Perbaikan Pesawat Udara
Setiap orang atau badan hukum
dilarang memperbaiki mesin pesa-
wat udara atau komponennya di
apron aktif kecuali untuk perbaikan
kecil (minor repair),
Pesawat udara yang mengalami
perbaikan di apron lebih dari 2 jam, perusahaan angkutan udara harus memindahkan pesawat udara tsb
ketempat yang telah ditentukan.
Mengemudikan kendaraan dlm keadaan dibawah pengaruh alkohol
atau obat terlarang.
Mengemudikan kendaraan sedemikian rupa sehingga membaha-
yakan kendaraan atau orang lain.
Menggunakan kendaraan tidak sesuai fungsinya.
Mengemudikan kendaraan pada jarak kurang dari 8 meter di
depan dan 80 meter dibelakang mesin pesawat udara jet yang
dalam keadaan hidup
k. Melakukan perbaikan kendaraan di apron.
Pesawat Udara
Menghidupkan Mesin
Menghidupkan mesin pesawat udara hanya dapat dilakukan pada
tempat yang telah ditentukan dan sesuai posisi yang tidak merusak/
membahayakan :
Penumpang/Petugas
Bangunan/Gedung-gedung
Kendaraan/Peralatan
Pesawat Udara lainnya
Pesawat udara hanya diperbolehkan parkir di apron pada tempat yang telah ditentukan oleh petugas pemandu lalu lintas udara,
Pemarkiran pesawat udara harus dilaksanakan dengan bantuan marshaller yang telah me-miliki Sertifikat Kecakapan Pemandu Parkir Pesawat Udara (SKP3U),
Pesawat udara yang parkir di contact stand yang dilengkapi fasilitas garbarata wajib menggunakan fasilitas tersebut
a.
b.
c.
Percobaan Mesin Pesawat Udara
Dilarang melakukan percobaan mesin pesawat udara selain pada tempat yang telah ditentukan,
Segala kerusakan bangunan, kendaraan/ peralatan atau
fasilitas yang diakibatkan pada saat melaksanakan percoba-an mesin pesawat udara, menjadi tanggung jawab perusaha-
an angkutan udara yang bersangkutan.
Pemarkiran Pesawat Udara
Mendorong Mundur Pesawat Udara
Pesawat udara bermesin jet pada waktu didorong mundur
(pushback) diperbolehkan menghidupkan mesin dengan
idle power,
b. Pesawat udara bermesin baling-baling hanya diizinkan meng-
hidupkan satu mesinnya pada waktu di dorong mundur,
Pesawat udara dilarang mundur dengan menggunakan tenaga
mesinnya sendiri dari tempat parkir karena alasan operasional
Upaya meningkatkan kesadaran
akan keselamatan di ramp
Keselamatan harus menjadi bagian yang
integral (tak terpisahkan) dari setiap kegiatan
operasional di ramp.
Penyelenggara Bandar Udara, Perusahaan
Angkutan Udara, Ground Handling Agent
dan mitra kerja lainnya bekerja bersama-
sama meningkatkan kebijakan yang tepat
untuk melaksanakan pengawasan, dalam
rangka memastikan apakah setiap prosedur dipatuhi dan area bekerja dalam kondisi
aman, serta mengembangkan sikap yg
benar bagi setiap petugas di ramp.
Hal-hal yg harus dilakukan
Harus mematuhi peraturan keselamatan di ramp
Harus mengerti daerah-daerah berbahaya
3. Harus mengetahui apa yang menyebabkan kecelakaan
4. Harus mengetahui prosedur emergency
Harus mengetahui bagaimana meminta bantuan
Harus mengetahui menggunakan peralatan pelindung
dalam pekerjaannya.
5. Harus memberikan prioritas jalan kepada pesawat udara
6. Harus mematuhi batas kecepatan kendaraan
Harus memberi jalan kepada penumpang
Harus mengetahui cara mendekati pesawat udara dari samping
Harus mengetahui berjalan dekat baling-baling
Harus mengetahui bagaimana cara mengangkat barang berat
Larangan Bagi Pengemudi
Meninggalkan kendaraan di daerah pergerakan kecuali sedang
memberikan pelayanan terhadap pesawat udara.
