ANALISIS PROYEK Krisdinar Sumadja
FAKULTAS PERTANIAN UNBAR Bandung Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
1
BUKU REFERENSI • A. Choliq dan Ofan, 1991, Evaluasi Proyek, Linda Karya, Bandung • J. Price Gittinger, 1982, Economic Analiis Of agricultural Project, The John Hopkin University Press, Washington DC • Kadariah, Lien Karlina, Clive Gray, 1979, Pengantar Evaluasi Proyek, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta • Mulyadi Pudjosumarto, 1988, Evaluasi Proyek, Liberty, Yogyakarta. • Zulkarnain Djamin, 1984, Perencaaan dan Analisis Proyek , Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
2
PERENCANAAN Perencanaan merupakan : • Kegiatan mempersiapkan keputusan -keputusan yang harus diambil untuk masa mendatang sepanjang umur proyek
• Usaha untuk mempengaruhi, mengarahkan, bahkan mengendalikan perubahan dalam variabel-variabel suatu kegiatan selama kurun waktu tertentu Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
3
KEPENTINGAN PERENCANAAN • • • • •
Memperhitungkan prakiraan (fore casting) menganai potensi dan prospek pengembangan manfaat proyek Memberikan metode yang tepat dan sistematik untuk menghadapi masalah yang spesifik, dan implikasi yang tersembunyi Mengetuahui secara lebih pasti kebutuhan sumberdaya dan keuangan sepanjang umur proyek Memberikankesempatan untuk memilih yang terbaik dari berbagai alternatif atau mengkombinasikan sumberdaya yang tersedia Memberikan dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
4
DEFINISI PROYEK Proyek adalah Kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber daya untuk mendapatkan benefit. Contoh: investasi baru spt pabrik, jalan raya, kereta api, bendungan, dll
Proyek merupakan Rangkaian kegiatan yang direncanakanyang didalamnya menggunakan masukan (input), untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan datang. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
5
DEFINISI PROYEK Proyek adalah • Kegiatan/aktivitas yang menggunakan sumberdaya dan diharapkan memperoleh manfaat di masa akan datang dalam periode tertentu • Kegiatan/aktivitas dengan mengeluarkan biaya dengan harapan akan memperoleh hasil (return) dimasa yang akan datang dalam periode tertentu Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
6
CIRI-CIRI PROYEK 1. 2. 3. 4.
Direncanakan Rangkaian kegiatan/aktivitas Menggunakan sumberdaya/biaya Mendapatkan benefit/manfaat di masa akan datang 5. Terdapat awal (starting point) dan akhir (ending point)
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
7
EVALUASI PROYEK Evaluasi proyek adalah : • Suatu sistem analisis yang membandingkan biaya dengan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan akan mencapai tujuan dengan alat ukur yang wajar • Sebuah metode penilaian alternatif-alternatif dengan cara mudah dan dapat dipahami • Menaksir biaya dan benefit yang mungkin timbul pada suatu proyek dengan tolok ukur yang berlaku umum Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
8
KEGUNAAN EVALUASI PROYEK • Digunakan dalam studi kelayakan • Sebagai alat/prasarana untuk mengajukan kredit kepada bank atau investor • Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam kebijakan pembangunan Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
9
TAHAP SIKLUS PROYEK Dimulai dengan gagasan suatu proyek IDENTIFIKASI
I
Evaluasi VI
Formulasi (persiapan) II
Operasional V
Analisis (Appraisal) III IMPLEMENTASI (SUPERVISI)
IV Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
10
IDENTIFIKASI/GAGASAN • Siklus proyek dimulai dari munculnya gagasan pengusulan proyek. • Sumber gagasan bersumber dari: – Pemimpin mayarakat – Tenaga teknis – Perintis pembangunan – Lembaga pemerintah dan atau swasta – Usulan yang telah ada Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
11
METODE GAGASAN •
• •
•
•
Metode Permintaan : Adanya permintaan/prospek pasar yang baik pada suatu produk barang/jasa tertentu Metode Sumberdaya : Terdapat potensi sumberdaya yang belum termanfaatkan secara optimal Metode Teknologi : Terdapat teknologi tepat guna yang lebih efisien dalam membuat sebuah produk barang dan jasa Metode Sasaran Pokok : Memudahkan pencapaian suatu sasaran pokok baik nasional maupun regional Metode Pengalaman : Mengikuti proyek yang sudah berjalan dan menguntungkan Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
12
ANALISIS • Yaitu mengadakan penilaian atau evaluasi (appraisal) terhadap laporan studi kelayakan yang ada. • Dilakukan untuk memilih yang terbaik diantara beberapa alternatif proyek berdasar ukuran tertentu
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
13
IMPLEMENTASI • Merupakan tahap pelaksanaan proyek • Pada tahap ini, tanggung jawab para perencana serta penilai proyek adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final designnya
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
14
OPERASI • Tahap ini dipertimbangkan penggunaan metode-metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. • Laporan tersebut diperlukan untuk kelanjutan peroyek berikutnya
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
15
EVALUASI HASIL • Tahap ini membandingkan antara yang direncanakan dengan hasil yang dicapai. • Hasil penilaian selanjutnya digunakan untuk perbaikan bagi proyek berikutnya dan mengembangkan gagasan baru dalam memilih proyek-proyek baru
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
16
ASPEK-ASPEK KRITIS DALAM FORMULASI PROYEK 1. ASPEK TEKNIS, Penyediaan dan ketersediaan sumber daya proyek, meliputi analisis tentang input dan output yang diperlukan dan dihasilkan oleh proyek
2. ASPEK INSTITUSI DAN ORGANISASI, menyangkut masalah-masalah organisasi hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat. Antara lain mencakup: hubungan administrasi proyek dengan administasi di luar proyek, sejauh mana regulasi/deregulasi menjadi penghambat atau pendukung proyek Reaksi berbagai elemen masyarakat berkaitan dengan keberadaan proyek
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
17
ASPEK-ASPEK KRITIS DALAM FORMULASI PROYEK 3. ASPEK MANAJERIAL DAN ADMINISTRATIF, Kemampuan staf untuk menjalankan administrasi kegiatan dalam ukuran besar 4. ASPEK KOMERSIAL, Perbandingan antara permintaan dan penawaran produk yang dihasilkan selama proyek berlangsung 5. ASPEK SOSIAL, menggambarkan tujuan-tujuan proyek yang sifatnya khusus bersifat sosial, misalnya dampak proyek thd penyediaan kesempatan kerja, efek thd pemerataan pendapatan Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
18
UNSUR-UNSUR KRITIS DALAM FORMULASI PROYEK 6. ASPEK FINANSIAL, Rasio antara pengeluaran dan penerimaan proyek (cost dan revenue earnings) 7. ASPEK EKONOMI, Konstribusi/peranan proyek terhadap pembangunan wilayah secara makro Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
19
UNSUR-UNSUR KRITIS DALAM FORMULASI PROYEK 8. ASPEK EKSTERNALITAS Dampak keberadaan proyek (+/-). Analisis ini sulit dikuantitatifkan namun tetap harus menjadi pertimbangan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
20
KENYATAAN DALAM KEGIATAN EKONOMI Sumber daya bersifat terbatas dan langka Kegiatan yang berbeda atau kegiatan yang sama dalam lingkungan berbeda akan mengasilkan sesuatu yang berbeda
dari berbagai peluang investasi yang terbuka dengan tingkat keuntungan dan manfaat yang berbeda-beda, baik oleh pemeritah atau swasta akan dipilih proyek yang menghasilkan keuntungan atau kemanfaatan dari sudut pandangnya. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
21
TUJUAN ANALISA PROYEK 1. Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek; 2. Menghindari pemborosan sumber daya, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan; 3. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan; dan 4. Menentukan prioritas investasi Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
22
JENIS JENIS PROYEK • Proyek Fisik dan Proyek Non-fisik • Proyek pemeintah dan Swasta • Proyek sosial/Ekonomi dan proyek Finansial • Proyek Skala Besar dan Skala Kecil Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
23
ANALISIS FINANSIAL VS EKONOMI Analisis Finansial : Analisis yang lebih menitikberatkan pada kepentingan keuntungan individu/perusahaan. Manfaatnya disebut private return Analisis Ekonomi : Analisis yanglebih menitikberatkan pada kepentingan ekonomi secara keseluruhan (makro). Manfaatnya disebut economic return Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
24
PERBEDAAN ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMIS finansial
ekonomis
• Harga : Harga pasar berlaku setempat (market price) • Subsidi : Subsidi tidak diperhitungkan • Pajak : Pajak diperhitungkan • Upah : Upah yang berlaku setempat
• Harga : Harga bayangan (shadow price)
• Subsidi : Subsidi diperhitungkan • Pajak : Pajak tidak diperhitungkan karena pajak adalah transfer payment • Upah : Upah yang digunakan adalah upah bayangan (shadow price/opportunity wage)
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
25
PERBEDAAN ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMIS finansial
EKONOMIS
• Bunga Modal : 1. Bunga modal yang dibayarkan kreditor dianggap biaya 2. Bunga atas modal proyek tidak dianggap biaya
• Bunga Modal : Tidak dianggap biaya kecuali : 1. Jika investasi itu dibebankan pada saat dikeluarkan tidak dianggap biaya 2. Jika Investasi itu merupakan arus pelunasan di masa akan datan maka dianggap biaya
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
26
BENEFIT/MANFAAT PROYEK Direct Benefit Tangible Benefit
Menurunkan biaya
Multiplier effect
Indirect Benefit BENEFIT Perbaikan Lingkungan Intangible Benefit
Meningkatkan Nilai Produk
Economic of scale Dinamic secondary effect
Mengurangi kerawanan Ketahanan Nasional Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
27
BENEFIT/MANFAAT • Benefit : Suatu manfaat yang diperoleh dari suatu proyek baik yang dapat dihitung dengan uang ataupun yang tidak dapat dihitung dengan uang • Tangible benefit : Manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang • Intangible benefit : Manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang tidak dapat/ sulit dihitung atau dinilai dengan uang
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
28
BENEFIT PROYEK • Direct benefit : Manfaat yang diterima dari kegiatan proyek secara langsung Kenaikan nilai hasil produksi dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah produk dan kualitas dari produk sebagai akibat adanya proyek. Misalnya – Kenaikan produksi padi karena adanya irigasi, – Turunnya biaya pengangkutan karena perbaikan jalan, – Membaiknya job description diantara tenaga kerja karena perbaikan cara kerja.
