REFERAT
“MOISTURIZER”
Oleh : Putri Cantika Reviera 1102013230
Pembimbing : dr. Yanto , SpKK
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSU DR. SLAMET GARUT 2018
1
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak terleta k yang paling luar yang mempunyai fungsi sangat penting yaitu menutupi dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan serta merupakan pembungkus tubuh yang sangat elastis. Pada kondisi kulit kulit tertentu, pelembaban diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh, misalnya: udara kering, terik sinar matahari, bertambahnya usia, ras, serta penyakit kulit dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan yanag tidak kita rasakan.1 Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan nonalamiah yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.1 Pelembab adalah suatu agen yang dirancang untuk membuat stratum corneum menjadi lebih lembut dan lebih liat dengan meningkatkan jumlah hidrasi. Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau penuaan kulit, sekaligus membuat kulit terlihat bersinar. Bentuk sediaan kosmetika pelembab biasanya emulsi minyak dalam air (M/A) namun dapat pula berbentuk emulsi air dalam minyak (A/M). Krim siang berbentuk emulsi minyak dalam air yang lebih encer sehingga terasa lebih dingin dan tidak lengket, berisi minyak mineral, propilen glikol dalam air.1,3 Pelembab menghidrasi kulit dengan mengurangi transepideral water loss (TEWL) loss (TEWL) dan menarik air untuk menghidrasi ke stratum korneum dan epidermis. Zat yang mengurangi TEWL adalah zat oklusif berminyak, seperti petrolatum, parafin, parafin, minyak mineral, dimethicone, cyclo-methicone, cyclo-methicone, dll. Bahan yang menarik air ke kulit dikenal sebagai humektan dan termasuk gliserin, sorbitol, propilen glikol, hyaluronic acid, sodium PCA, PCA , protein,dll. Pelembab paling manjur mengandung bahan oklusif dan humektan. 2
2
Pelembab adalah kelompok produk kosmetik yang dirancang untuk perawatan kulit dan kebersihan. Mereka berpusat pada pengobatan kulit kering yang menghasilkan kulit halus, lebih kenyal dan tampak sehat. Dalam beberapa tahun terakhir pelembab berada di bawah pengawasan ketat terutama t erutama tentang efek terapi mereka. Mereka mungkin adalah produk yang paling sering diresepkan dalam dermatologi, dan, sampai saat ini, dermatologists telah menerima sedikit pelatihan atau bahkan tidak ada tentang produk ini, termasuk bahan-bahan dari pelembab, farmakokinetik, manfaat, dan toksisitas dari pelembab tersebut.3 Untuk itu penulis ingin mengetahui bahan, farmakokinetik, manfaat dan toksisitas dari pelembab itu sendiri
3
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pengaturan Hidrasi Kulit
Terdapat keseimbangan antara keluar dan masuknya cairan di stratum corneum. Masuknya cairan endogen berasal dari proses difusi dari dermis ke permukaan kulit dan juga sekresi kelenjar keringat. Pemasukan secara eksogen meningkat ketika kelembaban relatif tinggi. Keseimbangan terjadi bila kelembaban relatif lingkungan ialah 85%, dibawah konsentrasi tersebut terjadi kehilangan air transepidermal (transepidermal waterloss/TEWL) dan diatas konsentrasi tersebut terjadi sebaliknya.4 Kehilangan cairan juga dihubungkan dengan berbagai keadaan misalnya cuaca berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah, udara yang kering, penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, bahan alkali (sabun), pelarut organik (contohnya eter, aseton, alkohol), enzim proteolitik dan lipolitik, proses penuaan, serta berbagai kelainan kulit.4 Jacobi menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan kelembaban berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air, dinamakan faktor X atau factor pelembab alami (natural moisturizing factor/NMF). Kelembaban bergantung pada 3 faktor yaitu: 1.
Kecepatan cairan mencapai stratum korneum dari lapisan bawah (kelenjar ekrin, transfer transepidermal)
2.
Kecepatan penguapan cairan
3.
Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan bergantung kepada integritas lapisan hidrolipid, adanya NMF, cukup tersedianya air interseluler, integritas membran sel dan semen interseluler yang berasal dari lipid penunjang. Komposisi lapisan
hidrolipid
terdiri atas air, ion, asam amino, urea,
squalen, trigliserida, kolesterol bebas dan esternya, asam lemak dan lemak lilin. Lapisan hidrolipid berasal dari sebum dan sekresi keringat. 4
4
Spiet dan Pasher (1956) menemukan bahwa SC terdiri dari 58% keratin, 30% NMF dan 11% lipid. NMF terdiri dari asam amino bebas, asam urokanant, asam pirilidon karbosiklat, urea, elektrolit, garam dan fraksi gula yang indeterminant. Komposisi semen interseluler terdiri atas sfingolipid 49%, asam lemak 26% (asam linoleat) dan kolesterol 20% . 4 B. Patofisiologi Kulit Kering
Pada keadaan normal, air mengalir mengalir secara difusi dari dermis menuju ke epidermis melalui dua cara yaitu melalui stratum corneum (sc) dan ruang interseluler. Oleh sebab itu normal air akan keluar dari tubuh melalui epidermis, keadaan tersebut dikenal dengan istilah transepidermal water loss (TEW L). Normal TEWL berkisar 0.1 – 0.4 mg/cm2 per jam. Proses difusi pasif terjadi karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari stratum basalis ( 60 – 70%) , stratum granulosum ( 40 -60%) dan stratum corneum
kurang dari 15% sehingga sehingga air
mengalir dari stratum basalis ke stratum corneum. Dengan demikian maka SC merupakan barier hidrasi yang sangat penting dalam memepertahankan kelembaban kulit. Pada kulit yang sakit seperti pada psoriasis dan ecz emal (terdapat kelainan epidermis), barier kulit melemah sehingga kec TEWL meningkat 10 kali lebih besar dari normal. Di lain pihak SC terdiri dari sel- s el tak berinti yang banyak mengandung protein (profilaggrin, filaggrin dan garnul keratohyalin) dan ruang interseluler yang banyak mengandung lipid dan membran SC ( ceramide, FFA dan cholesterol ) dan bahan bahan pelembab alami ( natural moistuerizing factor = NMF ) yang mempunyai kemampuan mengikat air sangat kuat. Di samping itu enzym – enzyme yang ada di ruang interseluler juga dapat menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluler sehingga dapat mempengaruhi TEWL. 5 Ceramide merupakan komponen utama lipid interseluler SC dan banyak mengandung asam linoleat. Ikatan antara ceramide dan air akan membentuk emulsi yang halus sehingga nampak halus dan lembut. Pada keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan kelembaban relatif rendah, ikatan antara ceramide dan air tersebut akan mengkristal sehingga kulit menjadi kering kasar dan kusam. 5 Pada proses penuaan SC masih intak akan tetapi fungsi barier mengalami penurunan. penurunan. Hal ini disebabkan disebabkan karena karena jumlah faktor pelembab pelembab alami yang rendah rendah
5
sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mengikat air lebih kurang 75% dari normal, akibatnya TEWL meningkat. 5 C. Penatalaksanaan
Untuk memperbaiki kulit kering, harus mengurangi hilangnya air lewat epidermis (TEWL) dengan jalan memberikan bahan yang bersifat hidrasi (moisturizer) yang larut dalam air atau pelumas (lumbricating) dan penutup (oclution) yang tidak larut dalam air. 5 Istilah pelembab dan emolien sering dikacaukan sehingga timbul bermacam definisi. Istilah pelembab menggambarkan terjadinya penambahan air ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran kulit atau peningkatan kadar air secara aktif ke kulit. Pengertian emolien adalah bahan oklusif yang membantu hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan menahan air di stratum corneum. 4 D. Jenis-Jenis Pelembab
Penggolongan pelembab berdasarkan atas mekanisme hidrasi langsung dan tidak langsung 1. Tidak Langsung A. Bahan Oklusi Oklusi sebagai penutup dari Stratum corneum untuk menghambat dari TEWL dengan membentuk hidrofobik barrier di seluruh kulit.Yanng memiliki oklusi paling baik adalah petrolatum dan mineral oil, terkadang oclusi dapat dikombinasi dengan humektan. Contoh oklusi sebagai berikut: petrolatum, mineral oil, paraffin, squalene, dimethicone,soybean oil, grapeseed oil, propylene gylco, lanolin, beeswax.
