BAB I PENDAHULUAN
Tumor adalah jaringan baru yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai fakt faktor or penye penyeba bab b tumo tumorr. Tumor umor dapat dapat diba dibagi gi menj menjadi adi tumo tumorr odont odontoge ogeni nik k dan non non odont odontog ogen enik ik.. Tumor umor odont odontog ogeni enik, k, dibag dibagii lagi lagi menj menjad adii tumo tumorr yang yang bera berasa sall dari dari ektoder ektodermal mal,, mesiod mesioderm ermal, al, dan campur campuran an mesiomesio-ekt ektoder odermal mal.. Sedangka Sedangkan n tumor tumor nonodontogenik dibagi menjadi tumor osteogenik, non-osteogenik, tumor jaringan vaskuler, dan tumor jaringan syaraf. Tumor Tumor non-osteogen non-osteogenik ik dibagi menjadi tumor epitel, hiperplasi hiperplasi inflamasi inflamasi dan tumo tumorr
mesi mesiod oder erma mal. l.
Pada Pada
peng penggo golo long ngan an
ini, ini,
epul epulis is
term termas asuk uk
kepa kepada da
tumo tumor r
epitel. Kelainan pada rongga mulut berbeda dengan penyakit rongga mulut. Kelainan ini bisa merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan sel. Salah satu jenis kelainan rongga mulut yaitu epulis. Istilah epulis sering digunakan dalam hubungannya dengan lesi-lesi yang terjadi. pulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiv gingivaa !gusi" !gusi".. #aktor #aktor predis predispos poses es dari dari epulis epulis adalah adalah iritas iritasii kronis kronis lokal lokal misaln misalnya ya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi. pulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya terjadinya antara antara lain $ epulis epulis congenitalis congenitalis,, epulis epulis fibromatos fibromatosa, a, epulis epulis granulomato granulomatosa, sa, giant cell epulis, epulis fissuratum, dan epulis gravidarum.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Gingiva
%.%.
&efinisi
'ingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan gigi.( #ungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri-bakteri dalam mulut !Itjiningsih, %))*". &alam istilah a+am disebut gusi !gum". 'ingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodontal yang nampak secara klinis %..
'ingiva o ormal
Tanda-tanda gingiva normal n ormal yaitu $ %. er+arna er+arna merah merah muda atau atau merah merah salmon, salmon, +arna +arna ini terg tergantung antung dari dari derajat derajat vaskularisasi, ketebalan epitel, derajat keratinisasi dan konsentrasi pigmen melanin . Konturnya Konturnya berlekuk, berlekuk, berkerut berkerut-kerut -kerut seperti seperti kulit kulit jeruk jeruk dan licin licin /. Konsistens Konsistensinya inya kuat kuat dan kenyal, kenyal, melekat melekat pada struktur struktur diba+ahny diba+ahnyaa 0. 1elekat 1elekat dengan dengan gigi gigi dan dan tulan tulang g alveol alveolar ar *. Sulku Sulkuss ging gingiv ivaa tida tidak k 2 mm mm (. Tidak idak mudah mudah berd berdar arah ah 3. Tidak idak oede oedem m %./.
4natomi
Secara anatomis jaringan pendukung periodontal terdiri dari $ %. 'ingiva 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Gingiva
%.%.
&efinisi
'ingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan gigi.( #ungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri-bakteri dalam mulut !Itjiningsih, %))*". &alam istilah a+am disebut gusi !gum". 'ingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodontal yang nampak secara klinis %..
'ingiva o ormal
Tanda-tanda gingiva normal n ormal yaitu $ %. er+arna er+arna merah merah muda atau atau merah merah salmon, salmon, +arna +arna ini terg tergantung antung dari dari derajat derajat vaskularisasi, ketebalan epitel, derajat keratinisasi dan konsentrasi pigmen melanin . Konturnya Konturnya berlekuk, berlekuk, berkerut berkerut-kerut -kerut seperti seperti kulit kulit jeruk jeruk dan licin licin /. Konsistens Konsistensinya inya kuat kuat dan kenyal, kenyal, melekat melekat pada struktur struktur diba+ahny diba+ahnyaa 0. 1elekat 1elekat dengan dengan gigi gigi dan dan tulan tulang g alveol alveolar ar *. Sulku Sulkuss ging gingiv ivaa tida tidak k 2 mm mm (. Tidak idak mudah mudah berd berdar arah ah 3. Tidak idak oede oedem m %./.
4natomi
Secara anatomis jaringan pendukung periodontal terdiri dari $ %. 'ingiva 2
. 1emb 1embra ran n peri period odon onta tall /. Pros Proses esus us alve alveol olar ar 0. Sementum
Gambar 1. Anatomi jaringan periodontal
Gambar 2. Anatomi gingiva 3
%.0.
'ambaran 1ikroskopik 'ingiva
Tepi gingiva terdiri dari jaringan ikat fibrous, terbungkus oleh epitel s5uamous komplek. Seperti epitel s5uamous yang lain, epitel ini mengalami pembaharuan konstan oleh sel reproduksi pada lapisan terdalam dan peluruhan dari lapisan superfisial. Kedua aktivitas tersebut terjadi secara seimbang sehingga ketebalan epitel akan tetap. Karakteristik dari lapisan epitel s5uamous $ %. 6apisan basal atau sel formatif terdiri dari sel kolumner dan kuboid. . 6apisan spinosum terdiri dari sel-sel bentuk poligonal /. 6apisan granuler sel-selnya tersebar terdiri dari bahyak partikel keratohialin 0. 6apisan tanduk selnya pipih dan berkeratin
2. Epulis
.%.
