M FAZA NAUFAL
Skenario B Blok 22 Tahun 2013
Nn.A, 20 tahun, pasien rawat inap di bangsal penyakit dalam RSMH tiba-tiba mengeluh pusing, keringat dingin, sesak napas lalu tidak sadar stelah beberapa menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat e!tria"one, dimana obat tadi direnanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut. Riwayat pernah makan kaplet amo"iillin # bulan yang lalu yang diresepkan dokter karena in!eksi tenggorokan yang dalaminya namun tidak ada keluhan selama makan obat tersebut. Menurut penuturan kakaknya, adiknya tersebut bila makan ikan laut atau udang keluar bentol-bentol, merah dan gatal. $akak perempuannya mempunyai riwayat asma. %bunya sering berobat ke dokter karena penyakit e&ema yang dideritanya.
Pemeriksaan fisik:
$eadaan umum' kesadaran spoor( suhu )*,+ deraat elius( tekan darah *0 mmHg, palpasi( !rekuensi na!as )*"menit( !rekuensi nadi 20"menit, regular( saturasi oksigen *0/( keadaan spesi!ik auskultasi paru terdengar whee&ing( !rekuensi denyut antung 20"menit regular Pemeriksaan laboratorium:
Hb 2,gr/( leukosit .000mm)( di!! ount'01##0+, 34 0mmam
I.
Klarifikasi Istilah a. Pusing
: nyeri paa kepala
b. Keringat ingin
:
!. Sesak nafas
: ispneu" pernafasan yang sukar atau sesak
. #bat #bat !ef !eftr tria ia$o $one ne : sefa sefalo losp spor orin in gen gener eras asii keti ketiga ga sem semii sint sintet etik ik yan yang g resi resist sten en terhaap beta la!tamase an efektif terhaap sebagian besar bakteri gran positif an negatif e. %moksisilin : turunan semisintetik ampisilin yang efektif terhaap spe!trum luas bakteri gram positif an negatif f.
%sma : serangan yspnea paro$ismal berulang isertai mengi akibat kontraksi spasmoi! bronki
g. Bento ntol merah
: ton& on&olan lan les lesi paa kulit lit yan yang berbatas tas tegas gas an paat
h. 'atal : pruritus" sensasi kulit yang tiak nyaman( menimbulkan keinginan ingin menggaruk atau menggosok kulit i.
II.
)!*ema : ermatitis papulo+esikuler yang terasa gatal paa a,alnya itanai eritema( eema yang isebabkan eksuat serosa i epiermis an infiltrate peraangan i ermis( basah an isertai +esikulasi an krusta serta sisik an kemuian mengalami likenifikasi( menebal( tanatana eksoriasi( serta gangguan pigmentasi
Ientifikasi a asalah
. Nn.A, 20 tahun, tahun, pasien pasien rawat rawat inap di bangsal bangsal penyakit penyakit dalam dalam RSMH RSMH tiba-tiba tiba-tiba mengeluh mengeluh pusing, keringat dingin, sesak napas lalu tidak sadar stelah beberapa menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat e!tria"one, dimana obat tadi direnanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut 2. Riwayat Riwayat pernah makan makan kaplet kaplet amo"iilli amo"iillin n # bulan yang lalu lalu yang diresep diresepkan kan dokter karena in!eksi tenggorokan yang dalaminya namun tidak ada keluhan selama makan obat tersebut.
). Menurut Menurut penuturan penuturan kakaknya, kakaknya, adiknya adiknya tersebut tersebut bila bila makan ikan laut laut atau udang udang keluar keluar bentol-bentol, merah dan gatal. $akak perempuannya mempunyai riwayat asma. %bunya sering berobat ke dokter karena penyakit e&ema yang dideritanya. /. Peme Pemeri riks ksaa aan n fis fisik ik::
$eadaan umum' kesadaran spoor( suhu )*,+ deraat elius( tekan darah *0 mmHg, palpasi( !rekuensi na!as )*"menit( !rekuensi nadi 20"menit, regular( saturasi saturasi oksigen *0/( keadaan spesi!ik auskultasi paru terdengar whee&ing( !rekuensi denyut antung 20"menit regular . Peme Pemeri riksa ksaan an labor laborat atori orium um::
Hb 2,gr/( leukosit .000mm)( di!! ount'01##0+, 34 0mmam
III.