Melintas/parkir di daerah lintasan garbarata.
Saling mendahului menuju ke arah yang sama.
Melintas/parkir dibawah sayap, ekor atau badan pesawat udara
kecuali sedang memberikan pelayanan terhadap pesawat udara.
Menghidupkan mesin kendaraan pada jarak kurang dari 15 meter
dari pesawat udara yang sedang mengisi bahan bakar.
Memundurkan kendaraan ke arah pesawat udara kecuali dipandu.
Tata Tertib Berkendara Pada Sisi Udara
Kecepatan Maksimum
Service road 25 km/jam
Baggage make up/breakdown area 15 km/jam
Apron 10 km/jam
Access Road 40 km/jam
Kewajiban Bagi Pengemudi
a. Mematuhi marka dan rambu lalu lintas
b. Memberikan prioritas kepada :
Pesawat udara yang sedang taxi/bergerak,
Penumpang yang menuju ke/dari pst udara,
Kendaraan pemadam kebakaran,ambulan dan kendaraan
pemandu lainnya.
c. Memperoleh izin terlebih dahulu dari petugas tower sebelum memasuki daerah pergerakan/manuver
Berhenti sebelum tanda batas masuk daerah pergerakan
e. Memperlambat laju kendaraan/peralatan ketika menuju/men-dekati pesawat udara
f. Bersedia diberhentikan oleh petugas yang berwenang untuk dilakukan pemeriksaan
Tim Sisi Udara Menurut Masa Berlakunya
TIM A, B dan C berlaku selama 2 tahun serta dpt diperpanjang
Bagi Warga Negara Asing, hanya berlaku untuk 1 tahun
Persyaratan Mendapatkan Tim Sisi Udara
Memiliki Pas Bandara (daerah P atau Platform),
Memiliki SIM Polri,
Mengikuti penyuluhan Tata Tertib Beroperasi di Sisi Udara,
Lulus evaluasi teori dan praktek,
Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter,
Khusus operator GSE harus memiliki STKP,
Pas foto warna merah ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar,
Membayar biaya pembuatan TIM sesuai ketentuan berlaku
PROSEDUR KHUSUS UNTUK PARKING STAND
Apabila ekor pesawat udara dalam posisi dekat dengan Apron Boundary Line (ABL) perlu ada kendaraan operasional untuk melintasi boundary line ini untuk melihat sisi lain dari pesawat udara dan ini harus dikerjakan dengan sangat hati-hati dan secepat mungkin.
Karena tidak selalu tersedia tempat yang cukup luas didekat atau pada parking stand untuk kepentingan parking keseluruhan equipment yang diperlukan secara permanen pada saat-saat peak hours, maka direkomendasikan untuk menyediakan remote parking equipment
Setelah pesawat udara berangkat,perusahaan ground handling harus memindahkan semua equipment dari Aircraft Stand Area (ASA) agar siap digunakan untuk penerbangan (turn around) berikutnya.
Pada beberapa airport hal-hal berikut mungkin menjadi suatu keharusan:
Memarkir seluruh equipment didalam Equipment Parking Area (EPA), kecuali equipment tertentu yang ditempatkan dalam Equipment Staging Area (ESA) untuk siap digunakan bagi penerbangan yang berikutnya.
Semua peralatan / kendaraan memasuki Aircraft Stand Area (ASA) dengan kecepatan yang rendah (kecepatan pejalan kaki)
Kendaraan/Peralatan Pelayanan Darat
Pesawat Udara (Ground Support Equipment)
Ketentuan Beroperasi
Setiap pengoperasian GSE harus mendapat izin dari
penyelenggara bandara,
Posisi GSE pada waktu melayani pesawat udara harus sesuai dg
ketentuan teknis pesawat udara yang dilayani,
c. GSE yang sedang tidak digunakan harus
ditempatkan secara tertib pada tempat
yang ditentukan,
d. Jumlah rangkaian gerobak/container/dollies
yg ditarik dgn traktor sebanyak-banyaknya
4 buah.