&efinisi pulis
pulis merupakan istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva !gusi". &efinisi epulis adalah tumor jinak yang tumbuh dari gingiva, berasal dari jaringan periodonsium atau jaringan periosteum.
..
#aktor Predisposisi pulis
#aktor predisposisi epulis antara lain iritasi kronis lokal !misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi" dan perubahan hormonal.
4
Gambar 3. Gambaran predileksi epulis pada gusi dan bukalis
./.
Klasifikasi pulis ./.%.
pulis 'ranulomatosa
pulis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan yang granulomatik karena iritasi kronik akibat sisa akar, tepi karies, tumpatan yang overhanging, atau klamer yang tajam.#rek+ensi secara statistik epulis ini jarang sekali ditemukan. Gejala
'ambaran klinisnya merupakan suatu dungkul bertangkai dengan +arna kemerahan atau sama dengan sekitar dengan permukaan yang granuler, konsistensi lunak bisa disertai nyeri tekan dan kadang-kadang dapat diseratai suatu ulserasi. 6okasi terbanyak digingiva tetapi dapat juga terjadi diseluruh rongga mulut, misalnya bibir ba+ah, lidah dan palatum Pada pemeriksaan histologi menunjukkan dungkul dilapisi epitel bertatah yang diba+ahnya terdiri dari jaringan granulasi dengan proliferasi kapiler dan jaringan ikat muda serta sebukan sel radang kronik. liminasi faktor penyebab dan eksisi dapat memberikan prognosa yang baik untuk per+atan epulis jenis ini. Peraa!an
Tahap a+al dilakukan initial fase therapy berupa &7, scaling dan root plning . Setelah kontrol satu minggu kemudian tidak terdapat pengurangan enlargemen 5
gingiva, selanjutnya di putuskan untuk dilakukan ekskokleasi epulis dengan teknik pisau bedah ( surgical scalpel technique)
./..
pulis #issuratum
De"inisi
6esi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya berupa lipatan hiperplastik ber+arna merah muda, keras dan fibrous.agian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan !groove" dalam yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan mukosa.pulis fissuratum jarang terjadi di daerah lingual !bagian yang menghadap lidah", dan lebih sering dijumpai di bagian depan rahang !anterior". 8kuran lesi ini bervariasi. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok umur tersebut banyak yang menggunakan gigi tiruan. Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. pulis fissuratum juga sering disebut inflammatory fibrous hyperplasia, atau denture epulis. Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena pemakaian gigi tiruan, di mana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang berbatasan dengan pipi bagian dalam !alveolar vestibular mucosa". Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah tersebut terus menerus berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis gigi tiruan menjadi tidak stabil. 7al ini lama kelamaan mengarah kepada terjadinya penonjolan yaitu epulis fissuratum.
6
Gambar 4. Epulis fissuratum yang tampak sebagai penon jolan vestibulum yang berkontak dengan tepi gigi tiruan Kondisi ini paling sering terjadi pada orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok umur tersebut banyak yang menggunakan gigi tiruan. amun masalah ini cenderung berkurang dengan makin berkembangnya teknologi kedokteran gigi dan meningkatnya kesadaran pasien untuk menjaga keutuhan dan kesehatan gigi dan mulut sehingga kebutuhan akan gigi tiruan bisa jadi berkurang. Tampaknya kondisi ini lebih sering dijumpai pada +anita daripada pria Gejala
6esi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya berupa lipatan hiperplastik ber+arna merah muda, keras dan fibrous. agian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan (groove) dalam yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan mukosa. pulis fissuratum jarang terjadi di daerah lingual !bagian yang menghadap lidah", dan lebih sering dijumpai di bagian depan rahang !anterior". 8kuran lesi ini bervariasi. 4da lesi yang berukuran kecil namun ada juga yang luas dan melibatkan seluruh daerah mukosa !mukosa vestibulum" yang berkontak dengan tepi gigi tiruan.
7
Terkadang iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa tampak kemerahan dan ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana tepi gigi tiruan berkontak dengan mukosa. Peraa!an
6esi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. 1eski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut. ././.
'iant 9ell pulis
De"inisi
pulis jenis ini juga sering disebut sebagai peripheral giant cell granuloma, giant cell reparative granuloma, osteoclastoma and myeloid epulis. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu, banyak kasus yang pasiennya mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon estrogen, sehingga timbul spekulasi bah+a pengaruh hormonal dapat memainkan peranan terhadap perkembangan lesi ini. 'iant cell epulis dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 0:-(: tahun, dan terutama terjadi pada +anita. E!i#l#gi
Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu, banyak kasus yang pasiennya 8
mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon esterogen, sehingga timbul spekulasi
bah+a
pengaruh
hormonal
dapat
memainkan
peran
terhadap
perkembangan lesi.
Gambar 5. Giant Cell Epulis pada daerah palatal gigi insisif atas
Gejala
6esi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya ber+arna merah keunguan. 8kurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 0 cm. 6esi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di ba+ahnya sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang. Peraa!an
Pera+atan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. 'igi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi !scaling" dan penghalusan akar !root planing". &ilaporkan angka rekurensi sebesar %: ; sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.
9
'ambaran Klinis $ benjolan ber+arna kebiru biruan berbatas tidak tegas bila diraba terasa panas !karena banyak pembuluh darah !vaskuler" dan ada rasa sakit . punya inti banyak dan mengumpul ditengah, n amual pembuluh kapiler dan disertai perdarahaan. ini adalah jenis tumor jinak namun bila terjadi terus menerus bisa menjadi ganas.