6
Tabel 1. Macam-macam Oklusif (Sumber: Jurnal Moisturizer action, types, role in dermatology)
b. bahan pembentuk lipofilik
Asam lemak esensial
Seramid
2. Langsung Bahan pembentuk lapisan hidrofilik
glikosaminoglikan (asam hyaluronat, kondroitin sulfat )
kolagen
khitin dan khitosan
polimer hidrofilik
Humektan: merupakan material larut air denga kemampuan absorpsi air yang tinggi, mampu untuk mengabsorpsi air dari lapisan dasar epidermis dan dermis, dan memiliki hasil yang baik sestelah dikombinasikan dengan oklusif, bahan higroskopis yang menyebabkan lapisan epidermis mampu menyerap dan menyimpan air.
Gliserin
Sorbitol
propilen glikol
ester poligliseril
asam laktat
Natural moisturizing factor (NMF)
natrium pirolidon karbosiklat
urea
asam amino
asam alfa hidroksi. 4
7
Emollient Terdiri dari lemak dan minyak yang dapat melakukan hidrasi dan meningkatkan kelembutan dan kelembaban kulit serta dapat membentuk lapisan yang mempunyai kemampuan untuk mengganti lapisan hidrofilik alamiah, sehingga mengurangi TEWL. Lipid yang menjadi komponen emollient dapat berasal dari hewan, tumbuhan, minyak mineral atau sintetik.
Tabel 2. Macam-macam Pelembab (Sumber: Jurnal Moisturizer action, types, role in dermatology)
Fungsi dari moisturizer adalah:
sebagai pelembab: meningkatkan air di stratum corneum, dengan adanya proses hidrasi sehingga membuat permukaan kulit lembut
anti inflamasi: moisturizer menghambat produksi proinflmasi prostanoid dengan memblok aktivitas dari cyclookigenase
anti mitotic: moisturizer terdiri dari mineral oil yang memiliki low grade grade dari antimitotic di epidermis dan berfungsi di dalam proses inflamasi kulit seperti psoriasis
anti pruritus: emmolien bertindak dengan cara menurunkan regulasi dari sitokin sehingga rasa gatal menurun. Adanya cooling effect yang yang disertai dari evaporasi air di permukaan kulit setelah menggunakan moisturizer
8
E. Fungsi Bahan Aktif Dalam Pelembab
Bahan yang telah dilaporkan memiliki efek biologis potensial dan mengurangi keparahan dari kulit kering adalah AHA dan Beta Hydroxy Acids (BHA), termasuk garam-garamnya, serta retinoid. Asam hidroksi diklasifikasikan sesuai dengan jumlah asam karboksilat pada konfigurasi mereka. Asam monokarboksilat adalah glycolic, lactic, dan asam mandelic. Asam dikarboksilat termasuk asam malat dan tartrat. Asam trikarboksilat mewujudkan asam sitrat ditemukan dalam buah jeruk. Para BHA mencakup asam salisilat sebagian besar dan turunannya. 3 AHA memiliki efek menarik pada stratum korneum, dan telah terbukti dalam
pengelupasan,
dengan
demikian,
mereka
berguna
dalam
kondisi
hiperkeratosis. Mereka bertindak sebagai humektan dan memiliki efek normalisasi pada stratum korneum, meningkatkan plastisitas plastisitas dan fleksibilitas. fleksibilita s. 3 Retinoid adalah kelas lain dari tumbuhan dengan implikasi fisiologis penting. Senyawa ini telah terbukti bermanfaat pada penuaan kulit. kulit . Secara klinis, mereka telah terbukti mengurangi beberapa stigmata kulit photodamaged . Histologi, Weiss et al telah menunjukkan penebalan mitosis epidermal dengan peningkatan keratinosit. Pemadatan dari stratum korneum dan pengurangan pigmentasi terjadi, dengan akumulasi glucosaminoglycan dalam dermis. dermis. 3 Vitamin telah menjadi bahan biasa dalam pelembab. Peran mereka dalam perlindungan dari radikal oksigen yang diproduksi oleh eksogen (misalnya, sinar UV) dan endogen (misalnya, peradangan). Ketika dioleskan, vitamin telah terbukti mengurangi cedera seluler. 3 F. Efek Samping