• Indirect benefit : Manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek secara tidak langsung yang berkenaan dengan lingkungan Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
29
BIAYA PROYEK 1. Biaya Investasi : Seluruh biaya yang dikeluarkan dari mulai proyek tersebut dilaksanakan misalnya : a. Pendirian bangunan pabrik b. Pembelian mesin dan peralatannya c. Instalasi listrik, dan lain-lain Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
30
BIAYA PROYEK 2. Biaya Operasional : Seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi itu berlangsung secara rutin misalnya : a. Pembelian bahan baku b. Tenaga Kerja c. Biaya listrik d. Bahan bakar, dan lain-lain Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
31
BIAYA PROYEK 3. Sunk Cost : Seluruh biaya yang dikeluarkan pada masa lalu sebelum kegiatan proyek dilaksankanan. Dalam evaluasi proyek tidak diperhitungkan 4. Depresiasi (penyusutan) Pengalokasian biaya investasi suatu proyek setiap tahun sepanjang umur proyek untuk kepentingan laporan Neraca Rugi Laba. Dalam evaluasi proyek deresiasi tidak diperhitungkan Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
32
BIAYA PROYEK 5. Bunga modal : Bunga yang tidak riil (opportunity cost) dikeluarkan tidak diperhitungkan dalam evaluasi proyek . Sedangkan bunga pinjaman diperhitungkan 6. Contingency (biaya tak terduga) Biaya yang dikeluarkan akibat kesalahankesalahan mengestimasi pengeluaran suatu proyek Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
33
BIAYA PROYEK Biaya proyek dapat juga dikelompokkan
1. Biaya Langsung : Biaya yang berhubungan langsung dengan kepentingan proyek, seperti biaya investasi (biaya pembangunan konstruksi, biaya peralatan), biaya operasi, dan biaya pemeliharaan proyek (biaya penyusutan, bunga bank, tanah, modal kerja, biaya lain).
2. Biaya Tidak Langsung : Biaya yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis proyek (biaya polusi udara, biaya penanganan pencemaran, bising, dll).
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
34
Keputusan Hasil Evaluasi Proyek: Keputusan hasil evaluasi proyek: a. Menolak atau menerima proyek, didasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi. b. Memilih satu atau beberapa proyek yang layak sesuai dana yang tersedia c. Membuat skala prioritas dari beberapa proyek yang layak.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
35
Contoh Dari 7 proyek yang dinilai ada 5 proyek yang layak untuk dikembangkan dengan jumlah dana masing-masing proyek terlihat pada tabel berikut:
No
Nama Proyek
Jumlah Dana (Rp)
1
Pembangunan Irigasi
350.000.000
2
Perbaikan Jalan Kabupaten
150.000.000
3
Pembuatan Jalan Baru
450.000.000
4
Pembuatan Jalan Desa
200.000.000
5
Peningkatan Jalan Desa
120.000.000
Jumlah
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
1.270.000.000
36
KEPUTUSAN ANALISIS PROYEK Dari tabel terlihat bahwa jumlah dana proyek Rp. 1.270.000.000,- sedangkan dana yang tersedia sebesar Rp. 550.000.000,-. Berdasarkan keterbatasan itu, keputusan yang dapat diambil adalah
– Mengerjakan proyek no 1 dan 2 dengan jumlah dana Rp. 500.000.000,– Mengerjakan proyek no 1 dan 4 dengan jumlah dana sebesar Rp. 550.000.000,– Mengerjakan proyek no 3 dengan jumlah dana sebesar Rp. 450.000.000,atau – Mengerjakan proyek 4 dan 5 dengan alasan proyek lainnya meskipun bisa dikembangkan, kelayakannya masih dalam batas minimum.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
37
KEPUTUSAN ANALISIS PROYEK Dari tabel terlihat bahwa jumlah dana proyek Rp. 1.270.000.000,- sedangkan dana yang tersedia sebesar Rp. 550.000.000,-. Berdasarkan keterbatasan itu, keputusan yang dapat diambil adalah
– Mengerjakan proyek no 1 dan 2 dengan jumlah dana Rp. 500.000.000,– Mengerjakan proyek no 1 dan 4 dengan jumlah dana sebesar Rp. 550.000.000,– Mengerjakan proyek no 3 dengan jumlah dana sebesar Rp. 450.000.000,atau – Mengerjakan proyek 4 dan 5 dengan alasan proyek lainnya meskipun bisa dikembangkan, kelayakannya masih dalam batas minimum.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
38
Aspek Ekonomi dan Keuangan
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
39
Aspek Ekonomi dan Keuangan
DANA INVESTASI Menentukan jumlah dana investasi secara keseluruhan disesuaikan dengan aspek teknis produksi: a. Tanah b. Gedung c. Mesin d. Peralatan e. Biaya pemasangan mesin f. Biaya lain (studi kelayakan, survei, impor mesin/peralatan, biaya lain yang berhubungan dengan pembangunan proyek). Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
40
Aspek Ekonomi dan Keuangan
BIAYA MODAL KERJA Terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). • Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naikturunnya produksi yang dihasilkan, mslnya biaya tenaga kerja tak langsung, penyusutan, bunga bank, asuransi, dsb. •Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah/bahan pembantu, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemasaran, dll.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
41
Aspek Ekonomi dan Keuangan
SUMBER PEMBIAYAAN Sumber dari dalam perusahaan: modal yang berasal dari para investor sendiri atau modal yang dihimpun atas penjualan saham. Sumber dari luar perusahaan: modal yang berasal dari bank, produsen mesin/peralatan, dan lembaga keuangan lain. Komposisi sumber modal sendiri dan modal dari luar perusahaan: semakin besar modal yang berasal dari luar perusahaan semakin besar bunga sebagai biaya modal dalam pelaksanaan proyek.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
42
Aspek Ekonomi dan Keuangan
PROSES PERPUTARAN KEUANGAN Proses perputaran keuangan perlu direncanakan karena akan mempengaruhi kemampuan usaha/proyek dalam menutupi segala kewajiban-kewajibannya.
ASAS PEMBELANJAAN Likuiditas Solvabilitas Rentabilitas.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
43
Aspek Ekonomi dan Keuangan
TITIK PULANG POKOK - Perlu dihitung kapan terjadinya titik pulang pokok (BEP) - Semakin lama waktu pencapaian TR=TC semakin lama usaha/proyek mencapai keuntungan dan semakin besar pula saldo kerugian yang merupakan beban terhadap biaya operasi dan pemeliharaan. - Pay back period (PBP) atau jangka waktu pengembalian biaya investasi: semakin cepat pengembalian biaya investasi dari usaha/proyek yang direncanakan, semakin baik proyek tersebut karena dana investasi dapat digunakan sebagai penanaman investasi baru. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
44
Aspek Ekonomi dan Keuangan
PERHITUNGAN PROFIT - Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak usaha/proyek yang dikembangkan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
45
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
46
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
PERHITUNGAN BUNGA • • •
Bunga merupakan biaya modal Besar kecilnya jumlah bunga yang merupakan beban terhadap peminjam (debitor) sangat tergantung pada waktu, jumlah pinjaman, dan tingkat bunga yang berlaku Terdapat 3 bentuk sistem perhitungan bunga: 1. 2. 3.
Simple interest (bunga biasa) Compound interest (bunga majemuk) Annuity (anuitas).