Gambar . !ikroskopis giant cell epulis Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, brain 9T Scan tampak soft tissue mass dengan gambaran gigi erupted dan destruksi regio os ma
./.0.
pulis Kongenital
De"inisi
Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmu+an meyakini bah+a epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest. pulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. &ari penelitian didapati bah+a epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio =$%, dan paling banyak terjadi pada maksila !rahang atas" dibandingkan mandibula !rahang ba+ah".
10
Gambar 7. Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis
Gambar 8. histopatologis dari epulis kongenital
Ga$%aran &is!#pa!#l#gis 'ari epulis (#ngeni!al $irip 'engan ga$%aran &is!#pa!#l#gis ana!#$i 'ari glanular sel $)#%las!#$a. Pa'a per$u(aan epi!eln)a !erli&a! n#r$al a!au $ene%al. *i!#sis sel !i'a( 'iju$pai pa'a epulis ini+ !e!api pa'a epulis ini %an)a( 'iju$pai (apiler.
'ejala Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior !depan". &ari %:; kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. 8kuran lesi bervariasi, dari :.* cm hingga cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai ) cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. ila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu. 11
Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang de+asa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan. Peraa!an
Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar = bulan. &engan demikian lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan pera+atan. 6esi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan>atau menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. &ilaporkan keberhasilan penggunaan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. &ari kasus-kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi. ./.*.
pulis 'ravidarum !Tumor Kehamilan"
De"inisi
pulis gravidarum adalah reaksi jaringan granulomatik yang berkembang pada gusi selama kehamilan.pulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.pulis gravidarum tampak sebagai tonjolan pada gingiva dengan +arna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang ber+arna keunguan, paling sering dijumpai pada gingiva anterior rahang atas.8mumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit namun lesi ini mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari cm namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan
12
pulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari :. hingga * ; dari ibu hamil. pulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya. Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat +anita hamil. #aktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.
Gambar ". Epulis gravidarum pada #anita h amil
Gejala
Tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan +arna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang ber+arna 13
keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas. 8mumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan. Peraa!an
8mumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga pera+atan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari. amun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi untuk pemeriksaan lesi secara histologis. ?ekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan pada 3* ; kasus, setelah % hingga 0 bulan setelah melahirkan. ila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. amun terkadang tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan d$@4' laser karena memberi keuntungan yaitu sedikit perdarahan. ./.(.
pulis #ibromatosa
De"inisi
pulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering mengalami rekuren !kambuh" bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. 8mumnya dijumpai pada orang de+asa. Terutama pada bagian gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal
14
Gambar $%. Epulis fibromatosa
Secara mikroskopis terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi dengan ditandai oleh adanya rate peg tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen yang tersusun dalam berkas yang tidak beraturan. Auga ada sel radang kronis dalam stroma.
Gambar $$. !ikroskopis epulis fibromatosa
Gejala
pulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada pipi dan lidah. tiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, +arna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. pulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Peraa!an
15
Aika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan dan menjadi trauma serta ulserasi. 7istologis ditandai oleh proliferasi jaringan ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi. Permukaan lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan eksisi biopsi bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi>neoplasma lainnya.
.0.
Pemeriksaan Penunjang pulis .0.%.
Pemeriksaan ?adiografi pulis
Pada penderita epulis dilakukan pemeriksaan radiografis untuk mengetahui sejauh mana kerusakan jaringan dan struktur tulang pendukungnya.Pada beberapa pemeriksaan ditemukan erosi pada tepi atau puncak tulang alveolar yang bersifat superfisial di daerah interdental. .0..
Pemeriksaan 6aboratorium pulis
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan ialah biopsy yaitu pengambilan sebagian jaringan yang meliputi jaringan patologis dan jaringan sehat.Kemudian jaringan ini difiksasi dengan formal saline dan dikirim ke bagian Patologi 4natomi untuk didiagnosa. .0./.
Pemeriksaan 7istopatologis pulis
Pada pemeriksaan histopatologis epulis ditemukan jaringan ikat yang dilapisi epitel gepeng berlapis disertai infiltrasi sel-sel berbentuk bulat dan spindle serta sel-sel radang P1, leukosit dan sel plasma. Selain itu juga ditemukan sel-sel raksasa multinuklear yang merupakan cirri khas dari giant cell epulis.eberapa epulis banyak mengandung pembuluh darah dan proliferasi fibroblast serta sejumlah serat kolagen. .0.0.
Pemeriksaan Imunositokimia pulis
Saat ini dapat juga dilakukan pemeriksaan imunositokimia, yaitu pemeriksaan yang memanfaatkan reaksi antigen antibody untuk mengetahui reaksi imunitas sel terhadap antigen. 16
.*.
Prognosis pulis
Prognosis epulis umumnya baik apabila pasien selalu menjaga kebersihan mulutnya setelah dilakukan eksisi sempurna.edah eksisi yang dilakukan harus mengambil seluruh bagian sampai dasar epulis tersebut dari sekitar jaringan gusi +alupun berasal dari periosteum tulang alveolar untuk mencegah kekambuhan.
BAB III LAP,-AN KASUS
KASUS 1 Epulis issura!u$
Seorang pasien pria berumur 0: tahun melapor pada bagian pengobatan oral dan radiologi dengan keluhan utama kerusakan sebagian menetap gigi tiruan didalam rahang 17
atas sejak % minggu yang lalu. Pasien telah menggunakan #P& sejak * tahun yang lalu. #P& tersebut patah % minggu yang lalu, diikuti dengan pasien memperhatikan adanya lipatan hiperplastis dari mukosa alveolar yang meliputi vestibullum labia bilateral. Pasien memiliki kebiasaan merokok 0 batang>hari sejak tahun yang lalu. Pemeriksaan sistemik menampilkan tidak adanya abnormalitas signifikan. Pada pemeriksaan intraoral, poin penting yang dicatat adalah$ lengkung maksila eduntulosa sebagian dengan kerusakan #P& dalam hubungan pada region %( hingga 3 !'br. %", #P& yang dibuat secara buruk pada lengkung mandibular dan eksofitik, pertumbuhan pedunkulasi dalam vestibulum labia atas pada aspek permukaan meliputi regio %,%/ dan regio /,0 pada masingmasing sisi kanan dan kiri. Pertumbuhannya ber+arna merah-kemerah mudaan !'br. " dengan permukaan ber-lobul, konsistensi keras, dan tidak lunak pada palpasi.
