1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng
Bunuh diri adalah masalah utama sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan gantung diri merupakan salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian di dunia yang lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya. 1 Gantung diri atau hanging adalah suatu keadaan dimana seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang seseorang ditahan di bagian bagian lehernya lehernya oleh sesuatu benda dengan dengan permukaan permukaan yang relatif relatif sempit sempit dan panjan panjang g (biasan (biasanya ya tali) tali) sehing sehingga ga daerah daerah tersebu tersebutt mengal mengalami ami tekanan.2 Kasus gantung gantung hampir hampir sama dengan penjeratan. penjeratan. Perbedaanny Perbedaannyaa terdapat pada asal tenaga yang dibutuhkan untuk memperkecil lingkaran jerat. Pada penjeratan tenaga tersebut datang dari luar sedangkan pada kasus gantung tenaga tersebut berasal dari berat badan korban sendiri meskipun tidak perlu seluruh berat badan digunakan.! "#$ memperkirakan pada 2%2% angka bunuh diri secara global menjadi 2& per 1%%.%%% ji'a dibandingkan 1 per 1%%.%%% ji'a pada 1. Pada 2%1% "#$ melaporkan angka bunuh diri di *ndonesia mencapai 1+ hingga 1 per 1%%.%%% ji'a.& Berdasarkan data yang diluncurkan forensik ,K-*/0 2%%& dalam lima tahun terakhir terdapat 331 orang laki4laki bunuh diri dan !& perempuan bunuh diri. 5ari jumlah tersebut &16 melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri insektisida insektisida 2!6 dan o7erdosis mencapai !8+ orang. orang. 8 Pada penelitian terhadap +8 kasus kasus mati gantun gantung g diri diri di 5epart 5epartemen emen ,orens ,orensik ik ,akult ,akultas as Kedokt Kedoktera eran n adras adras hennai *ndia pada periode 9gustus 2%% 4 :uli 2%% mengenai fakor4faktor yang berhubungan dengan peristi'a mati gantung diri didapatkan &36 kasus umur korban diba'ah &% tahun 8%6 kasus 'aktu peristi'a gantung diri terjadi pukul ! pagi sampai 12 siang 886 kasus terjadi dirumah korban sendiri 2!6 kasus korban korban tingga tinggall dengan dengan keluar keluargan ganya ya dan +26 +26 kasus kasus korban korban sudah sudah menika menikah. h. ,aktor4faktor yang banyak penyebab gantung diri adalah !!6 pernikahan yang
2
tidak bahagia 186 kasus berhubungan dengan penyakit organ dan 1+6 kasus berhubungan patah hati.1 ati gantung diri atau hanging sangat akrab dalam kehidupan sehari4hari. ;indakan bunuh diri cara ini sering dilakukan karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan seutas tali kain dasi atau apa saja yang dapat melilit dileher.+ Pengetahuan mengenai ciri jenis mekanisme dan identifikasi kematian hasil temuan pemeriksaan pada korban gantung diri dan tatalaksana maupun komplikasi pada korban gantung diri yang masih hidup sangat diperlukan mengingat kasus gantung diri sangat banyak dalam kehidupan sehari4hari dan tindakan ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme penyebab kematian pada korban hanging < 2. Bagaimana tanda4tanda postmortem pada kasus hanging < !. Bagaimana temuan pemeriksaan luar dan dalam pada kasus hanging < &. Bagaimana aspek medikolegal pada kasus hanging < 8. Bagaimana perbedaan hanging dengan strangulasi< +. Bagaimana efek lanjut pada korban hanging yang masih hidup<
1.3 Tujuan an Man!aat 1.3.1 Tujuan 1. engetahui mekanisme penyebab kematian pada korban hanging . 2. engidentifikasi tanda4tanda postmortem pada kasus hanging . !. emahami temuan pemeriksaan luar dan dalam pada kasus hanging . &. engetahui aspek medikolegal pada kasus hanging . 8. engidentifikasi perbedaan hanging dengan strangulasi. +. engetahui efek lanjut pada korban hanging yang masih hidup.
1.3.2
Man!aat
5ari hasil referat ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat antara lain=
!
