FARMAKODINAMIK OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS/NSAID) Nur Triastuti*, Triastuti*, Donni Indra Kusuma** ABSTRACK :
Currently Currently anti inflammato inflammatory ry drugs drugs non-stero non-steroid id or NSAID are
widely used, can be as analgesic, anti-inflamatory, and as an anti-pyretic. T his T his drugs drugs can decre decrease ase pain pain simpto simptomat maticly icly,, the most most widely widely presc prescribe ribed d drugs drugs worldwide worldwide and being the drugs drugs of first choice choice other inflammatory inflammatory pain. There is many ind NSAID that we naw, lie aspirin, parasetamol, ibuprofen, mefenamic acid, endometasin, dilofena, pirosian and nemosulide. !"ery ind of NSAID has its ad"antage and dis ad"antage for that beneficial actions and side effects. That beneficial actions and harmful side effects of NSAID can be associated with its mechanism of action. #eywords $ NSAIDs, C%&-', C%&-( inhibitors, Anti-inflammatory, Analgesic, antipyretic ABST ABSTRA RAK K : Saat ini obat-obat anti inflamasi non-steroid atau AINS banyak
sekali digunakan, dapat sebagai anti-nyeri, anti-inflamasi, dan sebagai anti-piretik. Obat dari golongan ini sangat ampuh untuk mengurangi nyeri secara simtomatis, paling luas peresepannya dan menjadi pilihan pertama dalam pengobatan nyeri infl inflam amas asi. i. Terdap rdapat at bera beraga gam m jeni jeniss AINS INS yang ang dike dikena nal, l, sepe sepert rtii aspi aspiri rin, n, parasetamol, ibufrofen, asam mefenamat, indometasin, diklofenak, piroksikam dan nimesu nimesulid lide. e. ari ari berbag berbagai ai macam macam obat obat AINS, AINS, masing masing-mas -masing ing memilik memilikii kelebihan dan kekurangan yang terlihat pada efek terapi dan efek samping yang ditimbulkan. !fek terapi dan efek samping AINS berhubungan dengan mekanisme kerja sediaan ini. "ata kunci # OAINS, $O%-&, $O%-' selektif, Anti-inflamasi, Anti-nyeri, Anti piretik.
1
ENDA!"L"AN
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi non steroid (AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkakn dan juga digunakan tanpa resep dokter. Obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. *rototip obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin. (aspirin lie drugs).(&) "lasifikasi kimia+i AINS, tidak banyak manfaat kliniknya, karena ada AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS yang berbeda subgolonga tetapi memiliki sifat se rupa. "lasifikasi yang lebih bermanfaat untuk diterapkan di klinik ialah berdasarkan selektiitas terhadap siklooksigenase ($O%). "emajuan penelitian dalam dasa+arsa terakhir ini memberi penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin. (&) *ada makalah ini penulis akan menguraikan tentang obat anti inflamasi non steroid mulai dari cara kerja farmakodinamik, farmakokinetik, sampai efek samping yang mungkin ditimbulkan dari obat tersebut. ISOFORM #O$
*ada a+al tahun -an ditemukan bah+a en/im siklooksigenase terdapat dalam dua bentuk (isoform) yaitu siklooksigenasi-& ($O%-&) dan siklooksigenase-' ($O%-'). "edua isoform berbeda distribusinya pada jaringan dan juga memiliki fungsi regulasi yang berbeda. $O%-& merupakan en/im konstitutif yang mengkatalisis pembentukakn prostanoid regulatoris pada berbagai jaringan, terutama pada selaput lendir traktus gastrointestinal, gunjal, platelet, dan epitel pembuluh darah. 0ertolak belakang dengan $O%-&, $O%-' tidak konstitutif tetapi dapat diinduksi, antara lain apabila ada stimuli radang, mitogenesis atau onkogenesis. Setelah stimuli tersebut lalu terbentuk prostanoid yang merupakan mediator nyeri dan radang. *enemuan ini mengarah kepada hipotesis bah+a