%nalisis a asalah
. Nn.A, 20 tahun, tahun, pasien pasien rawat rawat inap di bangsal bangsal penyakit penyakit dalam dalam RSMH RSMH tiba-tiba tiba-tiba mengeluh mengeluh pusing, keringat dingin, sesak napas lalu tidak sadar setelah beberapa menit sebelumnya dilakukan tes kulit terhadap obat e!tria"one, dimana obat tadi direnanakan akan disuntikkan ke pasien tersebut a. Bagaima Bagaimana na hubungan hubungan usia( usia( &enis &enis kelamin kelamin terhaa terhaap p keluhan keluhan 1
Ana!ilaksis dapat teradi pada semua ras di dunia. 5eberapa sumber menyebutkan bahwa ana!ilaksis lebih sering teradi pada perempuan, terutama perempuan dewasa muda dengan insiden lebih tinggi sekitar )/ dan mempunyai risiko kirakira kira 20 kali kali lipat lipat lebi lebih h ting tinggi gi diba dibandi ndingk ngkan an laki laki-l -laki aki.. 5erd 5erdas asar arka kan n umur umur,, ana!ilaksis lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda, sedangkan pada orang tua dan bayi ana!ilaksis arang teradi b. 5agaimana etiologi dan mekanisme pada keluhan 6 i. 7using 829 ii. ii. Ke Keri ring ngat at ing ingin in 3
iii. Sesa Sesak k napa napass 819 i:. ;idak idak sada sadarr 89 . 5agaimana 5agaimana !armako !armakodinami dinamik k dan !armakokinet !armakokinetik ik obat obat e!tria e!tria"one "one 68*9 6 8*9 d. 5agaimana 5agaimana hubungan hubungan pemberi pemberian an obat e!tria"one e!tria"one terhada terhadap p keluhan keluhan yang ditimbulkan 6 8#9
2. Riwayat Riwayat pernah makan makan kaplet kaplet amo"iilli amo"iillin n # bulan yang lalu lalu yang diresep diresepkan kan dokter karena in!eksi tenggorokan yang dialaminya namun tidak ada keluhan selama makan obat tersebut. a. 5agaimana 5agaimana !armako !armakodinami dinamik k dan !armakokinet !armakokinetik ik obat obat amoksis amoksisilin6 ilin68+9 8+9 b. Mengapa saat diberi amoksisilin tidak menimbulkan keluhan seperti diberikan obat e!tria"on 6 Amo"iilin
adalah
antibiotika
golongan
penisilin.