1. eningkatkan pengetahuan mengenai hanging (gantung) dan ciri4ciri khas hanging serta jenis4jenis hanging. 2. eningkatkan pengetahuan mengenai mekanisme kematian dan langkah4 langkah identifikasi kematian pada kasus hanging (gantung). !. emberikan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan mengenai hasil pemeriksaan yang didapatkan dari korban hanging (gantung) baik pada pemeriksaan luar ataupun pada bedah mayat serta perbedaannya dengan kasus strangulasi. &. emberikan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan mengenai tatalaksana dan komplikasi kasus gantung diri yang masih hidup. 8. enambah 'a'asan tentang ilmu kedokteran forensik khususnya mengenai kasus hanging (gantung).
BAB II PEMBAHA"AN
&
2.1 De!#n#s# Hanging
Hanging (gantung) adalah suatu keadaan dimana terjadi konstriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan seluruh atau sebagian sehingga udara terhalang masuk ke saluran pernapasan. 9lat penjerat sifatnya pasif sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjadi konstriksi pada leher.3 Kejadian hanging merupakan hal yang sering ditemui dalam kehidupan sehari4 hari sebagai salah satu tindakan bunuh diri. #al ini dikarenakan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan tali kain dasi atau bahan apa saja yang dapat melilit leher.12 Pada peristi'a hanging, tidak harus seluruh berat badan berada di atas lantai sebab dengan tekanan berkekuatan 1% pon pada leher sudah cukup untuk menghentikan aliran darah di daerah itu. $leh karena itu tidakan gantung diri dapat dilakukan dengan sebagian tubuh tetap berada di atas lantai.
2
2.2 $#r# %has Hanging
iri khas hanging adalah sebagai berikut.! 1. Biasanya bermotif bunuh diri. 2. 9lat penjerat berupa tali bersimpul hidup dan jumlah lilitan satu atau lebih. !. ;anda jeratan pada leher korban arahnya miring dan tidak kontinu. &. >etak jeratan di antara dagu dan laring. 8. ;idak ditemukan tanda4tanda perla'anan pada korban. +. ,raktur trakea dan laring jarang terjadi tetapi fraktur tulang lidah sering terjadi. 3. Perdarahan di saluran pernapasan sangat jarang ditemukan. . 0ali7a mengalir dari salah satu sudut bibir. . >okasi kejadian biasanya pada tempat yang sepi dan tersembunyi. 1%. Kondisi di sekitar korban umumnya rapi jika di dalam ruangan biasanya dikunci dari dalam.
2.3 Mekan#sme Pen&e'a' %emat#an
8
Hanging menyebabkan kematian dengan beberapa mekanisme yang bisa berlansung bersamaan. Pada setiap kasus hanging beberapa kondisi di ba'ah akan terjadi.! 1. emicu refleks 7agus 2. ?ena jugularis tersumbat !. 9rteri karotis tersumbat &. ,raktur 7ertebra ser7ikal 8. enutupnya jalan nafas 5ari kondisi di atas dapat disimpulkan penyebab kematian pada korban hanging yaitu= 1. 9sfiksia 2. *skemi otak !. /efleks 7agus &. Kerusakan medulla oblongata Penekanan pada ganglion saraf arteri karotis oleh tali yang melingkar pada leher korban dapat menyebabkan carotid body reflex (refleks 7agus) sehingga memicu perlambatan denyut jantung. Perlahan4perlahan terjadi aritmia jantung sehingga terakhir korban mati dengan cardiac arrest. @amun mekanisme kematian ini jarang didapatkan karena untuk menimbulkan refleks karotis tekanan langsung yang kuat harus diberikan pada area khusus di mana carotid body berada. #al ini sukar dipastikan karena refleks 7agus juga dapat dimunculkan 'alaupun tanpa hanging . ;ekanan pada 7ena jugularis juga bisa menyebabkan kematian korban hanging dengan mekanisme asfiksia. Kebanyakan kasus hanging dengan motif bunuh diri mempunyai mekanisme kematian seperti ini. 0eperti yang diketahui 7ena jugularis memba'a darah dari otak ke jantung untuk sirkulasi. Pada hanging sering terjadi penekanan pada 7ena jugularis oleh tali yang menggantung korban. ;ekanan ini seolah4olah membuat jalan yang dile'ati darah untuk kembali ke jantung dari otak tersumbat. $bstruksi total maupun parsial secara perlahan4lahan dapat menyebabkan kongesti pada pembuluh darah otak. 5arah tetap mengalir dari jantung ke otak tetapi darah dari otak tidak bisa mengalir keluar. 9khirnya terjadilah penumpukan darah di
