1
PERAWATAN METODE KANGGURU
I.
PENDAHULUAN
Berd Berdas asar arka kan n data data yang yang dida didapa patk tkan an dari dari lapo lapora ran n worl world d Heal Health th Organization (WHO) pada tahun 2005, angka kematian anak usia dibawah 5 tahun adalah sebesar 6,6 juta dan 4 juta diantaranya meninggal sebelum usia 28 hari kehidupannya. 1 Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Asia lebih dari 40% kematian bayi global terjadi disini dan sebanyak 75% kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kelahiran . 2
Menurut data yang
didapat pada profil kesehatan Indonesia tahun 2008, angka kematian balita adalah sebesar sebesar 44 setiap 1000 1000 kelahiran kelahiran hidup hidup dan angka kematian kematian bayi sebesa sebesarr 34 setiap setiap kelahi kelahiran ran hidup. hidup.3 Penyebab Penyebab kematian kematian neonatus neonatus secara umum disebabkan oleh adanya kelahiran prematur ( 28%), infeksi yang berat (26%) dan asfiksia (23%).4 Di seluruh dunia, setiap tahunnya lebih dari 20 juta bayi dilahirkan dengan dengan berat berat badan badan lahir lahir rendah rendah.. Jumlah Jumlah tersebu tersebutt adalah adalah setara setara dengan dengan 15,5% 15,5% dari seluruh seluruh bayi yang dilahi dilahirka rkan. n.
Dari jumlah jumlah tersebu tersebutt di atas,
95,5%nya dilahirkan di negara berkembang. 5 Perawatan Perawatan BBLR merupakan merupakan hal yang kompleks kompleks dan membutuhk membutuhkan an infrastrukt infrastruktur ur yang mahal serta staf yang memiliki memiliki keahlian keahlian tinggi tinggi sehingga sehingga seringkali seringkali menjadi menjadi pengalaman pengalaman yang sangat menggangg mengganggu u bagi keluarga. Oleh Oleh
kare karena na
itu, itu, pera perawa wata tan n terh terhad adap ap bayi bayi ters terseb ebut ut
menj menjad adii
beba beban n
sosia sosiall dan keseha kesehatan tan di negara negara manapu manapun. n.6 Hal Hal ini ini dise diseba babk bkan an kare karena na peraw perawatan atan bayi bayi BBLR BBLR ini memerl memerluka ukan n biaya biaya yang yang tinggi tinggi karena karena bayi bayi tersebu tersebutt memerl memerluka ukan n perawa perawatan tan dalam dalam inkuba inkubator tor.. Selain Selain itu perawa perawatan tan inkubator memeliki kendala yaitu adanya keterbatasan jumlah inkubator, pengetahuan dan kemampuan dari staf rumah sakit sehingga hal ini dapat mempengaruhi angka kematian pada neonatus dinegara tersebut. Inkubator juga juga menyeb menyebabk abkan an bayi bayi terpis terpisah ah dari dari ibunya ibunya dan kurang kurang adanya adanya kontak kontak dengan ibu.7 Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlunya alternatif
2
lain untuk perawatan bayi prematur yang saat ini dikenal Kangaroo Mother
Care (KMC) dengan atau perawatan metode kangguru. Perawatan Metode Kangguru adalah pendekatan lebih humanistik yang per perta tama ma kali kali dike dikemb mban angk gkan an oleh oleh Edga Edgarr Rey Rey ,Hec ,Hecto torr Mart Martin inez ez dan dan L. Navarette pada tahun 1978 di Maternal and Child Institute , Santa Fe de Bogota, Bogota, Kolombia Kolombia untuk untuk perawatan perawatan neonatus neonatus terutama bayi berat badan lahi lahirr rend rendah ah atau atau prem premat atur ur,, seba sebaga gaii gant gantii atau atau mene meneka kan n kebu kebutu tuha han n inkubator. 6,8. Selama hampir dua dekade dilakukan penerapan dan penelitian yang berkaitan dengan metode ini untuk membuktikan bahwa PMK lebih dari hanya sekedar alternatif untuk perawatan dengan inkubator. Hasil penelitian dan penerapan tersebut menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif untuk mengontrol mengontrol suhu tubuh, tubuh, pemberian pemberian ASI dan terjalinnya terjalinnya hubungan hubungan batin yang kuat antara ibu dan bayi (bonding), tanpa memperhatikan tempat, berat badan, usia kehamilan, dan kondisi klinisnya dan menurunkan kesakitan pada bayi baru lahir dengan prematur dan BBLR. 9,10 Dalam Dalam referat referat ini akan akan dibaha dibahass menege menegenai nai defini definisi, si, efek efek fisiol fisiologi ogis, s, indikasi, indikasi, penatalaksa penatalaksanaan, naan, dan langkah-lan langkah-langkah gkah meneuju meneuju keberhasilan keberhasilan perawatan metode kanguru.
