REFERAT <
Analgetik Opioid
Pembimbing: Dr. Willy, Sp. An
Disusun oleh: Natalia Hadinata
11.21!.2"1
Nursha#ina $amaludin
11.21%.1&
S'( )lmu Anastesi *S+D ara-an a-arta (a-ultas $edo-teran +$*)DA
Definisi Nyeri 'enurut International Association for Study of Pain /)ASP0, nyeri adalah sensori subye-ti dan emosional yang tida- menyenang-an yang didapat ter-ait dengan -erusa-an aringan a-tual maupun potensial, atau menggambar-an -ondisi teradinya -erusa-an. Dari deinisi dan -onsep nyeri di atas dapat di tari- dua -esimpulan. 3ang pertama, bah#a persepsi nyeri merupa-an sensasi yang tida- menyenang-an dan pengalaman emosional menyusul adanya -erusa-an aringan yang nyata. adi nyeri teradi -arena adanya -erusa-an aringan yang nyata / pain with nociception0. 3ang -edua, perasaan yang sama uga dapat timbul tanpa adanya -erusa-an aringan yang nyata. adi nyeri dapat teradi tanpa adanya -erusa-an aringan yang nyata / pain without nociception0.
Nyeri dapat digolong-an dalam berbagai 4ara, yaitu : 1. 'enurut enisnya : nyeri nosisepti-, nyeri neurogeni-, dan nyeri psi-ogeni-. 2. 'enurut timbulnya nyeri : nyeri a-ut dan nyeri -ronis. !. 'enurut penyebabnya : nyeri on-ologi- dan nyeri non on-ologi-. %. 'enurut deraat nyerinya : nyeri ringan, sedang dan berat. 'enurut timbulnya nyeri, dapat dibagi menadi Nyeri a-ut Nyeri yang teradi segera setelah tubuh ter-ena 4idera atau inter5ensi bedah dan memili-i a#itan yang 4epat, dengan intensitas ber5ariasi dari berat sampai ringan. Nyeri ini ter-adang bisa hilang sendiri tanpa adanya inter5ensi medis, setelah -eadaan pulih pada area yang rusa-. Apabila nyeri a-ut ini mun4ul, biasanya tenaga -esehatan sangat agresi untu- segera menghilang-an nyeri. 'isalnya nyeri pas4a bedah. Nyeri -roni Nyeri -roni- adalah nyeri -onstan atau intermiten yang menetap sepanang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas ber5ariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebab-an oleh -an-er yang tida- ter-ontrol, -arena pengobatan -an-er tersebut atau -arena gangguan progresi lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai -ematian. Pada nyeri -roni-, tenaga -esehatan tida- seagresi
pada nyeri a-ut. $lien yang mengalami nyeri -roni- a-an mengalami periode remisi /geala hilang sebagian atau -eseluruhan0 dan eksaserbasi (-eparahan mening-at0. Nyeri ini biasanya tida- memberi-an respon terhadap pengobatan yang diarah-an pada penyebabnya. Nyeri ini merupa-an penyebab utama -etida-mampunan isi- dan psi-ologis. Siat nyeri -roni- yang tida- dapat dipredi-si membuat -lien menadi rustasi dan sering-ali mengarah pada depresi psi-ologis. )ndi5idu yang mengalami nyeri -roni- a-an timbul perasaan yang tida- aman, -arena ia tida- pernah tahu apa yang a-an dirasa-annya dari hari -e hari. 'isalnya nyeri post6herpeti4, nyeri phantom atau nyeri -arena -an-er.
Perbedaan -ara-teristi- nyeri a-ut dan -roni- Nyeri akut - Lamanya dalam
hitungan
Nyeri kronik - Lamannya sampai hitungan
menit
bulan
-
Sensasi tajam menusuk
-
-
Dibawa oleh serat A-delta
-
Ditandai
peningkatan BP,
nadi, dan respirasi
-
Kausanya
spesifk,
Sensasi
terbakar,
tumpul,
pegal -
Dibawa oleh serat &
-
#ungsi
dapat
fsiologi
bersi%at
normal
diidentifkasi seara biologis
-
!espon pasien " #okus pada nyeri,
menangis
dan
mengerang, emas
- $ingkah
laku
Kausanya
-
$idak
ada keluhan
jelas
nyeri,
depresi dan kelelahan -
$idak
!espon terhadap analgesik
sebagai
" meredakan nyeri seara
nyeri
e%ekti%
mungkin
mungkin tidak
menggosok
bagian yang nyeri
-
-
-
ada
aktiftas
respon
fsik
terhadap
!espon terhadap analgesik " sering
kurang
meredakan
nyeri
7erdasar-an deraat nyerinya di-lasii-asi-an menadi ! -riteria, yaitu : 1. Nyeri ringan : adalah nyeri yang hilang timbul, terutama se#a-tu mela-u-an a-tiitas sehari6hari dan hilang pada #a-tu tidur.