Seluruh bagian pada kendaraan/peralatan dalam kondisi dan berfungsi dengan baik,
Roda kendaraan harus terbuat dari roda karet,
Tidak ada kebocoran pada tempat penampungan dan saluran
bahan bakar atau oli, bagian pengapian dan lain-lain,
Dilengkapi dengan alat pemadam api (1 kilogram dry powder atau CO2 utk kelas api kelas A, B dan C) yang masih laik pakai dan dipasang pada tempat yang mudah digunakan,
Dilengkapi dengan sabuk keselamatan sesuai dgn ketentuan yg berlaku,
Persyaratan Kendaraan/Peralatan Yang Beroperasi Di Sisi Udara
Pada kiri dan kanan badan kendaraan/peralatan dipasang logo berbentuk bulat, dengan garis tengah sekurang-kurangnya 25 cm, sedang yg berbentuk lain disesuaikan,
Memasang tanda "Dilarang Merokok" atau "No Smoking" di dalam kendaraan yang dapat dilhat dengan mudah,
Memasang lampu merah (steady red) pada bagian paling tinggi dari bagian kendaraan dan dapat dilihat dari segala arah (3600) khusus untuk kendaraan emergency dipasang lampu merah berkedip (rotary red),
Dipasang saringan knalpot (flame trap) bagi kendaraan ber-bahan bakar bensin,
Memasang bendera warna putih dan oranye (checker flag) bagi kendaraan yang memasuki daerah manuver, serta dilengkapi dengan peralatan komunikasi 2 arah (kendaraan dan tower).
Memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang
masih berlaku.
Setiap pengemudi kendaraan/peralatan yang beroperasi di sisi udara harus memiliki Tanda Izin Mengemudi (Rampside Driving Permit) yang dikeluarkan oleh Administrator Bandar Udara atau Kanwil Perhubungan
TIM A = SIM A
TIM B = SIM B
TIM C = SIM C
Untuk mengemudikan kendaraan
jenis sedan, jeep dan peralatan
yang mempunyai jumlah berat
tidak lebih dari 3500 kg.
Untuk mengemudikan jenis bis
dan peralatan yg mempunyai
jumlah berat lebih dari 3500 kg.
Untuk mengemudikan kendaraan
sepeda motor.
TIM Menurut Golongannya
TANDA IZIN MENGEMUDI SISI UDARA
(RAMPSIDE DRIVING PERMIT)
Format TIM Sisi Udara sesuai
Keputusan Ditjen Hubud no :
SKEP.140/VI/99
90 mm
60 mm
Hal-hal yg tidak boleh dilakukan
Mengemudikan GSE jika tidak berwenang dan
terlatih.
2. Meninggalkan peralatan tanpa memperhatikan
apakah mesinnya dalam keadaan hidup
3. Menggunakan ramp equipment yang tidak sesuai
dengan kegunaannya.
4. Berkendaraan dibelakang pesawat pada saat
mesin pesawat dalam keadaan hidup.
5. Menyalakan api/merokok di ramp.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam berkendaraan di ramp
Kondisi rem dan roda kendaraan
Kerusakan pada psw udara walaupun ringan dpt menjadi fatal
Permukaan yg basah dan berminyak dapat beresiko kecelakaan
Kondisi cuaca (hujan, salju, kabut) mengurangi penglihatan
Berkendaraan mengelilingi psw udara mengikuti arah jarum jam
Kecepatan kendaraan harus sesuai dng ketentuan yg berlaku
DRIVING ON THE RAMP
Kekurang hati-hatian berkendaraan di ramp akan mengakibatkan insiden/eksiden baik terhadap orang lain, pesawat udara, pera-latan maupun fasilitas bandara.
2. Bila terjadi kecelakaan maka tidak hanya membutuhkan biaya besar untuk perbaikan, tetapi juga menyebabkan penundaan penerbangan.