II.
DEFENISI
Perawa Perawatan tan metode metode kanggu kangguru ru (PMK) (PMK) adalah adalah perawat perawatan an untuk untuk bayi bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact) . Metode Metode ini sangat sangat tepat dan mudah mudah dilakuk dilakukan an guna menduku mendukung ng kesehatan kesehatan dan keselamatan keselamatan BBLR. BBLR. Inti dari metode metode ini adalah 6: a)
Kont Kontak ak bada badan n lang langsu sung ng (kul (kulit it ke kuli kulit) t) anta antara ra ibu ibu deng dengan an bayi bayiny nyaa secara berkelanjutan, terus- menerus dan dilakukan sejak dini.
b) Pember Pemberian ian ASI eksklu eksklusif sif (ideal (idealnya nya). ). c)
Dimula Dimulaii dilakuk dilakukan an di RS, kemu kemudia dian n dapat dapat dilanju dilanjutkan tkan di di rumah. rumah.
d)
Bayi Bayi kecil kecil dapat dapat dipu dipulan langka gkan n lebih lebih dini. dini.
3
e)
Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai.
f)
Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif untuk
menghindari berbagai stres yang dialami oleh BBLR
selama perawatan di ruang perawatan intensif.
III.EFEK FISIOLOGIS
Berbagai keluaran fisiologis PMK telah terbukti memiliki manfaat yang penting terutama pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Berikut ini akan dibahas beberapa aspek manfaat PMK. 1)
11-19
Efek PMK terhadap sistem kardiorespirasi Pada sekitar 85-90% neonatus, transisi dari kehidupan fetal masuk dalam neonatal merupakan sebuah waktu dengan perubahan fisiologi yang sangat cepat. Berbagai kerja transisi tercapai dalam 4 hingga 6 jam pasca persalinan. Selama waktu tersebut, sebagian besar cairan paru fetal terabsorbsi dan kapasitas paru residual mulai terbentuk dan jantung mulai memompa cardiac ouputnya.Respon jantung dan respirasi yang terjadi sangat tergantung pada stimuli lingkungan yang terjadi.12 Terkait efek kardiorespirasi, sejumlah penelitian klinis acak dan studi quasi-eksperimental melaporkan bahwa denyut jantung bayi tidak mengalami perbedaan baik saat berada dalam inkubator dan PMK atau mungkin dapat meningkat 5-10 denyut per menit saat sesi PMK sebagai respon awal saat menengadahka kepala (head tilting upward ) dan kemudian
akibat
proses
penghangatan
bayi
( infant
warming ).