PENGHAMBA !INEI! "IN"ING IN"ING BA#E$I
Antibiotik Antibiotik -Lactam
Non -Lactam -Lactam Bacitracin
Penicillin mpicillin,
Cephalosporin
Carbapenem "mipenem
moxicillin,
zlo zloc cilli illin n, Carbenicillin, Cloxacillin, Dicloxacillin, Methicillin, Mezlocillin, Nafcillin, Oxacillin, Penicillin G, Penicillin V, Piperacillin, Ticarcillin
Monobactam ztr ztre eonam
Vancomycin
Generasi I
Cefadroxil,, Cephradrin, Cephalotin Cefadroxil Cephalotin,, Cephalexin Cephalexin,, Cephapirin
Generasi II
Cefaclor, efaclor, Cefamandol, Cefmetazole, Cefodoxim, Cefoni Cefonicid, cid, Cefoxitin, Cefprozil, Cefotetan, Cefuroxime
Generasi III
Cefixim fixime, Cefotaxim efotaxime, Ceftazidi ftazidim me, Ceftizox efti zoxime, Ceftriaxon one, Dan Moxalaktam
Generasi IV
Cefclidine, fclidine, Cefepime, Ce Cefl fluprenam uprenam, Cefoeli, foeli, Cefozopran, Cefpirome, Cef!uinome
). Menurut Menurut penuturan penuturan kakaknya, kakaknya, adiknya adiknya tersebut tersebut bila bila makan ikan laut laut atau udang udang keluar keluar bentol-bentol, merah dan gatal. a. 5agaimana 5agaimana etiologi etiologi dan dan mekanism mekanismee dari bentol-bento bentol-bentol, l, merah merah dan gatal 6 809 b. %akah hubungan hubungan keluhan keluhan timbul timbul bentol-be bentol-bentol ntol engan engan keluhan keluhan yang itimbulkan akibat konsumsi !eftriakson
;es kulit terhadap obat e!tria"one merupakan paanan ulang dengan Alergen yang sama, maka Ag tersebut akan diikat oleh %g 3 yang sudah ada pada permukaan mastosit. %katan ag > %g 3 menetuskan degranulasi mastosit dan mengeluarkan mediator, ontohnya histamin. 7ada reaksi ini teradi reaksi tipe % dimana allergen yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan respon imun dengan dibentuknya %g 3. ?rutan keadian reaksi tipe % adalah sebagai berikut ' . @ase Sensitasi ' aktu yang dibutuhkan untuk pembentukan %g3 sampai diikatnya oleh reseptor spesi!ik pada permukaan sel mastosit dan baso!il. 2. @ase Akti:asi ' aktu selama teradi paanan ulang dengan antigen yang spesi!ik, mastosit melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi. ). @ase 3!ektor ' aktu teradi respon yang y ang kompleks 8ana!ilaksis9 sebagai e!ek bahan bahan yang dilepas mastosit dengan akti:asi !armakologik. 4eftria$one
merupakan merupakan ephalospori ephalosporin n spektrum spektrum luas semisinteti semisintetik k yang diberikan seara %B atau %M. $adar plasma rata-rata etria"one setelah pemberian seara tunggal in!us intra:ena 0,( atau 2 gr dalam waktu )0 menit dan %M sebesar 0, atau g pada orang dewasa sehat.
waktu 2-21 am, dengan dosis 0,-2g menghasilkan akumulasi sebesar -)* / diatas nilai dosis tunggal. Sebanyak ))-*# / e!tria"one yang diberikan, akan diekskresikan dalam urin dalam bentuk yang tidak diubah dan sisanya diekskresikan dalam empedu dan sebagian keil dalam dalam !eses !eses sebaga sebagaii bentuk bentuk inakti inakti!. !. Setela Setelah h pember pemberian ian dosis dosis g %B, kadar kadar rata-r rata-rata ata e!tria"one -) am setelah pemberian adalah ' 0 mgml dalam kandung empedu, 00 mgml dalam saluran saluran empedu, 0D+ mg dalam duktus sistikus sistikus,, #+,2 mgml dalam dinding kandung empedu dan *2, mgml dalam plasma. Setelah pemberian dosis 0,-)g, maka waktu paruh eliminasinya berkisar antara -+ am, :olume distribusinya sebesar ,#0-), , klirens plasma 0,0-,1 am dan klirens ginal 0,)2-0,#) am. %katan protein e!tria"one e!tria"one bersi!at re:ersibel re:ersibel dan besarnya besarnya adalah adalah +-D /.
mg
kg dan dan #
mg
kg %B, berkisar
antara ,)-+, ugml dan ,)-11 ugml 4ibanding 4ibanding pada orang dewasa sehat, !armakokinetik !armakokinetik e!tria"one e!tria"one hanya sedikit sekali terganggu pada usia lanut dan uga pada pasien dengan gangguan !ungsi ginalhati, karena itu tidak diperlukan penyesuaian dosis. @ARMA$C4%NAM%$ 3!ek bakterisid bakterisidaa e!tria"one e!tria"one dihasilkan dihasilkan akibat penghambatan penghambatan sintesis sintesis dinding dinding kuman.