2
$O%-& mengkatalisis pembentukan prostaglandin 1baik1 yang bertanggungja+ab menjalankan fungsi-fungsi regulasi fisiologis, sedangkan $O%-' mengkatalisis prostaglandin 1jahat1 yang menyebabkan radang. Sehubungan dengan hipotesis tersebut maka toksisitas obat antiradang bukan steroid klasik pada saluran gastrointestinal disebabkan oleh hambatan tidak selektif obat tersebut terhadap aktiitas $O%-& dan $O%-'. ('-2) Namun demikian, pada penelitian lanjutan ditemukan bah+a $O%-' ternyata tidak hanya indusibel melainkan juga konstitutif dan terdapat pada berbagai jaringan. *ada kondisi fisiologis ekspresi konstitutif $O%-' ditemukan pada ginjal, pembuluh darah, paru-paru, tulang, pankreas, sumsum tulang belakang, dan selaput lendir lambung. Tampaknya $O%-' bukan hanya pada kondisi patofisiologis tetapi juga pada kondisi fisiologis normal memiliki peranan penting. Akhirnya $O%-& diformulasikan sebagi en/im konstitutif yang mempertahankan fungsi-fungsi homeostasis, sedangan $O%-' sebagai en/im regulator fisiologis maupun patofisiologis. (3,4) Tabel &. *erbedaan !kspresi $O%-& dan $O%-' COX-1
COX-2
% Terus distimulasi oleh tubuh % "onstitutif (konsentrasinya
tubuh tetap stabil) % 5embuat prostaglandin
Terinduksi (biasanya tidak dibentuk dalam dalam
digunakan
sebagai dasar 6house eeping 1 seluruh tubuh % *rostaglandin menstimulasi
a32 sel paru-paru) igunakan untuk sinyal rasa sakit dan
peradangan fungsi 5enghasilkan prostaglandin untuk respon
tubuh normal seperti produksi mukus lambung, peraturan asam lambung dan ekskresi air oleh ginjal
sel normal) ibentuk hanya dalam sel khusus (!%
inflamasi irangsang hanya sebagai bagian dari respons imun *roduksinya dirangsang
oleh
sitokin
inflamasi dan faktor pertumbuhan Tabel ' "arakteristik 7enetik $O%-& dan $O%-'
3
SIFAT DASAR OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID .
A. 5!"ANIS5! "!89A En$im siklooksigenase En$im lipooksigenase
Trauma/luka pada sel
"i#amba! O%&'
Gangguan pada membrane s
Hidroperoksid
Fosfolipid "i#amba! ko!ikoros!eroidd
PGE2( PGF2( PG"2
Pros!asiklin sam arakidona!
Tromboksan 2
Hidroperoksid
Endopero
Sebagian besar efek terapi dan efek samping NSAI berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (*7). *ada saat sel mengalami kerusakan,
)
maka akan dilepaskan beberapa mediator kimia. i antara mediator inflamasi, prostaglandin adalah mediator dengan peran terpenting. !n/im yang dilepaskan saat ada rangsang mekanik maupun kimia adalah prostaglandin endoperoksida sintase (*7:S) atau siklooksigenase ($O%) yang memiliki dua sisi katalitik. Sisi yang pertama adalah sisi aktif siklooksigenase, yang akan mengubah asam arakhidonat menjadi endoperoksid *77'. Sisi yang lainnya adalah sisi aktif peroksidase, yang akan mengubah *77' menjadi endoperoksid lain yaitu *7:'. *7:' selanjutnya akan diproses membentuk *7s, prostasiklin dan tromboksan A', yang ketiganya merupakan mediator utama proses inflamasi. $O% terdiri atas dua isoform yaitu $O%-& dan $O%-'. Tromboksan A', yang disintesis trombosit $O%-& menyebabkan agregasi trombosit, asokonstriksi dan proliferasi otot polos. Sebaliknya prostasiklin
(*7I') yang disitesis oleh $O%-' di endotel