Disamping itu, pada jam kedua sesi PMK, denyut jantung dapat meningkat lebih tinggi dari jam pertama.14 Sebuah meta-analisis dari 23 studi yang membandingkan kondisi bayi prematur dalam inkubator dan PMK kemudian kembali ke inkubator, melaporkan bahwa denyut jantung saat berada dalam inkubator dan PMK tidak berbeda bermakna.9 Berbagai penelitian deskriptif melaporkan bahwa bradikardia (denyut jantung 100 kali per
4
menit atau turun 33% dari denyut jantung basal) ternyata jarang dijumpai saat sesi PMK, sehingga direkomendasikan bahwa PMK mampu menekan terjadinya bradikardia.11 Kecepatan pernapasan juga mirip dengan denyut jantung dimana dilaporkan tidak berbeda bermakna antara BBLR yang berada dalam inkubator dan sesi PMK atau dapat meningkat hingga 10 kali napas permenit atau turun hingga 4 napas permenit selama 3 menit. 11 Dalam tinjauan terhadap episode apneu dalam respon terhadap PMK dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan episode apnea pada BBLR yang dirawat dengan inkubator maupun dalam sesi PMK. Walaupun demikian, penelitian Hadeed dkk melaporkan bahwa episode apneic menurun hingga 75% selama 3 jam sesi PMK dibandingkan saat dalam inkubator, sebuah hasil penelitian yang juga didukung oleh randomized
clinical trial (RCT) lainnya. Sebuah studi deskripsi melaporkan tidak ada apnea yang terjadi saat ibu menyusui dalam sesi PMK. 11 Singkat kata, kecepatan denyut jantung dan respirasi biasanya tetap berada dalam range yang diterima secara klinis dan lebih stabil selama sesi PMK dibandingkan dengan saat berada dalam inkubator. Dengan kata PMK mampu menjaga stabilitas efek kardiorespirasi.11
2)
Efek PMK terhadap saturasi oksigen Efek PMK terhadap kadar saturasi oksigen juga bervariasi. Kadar saturasi oksigen dilaporkan meningkat 2% hingga 3% saat sesi PMK dibandingkan dengan saat berada dalam inkubator, dan peningkatan ini bermakna secara statistik setelah melalui meta analisis. Saat transfer dari inkubator ke sesi PMK, saturasi oksigen mengalami penurunan tetapi dapat mencapai kestabilan hingga batas normal dalam 3 menit onset PMK. Oleh sebab itu, berdasarkan evidence based level A, perubahan saturasi oksigen selama PMK dilaporkan minimal dan nilainya tetap berada dalam batas klnis yang dapat diterima. 11
5
Sebuah penelitian acak
terkontrol di India menunjukkan adanya
penurunan saturasi oksigen dan peningkatan suhu setelah 1 jam dilaksanakan PMK.7
3)
Efek PMK terhadap thermoregulasi Bayi didekap oleh ibunya, merasakan sentuhan kulit ke kulit yang tentu memberikan kenyamanan dan ketenangan pada bayi. Suatu fenomena yang menarik tentang pengaturan suhu tubuh ibu yang menggunakan
metode kanguru
ditemukan
Ludington-Hoe,
dkk.
Didapatkan bahwa suhu ibu akan meningkat bila bayi mulai “dingin” dan bayi telah “hangat” maka suhu ibu menurun kembali. Hal ini tanpa disadari oleh ibu tersebut. Mereka menyebut fenomena ini sebagai “maternal neonatal thermal synchrony ”, Kontak kulit ke kulit ini juga meminimalkan kehilangan panas dari permukaan tubuh bayi, yang tidak dapat dilakukan inkubator. Efek PMK terhadap suhu tubuh juga telah dipelajari secara ekstensif, dengan keluaran yang sama, saat bayi prematur sehat menjalani sesi PMK, suhu tubuh bayi meningkat. Tubuh bayi menjadi hangat selama sesi PMK ini telah didukung oleh sejumlah meta-analisis tanpa memandang bagaimana cara suhu tubuh tersebut diukur.7,11 IG. A.P Eka Pratiwi dkk (2009) melakukan penelitian terhadap 576 BBLR di RS sanglah Bali menemukan
kejadian hypothermi pada
perawatan inkubator lebih tinggi (47%) dibandingkan perawatan metode kanguru (27%). 12 4)
Efek PMK terhadap sekresi kortisol Kortisol telah dipelajari sebagai tanda stress fisiologis pada bayi prematur Sebagian besar penelitian kontrol acak yang menilai sesi PMK selama 20 menit atau lebih melaporkan adanya penurunan kadar kortisol hingga 60% atau lebih bila dibandingkan dengan bayi yang berada dalam inkubator. Kadar kortisol pada bayi saat beristirahat dalam inkubator biasanya berkisar 193-212 nmol/L, jauh melebihi batas
6
yang diinginkan yaitu 50 nmol/L. Oleh sebab itu reduksi kadar kortisol hingga 60% dalam waktu singkat menjadi penting, mengingat peningkatan kadar kortisol akan mengganggu fungsi sistem umum. SebuAh studi pada BBLR melaporkan tidak ada perbedaan kadar kortisol saat berada dalam inkubator dan PMK menunjukkan adanya pengaruh maturasi terhadap sekresi kortisol. 11
