TUGAS KELOMPOK 4
REABSORPSI DAN SEKRESI PADA BAGIAN NEFRON
DISUSUN OLEH :
RISKY RINDIANA ( 1001086 ) ROLIS MULYANDARI ( 1001087 ) SARIYATNA ( 1001088 ) SEPTARIA ( 1001090 ) SITI FATIMAH ( 1001091 ) SORAYA EKA PUTRI ( 1001092 ) SUCI RAMADHANI ( 1001094 ) SULFA ANGGRAINI ANGGRAINI ( 1001095 ) SYARIFAH ISTIQOMAH ( 1001099 ) RINALDI ARHAS ( 1001083 ) YOGI DORANDA ( 1001116 )
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PROGRAM STUDI S1 PEKANBARU 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya jugalah sehingga makalah ini tersusun hingga selesai. Makalah ini dengan judul “REABSORPSI DAN SEKRESI PADA BAGIAN BAGIAN NEFRON“. Kami susun makalah ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan kepada pembaca agar pembaca mengetahui lebih mendalam mengenai alat ekskresi pada Manusia, yang pada kesempatan ini yang kami bahas khususnya alat ekskresi berupa ginjal. Selama ini mungkiin sebagian mahasiswa hanya mengetahui secara garis besar mengenai ginjal, dan secara detailnya masih rancu dan kurang dimengerti. Judul makalah yang kami angkat ini kami berharap dapat berguna, khususnya bagi kita semua. Demikianlah makalah ini kami susun, mohon ma’ ma’af jika terdapat kesalahan. Sesungguhnya kesempurnaan itu bukanlah milik kita sebagai hambaNya.
Pekanbaru, 13 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
A. KATA PENGANTAR............................................................................. i B. DAFTAR ISI ...................................................... .......................................................................................... .................................... ii C. Anatomi & Fisiologi Ginjal ................................................. ................... 1 I. Anatomi Ginjal ......................................................................... .......... 1 II. Nefron ................................................... ............................................. 3 D. Reabsorpsi & sekresi pada bagian Nefron ............................................. 7 I. Reabsorpsi pada nefron....................................................................... 8 II. Sekresi pada nefron .............................................. ............................ 9 E. Beberapa penyakit pada bagian nefron ................................................. 10 F. KESIMPULAN & SARAN ................................................. ................. 11 G. DAFTAR PUSTAKA
I. ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL
Ginjal merupakan organ ekskresi manusia yang vital, sepasang organ tubuh yang memiliki bentuk seperti kacang merah. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Dapat di lihat seperti gambar di bawah :
Ginjal dikelilingi oleh jaringan fibrosa kapsul ginjal. Dibagian dalam, ginjal memiliki korteks bagian luar berwarna gelap yang mengelilingi medula yang berwarna lebih terang, yang berisi lobus – lobus triangular atau piramid. Korteks berisi glomerulus dan tubulus proksimal dan tubulus distal dari nefron, sedangkan sedangkan ansa Henle dan duktus kolektivus turun ke dalam medula ( http://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal ). Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga perut. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit sedikit di bawah ginjal ginjal kiri untuk untuk memberi memberi tempat tempat untuk hati. hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan (http://www.irwanashari.com/431/fisiolog-ginjal.html). Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur volume dan komposisi cairan tubuh, mengeluarkan racun, dan menghasilkan hormon seperti renin, erythropoietin, dan kalsitriol / bagian aktif vitamin D.
Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang untuk membuat sel darah merah.
Renin, yang mengatur tekanan darah.
Kalsitriol / bentuk aktif vitamin D, yang membantu menahan zat kalsium untuk tulang, dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh. Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu kesatuan yang disebut
Nefron. molekul protein protein berukuran kecil kecil dan beberapa hormon hormon peptida mengalami mengalami reabsorpsi reabsorpsi melalui proses endositosis di tubulus proaksimal. Zat-zat lain disekresi atau direabsorpsi ditubulus melalui proses difusi pasif antara sel dan melalui sel oleh difusi fasilitasi menurut tingkat perbedaan kimia atau listrik atau melalui transpor aktif yang melawan tingkat perbedaan tersebut ( Jeremy Jeremy ward,dkk ,2005:71). ,2005:71).