3. Bila kecelakaan menimpa petugasnya, maka dapat menimbulkan korban jiwa maupun cacat seumur hidup
RAMP SAFETY = FREEDOM FROM DANGER OR RISK
Ramp Safety (Keselamatan di Ramp) adalah suatu
kegiatan operasional di ramp yang berkaitan langsung
dengan penerbangan dan dapat berjalan dengan tertib,
lancar serta aman
RAMP SAFETY
PENINGKATAN KESELAMATAN
Training
Penerbitan Buletin
Pembuatan Rambu
Pembuatan/Penyempurnaan
Sistem & Prosedur
Ramp Safety Campaign
Penyelenggara Bandara berhak menuntut ganti rugi
kepada orang atau Badan Hukum yang menjadi pe-
nyebab terjadinya kerusakan peralatan di bandar
udara.
Administrator Bandara dengan
Penyelenggara Bandara secara
bersama-sama atau sendiri-sen
diri menyerahkan persoalan pd
pihak Kepolisian dan atau
instansi yg berwenang lainnya
untuk penyelesaian lebih lanjut
Sanksi-sanksi
Terhadap segala pelanggaran yang terjadi atas peraturan dan
prosedur yang ditetapkan secara sengaja atau tidak sengaja
akan diadakan penindakan, yaitu :
a. Menangguhkan atau membatalkan keberangkatan atau ke-
datangan pesawat udara, apabila persyaratan formalitas
belum terpenuhi.
b. Mencabut pas bandara terhadap pemegang yang melakukan
pelanggaran peraturan yang ada
c. Mencabut atau melarang pengemudi serta kendaraannya
melakukan kegiatan di bandara
d. Disamping sanksi sebagaimana dimaksud pada butir a, b dan
c diatas, kepada yang bersangkutan dapat dikenakan biaya
pemrosesan pelanggaran yang besarnya ditetapkan oleh
Penyelenggara Bandara
Pencucian Pesawat Udara
Pencucian pesawat udara, baik mengguna
kan air atau bahan kimia, yang tidak meru
sak apron, hanya dapat dilakukan pada
tempat yang ditentukan (remote apron)
pada malam hari
Tumpahan
Dalam hal terjadinya tumpahan bahan bakar, bahan pelumas,
sampah dan limbah di apron oleh pesawat udara, kendaraan,
atau peralatan perusahaan angkutan udara atau ground hand-
ling agent yang bersangkutan harus membersihkan setelah
memperoleh izin dari petugas yang berwenang,
Jika pembersihannya dilaksanakan oleh penyelenggara banda-
ra maka biaya yang timbul sepenuhnya menjadi beban perusa-
haan angkutan udara/ground handling agent yang bersangkutan
Pengamanan
Pesawat Udara
Perusahaan Angkutan Udara/ ground handling agent
dilarang meninggalkan pesawat udara dalam keadaan
pintu terbuka dan tidak terkunci,
Perusahaan Angkutan Udara bertanggung jawab atas
keamanan, keselamatan pesawat udaranya selama
berada di apron.
Ramp Safety is Flight Safety
2. Keselamatan Di Darat
1. Keselamatan Penerbangan
Pesawat udara yang dipandu menuju ke
tempat parkir atau keluar dari tempat
parkir untuk berangkat perlu dinilai sama
dengan ketika pesawat udara dalam penerbangannya.
Pesawat udara yang parkir di apron dilayani berbagai peralatan
yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang,
bongkar muat kargo, refueling dll., haruslah mematuhi ketentuan
yang berlaku.
Untuk menjamin agar kegiatan operasional di ramp terlaksana
dengan tertib, lancar dan aman, salah satunya adalah dengan
meningkatkan kesadaran petugas di ramp bahwa aspek keselama-
tan harus menjadi pertimbangan utama bagi orang yang bekerja
di ramp.
INCIDENT/ACCIDENT ON THE RAMP
Keselamatan penumpang harus mendapat perhatian penting
mulai saat check in sampai memasuki pesawat udara, turun
pesawat udara sampai baggage claim.