%n!eksi saluran napas bawah
•
%n!eksi kulit dan aringan lunak
•
Eonore tanpa komplikasi
•
7enyakit radang rongga panggul
•
Septikemia bakterial
•
%n!eksi tulang dan sendi
•
%n!eksi intra-abdominal
•
Meningitis
7ro!ilaksis operasi yaitu g dosis tunggal e!tria"one dapat mengurangi angka keadian in!eksi pasa operasi pada pasien yang dioperasi dan dianggap terkontaminasi atau seara potensial terkontaminasi, misalnya ' histerektoni :aginal :a ginal atau abdominal dan pada pasien yang dioperasi dimana in!eksi pada operasi tersebut menyebabkan risiko yang serius 8 misal ' selama operasi lintas arteri koroner 9.
$CN;RA%N4%$AS%
3@3$ SAM7%NE Seara Seara umum umum e!tri e!tria"on a"onee dapat dapat ditole ditoleran ransi si dengan dengan baik. baik. 3!ek 3!ek sampin samping g yang dapat dapat ditemukan adalah ' •
Reaksi lokal ' Sakit, indurasi atau nyeri tekan pada tempat suntikan dan phlebitis
setelah pemberian intra:ena.
Hipe Hipers rsen ensi siti ti:i :ita tass ' Ruam Ruam kulit kulit dan kada kadangng-ka kadan dang g prur prurit itus us,, dema demam m atau atau
•
menggigil •
Hematologik Hematologik ' 3osino!il 3osino!ilia, ia, trombosit trombositosis, osis, lekopenia dan kadang-kadang kadang-kadang anemia, anemia,
anemia anemia hemoli hemolitik tik,, netrop netropeni enia, a, lim!op lim!openi enia, a, trombo trombosit sitopen openia ia dan peman pemananga angan n waktu waktu protrombia. •
Saluran erna ' 4iare dan kadang-kadang mual, muntah, disgeusia.
•
Hati ' 7eningkatan SEC; atau SE7; dan kadang-kadang peningkatan !os!atase
alkali dan bilirubin. •
Einal Einal ' 7ening 7eningkat katan an 5?N dan kadang-k kadang-kada adang ng pening peningkat katan an kreati kreatinin nin serta serta
ditemukan silinder dalam urin. •
Susunan sara! pusat ' $adang-kadang timbul sakit kepala atau pusing.
•
Saluran kemih dan genital ' $adang-kadang dilaporkan timbulnya monitiasis atau
:aginitis
1. $akak $akak pere peremp mpua uann nnya ya mem mempun punya yaii riw riway ayat at asm asma. a. %bun %bunya ya seri sering ng bero beroba batt ke dokt dokter er karena penyakit e&ema yang dideritanya. a.
Apa makna makna klin klinis is adany adanyaa riw riwaya ayatt ato atopi pi pada pada kelu keluar arga ga 8asm 8asmaa dan dan e&em e&ema9 a9 6 829
%ndi:idu atopi mempunyai umlah %g3 yang lebih banyak pada sirkulasi darah demikian uga le:el eosino!ilnya ika dibandingkan orang normal. %ndi:idu atopi mempunyai kerentanan terhadap penyakit alergi seperti halnya asma dan alergi serbuk bunga. @aktor genetik dan lingkungan masing-masing berkontribusi 0/ pada keadian penyakit alergi seperti asma.