2. Nyeri sedang : adalah nyeri yang terus menerus, a-tiitas terganggu, yang hanya hilang i-a penderita tidur. !. Nyeri berat : adalah nyeri yang berlangsung terus menerus sepanang hari, penderita ta- dapat tidur atau sering teraga oleh gangguan nyeri se#a-tu tidur.
Fisiologi Nyeri
*eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berungsi untu- menerima rangsang nyeri. 8rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah uung syara bebas dalam -ulit yang berespon hanya terhadap stimulus -uat yang se4ara potensial merusa-. *eseptor nyeri disebut uga nosireceptor, se4ara anatomis reseptor nyeri /nosireceptor 0 ada yang bermielien dan ada uga yang tida- bermielin dari syara perier. 7erdasar-an leta-nya, nosireseptor dapat di-elompo--an dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada -ulit (Kutaneus), somati- dalam /deep somatic0, dan pada daerah 5iseral, -arena leta-nya yang berbeda6beda inilah, nyeri yang timbul uga memili-i sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari -ulit dan sub -utan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untu- dialo-asi dan dideinisi-an. *eseptor aringan -ulit / kutaneus0 terbagi dalam dua -omponen yaitu : a. Serabut A delta 'erupa-an serabut -omponen 4epat /-e4epatan transmisi "6! m9det0 yang memung-in-an timbulnya nyeri taam yang a-an 4epat hilang apabila penyebab nyeri dihilang-an b. Serabut 'erupa-an
serabut -omponen lambat /-e4epatan tranmisi ,; m9det0 yang
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersiat tumpul dan sulit dilo-alisasi.
Stru-tur reseptor nyeri somati- /deep somatic0 dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syara, otot, dan aringan penyangga lainnya. $arena stru-tur reseptornya -omple-, nyeri yang timbul merupa-an nyeri yang tumpul dan sulit dilo-alisasi. *eseptor nyeri enis -etiga adalah reseptor 5iseral, reseptor ini meliputi organ6organ 5iseral seperti antung, hati, usus, ginal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tida- sensiti terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensiti terhadap pene-anan, is-emia dan inlamasi. Seperti halnya berbagai stimulus yang disadari lainnya, persepsi nyeri dihantar-an oleh neuron -husus yang bertinda- sebagai reseptor, pendete-si stimulus, penguat dan penghantar menuu sistem sara pusat. Sensasi tersebut sering dide-ripsi-an sebagai protopati- (noxious) dan epi-riti- (nonnoxious). Sensasi epiriti- /sentuhan ringan, te-anan, propriosepsi, dan perbedaan temperatur0 ditandai dengan reseptor ambang rendah yang se4ara umum dihantar-an oleh serabut sara besar bermielin. Sebali-nya, sensasi protopati- /nyeri0 ditandai dengan reseptor ambang tinggi yang dihantar-an oleh serabut sara bermielin yang lebih -e4il /A delta0 serta serabut sara ta- bermielin /serabut 0.
Stimulus ini melalui empat proses tersendiri yaitu : 1. ransdu-si Proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbul-an a-ti5itas listri- di reseptor nyeri. eradi -arena pelepasan mediator -imia seperti prostaglandin dari sel rusa-, bradi-inin dari plasma, histamin dari sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi P dari uung sara. Stimuli ini dapat berupa stimuli isi- /te-anan0, suhu /panas0 atau -imia /substansi nyeri0. 2. ransmisi
Proses penerusan impuls nyeri dari tempat transdu-si melalui nosiseptor sara perier. )mpuls ini a-an disalur-an oleh serabut sara A delta dan serabut sebagai neuron pertama, dari perier -e medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diterus-an -e thalamus oleh tra-tus sphinotalami-us sebagai neuron -edua. Dari thalamus selanutnya impuls disalur-an -e daerah somato sensoris di -orte-s serebri melalui neuron -etiga, dimana impuls tersebut diteremah-an dan dirasa-an sebagai persepsi nyeri. !. 'odulasi 'elibat-an a-ti5itas sara melalui alur6alur sara desenden dari ota- yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis. 'odulasi ini uga melibat-an a-tor6a-tor -imia#i yang menimbul-an atau mening-at-an a-tiitas di reseptor nyeri. %. Persepsi Hasil a-hir dari proses intera-si yang -omple-s dan uni- yang dimulai dari proses transdu-si, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasil-an suatu perasaan yang
subye-ti
yang
di-enal
sebagai
persepsi
nyeri.