Keselamatan petugas amat penting, baik dalam suasana bekerja
atau ketika tidak bekerja
Betapapun kecil kerusakan yang terjadi pada pesawat udara da-
pat mempengaruhi keselamatan penerbangan, penumpang dan
awak pesawat udara. Oleh karena itu setiap kerusakan pesawat
udara harus dilaporkan
1. Insiden/eksiden terhadap penumpang
2. Insiden/eksiden terhadap petugas ramp
3. Insiden/eksiden terhadap pesawat udara
4. Insiden/eksiden terhadap peralatan
Kecelakaan ini paling banyak terjadi dan frekwensinya paling
tinggi, tetapi terkadang tidak dilaporkan. Padahal sangat penting
menyangkut aspek operasi maupun keamanan. Lebih lanjut lapo-
ran akan dievaluasi guna perbaikan di kemudian hari
3 Keburukan Yg Sering Dilakukan Manusia
Kebiasaan (Rutinitas)
Kebiasaan membuat pekerja menjadi acuh tak acuh, tidak hati-
hati, teledor/sembrono, walaupun sebelumnya tidak pernah
terjadi.
2. Kecerobohan (Tergesa-gesa)
Sangat penting untuk bekerja dengan tenang. Konsentrasi dan
kontrol selama bekerja dapat hilang akibat terburu-buru.
Ingat ! Bekerjalah dengan tenang
3. Orang Lain
Sangat penting untuk berhati-hati terhadap orang lain yang tidak
mematuhi peraturan keselamatan
Ingat ! Anda harus memperhatikan orang lain, karena siapa tahu
orang lain justru tidak memperhatikan Anda.
Aircraft Type
Intake
Blast at
Idle Thrust
Roll of Thrust
B737
4 meter
30 meter
100 meter
A310
7.5 meter
75 meter
125 meter
DC10
7.5 meter
75 meter
125 meter
B747
7.5 meter
75 meter
185 meter
JET INTAKE & JET BLAST
3. Baling-baling pesawat udara dgn Helikopter
Petugas yang biasa melayani pesawat jet bisa terlupa
bahwa bahaya yang ada pada pesawat berbaling-baling
(propeller), adalah sama bahayanya pada saat melayani
pesawat jet
Bahaya yang Bersumber dari Mesin Jet
(Jet Engine Hazard)
1. Jet Exhaust (Semburan Mesin Jet)
2. Jet Intake (Daya Hisap Mesin Jet)
Semburan ini sama bahayanya dengan
Jet Intake
b. Jarak yang terlalu dekat dengan semburan mesin jet dapat menjatuhkan orang dan merusak peralatan serta semburan
mesin jet memiliki suhu tinggi dan dapat menimbulkan luka bakar
Berbahaya bila orang berdiri terlalu dekat
Mampu menghisap FOD (serpihan, puing, kerikil, kertas, plastik, dll.) sehingga menimbulkan kerusakan pada mesin pesawat udara
4. Sarung Tangan
Harus digunakan pada waktu melaksanakan bongkar muat
bagasi/kargo dam pengoperasian peralatan
5. Alat Pengangkat
Sebagian besar kecelakaan pada personil disebabkan oleh
kurangnya perhatian pada waktu mengangkat benda-benda
berat dengan tidak digunakannya alat pengangkat (lifting)
Alat Perlindungan Bekerja di Ramp
1. Pakaian Kerja
a. Jelas terlihat
b. Pemakaian dasi/syal/selendang dll. harus dihindarkan,
karena dapat tersangkut dalam putaran mesin peralatan.
c. Pemakaian overall clothes untuk mencegah baju menjadi
kotor
3. Pelindung Telinga (Ear Muff)
Harus digunakan ketika berada ditem
pat terbuka (ramp) karena suara mesin
pesawat udara. APU pesawat udara dan
air starter dapat menyebabkan kerusa-
kan pendengaran
2. Sepatu Kerja
a. Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka
b. Tidak boleh terbuat dari tapak besi
Pemindahan Pesawat Udara
Perusahaan angkutan udara atau ground handling agent
tidak dibenarkan memindahkan pesawat udara yang telah
diparkir kecuali atas izin petugas yang berwenang,
Perusahaan angkutan udara dalam menempatkan pesawat
udara tidak sesuai pada tempat yang ditentukan, maka pe-
sawat tersebut akan dipindahkan dengan beban biaya di–
tanggung oleh perusahaan angkutan udara yang bersangku-
tan,
Kerusakan sebagai akibat pemindahan pesawat udara men-
jadi tanggung jawab perusahaan angkutan udara yang ber-
sangkutan.