Gambar $. &' atas yang rusak
Gambar . 'ertumbuhan eksofitik bilateral mencakup vestibulum labia atas
18
&iagnosis sementara yang ditetapkan adalah epulis fissuratum. &iferensial diagnosis yang dipertimbangkan adalah granuloma pyogens, ossifikasi fibroma perifer dan granuloma sel raksasa perifer. Pasien yang dahulunya melakukan pelepasan #P& atas dan ba+ah yang rusak. &ollo#*up keberhasilan dilakukan dengan interval +aktu minggu !'br./", 0 minggu !'br. 0" , = minggu !'br. *, (" yang menampilkan regresi dalam pertambahan ukuran dan pada akhir minggu ke = regresi sempurna dicatat dan sebuah gigi tiruan keseluruhan lepasan>removable complete denture !?P&" dibuat !'br. 3".
Gambar 3. &ollo#*up setelah minggu
Gambar 4. &ollo#*up setelah 4 minggu
19
Gambar +. &ollo#*up setelah minggu menampilkan regresi hampir keseluruhan pada sisi kiri
Gambar . &ollo#*up setelah minggu menampilkan regresi hampir keseluruhan pada sisi kanan
Gambar -. Gigi tiruan keseluruhan baru dibuat pada akhir minggu ke
Dis(usi
pulis fissuratum juga diketahui sebagai 'ranuloma fissuratum merupakan kondisi patologis oral yang muncul dalam kavitas oral sebagai pertumbuhan berlebihan dari 20
jaringan ikat fibrosa. pulis fidduratum juga dikenali sebagai hiperplasia fibrosa inflamatorik, epulis gigi tiruan, hiperplasia fibrosa terinduksi gigi tiruan. Kata epulis , bisa digunakan untuk menjelaskan tumor gingiva apapun, namun digunakan secara luas dalam hubungan dengan kondisi spesifik ini. 7al ini berhubungan dengan tepi gigi tiruan yang mengiritasi mukosa yang bisa terjadi dalam epulis. Sebuah gigi tiruan yang rusak menyebabkan tekanan berlebihan pada jaringan oral. 7al ini meningkatkan keratinisasi dan proliferasi jaringan ikat karena inflamasi yang menyebabkan massa jaringan hiperplastis. 6esi ini tampil sebagai lipatan tunggal atau multipel dari jaringan hiperplastik dalam vestibulum alveolar. Aaringan berlebihan ini biasanya keras dan berserat, meskipun beberapa lesi tampil kemerahan dan dengan ulserasi. 8kuran lesi bisa bervariasi dari hiperplasia lokal berukuran B%cm hingga lesi masif yang meliputi hamper keseluruhan vestibulum. 6esi ini biasanya berkembang pada aspek permukaan dari tulang alveolar. Terjadi paling sering pada paruh baya dan de+asa tua, +anita, dan didalam ma
yang
berada
diatas,
secara histologis,
seringnya
hiperkeratotik
dan
menampilkan hiperplasia ireguler dari bukit rete dengan jaringan ikat fibrovaskuler hiperplastik diba+ahnya.
ermacam-macam infiltrasi inflamasi kronis juga dapat
terlihat. &iferensial diagnosis mencakup granuloma sel raksasa, fibroma osifikasi perifer, e?P& mulut untuk beberapa hari agar tidak menyebabkan edema semakin parah, dan lesi yang tersisa menjadi lebih kecil. Pada kasus epulis fissuratum yang meninggi karena kerusakan #P& atau #P& dengan tepi tajam, penghilangan sempurna #P& merupakan lini tatalaksananya. &engan 21
melakukan hal tersebut, rangsangan iritasi terus-menerus ditinggalkan dari lingkungan jaringan lunak yang merupakan agen kausatif utama dari lesi persisten tersebut. ila kondisi tersebut tidak lama menetap, dan luasnya cenderung terbatas, dengan mengganti secara sederhana area pinggiran 9&>?P& gigi tiruan dalam area yang terkena akan memberikan perbaikan lesi. Penggunaan kondisioner jaringan juga akan membantu mengurangi lesi. ila tidak juga membaik, eksisi bedah padalesi menjadi sangat penting. Pilihan bedah meliputi biopsy scalpel atau eksisi laser karbon dioksida. 7al ini diikuti dengan pembuatan perangkat gigi tiruan sesuai yang baru.
Kasus 2 Epulis (#ngeni!al (e$%ar pa'a !epi 'ala$ $a(sila 'an $an'i%ular pa'a %a)i %aru la&ir
ayi baru lahir aterm berjenis kelamin perempuan dengan berat badan lahir .) kg lahir spontan dari seorang primigravida. ayi memiliki skor 4P'4? =>)>). Saat lahir, bayi didiagnosis dengan massa berasal dari maksila kiri dan mandibula kiri. 1assa pada atas maksila adalah massa bertangkai berukuran <<%.* cm sementara massa pada mandibula berukuran %.*<%.*<%.* cm !gambar %". ayi kemudian dinilai dengan 8S' kepala, foto polos seluruh badan, dan ekokardiografi untuk mencari malformasi lainnyaC semua ditemukan normal. ayi tersebut didiagnosis sebagai kasus epulis kongenital kemudian dioperasi. Kedua massa diambil dan tidak ada gangguan pasca operasiC bayi tersebut dipulangkan. 6aporan histopatologi menkonfirmasi diagnosis epulis.
