Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia member bantuan kepada pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia mendirikan. badan-badan resini seperti Gerakan Tiga A, kemudian Putera, dan selanjutnya PETA. Gerakan ini disebut dengan çerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati atau perhatian rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakar Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera.
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu Bung Karno,’ Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, Kiyai Haji Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar’membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Tetapi gerakan Putera yang merupakan bentukan Jepang ini tern yata menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dan Putera yang meiniliki sifat nasionalisme yang tinggi. Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung- dengungkan oleh pasukan Jepang kepada bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan oleh Jepng. Propaganda anti Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di buini Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti berlangsung nya proses Indonesian isasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia dijadikan bahasa resini, nama-nama diindonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah dapat dijabat oleh orang -orang Indonesia dan sebagainya. PETA merupakan sebuah organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri dan pemudapemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau mendapatkan latihan kemiliteran dan pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Pada awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik dalam menghadapi pasukan Sekutu. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Inisalnya Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang tokoh iniliter Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang. Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubark an. Berikutnya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan n ama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando Iniliter Jen Melalui berbagai peristiwa atau kejadian-kejadian itu, kepercayaan Jepang mulai luntur kepada para peinimpin bangsa Indonesia dan terlebih lagi peperangan yang terjadi di wilayah Pasifik atau perang Asia Timur Raya sangat menyulitkan kedudukan Jepang, karena pada saat itu, Jepang terus-menerus mengalaini kekalahan, akibat serangan-serangan balasan dan pasukan Amerika Serikat di Pasifik. Di samping organisasi-organisasi tersebut di atas yang menjadi wadah untuk mempersiapkan gerakangerakan yang akan dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya, juga terdapat golongan-golongan yang terorganisir rapi yang bergerak di bawah tanah dan mempunyai serta menjalin hubungan rahasia dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-golongan itu di antaranya:
Golongan Ainir Syarifuddin
Ainir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang, sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Tetapi atas peiuangan diplomasi Bung Karno terhadap para peinimpin Jepang, maka Ainir Syarifuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati, melainkan hukuman seumur hidup.
Golongan Sutan Syahrir Golongan ini mendapatkan dukungan dan kaum terpelajar dan berbagai kota yang ada di Indonesia. Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon, Surabaya dan lain sebagainya.
Golongan Sukarni Golongan ini mempunyai peranan yang sangat besar menjelang prokiamasi kemerdekaan Indonesia. Pengikut golongan ml seperti Adam Malik, Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitiiniharjo.
Golongan Kaigun Golongan ini dipimpin oleh Ahmad Subardjo dengan anggotaa nggotanya terdiri dan AA Marainis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain. Di antara golongan-golongan itu juga terjadi hubungan kerja sama, walaupun hubungan itu sangat terbatas. Hal ini dilakukan semata-mata karena situasi yang tidak memungkinkan, yang penuh dengan ancaman-ancaman polisi rahasia Jepang (Kempetai) dan kaki tangannya, sehingga perlawananperlawanan itu banyak memakai selubung agar tidak diketahui oleh lawan yang bertindak dengan sangat kejam dan ganas itu.
TugasSekolah.com.2017.. Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang. (online) , TugasSekolah.com.2017 (http://www.tugassekolah.com/2017/11/reaksi-bangsa-indonesia-terhadap.html) , (http://www.tugassekolah.com/2017/11/reaksi-bangsa-indonesia-terhadap.html) , di akses tgl 16 Januari 2018
MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
Masa pendudukan Jepang pendudukan Jepang di Indonesia di Indonesia dimulai pada tahun 1942 tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia diawali dengan pendaratan di kota tarakan pada pada 10 Januari 1942. selanjutnya menduduki Minahasa, Balikpapan (Balikpapan merupakan sumber-sumber minyak maka diserang dengan hati-hati agar tetap utuh, tetapi dibumihanguskan oleh tentara Belanda), ambon, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali antara Januari sampai februari 1942.