5)
Efek PMK terhadap peningkatan berat badan Efek
PMK
terhadap
peningkatan
berat
badan
bayi
masih
kontroversial. Studi yang menilai peningkatan berat badan bayi saat menjalani rawat inap menunjukkan tidak ada perbedaan antara bayi dalam inkubator dan sesi PMK. Meta-analisis melaporkan adanya sedikit peningkatan berat badan bayi yang mendapatkan sesi PMK dibandingkan bayi yang hanya berada dalam inkubator. 7,11,15 6)
Efek PMK terhadap infeksi nosokomial Selain itu, pada PMK risiko bayi mendapat infeksi minimal karena flora normal kulit ibu tentu lebih “aman” dari pada kuman resisten antibiotik di ruang rawat rumah sakit. Bayi pun lebih cepat dipulangkan dari rumah sakit karena peningkatan berat badan yang lebih cepat dan PMK dapat dilanjutkan di rumah oleh ibu dibantu oleh anggota keluarga lainnya.10 Efek PMK terhadap infeksi nosokomial tidak banyak diteliti mengingat para ahli tidak menginginkan adanya peningkatan risiko infeksi dalam praktek PMK. Dalam penelitian di Zimbabwe terhadap 52 bayi kembar prematur yang mendapat PMK pada hari ke 4 hingga ke 7 ternyata mengalami sepsis dan harus dikembalikan ke NICU dari unit PMK dalam sebuah studi deskriptif. Diperkirakan 6 diantara 52 bayi tersebut telah menderita sepsis sebelum ditransfer ke unit PMK. Sebaliknya sebuah penelitian lain pada 50 bayi prematur yang mendapat sesi PMK 4-6 jam setiap hari ternyata tidak mengalami infeksi selama sesi PMK.11
7
Tiga buah penelitian acak melaporkan bahwa kelompok bayi yang mendapat PMK memiliki risiko infeksi yang lebih rendah saat pulang dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat sesi PMK. 10 Sebuah penelitian acak terkontrol menyatakan bahwa bayi yang mendapat sesi PMK rata-rata 13,5 jam per hari memiliki kecenderungan infeksi nosokomial yang sangat kecil dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan sesi PMK.10 Efek PMK terhadap infeksi nosokomial, secara teoritis diperkirakan terjadi akibat peningkatan fungsi sawar stratum korneum saat hidrasi meningkat dan kehilangan cairan transepidermal menurun saat sesi PMK.11
7)
Efek PMK terhadap kadar gula darah Efek PMK terhadap kadar gula darah telah dipelajari secara ekstensif pada bayi cukup bulan dan secara konsisten menunjukkan bahwa sesi PMK pada saat bayi dilahirkan dapat menekan frekuensi hipoglikemia selama 90 menit post persalinan. Sebuah studi acak terkontrol pada 103 bayi prematur yang mendapat 13,5 jam sesi PMK setiap harinya ternyata memiliki kecenderungan hipoglikemia yang lebih rendah dibandingkan kontrol. 11
8)
Efek PMK terhadap perilaku bayi Berbagai keluaran perilaku dari PMK telah dilaporkan bermanfaat terutama pada bayi prematur. Bayi dilaporkan akan lebih relaks, tenang dan mudah tertidur saat sesi PMK. Sesi PMK ini ternyata sangat mempengaruhi perilaku bayi pada semua spektrum (tidur dalam hingga menangis).10,12
Bayi menghabiskan 70 hingga 80% waktunya untuk
tidur dan hal ini merupakan respon normal setelah lahir. Beberapa laporan menyatakan pandangan bahwa tidur tenang selama hari pertama merupakan status respon adaptif neonatus terhadap stress dari kelahiran, selanjutnya tidur tenang pada bayi terutama pada PMK menunjukkan sentuhan maternal yang dapat meningkatkan respon kompeten pada bayi yang merupakan perilaku sehat adaptif. Siklus tidur-bangun
8
neonatus ditandai oleh 50% dari rapid eye movement sleep dan tidur tenang ini menunjukkan kendali batang otak yang lebih baik. 13 Pada sejumlah penelitian, PMK dilaporkan dapat meningkatkan lama waktu tidur dan jumlah tidur tenang pada bayi. Secara keseluruhan, integritas tidur pada bayi selama sesi PMK mengalami peningkatan dan organisasi tidur jauh lebih matang pada bayi yang mendapat PMK dibandingkan kontrol. 5,10 Disamping itu, PMK juga dapat mempengaruhi status spektrum lainnya yaitu menangis. Bayi dapat menangis untuk beberapa alasan misalnya saat dipisahkan dari ibunya, kelaparan atau respon terhadap nyeri. Penelitian melaporkan bahwa bayi jarang sekali menangis saat sesi PMK dibandingkan saat berada dalam inkubator. PMK terbukti dapat menekan episode menangis pada bayi termasuk episode menangis yang terkait dengan prosedur yang memicu rasa nyeri. 10,15,16,17 Efek merugikan nyeri pada bayi meliputi efek fisiologis dan metabolik seperti efek metabolik seperti perubahan tanda vital, perubahan aliran darah serebral dan sekresi hormon stres. 15,16,17