makroaskular mela+an efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, asodilatasi dan efek anti-proliferatif. (&) 7olongan obat ini menghambat en/im siklo oksigenase ($O%) sehingga konersi asam arakhidonat menjadi *77' terganggu. Setiap obat menghambat dengan cara berbeda. "husus parasetamol, hambatan biosintesis prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksida seperti di hipotalamus. ;okasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksida yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti inflamasi parasetamol praktis tidak ada. *arasetamol menghambat iso/im $O%-< suatu aria dari $O%-&. $O%-< hanya diotak dan obat-obat yang menghambat $O%-< dapat digunakan sebagai anti-piretik. Inhibisi biosintesis prostaglandin oleh aspirin menyebabkan asetilasi yang irreersibel di sisi aktif siklo okigenase, sedangkan sisi aktif peroksidase tidak terpengaruh. 0erla+anan dengan aksi aspirin yang irreersibel, NSAI lainya seperti ibuproen atau indometasin menyebabkan penghambatan terhadap $O% baik reersibel maupun irreersibel melalui kompetisi dengan substrat, yaitu asam arakhidonat. IN=;A5ASI
*
Sekarang fenomena inflamasi pada tingkat biomolekuler semakin jelas. 8espons inflamasi terjadi dalam < fase dan diperantarai mekanisme yang berbeda# (&) fase akut, dengan ciri asodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler, (') reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit> dan (<) fase proliferatif kronik, pada mana degenerasi dan fibrosis terjadi.(&) "alau pada masa lalu menekankan promosi migrasi sel, pada peneitian akkhirakhir ini fokus tertuju pada interaksi mediator-mediator yang adhesif antara leukosit dan trombosit, termasuk selektin-;, -!, -*, I$A5- (intercelluler adhesi"e molecule-'), ?$A5- & ("ascular cell adhesion molecule), leukosit, integrin. Sel endotel teraktiasi merupakan kunci tertariknya sel dari sirkulasi ke tempat inflamasi. Adhesi sel terjadi karena peningkatan ekspresi sel yang telah teraktiasi oleh molekul adhesi, mengenali glikoprotein dan karbohidrat permukaan sel di sirkulasi.(&) =enomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikroaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. 7ejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah kalor, rubor, tumor, dolor, dan fungsio laesa. Selama berlangsungnya fenomena inflamasi banyak mediator kimia+i yang dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 3-hidroksitriptamin (3:T), faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien, dan *7. *enelitian terakhir menujukkan autakoid
lipid *A+
pletelet-acti"ating-factor) juga
merupakan
mediator
inflamasi. engan migrasi sel fagosit ke daerah ini terjadi lisis membran liso/im dan lepasnya en/im pemecah. Obat mirip-aspirin dapat dikatakan tidak berefek terhadap mediator-mediator kimia+i tersebut kecuali *7.(&) Secara in itro terbukti bah+a prostaglandin ! '-(*7!') dan prostasiklin (*7I ') dalam jumlah nanogram, menimbulkan eritema, asodilatasi dan peningkatan aliran darah lokal. :istamnin dan brdikinin dapat meningkatkan permeabilitas askuler, tetapi efek asodilatasinya tidak besar. engan penambahan sedikit *7, efek eksudasi histamin plasma dan bradikinin menjadi lebih jelas. 5igrasi leukosit ke jaringan radang merupakan aspek penting dalam proses inflamasi. *7
+
sendiri tidak bersifat kemotaktik, tetapi produk lain dari asam arakidonat yakni leukotrien 02 merupakan /at kemotaktik yang sangat poten. O0at mirip aspirin tidak menghambat sistem lipoksigenase yang menghasilkan leukotrien sehingga golongan obat ini tidak menekan migrasi sel. @alaupun demikian pada dosis tinggi terlihat juga penghambatan migrasi sel tanpa memepengaruhi en/im lipoksigenase. Obat yang menghambat biosintesis *7 maupun leukotrien diharapkan akan lebih poten menekan proses inflamasi. (&) N!8I *7 hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi.