Nefron Setiap ginjal dibentuk kira-kira 1 juta unit fungsional yang disebut dengan nefron. Secara Anatomi, sebuah nefron terdiri dari sebuah tubulus berliku-liku dengan sedikitnya enam segmen yang khusus. Pada bagian akhir proksimal (Kapsula Bowman), ultrafiltrasi darah telah terbentuk, dan selama cairan ini melewati nefron, jumlah dan komposisinya termodifikasi oleh kedua proses reabsorbsi dan sekresi. Hasil akhir yang dikeluarkan berupa urin. Enam bagian utama anatomi dan fungsional nefron meliputi:
Kapiler-kapiler glomerular
Tubulus proksimal
Lengkung Henle
Tubulus distal
Tubulus pengumpul
Apparatus juxtaglomerular. juxtaglomerular.
Berikut fungsi dari masing – masing bagian fungsional nefron :
Segmen
Fungsi
Glomerulus
Ultrafiltrasi darah
Tubulus proksimal
Reabsorpsi dan sekresi
Lengkung henle
Reabsorpsi
Tubulus Distal
Reabsorpsi dan sekresi
Tubulus Pengumpul
Reabsorpsi, sekresi dan Produk amino
Apparatus Juxtaglomerular
Sekresi renin
Kapiler – Kapiler – Kapiler Glomerular ( Glomerulus ) Glomerulus disusun dari kumpulan kapiler-kapiler yang menjulur ke dalam kapsula bowman, memberikan sebuah area permukaan yang luas untuk penyaringan darah.
Tubulus Proksimal Filtrat dari kapsula Bowman masuk ke tubulus proksimal. Disini filtrat mengalami proses reabsorpsi. reabsorpsi. Nutri penting seperti glukosa glukosa dan asam amino dikeluarkan dikeluarkan secara aktif aktif dari tubula. Sejumlah Na+ dipompa keluar dari tubula da direabsorpsi oleh kapiler darah, begitu juga Cl- dan air. Tubulus proaksimal proaksimal mengekreksikan mengekreksikan ion K+ ke dalam filtrat, untuk mengontrol konsentrasi ion penting dalam darah.
Tubulus Distal Tubulus distal mengadakan sekresi dan reabsorbsi tertentu (selektif), yang mempunyai peran penting dalam dalam hemeostatis hemeostatis cairan cairan tubuh.
Lengkung Henle Lengkung Henle terdiri dari bagian yang menanjak dan menurun. Segmen tipis yang menurun merupakan lanjutan dari tubulus proksimal dan turun dari korteks renal ke dalam medula renal. Pada bagian medula, bagian yang menurun secara akut kembali dengan sendirinya dan mengarah ke arah korteks sebagai bagian yang menanjak. Bagian yang menanjak terdiri dari bagian yang memiliki fungsi yang jelas, cabang ascendens yang tipis, cabang medula ascendens yang tebal, dan cabang kortikal ascendens yang tebal.
Descending Limb Dinding lengkung Henle turun permeabel terhadap air, tetapi tidak terdapat garam
dan urea. Disini filtrat menjadi semakin pekat, karena kandungan air didalamnya keluar secara osmosis ke medula ginjal. Proses ini menghasilkan filtrat yang hipertonik.
Ascending Limb Filtrat mengitari sudut cekung dan naik ke bagian lengkung Henle yang meiliki
bagian yang tipis dan bagian yang tebal. Epitelium lengkap Henle naik tidak dapat dilalui oleh air (tidak permeabel terhadap air), tetapi permeabel terhadap ion Na+ dan C-. Disini Ionion berdifusi keluar ke medula sebelah dalam ginjal melalui bagian tipis ascending. Akibatnya, osmolaritas cairan didalamnya menjadi tinggi. Bagian tebal ascending juga mengeluarkan garam, tetapi transportasi aktif ke medula sebelah luar ginjal. Osmolaritas di medula menjadi tinggi. Cairan nefron menjadi lebih hipotonik daripada cairan di medula.
Tubulus Pengumpul Tubulus ini dapat dibagi menjadi bagian kortikal dan medula. Bersama-sama, Keduanya secara normal untuk reabsorpsi dari 5-7% dari muatan sodium yang disaring.
Apparatus Juxtaglomerular Organ yang kecil ini dalam setiap nefron terdiri dari segmen yang dikhususkan arteriol aferen, berisi sel juxtaglomerular dalam dindingnya, dan akhir dari tebal, segmen menanjak kortikal dari dari lengkung lengkung henle, makula densa
(http://www.irwanashar (http://www.irwanashari.com/431/f i.com/431/fisiologisiolog-
ginjal.html). Pengaruh reabsorpsi dan sekresi tubulus pada beberapa zat-zat yang mempunyai peran fisiologis fisiologis penting ada dibawah dibawah ini :
Perlakuan ginjal terhadap beberapa komponen plasma manusia dewasa normal dengan diet biasa.