22
Gambar $. ua massa bertangkai pada tepi alveolar maksila dan mandibula pada bayi baru lahir.
Dis(usi
pulis kongenital yang disebut juga dengan tumor eumann, tumor sel granular atau tumor sel granular gingival kongenital. Insidensi dari epulis kongenital dilaporkan kirakira :.:::(;. 8kuran lesi bervariasi dari beberapa mm hingga = cm. Tumor ini lebih umum ditemukan pada +anita, dengan rasio +anita$ pria =$%. Tumor muncul dari mukosa gusi, biasanya dari bagian anterior dari lekukan alveola maksila. Pada pemeriksaan, bayi dengan epulis kongenital memiliki massa yang menonjol dari mulut, yang mempersulit pemberian 4SI bahkan mempersulit pernafasan bayi bila ukurannya besar. Tumor-tumor ini adalah jinak secara alamiah. &iagnosis diferensial meliputi$
7emangioma
6imfangioma
#ibroma
'ranuloma
?habdomyosarkoma
Sarkoma osteogenik
Sarkoma chondrogenik
Sch+annoma
Kista heterotopik gastrointestinal
Pemeriksaan histologis menunjukkan sel poligonal dengan sitoplasma merah muda, P4S-positif dan nukleus reguler, bulat, basofilik-staining gelap.( Terapi rekomendasi adalah reseksi operatif. Tumor ini memiliki prognosis yang baik.
Kasus / Epulis Gingiva0 Enig$a pa'a Diagn#sis Klinis
23
Seorang pasien berusia (* tahun datang ke klinik kami dengan keluhan massa pada mulut bagian atas. Pertumbuhannya diklaim telah berlangsung selama : tahun. eliau telah menjalani terapi di rumahnya beberapa kali, namun terus tumbuh kembali. Terapi yang diberikan meliputi eksisi dari pertumbuhannya dan medikasi.
4. Pemeriksaan klinis Pasien diperiksa dan ri+ayat dental medis dan ri+ayat dental lalu telah dicatat. Selain dari tekanan darah yang termasuk borderline, tidak ada temuan lain yang signifikan. Pasien tidak sedang manjalani pengobatan dan tidak memiliki kebiasaan yang merupakan faktor
predisposisi
pertumbuhan
tersebut.
Pemeriksaan
intraoral
menemukan
pembengkakan pada area premolar kanan atas, bertangkai, berukuran / cm, terletak labiopalatal, ber+arna merah muda kemerahan pada koronanya, dengan tepi erimatous, tidak ada pembengkakan fluktuatif. Tidak ada perdarah parah saat ditekan>disentuh, lesi tidak nyeri. &engan pengecualian beberapa gigi, status gusi dan periodontal dari semua gigi baik. Secara radiografis, tidak ada abnormalitas lain. &iagnosis a+alnya ditentukan sebagai gingivitis marginal lokal kronis dengan pembengkakan area premolar atas regio %0 dan %*. Pertumbuhan dieksisi menggunakan laser dioda )=: nm dan dikirim untuk biopsi. Pasien diberikan analgesik asam mefenamat *:: mg, diminum bila terasa nyeri dan dianjurkan untuk berkumur dengan chlore
24
Dis(usi
Tidak seperti formasi mirip polip dengan sedikit angiogenesis seperti fibroma osifikasi perifer dan beberapa hiperplasia fokal, lesi-lesi ini cenderung tidak menganggu dan tidak terlibat secara sekunder. 9arbone mengindikasikan predileksi epulis gingiva lebih sedikit pada pria, di mana 7asega+a dan penulis lainnya mengindikasikan predileksinya lebih pada +anita. 4danya sel raksasa multinuklear pada formasi polip adalah indikasi dari adanya erimatous secara klinis, di mana perdarahan jelas terlihat. Pada hampir semua kasus, area fibrosis dengan perubahan hiperplastik pada epitel skuamosa dapat terlihat. Penemuan predominan pada mayoritas kasus adalah adanya epitel non keratinisasi yang memberikan alasan untuk investigasi lanjut karena tidak ada iritasi secara klinis yang menyebabkan perubahan displastik, kecuali jaringan tersebut penuh dengan sel yang membuat perubahan secara internal. 1eski pada kasus ini semua foktor kontributor mengacu pada lesi yang dorman pada +aktu yang lama, mereka tidak berkontribusi pada 25
perubahan displastik dalam strata terkombinasi untuk menuju malignansi. #aktor yang berkontribusi seperti kebiasaan, sistemik, dan faktor lokal lain yang berperan signifikan, namun mereka harus ditambah dengan perubahan seluler untuk menghasilkan efek tersebut.