*enelitian telah mebuktikan bah+a *7 menyebabkan sensitisasi
reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimia+i. 9adi *7 menimbuklan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimia+i seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata. (&) Obat mirip aspirin tidak mempengaruhi hiperalgesia atau nyeri yang ditimbulkan oleh efek langsung *7. Ini menunjukkan bah+a sintesis
*7 dihambat oleh
golongan obat ini, dan bukannya blokade langsung pada reseptor *7. (&) !5A5 Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur suhu btubuh berada di hipotalamus. *ada keadaan demam keseimbangan ini terganggu tetapi dapat ditembangkan ke normal oleh obat mirip aspirin. Ada bukti bah+a peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik dia+ali pelepasan suatu /at pirogen endogen atau sitokin misalnya leukotrien-& (I;-&) yang memacu pelepasan *7 yang berlebihan didaerah preoptik hipotalamus. Selain itu *7! ' terbukti menimbulkan demam setelah diinfuskan ke entrikel serebral atau disuntikkan ke daerah hipotalamus. Obat mirip-aspirin menekan efek /at pirogen endogen dengan menghambat sintesis *7. emam yang timbul akibat pemberian *7 tidak dipengearuhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain misalnya latihan fisik. (&)
,
0. =A85A"OINA5I" Asam arakidonat merupakan konstituen diet pada manusia, sebagai salah satu senya+a yang kehadirannya bersama diet asam linoleat. Asam arakidonat sendiri oleh membrane sel akan diesterifikasikan menjadi bentuk fosfolipid dan lainnya berupa kompleks lipid. alam keadaan bebas tetapi dengan konsentrasi yang sangat kecil asam ini berada di dalam sel. *ada biosintesis eikosanoid, asam arakidonat akan dibebaskan dari sel penyimpanan lipid oleh asil hidrolase besar kecilnya pembebasan tergantung dari kebutuhan en/im pensintesis eikosanoid. "ebutuhan ini ditentukan dari seberapa besar respons yang diberikan terhadap stimuli penyebab radang. (3) Asam
asetilsalisilat
(aspirin)
sebagai
prototip
nonsteroidal
anti-
inflammatory drugs (NSAI) merupakan analgetika nonsteroid, non narkotik. "erja utama asam asetilsalisilat dan kebanyakan obat anti radang non steroid lainnya sebagai penghambat en/im siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesis senya+a endoperoksida siklik *77' dan *7:'. "edua senya+a ini merupakan prasat semua senya+a prostaglandin, dengan demikian sintesis prostaglandin akan terhenti.(4) Asam asetilsalisilat (salisilat) tidak menghambat metabolism asam arakidonat melalui jalur lipoksigenase. *enghambatan en/im siklooksigenase kemungkinan akan menambah pembentukan leukotrien pada jalur lipoksigenase. "emungkinan ini dapat terjadi disebabkan bertambahnya sejumlah asam arakidonat dari yang seharusnya dibutuhjan en/im lipoksigenase. Selain sebagai penghambat sintesis prostaglandin dari berbagai model eksperimen yang dicoba pada manusia untuk tujuan terapeutik, NSAI ternyata menunjukkan berbagai kerja lain sebagai antiradang.(3) Obat antiradang nonsteroid menurut struktur kimia dengan beberapa pengecualian dapat dibagi dalam delapan golongan. (&) Turunan asam salisilat # asam asetilsalisilat, diflunisal. (') Turunan pira/olon # fenilbuta/on,
oksifenbuta/on,
antipirin,
arninopirin.
(<)
Turunan
para-
aminofenol # fenasetin. (2) Indometasin dan senya+a yang masih berhubungan #
indometasin dan sulindak. (3) Turunan asam propionate # ibuprofen, naprokse, fenoprofen, ketiprofen, flurbiprofen. (4) Turunan asam antranilat # asam flufenamat, asam mefenamat. (B) Obat anturadang yang tidak mempunyai penggolongan tertentu # tolmetin, piroksikam, diklofenak, etodolak, nebumeton, senya+a emas. (C) Obat pirro (gout), kolkisin, alopurinol. (&,3) Semua obat mirip-aspirin bersifat antipiretik, analgesic, dan anti-inflamasi. Ada perbedaan aktiitas diantara obat-obat tersebut, !=!" ANA;7!SI".
Sebagai analgesic obat mirip-aspirin hanya efektif
terhaddap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, athralgia, dan nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. !fek anlagesiknya jauh lebih lemah daripada efek anlagesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat miripaspirin tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat mirip-aspirin hanya merubah persepsi meodalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak teratasi dengan obat mirip-aspirin. Sebaliknya nyeri kronis pascapembedahan dapat diatasi oelh obat ini. (&) !=!" ANTI*I8!TI". Sebagai antipiretik, obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. @alaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik
in "itro tidak semuanya berguna sebagai
antipiretik kerena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. =enilbuta/on dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai antipiretik atas alasan tersebut. (&) !=!" ANTI-IN=;A5ASI. "ebanyakan obat mirip-aspirin, terutama yang baru, lebih
dimanfaatkan
sebagai
anti-inflamasi
pada
pengobatan
kelainan
musculoskeletal, seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan spondilitis ankilosa. Tetapi harus diingat bah+a obat mirip-aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik,
.