+
pembuluh darah otak. Keadaan ini menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang dan korban seterusnya tidak sadarkan diri. Kemudian terjadilah depresi pusat nafas dan korban mati akibat asfiksia. ;ekanan yang diperlukan untuk terjadinya mekanisme ini tidak penting tetapi durasi lamanya tekanan diberikan pada leher oleh tali yang menggantung korban yang menyebabkan mekanisme tersebut. Pada mekanisme ini korban akan menunjukkan gejala sianosis. "ajahnya membiru dan sedikit membengkak. uncul bintik perdarahan di 'ajah dan mata akibat dari pecahnya kapiler darah karena tekanan yang lama. 11 $bstruksi arteri karotis terjadi akibat dari penekanan yang lebih besar. #al ini karena secara anatomis arteri karotis berada lebih dalam dari 7ena jugularis. $leh hal yang demikian obstruksi arteri karotis jarang ditemukan pada kasus hanging dengan motif bunuh diri. Biasanya korban mati karena tekanan yang lebih besar misalnya dicekik atau pada penjeratan. Pada pemeriksaan dalam turut ditemukan jejas pada jaringan lunak sekitar arteri karotis akibat tekanan yang besar ini. ;ekanan ini menyebabkan aliran darah ke otak tersumbat. Kurangnya suplai darah ke otak menyebabkan korban tidak sadar diri dan depresi pusat nafas sehingga kematian terjadi. Pada mekanisme ini hanya ditemukan 'ajah yang sianosis tetapi tidak ada bintik perdarahan.11 ,raktur 7ertebra ser7ikal dapat menimbulkan kematian pada hanging dengan mekanisme asfiksia atau dekapitasi. Kejadian ini biasa terjadi pada hukuman gantung atau korban hanging yang dilepaskan dari tempat tinggi. 0ering terjadi fraktur atau cedera pada 7ertebra ser7ikal 1 dan ser7ikal 2 (aksis dan atlas) atau lebih dikenali sebagai Ahangman fracture. ,raktur atau dislokasi 7ertebra ser7ikal akan menekan medulla oblongata sehingga terjadi depresi pusat nafas dan korban meninggal karena henti nafas. ;ertutupnya jalan nafas menyebabkan asfiksia. Kondisi ini terjadi setelah korban tidak sadar dan tidak ada usaha untuk bernafas. 9khirnya korban mati. Gambaran klasik asfiksia adalah sebagai berikut.1% 1. Kongesti pada 'ajah
3
Kulit tampak kemerahan pada 'ajah dan kepala akibat hambatan aliran kembali 7ena ke jantung oleh kompresi leher 2. Cdema pada 'ajah Pembengkakan jaringan akibat transudasi cairan dari 7ena akibat peningkatan 7ena hasil obstruksi aliran kembali 7ena ke jantung !. 0ianosis pada 'ajah "arna biru pada kulit akibat adanya darah terdeoksigenasi dalam sistem 7ena yang terkongesti serta kadang4kadang turut melibatkan sistem arteri. &. Bintik perdarahan pada kulit 'ajah dan mata Perdarahan halus sebesar ujung jarum laDim ditemukan di 'ajah dan sekitar kelopak mata selain pada konjunkti7a dan sklera akibat darah bocor dari 7ena kecil yang mengalami peningkatan tekanan. Keadaan ini diduga akibat hipoksia dinding pembuluh darah namun belum terbukti pasti. Peteki bukan tanda diagnostik asfiksia karena dapat ditemukan pada keadaan batuk atau bersin yang terlampau keras. #al yang terkait peteki 'ajah adalah peteki 7isceral yang disebut ATardieu spots yang sebelumnya dianggap tanda khas asfiksia kini sudah terbukti bukan tanda terjadinya obstruksi pernapasan.
