REFLEKSI KASUS
IPE HIV/AIDS
NAMA MAHASISWA MAHASISWA : Yahul Mazfar, SKG NOMOR MAHASISWA
: 20070340025 200703400 25
PRODI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013
I. DESKRIPSI KASUS Identitas Pasien: •
•
•
•
Nama: Mrs D Umur: 38 th Alamat: Gejayan No RM: 24595 (pita merah)
Keluhan Utama: •
Pasien mengeluhkan kondisi giginya yang kotor dan berdarah ketika sikat gigi, pasien ingin membersihkan karang gigi.
Pemeriksaan Subjektif : •
•
•
•
•
•
•
Pasien terakhir scalling 3 thn yang lalu Pasien seorang perokok Pasien tidak suka makan-makanan berserat Pasien ketika sikat gigi terkadang berdarah Pasien sikat gigi rutin 2x1 hari saat mandi pagi dan sore. Pasien terkadang mengeluhkan daerah langit (mulut) yang tertusuk duri ikan dan berdarah. Pasien mengaku mengidap penyakit HIV/AIDs sejak tahun 2002, dan sekarang masih dalam terapi obat.
Pemeriksaan Intra Oral
•
2: terdapat lapisan putih setinggi oklusal gigi posterior kanan(47 dan 48)
•
dx/ candidiasis 2 dan 4: terdapat lesi putih lunak setinggi oklusal gigi posterior kanan dan kiri
•
dx/ linea alba 17 : terdapat lesi merah pada margin ginggiva gigi 42, lunak, membulat
•
dx/ ANUG 28 dan 29: terdapat benjolan pada langit-langit diameter +/- 7 cm, lunak Dd/ non hodgin limfoma
•
•
karposy sarcoma 35 dan 34: terdapat lapisan tipis pada dorsum lidah berwarna putih, dapat di scraping, dx/ leukoplakia 13-24: terdapat papila interdental yang membulat dan berwarna merah pada semua regio RA dan RB. dx/ Ginggivitis
Pemeriksaan Objektif Terdapat kalkulus supragingiva dan sub gingiva terutama pada proksimal
gigi anterior dan posterior RB. Terdapat warna kemerahan pada gusi membulat unstipling, ukuran 1-2 mm. Palpasi : + OHI : 7,2 (Buruk) BOP : + pada gingiva proksimal gigi 31 dan 41 Dx : gingivitis
Rencana Perawatan:
1. 2. 3. 4.
DHE Scalling dan Rootplanning Pemeriksaan lab terkait keganasan di rongga mulut Konsultasi ke bagian Oral Biomedis dan dokter yang biasa merawat pasien(bagian penyakit dalam) 5. Pemberian obat (antibiotic dan antijamur) 6. Kemoterapi 7. Kontrol
Tindakan yang dilakukan terhadap Pasien pada saat IPE •
•
II.
Eliminasi bakteri penyebab ginggivitis dan ANUG dengan scalling uss Edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut, serta motivasi utk rutin kontrol ke drg
PERTANYAAN KRITIS 1. Jelaskan Ginggivitis secara lengkap? 2. Apakah pengertian ANUG? 3. Jelaskan beberapa kondisi oral yang terdapat pada pxn HIV/AIDs ?
LANDASAN TEORI DAN REFLEKSI KASUS Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi faktor estetik. Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan Gingivitis . Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan Periodontitis. Massler menyatakan bahwa gingivitis
merupakan fenomena bifase. Pada anak – anak bersifat akut, sementara dan cenderung mengenai papila, sedangkan pada orang dewasa bersifat kronis dan progresif. Hal ini sesuai dengan pengamatan klinis dari Zappler yang melihat bahwa reaksi jaringan gingiva anak-anak terhadap gingivitis lebih cepat dan jelas bila dibandingkan dengan orang dewasa. Cohen dan Goldman melihat kecendrungan terjadinya hiperplasia papila. Gingivitis merupakan peradangan gusi yang paling sering terjadi dan merupakan respon inflamasi tanpa merusak jaringan pendukung (Carranza dab Newman, 1996; Jenki dan allan,1999). Faktor local penyebab gingivitis disebabkan oleh akumulasi plak, material alba dan kalkulus. Kalkulus terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. Dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut, karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak juga dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak, sering disebut juga sebagai penyebab primer penyakit periodontis. Sementara, kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontis. Kalkulus dapat terbentuk di atas gusi atau supragingival, atau pada sulcus, yaitu saluran antara gusi dan gigi. Ketika terjadi plak supragingival, maka bakteri yang terkandung di dalamnya hampir semuanya merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup di lingkungan penuh oksigen. Plak subgingival, terutama terdiri dari bakteri anaerobik, yaitu bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang mengandung oksigen. Bakteri anaerobic inilah yang berbahaya bagi gusi dan jaringana yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodontis. Pada umumnya, orang yang mengalami periodontis memiliki deposit kalkulus subgingival. Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, sehingga hal ini menjadi alasan utama gingivitis kurang mendapat perhatian. Berdasarkan lokasi penyebarannya, gingivitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Localized gingivitis : Membatasi gusi pada satu atau beberapa daerah gigi 2. Generalized gingivitis : Meliputi gusi didalam rongga mulut secara menyeluruh. 3. Marginal gingivitis : meliputi margin gusi tetapi juga termasuk bagian batas gusi cekat. 4. Papillary gingivitis : Meliputi papilla interdental,sering meluas sampai batas margin gusi dan gingivitis lebih sering diawali pada daerah papilla
5. Diffuse gingivitis
: Melipiti gusi cekat dan papilla interdental.