Jalur Nyeri di SSP
1. alur Asenden /transdu-si dan transmisi0 Serat sara dan A6 aeren yang menyalur-an impuls nyeri masu- -e dalam medula spinalis di a-ar sara dorsal. Serat6serat memisah se#a-tu masu- -e -orda dan -emudian -embali menyatu di -ornu dorsalis /posterior0 medula spinalis. Daerah ini menerima, menyalur-an, dan memproses impuls sensori-. $ornu dorsalis medula spinalis dibagi menadi lapisan6lapisan sel yang disebut lamina. Dua dari lapisan ini /lapisan 2 dan !0, yang disebut substansia gelatinosa, yang sangat penting dalam transmisi dan modulasi nyeri. Dari -ornu dorsalis, impuls nyeri di-irim -e neuro6neuron yang menyalur-an inormasi -e sisi berla#anan medula spinalis di -omisura anterior dan -emudian menyatu di tra-tus spinothalami-us antero6lateralis, yang nai- -e thalamus dan stru-tur ota- lainnya. Dengan demi-ian, transmisi impuls nyeri di medula spinalis bersiat -ontra lateral terhadap sisi tubuh tempat impuls itu berasal.
!alur Ascendens Impuls Nyeri
2. alur Desenden /modulasi dan persepsi0 Daerah6daerah tertentu di ota- itu sendiri mengendali-an atau mempengaruhi persepsi nyeri, hipotalamus dan stru-tur limbi- berungsi sebagai pusat emosional persepsi nyeri, dan -orte-s rontalis menghasil-an interpretasi dan respon rasional terhadap nyeri. Namun, terdapat 5ariasi yang luas dalam 4ara indi5idu mempersepsi-an nyeri. Salah satu penyebab 5ariasi ini adalah -arena sistem sara pusat /SSP0 memili-i beragam me-anisme untu- memodulasi dan mene-an rangsangan nosisepti. alur6alur desenden serat eeren yang beralan dari -orte-s serebrum -e ba#ah -e medula spinalis dapat menghambat atau memodii-asi rangsangan nyeri yang datang melalui suatu me-anisme umpan bali- yang melibat-an substansia gelatinosa dan lapisan lain -ornu dorsalis. Salah alur desenden yang telah diidentii-asi sebagai alur penting dalam sistem modulasi6nyeri atau analgesi- adalah alur yang men4a-up tiga -omponen beri-ut : 1. 7agian pertama adalah substansia grisea peria-uadu-tus /PA=0 dan substansia grisea peri5entri-el /P>=0 mesensealon dan pons bagian atas yang mengelilingi a-uadu-tus Syl5ius. 2. Neuron6neuron dari daerah daerah satu mengirim impuls -e nu-leus rae magnus /N*'0 yang terleta- di pons bagian ba#ah dan medula bagian atas dan nu-leus reti-ularis paragigantoselularis /P=?0 di medula lateralis. !. )mpuls ditransmisi-an dari nu-leus -e ba#ah -e -olumna dorsalis medula spinalis -e suatu -omple-s inhibitori- nyeri yang terleta- di -ornu dorsalis medula spinalis. @at6at -imia yang disebut neuroregulator, uga mung-in mempengaruhi masu-an sensori- -e medula spinalis. Neuroregulator ini di-enal sebagai neurotransmiter atau
neuromodulator. Neurotransmiter adalah neuro-imia yang menghambat atau merangsang a-tiitas di membran pas4asinaps. @at P /suatu neuropeptida0 adalah neurotransmiter spesii-6nyeri yang terdapat di -ornu dorsalis medula spinalis. Neurotransmiter SSP lain yang terlibat dalam transmisi nyeri adalah asetil-olin, norepinerin, epinerin, dopamin dan serotonin.
Analgetik
Analgeti- adalah suatu senya#a atau obat yang diperguna-an untu- mengurangi rasa sa-it atau nyeri. Nyeri timbul a-ibat oleh berbagai rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan me-anis, -imia#i dan isis sehingga menimbul-an -erusa-an pada aringan yang memi4u pelepasan mediator nyeri seperti bradi-inin dan prostaglandin yang a-hirnya menga-ti5asi reseptor nyeri di sara perier dan diterus-an -e ota-. Se4ara umum analgeti- dibagi dalam dua golongan, yaitu analgeti- non nar-oti- dan analgeti- nar-oti- /opioid0. 8pioid adalah -elompo- obat yang sering diperguna-an pada penanganan pasien dengan nyeri yang berat. 7era#al dari tumbuhan Papa"er somniferum atau opium yang die-stra- dan diguna-an se4ara luas pada peradaban -uno Persia, 'esir dan 'esopotamia. $ata opium sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti us. elah di4atat bah#a penggunaan opium yang pertama -ali adalah pada salah satu te-s -uno bangsa Sumeria pada tahun % S'. )stilah opioid diguna-an untu- semua obat bai- alami maupun sinteti- yang dapat mendudu-i reseptor opioid di tubuh manusia. istilah opiat diguna-an untu- semua obat yang die-stra- dari tumbuhan opium yang menempati dan be-era pada reseptor opioid. 8piat atau yang di-enal sebagai nar-oti- adalah bahan yang diguna-an untu- menidur-an atau melega-an rasa sa-it, tetapi mempunyai potensi yang tinggi untu- menyebab-an -etagihan. Sebagian dari opiat ,seperti 4andu, morin, heroin dan -odein diperoleh dari getah buah popi yang terdapat atau berasal dari negara6negara imur engah dan Asia. 8bat6obat opioid yang biasanya diguna-an dalam anastesi antara lain adalah morin, petidin dan entanil. Analgesi- opioid merupa-an -elompo- obat yang memili-i siat6siat seperti opium maupun morin. 'es-ipun mempelihat-an berbagai ee- arma-ologi- yang lain, golongan obat ini diguna-an terutama untu- mereda-an atau menghilang-an rasa nyeri.