2.( )en#s*)en#s Hang#ng
Hanging dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan letak tubuh ke lantai letak jeratan dan bentuk simpul.
a. Berdasarkan letak tubuh ke lantai 1
;ergantung total (Complete) ;ubuh tergantung diatas lantai
2
0etengah tergantung ( Partial ) Bagian dari tubuh masih menyentuh lantai. 0isa berat badan 1%418 kg pada orang de'as sudah dapat menyebabkan tersumbat saluran nafas dan hanya diperlukan
sisa berat badan 8 kg untuk menyumbat arteri karotis. Partial hanging hampir selamanya karena bunuh diri. 12 b. Berdasarkan letak jeratan 1
;ipikal >etak simpul di belakang leher jerrayan berjalan simetris disamping leher dan dibagian depan leher diatas jakun. ;ekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar pada tipe ini.
2
9tipikal >etak simpul bisa di mana saja selain tipikal. Pada Atipical hanging, bila titik hanging terdapat disamping leher akan berada dalam posisi sangat miring (fleksi lateral) yang dapat mengakibakan hambatan pada arterin karotis dan arteri
!
7ertebralis. 0aat arteri terhambat korban akan menjadi tidak sadar. Kasus dengan letak titik gantung di depan atau di dagu. 12
c. Berdasarkan simpul 1 2
0impul hidup (running noose) 0impul mati (satu atau lebih) Pemeriksaan jenis dan panjang bahan yang dipakai serta jenis simpul dapat
membantu menentukan cara kematian. Pada 'aktu membebaskan lilitan dari leher korban tidak boleh membuka simpul tetapi lilitan dipotong diluar simpul karena bentuk simpul bisa membantu penentuan kemarian secara medikolegal. 12
2.+ Per#,e -atal
Pada judicial hanging kematian berlangsung sangat cepat karena fraktur di 7ertebra ser7ikalis yang mengakibatkan perdarahan di beberapa saat kemudian. Kematian karena penutupan arteri berlangsung cepat karena iskemi otak sedangkan kematian berlangsung lebih lambat pada penyumbatan 7ena. Bila yang tersumbat adalah saluran pernafasan maka kematian bisa berlangsung diba'ah lima menit. 12
2. Tana P,st M,rtem
;anda post mortem sangat berhubungan dengan penyebab kematian atau tekanan di leher. Kelainan pada autopsi tergantung pada apakah arteri pada leher tertutup atau tidak. Bila jerat kecil dan keras maka terjadi hambatan total arteri sehingga 'ajah akan pucat dan tidak terdapat ptekie pada kulit maupun konjungti7a. Bila jerat lebar dan lunak maka hambatan hanya terjadi pada saluran pernafasan dan pada aliran 7ena dari kepala ke leher sehingga akan tampak perbendungan pada daerah sebelah atas ikatan. Pada keadaan ini darah tidak terkumpul di otak sedangkan pada kulit dan konjungti7a masih terdapat ptekie yang merupakan akibat terkumpulnya darah ekstra7askuler. Kalau kematian terutama akibat sumbatan pada saluran pernafasan maka dijumpai tanda4tanda asfiksia respiratory distress sianosis dan fase akhir kon7ulsi lebih menonjol. Bila kematian karena tekanan pembuluh darah 7ena maka sering didapati tanda4tanda perbendungan dan perdarahan atau pteki di konjungti7a bulbi okuli dan di otak bahkan sampai ke kulit muka. Bila tekanan lebih besar sehingga dapat menutup arteri maka tanda4tanda kekurangan darah di otak lebih menonjol (iskemi otak) yang menyebabkan gangguan pada respirasi dan jantung tiba4 tiba berhenti dengan tanda4tanda post mortem yang minimal. ;anda4tada diatas jarang berdiri sendiri tetapi umumnya akan didapati tanda4tanda gabungan.!12
2./ Temuan Pemer#ksaan Luar
;emuan pemeriksaan luar pada kasus hanging antara lain adalah sebagai berikut. 1
Bekas jeratan (ligature mark ) berparit bentuk oblik seperti ? terbalik tidak kontinyu terletak dibagian atas leher kecoklatan kering seperti kertas perkamen kadang disertai luka lecet ditepi jejas akibat gesekan pada kulit leher dan perdarahan di tepi jejas.!12 Perdarahan subkutan pada bekas tali di leher ditemukan pada pemeriksaan luar dan tanda perdarahan subkapsular di kelenjar submandibular yang berlokasi di ba'ah tanda bekas tali merupakan temuan pada kasus hanging antemortem.1&
1%
Gambar 1. Gambaran pola jeratan dari depan dan samping. 1!