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
47
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
SIMPLE INTEREST (BUNGA BIASA) Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kreditor tergantung pada besar kecilnya principal (modal), interest rate (tingkat bunga), dan jangka waktu: B = f (P.i.n), di mana:
B= Bunga P= Principal (modal) i = interest rate (tingkat bunga) n = jangka waktu.
Contoh soal 1: Apabila jumlah pinjaman sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan tingkat bunga 18% per tahun. Berapa jumlah bunga selama 3 tahun? 2 bulan? 40 hari?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
48
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang Untuk menghitung besarnya principal, interest rate, dan jangka waktu dapat diselesaikan dengan: P = B/i.n i = B/p.n n = B/P.i S = P + B atau S = P + (P.i.n) Di mana S = jumlah penerimaan. Contoh soal 2: Hitunglah nilai-nilai yang tidak diketahui dalam tabel berikut:
No
Principal
Interest Rate
Time
Interest
Amount
(Modal)
(Tingkat Bunga)
(Waktu)
(Bunga)
(Jml Penerimaan)
1
6.000.000
18%
2 tahun
?
?
2
?
20%
?
250.000
5.250.000
3
7.000.000
?
50 hari
?
7.145.833
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
49
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
COMPOUND INTEREST (BUNGA MAJEMUK) Bunga majemuk biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif panjang dan dalam perhitungan bunga dilakukan lebih dari satu periode. Bunga majemuk adalah bunga yang terus menjadi modal bila tidak diambil pada waktunya. Perhitungan bunga majemuk dilakukan secara reguler dengan interval tertentu, setiap bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan, atau setiap tahun. Contoh soal 3: A meminjamkan uang sebesar Rp. 100.000,00 dengan tingkat bunga 12% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan selama 2 tahun. Berapa jumlah pengembalian setelah 2 tahun?
Jawab: Diketahui: P = Rp. 100.000,00, i = 12%/2= 6% , dan n = 2.2 = 4
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
50
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Rumus perhitungan bunga majemuk: n S = P (1+i) S -n P = S (1+i) atau P = (1 i ) n 1/ n
S i 1100% P log S log P n= log(1 i )
Di mana: S = Jumlah penerimaan P = Present Value n = Periode waktu i = tingkat bunga per periode waktu
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
51
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Nilai (1+i)n disebut compounding factor, yaitu suatu bilangan yang digunakan untuk menilai uang pada masa yang akan datang (future value). Nilai (1+i)-n disebut discount factor, yaitu suatu bilangan untuk menilai nilai uang dalam bentuk present value (nilai sekarang). Contoh 4: Seorang investor meminjam uang sebesar Rp 5.000.000,00 selama 8 tahun dengan tingkat bunga 18% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan. Berapa jumlah pengembalian setelah 8 tahun? n
Catatan: nilai (1+i) dapat dilihat dalam Lampiran I pada n = 16 dan I = 9%.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
52
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Contoh 5: Apabila Bank A menerima tingkat bunga deposito sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan setiap bulan. Bank B juga menerima tingkat bunga deposito sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan. Berapa tingkat bunga efektif (effective rate) pada masing-masing bank tersebut? m
Rumus: F = (1+j/m) di mana F = effective rate m = frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
53
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
ANNUITY (Anuitas) Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran dengan jumlah yang sama besar pada setiap interval pembayaran. Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval tergantung pada jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga. Anuitas dapat dibagi atas dua bagian: 1. Anuitas Biasa (Simple Annuity) 2. Anitas Kompleks (Complex Annuity).
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
54
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
ANUITAS BIASA Anuitas biasa adalah sebuah anuitas yang mempunyai interval yang sama antara waktu pembayaran dengan waktu dibungamajemukkan. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3 bagian, yaitu: 1. Ordinary annuity 2. Annuity due 3. Deferred annuity.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
55
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Ordinary annuity Ordinary annuity adalah sebuah anuitas yang diperhitungkan pada setiap akhir interval seperti akhir bulan, akhir kuartal, akhir setiap 6 bulan, maupun pada setiap akhir tahun. An = R Sn = R Di mana:
1 (1 i ) n i {(1 i ) 1} i n
R = An
i {1 (1 i ) n }
R = Sn
i n {( 1 i ) 1
An = Present value
R = Annuity
Sn = Future value
i = Tingkat bunga/interval
n = jumlah interval pembayaran Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
56
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
a. Present Value Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal. Contoh 6: Sebuah perusahaan mencicil pinjaman sebesar Rp 50.000,- pada setiap akhir bulan selama 6 bulan dengan suku bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapakah besarnya present value? Diketahui: R = Rp. 50.000,-, i= 18%/12 = 0,015, n=6 Rumus : An = R Catatan: nilai discount factor dari anuitas di atas dapat dilihat pada Lampiran 3 pada n=6 dan i=1,5%.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
57
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
b. Anuitas dari present value Anuitas dari sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setiap interval. Jumlah angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan. Contoh 7: Seorang investor merencanakan membangun proyek perumahan murah untuk dijual secara cicilan kepada nasabah. Biaya pembangunan diperhitungkan Rp. 12.000.000,-. Berapa besar nilai cicilan yang dibebankan kepada nasabah, bila tingkat bunga setahun diperhitungkan sebesar 15% dan dimajemukkan setiap bulan selama 3 tahun? Diketahui: i = 15%/12 = 0,0125 dan n = 3x12 = 36 Rumus :
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
58
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
c. Jumlah penerimaan (Future amount) Jumlah penerimaan dari serangkaian pembayaran diperhitungkan bunga secara bunga majemuk (compound interest) dari sejumlah uang yang dicicil. Jumlah pembayaran pada interval pertama, diperhitungkan bunga pada akhir interval kedua, sehingga jumlah penerimaan pada akhir interval kedua adalah sebesar 2 kali setoran ditambah dengan bunga pada setoran pertama. d. Tingkat Bunga Bila present value diketahui:
{1 (1 i ) n } An i R
Bila jumlah penerimaan diketahui :
{(1 i ) n 1 Sn i R
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
59
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Contoh 8: Apabila diketahui jumlah present value sebesar Rp 969.482,- dengan anuitas Rp 150.000,- pada setiap akhir kuartal selama 2 tahun. Berapa besarnya tingkat bunga pada setiap kuartal? Berapa pada setiap tahunnya? Diketahui: An = Rp 969.482,- n = 2x4 = 8 R = Rp 150.000,-n Catatan: Nilai discount factor untuk {1-(1+i) /i} dapat dilihat pada Lampiran 3 pada n=8 di mana nilainya 6,463212760. Apabila nilai i tidak tersedia dalam lampiran, nilai i dapat dihitung dengan menggunakan sistem interpolasi. Contoh 9: Seorang pengusaha menyetor uang pada bank sebesar Rp 445.000,- dan diambil kembali secara cicilan setiap akhir 6 bulan sebesar Rp 50.000,- dalam waktu 5 tahun. Berapa besarnya interest rate dan nominal rate? Diketahui: An = Rp 445.000,-
R= Rp 50.000,- n= 2x5 = 10 (tiap 6 bulan)
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
60
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
e. Menentukan Jangka Waktu Untuk menentukan jangka waktu dari sebuah anuitas, sama halnya dengan cara menentukan tingkat bunga. Contoh 10: Seorang pegawai negeri menerima uang dari bank sebesar Rp 1.653.298,- dari hasil setoran sebesar Rp 50.000,- pada setiap akhir kuartal dengan tingkat bunga 20% setahun. Berapa lama pegawai tersebut telah melakukan setoran untuk mendapatkan sejumlah uang tersebut? Diketahui: Sn = Rp 1.653.298,- i= 20/4 = 5% dan R= Rp 50.000,n= ?
Catatan: Gunakan lampiran 5.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
61
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
2. Annuity Due Annuity due adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya. Pada formula annuity due ditambahkan satu compounding factor (1+i), baik untuk present value maupun future value. Penambahan satu compounding factor pada annuity due adalah sebagai akibat pembayaran yang dilakukan pada setiap awal interval. Nilai uang yang dihitung dengan annuity due selalu lebih besar bila dibandingkan dengan ordinary annuity.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
62
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
a. Perhitungan present value Rumus: An(ad) = R Atau
Atau
{1 (1 i ) } (1 i) i n
{1 (1 i) ( n 1) An(ad) = R 1 i {1 (1 i) ( n 1) An(ad) = R R u
Contoh 11: Sebuah perusahaan Ingin memperoleh uang secara kontinyu sebesar Rp 1.500.000,dari bank setiap awal kuartal selama satu tahun. Berapa jumlah dana yang harus disetor pada bank apabila tingkat bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun?
