikrobia dalam suatu habitat dapat
dipantau melalui DNA fingerprinting dan sequencing terhadap DNA
amplikon yang diperoleh dari sample tanah atau air.
Mempercepat Produksi Zat anti Kanker. Teknik kultivasi
bioreaktor ini juga telah berhasil dilakukan untuk memproduksi
zat anti kanker dari beberapa spesies tanaman Taxus.
Menghasilkan Anti Bodi. Prinsip rekayasa genetika merupakan
terobosan penting di dalam pembuatan serangan virus, bakteri dan
bahan-bahan protein lainnya. Anti-bodi pada umumnya diperoleh
dari darah binatang, tetapi sekarang dapat dibuat melalui cara
melebur sel-sel tumor yang potensial menghasilkan antibodi
dengan sel-sel yang benar-benar bisa membuat sebuah antibodi
yang penting. Sel hibrida kemudian melanjutkan pembelahan dan
membentuk sebuah klona sel-sel yang berkembang cepat (seperti
layaknya sel-sel tumor) menghasilkan antibodi yang dibutuhkan.
Teknik hibrida ini menghasilkan antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal ini sangat berguna untuk mengembangkan produk
diagnostik, immunoterapetik dan uji kehamilan
Dalam bidang kesehatan, industri farmasi adalah yang pertama
kali memperkenalkan potensi bioteknologi termasuk rekayasa
genetik, dan telah membuka pendekatan bans dalam pengembangan
obat. Rekayasa genetilk mempunyai dampak terhadap perbaikan dan
keamanan produk, dan memberikan pemecahan teknis dalam
penyebarluasan pemakaian obat dengan bahan baku yang terbatas.
Misalnya, sejak tahun 1982 telah dipasarkan insulin sebagai
hasil pemanfaatan rekayasa genetik dalam industri. Dengan
mengambil bagian yang mengatur pembuatan insulin pada sel-sel
Langerhans manusia, dimasukkan ke dalam kuman E.Coli. Kuman ini
dapat menghasilkan insulin yang sama dengan insulin manusia.
Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika
Pengembangan Antibiotik. Pada segi lain penerapan DNA
rekombinan untuk pengobatan terbuka bagi pengembangan
antibiotik. Kepentingan untuk pengembangan antibiotik dengan
teknik ini didukung oleh kenyataan nilai penjualan dan
keuntungan perdagangan antibiotik yang menduduki tempat teratas
dewasa ini. Suatu hal yang perlu dicatat adalah, antibiotik
bukan merupakan produk gen primer, tetapi lebih merupakan produk
metabolit sekunder, dimana pembentukan antibiotik dalam sel
melalui reaksi yang dikatalisir oleh enzim protein sebagai
produk gen primer. Obat ini memiliki struktur kimia yang berbeda
satu dengan lain dan memiliki kesamaan aksi sebagai penghambat
pertumbuhan bakteri. Pada umumnya antibiotik dihasilkan oleh
mikroba golongan aktinomisetes, dan biasanya dari jenis
streptomises. Dalam perdagangan, ada beberapa kelompok besar
antibiotik yang memegang peranan seperti penisilin,sefalosporin,
dan tetrasiklin. Kelompok antibiotik lainnya adalah yang
termasuk makrolida polien, streptomisin, eritromisin,
rifampisin, bleomisin dan antrasiklin yang mempengaruhi segi-
segi metabolisme sel yaitu dari replikasi DNA sampai kepada
pembentukan protein. Sekurangnya ada tiga saluran penerapan DNA
rekombinan dalam produksi antibiotik: melalui penyempurnaan
produk, modifikasi invivo, dan anti- biotik hibrida
Penyediaan Vaksin. Vaksin juga adalah suatu produk dalam bidang
kesehatan yang bisa didekati dengan rekayasa genetik. Kegiatan
penelitian terhadap hepatitis B adalah sebuah contoh. Melalui
rekayasa genetik gen dari virus hepatitis B telah diklonakan,
dan strukturnya telah diketahui pada tingkat nukleotida,
kendatipun virusnya belum dapat dikembangkan di dalam sel
jaringan biakan. Antigen permukaan yang diperlukan untuk
memproduksi vaksin ini adalah suatu masalah yang sulit untuk
dipecahkan, dalam arti sulit mencapai modifikasi yang cocok dari
antigen, dan itu tidak akan terjadi pada pembawa prokariotik.
Jalan untuk mengelakkan diri dari masalah yang muncul akibat
penggunaan sistem pembawa eukariotik, adalah dengan menggunakan
ragi atau sel binatang sebagai pembawa, yang dalam beberapa segi
lebih menguntungkan.
Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika
BAB III
SIMPULAN
Rekombinan DNA merupakan metode yang digunakan untuk membuat replika
genetik dari satu segmen DNA, sel atau organism secara keseluruhan. Dengan
demikian, kloning DNA digunakan untuk menghasilkan kopi gen atau segmen
DNA. Kloning pertama kali dilakukan adalah domba Dolly di Skotlandia pada
tahun 1997 yang menghasilkan domba yang identik dengan induknya.
Rekayasa genetika adalah suatu penerapan teknik-teknik genetika
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah
sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kebermanfaatan tertentu.
Rekayasa genetika pertama kali ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun
1953. Pada tahun 1973 Stanley Cohen dan Herbert Boyer menciptakan bakteri
melalui rekayasa genetika untuk pertama kalinya. Prinsip rekayasa genetika
dapat dijelaskan sebagai suatu proses penyematan segmen DNA dari organisme
apapun ke dalam genom plasmid atau replikon virus untuk membentuk
rekombinan DNA baru. Aplikasi rekayasa genetika dalam berbagai aspek
kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Dalam Aspek Pertanian, memanipulasi struktur genetika tanaman untuk
mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.
2. Dalam Aspek Kesehatan, rekayasa genetika dapat digunakan sebagai alat
penelitian sikuensi generasi DNA dan RNA dan koreksi kelainan genetik
yang potensial pada hewan dan terapi gen.
3. Dalam Aspek Industri, rekayasa genetika dapat digunakan dalam pembuatan
sel yang mampu mensintesis molekul yang penting secara ekonomi.
Rekayasa genetika selain memberikan banyak manfaat, juga memberikan dampak
negatif terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Rekayasa genetika dapat
memberikan keuntungan dan kerugian bagi kehidupan.