2
Kita dapat memastikan letak simpul dengan menelusuri bekas jeratan. 0impul terletak di bagian yang tidak ada berkas jeratan kadang didapati juga bekas tekanan simpul di kulit. Bila beban penggangtung kecil dank eras (seperti ka'at) maka bekas jeratan tampak dalam sebaliknya bisa bahan lembut dan lebar seperti selendang maka bekas jeratan tidak begitu jelas. Bekas jeratan juga dipengaruhi oleh lamanya korban tergantung berat badan korban (komplit atau inkomplit) dan ketatnya jeratan. Pada keadaan lain bisa didapati leher dibelit beberapa kali secara horiDontal baru kemudian digantung dalam keadaan ini didapati beberapa bekas jeratan yang lengkap tetapi pada satu bagian tetap ada
bagian yang tidak tersambung yang menunjukan letak simpul. 12 ! >eher bisa didapati sedikit memanjang karena lama tergantung bila segera diturunkan tanda memanjang ini tidak ada. uka pucat atau bisa bengkak bintik perdarahan ;ardeouEs spot tidak begitu jelas konjungti7a bulbi dan palpebral &
lidah terjulur dan sianosis kadang ada tetesan urin feses dan sperma. 12 5istribusi lebam mayat mengarah keba'ah yaitu pada kaki tangan dan genitalia eksterna. Bila korban lama tergantung dibagian atas jeratan 'arna kulit lebih gelap karena adanya lebam mayat. Bila segera diturunkan lebam mayat bisa didapati dibagian depan atau belakang tubuh sesuai dengan letak tubuh sesudah diturunkan. Pada korban 'anita labium membesar dan terdapat lebam sedangkan pada laki4laki hal ini terjadi pada skrotum penis dapat tampak seolah mengalami ereksi akibat terkumpulnya darah sedangkan semen keluar karena relaksasi otot sfingter post mortal. !12
11
8
#ambatan pada sirkulasi 7ena ketika sirkulasi arteri bertahan menyebabkan hipertensi lokal dan rupture kapiler subsekuen. ekanisme ini mengarah kepada pembentukan ptekie (Tardieu’s spot ) yang merupakan temuan penting pada mati lemas.1& 9danya petekie disebabkan oleh gangguan aliran keluar 7ena intrakranial sedangkan aliran arteri ke kepala terus berlangsung. 5i lain pihak peteki timbul akibat peningkatan tekanan 7ena yang dikombinasikan dengan jejas hipoksik pada sel4sel endothelial yang disebabkan statis 7ena dan jaringan yang asidosis.18 Keluarnya sali7a merupakan tanda pasti pada kasus hanging antemortem.1+
2.0 Temuan Pemer#ksaan Dalam
:aringan ba'ah kulit dan jaringan otot setentang jeratan didapati hematom saluran pernafasan congested demikian juga paru4paru dan organ dalam lainnya. ;erdapat ;ardeouEs spot di permukaan paru4paru jantung dan otak. 5arah ber'arna gelap dan encer. !12 Patah tulang lidah (s Hyoid ) sering didapati sedangkan tulang ra'an yang lain jarang. 5idapati adanya robekan melintang berupa garis ber'arna merah (red line) pada tunika intima dari arteri karotis interna. 12
2. Asek Me#k,legal
Pada kasus kematian karena hanging harus dilakukan penyelidikan yang teliti sebab hanging dapat terjadi karena=2 1. Bunuh 5iri Kejadian ini yang paling banyak dijumpai 2. Pembunuhan Biasanya sebelum digantung dibunuh lebih dahulu dengan cara lain
!. Kecelakaan
12
ontohnya yaitu pada 'aktu jatuh dari pohon bagian belakang bajunya tersangkut dahan atau pada 'aktu terjun payung lehernya terlilit parasut.