Diketahui: R=Rp 1.500.000,i= 18%/4= 4,5% dan n=4 Catatan: Gunakan Lampiran 3 untuk mendapat nilai discount factor annuity pada i=4,5% dan n=4 dan Lampiran 1 untuk compounding factor dari bunga majemuk. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar 63
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
b. Jumlah Pembayaran (Future amount) Jumlah pembayaran dalam annuity due dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Sn(ad) =
{(1 i ) n 1} R (1 i ) i atau Sn(ad) = {(1 i ) n 1 1} R 1 i Atau Sn(Ad) =
{(1 i ) ( n 1) 1} R R i
Contoh 12: Suatu BPD memberikan Fasilitas penjualan kendaraan beroda Dua secara kredit pada guru-guru SD. Tingkat bunga diperhitungkan sebesar 12% per tahun dan cicilan dilakukan Setiap awal bulan sebesar Rp 70.000,Selama 3 tahun. Berapakah besarnya Jumlah pembayaran? Diketahui: R = Rp 70.000,I = 12%/12 = 1% dan n = 12x3 = 36
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
64
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
c. Hubungan antara Present Value dengan Future amount Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuity due sama dengan hubungan yang terdapat pada perhitungan bunga majemuk. Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran dari bunga majemuk. -n
An (ad) = Sn (ad) (1+i) n Sn (ad) = An (ad) (1+i)
Apabila diketahui nilai present value dari annuity due, jumlah penerimaan pada akhir interval dapat diketahui tanpa menghitung besarnya anuitas pada setiap interval. Hubungan ini tidak dapat diterapkan pada ordinary annuity maupun bentuk annuity lainnya, misalnya deferred annuity.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
65
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
d. Anuitas, jangka waktu, dan tingkat bunga Penentuan anuitas dalam sebuah annuity due dapat dilakukan apabila nilai present value atau future value (jumlah penerimaan) dari transaksi, tingkat bunga dan lamanya pinjaman diketahui. Anuitas adalah cicilan yang harus dikembalikan oleh debitur, setiap bulan, kuartal, maupun setiap tahun tergantung perjanjian.
i 1 R An ( 1 i ) n { 1 ( 1 i ) } i 1 R Sn ( 1 i ) n {( 1 i ) 1
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
66
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
c. Hubungan antara Present Value dengan Future amount Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuity due sama dengan hubungan yang terdapat pada perhitungan bunga majemuk. Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran dari bunga majemuk. -n
An (ad) = Sn (ad) (1+i) n Sn (ad) = An (ad) (1+i)
Apabila diketahui nilai present value dari annuity due, jumlah penerimaan pada akhir interval dapat diketahui tanpa menghitung besarnya anuitas pada setiap interval. Hubungan ini tidak dapat diterapkan pada ordinary annuity maupun bentuk annuity lainnya, misalnya deferred annuity.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
67
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
d. Anuitas, jangka waktu, dan tingkat bunga Penentuan anuitas dalam sebuah annuity due dapat diketahui apabila nilai present value atau future value (jumlah penerimaan) dari transaksi diketahui, di samping tingkat bunga dan lamanya pinjaman.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
68
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Contoh 13. Seorang pimpinan perusahaan telah melakukan penyetoran pinjaman secara cicilan pada bank sebesar Rp 500.000,pada setiap awal bulan. Tingkat bunga pinjaman diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapa bulan harus diadakan penyetoran untuk menutupi pinjaman sebesar Rp 10.000.000,-?
Diketahui: R = 500.000,- i= 18%/12 = 1,5% An = 10.000.000,Ditanya: n = ? Jawab:
{1 (1 i) ( n1) } An (ad ) R R i
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
69
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang {1 (1 0,015) ( n 1) } 100000000 500000 500000 0,015 {1 (1 0,015) ( n 1) } 10000000 500000 19 0,015 500000 Pada lampiran 3 pada i=1,5%, nilai 19 tidak tersedia. Nilai yang mendekati 19 pada i=1,5% adalah pada n=22 dengan nilai 18,62082437 dan pada n=23 dengan nilai 19,33086145. Dengan demikian untuk mengembalikan kredit Sebesar Rp 10 juta membutuhkan waktu 22 bulan lebih: 22 bulan < n < 23 bulan Gunakan metode interpolasi untuk mengetahui waktu pengembalin secara pasti.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
70
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
3. Deferred Annuity Deferred annuity adalah suatu seri (anuitas) yang pembayarannya dilakukan pada akhir setiap interval. Perbedaan dengan ordinary annuity adalah dalam hal penanaman modal di mana pada deferred annuity ada masa tengang waktu (grace period) yang tidak diperhitungkan bunga.
{1 (1 i ) n } t An (da) R (1 i ) i {(1 i ) n 1 Sn(da) R i
t = tenggang waktu yang tidak dihitung bunga
Contoh 14: Seorang petani yang membuka usaha dalam bidang peternakan meminjam uang ke Bank dengan tingkat bunga 12% per tahun dan dimajemukkan setiap kuartal. Pinjaman tersebut harus dikembalikan secara cicilan mulai pada akhir kuartal ketiga sebesar Rp 400.000,- selama 5 kali angsuran. Berapa besar jumlah pinjaman?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
71
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Anuitas Kompleks (Complex Annuity) Anuitas kompleks adalah sebuah rentetan pembayaran dari suatu pinjaman dengan jumlah yang sama pada setiap interval. Berbeda dengan anuitas biasa, pada anuitas kompleks interval pembayaran dan interval bunga majemuk mempunyai interval yang berbeda. Apabila interval pembayaran dilakukan pada setiap bulan, mungkin dibungamajemukkan pada setiap kuartal atau sebaliknya apabila interval pembayaran dilakukan pada setiap kuartal, perhitungan bunga majemuk dilakukan pada setiap bulan. Jika dilihat dari tanggal pembayaran, anuitas kompleks dibagi 3: 1. Complex ordinary annuity 2. Complex due annuity 3. Complex deferred annuity. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
72
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
1. Complex Ordinary Annuity Pembayaran anuitas dalam complex ordinary annuity dilakukan pada akhir setiap interval. Besar kecilnya anuitas tergantung pada besar kecilnya pinjaman, tingkat bunga, jangka waktu, dan frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun. a. Present Value Rumus:
{1 (1 i) nc} i Anc (Oa) R c i {( 1 1 ) 1 }
c = perbandingan antara frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun dengan frekuensi pembayaran dalam satu tahun.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
73
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Contoh 15: Seorang petani merencanakan meminjam uang ke bank untuk perluasan usaha sektor perikanan. Berdasarkan pada perkiraan dan perhitungan benefit, ia mampu mengembalikan pinjaman sebesar Rp 76.015 pada setiap akhir kuartal selama 2 tahun dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan pada setiap bulan. Berapa besar jumlah kredit yang bisa ia pinjam? Diketahui: R=Rp 76.015 c = 12/4 = 3
n = 2x4 = 8 (per kuartal) nc = 3x8 = 24 i = 18%/12 = 1,5%
Ditanya: Anc(Oa) = ? Jawab :
{1 (1 i ) nc} i Anc (oa ) R c i {(1 i ) 1} {1 (1 0,015) 24} 0,015 Anc (oa ) 76.015 3 0,015 {(1 0,015) 1} Anc (oa ) 76.015(20,03040533)(0,32838278) Unbar Anc (oa ) Krisdinar Rp.500Sumadja-Faperta .000
74
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
b. Jumlah Penerimaan (1 i) nc 1 Rumus: i Snc(oa) R c i {( 1 i ) 1 Untuk mengubah nilai Anc dan Snc dalam complex ordinary annuity digunakan rumus berikut:
{(1 i ) n 1} Sn R r {1 (1 r ) n } An R r
r = tingkat bunga pada setiap pembayaran dalam simple ordinary annuity i = tingkat bunga dalam complex ordinary annuity
c. Anuitas, jangka waktu, dan tingkat bunga Penentuan anuitas dalam complex ordinary annuity sama halnya dengan perhitungan simple ordinary annuity. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
75
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang 2. Complex Annuity Due Complex annuity due adalah pembayaran yang dilakukan pada setiap awal interval. Berbeda dengan simple annuity due, pada complex annuity due frekuensi bunga majemuk tidak sama dengan frekuensi pembayaran dalam satu tahun. Sebagai kompensasi dalam perhitungan harus dikalikan dengan discount c factor [i/{1-(1+i) }] {1 (1 i ) n } i c Anc (ad ) R ( 1 i ) c i (1 i ) 1 {(1 r ) n 1} i c Snc(ad ) R ( 1 i ) c i (1 i ) 1
Untuk menghitung tingkat bunga, jangka waktu, dan anuitas sama dengan cara menghitung pada complex ordinary annuity.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
76