Kasus -eurren! epulis granul#$a!#sa3 A se#n' l##(
Seorang laki-laki, (0 tahun, datang ke klinik gigi dengan keluhan pertumbuhan abnormal pada regio depan gigi rahang ba+ah. Pasien mengaku pernah mengalami pertumbuhan abnormal yang sama setelah ekstrasi gigi insisivus tengah ba+ah dan sudah dipotong. Pertumbuhan abnormal sekarang terjadi di tempat yang sama yaitu %%> setelah eksisi. Pada pemeriksaan, limfonodus tidak teraba, dan lesi tunggal dengan ukuran %,* cm < %,* cm pada regio /% yang ber+arna kemerahan dengan permukaan yang licin. 6esi tidak bertangkai, konsistensi kenyal, tidak tegang, tidak ada pulsasi, dan tidak pucat saat dipalpasi. Terdapat perdarahan berat ketika lesi diperiksa. ?adiografi intraoral periapikal menunjukkan tidak ada hubungan dengan tulang. &iagnosis sementara kasus adalah granuloma piogenik atau fibroma. Profilaksis rongga mulut dilakukan sebelum tindakan bedah. Kuretase dilakukan pada area gigi terdekat untuk mengurangi faktor resiko berupa iritasi. 'igi / menunjukkan prognosis yang buruk dan telah diekstraksi. 6esi dipotong secara utuh dari papilla edentulous dengan diseksi tajam dari area bucccal sampai tepi lidah. lektrokoagulasi telah dilakukan
untuk
menghentikan
pendarahan.
8ntuk
menjaga
hemostasis
dan
menghentikan darah yang mengalir, jahitan jangkar dilakukan dengan benang halus hitam ukuran /-:. Irigasi dengan betadin telah dilakukan, dan pack non*eugenol diletakkan. Pasien tidak mengalami kekambuhan setelah / bulan pasca ekstraksi.'ambaran histologi menunjukkan
adanya parakeratin
epitel suamous
stratified dengan
hiperplasi
pseudoepitelimatosa di beberapa area. &i ba+ah jaringan pengikat terdapat jaringan fibrotik padat dengan beberapa pembuluh darah dan kumpulan padat sel-sel inflamasi. 7al ini berhubungan dengan gambaran klinis diagnosis akhir dari epulis granulomatosa. 26
Gambar $. /emoragik yang timbul dari ekstraksi socket
Dis(usi
Penyembuhan setelah ekstraksi gigi biasanya berjalan baik ketika jaringan keras dan lunak sekitar mengalami cedera yang minimal.
Gambar . &ollo# up pasca bedah 3 bulan setelah di eksisi
Terdapat regenerasi epitel dan jaringan pengikat dengan pergantian ruang oleh jaringan fibrovaskuler. Aaringan fibrovaskuler dapat digambarkan sebagai larutan sementara yang mengisi ruang defek dan terdiri dari proliferasi fibroblas dan pembuluh darah baru pada matriks ekstraseluler. 4+alnya, soket pasca ekstraksi diisi oleh bekuan darah yang mengandung sel imun, neutrofil, dan makrofag. #ungsi dari makrofag adalah membuang debris nekrotik dan eksudat yang berkumpul di dalam soket. Salah satu 27
komplikasi dari trauma ekstraksi adalah soket kering yang disebabkan oleh ekspulsi bekuan darah dari soket. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah ketika terjadi spikula tulang tajam dari dinding ekstraksi, tulang non-vital atau struktur gigi dapat berakibat mengundang agen penghambat penyembuhan dan memicu reaksi inflamasi. Tahap a+al penyembuhan adalah menghambat dan menekan jumlah sel-sel inflamasi pada jaringan penyembuhan agar tidak mengalami hiperplasi. Seiring +aktu, terjadi persisten dari agenagen inflamasi yang memicu pertumbuhan yang terlalu cepat, peningkatan jumlah makrofag, dan penonjolan pembuluh darah dengan stroma fibrotik matur yang lebih banyak. Sebagian besar penulis beranggapan lesi ini termasuk dalam tipe granuloma piogenik, dengan adanya massa gingival perdarahan akibat penyembuhan yang tidak baik pada soket. Secara klinis, gambaran massa perdarahan, berdasarkan +aktu akut, diagnosis bandingnya berupa giant cell granuloma, hemangioma, dan pulse granuloma dapat dipertimbangkan. 1eskipun giant cell granuloma, secara klinis, menunjukkan sebuah tumor yang berproliferasi, secara histologi, lesi terlihat sebagai jaringan ikat yang mengalami penyembuhan dengan giant cell yang tidak ada pada epulis granulomatosa. 7emangima merupakan lesi tipe lain yang dapat serupa dengan epulis granulomatosa, secara inspeksi. Tidak terdapat pulsasi dan bising saat palpasi dan adanya sel inflamasi secara histologi, menyingkirkan hemangioma. Pulsasi dan granuloma terjadi akibat dari penumpukan komponen sel di dalam soket. 7al ini dianggap sebagai reaksi asing tubuh yang menimbulkan pertumbuhan sel yang pesat dan gambaran secara histologi sama seperti jaringan granulasi. Pada beberapa kasus, pemeriksaan Periodic 4cid Schiff !P4S" harus dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidak karbohidrat. Pada kasus ini, didapatkan hasil yang negatif sehingga memungkinkan bukan termasuk jenis pulse granuloma. pulis granulomatosa atau yang disebut epulis hemangiomatosa mempunyai gambaran spesifik berupa pembentukan pembuluh darah yang banyak sekali pada lesi. 6esi menunjukkan adanya pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru berdiameter kecil yang sama dengan hemangioma. Tanda ini terlihat di sepanjang lesi yang merupakan alasan pertumbuhan sel secara klinis. eberapa respon agen, seperti spikulasi tulang atau fragmen gigi, akibat pembentukan jaringan granulasi jinak di lokasi penyembuhan 28
dengan terdapat reaksi inflamasi. 6esi seperti kaliber juga terlihat sebagai temuan klinis pasien 0lippel*1renaunay sindrom yang berhubungan dengan jaringan fibrotik padat atau malformasi pembuluh darah yang mengacu kepada patologi yang lebih berat. Pada kasus ini, pasien menunjukkan adanya rekurensi pertumbuhan abnormal yang berlokasi sama seperti sebelumnya setelah dilakukan eksisi total saat pemeriksaan pertama. Pasien juga mengeluh adanya iritasi pada permukaan lidah bagian ventral. Pada pemeriksaan rongga mulut didapatkan adanya dilatasi pembuluh darah pada permukaan lidah bagian ventral. Keadaan ini disebut varises lidah dan dapat berulang meskipun tidak selalu terjadi yang merupakan patologi vaskuler yang patut digarisba+ahi secara signifikan ditemukan pada kasus ini. Inspeksi yang lebih teliti pada ekstraksi soket dengan sisa tulang atau struktur gigi, sampai ke sementum dapat mencegah reaksi inflamasi. Pada dinding ekstraksi juga dibutuhkan pemeriksaan atau spikulasi tulang yang harus dibuang. &asar soket harus di kuretase ketika diduga adanya granuloma.