Menyambung cart dengan tractor agar benar-benar terkunci/latched/terkancing
hati-hati menarik Transporter, bahaya dapat terjadi : operator menabrak dinding, machine/kendaraan menggencet kaki pegawai, pegawai terjatuh pada tractor dan dollies gagal berhenti
Pegawai jangan memanjat forklift untuk naik pesawat atau forklift/ pallet jangan dipakai sebagai alat transport
pegawai mendekai jet aircraft dengan hearing protection
hindari sejauh mungkin running aircraft engines
KETENTUAN DI APRON
Pengemudi:
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan / peralatan di daerah pergerakan harus memiliki Tanda Ijin Mengemudi (TIM) yang syah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
TIM dibagi dalam beberapa golongan:
a. Gol. A, untuk mengemudikan kendaraan yang mempunyai berat 3.500 Kg;
b. Gol. B, untuk mengemudikan kendaraan yang mempunyai berat > 3.500 Kg.
c. Gol. C, untuk mengemudikan sepeda motor.
3. Personel bandar udara antara lain meliputi:
personel pemandu parkir pesawat udara;
personel pelayanan garbarata;
personel pengelola dan pemantau lingkungan;
personel pertolongan kecelakaan penerbangan pemadam kebakaran (PKPPK);
personel salvage; dan
personel pelayanan pendaratan helikopter (Helicopter Landing Officer).
Penyelenggara bandar udara dan penyedia jasa terkait bandar udara wajib mempekerjakan personel bandar udara yang memiliki kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan bidangnya.
Personel bandar udara sebagaimana dimaksud pada butir (1) wajib memiliki sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga training yang telah mendapatkan akreditasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan lisensi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
KM 24 (CASR 139):
139.045 Kompetensi Personel Bandar Udara
SKEP/89/IV/2008 tentang perubahan atas SKEP/47/III/2007 tentang petunjuk pelaksanaan usaha kegiatan penunjang bandar udara;
SKEP/91/IV/2008 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment / GSE);
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No: SKEP/223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Bandar Udara (Advisory Circular 139-01);
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No: SKEP/39/III/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-02 Pembuatan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara (AC 139-02).
Continued
Continued
SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan dan Tata Tertib Bandara;
SKEP/302/V/2011 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-11 Lisensi Personel Bandar Udara;
SKEP/140/VI/1999 tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara;
SKEP/11/I/2001 tentang Standar Marka dan Rambu pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandara;
SKEP/91/IV/2008 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment / GSE);
Personnel
pegawai jangan mengangkat lebih dari kekuatan fisiknya
mengangkat harus diatas kaki dan tangan, tulang belakang (punggung) lurus
Semua muatan agar diletakkan dengan perlahan-lahan - jangan banting untuk menghindari : kecelakaan, damage pada lantai pesawat, damage pada shipment
Dasi jangan sampai menjerat leher anda
beri perhatian bila menemukan barang yang packagenya tidak sempurna
penggunaan safety shoes
cargo harus disusun dengan baik di-cart, yang berat dibawah
INTERNATIONAL (REFERENSI)
ICAO Doc. 9859 Safety Management Manual
ICAO Doc. 9137 Airport Service Manual
DASAR HUKUM
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APRON MOVEMENT CONTROL
PERATURAN PELAYANAN PESAWAT UDARA DI APRON
g. personel teknik bandar udara;
h. personel elektronika bandar udara;
i. personel listrik bandar udara;
j. personel mekanikal bandar udara;
k. Personel pengatur pergerakan pesawat udara (apron movement control/AMC);
l. personel peralatan pelayanan darat pesawat udara.