Efek samping dari penggunaan pelembab yang paling sering terjadi adalah iritasi subjektif umum. Selain itu pelembab dapat juga mengakibatkan kulit seperti terbakar, nyeri/iritasi, dan gatal-gatal pada daerah yang diberikan pelembab tanpa perubahan yang terlihat atau perubahan mikroskopik. Terkadang dapat juga
9
mengakibatkan Dermatitis. Hal ini disebabkan adanya
reaksi tubuh yang
berlebihan pada zat kandungan dalam pelembab, namun setiap individu berbeda beda reaksi /efek samping dari pelembab. 3 G. Contoh-contoh Contoh-contoh pelembab yang beredar dipasaran
Beberapa contoh Pelembab dan lotion yang tersedia meliputi:
Almay
Allercreme
Aveeno
Aqua Perawatan
Avon
Bonne Bell
Candermyl cream
Clarion ultra murni
Clean and Clear
Dove
Nivea
Elizabeth Arden Johnson krim baby oil Moisturel
Noxzema medis kulit
Noxzema kulit lotion
Nutraderm
Minyak Olay
Vaselin Intensive Care
10
H. Penggunaan Pelembab pada kelainan kulit
Pada berbagai jenis penyakit, penggunaan pelembab digunakan sebagai terapi/terapi adjuvan 1. Dermatitis atopik Selama periode remisi, penggunaan teratur terapi topikal dasar yang terdiri dari pelembab bebas obat, air-dalam-minyak air-dal am-minyak telah terbukti menurunkan kekambuh dan tingkat keparahan. Efikasi dan tolerabilitas pelembab yang mengandung urea pada subyek dengan dermatitis atopik dievaluasi menggunakan pelembab baru, urea 5% atau lotion urea yang tersedia secara komersial komersi al 10% dua kali sehari selama 42 hari, Kedua lotion urea memperbaiki dermatitis atopik dan ditoleransi dengan baik.
2. Eksim ringan sampai moderat Satu studi mengevaluasi efek dari kedua vesikular emulsi pembersih yang mengandung ceramide multilamellar cair dan krim pelembab ditambah krim fluosinonida 0,05% dibandingkan dengan pembersih bar ditambah krim fluosinonida 0,05% untuk eksim ringan sampai sedang. Penambahan emulsi vesikular multilamellar ceramide yang mengandung cairan pembersih dan krim pelembab untuk hasil
ini
ditingkatkan oleh
high-potensi kortikosteroid
dibandingkan dengan penggunaan pembersih bar dan tinggi-potensi kortikosteroid dalam mengurangi durasi penyakit, waktu untuk pembersihan penyakit, dan gejala.3
3. dermatitis kontak Iritan Primer Dermatitis kontak iritan pada tangan sebagai akibat dari mencuci tangan berulang-ulang merupakan komplikasi komplikasi potensial. Aplikasi secara teratur pelembab ke kulit yang sehat menawarkan efek perlindungan terhadap paparan berulang terhadap iritasi dan dapat mencegah perkembangan dermatitis. Penerapan pelembab dengan zat penguta penghalang dapat memperpanjang interval bebas penyakit pada pasien dengan eksim pada tangan.3
11
4. Psorias Pada psoriasis, penggunaan pelembab telah terbukti untuk meningkatkan terapi adjuvan dengan kortikosteroid. Dalam fototerapi, pelembab telah terbukti untuk meningkatkan efektivitas dan mungkin yang memiliki komponen pelindung terhadap kerusakan oleh cahaya UV-A. 3