9)
Efek PMK terhadap pemberian air susu ibu ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalbumin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa, dan oligosakarida. ASI mempunyai faktor pertumbuhan usus, oligosakarida untuk memacu motilitas usus, dan perlindungan terhadap penyakit. Dari segi psikologik ASI meningkatkan ikatan antara ibu dan anak. Formula standar untuk BBLR menyerupai ASI tetapi kekurangan antibodi dan faktor pertumbuhan. Formula prematur mempunyai kandungan kalori, protein, dan mineral yang lebih tinggi dibanding formula untuk bayi cukup bulan. Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organnya belum matang, kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit hingga pemberian nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang optimal. PMK memudahkan ibu untuk memberikan air susunya secara eksklusif
9
pada bayinya. Berbagai aspek dari pemberian air susu ibu meliputi inisiasi, eksklusivitas, durasi, produksi susu dan semuanya mendukung manfaat dari PMK. Produksi susu ibu juga meningkat pada ibu yang melakukan sesi PMK demikian juga dengan durasi dan ekslusivitas pemberian air susu ibu. 11
Tabel 1. Sejumlah penelitian efek PMK terhadap pemberian ASI 10) Efek PMK terhadap perkembangan neurobehavioural
Ada lima buah kunci dimensi adaptasi neurobehavioural yaitu otonom, motorik, status, atensi/interaksi dan self-regulation, dimana setiap aspeknya harus saling berinteraksi dalam sebuah sistem. 12 Stress rumah sakit dapat mengganggu keluaran “ neurobehavioural ” pada bayi prematur. PMK terbukti dapat menekan atau meminimalisir dampak yang terjadi akibat rawat inap. PMK yang dilakukan 5 kali atau lebih dalam seminggu, dimana setiap sesi sedikitnya berlangsung 30 menit ternyata dapat meningkatkan kewaspadaan dan perhatian bayi terhadap lingkungan. Bayi yang mendapat PMK ternyata memiliki fungsi penampilan dan perencanaan yang lebih maju terkait perkembangan otaknya dalam usia 1 tahun pertama. Disamping itu, bayi tersebut juga memiliki nilai perkembangan mental dan motorik yang lebih tinggi
10
dibandingkan bayi tanpa PMK pada usia 6 bulan dan 1 tahun. Feldman dan Eidelman melaporkan bahwa sesi PMK sedikitnya 30 menit setiap hari
mampu
mempercepat
perkembangan
otonom
dan
neurobehavioural. Demikian pula dengan “ developmental quotient ” dan perkembangan pribadi-sosial termasuk pendengaran-bahasa, matakoordinasi dan ketangkasan tangan ternyata juga lebih baik pada bayi yang mendapatkan sesi PMK tersebut. Perkembangan otak pada bayi juga sangat tergantung pada fungsi tidur bayi tersebut. PMK juga terbukti mampu meningkatkan organisasi tidur yang terbukti melalui peningkatan kuantitas tidur tenang, peningkatan siklus tidur dan penurunan bangun mendadak dari tidur. Semua perubahan dalam perilaku tidur yang terjadi selama PMK sejalan dengan makin matangnya fungsi otak pada bayi. Siklus tidur juga merupakan prediktor perkembangan otak. Siklus tidur bayi prematur sedikitnya memerlukan 60 menit untuk menjadi lengkap dalam dalam 5 menit dari onset PMK. Oleh sebab itu setiap sesi PMK sebaiknya berlangsung sedikitnya selama 65 menit sehingga bayi dapat menyelesaikan sedikitnya 1 siklus tidur secara lengkap. 11 11) Efek PMK terhadap aspek psikologis Walaupun kelahiran prematur mengundang stress pada ibu dan ayah, dimana mereka merasa bersalah terutama sang ibu, PMK ternyata mampu memperbaiki perasaan orangtua dan adaptasi terhadap kelahiran prematur. Ibu yang melakukan PMK juga mampu melakukan interaksi yang lebih dekat dan lebih positif dengan bayinya. Interaksi positif ini mampu menekan efek negatif yang terjadi saat rawat inap terutama dalam kaitannya dengan perkembangan neurobehavioural .10,18,19 IV. INDIKASI
Untuk mulai dilakukannya PMK ini diperlukan adanya kesiapan antara bayi, orangtua, dan instansi terkait untuk mendukung penggunaan dari PMK ini. Kesiapan Bayi
11
Untuk menilai kesiapan bayi pada penggunaan PMK ini adalah bayi harus dalam keadaan tenang di dalam radiant warmer atau inkubator. Penilaian tanda-tanda vital bayi merupakan indikator yang baik untuk menilai kesiapan bayi, yaitu berdasarkan : 11 1.