Definisi Opioid 8pioid adalah semua at bai- sinteti- atau natural yang dapat beri-atan dengan
reseptor morin. 8pioid disebut uga sebagai analgesia nar-oti- yang sering diguna-an dalam anastesia untu- mengendali-an nyeri saat pembedahan dan nyeri pas-a pembedahan. Klasifikasi Opioid 3ang termasu- golongan opioid ialah : /10 obat yang berasal dari opium6morin B /20
senya#a semisinteti- morin B /!0 senya#a sinteti- yang beree- seperti morin. Di dalam -lini- opioid dapat digolong-an menadi lemah /-odein0 dan -uat /morin0. A-an tetapi pembagian ini sebetulnya lebih banya- didasar-an pada ei-asi relatinya, dan bu-annya pada potensinya. 8pioid -uat mempunyai rentang ei-asi yang lebih luas, dan dapat menyembuh-an nyeri yang berat lebih banya- dibanding-an dengan opioid lemah. Penggolongan opioid lain adalah opioid natural /morin, -odein, pa5aperin, dan tebain0, semisinteti- /heroin, dihidro morin9morinon, deri5ate tebain0 dan sinteti- /petidin, entanil, alentanil, suentanil dan remientanil0. $lasii-asi 8pioid : a0. Natural opiates al-aloid 6 'orin 6 $odein 6 heibaine 6 Papa5erine 6 Nos4apine b0. Semisinteti- opioid 6 Hidromorphone 6 Hidro4odone 6 8Cy4odone 6 8Cymorphone 6 Desomorphone 6 Dia4etylmorphine /heroin0 6 No4imorphine 6 DeCrtomethorphan 40. Sinteti- opioid 6 (entanyl 6 Petidhine 6 'ethadone 6 ramadol 6 'eperidine Sedang-an berdasar-an -eranya pada reseptor opioid ma-a obat6obat 8pioid dapat digolong-an menadi •
Agonis opioid
'erupa-an obat opioid yang menyerupai morin yang dapat menga-ti-an reseptor, terutama pada reseptor m, dan mung-in pada reseptor - 4ontoh B morin, papa5eretum, petidin /meperidin, demerol0, entanil, alentanil, suentanil, remientanil, -odein, alaprodin. •
Antagonis opioid
'erupa-an obat opioid yang tida- memili-i a-ti5itas agonis pada semua reseptor dan pada saat bersamaan men4egah agonis merangsang reseptor, 4ontoh : nalo-son. •
Agonis-antagonis (a!puran" opioid
'erupa-an obat opioid dengan -era 4ampuran, yaitu yang be-era sebagai agonis pada beberapa reseptor dan sebagai antagonis atau agonis lemah pada reseptor lain, 4ontoh pentaosin, nabulin, butaranol, burenorin. #ekanis!e Ker$a *eseptor opioid sebenarnya tersebar luas diseluruh aringan system sara pusat, tetapi
lebih ter-onsentrasi di ota- tengah yaitu di sistem limbi4, thalamus, hipothalamus 4orpus striatum, sistem a-ti5asi reti-uler dan di -orda spinalis yaitu substantia gelatinosa dan diumpai pula di ple-sus sara usus. 'ole-ul opioid dan polipeptida endogen /meten-ealin, beta6endorin, dinorin0 berintera-si dengan reseptor morin dan menghasil-an ee-. *eseptor tempat teri-atnya opioid disel ota- disebut reseptor opioid dan dapat diidentii-asi-an menadi ; golongan, yaitu antara lain: •
• •
• •
*eseptor /mu0 : o 61, analgesia supraspinal, sedasi. 62, analgesia spinal, depresi naas, euphoria, -etergantungan isi-, -e-a-uan otot. o *eseptor d /delta0 : analgesia spinal, epileptogen. *eseptor - /-appa0 : o -61, analgesia spinal. o -62 ta- di-etahui. o -6! analgesia supraspinal. *eseptor s /sigma0 : disoria, halusinasi, stimulasi antung. *eseptor e /epsilon0 : respon hormonal. Suatu opioid mung-in dapat berintera-si dengan semua enis reseptor a-an tetapi
dengan ainitas yang berbeda, dan dapat be-era sebagai agonis, antagonis, dan 4ampuran.