Kasus 4 Gian! "i%r#us epulis
Seorang +anita berusia *: tahun yang dipresentasikan kepada lembaga kami dengan pembengkakan rahang ba+ah. Sudah mulai timbul secara perlahan 3 bulan yang lalu dan mengalami peningkatan dalam ukuran. Selama sebulan terakhir ia telah terkena dysarthia yang progresif dan disfagia yang solid. Tidak ada kesulitan pernapasan atau perubahan suara. Pasien kecanduan mengunyah tembakau sejak muda. Pemeriksaan menunjukan pembengkakan =<3 cm timbul dari mandibular gingiva sehubungan dengan gigi seri bagian ba+ah. Konsistensi tegas, permukaan tidak rata dan tidak berdarah saat disentuh. 'igi yang ba+ah bergeser ke sebelah kanan dikarenakan oleh massa. Tidak terasa serviks nodul. Drthopantomogram dan pemeriksaan radiologis lainnya tidak mengungkapkan bukti erosi tulang. Klinis massa memperlihatkan fitur tumor jinak. iopsi massa gagal mencapai histopatologi diagnosis yang definitive. ksisi tumor telah direncanakan. 4nastesi tumor memisahkan diri dari mandibular bersama dengan margin normal 29
jaringan sekitarnya. &asar tulang yang membengkak dilakukan kuretase dan jaringan gingiva yang sehat dijahit atasnya. 'igi yang sejajar yang berhubungan dengan tumor juga diambil. Pasien menikmati pemulihan pasca bedah dengan sedikit bekas luka. Pasien telah di follo+ up oleh kami dalam % tahun terakhir dan tanpa terjadi penyakit berulang. 'igi yang diekstraksi telah diganti dengan prosthesis, mencapai hasil kosmetik yang sempurna. 7istopatologi dari insisi massa memperlihatkan pemanjangan fibrocollagenous jaringan dengan infiltrate moderat limfositik yang sugestif dari fibro epitel epulis.
Dis(usi
pulis telah diklasifikasikan ke berbagai tipe. granulomatous epulis merujuk ke jaringan granulation massa dalam kaitannya dengan gusi, berbagai gigi yang terinfeksi , iritasi biasanya oleh sebuah gigi palsu. eberapa pasien dengan proses alveolar menyebabkan margin gingival yang kering dan radang kronik. Saku semu yang berada di antara pembengkakan gusi dan mahkota gigi. Seiring berjalannya +aktu fibrosis menyebabkan pembesaran yang permanen. &alam fibromatosis gingiva, pembesaran adalah akibat dari gigi yang kotor, +alaupun benar-benar telah keluar dari rahang, tapi sebenarnya masih tersimpam di gusi yang membesar. Pengobatan melibatkan, menyembuhkan penyebabnya, menghilangkan kelebihan tissue, penghapusan saku semu dan gingivectomy !recontouring dari gusi" Penyebab gingival hyperplasia lainnya termasuk perubahan hormonal selama masa remaja, kehamilan dan obat-obatan seperti phenitoin. Penyebab ini dapat dikontrol secara cermat dengan memperhatikan kesehatan gigi. 6eukimia akut dapat disertai dengan manifestasi-manifestasi oral seperti gusi menggelembung ber+arna pucat dengan bercak ungu karena perdarahan sub mukosa. #ibrous epulis timbul saat menanggapi iritasi lokal dari gigitan yang tajam dari gigi atau munculnya sub gingival kalkulus. Ini merupakan epulis yang sering timbul dari interdental papilla. Trauma saat mengunyah mungkin menyebabkan luka pada lesi sehingga menyebabkan bentukan seperti keganasan. Pengobatan melibatkan pengusiran dengan gingival recontouring. Sumber iritasi harus disingkirkan untuk mencegah perulangan. Sel raksasa epulis telah diterima sebagai 30
granuloma inflamasi atau sebuah osteoclastoma dalam kaitannya dengan hiper parathyroidism. iasanya muncul di ba+ah gusi, ia mungkin juga muncul berdekatan dengan sebuah soket yang terinfeksi atau celah dari soket gigi yang bolong. Pengobatan ini melibatkan eksisi lokal dengan kuretase dari permukaan yang bertulang dan menghilangkan penyebab utama. #ibrosarcomatous epulis terjadi sebagai hasil dari perubahan yang ganas di fibrous epulis. 9arcinomatous epulis yang merupakan epithelioma gusi timbul di sekitar gigi atau soketnya. Pengobatkan melibatkan reseksi yang memadai pada rahang dengan blok diseksi kelenjar leher dan pasca operasi radioterapi.