Zat
Dal am 24 jam Re ab ab so so rp rp si si
Pe rse ntase yang di re absorpsi
Te mpat
99,4
P,H,D,K
93,3
P,H,D,K
se kr kre si si
Na+
25.850
K+
560²
Cl-
17.850
99,2
P,H,D,K
HCO3
4.900
100
P,D
Ureum
460³
5³
P,H,D,K
Kre atin
1
1
Asam urat
49
4
98
P
Gl ukosa
800
100
P
Air
179.000
99,4
P,H,D,K
Ket : P : Tubulus proksimal H : Ansa Henle D : Tubulus Distal K : Duktus Koligentes
50²
II. Reabsorpsi dan Sekresi pada bagian – bagian Nefron Reabsorbsi merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh. Proses rebsorbsi dipengaruhi oleh ADH. ADH ( Antidiuretic Hormone) adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis posterior jika tubuh kekurangan air. Hal ini menyebabkan reabsopsi air bertambah besar dan urine menjadi kental. Hasil rebsorbsi ini dinamakan urine sekunder. Tahapan selanjutnya dari pembentukan urine adalah augmentasi . Pada tahapan ini, urine sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus kolektivus. Pada tahapan ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuk urine yang sesungguhnya. Dari saluran pengumpul urine sebenarnya akan menuju piramid ginjal yang kemudian menuju piala ginjal dan ureter. Selanjutnya cairan ditampung dalam vesika urinaria, yang kemudian keluar dari tubuh melalui uretra. Reabsorpsi Na+
Reabsorpsi Na+ dan Cl- memegang peran utama dalam metabolisme elektrolit dan cairan tubuh. Selain itu transpor Na+ berlangsung bersama dengan transpor H+, elektrolit lainnya, glikosa, asam amino, asam organik, fosfat dan zat lainnya melewati dinding tubulus.
Ditubulus proksimal, Ansa Henle pars asendes bagian yang tebal, tubulus distal dan duktus koligentes, proses perpindahan Na+ berlangsung melalui kontraspor atau pertukaran ion dari lumen tubulus kedalam sel epitel tubulus mengikuti tingkat perbedaan konsentrasi dan listriknya dan kemudian dipompa seara aktif dari sel epitel tubulus mengikuti tingkat perbedaan konsentrasi konsentrasi dan listriknya dan kemudian dipompa secara aktif dari sel tubulus keruang intersitium. Sebagian besat Na+ ditranspor secara aktif kepermukaan ruang intersitium yang disebut ruang intersel lateral.
Hasil reabsorpsi tubulus proksimal bersifat agak hipertonik, sehingga akan menarik air secara pasif karena perbedaan osmotik yang disebabkan oleh absorpsi air kedalam sel epitel tubulus ( William F. ganon,2003:681). ganon,2003:681).
Reabsorpsi Air
Air tidak direabsorpsi secara aktif. Karena Na + dan HCO3- ditransfor keluar dari tubulus ke cairan interstisial peritubulus, maka osmolalitas cairan interstisial peritubulus akan meningkat, sedangkan osmolalitas cairan tubulus berkurang ( Jeremy ward,dkk ward,dkk ,2005:67). ,2005:67).
Reabsorpsi Glukosa
Glukosa, asam amino, dan bikarbonat direabsorpsi bersama-sama dengan Na+ di bagian awal tubulus tubulus proksimal. proksimal. Mendekati akhir akhir Na+ akan direabsorpsi direabsorpsi dengan Cl-. Glukosa merupakan contoh zat yang direbsorpsi melalui transpor aktif sekunder. Laju filtrasi glukosa kira-kira 100 mg.menit (50 mg/dL plasma x 125 mL/menit). Batas Tmg kira-kira 375 mg/menit pada laki-laki dan 300 mg/menit pada wanita. Ambang ginjal untuk glukosa kirakira 200 mg/dL kadar plasmanya diarteri ( William F. ganon,2003:682). ganon,2003:682).
Sekresi Amonia
Reaksi di sel tubulus ginjal menghasilkan NH4+ dan HCO3. NH4+ berada dalam keseimbangan NH3+ dan H+ di dalam sel. Reaksi utama yang dihasilkan NH4+ dalam sel adalah perubahan glitamin menjadi glutamat. Reaksi ini dikatalis ole enzim glutaminase. Dehidrigenese glutamat mangatalis peribahan glutamat menjadi a-ketoglutarat, dengan menghasilkan lebih banyak lagi NH4. Metabolisme a-ketoglutarat selanjutnya membutuhkan 2 H+, dengan membebaskan 2 HCO3.
