LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN REFLEKS PUPIL DAN BINTIK BUTA PADA MAMALIA
Pelaksanaan
: Selasa, 6 September 2016
Dosen
: Dr. Raharjo M.Si., Dra. Nur Kuswanti. M.Sc.St., Erlix Rakhmad aPurnama, M.Si.
Disusun oleh : Kelompok 8
Mirsa Risky VIrdaussya
(14030204014) (14030204014)
Dwi Ernawati
(14030204028) (14030204028)
Amin Dwi Cahyanti
(14030204038) (14030204038)
Rahma Sakinadeha
(14030204049) (14030204049)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI 2016
A. JUDUL
:
REFLEKS PUPIL DAN BINTIK BUTA PADA MAMALIA
B. TUJUAN :
1. Praktikan mengetahui refleks pupil ketika ada cahaya yang masuk 2. Praktikan mengetahui refleks pupil terhadap akompdasi mata 3. Praktikan mampu menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta
C. DASAR TEORI Indera penglihatan adalah indera yang digunakan untuk melihat kondisi
luar yang ada di sekeliling manusia. Indera penglihatan pada manusia adalah mata. Komponen penyusun mata terdiri atas kornea, iris, lensa, retina, badan bening dan juga syaraf mata. Berikut ini penjelasan tentang bagian bagian mata mata yang harus diketahui : Kornea Kornea disebut dengan selaput bening. Kornea yang termasuk dalam komponen mata memiliki fungsi sebagai penerus cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya yang masuk ke kornea mata akan berakhir di bagian retina mata atau selaput jala mata. Iris Iris disebut dengan selaput pelangi. Iris ini letaknya di belakang kornea mata. Di tengah bagian iris mata terdapat celah. Celah yang ada di tengah iris itu disebut sebagai pupil. Pupil Pupil ini letaknya berada di belakang kornea mata. Fungsi dari pupil ini adalah sebagai pengatur banyaknya cahaya yang bisa masuk ke dalam mata. Hal itu dikarenakan mata tidak bisa menerima cahaya yang terlalu banyak atau berlebihan. Lensa Lensa juga merupakan bagian dari mata. Fungsi dari lensa mata adalah digunakan sebagai pembuat mata fokus pada cahaya yang masuk ke dalam
mata. Pengfokusan mata itu berguna untuk membuat cahaya masuk tepat ke dalam retina. Mata yang tidak fokus bisa membuat cahaya masuk tidak tepat ke dalam retina. Cahaya yang bisa masuk tepat ke dalam retina bisa membuat objek yang dilihat mata bisa terlihat dengan jelas. Lensa akan memiliki daya akomodasi, daya tersebut adalah kemampuan mata untuk memipih dan mencembung. Badan bening Badan bening merupakan bagian mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya yang masuk melalui pupil mata. Syaraf mata Tanpa syaraf, mata tidak bisa berfungsi. Hal itu dikarenakan fungsi syaraf sama dengan fungsi syaraf lainnya. Yaitu sebagai penggerak organ mata. Syaraf mata bisa membuat mata untuk berkedip. Syaraf mata juga berfungsi untuk mengirimkan impuls ke bagian bagian otak. Semua syaraf panca indera akan terhubung ke otak, hal itu dikarenakan panca indera berpusat di otak sebab sistem jaringan pusat ada di otak.
Cara Kerja Indera Penglihatan Atau Mata
Mata untuk bisa berfungsi secara optimal ditentukan oleh cara kerja mata tersebut. Cara kerja mata dalam menangkap objek belum banyak diketahui oleh manusia. Berikut ini adalah cara kerja mata yang harus kita ketahui : Saat lampu pada sinyal yang ada di syaraf mata terbentuk dan dikirimkan ke otak. Syaraf mata itu memberikan sinyal tentang adanya cahaya yang masuk dan juga kekuatan dari cahaya tersebut. Bagian otak akan mengirimkan sinyal balik dan melakukan perintah terhadap otot yang ada di iris agar menyusut atau memipih. Selain iris, bagian mata yang berkerja adalah bagian lensa. Lensa mata memiliki fungsi untuk membuat mata menjadi fokus agar cahaya bisa masuk tepat ke dalam retina yang ada di bagian belakang mata. Otot di sekitar lensa mata bisa menangkap cahaya dari berbagai sudut dan dari jarak yang berbeda sehingga lensa itu bisa membuat cahaya berada tepat di bagian belakang retina.
Refleks Pupil
Kemampuan sistem penglihatan untuk mengetahui susunan ruang pandang penglihatan, yaitu, untuk mendeteksi bentuk obyek, kecemerlangan masingmasing bagian obyek, pembuatan bayangan, dan sebagainya tergantung pada fungsi korteks penglihatan primer.