Biasanya perbuatan bunuh diri dilakukan sama banyaknya oleh kedua jenis kelamin dan sepertinya tidak tergantung umur artinya dilakukan dari remaja sampai orang tua. Pemeriksaan ;KP penting untuk menjelaskan bila ada luka di tubuh korban. Bila tergantung dekat dinding mungkin ada tonjolan yang dapat melukai korban menjelang kematian. 12 Pembunuhan dengan cara hanging jarang terjadi kecuali orang tidak berdaya atau dilemahkan terlebih dahulu dengan kekerasan ata racun. ;idak jarang korban yang telah mati kemudian digantung untuk menghilangkan jejak pembunuhan. Bila demikian dokter perlu mencari dan memastikan sebab kematian korban. *ni merupakan bagian penting dari pemeriksaan dokter untuk mengarahkan adanya unsur pembunuhan. 12 Kecelakaan karena mati gantung sangat jarang biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang sering menggunakan tali atau pada anak4anak. Bisa terjadi accidental hanging yang berhubungan dengan sexual asphyxia, di mana korban secara masochistik sengaja membuat partial asfiksia untuk mencapai derajat orgasme lebih tinggi. 5engan menyetel tali yang dapat menjerat leher lebih kencang maka ia dapat mencapai orgasme dan setelah itu tali dilonggarkan kembali tetapi perbuatan melonggarkan ikatan ini kadang4kadang tidak sempat dilakukan karena korban kehilangan kesadaran akibat asfiksia dan akhirnya mati. 5alam hal ini di dekat korban sering di dapati gambar4gambar yang berbau pornografi korban telanjang arau pakai baju 'anita dan ada ejakulat. 12 -ntuk menentukan cara kematian tersebut cara kematian tersebut perlu dilakukan pemeriksaan di tempat kejadian. ;ujuan pertamanya ialah untuk mengetahui apakah korban sudah mati atau belum. :ika ada dugaan belum mati maka hendaknya korban segera diturunkan untuk kemudian dilakukan upaya penyelamatan. ;ujuan keduanya ialah untuk mengumpulkan fakta4fakta guna
1!
dipakai sebagai dasar membuat kesimpulan tentang cara kematian tersebut. #al4hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan di tempat kejadian ialah= 2 1. Keadaan lokasi Perlu dilihat ada tidaknya benda4benda penumpu misalnya kursi atau meja. 2. Posisi korban Perlu dipikirkan kemungkinannya korban dapat melakukan gantung diri dengan posisi seperti yang ditemukan. !. Keadaan tali Perlu dipikirkan adanya kemungkinan yang bersangkutan melakukan gantung diri dengan kondisi tali serta simpul seperti yang ditemukan. :ika simpulnya simpul hidup mungkinkah kepalanya dapat mele'ati lingkaran tali jika seandainya tali dilonggarkan secara maksimal. Bila menggunakan simpul mati mungkinkah lingkaran jerat dapat dile'ati kepala. &. Keadaan korban Perlu diteliti apakah distribusi lebam mayat sesuai.kondisi lidah (menjulur atau tidak) perlu dikaitkan dengan posisi jeratan di leher. engenai keluarnya sperma urine. 5an feces tidak dapat dipakai sebagai petunjuk bah'a cara kematian yang bersangkutan disebabkan karena bunuh diri. 2
1&
Pemeriksaan di ;empat Kejadian Perkara (;KP) untuk memperkirakan cara kematian memberikan gambaran sebagai berikut.! ;abel 1. Perkiraan ara Kematian Berdasarkan Pemeriksaan di ;KP Pem'unuhan
Bunuh D#r#
0impul
Biasanya 0impul ati
0impul hidup
:umlah lilitan
#anya satu
0atu atau lebih
9rah
endatar
0erong ke atas
:arak ;itik ;umpu40impul
5ekat
:auh
:ejas :erat
Berjalan mendatar
eninggi ke arah simpul
>uka Perla'anan
9da
;idak ada
>uka4luka lain
9da sering di daerah
Biasanya
tidak
ada
leher
mungkin
terdapat
luka
Alat Penjerat
%,r'an
percobaan lain :arak dari lantai
:auh
5ekat
dapat
tidak
tergantung T%P
>okasi
Ber7ariasi
;ersembunyi
Kondisi
;idak teratur
;eratur
Pakaian Alat
;ak teratur robek 5ari si pembunuh
/api dan baik Berasal dari yang ada di
"urat Pen#nggalan Ruangan
;idak ada ;ak teratur dari luar
2.14 Per'eaan Hanging an "trangulas#
;KP 9da terkunci
18
Perbedaan hanging (gantung) dan strangulasi (penjeratan) dapat dilihat pada tabel berikut.12 ;abel 2. Perbedaan Hanging (Gantung) dan 0trangulasi (Penjeratan) @o 1 2 !