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang 3. Complex Deferred Annuity Pembayaran dilakukan pada setiap akhir interval. Perbedaan dengan complex annuity yang lain adalah pada tenggang waktu yang tidak diperhitungkan bunga. Contoh 16: Seorang mahasiswa meminjam uang pada bank sebesar Rp 800.000,untuk membayar biaya kuliah. Ia akan mengembalikan pinjaman secara cicilan selama 5 tahun dan pengembalian pinjaman dilakukan setelah 3 tahun meminjam. Bunga diperhitungkan 12% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan. Berapa besarnya pembayaran yang harus dilakukan setiap akhir tahun? Diketahui: Anc= Rp 800.000,n=5 t= 2
c= 2 (dibungamajemukkan 2 kali setahun dan pembayaran setiap tahun i= 12%/2= 6%
Ditanya: R?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
77
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
Jawab: Rumus Anc dan Snc adalah sebagai berikut: {1 (1 i ) nc} i Anc ( da ) R (1 i ) ct c i (1 i ) 1 (1 r ) nc 1 i Snc ( da ) R c i (1 i ) 1
Rumus untuk menghitung jumlah pembayaran setiap tahun: {(1 i ) c 1 i ct R Anc (da ) (1 i ) nc i {1 (1 i ) {(1 0,06) 2 1} 0,06 2.2 R 800.000 (1 0,06) 10 0,06 {1 (1 0,06) R 800.000(0,13586795)(2,06)(1,262477) R Rp.282.682,
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
78
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
79
Analisis Kriteria Investasi
PENDAHULUAN •
•
• • •
Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (Cash out flows) merupakan alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Hasil perhitungan kriteria investasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan penanaman modal. Kriteria investasi yang dapat digunakan: NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, PR Keputusan yang timbul dari hasil analisis: menerima atau menolak, memilih satu atau beberapa proyek, atau menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
80
Analisis Kriteria Investasi
PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI 1. Net Present Value (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Rumus: n
NPV NBi (1 i ) n i 1
atau n
NPV i 1
NBi (1 i ) n
atau n
n
i 1
i 1
NPV Bi Ci N Bi
Dimana: NB = Net benefit = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi B = Benefit yang telah didiskon C = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun (waktu
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
81
Analisis Kriteria Investasi Kriteria: NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
82
Analisis Kriteria Investasi Contoh 1: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui: Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
83
Analisis Kriteria Investasi Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV Thn
Investasi
Biaya Operasi
(dalam Rp.000,-)
Total Cost
Benefit
Net Benefit
D.F. 18%
Present Value
0
20.000
-
20.000
-
-20.000
1,0000
-20.000
1
15.000
-
15.000
-
-15.000
0,8475
-12,713
2
-
5.000
5.000
10.000
5.000
0,7182
3,591
3
-
6.000
6.000
12.000
6.000
0,6086
3,652
4
-
6.000
6.000
14.000
8.000
0,5158
4,126
5
-
7.000
7.000
17.000
10.000
0,4371
4,371
6
-
7.000
7.000
21.000
14.000
0,3704
5,186
7
-
8.000
8.000
25.000
17.000
0,3139
5,336
8
-
9.000
9.000
30.000
21.000
0,2660
5,586
9
-
10.000
10.000
36.000
26.000
0,2255
5,863
10
-
11.000
11.000
43.000
32.000
0,1911
6,115
NPV Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
11.115,73 84
Analisis Kriteria Investasi
Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka: n
NPV NBi (1 i ) n i 1
NPV 11.115.000 Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan. Catatan: • Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian • Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa datang, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen). Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
85
Analisis Kriteria Investasi Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV Thn
Investasi
Biaya Operasi
Total Cost
(dalam Rp.000,-)
Benefit
Net Benefit
D.F. 18%
B
C
0
20.000
-
20.000
-
-20.000
1,0000
-
20.000
1
15.000
-
15.000
-
-15.000
0,8475
-
12.713
2
-
5.000
5.000
10.000
5.000
0,7182
7.182
3.591
3
-
6.000
6.000
12.000
6.000
0,6086
7.304
3.652
4
-
6.000
6.000
14.000
8.000
0,5158
7.221
3.095
5
-
7.000
7.000
17.000
10.000
0,4371
7.431
3.060
6
-
7.000
7.000
21.000
14.000
0,3704
7.778
2.593
7
-
8.000
8.000
25.000
17.000
0,3139
7.848
2.511
8
-
9.000
9.000
30.000
21.000
0,2660
7.980
2.394
9
-
10.000
10.000
36.000
26.000
0,2255
8.118
2.255
10
-
11.000
11.000
43.000
32.000
0,1911
8.217
2.102
NPV
69.080
57.966
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
86
Analisis Kriteria Investasi
Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel 2 berikut. Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF: n
NPV Bi Ci i 1
NPV 69.080 57.966 NPV 11.114 Rp11.114.000,
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
87
Analisis Kriteria Investasi
Contoh 2:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
88
Analisis Kriteria Investasi
n
PV i 1
CFi Sv (1 r ) m (1 r ) n
Di mana: PV = Present value CF = Cash flow n = periode waktu tahun ke n m = periode waktu r = tingkat bunga Sv = salvage value
20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000 ... 2 3 5 (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18)5 PV 16.949.153 14.363.689 12.172.617 10.315.778 8.742.184 6.556.638 PV 69.100.059 PV
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga Rp 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari original outlays atau original cost (harga beli).
NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000 = - 5.899.941, dimana OO=original outlays Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin pun tidak feasible. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
89
Analisis Kriteria Investasi
2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus:
IRR i1
NPV1 i2 i1 ( NPV1 NPV2 )
dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
90
Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 3 berikut: Tabel 3: Persiapan Perhitungan IRR Thn
Net Benefit
D.F. 18%
(dalam Rp.000,-) Present Value
D.F. 24%
Present Value
0
-20.000
1,0000
-20.000
1,0000
-20.000
1
-15.000
0,8475
-12,713
0,8065
-12,713
2
5.000
0,7182
3,591
0,6504
3,591
3
6.000
0,6086
3,652
0,5245
3,652
4
8.000
0,5158
4,126
0,4230
4,126
5
10.000
0,4371
4,371
0,3411
4,371
6
14.000
0,3704
5,186
0,2751
5,186
7
17.000
0,3139
5,336
0,2218
5,336
8
21.000
0,2660
5,586
0,1789
5,586
9
26.000
0,2255
5,863
0,1443
5,863
10
32.000
0,1911
6,115
0,1164
6,115
NPV
11.115,73
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
-48,94
91
Analisis Kriteria Investasi
IRR i1
NPV1 i2 i1 ( NPV1 NPV2 )
11.114 (0,24 0,18) (11.114 48) IRR 0,23974 23,97% IRR 0,18
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari SOCC sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
92
Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset (Original outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV=OO harus dicari dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat bunga II menghasilkan PV > OO. PV I dengan DF=18% menghasilkan Rp.69.100.059,- dan PV II dengan DF=14% adalah: 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000 PV ... (1 0,14) (1 0,14) 2 (1 0,14)3 (1 0,14)5 (1 0,15)5
PV 17.543.860 15.389.351 13.499.430 11.841.606 10.387.373 7.790.530 PV 76.452.149 Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, maka: i i IRR i1 ( PV1 OO) 2 1 PV2 PV1 18 14 IRR 14 (76.452.149 75.000.000)( ) 69.100.059 76.452.149 4 IRR 14 (1.452.149)( ) 7.352.090 IRR 14 0,79 14,79% Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
IRR=14,79% lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku (DF) yi 18% berarti penggantian mesin tidak layak. 93
Analisis Kriteria Investasi
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif. Rumus: n NetB / C
N B () i 1 n
i
N B ( ) i 1
i
Jika: Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau TR=TC
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
Net
94
Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 4 berikut: Tabel 4: Jumlah benefit dan persiapan Perhitungan Net B/C Proyek Thn
Net Benefit
D.F. 18%
Present Value
0
-20.000.000
1,0000
-20.000.000
1
-15.000.000
0,847458
-12,713.870
2
5.000.000
0,718218
3,590.920
3
6.000.000
0,608631
3,651.785
4
8.000.000
0,515789
4,126.312
5
10.000.000
0,437109
4,371.090
6
14.000.000
0,370432
5,186.048
7
17.000.000
0,313925
5,336.725
8
21.000.000
0,266038
5,586.798
9
26.000.000
0,225456
5,861.856
32.000.000
0,191064
6,114.048
10
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
95