Daerah ini terutama terletak pada fisura
kalkarina yang secara bilateral terdapat pada permukaan medial masing-masing korteks oksipitalis. Pada setiap titik pada pandangan penglihatan, tempat terdapat perubahan dari gelap keterang atau dari terang kegelap, daerah korteks primer penglihatan yang sesuai terangsang. selisih kontras.
Intensitas perangsangan ditentukan oleh
Yaitu, makin nyata batas kontras dan makin besar selisih
intensitas antara daerah terang dan gelap, makin besar. Jadi, bentuk kontras pada pandangan penglihatan dikesankan pada neuron korteks penglihatan, dan bentuk ini mempunyai orientasi ruang yang secara kasar sama seperti bayangan retina (Guyton, 1988). Mata berbagai kelompok vertebrata berbeda dalam adaptasi untuk melihat dalam air, di udara dan di bawah cahaya dengan intensitas yang berbeda, tetapi ciri-ciri utamanya sama. sempurna.
Analogi antara mata vertebrata dan kamera adalah
Mata mempunyai lensa yang dapat difokuskan untuk jarak yang
berbeda-beda, suatu diafragma (iris) yang mengatur lubang cahaya (pupil) dan kepekaan cahaya retina yang terletak di bagian belakang mata dan sama dengan film pada kamera (Villee, 1999). Mata manusia berbentuk agak bulat. Mata tersebut dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar, yaitu lapisan sklera, sangat kuat. Lapisan tengah mata, yaitu lapisan koroid, amat berpigmen dan melanin dan sangat banyak berpembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan dalam mata ialah retina. Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu batang dan kerucut (Kimbal, 1983). Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang dan kerucut.
Semuanya termaksuk dalam
kontraksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optik, yang merupakan titik dimana saraf
optik meninggalkan biji mata.
Titik ini disebut titik buta, oleh karena tidak
mempunyai retina. Bagian yang paling peka adalah maluka yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optik persis berhadapan dengan pusat pupil (Pearce, 1999). Akomodasi
adalah
kesanggupan
mata
untuk
memperbesar
daya
pembiasannya. Akomodasi dipengaruhi oleh serat – serat sirkuler yang berfungsi untuk mengerutkan dan relaksasi serat – serat zonula uang berorigo di lembah – lembah diantara prosesus siliaris. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehingga lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk objek dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapangan pandang (Sidarta ilyas, 2006 : 73). Berikut mekanisme akomodasi. Lensa menempel pada otot siliaris mata oleh serat elastis yaitu zonula (ligamentum suspensorium). Sewaktu otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium menjadi tegang, menimbulkan peregangan pada lensa, sehingga lensa menjadi datar dan lemah. Sewaktu otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium melemas dan tegangan pada lensa berkurang. Lensa kemudian dapat memulihkan bentuknya yang lebih bulat karena elastisitasnya. Berkas cahaya dari objek yang membentur lensa lebih dari 6 m (20 feet) adalah paralel. Berkas cahaya dari objek kurang dari 6 m disebarkan (divergensi) atau tidak paralel, cahaya tidak jatuh tepat pada retina. Untuk menjaga jatuhnya cahaya tepat pada retina makan lensa harus membulat. Penyesuaian inilah yang dikenal sebagai akomodasi. Semakin besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat) semakin besar kekuatannya, sehingga berkas – berkas cahaya lebih dibelokkan. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat – serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat. Saat melihat dekat, selain terjadi akomodasi, juga terjadi kontriksi pupil. Rangsangan saraf parasimpatis saat melihat dekat menyebabkan kontraksi otot sirkuler pada iris sehingga menyebabkan kontriksi pupil atau miosis.
Bintik Buta
Bintik buta adalah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata. Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqueus humor, pupil , lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel – sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh dibagian bintik kuning pada retina, karena caha ya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel – sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.
D. ALAT DAN BAHAN Bahan :
-
Praktikan
-
Kertas Karton Tebal
Alat
-
Penggaris
-
Senter
-
Sapu tangan
-
Uang logam 5 buah
E. LANGKAH KERJA
1. Refleks Pupil Terhadap Intensitas Cahaya a. Mengukur dan mencatat diameter pupil praktikan, dengan meletakkan penggaris dibawah salah satu matanya.
b. Praktikan memejamkan mata dan menutup dengan tangan atau sapu tangan, sedang penggaris tetap dipegang. c. Secara mendadak praktikan diminta membuka mata dan mengukur diameter pupil matanya. Membandingkan dengan hasilnya. d. Praktikan diminta kembali untuk memejamkan matanya, akan lebih baik hasilnya apabila praktikan berada di tempat gelap. e. Mengulangi pada praktikan yang lain kemudian di bandingkan.