Denyut jantung dalam batas normal
2.
Perfusi jaringan yang baik
3.
Tidak ada bradikardi
4.
Frekuensi napas dalam batas normal
5.
Tidak ada periodic breathing
6.
Suhu tubuh dalam batas normal pada suhu lingkungan
7.
Aktivitas normal
Kesiapan Orangtua
Untuk menilai kesiapan orangtua, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu 11: 1.
Adanya keinginan dari orangtua untuk melakukan kontak dengan bayi mereka
2.
Siap secara emosional
3.
Ibu siap untuk memberikan ASI
4.
Karena pada bayi prematur terdapat fungsi kekebalan yang belum matang, maka pemeriksaan kesehatan ibu sebelum dilakukan metode kangguru sangat diperlukan
Kesiapan institusi
Penilaian kesiapan institusi untuk menerapkan metode kangguru ini meliputi11 :
12
1.
Fisik yang terdiri dari ruangan, kursi dengan tempat bersandarnya kaki yang nyaman, tirai dan baju khusus untuk ibu, selimut dan topi untuk menjaga suhu tubuh
2.
Sumber daya manusia yang terdiri dari perawat yang berpengalaman dalam metode kangguru, perawat yang telah melalui proses pelatihan
3.
Sumber daya pendidikan yang dapat memberikan informasi yang lengkap kepada orangtua mengenai metode kangguru ini
V. PENATALAKSANAAN
Terdapat empat komponen PMK yaitu : 1.
Kangaroo position (posisi)
2.
Kangaroo nutrition (nutrisi)
3.
Kangaroo support (dukungan)
4.
Kangaroo discharge (pemulangan)
V.1.1 Kangaroo position (posisi)
Aplikasi metode PMK ditujukan untuk menekan “ incubator time ” terutama bagi bayi prematur dengan menempatkan bayi dalam dekapan ibu. Pada dasarnya ada dua buah posisi yang dideskripsikan untuk PMK yaitu : 1. Posisi pronasi (PP) 2. Lateral dekubitus (LD) Posisi pronasi merupakan posisi PMK yang paling banyak diadopsi. Gambaran posisinya adalah sebagai berikut :
13
Gambar 1. Kangaroo Mother Care pada posisi PP dan LD
Menurut analisis biomekanik menunjukkan bahwa bayi dalam posisi LD mengalami postur yang lebih fleksi dengan “trunk twisting” derajat tinggi. Dua hal penting pada neonatus prematur dengan defisit fleksi fisiologis akibat terlalu lama dalam lingkungan intrauterin. Penempatan bayi dengan posisi LD membantu menilai posisi intrauterine. 20 Postur “twisted trunk ” diadopsi oleh bayi pada LD menyerupai aspek fisiologis medula spinalis yang diamati pada kehidupan fetal dan neonatal. Sebuah kurava konkave anterior tunggal terentuk dari postur yang fleksi. Lordosis servikal dan lumbal terbentuk bila bayi melakukan ekstensi servikal penuh dan bipedalism berturut-turut. 20 Bayi pada posisi PP menunjukkan kecenderungan terhadap ekstensi, berkebalikan dengan arah dari kurvatura fisiologis. Menurut Douret, posisi PP dapat memicu abnormalitas postural seperti retraksi skapular, kecenderungan postur opisthotonus, fleksi siku tangan, abduksi bahu dan rotasi eksternal dari panggul disamping kelainan kaki ortopedi. 20 Hasil pemeriksaan Dubowitz juga sejalan dan menunjukkan superioristas posisi LD dengan perkembangan tonus fleksor yang lebih baik. Dengan kata lain posisi LD memberikan manfaat bermakna terhadap perkembangan neuromotor .20
14
Memposisikan bayi:
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu. Posisi kangguru ini disebut juga dengan kontak kulit-ke-kulit, karena kulit bayi mengalami kontak langsung dengan kulit ibu.6,12
Gambar 2. Memposisikan bayi untuk PMK 6 Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi ”kodok”; tangan harus dalam posisi fleksi. 6
V.1.2 Kangaroo nutrition (nutrisi)
Posisi kangguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan PMK , proses menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI. Dengan PMK,
proses
menyusui
menjadi
lebih
lama.