Analisis Kriteria Investasi n
NetB / C
N B () i 1 n
N B ( ) i 1
NetB / C
i
i
44.825.582 1,3703 1,37 32.711.870
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
96
Analisis Kriteria Investasi
4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. n Rumus: B(1 r ) n GrossB / C in1 n C ( 1 r ) i i 1
Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Dari contoh 1 (tabel 2), Gross B/C dapat dihitung sbb:
69.077.839 GrossB / C 1,1917 1,19 57.964.101 Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
97
Analisis Kriteria Investasi
5. Profitability Ratio (PR) PR adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dengan jumlah investasi. Nilai dari masng-masing variabel dalam bentuk present value (telah didiskon dengan DF dari SOCC) Rumus: n
PR
n
B OM i 1
i 1
i
n
I i 1
i
Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
98
Analisis Kriteria Investasi
Tabel 5: Jumlah Investasi, Biaya Operasi, dan Biaya Pemeliharaan dalam Harga Berlaku dan dalam Present Value (dalam Rp.000,-) Thn
Investasi
Biaya Operasi
Benefit
Net 18%
ī
OM
B
0
20.000
-
-
1,0000
-20.000
-
-
1
15.000
-
-
0,8475
-12.712
-
-
2
-
5.000
10.000
0,7182
-
3.591
7.182
3
-
6.000
12.000
0,6086
-
3.651
7.303
4
-
6.000
14.000
0,5158
-
3.095
7.221
5
-
7.000
17.000
0,4371
-
3.060
7.431
6
-
7.000
21.000
0,3704
-
2.593
7.778
7
-
8.000
25.000
0,3139
-
2.511
7.848
8
-
9.000
30.000
0,2660
-
2.394
7.980
9
-
10.000
36.000
0,2255
-
2.255
8.118
10
-
11.000
43.000
0,1911
-
2.102
8.217
25.253
69.078
32.712 Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
99
Analisis Kriteria Investasi n
PR
n
B OM i 1
i
i 1
n
I i 1
PR
i
i
69.078 25.253 1,3397 1,34 32.712
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
100
Analisis Kriteria Investasi
ANALISIS PAY BACK PERIOD DAN BEP 1. Pay Back Period (PBP) PBP adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. PBP digunakan untuk mengetahui berapa lama proyek dapat mengembalikan investasi. Rumus: Dimana: n n PBP = Pay Back Period I i Bicp 1 Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP i 1 PBP Tp 1 i 1 Ii = Jumlah investasi telah didiskon Bp Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum PBP Bp = Jumlah benefit pada PBP
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
101
Analisis Kriteria Investasi
Dari Tabel 5, PBP dapat dihitung sbb:
32.712 29.137 7.778 PBP 5 0,4596 PBP 5
PBP = 5 tahun 5 bulan 15 hari. Untuk nilai Tp-1 dihitung secara kumulatif dari nilai benefit yang telah didiskon (7.182+7.303+7.221+7.431=29.137) karena pada tahun kelima terdapat kumulatif benefit di bawah jumlah investasi yang telah didiskon. Nilai Bp yaitu jumlah benefit pada PBP adalah sebesar 7.778, berarti pada tahun keenam terdapat jumlah kumlatif benefit sama dengan jumlah investasi.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
102
Analisis Kriteria Investasi
2. Break Even Point (BEP) BEP adalah titik pulang pokok dimana TR=TC. Terjadinya BEP tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya modal lainnya. Selama perusahaan masih berada di bawah BEP, selama itu perusahaan masih menderita kerugian. Semakin lama perusahaan mencapai BEP, semakin besar saldo rugi. Rumus: n
BEP Tp 1
n
TC B i 1
i
i 1
Bp
icp 1
Dimana: BEP = Break Even Point Tp-1 = Tahun sebelum terdapat BEP TCi = Jumlah total cost yang telah didiskon Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum BEP Bp = Jumlah benefit pada BEP
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
103
Analisis Kriteria Investasi
Dari Tabel 2 dan Tabel 5, BEP dapat dihitung sbb:
57.966 52.745 8.118 BEP 8 0,6431 BEP 8
BEP = 8 tahun 7 bulan 22 hari. Dilihat dari jumlah produksi: Dimana: TR = p x q dan TC = a + bq a=fixed cost pada keadaaan BEP: TR = TC → p.q = a + bq b= biaya var per unit p=harga per unit p.q – bq = a → q (p-b) = a q=jumlah produksi q = a/(p-b) BEP(Q) = a/(p-b) BEP(RP) = a/(1 – b/p) → BEP dalam rupiah adalah dengan mengalikan dengan harga per unit produksi Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
104
Analisis Kriteria Investasi PV,I,C,B TR
BEP
TC
57.965
PBP
32.712
0
1
2
3
4
5 6 Tahun
I
7
8
9
10
Grafik 1. BEP Pada grafik tsb terlihat keuntungan didapat setelah perusahaan mencapai BEP. Di bawah BEP kegiatan mengalami kerugian karena keuntungan yang diperoleh masih digunakan menutupi biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan investasi dan biaya operasi. Jadi, pengembalian biaya modal dan biaya lain dicapai selama 8 th 7 bln dan 22 hr. PBP selama 5 th 5 bln 15 hr, pada saat TR=I sebesar Rp.32.712 dlm present value. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
105
Analisis Kriteria Investasi
CONTOH KASUS Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan thd sebuah gagasan usaha pembangunan perusahaan batu bata diperoleh data sbb: 1.a. Kebutuhan investasi - Bangunan utk tempat kerja ukuran 10x20 m x Rp 7.500,Rp. 1.400.000,- Bangunan kantor 5x4 m x Rp 10.000,Rp. 200.000,- Peralatan kantor Rp. 100.000,- Bangunan/dapur pembakar 8x6 m x Rp 12.000,Rp. 576.000,- Peralatan pencetak dari kayu Rp. 20.000,- Tanah lokasi usaha 500m2 dengan harga @ Rp 7.000,Rp. 3.500.000,b. Kebutuhan modal kerja Rp. 2.500.000,Jumlah Rp. 8.296.000,-
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
106
Analisis Kriteria Investasi
2. Sumber dana direncanakan melalui kredit bank sebesar Rp 6.000.000,- dengan suku bunga 18% per tahun dan dimajemukkan setiap tahun selama 5 tahun. Sisa modal sebesar Rp 2.296.000,- merupakan modal sendiri. 3. Kapasitas produksi (full capacity) per tahun sebesar 100.000 unit yang dilakukan dalam 4 kali pembakaran dan setiap 1 kali pembakaran sebanyak 25.000 unit. Rencana produksi pada tahun pertama dan kedua sebesar 75% dan tahun ketiga sampai dengan tahun kelima sebesar 100%. 4. Biaya operasi dan pemeliharaan a. Biaya tidak tetap - Biaya bahan baku per unit produksi diterima di tempat usaha diperhitungkan sebesar Rp. 5,- Biaya bahan pembantu per unit produksi diperkirakan sebesar Rp 3,- Upah tenaga kerja langsung diperhitungkan per unit produksi Rp 6,- Biaya bahan kayu bakar pd setiap pembakaran sebesar Rp80.000,-
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
107
Analisis Kriteria Investasi
b. Biaya tetap - Gaji karyawan tetap 1 orang per bulan Rp 75.000,- Biaya umum rata-rata per tahun Rp 30.000,- Biaya penyusutan rata-rata per tahun diperhitungkan Rp 459.200,- Nilai scrap value asset pada akhir tahun kelima Rp 4.500.000,- Biaya perawatan per tahun rata-rata Rp 75.000,5. Harga jual hasil produksi sesuai dengan harga pasar Rp 65,- per unit dan pajak diperhitungkan sebesar 15% dari hasil net benefit. Berdasarkan pada kasus di atas, apakah gagasan usaha ini layak untuk dikembangkan bila dilihat dari NPV, IRR, dan Net B/C?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
108
Analisis Kriteria Investasi
Penyelesaian: • Cicilan pengembalian pokok pinjaman dan bunga bank dari jumlah pinjaman sebesar Rp 6.000.000,-
R 6.000.000
0,18 Rp1.918.670 5 {1 (1 0,18) }
• Jadwal pelunasan kredit terlihat pada tabel K.1, rekapitulas biaya operasi dan pemeliharaan pada tabel K.2, perhitungan NPV dapat dilihat pada tabel K.3, perhitungan IRR dan Net B/C terlihat pada tabel K.4.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
109
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.1 Jadwal pengembalian Kredit Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) Akhir Kwt
Cicilan/Tahun
Bunga (18%)
P.Pokok Pinjaman
Jumlah PPP
0
-
-
-
-
Sisa Kredit
6.000,00
1
1.918,67
1.080,00
838,67
838,67
5.161,33
2
1.918,67
929,04
989,63
1.828,30
4.171,70
3
1.918,67
750,91
1.167,76
2.996,06
3.003,94
4
1.918,67
540,71
1.377,96
4.374,03
1.625,97
5
1.918,67
292,68
1.625,99
6.000,02
0,00
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
110
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.2 Rekapitulasi Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) Jenis Biaya A. Biaya Tdk Tetap
Tahun
1
2
3
4
5
1.290,00
1.290,00
1.720,00
1.720,00
1.720,00
1. Bahan baku
375,00
375,00
500,00
500,00
500,00
2. Bahan Pembantu
225,00
225,00
300,00
300,00
300,00
3. Upah Tenega Kerja
450,00
450,00
600,00
600,00
600,00
4. Bahan Bakar Kayu
240,00
240,00
320,00
320,00
320,00
B. Biaya Tetap
1.464,20
1.464,20
1.464,20
1.464,20
1.464,20
5. Biaya gaji
900,00
900,00
900,00
900,00
900,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
7. Biaya Penyusutan
459,20
459,20
459,20
459,20
459,20
8. Biaya Perawatan
75,00
75,00
75,00
75,00
75,00
2.754,20
2.754,20
3.184,20
3.184,20
3.184,20
6. Biaya Umum
Total Biaya
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
111