2. Refleks Pupil Terhadap Akomodasi Mata a. Mengukur diameter pupil pada praktikan keadaan normal, dengan meletakkan penggaris di bawah salah satu matanya. b. Praktikan diminta melihat benda – benda yang jauh letaknya, ukur diameter pupilnya. c. Praktikan diminta melihat benda – benda yang dekat letaknya, ukur diameter pupilnya d. Diulangi percobaan pada praktikan yang lain.
3. Bintik Buta a. Menyusun 5 buah uang logam berdiri lurus ke belakang dengan jarak masing – masing 8 mm. b. Tutup salah satu mata praktikan dengan karton tebal. Sedangkan mata yang satunya tertuju pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan. c. Menanyai, berapa banyak uang logam yang tampak? Uang logam mana yang tidak kelihatan ? jarak mata uang logam itu ke mata merupakan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. d. Mengubah (memperbesar / memperkecil) jarak antar mata uang logam itu, bagaimana hasilnya, kemudian di bandingkan. e. Uji juga mata yang sebelah lagi dan diulangi pada praktikan yang lain. benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta suatu mata, bayangannya tidak akan jatuh pada bintik buta mata sebelahnya. Orang
tidak memperoleh kesan penglihatan dari bayangan yang jatuh pada tempat yang tidak mengandung sel batang dan sel kerucut.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tabel 8.1 Hasil Uji Refleks Pupil Terhadap Intensitas Caha ya Ukuran pupil (cm) Praktikan
Ulangan
Awal
Setelah menutup mata
A
1
0,5
0,7
0,3
2
0,4
0,6
0,3
3
0,5
0,8
0,3
0,47
0,7
0,3
1
0,4
0,6
0,3
2
0,6
0,7
0,2
3
0,4
0,5
0,3
0,5
0,6
0,3
Rata - rata
B
Diterangi senter
Rata - rata
Tabel 8.2 hasil pengamatan refleks pupil terhadap akomodasi mata Ukuran pupil (cm) No
1
Praktikan
Ulangan
A
B
Rata - rata
Melihat benda
dekat
jauh
1
0,5
0,8
0,5
2
0,6
0,7
0,4
3
0,5
0,6
0,3
0,53
0,7
0,4
1
0,5
0,7
0,4
2
0,4
0,6
0,3
3
0,6
0,7
0,3
0,5
0,7
0,3
Rata - rata
2
Normal
Melihat benda
Tabel 8.3 hasil pengamatan bintik buta
No
1
Jarak @koin
Praktikan
(mm)
Jumlah
Jumlah koin
koin yang
yang tidak
tampak
tampak
Ulangan
I
II
III
I
II
III
I
II
III
8 mm
1
1
1
4
4
4
14
16
20
12 mm
1
1
1
4
4
4
14
16
20
A
Rata - rata 2
B
Bintik buta
1
4
16,7
8 mm
1
1
1
4
4
4
14
18
20
12 mm
1
1
1
4
4
4
14
18
20
Rata - rata
1
4
17,3
Pembahasan
Reseptor
adalah
bagian
tubuh
yang
berfungsi
sebagai
penerima
rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra. Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel – sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel – sel ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf. Efektor adalah bagian tubuh yang menaggapi rangsangan yaitu otot dan kelenjar endokrin serta kelenjar eksokrin. Ketiga hal ini mempengaruhi sangat besar pada system kerja dan kordinasi mata. Bintik buta yaitu merupakan suatu bagian dari mata yang berfungsi sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Saat kita tidak dapat melihat suatu obyek pada jarak tertentu, maka itulah jarak titik buta. Setiap individu mempunyai jarak bintik buta yang berbeda dengan individu lainnya saat melihat obyek. Sebagaimana kita ketahui bersama semua impuls saraf yang dibangkitkan oleh batang dan kerucut. Sel batang dan kerucut merupakan bagian retina yang mampu menerima rangsang sinar tak
berwarna (sel batang) dan mampu menerima rangsang sinar kuat dan berwarna (sel kerucut). Sel batang dan kerucut ini berjalan kembali ke otak melalui neuron dalam saraf optik, oleh karena itu obyek dapat ditebak bentuknya. Tidak terlihatnya obyek dengan jarak tertentu disebabkan karena pada bagian retina terdapat suatu titik tempat kira-kira satu juta neuron bertemu pada saraf optik, tidak terdapat sel batang dan kerucut. Titik inilah yang disebut titik buta, dimana seseorang tidak dapat melihat obyek pada jarak tertentu. Pada praktikum pertama dengan mengenai uji pupil terhadap intensitas cahaya rata – rata ukuran pupil setelah mata ditutup yakni 0,7 praktikum A dan 0,6 praktikum B lebih besar dari pada ukuran pupil saat kondisi awal. Berbeda hasil ketika pupil diterangi, ukuran pupil menjadi lebih kecil dari kondisi awal serta kondisi setelah mata ditutup yakni sebesar 0,3 baik praktikum A maupun praktikum B. Pupil mata bergantung pada iris atau semacam otot kecil. Iris mendekati jika cahaya yang masuk terlalu terang dan iris menjauhi jika cahaya yang masuk terlalu redup. Jika mata tidak siap saat terkena cahaya maka pupil mengecil atau meredup secara langsung, kalu siap maka pupil akan mengecil atau meredup secara perlahan. Pada praktikum kedua mengenai pengamatan refleks pupil terhadap akomodasi mata rata – rata ukuran pupil ketika melihat benda dekat lebih besar yakni sebesar 0,7 baik praktikum A maupun praktikum B bila dibandingkan dengan keadaa awal maupun keadaan ketika melihat benda jauh yakni sebesar 0,4 praktikum A dan 0,3 praktikum B. Ketika mata melihat benda jauh pupil akan menjadi sangat kecil apabila dibandingkan dengan mata ketika keadaan normal dan ketika mata akan melihat benda jauh. Hal ini terjadi karena ketika melihat objek yang jauh otot siliaris berelaksasi sehingga lensa menjadi memipih, sedangkan saat melihat objek yang dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga lensa mata menjadi menebal. Selain itu, saat melihat objek yang jauh cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam pupil, sehingga pupil akan mengatur cahaya tersebut dan adanya kontraksinya serabut otot yang terletak sirkuler sehingga pupil mata mengecil.