PMK
dapat
meningkatkan volume ASI yang dihasilkan ibu. Bayi dengan usia kehamilan 30 minggu dapat memulai proses menyusui. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan mulut, dan keinginan untuk menghisap
15
(seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik. 6,11 Waktu yang optimal bagi bayi untuk memulai menyusui, seperti menghisap adalah pada saat dua jam setelah lahir, ketika bayi bersifat sangat responsif terhadap rangsangan taktil, suhu dan bau yang berasal dari ibunya.
Gambar 4. Menyusui dalam PMK 6 V.1.3 Kangaroo support (dukungan)
Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional. Dukungan dapat
diperoleh dari petugas
kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil. Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang PMK sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya berupa :19 1) Dukungan emosional : Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK. Banyak ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman serta petugas kesehatan. PMK membuat ibu dapat memenuhi semua kebutuhan bayi.
16
2) Dukungan fisik : Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada peranannya pada PMK. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah. 3)
Dukungan edukasi : Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses PMK dan megerti bahwa PMK memang sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan PMK baik di rumah sakit ataupun saat di rumah.
V.1.4 Kangaroo discharge (pemulangan)
Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap menjalani PMK di rumahnya. Namun, lingkungan tempat tinggal mereka dapat sangat berbeda dengan fasilitas unit PMK di institusi kesehatan yang selalu dikelilingi oleh para petugas yang mendukung. Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sesering dan seintensif seperti sebelumnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan PMK. Ibu sebaiknya kembali ke rumah yang hangat, bebas rokok, dan mendapat dukungan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Jika tidak ada layanan tindak lanjut atau lokasi RS letaknya jauh, pemulangan dapat ditunda. Oleh karena itu, waktu pemulangan berbeda tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur yang tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk follow-up . Biasanya bayi PMK dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi kriteria dibawah ini: 6 Ibu dan bayi :
17
Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan
tidak ada apnea atau infeksi
Bayi minum dengan baik
Berat
bayi
selalu
bertambah
(sekurang-kurangnya
15g/kg/hari) untuk sekurang-kurangnya tiga hari berturutturut
Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow-up
Di Malawi, bayi dipulangkan jika berat badan telah naik minimum 10g/hari selama tiga hari, dapat minum dengan baik (minum melalui gelas atau dari ASI) dan jika kondisi umum telah stabil. Terdapat batasan berat badan minimum yakni 1500 g. Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1800 gram di follow-up setiap minggu dan bayi dengan berat badan >1800 gram setiap dua minggu.
VI. LANGKAH_LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN
PERAWATAN METODE KANGURU
Untuk mendapatkan keberhasilan dalam pelaksanaan PMK ini di seluruh dunia,
maka
dibentuk
keberhasilan ini.
langkah-langkah
Sepuluh langkah
yang
dapat
mendukung
keberhasilan metode kangguru
tersebut adalah sebagai berikut 11: 1.
Telah memiliki aturan tertulis mengenai pelaksanaan metode kangguru yang secara rutin dikomunikasikan kepada seluruh staf
2.
Melakukan pelatihan pada seluruh staf dalam keahlian yang diperlukan untuk penggunaan metode kangguru
3.