Suatu studi epidemiologi epidemiologi keluarga keluarga menyokong menyokong keadian keadian alergi, alergi, bahwa !aktor genetik genetik berpengaruh pada keluarga atopi. 5ila salah satu orang tua mempunyai penyakit alergi, maka 2-10/ anak akan menderita alergi. 5ila 5ila kedua kedua
oran orang g tua tua memp mempun unya yaii aler alergi gi,, maka maka risi risiko ko pada pada anak anak adal adalah ah 0-# 0-#0/ 0/..
Meskipun Meskipun demikian, demikian, ada studi lain yang menyatakan menyatakan bahwa !aktor genetik genetik bukan satusatunya !aktor tentang keadian alergi, tetapi a da !aktor lain. $rom $romos osom om F tela telah h dike diketa tahu huii memi memili liki ki pera perana nan n pada pada pela pelapa pasa san n sito sitoki kin n yang yang mempengaruhi produksi %g3. 4aerah MH< kromosom * telah menunukkan konsisten keterkaitan dengan asma-terkait !enotipe dalam beberapa studi dan menadi lokus utama dalam dalam mempen mempengar garuhi uhi penyaki penyakitt alergi alergi yang yang berper berperan an dalam dalam pengena pengenalan lan aeroal aeroaller lergen gen sedangkan kromosom yang berperan sebagai reseptor %g3 dengan a!initas kuat pada mastosit.
b. Bagaimana Bagaimana makna makna klinis ri,ayat atopi paa paa penerita penerita konsumsi konsumsi ikan laut laut an uang 13
Seara Seara imunol imunologi ogis, s, antige antigen n protei protein n utuh utuh masuk masuk kedala kedalam m sirkul sirkulasi asi dan disebar disebarkan kan ke seluruh tubuh. ?ntuk menegah respon umum terhadap semua makanan yang dierna, diperlukan respons yang ditekan seara selekti! yg disebut toleransi atau hiposensiti!itas. 7ada orang dg hipersensiti:itas h ipersensiti:itas teradi kegagalan untukn toleransi oral. Alergen yang masuk ketubuh terpaanan dengan antigen, paanan dengan antigen ini dapat mengakti!:asi sel ;h2 memproduksi sitokin %-1 yang kemudian merangsang sel 5 berkem berkembang bang menadi menadi sel plasma plasma dan mempro memproduk duksi si %g3
molekul
%g3 yang
dilepas kemudian diikat oleh antigen reseptor spesi!ik 8@eR9 yang diekspresikan sel mast dan baso!il. 7ada paanan yang kedua dengan alergen menimbulkan ikatan silang antara antigen dan %g3 yang diikat oleh sel mast dan baso!il, memau pengelepasan mediat mediator or 8hista 8histamin mine, e, prosta prostagla glandi ndin n leukot leukotrie rien9 n9 dari dari sel mast mast dan baso!i baso!il. l. mediat mediatorormedi mediat ator or
ters terseb ebut ut
kemu kemudi dian an
meng mengak akib ibat atka kan n
ter terad adin inya ya
kont kontra raks ksii
otot otot
polo polos, s,
meningkatkan meningkatkan permeabilitas permeabilitas :askular :askular dan :asodilatas :asodilatasi, i, kerusakan kerusakan aringan aringan dan reaksi ana!ilaksis.