Gingivitis ulcerative nekrosis (ANUG) Tanda klinis dari gingivitis jenis ini adalah ulserasi dan pembentukan kawah pada papilla interdental. Rasa sakit akut dan perdarahan terjadi bila dilakukan tekanan ringan pada daerah tersebut. Penyebab gingivitis ulseratif nekrosis dapat dibagi menjadi factor predisposisi dan factor kausatif a. Faktor predesposisi : factor predisposisi local seperti kalkulus, karies, kotal gigi yang tidak baik, malposisi dan impaksi makanan. Sedangkan factor predisposisi sistemik adalah stress emosi,kecemasan, konsumsi alcohol yang berlebihan,merokok,malnutrisi, bernafas melalui mulut,AIDS. b. Faktor kausatif : factor penyebab utama adalah mikroorganisme seperti Bacillus fusiformis,borrelia vincentii, streptococcus alpha hemolyticus, bacteroides melaningenicus Penatalaksanaan Gingivitis
Prosedur perawatan dalam pengelolaan penyakit periodontal : 1. Pemeriksaan dan diagnose a. Pemeriksaan meliputi •
Riwayat pribadi
•
Alasan datang
•
Kondisi sekarang
•
Riwayat kesehatan umum
•
Riwayat kesehatan gigi
•
Pemeriksaan dalam mulut
b. Diagnosa meliputi kondisi periodontal : •
Localized
•
Generalized
•
Akut atau kronis
•
Kebersihan mulut
2. Prognosis Prognosis merupakan harapan keberhasilan suatu perawatan penyakit periodontal. Dapat dibedakan dalam tiga hal yaitu gigi geligi,kondisi mulut dan kondisi penderita 3. Rencana perawatan
a. Fase pertolongan darurat (emergency), meliputi :Kondisi akut, abses,injuri, hipersensitivitas,trauma, TMJ disorder. b. Fase inisial (Fase I) meliputi : •
Plak control, edukasi,motivasi, instruksi kebersihan mulut
•
Skalling dan root planning
•
Perawatan karies, endodontic dan restorasi gigi.
•
Evaluasi
c. Fase koreksi (Fase II) •
Pembuatan bite plane
•
Oclusal adjustment
•
Bedah periodontal
•
Splinting
d. Fase pemeliharaan (Fase III) •
Kunjungan periodic dan pemeriksaan ulang
•
Pemeriksaan plak dan kalkulus
•
Pemeriksaan gingival, poket,inflamasi
•
Pemeriksaan oklusi dan kegoyahan gigi
Candidiasis Candidiasis adalah penyakit infeksi primer atau skunder yang disebabkan oleh jamur genus candida albicans. Candidiasis biasanya disebut agen infeksius opurtunistik (dapat menyebabkan penyakit jika mekanisme pertahanan tubuh terganggu. Gambaran klinis: sakit, plak bias terangkat bias diseka, berdarah dan erosi. Infeksi kronis dapat mengakibatkan eritematous. Perawatan: dapat diberikan Clotrimazole troches atau nistatin suspension. Linea Alba Linea alba adalah suatu temuan intraoral umum yang tampak sebagai garis bergelombang putih, menimbul, dengan panjang yang bervariasi dan terletak pada garis oklusi mukosa pipih. Secara umum kealainan bertanduk tanpa gejala memiliki diameter 1-2 mm diantara mukosa molar M2 samapi caninus. Lesi tersebut biasa dijumpai bilateral dan tidak dapat dihapus.Perubahan epitel yang menebal ini dicurigai akibat gesekan pada gigi sehingga terjadi hyperkeratosis pada jaringan.
Hairy Leukoplakia Adalah lesi putih, tidak terbatas jelas, berkerut menimbul pada lateral lidah dan berkaitan dengan virus Epstein Bar Virus dan infeksi HIV. Lesi awal tampak sebagai plak mengarah vertical, putih besar pada tepi lateral lidah yang biasanya bilateral, dan sedangkan lesi-lesi yang lama dapat menutupi seluruh permukaan lateral dan permukaan dorsal lidah bahkan meluas ke mukosa pipi dan palatum. Lesi2 tersebut tanpa gejala terkadang menutupi mengganggu secara estetika. Secara histologist tampak sebagi tonjolan2 mirip rambut hiperkeratotik, koliostosis sedikit radang dan infeksi candida. Bukti histopatolgis pada pasien HIV sangat penting karena dapat mendeteksi perkembangan AIDS pada 80% penderita yang terinfeksi selama 1-3 thn
Sarkoma Karposi Adaalah keganasan paling umum berkaitan dengan HIV. Keganasan itu adalah tumor dari proliferasi vaskuler yang terjadi pada kulit maupun jaringan mukosa. Terjadi kira2 pada 20% pasien AIDS; prevalensinya 30% pada pasien AIDs yang homoseksual. Sarkoma karposi ditandai oleh 3 tahap:Pada awal keganasan tersebut merupakan macula merah tanpa gejala,selanjutnya membesar menjadi plak merah dan biru. Lesi2 yang lanjut tampak sebagai nodula-nodula biru- ungu berlobus, berulserasi dan menyebabkan sakit. Lokasi yang paling umum didaerah palatum yang keras diikuti oleh gusi dan mukosa pipih. Seringkali lesi tersebut multifocal dan tidak nyaman dan memprihatinkan secara estetika.
Limfoma sel B non Hodgkins Karsinoma sel skuamosa yang dikaitkan dengan infeksi HIV, barangkali sebagai akibat dari penjagaan kekebalan abnormal yang dapat meningkatkan proliferasi neoplastic. Limfoma non Hodgkins seringkali Nampak sebagai massa unggu, difus, cepat berproliferasi dari kompleks palatum retromolar.