8pioid mempunyai persamaan dalam hal pengaruhnya pada reseptor B -arena itu ee-nya pada berbagai organ tubuh uga mirip. Perbedaan yang ada menyang-ut -uantitas, ainitas pada reseptor dan tentu uga -ineti- obat yang bersang-utan. Se4ara umum, ee- obat6obat nar-oti-9opioid antara lain : A% Efek sentral & a. 'enurun-an persepsi nyeri dengan stimulasi /pa4uan0 pada reseptor opioid /ee- b. 4. d. e.
analgesi0. Pada dosis terapi- normal, tida- mempengaharui sensasi lain. 'engurangi a-ti5itas mental /ee- sedati5e0. 'enghilang-an -onpli- dan -e4emasan /ee- transEualier0. 'ening-at-an suasana hati /ee- euoria0, #alaupun seumlah pasien merasa-an
sebali-nya /ee- disoria0. . 'enghambat pusat respirasi dan batu- /ee- depresi respirasi dan antitusi0. g. Pada a#alnya menimbul-an mual6muntah /ee- emeti-0, tapi pada a-hirnya menghambat pusat emeti- /ee- antiemeti-0. h. 'enyebab-an miosis /ee- mioti-0. i. 'emi4u pelepasan hormon antidiureti-a /ee- antidiureti-a0. . 'enunu--an per-embangan toleransi dan dependensi dengan pemberian dosis yang ber-epanangan. '%Efek perifer &
a. b. 4. d. e. .
'enunda pengosongan lambung dengan -ontri-si pilorus. 'engurangi motilitas gastrointestinal dan menai--an tonus /-onstipasi spasti-0. $ontra-si singter saluran empedu. 'enai--an tonus otot -andung -en4ing. 'enurun-an tonus 5as-uler dan menai--an resi-o rea-si ortostasti-. 'enai--an insidensi rea-si -ulit, urti-aria dan rasa gatal -arena pelepasan histamin, dan memi4u bron-ospasmus pada pasien asma.
Oat golongan opioid )olongan Agonis Kuat & #orfin 'es-ipun morin dapat dibuat se4ara sinteti-, tetapi se4ara -omersial lebih mudah
dan menguntung-an, yang dibuat dari bahan getah papa5er somnierum. 'orin paling mudah larut dalam air dibanding-an golongan opioid lain dan -era analgesinya 4u-up panang /long a4ting0. Fe- -era dari morin /dan uga opioid pada umumnya0 relati sele-ti, ya-ni tida- begitu mempengaruhi unsur sensoris lain, yaitu rasa raba, rasa getar /5ibrasi0, penglihatan
dan pendengaran B bah-an persepsi nyeripun tida- selalu hilang setelah pemberian morin dosis terapi. Fe- analgesi morin timbul berdasar-an ! me-anisme B /10 morin meninggi-an ambang rangsang nyeri B /20 morin dapat mempengaruhi emosi, artinya morin dapat mengubah rea-si yang timbul di -orte-s serebri pada #a-tu persepsi nyeri diterima oleh -orte-s serebri dari thalamus B /!0 morin memudah-an tidur dan pada #a-tu tidur ambang rangsang nyeri mening-at. Far!akodina!ik Fe- morin teradi pada susunan syara pusat dan organ yang mengandung otot
polos. Fe- morin pada system syara pusat mempunyai dua siat yaitu depresi dan stimulasi. Digolong-an depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi, hipo5entilasi al5eolar. Stimulasi termasu- stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiper a-ti rele- spinal, -on5ulsi dan se-resi hormone anti diureti-a /ADH0. Far!akokinetik 'orin tida- dapat menembus -ulit utuh, tetapi dapat menembus -ulit yang lu-a. 'orin uga dapat menembus mu-osa. 'orin dapat diabsorsi usus, tetapi ee- analgesi- setelah pemberian oral auh lebih rendah daripada ee- analgesi- yang timbul setelah pemberian parenteral dengan dosis yang sama. 'orin dapat mele#ati sa#ar uri dan mempengaruhi anin. F-sresi morin terutama melalui ginal. Sebagian -e4il morin bebas ditemu-an dalam tina dan -eringat. *ndikasi 'orin dan opioid lain terutama diidentii-asi-an
untu-
mereda-an
atau
menghilang-an nyeri hebat yang tida- dapat diobati dengan analgesi- non6opioid. ?ebih hebat nyerinya ma-in besar dosis yang diperlu-an. 'orin sering diperlu-an untu- nyeri yang menyertai B /10 )nar- mio-ard B /20 Neoplasma B /!0 $oli- renal atau -oli- empedu B /%0 8-lusi a-ut pembuluh darah perier, pulmonal atau -oroner B /;0 Peri-arditis a-ut, pleuritis dan pneumotora- spontan B /"0 Nyeri a-ibat trauma misalnya lu-a ba-ar, ra-tur dan nyeri pas4a bedah. Efek sa!ping Fe- samping morin /dan deri5at opioid pada umumnya0 meliputi depresi pernaasan, nausea, 5omitus, diines, mental ber-abut, disoria, pruritus, -onstipasi -enai--an te-anan pada tra-tus bilier, retensi urin, dan hipotensi. Dosis dan sediaan 'orin tersedia dalam tablet, ine-si, supositoria. 'orin oral dalam bentu- larutan diberi-an teratur dalam tiap % am. Dosis anuran untu- menghilang-an atau mengurangi nyeri sedang adalah ,16,2 mg9 -g 77. +ntu- nyeri hebat pada de#asa 162 mg intra5ena dan dapat diulang sesuai yamg diperlu-an.