Proses NH3+ disekresikan kedalam urine dan kemudian diubah menjadi NH4+, yang mempertahankan tingkat perbedaan konsentrasi untuk difusi NH3+, disebut difusi nonionik. Salisilat dan sejumlah obat lain yang merupakan basa lemah atau asam lemah juga disekresikan disekresikan dengan difusi nonionik ( William F. ganon,2003:692). ganon,2003:692).
Sekresi H+
Pada nefron proksimal, sekresi H + akan memacu reabsorpsi HCO3-. Pada nefron distal, sekresi menyebabkan kombinasi H + dengan bufer urin ( fosfat, NH3 ), sehingga membentuk HCO3- dan ekskresi asam. Sebagai akibatnya, cairan tubulus menjadi lebih asam seiring pergerakan alirannya melelui nefron. Sekresi H + berbanding lurus dengan [H +] intraseluler, dimana sekresi H + itu sendiri berkaitan dengan pH ekstraseluler. Sehingga turunya pH darah akan menstimulasi sekresi H + oleh ginjal ( Jeremy ( Jeremy ward,dkk ward,dkk,, 2005:73).
Sekresi Asam dan Basa organik
Tubulus proksimal juga merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa organik seperti garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin. Banyak dari zat – zat ini merupakan produk akhir dari metabolisme dan harus dikeluarkan dari tubuh secara cepat. Sekresi zat – zat – zat zat ini kedalam tubulus proksimal ditambah filtrasi zat – zat zat ini kedalam tubulus proksimal oleh kapiler glomerulus dan hampir tidak ada reabsorpsi oleh tubulus, semuanya menyebabkan ekskresi yang cepat kedalam urin ( Guyton & Hall ,2007:351). ,2007:351).
Beberapa gangguan yang terjadi pada bagian – bagian Nefron :
Nefropati Diabetes
Kerusakan pada nefron akibat glukosa dalam darah yang tidak dipakai disebut nefropati diabetes. Bila kita dapat menahan tingkat glukosa dalam darah tetap rendah, kita dapat menunda atau mencegah nefropati diabetes.
Nefrosklerosis
Tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi dapat merusak jaringan pembuluh darah
ginjal. Hipertensi dapat menyebabkan nefrosklerosis nefroskler osis atau
kerusakan
pada arteri
ginjal, arteriola, dan glomeruli.
Nefritis interstisial
Disebabkan oleh kerusakan pada vaskular, glomerulus, atau tubulus yang merusak masing – masing nefron. Atau dapat merupakan kerusakan primer pada interstisium ginjal akibat racun, obat – obatab dan infeksi bakteri. Kersakan interstisial ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri disebut pielonefritis pielonefritis.Salah .Salah satu bakteri yang mentebabkan infeksi tersebut adalah Escherichia coli yang berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius ( Guyton & Hall ,2007:428). ,2007:428).
KESIMPULAN & SARAN KESIMPULAN
Ginjal merupakan organ ekskresi manusia yang vital, sepasang organ tubuh yang memiliki bentuk seperti kacang merah. Ginjal dikelilingi oleh jaringan fibrosa kapsul ginjal. Ginjal memiliki korteks dibagian luar berwarna gelap , korteks berisi glomerulus dan tubulus proksimal. Ginjal memiliki medula yang berwarna lebih terang, yang berisi lobus – lobus triangular atau piramid. Nefron merupakan satu kesatuan fungsional fungsional daripada ginjal, terdapat ± 1 juta nefron dalam ginjal. Anatomi dan fungsional nefron meliputi: kapiler-kapiler glomerular, tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, tubulus pengumpul, dan apparatus juxtaglomerular.
SARAN
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia, berbagai hal yang perlu kita perhatikan untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya mengenai mengenai Ginjal, yang sangat berperan penting bagi tubuh berperan sebagai organ ekskresi tubuh. Ginjal serta fungsional penyusunnya merupakan merupakan satu kesatuan yg saling berkaitan. berkaitan. Oleh karena itu penulis ingin berbagi ilmu pengetahuan pengetahuan mengenai mengenai hal ini, dengan menyertakan menyertakan gangguan yang kemungkinan terjadi daripada ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall.2007. Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran edisi 11. 11. Jakarta : EGC. Ward Jeremy, Robert clarke, Roger Linden.2005. At a Glance Glance Fisiologi Fisiologi.. Jakarta: Erlangga. W Sudoyo Aru,dkk.2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV . Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ganong William F.2003. Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran.. Jakarta: EGC. http://www.irwanashari.com/431/fisiolog-ginjal.html. http://id.wikipedia.org/wiki/Ginja