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.3 Persiapan Perhitungan NPV Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) No. Uraian
Tahun 0
1
2
3
4
5
1. Pendapatan a. Hasil Usaha b. Salvage Value
-
4.875,00 -
4.875,00 -
6.500,00 -
6.500,00 -
6.500,00 4.500,00
Gross Benefit
-
4.875,00
4.875,00
6.500,00
6.500,00
11.000,00
2. Investasi Awal 3. Operating Cost Kredit Bank a. Pokok pinjaman b. Bunga bank Total Cost
2.296,00 -
2.754,20
2.754,20
3.184,20
3.184,20
3.184,20
2.296,00
838,67 1.080,00 4.672,87
989,63 929,04 4.672,87
1.167,76 750,91 5.102,87
1.377,96 540,71 5.102,87
1.625,99 292,68 5.102,87
4. Net Benefit 5. Pajak 15% 6. Net Benefit 7. DF 18%
-2.296,00 -2.296,00 1,0000
202,13 30,22 171,81 0,8475
202,13 30,32 171,81 0,7182
1.397,13 209,57 1.187,56 0,6086
1.397,13 209,57 1.187,56 0,5158
5.897,13 884,57 5.012,56 0,4371
Present Value (PV) NPV = Total PV
-2.296,00 1.499,35
145,60
123,39
722,79
612,53
2.191,04
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
112
Analisis Kriteria Investasi
Tabel K.4 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Tahun
Net benefit (Rp 000)
D.F 18%
Present Value (Rp 000)
D.F 34%
Present Kredit (Rp 000)
0
-2.296,00
1,0000
-2.296,00
1,0000
-2.296,00
1
171,81
0,8475
145,60
0,7463
128,72
2
171,81
0,7182
123,39
0,5569
95,68
3
1.187,56
0,6986
722,79
0,6156
493,56
4
1.187,56
0,5158
612,53
0,3102
368,33
5
5.012,56
0,4371
2.191,04
0,2315
1.160,21
NPV
1.499,35
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
-50,00
113
Analisis Kriteria Investasi
1.499,35 )(0,34 0,18) 1.499,35 50,00 IRR 0,3348 33,48% IRR 0,18 (
n
NetB / C
N B () i 1 n
N B ( ) i 1
NetB / C
i
i
3.795,35 1,65 2.296,00
Berdasarkan pada hasil perhitungan, proyek ini layak untuk dikerjakan karena: NPV > 0, IRR > D.F dan Net B/C > 1
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
114
Analisis Kriteria Investasi n
NetB / C
N B () i 1 n
N B ( ) i 1
NetB / C
i
i
44.825.582 1,3703 1,37 32.711.870
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
115
Analisis Kriteria Investasi
4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. n Rumus: B(1 r ) n GrossB / C in1 n C ( 1 r ) i i 1
Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Dari contoh 1 (tabel 2), Gross B/C dapat dihitung sbb:
69.077.839 GrossB / C 1,1917 1,19 57.964.101 Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
116
Analisis Kriteria Investasi
5. Profitability Ratio (PR) PR adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dengan jumlah investasi. Nilai dari masng-masing variabel dalam bentuk present value (telah didiskon dengan DF dari SOCC) Rumus: n
PR
n
B OM i 1
i 1
i
n
I i 1
i
Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
117
Analisis Kriteria Investasi
Tabel 5: Jumlah Investasi, Biaya Operasi, dan Biaya Pemeliharaan dalam Harga Berlaku dan dalam Present Value (dalam Rp.000,-) Thn
Investasi
Biaya Operasi
Benefit
Net 18%
ī
OM
B
0
20.000
-
-
1,0000
-20.000
-
-
1
15.000
-
-
0,8475
-12.712
-
-
2
-
5.000
10.000
0,7182
-
3.591
7.182
3
-
6.000
12.000
0,6086
-
3.651
7.303
4
-
6.000
14.000
0,5158
-
3.095
7.221
5
-
7.000
17.000
0,4371
-
3.060
7.431
6
-
7.000
21.000
0,3704
-
2.593
7.778
7
-
8.000
25.000
0,3139
-
2.511
7.848
8
-
9.000
30.000
0,2660
-
2.394
7.980
9
-
10.000
36.000
0,2255
-
2.255
8.118
10
-
11.000
43.000
0,1911
-
2.102
8.217
25.253
69.078
32.712 Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
118
Analisis Kriteria Investasi n
PR
n
B OM i 1
i
i 1
n
I i 1
PR
i
i
69.078 25.253 1,3397 1,34 32.712
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
119
Analisis Kriteria Investasi
ANALISIS PAY BACK PERIOD DAN BEP 1. Pay Back Period (PBP) PBP adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. PBP digunakan untuk mengetahui berapa lama proyek dapat mengembalikan investasi. Rumus: Dimana: n n PBP = Pay Back Period I i Bicp 1 Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP i 1 PBP Tp 1 i 1 Ii = Jumlah investasi telah didiskon Bp Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum PBP Bp = Jumlah benefit pada PBP
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
120
Analisis Kriteria Investasi
Dari Tabel 5, PBP dapat dihitung sbb:
32.712 29.137 7.778 PBP 5 0,4596 PBP 5
PBP = 5 tahun 5 bulan 15 hari. Untuk nilai Tp-1 dihitung secara kumulatif dari nilai benefit yang telah didiskon (7.182+7.303+7.221+7.431=29.137) karena pada tahun kelima terdapat kumulatif benefit di bawah jumlah investasi yang telah didiskon. Nilai Bp yaitu jumlah benefit pada PBP adalah sebesar 7.778, berarti pada tahun keenam terdapat jumlah kumlatif benefit sama dengan jumlah investasi.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
121
Analisis Kriteria Investasi
2. Break Even Point (BEP) BEP adalah titik pulang pokok dimana TR=TC. Terjadinya BEP tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya modal lainnya. Selama perusahaan masih berada di bawah BEP, selama itu perusahaan masih menderita kerugian. Semakin lama perusahaan mencapai BEP, semakin besar saldo rugi. Rumus: n
BEP Tp 1
n
TC B i 1
i
i 1
Bp
icp 1
Dimana: BEP = Break Even Point Tp-1 = Tahun sebelum terdapat BEP TCi = Jumlah total cost yang telah didiskon Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum BEP Bp = Jumlah benefit pada BEP
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
122
Analisis Kriteria Investasi
Dari Tabel 2 dan Tabel 5, BEP dapat dihitung sbb:
57.966 52.745 8.118 BEP 8 0,6431 BEP 8
BEP = 8 tahun 7 bulan 22 hari. Dilihat dari jumlah produksi: Dimana: TR = p x q dan TC = a + bq a=fixed cost pada keadaaan BEP: TR = TC → p.q = a + bq b= biaya var per unit p=harga per unit p.q – bq = a → q (p-b) = a q=jumlah produksi q = a/(p-b) BEP(Q) = a/(p-b) BEP(RP) = a/(1 – b/p) → BEP dalam rupiah adalah dengan mengalikan dengan harga per unit produksi Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
123
Analisis Kriteria Investasi PV,I,C,B TR
BEP
TC
57.965
PBP
32.712
0
1
2
3
4
5 6 Tahun
I
7
8
9
10
Grafik 1. BEP Pada grafik tsb terlihat keuntungan didapat setelah perusahaan mencapai BEP. Di bawah BEP kegiatan mengalami kerugian karena keuntungan yang diperoleh masih digunakan menutupi biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan investasi dan biaya operasi. Jadi, pengembalian biaya modal dan biaya lain dicapai selama 8 th 7 bln dan 22 hr. PBP selama 5 th 5 bln 15 hr, pada saat TR=I sebesar Rp.32.712 dlm present value. Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
124
Analisis Kriteria Investasi
CONTOH KASUS Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan thd sebuah gagasan usaha pembangunan perusahaan batu bata diperoleh data sbb: 1.a. Kebutuhan investasi - Bangunan utk tempat kerja ukuran 10x20 m x Rp 7.500,Rp. 1.400.000,- Bangunan kantor 5x4 m x Rp 10.000,Rp. 200.000,- Peralatan kantor Rp. 100.000,- Bangunan/dapur pembakar 8x6 m x Rp 12.000,Rp. 576.000,- Peralatan pencetak dari kayu Rp. 20.000,- Tanah lokasi usaha 500m2 dengan harga @ Rp 7.000,Rp. 3.500.000,b. Kebutuhan modal kerja Rp. 2.500.000,Jumlah Rp. 8.296.000,-
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
125
Analisis Kriteria Investasi
2. Sumber dana direncanakan melalui kredit bank sebesar Rp 6.000.000,- dengan suku bunga 18% per tahun dan dimajemukkan setiap tahun selama 5 tahun. Sisa modal sebesar Rp 2.296.000,- merupakan modal sendiri. 3. Kapasitas produksi (full capacity) per tahun sebesar 100.000 unit yang dilakukan dalam 4 kali pembakaran dan setiap 1 kali pembakaran sebanyak 25.000 unit. Rencana produksi pada tahun pertama dan kedua sebesar 75% dan tahun ketiga sampai dengan tahun kelima sebesar 100%. 4. Biaya operasi dan pemeliharaan a. Biaya tidak tetap - Biaya bahan baku per unit produksi diterima di tempat usaha diperhitungkan sebesar Rp. 5,- Biaya bahan pembantu per unit produksi diperkirakan sebesar Rp 3,- Upah tenaga kerja langsung diperhitungkan per unit produksi Rp 6,- Biaya bahan kayu bakar pd setiap pembakaran sebesar Rp80.000,-
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
126
Analisis Kriteria Investasi
b. Biaya tetap - Gaji karyawan tetap 1 orang per bulan Rp 75.000,- Biaya umum rata-rata per tahun Rp 30.000,- Biaya penyusutan rata-rata per tahun diperhitungkan Rp 459.200,- Nilai scrap value asset pada akhir tahun kelima Rp 4.500.000,- Biaya perawatan per tahun rata-rata Rp 75.000,5. Harga jual hasil produksi sesuai dengan harga pasar Rp 65,- per unit dan pajak diperhitungkan sebesar 15% dari hasil net benefit. Berdasarkan pada kasus di atas, apakah gagasan usaha ini layak untuk dikembangkan bila dilihat dari NPV, IRR, dan Net B/C?