$bser7asi otif ;anda 9sfiksia ;anda :eratan
&
>eher >etak :eratan
Kontiniu 9ntara dagu
Bekas ;ali
laring Keras kering coklat
8
di
ati Gantung Bunuh 5iri Kurang jelas iring
tua
seperti
Penjeratan Pembunuhan :elas tidak #oriDontal dan kontiniu dan
5i ba'ah tiroid >unak dan kemerahan
kulit
+ 3
>ecet 0etentang tali ;anda Perla'anan ,raktur laring dan
disamak :arang dijumpai ;idak ada :arang
1%
trachea ,raktur os hyoid 5islokasi 7ertebra
0ering :arang 9da pada juridicial :arang
11
Perdarahan
hanging 0angat jarang
9da bersama buih dari
12
saluran pernapasan 9ir ludah
engalir dari salah
mulut dan hidung ;idak ada
;ardieuEs 0pot uka
satu sisi sudut mulut :arang Pucat
0ering 0ianosis dan kongesti
1! 1&
pada
-mumnya ada 0ering ada 0ering
2.11 E!ek Lanjut aa %asus Hanging &ang Mas#h H#u
Cfek lanjut pada kasus hanging yang masih hidup antara lain sebagai berikut. 1. Perdarahan petekie akan menetap selama beberapa hari 2. :ejas jerat akan membengkak dan terbentuk kulit keras pada epidermis yang telah terkikis !. >uka pada laring akan menimbulkan kesulitan menelan karena nyeri dan suara serak selama beberapa hari sampai beberapa minggu
1+
&. #ipoksia serebral yang enimbulkan koma dapat bersifat menetap (irre7ersible) jika sembuh akan meninggalkan gejala sisa seperti psikosis kelainan neurologik dan lain4lain.!
BAB III %E"IMPULAN
Hanging (gantung) adalah suatu keadaan dimana terjadi konstriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan seluruh atau sebagian sehingga udara terhalang masuk ke saluran pernapasan. Kematian pada korban hanging dapat
13
disebabkan karena asfiksia iskemi otak refleks 7agus ataupun kerusakan medulla oblongata. ;anda post mortem sangat berhubungan dengan penyebab kematian atau tekanan di leher. 5iagnosis kematian pada kasus hanging dapat ditegakkan melalui pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan luar dapat ditemukan bekas jeratan simpul yang terletak di bagian yang tidak ada bekas jeratan leher yang sedikit memanjang distribusi lebam mayat yang mengarah ke ba'ah dan adanya ;ardeuEs spot. Pada pemeriksaan dalam jaringan ba'ah kulit dan otot pada bekas jeratan didapati hematom saluran pernafasan paru4paru dan organ lainnya congested dan terdapat Tardeu’s spot, darah ber'arna gelap dan encer patah tulang lidah (s hyoid ) dan adanya robekan melintang berupa garis ber'arna merah ( red line) pada tunika intima dari arteri karotis interna. Perbedaan hanging dan strangulasi dapat dilihat dari motif tanda asfiksia tanda jeratan di leher letak jeratan bekas tali lecet setentang tali tanda perla'anan fraktur laring trakea os hyoid dislokasi 7ertebrata perdarahan pada saluran pernafasan air