tidak menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan musculoskeletal ini. (&) $. =A85A"O"IN!TI" OAINS adalah kelompok obat yang memiliki kelas kimia yang berbeda beda. *erbedaan kimia+i tersebut menimbulkan karakteristik farmakokinetik obat yang berbeda pula. @alaupun terdapat berbagai perbedaan dalam kinetik OAINS, namun secara umum memiliki komponen utama yang sama. (B) Sebagian besar obat diabsobsi baik dan tidak dipengaruhi oleh makanan. Obat-obat OAINS diabsorpsi secara cepat jika diberikan peroral, distribusi ke jaringan sangat terbatas (oleh karena berikatan kuat dengan protein), Sebagian besar obat OAINS juga dimetabolisme cepat, beberapa melalui fase I diikuti fase II dan yang lainnya melalui glukoronidase direk (fase II) saja. *roses metabolisme OAINS, pada sebagian besar obat, melalui jalur $*
plasma,
meningkatkan
konsentrasi bebasnya
sehingga
meningkatkan toksisitas obat ini.(B)
1
Obserasi terhadap efek toksik dari OAINS dihubungkan dengan +aktu paruh obat pada plasma-semakin panjang +aktu paruh yang digunakan dalam eliminasi obat maka resiko toksisitas terhadap obat ini juga semakin besar. Informasi tentang hubungan antara +aktu paruh obat dan toksisitas OAINS didasari atas data epidemiologi retrospektif sehingga meningkatkan pemakaian OAINS sebagai obat dengan dosis satu kali sehari daripada penggunaan secara kontinyu yang dapat meningkatkan efek toksik terhadap tubuh. (B) Ikatan kuat OAINS dengan protein relean khususnya jika dihubungkan dengan populasi lansia dimana pada lansia konsentrasi albumin serumnya sudah menurun sehingga mengakibatkan tingginya fraksi bebas OAINS dalam darah. "etika fraksi bebas OAINS meningkat dalam darah maka efikasi obat tersebut akan meningkat yang juga meningkatkan toksisitas.
*erlu diperhatikan pula
dalam pemberian OAINS adalah interaksi obat tersebut dengan +arfarin dimana ketika dikombinasi dengan nonselektif
OAINS yang menghambat platelet,
mengakibatkan peningkatan terhadap resiko perdarahan. (B) =armakokinetik OAINS di cairan serebrospinal memberikan arti klinik tersendiri dalam hal efek terapi dan efek sampingnya. Gntuk OAINS yang larut dalam lemak (oHyphenbuta/one, indometasin, ketoprofen), pada kadar bentuk bebas OAINS berhubungan dengan kadarnya di cairan serebrospinal, tidak demikian halnya dengan yang larut dalam air (acetosal) (0ann+arth dkk, &C). Selain itu OAINS yang telah terbukti mampu mele+ati sa+ar darah otak adalah diklofenak (ecca dkk, &&) dan nimesulide (=errario J 0ianchi, '<) ari hasil penelitian Sanche/ dkk ('') diketahui bah+a kebanyakan OAINS bekerja multifaktorial dan tidak terbatas pada penghambatan aktiitas siklooksigenase. 5odulasi nyeri inflamasi dapat juga bera+al dari bebasnya berbagai mediator (multifaktor origin), seperti histamin, bradikinin dan sebagainya, bukan hanya diakibatkan oleh produk siklooksigenase prostaglandin. Oleh karena itu OAINS yang ideal hendaklah mampu menghambat aktiitas siklooksigenase dalam pembentukan prostaglandin dan menghambat efek mediator-mediator inflamasi lainnya. (B)
11
. !=!" SA5*IN7 !fek samping yag paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. 0eratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat. ua mekanisme terjadinya iritasi lambung adalah# (&) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan> (') iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis *7!' dan *7I'. "edua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. 5ekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral.(&) !fek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A' dengan akibat perpanjangan +aktu perdarahan. !fek ini
dimanfaatkan
untuk
terapi
profilaksis
trombo-emboli.