. Peme Pemeri riks ksaa aan n fis fisik ik::
$eadaan umum' kesadaran spoor( suhu )*,+ deraat elius( tekan darah *0 mmHg, palpasi( !rekuensi na!as )*"menit( !rekuensi nadi 20"menit, regular( saturasi saturasi oksigen *0/( keadaan spesi!ik' auskultasi paru terdengar whee&ing( !rekuensi denyut antung 20"menit regular a. 5agaimana 5agaimana interpret interpretasi asi dari dari pemeriks pemeriksaan aan !isik !isik umum umum dan spesi! spesi!ik ik 6 819 b. 5agaimana mekanisme abnormal i. $ead $eadaa aan n umum umum 1 ii. ii. $ead $eadaa aan n spesi spesi!i !ik k 15 5. Peme Pemeri riksa ksaan an labor laborat atori orium um::
Hb 2,gr/( leukosit .000mm)( di!! ount'01##0+, 34 0mmam a. 5agaimana 5agaimana interpret interpretasi asi dan mekanisme mekanisme abnormal abnormal dari pemeriksaan pemeriksaan lab lab 68 6 816 6. Bagai Bagaima mana na 7iag 7iagnos nosis is Ban Baning ing
8. Bagaimana Bagaimana !ara !ara menegakka menegakkan n iagnosis iagnosis an pemeriksaan pemeriksaan penun&ang penun&ang 19 9. Bagaima Bagaimana na ,orki ,orking ng iagn iagnosis osis paa paa kasus kasus 20 10. Bagaimana Bagaimana epiemiolo epiemiologi gi 21 21
4i %ndone %ndonesia sia,, khusus khususnya nya di 5ali, 5ali, angka angka kemati kematian an dari dari kasus kasus ana!ila ana!ilaksi ksiss dilapo dilaporka rkan n 2 kasus kasus0.0 0.000 00 total total pasien pasien ana!il ana!ilaks aksis is pada tahun tahun 200 200 dan mengal mengalami ami peningka peningkatan tan pre:alensi pada tahun 200* sebesar 1 kasus0.000 total pasien ana!ilaksis. Ana!ilaksis dapat teradi pada semua ras di dunia. 5eberapa sumber menyebutkan bahwa ana!ila ana!ilaksi ksiss lebih lebih sering sering terad teradii pada pada peremp perempuan, uan, teruta terutama ma peremp perempuan uan dewasa dewasa muda muda dengan insiden lebih tinggi sekitar )/ dan mempunyai risiko kira-kira 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. laki-laki. 5erdasarkan 5erdasarkan umur, ana!ilaksi ana!ilaksiss lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda, sedangkan pada orang tua dan bayi ana!ilaksis arang teradi. 11. %pa sa&a faktor faktor resiko terkait terkait paa kasus kasus 22 22
2. 5agaimana 5agaimana patogenesi patogenesis6 s6 82)9 R3A$S% ANA@%A$S%S ANA@%A$S%S timbul bila sebelumnya sebelumnya telah terbentuk terbentuk %g3 spesi!ik terhadap alerge alergen n terten tertentu. tu. Alerge Alergen n yang masuk kedalam kedalam tubuh tubuh terpapa terpaparr pada sel plasma plasma dan menyeb menyebabka abkan n pembent pembentukan ukan %g3 spesi! spesi!ik ik terhada terhadap p alerge alergen n terten tertentu. tu. %g3 spesi! spesi!ik ik ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan baso!il. 7ada paparan berikutnya, alergen akan terikat pada %ge spesi!ik dan memiu teradinya reaksi antigen antibodi yang menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granula yang terdapat dalam dalam sel. sel. %katan %katan antigen antigen antibo antibodi di ini uga memiu memiu sintesis SS-% Slo, rea!ting substan!e substan!e of %naphyla$is %naphyla$is dan egraasi ari asam ara!hionik pada membrane sel, leukot otri rine ne dan prostaglanin . Reak yang yang mengh enghas asiilkan kan leuk Reaksi si ini ini sege segera ra men menap apai ai
punaknya
setelah
menit.
3!ek histamin, leukotrine 8SRS-A9 dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus menyebabkan timbulnya geala perna!asan dan syok.
3!ek biologis
histamin terutama melalui reseptor H dan H2 yang berada pada permukaan saluran sirkulasi dan respirasi. Stimulasi reseptor H menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, spasme bronkus dan spasme pembuluh darah koroner sedangkan
stimulasi stimulasi reseptor H2 menyebabkan menyebabkan dilatasi dilatasi bronkus bronkus dan peningkatan peningkatan mukus dialan dialan na!as.