Memberikan informasi kepada semua wanita hamil mengenai keuntungan dilakukannya metode kangguru
4.
Membantu ibu untuk memulai metode kangguru. Membantu ibu yang mengalami operasi cesarean dan bayi prematur atau bayi yang
18
sakit untuk memulai metode kangguru secepat mungkin dan melakukan pemantauan terhadap bayi 5.
Tunjukkan kepada ibu posisi bayi yang aman dan nyaman selama menjalani metode kangguru
6.
Lakukan metode kangguru 24/7 yaitu orangtua untuk melakukan metode kangguru selama 24 jam perhari, 7 hari dalam seminggu sampai bayi pulang ke rumah
7.
Berikan kesempatan kepada bayi untuk mendapatkan metode kangguru selama paling seidkit 1 jam bila bayi tidak dapat menjalankan metode kangur 24/7
8.
Memberikan kenyamanan yang diperlukan oleh bayi selama metode kangguru
9.
Berikan perlindungan kehangatan yang cukup bagi bayi (penutup kepala, selimut hangat sesuai kebutuhan) selama metode kangguru
10. Membentuk
kelompok
untuk
memberikan
dukungan
kepada
orangtua dalam pelaksanaan metode kangguru
Penggunaan PMK ini dapat dijadikan alternatif perawatan bayi prematur dengan BBLR di negara-negara berkembang yang memiliki keterbatasan dalam melakukan perawatan pada bayi-bayi ini untuk menurunkan angka kematian pada neonatus. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah pemantauan yang harus dilakukan oleh tenaga medis pada bayi prematur dengan BBLR saat bayi tersebut telah pulang ke rumah dan melanjutkan penggunaan PMK ini di rumah.
VII. RINGKASAN
Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi dimana penyebab terbanyak dari angka kematian ini adalah kelahiran prematur (28%), infeksi yang berat (26%) dan asfiksia (23%). Kelahiran preterm dan BBLR bertanggung jawab atas duapertiga kematian bayi. Bayi yang lahir sebelum aterm tidak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang dibutuhkan untuk penyesuaian sederhana
19
terhadap kehidupan ekstrauterin dan prospek bayi untuk memiliki kelangsungan hidup atau kesehatan yang baik bisa sangat terancam. Bayi prematur beresiko karena sistem-sistem organnya tidak matur dan cadangannya kurang.
Sekitar 85-90% neonatus, transisi dari kehiduan fetal masuk dalam neonatal merupakan sebuah waktu dengan perubahan fisiologi yang sangat cepat. Berbagai kerja transisi tercapai dalam 4 hingga 6 jam pasca persalinan oleh sebab itu memerlukan proses adaptasi. Proses adaptasi ini diperlukan karena bayi yang baru lahir perlu adaptasi dengan lingkungan barunya setelah 9 bulan berada didalam kandungan. Rahim merupakan tempat yang hangat, nyaman dan aman bagi janin karena kebutuhannya untuk hidup dan berkembang (oksigen dan makanan) bisa terpenuhi melalui placenta ibunya. Ketika bayi lahir ia mulai beradaptasi dengan temperature udara yang berbeda dengan kondisi di rahim ibu dan bernafas sendiri dengan paru-parunya.
Salah satu metode yang terkenal dapat menyokong adaptasi ini ialah kontak kulit ke kulit (skin-to skin contact) atau Perawatan Metode Kangguru sebagai fasilitasi regulasi neurobehavioural pasca persalinan pada bayi cukup bulan maupun prematur. Perawatan kanguru digunakan sebagai alternatif dari adanya perawatan inkubator yang tidak adekuat hal ternyata dapat
meningkatkan organisasi status bayi,
regulasi thermal, respirasi dan saturasi oksigen, menekan apnea dan bradikardia, meningkatkan produksi susu ibu, mempercepat peningkatan berat badan dan memperpendek lama rawat inap. PMK juga terkenal mampu meningkatkan regulasi status, status neurobehavioural dan maturasi otonom pada bayi prematur untuk kepentingan bertahan hidup. Dengan aplikasi metode PMK secara sedini mungkin ini diharapkan angka morbiditas dan mortalitas bayi terutama BBLR dapat lebih ditekan dan kualitas hidup mereka dapat lebih ditingkatkan.
20