Obat
yang
digunakan sebagai terapi profilaksis trombo-emboli dari golongan ini adalah aspirin. (&) *enghambatan biosintesis prostaglandin di ginjal, terutama *7!', berperan dalam gangguan homeostasis ginjal. *ada orang normal tidak banyak mempengaruhi fungsi ginjal. (&) *ada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitiitas. 5ekanisme ini bukan suatu reaksi imunologik tetapi akibat tergesernya metabolisme asam arakhidonat ke arah jalur lipoksigenase yang menghasilkan leukotrien. "elebihan leukotrien inilah yang mendasari terjadinya gejala tersebut. (&)
=. *!50A7IAN SG07O;ON7AN AINS *embagian untuk OAINS bermacam-macam, klasifikasi dapat dibedakan dari substansi /at ataupun cara kerja OAINS tersebut, dalam hal ini obat anti infkamasi non-steroid diklasifikasikan #
12
Piro i0a m %ndo me! Prefer #a0i en!ial nl6
%bup "i0lof 0e! rofe ena0 osal n elo i0am ke!o E!od &ime rola ola0 COX Prefer sulde 0 e!e en!ial -1 e "ual l6 sse sele COX COX-2 COX-1 0!i5 sele0! sele0! in#i e i5e i5e bi!or in#ibi in#ibi n!i-%n8amma!or6 in#i 7777 !or !or bi!or nalgesi0 7777
COX %4 COX -2 sele 0!i5 e in#i bi!or
KESIM"LAN
OAINS biasanya digunakan pada stadium nyeri yang lebih lanjut dari nyeri akut dan untuk pengobatan pada sindrom nyeri kronis dengan menghambat seluruh aktiitas jalur siklooksigenase sehingga tidak mensintesis prostaglandin yang berperan menimbulkan nyeri melalui mekanisme baik perifer maupun sentral. Terdapat ' jenis en/im siklooksigenase, yaitu siklo oksigenase-& ($O%-&) dan siklo oksigenase-' ($O%-'). $O%-& merupakan house keeping en/yme yang mempunyai
fungsi
fisiologik
atau
homeostasis.
Aktiasi
$O%-&
akan
menghasilkan prostaglandin yang mengatur fungsi fisiologis penting seperti sitoprotektif pada mukosa lambung,
memelihara fungsi tubular ginjal dan
platelet. Sementara $O%-' kebanyakan tidak dapat dideteksi pada sebagian besar jaringan dalam kondisi fisiologis normal namun selama inflamasi. *enghambatan kerja $O%-& dan $O%-' didasarkan pada mekanisme inflamasi yang dicetuskan oleh en/im tersebut dimana efek antiinflamasi dari OAINS terutama dihubungkan dengan penghambatan $O%-'. OAINS tradisional akan menghambat kerja k!dua isoen/im sehingga terjadi penghambatan $O%-& yang malah menimbulkan efek samping OAINS sehingga OAINS yang banyak digunakan sekarang ini adalah OAINS yang selektif terhadap $O%-' saja. Apabila diberikan penghambat selectie $O%-' inhibitor maka tidak akan
13
menekan produksi *7!' di lambung dan juga tidak mempengaruhi fungsi trombosit (yang spesifik untuk $O%-&) sehingga tidak terjadi efek samping pada saluran makan maupun perdarahan. OAINS yang bekerja pada $O%-& dan $O%-' sebagai berikut# Indometasin dan sulindak sedikit selektif terhadap $O%-&, meklofenamate dan ibuprofen mempunyai efek yang ekuipoten terhadap $O%-& dan $O%-'. $elecoHib, diclofenak, rofecoHib, lumiracoHib dan etoricoHib menghambat $O%-' secara selektif, Aspirin mengasetilasi dan menghambat kedua isoen/im baik $O%-& maupun $O%-'. DAFTAR "STAKA
&. @ilmana *=, 7an S. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat 7angguan sendi lainnya. =armakologi dan Terapi. 9akarta# ="GI> '# '<-24 '. utmer !A9", 0aternbug !5", "oerts 9, ;aar 5 A=9. 8heumatology. 9akarta# Sagung Seto> ''# 23C-4& <. annhartd 7, ;aufer S. Structural Approach to eHplain the selectiity of $O%-' Inhibitors# $urr. 5ed. $hem> ''# &&&-&' 2. 8edfern 9S, ;ee !, =eldman. !ffect of Immuni/ation +ith prostaglandins metabolies on gastrointestinal ulceration, Am. 9. *hysiol#&C#'33#B<<-< 3. $ampbell @0. ;ipid-deried autacoids # eicosanoids and plateletactiating factor. alam# 7oodman and 7ilmanKs The *harmacological 0asis of Therapeutics. !d.C. !ditor# 7ilman A7 et al. Ne+ ork# *egamon *ress. ?ol.I>&-',43-4,4&&. 4. 8eynolds 9!=. 5artindale the eHtra pharmacopoeia. !d.'C. ;ondon# The *harmaceutical *ress>&C'#'<2,'3B B. Indriani 8, @ahyu 8. Informatorium Obat Nasional Indonesia. !disi &. 9akarta # Sagung Seto > 'C hal 33-3C
1)