Kasus 5 Trea!$en! #" Epulis Fissuratum i!& 6ar%#n Di#7i'e Laser in a Pa!ien! i!& An!i!&r#$%#!i *e'ia!i#n
Seorang +anita berusia 3 tahun dirujuk ke &epartemen edah dan Pengobatan 1ulut E?umah Sakit ossa Senhora da 9onceiFGo de Halongo di Porto, Portugal, karena massa gingiva rahang atas>mandibula dengan evolusi % bulan. &ia memiliki hipertensi dan gagal jantung kongestif. Dbat-obatan yang setiap hari diminum antara lain ticlopidine *: mg dan captopril * mg. Pada pemeriksaan oral, sebuah massa fibrosa ( < cm dengan beberapa lipatan terletak pada sulcus vertibula rahang dan dua massa fibrosa serupa lainnya, dengan masing-masing < % cm, yang ditemukan di sulcus vertibula maksilaris. 4ngggapan diagnosis epulis fissuratum dibuat. Aumlah darah lengkap dan biokimia umum berada dalam nilai normal dengan I? ./. 6esi disembukan dengan anestesi lokal !; lidokaina dengan %$%::.::: epinefrin" dengan laser 9D !&K4J Smart kita:&, #irene, Italia", mode kejut, :,)-mm fokus, *-( L po+er, focaliing balok untuk pemotongan mukosa dan defocaliing balok ketika memotong jaringan yang diperlukan. 6angkah-langkah pencegahan keselamatan biasa dalam melindungi operator, pasien, dan asisten telah diikuti ketat. Pertama, jaringan hyperplastic sekelilingnya telah dihilangkan menggunakan laser 9D dalam mode yang terfokus. Kemudian dengan menggunakan suture, ketegangan ini diterapkan pada setiap area lesi-dan di sekitar jaringan untuk 31
mendapatkan potongan dalam prosedur pengusiran juga menggunakan laser 9D dalam mode yang terfokus. Pada akhir pembedahan sinar telah digunakan pada mode defocused untuk membuat hemostasis lebih baik. Selain itu, sebagian vestibuloplasty dilakukan. Segera setelah pembedahan, dentura lama dibenarkan dengan suatu jaringan !Hiscogel conditionerC &entsply, Konstan, Aerman". Aahitan dan luka yang dibenarkan untuk perbaikan dengan tujuan kedua. Aaringan tambang utama telah dikirimkan untuk pemeriksaan histologik rutin dengan indikasi 9D pengusiran laser. Paracetamol % g setiap % h selama / hari dan :.%; Dbat cuci mulut clorhe
Dis(usi
Kebanyakan kasus-kasus epulis fissuratum terjadi di +ilayah anterior rahang. Sering terjadi di ma
insidens signifikan perdarahan pasca bedah menerima antitrombotik terapi. Dleh karena itu, teknik ini dapat menimbulkan masalah untuk individu. Selain itu, berdasarkan panduan baru-baru ini, cardiologists lebih tidak suka untuk menangguhkan semua antitrombotik, obat-obatan sebelum prosedur bedah oral. &alam pengertian ini, 9D laser eksisi muncul sebuah alat yang bermanfaat dalam jenis ini pembedahan. Salah satu keuntungan utama atas bedah konvensional adalah bah+a 9D bedah laser memberikan hemostasis !:,%". Pembuluh darah yang lebih kecil dari :,*-mm diameter adalah secara spontan dimeteraikan !%", yang memungkinkan jarak pandang yang sangat !bloodless field operasi" dan precision ketika membedah melalui jaringan. &ibandingkan dengan scalpel pembedahan, segumpal denatured collagen terbentuk pada permukaan dan reaksi inflamasi akut ditunda dan setelah kondisi disinfeksi laser minimal dari luka, dengan beberapa myofibroblasts dan dengan sedikit kontraksi luka. Semua keuntungan ini mengurangi kemungkinan perdarahan pasca bedah. 8ntuk alasan-alasan yang tidak lagi perlu untuk suture dan luka yang diiinkan untuk perbaikan dengan tujuan kedua. Selama tahun-tahun terakhir, hemostasis laser telah ditetapkan sebagai alternatif untuk teknik konvensional !%%,%3". 'MspMr dan SabN !%3" tidak terdapat perbedaan antara kelompok pasien dengan diathesis hemoragik dan pasien kontrol mengenai durasi operasi, perdarahan derajat dan menyembuhkan luka komplikasi dan menggunakan pembedahan laser. &alam kasus ini, ada perdarahan baik dalam kedua rahang ba+ah dan ma
BAB I8 PENUTUP Kesi$pulan
pulis adalah tumor jinak yang tumbuh dari gingiva, berasal dari jaringan periodonsium atau jaringan periosteum
Klasifikasi epulis $ pulis granuloma, pulis fissuratum, 'iant cell epulis, pulis kongenital, pulis gravidarum, pulis fibromatosa
34
Secara umum epulis disebabkan oleh iritasi kronis dan gangguan hormonal. 1aka
pera+atannya dapat berupa menghilangkan faktor iritan>penyebab, kuretase, hingga eksisi
Saran
&engan adanya makalah tutorial ini diharapkan mahasis+a dapat menerima dan mempelajari tetapi juga sebagai penuntun dalam mempermudah belajar, dan mahasis+a mampu menjelaskan sendiri pengetahuan yang sudah dipelajari dan didiskusikan dalam tutorial ini.
DATA- PUSTAKA
Itjiningsih L7. 4natomi gigi. Aakarta $ '9, %))*$ )-%/3 ?egey. ::=. d.*. Dral Pathology$ 9linical Pathologic 9orrelations St. 6ouis, 1issouri$ lsevier. A. P. &abholkar, K. ?. Hora, 4. Sidkar., !::=". Giant &ibrous Epulis, Indian Aournal Dtolaryngol. 7ead eck Surgery.
35