NASIONAL (REGULASI)
UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
Peraturan Menteri Perhubungan No: KM.20 tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Keselamatan;
Peraturan Menteri Perhubungan No : KM 24 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar Udara;
Peraturan Menteri Perhubungan No: KM. 8 tahun 2010 tentang Program Keselamatan Penerbangan Nasional;
PAS BANDAR UDARA DAN PAS KENDARAAN
1. Setiap orang yang berkegiatan di bandar udara wajib memiliki Pas bandar udara yang dikeluarkan oleh Adbandara/Kabandara/Kacab;
2. Semua kendaraan yang memasuki atau berada di lingkungan Daerah Bukan Publik dan Daerah Publik Terbatas wajib memiliki Pas Kendaraan bandar udara yang dikeluarkan oleh Kabandara/Adbandara.
KETENTUAN DI APRON
Pergerakan Kendaraan:
Service Road :25 km/jam
Apron :10 km/jam
Aircraft Safety Area : 5 km/jam
Break Down/ Make Up Area :15Km/jam
Access Road :40km/jam
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
Kendaraan yang bergerak di apron harus mendahulukan atau memberi jalan kepada pesawat udara, kendaraan atau penumpang dengan susunan prioritas sebagai berikut:
1. Pesawat udara yang sedang bergerak;
2. Kendaraan PKP-PK/ Emergency;
3. Penumpang;
4. A/C yang ditarik
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
7. Semua kendaraan dan peralatan yang beroperasi di apron harus menggunakan ban karet;
8. Kendaraan harus dilengkapi dengan alat pemadam api portable dari jenis DCP ukuran isi minimal 0,75 kg yang terpasang pada tempatnya dan mudah diambil;
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
4. Bagi kendaraan groundhandling dan peralatan lain yang bergerak dengan tenaga motor bensin sendiri wajib dilengkapi dengan flame trap;
5. Wajib memenuhi persyaratan teknis lainnya setelah diperiksa dan dinyatakan laik operasi oleh Dirjen Perhubungan Udara;
6. Semua kendaraan yang beroperasi di Apron dalam waktu gelap harus memasang lampu merah (steady red) yang dapat terlihat dari segala jurusan;
TATA TERTIB
BANDARA
KETENTUAN DI APRON
Garbarata:
1. Pengoperasian garbarata hanya oleh petugas yang dinyatakan cakap;
2. Semua kendaraan atau peralatan dilarang parkir atau lewat di bawah garbarata dan wajib segera menyingkir dari daerah lintasannya apabila akan dioperasikan.
1. Pemegang Pas yang namanya tersebut pada Pas Bandar Udara;
2. Kendaraan yang merek, jenis dan nomor polisinya tercantum pada Pas bandar udara;
3. Jangka waktu yang tercantum dalam pas;
4. Pas kendaraan bukan merupakan Tanda Bebas Parkir Kendaraan Bermotor yang diparkir di pelataran parkir Terminal bandar udara serta cargo area
PAS BANDAR UDARA DAN PAS KENDARAAN
KETENTUAN DI APRON
Kendaraan:
1. Semua kendaraan dilarang masuk ke apron, kecuali yang sudah mendapat Pas bandar udara khusus Apron yang dikeluarkan Kabandara/Adbandara;
2. Semua kendaraan/peralatan yang karena fungsinya selalu berada di apron dalam rangka melayani pesawat udara, wajib diberi warna dan logo perusahaan yang bersangkutan;
3. Warna dan logo perusahaan didaftarkan ke Kabandara/Adbandara;
KETENTUAN DI APRON
Pesawat Udara:
1. Penempatan pesawat udara di Apron dikenakan biaya sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Kabandara/Adbandara dapat melarang atau menahan pesawat udara yang akan bertolak, jika ketentuan dalam ayat 1 diatas tidak dipenuhi.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
25
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
17/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
17/01/2015
#
17/01/2015
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#