Petidin Petidin / meperidin, demerol0 adalah at sinteti- yang ormulanya sangat berbeda dengan
morin, tetapi mempunyai ee- -lini- dan ee- samping yang mende-ati sama. Se4ara -imia petidin adalah etil61metil6enilpiperidin6%6-arbo-silat. Far!akodina!ik 'eperidin /petidin0 se4ara arma-ologi- be-era sebagai agonis reseptor m /mu0. Seperti halnya morin, meperidin /petidin0 menimbul-an ee- analgesia, sedasi, euoria, depresi naas dan ee- sentral lainnya. Wa-tu paruh petidin adalah ; am. Fe-ti5itasnya le bih rendah dibanding morin, tetapi leih tinggi dari -odein. Durasi analgesinya pada penggunaan -linis !6; am. Dibanding-an dengan morin, meperidin lebih ee-ti terhadap nyeri neuropati-. Perbedaan antara petidin /meperidin0 dengan morin sebagai beri-ut : 1. Petidin lebih larut dalam lema- dibanding-an dengan morin yang larut dalam air. 2. 'etabolisme oleh hepar lebih 4epat dan menghasil-an normeperidin, asam meperidinat dan asam normeperidinat. Normeperidin adalah metabolit yang masih a-ti memili-i siat -on5ulsi dua -ali lipat petidin, tetapi ee- analgesinya sudah ber-urang ;G. $urang dari 1G petidin bentu- asli ditemu-an dalam urin. !. Petidin bersiat atropin menyebab-an -e-eringan mulut, -e-aburan pandangan dan ta-i-ardia. %. Seperti morpin ia menyebab-an -onstipasi, tetapi ee- terhadap singter oddi lebih ringan. ;. Petidin 4u-up ee-ti untu- menghilang-an gemetaran pas4a bedah yang tida- ada hubungannya dengan hipiotermi dengan dosis 262; mg i.5 pada de#asa. 'orin tida-. ". ?ama -era petidin lebih pende- dibanding-an morin. Far!akokinetik Absorbsi meperidin setelah 4ara pemberian apapun berlangsung bai-. A-an tetapi -e4epatan absorbsi mung-in tida- teratur setelah sunti-an )'. $adar pun4a- dalam plasma biasanya di4apai dalam %; menit dan -adar yang di4apai antar indi5idu sangat ber5ariasi. Setelah pemberian meperidin )>, -adarnya dalam plasma menurun se4ara 4epat dalam 162 am pertama, -emudian penurunan berlangsung lebih lambat. $urang lebih "G meperidin dalam plasma teri-at protein. 'etabolisme meperidin terutama dalam hati. Pada manusia meperidin mengalami hidrolisis menadi asam meperidinat yang -emudian sebagian mengalami -onyugasi. 'eperidin dalam bentu- utuh sangat sedi-it ditemu-an dalam urin. Sebanya- 19! dari satu dosis meperidin ditemu-an dalam urin dalam bentu- deri5at N6 demitilasi. 'eperidin dapat menurun-an aliran darah ota-, -e4epatan metaboli- ota-, dan te-anan intra -ranial. 7erbeda dengan morin, petidin tida- menunda persalinan, a-an tetapi dapat masu- -eetus dan menimbul-an depresi respirasi pada -elahiran. *ndikasi
'eperidin hanya diguna-an untu- menimbul-an analgesia. Pada beberapa -eadaan -linis, meperidin diindi-asi-an atas dasar masa -eranya yang lebih pende- daripada morin. 'eperidin diguna-an uga untu- menimbul-an analgesia obstetri- dan sebagai obat preanesteti-, untu- menimbul-an analgesia obstetri- dibanding-an dengan morin, meperidin -urang -arena menyebab-an depresi naas pada anin. Dosis dan sediaan Sediaan yang tersedia adalah tablet ; dan 1 mg B sunti-an 1 mg9ml, 2; mg9ml, ; mg9ml, ; mg9ml, 1 mg9ml. B larutan oral ; mg9ml. Sebagian besar pasien tertolong dengan dosis parenteral 1 mg. Dosis untu- bayi dan ana- B 161,& mg9-g 77 . Efek sa!ping Fe- samping meperidin dan deri5at enilpiperidin yang ringan berupa pusing, ber-eringat, euoria, mulut -ering, mual6muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disoria, sin-op dan sedasi. Fentanil (entanil adalah at sinteti- seperti petidin dengan -e-uatan 1 C morin. (entanil