13. Bagaimana Bagaimana penatalaksanaan penatalaksanaan farmakologi farmakologi an non-farmakologi non-farmakologi 2/; I. Terapi meikamentosa
7rognosis suatu syok ana!ilaktik amat tergantung dari keepatan diagnose dan pengelolaannya. 1.%renalin merupakan drug o! hoie dari syok ana!ilaktik. Hal ini disebabkan ) !aktor yaitu ' •
Adrenalin merupakan bronkodilator yang kuat , sehingga penderita dengan epat terhindar dari hipoksia yang merupakan pembunuh utama.
•
Adrenalin merupakan :asokonstriktor pembuluh darah dan inotropik yang kuat sehingga tekanan darah dengan epat naik kembali.
•
Adrenalin merupakan histamin bloker, melalui peningkatan produksi yli AM7 sehingga produksi dan pelepasan hemial mediator dapat berkurang atau berhenti.
Dosis dan cara pemberiannya.
0,) > 0, ml adrenalin dari larutan ' 000 diberikan seara intramuskuler yang dapat diulangi > 0 menit. 4osis ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kera adrenalin ukup singkat. Gika respon pemberian seara intramuskuler kurang e!ekti!, dapat d iberi seara intra:enous setelah 0, > 0,2 ml adrenalin a drenalin dilarutkan dalam spoit 0 ml dengan Na
2.%minofilin
4apat diberikan dengan sangat hati-hati apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin. 20 mg amino!ilin diberikan perlahan-lahan selama 0 menit intra:ena. 4apat dilanutkan 20 mg lagi melalui drips in!us bila dianggap perlu. 3. %ntihistamin an kortikosteroi.
Merupakan pilihan kedua setelah adrenalin. $edua obat tersebut kurang man!aatnya pada tingkat syok ana!ilaktik, sebab keduanya hanya mampu menetralkan hemial mediators yang lepas dan tidak menghentikan produksinya. 4apat diberikan setelah geala klinik mulai membaik guna menegah komplikasi selanutnya berupa serum sikness atau prolonged e!!et. Antihistamin yang biasa digunakan adalah di!enhidramin H 20 mg %B dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason > 0 mg %B atau hidroortison 00 > 20 mg %B. #bat obat yang ibutuhkan : Adrenalin Amino!ilin • •
•
Antihistamin
•
$ortikosteroid
II. Terapi supportif
;erapi atau tindakan supporti! sama pentingnya dengan terapi medikamentosa dan sebaiknya
dilakukan seara bersamaan. 1. Pemberian #ksigen
Gika laring atau bronkospasme menyebabkan hipoksi, pemberian C2 ) > ltr menit harus dilakukan. 7ada keadaan yang amat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan. 2. Posisi Trenelenburg
7osisi trendeleburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat 8diganal dengan kursi 9 akan membantu menaikan :enous return sehingga tekanan darah ikut meningkat. 3.Pemasangan infus.
Gika semua usaha-usaha diatas telah dilakukan tapi tekanan darah masih tetap rendah maka pemasangan in!us sebaiknya dilakukan.
•
%n!us set dan airannya
•
Resusitation kit
1/. %pa sa&a komplikasi komplikasi yang berkaitan berkaitan engan kasus kasus 2 1. %pa sa&a tinakan tinakan pre+entif yang yang apat ilakukan ilakukan 25 15. Bagaimanakah Bagaimanakah prognosis prognosisnya nya 26 26 16. 16. SK SK7I 7I 28
I<.
=ipotesis >n. %( 20 tahun mengeluh pusing( keringat ingin( sesak nafas an tiak saar iuga menerita syok anafilaktik era&at III?berat e! !eftria$on
<.
@earning Issue
a. syok syok ana! ana!il ilak akti tik k fa*a ( ghea ( pierre ( keiya ( !harisma b. reaksi hipersensiti!itas tipe tipe % i+anra ( retno ( maharika ( gina ( eba