Pupil berubah membesar juga disebabkan karena saat melihat objek yang dekat cahaya yang masuk ke dalam pupil sangat sedikit sehingga pupil membesar untuk memenuhi kebutuhan cahaya dan berkontraksinya serabut otot yang terletak radial pada pupil (wibowo. 2005). Pada praktikum ketiga mengenai pengamatan bintik buta dengan jarak 8mm dan 12 mm dihasilkan hasil yang sama dimana jumlah koin yang tampak hanya 1 baik praktikum A maupun praktikum B, sedangkan jumlah koin yang tidak tampak sebanyak 3. Sedangkan bintik buta pengulangan pertama 14, pengulangan kedua 16 dan pengulangan ketiga 20. Bintik buta dapat diketahui bahwa masing-masing orang memiliki bintik buta yang berbeda-beda. Bintik buta yaitu merupakan suatu bagian dari mata yang berfungsi sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Saat kita tidak dapat melihat suatu obyek pada jarak tertentu, maka itulah jarak titik buta. Setiap individu mempunyai jarak bintik buta yang berbeda dengan individu lainnya saat melihat obyek. Sebagaimana kita ketahui bersama semua impuls saraf yang dibangkitkan oleh batang dan kerucut. Sel batang dan kerucut merupakan bagian retina yang mampu menerima rangsang sinar tak berwarna (sel batang) dan mampu menerima rangsang sinar kuat dan berwarna (sel kerucut).
G. DISKUSI
1. Apakah ada pengaruh cahaya pada diameter pupil praktikan ? Jawab. Ada pengaruh cahaya pada diameter pupil praktikan. Hal ini di buktikan dengan dilakukannya praktikum 1 dimana saat diterangi senter diameter pupil akan sangat kecil bila dibandingan ketika mata normal maupun ketika mata telah ditutup.
2. Apakah ada perbedaan diameter pada praktikan saat melihat benda jauh dan dekat ? Jawab. Ada perbedaan diameter pada praktikan saat melihat benda jauh dan dekat. Hal ini dibuktikan dengan melakukan praktikum 2 dimana ketika mata melihat benda jauh diameter pupil akan sangat mengecil bila dibandingkan
ketika mata normal dan ketika mata melihat benda dekat pupil akan semaikn besar diameternya.
3. Berapa jarak bayangan benda yang jatuh tepat pada bintik buta? Jawab. Jarak yang dihasilkan ketika bayangan benda yang jatuh tepat pada bintik buta bervariasi. Hal ini dikarenakan ukuran bola mata, diameter pupil, kecembungan lensa mata dan jarak lensa ke retina pada setiap orang berbeda beda. Hal ini yang menyebabkan perbedaan jarak penglihatan bintik buta tersebut.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, diketahui bahwa terdapat refleks pupil ketika ada cahay yang masuk, dan terdapat refleks pupil terhadap akomodasi mata, serta dapat ditentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta.
I. DAFTAR PUSTAKA
Guyton.1988. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . EGC Kedokteran. Jakarta. Kimball,
John
W.1983. Biologi. jilid
2.
Ed
ke-5.Terjemahan
Siti
SoetarmiTjitrosomo & Nawangsari sugiri. Pearce, C Evelyn.1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta Vilee, Claude A.1999. Zoologi Umum.Jilid 1. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari sugiri. Erlangga.Jakarta Wibowo, Delman.2005. Anatomi Tubuh Manusia.Editor : S. Darwin.PT Grasindo.Jakarta