merupa-an opioid sinteti- dari -elompo- enilpiperedin. ?ebih larut dalam lema- dan lebih mudah menembus sa#ar aringan. Far!akodina!ik urunan enilpiperidin ini merupa-an agonis opioid poten. Sebagai suatu analgesi-,
entanil ;612; -ali lebih poten dibanding-an dengan morin. A#itan yang 4epat dan lama a-si yang sing-at men4ermin-an -elarutan lipid yang lebih besar dari entanil dibanding-an dengan morin. (entanil /dan opioid lain0 mening-at-an a-si anesteti- lo-al pada blo- sara tepi. $eadaan itu sebagian disebab-an oleh siat anestetsi lo-al yamg lemah /dosis yang tinggi mene-an hantara sara0 dan ee-nya terhadap reseptor opioid pada terminal sara tepi. (entanil di-ombinasi-an dengan droperidol untu- menimbul-an neureptanalgesia. Far!akokinetik Setelah sunti-an intra5ena ambilan dan distribusinya se4ara -ualitati hampir sama dengan dengan morin, tetapi ra-si terbesar dirusa- paru -eti-a pertama -ali mele#atinya. (entanil dimetabolisir oleh hati dengan N6deal-ilase dan hidrosilasidan, sedang-an sisa metabolismenya di-eluar-an le#at urin. *ndikasi Fe- depresinya lebih lama dibanding-an ee- analgesinya. Dosis 16! 9-g 77 analgesianya hanya berlangsung ! menit, -arena itu hanya diperguna-an untu- anastesia pembedahan dan tida- untu- pas4a bedah. Dosis besar ;61; mg9-g 77 diguna-an untu- indu-si anastesia dan pemeliharaan anastesia dengan -ombinasi bensodioaepam dan inhalasi dosis rendah, pada bedah antung. Sediaan yang tersedia adalah sunti-an ; mg9ml. Efek sa!ping
Fe- yang tida- disu-ai ialah -e-a-uan otot punggung yang sebenarnya dapat di4egah dengan pelumpuh otot. Dosis besar dapat men4egah pening-atan -adar gula, -ate-olamin plasma, ADH, rennin, aldosteron dan -ortisol. 8bat terbaru dari golongan entanil adalah remientanil, yang dimetabolisir oleh esterase plasma nonspesii-, yang menghasil-an obat dengan #a-tu paruh yang sing-at, tida- seperti nar-oti- lain durasi ee-nya relati tida- tergantung dengan durasi inusinya. )olongan Agonis-Antagonis Kodein $odein mempunyai analgesi4 yang -urang poten disbanding morphin, tetapi
mempunyai -emanuran peroral yang lebih tinggi. 8bat ini mempunyai potensi penyalahgunaan yang lebih rendah daripada morin. $odein sering diguna-an dalam -ombinasi aspirin atau asetaminoen. Propoksifen Fe- analgesi4 : untu- menghilang-an rasa nyeri ringan sampai sedang. Fe- samping : Pada dosis to-si-, a-an menimbul-an depresi pernaasan, -on5ulsi,
halusinasi, dan bingung. Propo-sien dapat menimbul-an mual, anore-sia, dan -onstipasi. )olongan a!puran Agonis-Antagonis +%Alkaloid se!isintetik Nalufin Nalbuin adalah agonis6antagonis opioid yang se4ara -imia mirip dengan o-simoron dan
nalo-son. Nalbuin dimetabolisme terutama di hepar. Fe- samping yang paling sering adal ah sedasi pada pemberian nalbuin. ida- seperti pentaosin dan butoranol, nalbuin tida- menyebab-an pelepasan -ate-olamin sehingga hemodinami- pasien relati stabil. 8leh -arena itu nalbuin merupa-an pilihan yang tepat untu- diguna-an pada pasien dengan gangguan antung, seperti pada tinda-an -ateterisasi antung. ,% Opioid sintetik & a% Deriat en.o!orfan & Penta.osin Pentaosin merupa-an agonis dan antagonis reseptor opioid yang lemah pada reseptor - dan