Adapun serangan-serangan pasukan Jepang di Jawa diawali pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Teluk Banten, Indramayu, dan Bojonegoro. Kemudian tanggal 5 Maret kota Batavia (Jakarta) jatuh ke tangan tentara Jepang dan dilanjutkan menduduki Buitenzorg (Bogor). Jepang menyerang di Pulau Jawa karena dipandang sebagai basis kekuatan politik dan militer Belanda. Serangan-serangan Jepang dalam waktu singkat dapat menjatuhkan negara-negara imperialis Belanda di Indonesia. Pasukan Belanda terkepung di Cilacap dan Bandung kemudian menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat) pada tanggal 8 Maret 1942. Penyerahan Penyerahan ini ditandatangani oleh Panglima Tentara Hindia Hindia Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten dan di pihak Jepang diwakili Jenderal Hitos yi Imamura. Peristiwa itu menandai pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah jatuh ke tangan Jepang. Indonesia berada di bawah pemerintahan militer. Pemerintahan militer Jepang di Indonesia terbagi dalam ti ga daerah pemerintahan seperti berikut: Wilayah Sumatra di bawah pemerintahan Angakatan Darat (Bala Tentara XXV) yang berpusat di Bukittinggi. Wilayaha Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Angakatan Darat (Bala Tentara XVI) yang berpusat di Jakarta. Wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah pemerintahan Angkatan laut (Armada Selatan II) yang berpusat di Makassar. Pemerintahan di ketiga wilayah itu dipimpin oleh kepala staf tentara/armada dengan sebutan Gunseikan (kepala pemerintahan militer) dan kantornya disebut Gunseikanbu. Karena
kekurangan tenaga pemerintahan, orang Jepang terpaksa mengangkat orang Indonesia unuk menduduki jabatan tinggi
TUJUAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Tujuan pendudukan Jepang di Indonesia seperti berikut: Menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan mentah untuk industri dan mesin perang. Menggalang rakyat Indonesia menjadi bagian dari kekuatan untuk membendung gempuran pasukan Sekutu Eksploitasi secara besar – besar – besaran besaran sumber kekayaan alam Indonesia dan sumber tenaga manusia untuk kepentingan perang menghadapi sekutu
UPAYA PEMERINTAH JEPANG MEMIKAT HATI BANGSA INDONESIA SUPAYA MAU MEMBANTU JEPANG Siaran Radio Tokyo sering kali memperdengarkan lagu l agu kebangsaan Indonesai Raya dan pidato-pidato yang sangat merdu di di telinga. Kata orang Jepang, mereka datang ke Indonesia sebagai saudara tua untuk melepaskan bangsa kita dari belenggu penjajahan Belanda dan untuk untuk menciptkana kemakmuran bersama dalam lingkungan Asia Timur Raya. Pemimpin-pemimpin Indonesia yang diasingkan Belanda seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain, dibebaskan oleh Jepang. Diadakan propaganda untuk mengelebui mata rakyat, propaganda tersebut disebut Gerakan 3 A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pmimpin Asia. Dilarang memnggunakan bahasa Belanda dan boleh menggunakan bahasa Indonesia
AKIBAT PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA 1. Bidang Politik Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, kelunakan, misalnya: mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang, melarang penggunaan bahasa Belanda, mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada
dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
a. Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret Ma ret 1942 dan dipimpin oleh Hihosyi Shimizu Shimiz u (propagandis jepang) dan Mr. Syamsuddin (Indonesia). Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka rangka membantu usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
c. Badan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In) Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer. d. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang J epang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Jawa Hokokai
mempunyai tugas antara lain lai n mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang.
2. Bidang Ekonomi Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.
3. Bidang Sosial Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Akibatnya Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit. Bentuk lain dari romusa adalah kinrohosi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, seperti pamong desa dan para pegawai rendah.
4 . Bidang Militer Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk organisas iorganisasi semimiliter dan organisasi militer. Pembentukan organisasi semi militer dan militer Semi militer –
Seinendan (Barisan Pemuda)
è9 maret 1943
–
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
è 29 April 1943
–
Fujinkai (Barisan Wanita)
è Agustus 1943
–
Syuisintai (Barisan Pelopor) è 14 September 1944 / 25 September 1944
–
Jibakutai (Barisan berani mati)
–
Gakukotai (Barisan Pelajar)
–
Hizbullah (tentara Allah)
è 15 Desember 1944
militer –
Heiho (Barisan Pembantu Prajurit Jepang)
–
Peta (Pembela tanah air)
è April 1943
è 3 Oktober 1943
5. Bidang Pendidikan Pendidikan berkembang pesat di banding masa Hindia Belanda Bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk sekolah di sekolah yang dibangun pemerintah Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pada sekolah-sekolah Berbagai nama diIndonesiakan Tetapi semua yang dilakukan oleh Jepang tersebut hanya untuk menarik simpati rakyat agar mau membantu Jepang mengahadapi lawan-lawannya dalam Perang Pasifik.
PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG Perlawanan dengan strategi kooperasi Perlawanan dengan strategi kooperasi muncul disebabkan jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasi : –
Putera (Pusat tenaga rakyat)
–
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian jawa)
–
Majelis islam a’la Indonesia Indonesia (MIAI) dan Masyumi
–
Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
–
BPUPKI dan PPKI
Perlawanan dengan strategi gerakan di bawah tanah (illegal) Gerakan illegal ini dipelopori oleh mereka yang tidak setuju dengan gerakan kooperasi. Mereke memilih berrjuang secara sembunyi – sembunyi – sembunyi sembunyi melawan Jepang. Gerakan illegal ini terdiri dari beberapa kelompok antara lain : –
Kelompok Sutan Syahrir
–
Kelompok Sukarni
–
Kelompok Kaigun
–
Kelompok Pemuda Menteng
–
Kelompok Amir Syarifudin
–
Kelompok Mahasiswa
Perlawanan bersenjata Munculnya perlawanan bersenjata terhadap jepang je pang pada umumnya disebabkan oleh perlakuan kejam pemerintah Jepang terhadap bangsa Indonesia Indonesia baik melalui Romusha, Wajib Militer, maupun penyerahan hasil bumi secara paksa, antara lain –
Perlawanan Cot Plieng, Aceh è 10 November 1942 è Tengku Abdul Jalil
–
Perlawanan rakyat Singaparna, Jawa Barat è25 Februari 1944 è K.H. Zainal Mustafa
–
Perlawanan rakyat Indramayu, Jawa Barat è Juli 1944 è H. Madriyas
–
Perlawanan PETA di Blitar è14 Februari 1945 è Supriyadi
Masdayatoke.2010.Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. (online), (https://masdayatoke.wordpress.com/2010/08/04/pendudukan-jepang-di-indonesia/ https://masdayatoke.wordpress.com/2010/08/04/pendudukan-jepang-di-indonesia/)), diakses tgl 16 Januari 2018