5. Ichthyosis Pengobatan dengan AHA dan / atau lotion 12% laktat vulgaris meningkat secara signifikan, pipih, linked, Netherton, dan bentuk EHK dari ichthyosis. Ini modalitas terapi baru memperluas ruang lingkup dan luasnya kondisi ichthyotic yang sekarang dapat diobati dengan sukses. 3
6. Rosacea Rosacea, yang sering kali berisi kekeringan kulit wajah dan meningkatkan sensitivitas, dapat mengambil manfaat dari penggunaan pelembab sebagai pengobatan adjuvant. Sebuah studi observasional terkontrol acak, menemukan pelembab yang mengandung niacinamide wajah memberikan manfaat klinis untuk subyek dengan rosacea. 3
7. Fotoproteksi Perlindungan spektrum luas dalam pelembab atau harian-produk perawatan dapat mencegah efek kumulatif sub-erythemal dari UVR dari paparan sinar matahari langsung.3
12
KESIMPULAN
Pelembab adalah suatu agen yang dirancang untuk membuat stratum corneum menjadi lebih lembut dan lebih liat dengan meningkatkan jumlah hidrasi. Pelembab menghidrasi kulit dengan mengurangi transepideral water loss (TEWL) loss (TEWL) dan menarik air untuk menghidrasi ke stratum korneum dan epidermis. Zat yang mengurangi TEWL adalah zat oklusif berminyak, seperti petrolatum, seperti petrolatum, parafin, parafin, minyak mineral, dimethicone, cyclo-methicone, cyclo-methicone, dll. Bahan yang menarik air ke kulit dikenal sebagai humektan dan termasuk gliserin, termasuk gliserin, sorbitol, propilen glikol, hyaluronic acid, sodium PCA, PCA , protein,dll. Pelembab paling manjur mengandung me ngandung bahan oklusif dan humektan. Pelembab sebagai sering digunakan sebagai terapi/terapi adjuvant pada beberapa penyaklit seperti; dermatitis atopik, Eksim ringan sampai moderat, dermatitis kontak Iritan Primer, Psorias, Ichthyosis, Rosacea, Fotoproteksi. Namun terkadang pelembab memberikan efek samping yang tidak menyenangkan pada beberapa orang. Efek samping dari penggunaan pelembab yang paling sering terjadi adalah iritasi subjektif umum. seperti kulit terbakar, nyeri/iritasi, dan gatal-gatal. Terkadang dapat juga mengakibatkan dermatitis. Hal ini disebabkan disebabkan adanya reaksi tubuh yang berlebihan pada zat kandungan dalam pelembab, namun setiap individu berbeda-beda reaksi /efek samping dari pelembab.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik . Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal.61 2. Draelos , Zoe Diana, MD. An MD. An evaluation of prescription device moisturizers. moisturizers. Journal of Cosmetic Dermatology 2009. 40-43 3. Goldsmith, et all. Fitzpatrick’s Dermatology in General medicine. 8 th edition. USA. Mc-Graw Hill.2011 4. Sethi, et.all.India 2016. Moisturizers: 2016. Moisturizers: The Slippery Road . Available from http://www.eijd.org (Accessed on 29 October, 2018) 5. Schawartz Robert A, MD; Chief Editor: Dirk M Elston, MD et al. 2012. al. 2012. Moisturizers. Moisturizers. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1067211-overview (Accessed on 15 September, 2012) 6. Purwandhani E, Effendi EHF. Pelembab EHF. Pelembab & emolien untuk kelainan kelainan kulit pada pada bayi dan anak dalam dalam MDVI vol 27 no 4 September 2000 : 20s – 26s 26s 7. Van Scott E.J, Dieullangard . Xerosis ( dry skin, xeroderma ) in: ) in: practical management of dermatologic patient, Athur Rook, Philadelphia, J.B Lippincott co, 1986 : 224
14