d dengan potensi se-itar 19; dari obat nalorin. Pentaosin diserap bai- melalui rute oral maupun perenteral yang -emudian dimetabolisme di hepar melui proses o-sidasi menadi glu-oronid ina-ti yang a-an die-s-resi-an terutama melalui urin dan -emudian empedu. Dengan dosis 16!mg i5 atau ;mg oral, setara dengan -odein " mg, mampu mengatasi nyeri sedang. Fe- samping yang sering dari pentaosin adalah sedasi yang -emudian dii-uti dengan diaphoresis dan pusing. Pentaosin menyebab-an pelepasan -ate-olamin pada tubuh -ita sehingga Pentaosin sebesar 26! mg im mempunyai ee- analgesia, sedasi dan depresi
pernaasan yang setara dengan 1 mg morin. ida- seperti morin, pentaosin tida- memili-i ee- miosis pada pupil mata. % Deriat !orfinian & 'utorfanol 7utoranol adalah agonis dan antagonis opioid yang menyerupai pentaosin. Fe- agonisnya
2 -ali lebih besar dan ee- antagonisnya 1 hingga ! -ali lebih besar i-a dibanding-an dengan pentaosin. 7utoranol memili-i ainitas yang lemah sebagai antagonis pada reseptor u dan ainitas yang sedang pada reseptor - untu- menghasil-an analgesia dan ee- anti menggigil. Pada pra-te-nya butoranol 26! mg im menghasil-an ee- analgesia dan depresi pernaasan setara dengan morin 1 mg. 7utoranol terutama dimetabolisme menadi metabolit ina-ti hidro-sibutoranol yang die-s-resi terutama di empedu dan sebagian -e4il pada urin. Fe- samping yang paling sering adalah sedasi, mual dan diaphoresis. Fe- pelepasan -ate-olamin yang dimili-i pentaosin uga dimili-ioleh butoranol ini sehingga a-an didapat pening-atan lau nadi dan te-anan darah pada pasien.
#eng/a!at siste! serotonin Tra!adol
'e-anisme -era: tramadol adalah analgesi- yang be-era sentral, agonis terhadap reseptor serta mempunyai ainitas yang lemah pada reseptor - dan d. 'elalui reseptor tramadol mening-at-an ee- inhibisi des4ending spinal melalui penurunan reupta-e norepinerin dan serotonin. Fe- tramadol hanya bisa diantagonis oleh nalo-son sebesar !G. ramadol dibuat sebagai rasemi- yaitu 4ampuran antara enansiomer dimana enansiomer yang satu berungsi menghambat reupta-e norepinerin sedang-an yang satu lagi be-era menghambat reupta-e serotonin. 'etabolisme: tramadol dimetabolisme di hepar melalui enim P6%; menadi 86 dismetiltramadol dan di se-resi-an oleh ginal dalam bentu- metaboli4 a-ti sehingga pada seseorang yang mengalami gangguan hati dan ginal harus di-urangi dosisnya. Dosis tramadol !mg9-g77 oral, im, maupun i5 ee-ti untu- penanganan nyeri sedang hingga berat. Selain itu tramadol uga dapat diguna-an sebagai agent anti menggigil postoperati5e. Salah satu ee-sampingnya yang sering teradi adalah mual dan muntah.
Datar Pusta-a
1. 'uhardi dan Susilo. Penan##ulan#an Nyeri Pasca $edah. 7agian Anestiologi dan erapi )ntensi ($6+). a-arta. 1I&I. 2. ?atie, S. A, Suryadi, $. A, dan Da4hlan, '. *. Petun%uk Praktis Anestesiolo#i. Fdisi )). 7agian Anestesiologi dan erapi )ntensi ($6+). a-arta. uni. 21. !. H. Sardono, Santoso dan Hadi *osmiati D. &armakolo#i dan 'erapi. 7agian (arma-ologi ($6+). a-arta. 1II;. %. Same-to Wibo#o dan Abdul =opur. &armakoterapi alam Neuorolo#i, Penerbit Salemba 'edi-a. ;. Sunatrio S. Ketamin "s Petidin as Anal#etic for 'i"a with Propofol , 'aalah $edo-teran )ndonesia. >ol : %%. Nomor : ;, 'ei 1II%. ". 8morgui, S. $uku Saku batobatan Anastesi. Fdisi )). F=. a-arta. 1II. . 7runton ?, Par-er $, 7lumenthal D. 8pioid analgesi4s in =oodman and =ilmanJs 'anual o arma4ology and herapeuti4s..Ne# 3or-:?ange 'edi4al 7oo-s9'4 =ra# Hill. 2&.
&.
Stoelting *$, Hillier S. Pharma4ology and physiology in anestheti4 pra4ti4e. % th ed.
PhiladelphiaB ?ippin4ott William and Wil-ins. 2". I. $atung 7=. 7asi4 and 4lini4al pharma4ology 1th ed. Ne# 3or-: ?ange 'edi4al 7oo-s9 '46=ra#6HillB2.