ludah Tradeu’s spot, dan kulit muka. Cfek lanjut pada kasus hanging yang masih hidup adalah terdapat perdarahan petekie yang menetap selama beberapa hari jejas jerat membengkak dan terbentuk kulit keras luka pada laring dan hipoksia serebral yang dapat menimbulkan koma yang bersifat menetap (irre7ersible) sehingga dapat menimbulkan gejala sisa seperti psikosis kelainan neurologik dan lain4lain. Pada kasus kematian karena hanging harus dilakukan penyelidikan yang teliti sebab hanging dapat terjadi karena bunuh diri pembunuhan ataupun kecelakaan. DA-TAR PU"TA%A
1. ?ijayakumari @. 2%11. 0uicidal #anging= 9 Prospecti7e 0tudy. : *ndian 9cad ,orensic ed. $ctober F 5ecember 2%11 ?ol.!! @o. &. 2. 5ahlan 0of'an. 2%%3. *lmu Kedokteran ,orensik= Pedoman bagi 5okter dan Penegak #ukum. 0emarang= Badan Penerbit -ni7ersitas 5ipenogoro.
1
!. Budiyanto 9 "idiatmaka " 0udiono 0 "inardi ; 9bdul unim 0idhi dkk. 13. *lmu Kedokteran ,orensik. :akarta= Bagian Kedokteran ,orensik ,akultas Kedokteran -ni7ersitas *ndonesia &. ardani. 2%12. Kasus Bunuh 5iri 0udah emprihatinkan. 5alam http='''.merdeka.comperisti'akasus4bunuh4diri4di4indonesia4sudah4 memprihatinkan.html diakses pada tanggal 3 april 2%1+. 8. 9marullah. 2%%. Kasus Bunuh 5iri di *ndonesia. http=nasional.ne's.7i7a.co.idne'sread11%&2%4 kasusHbunuhHdiriHdiHindonesia diakses pada tanggal 3 9pril 2%1+.
5alam
+. 0ingh 0urjit. 2%%. *lmu Kedokteran ,orensik. ajalah Kedokteran @usantara ?olume &1 @o.& 5esember 2%%I #al 28&. 3. *dries 9. 13. Pedoman *lmu Kedokteran ,orensik Cdisi 1. :akarta= Binarupa 9ksaraI #al 2%242%3. . #a'ley 5. 5eath By 0trangulation. 5iakses 9pril 2%1+ hal 14 . CrnoehaDy ". #anging *njuries and 0trangulation. 5alam http='''.emedicine.comemergtopic223.htm diakses pada tanggal 9pril 2%1+ 1%. 0hephered /. 0impsonEs ,orensic edicine 12th ed. >ondon= Black'ell PublishingI 2%%!. hal 41%% 11. 0khrum :. ichael 5 /amsay 9. 5a7id B hBI ,orensic Pathology of ;rauma ommon Problems for ;he Pathologist = ;onto'a @e' :ersey= 2%%3. #al 141%3 12. 9mir 9mri. 2%1&. /angkaian *lmu Kedokteran ,orensik Cdisi Kedua. edan= Bagian *lmu Kedokteran ,orensik dan edikolegal ,akutas Kedokteran -ni7ersitas 0umatera -tara 1!. 5hiab . Ben et al. 2%1!. 9ccidental #anging= a /eport of ,our ases and /e7ie' of ;he >iterature. 9cademic :ournal (8)=1. 1&. 9rslan urat @ihat et al. 2%1!. Possible 5eath echanisms other than /espiratory 9sphyJia in a 0uicidal #anging ase. /omanian :ournal >egal edicine (21)= 1+4132. 18. Cly 0, #irsch 0. 2%%%. 9sphyJial 5eaths and Pe4techiae= a /e7ie'. :ournal ,orensic 0cience &8(+)= 123&F1233 1+. 0haikh ohammed usaib . et al. 2%1!. :ournal *ndian 9cad ,orensic edicine (!8)= 1.
1