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
127
Analisis Kriteria Investasi
Penyelesaian: • Cicilan pengembalian pokok pinjaman dan bunga bank dari jumlah pinjaman sebesar Rp 6.000.000,-
R 6.000.000
0,18 Rp1.918.670 5 {1 (1 0,18) }
• Jadwal pelunasan kredit terlihat pada tabel K.1, rekapitulas biaya operasi dan pemeliharaan pada tabel K.2, perhitungan NPV dapat dilihat pada tabel K.3, perhitungan IRR dan Net B/C terlihat pada tabel K.4.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
128
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.1 Jadwal pengembalian Kredit Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) Akhir Kwt
Cicilan/Tahun
Bunga (18%)
P.Pokok Pinjaman
Jumlah PPP
0
-
-
-
-
Sisa Kredit 6.000,00
1
1.918,67
1.080,00
838,67
838,67
5.161,33
2
1.918,67
929,04
989,63
1.828,30
4.171,70
3
1.918,67
750,91
1.167,76
2.996,06
3.003,94
4
1.918,67
540,71
1.377,96
4.374,03
1.625,97
5
1.918,67
292,68
1.625,99
6.000,02
0,00
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
129
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.2 Rekapitulasi Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) Jenis Biaya A. Biaya Tdk Tetap
Tahun
1
2
3
4
5
1.290,00
1.290,00
1.720,00
1.720,00
1.720,00
1. Bahan baku
375,00
375,00
500,00
500,00
500,00
2. Bahan Pembantu
225,00
225,00
300,00
300,00
300,00
3. Upah Tenega Kerja
450,00
450,00
600,00
600,00
600,00
4. Bahan Bakar Kayu
240,00
240,00
320,00
320,00
320,00
B. Biaya Tetap
1.464,20
1.464,20
1.464,20
1.464,20
1.464,20
5. Biaya gaji
900,00
900,00
900,00
900,00
900,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
7. Biaya Penyusutan
459,20
459,20
459,20
459,20
459,20
8. Biaya Perawatan
75,00
75,00
75,00
75,00
75,00
2.754,20
2.754,20
3.184,20
3.184,20
3.184,20
6. Biaya Umum
Total Biaya
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
130
Analisis Kriteria Investasi Tabel K.3 Persiapan Perhitungan NPV Perusahaan Batu Bata (Rp Ribuan) No. Uraian
Tahun 0
1
2
3
4
5
1. Pendapatan a. Hasil Usaha b. Salvage Value
-
4.875,00 -
4.875,00 -
6.500,00 -
6.500,00 -
6.500,00 4.500,00
Gross Benefit
-
4.875,00
4.875,00
6.500,00
6.500,00
11.000,00
2. Investasi Awal 3. Operating Cost Kredit Bank a. Pokok pinjaman b. Bunga bank Total Cost
2.296,00 -
2.754,20
2.754,20
3.184,20
3.184,20
3.184,20
2.296,00
838,67 1.080,00 4.672,87
989,63 929,04 4.672,87
1.167,76 750,91 5.102,87
1.377,96 540,71 5.102,87
1.625,99 292,68 5.102,87
4. Net Benefit 5. Pajak 15% 6. Net Benefit 7. DF 18%
-2.296,00 -2.296,00 1,0000
202,13 30,22 171,81 0,8475
202,13 30,32 171,81 0,7182
1.397,13 209,57 1.187,56 0,6086
1.397,13 209,57 1.187,56 0,5158
5.897,13 884,57 5.012,56 0,4371
Present Value (PV) NPV = Total PV
-2.296,00 1.499,35
145,60
123,39
722,79
612,53
2.191,04
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
131
Analisis Kriteria Investasi
Tabel K.4 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Tahun
Net benefit (Rp 000)
D.F 18%
Present Value (Rp 000)
D.F 34%
Present Kredit (Rp 000)
0
-2.296,00
1,0000
-2.296,00
1,0000
-2.296,00
1
171,81
0,8475
145,60
0,7463
128,72
2
171,81
0,7182
123,39
0,5569
95,68
3
1.187,56
0,6986
722,79
0,6156
493,56
4
1.187,56
0,5158
612,53
0,3102
368,33
5
5.012,56
0,4371
2.191,04
0,2315
1.160,21
NPV
1.499,35
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
-50,00
132
Analisis Kriteria Investasi
1.499,35 )(0,34 0,18) 1.499,35 50,00 IRR 0,3348 33,48% IRR 0,18 (
n
NetB / C
N B () i 1 n
N B ( ) i 1
NetB / C
i
i
3.795,35 1,65 2.296,00
Berdasarkan pada hasil perhitungan, proyek ini layak untuk dikerjakan karena: NPV > 0, IRR > D.F dan Net B/C > 1
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
133
PEMILIHAN KEGIATAN USAHA/PROYEK DENGAN ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
134
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Pendahuluan Pemilihan proyek perlu dilakukan karena terbatasnya dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu proyek. Pemilihan dilakukan agar proyek yang dipilih benar-benar memberikan manfaat maksimum dari peluang yang tersedia dalam batas-batas kemampuan investasi. Analisis kriteria investasi dapat dilakukan dengan: 1.Mutually exclusive alternative project 2.Cross over discount rate analysis.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
135
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Mutually exclusive alternative project Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif karena tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu bersamaan karena terbatasnya dana, waktu, maupun tenaga yang diperlukan. Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan usaha, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, a.l. jumlah investasi dan jangka waktu pengembalian proyek.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
136
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Tabel 1. Cash Out Flows dan Cash In Flows proyek A, B, dan C Thn
Proyek A
Proyek B
Proyek C
TC
Benefit
TC
Benefit
TC
Benefit
0
750
0
400
0
200
0
1
400
400
275
275
285
155
2
360
375
80
250
40
160
3
210
500
80
250
40
170
4
220
500
80
250
40
170
5
230
600
100
300
45
180
6
340
600
100
300
45
180
7
250
600
100
300
45
180
8
250
600
100
350
45
190
9
250
600
100
350
45
190
10
250
600
100
350
45
190
3150
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar 5425 1515 2975
875
1765
137
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Hasil perhitungan kriteria investasi dari proyek A, B, dan C seperti terlihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. NPV, IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Proyek A,B, dan C No
Nama Proyek
NPV (Rp juta)
IRR (%)
Net Benefit Cost Ratio
1
Proyek A
296,03
26,11
1,39
2
Proyek B
256,25
30,06
1,58
3
Proyek C
172,56
30,56
1,39
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
138
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Dari NPV, proyek A lebih baik dari proyek B dan C. Dari IRR, proyek C lebih baik dari proyek A dan B. Dari NBCR, proyek B lebih baik dari A dan C. Perlu melihat aspek lainnya: jumlah investasi, umur ekonomis proyek, jangka waktu pengembalian investasi (pay back period), lokasi proyek, lingkungan masyarakat sekitar, adat istiadat setempat, dan prospek pengembangan usaha di masa datang. Misal, jumlah investasi proyek A Rp 1.100 juta, proyek B Rp 595 juta, dan proyek C Rp 450 juta sedangkan dana yang tersedia pada investor Rp 1.100 juta, maka meski dapat membiayai proyek A, investor lebih baik memilih proyek B yang menghasilkan NPV Rp 256,25 juta dan IRR sebesar 30,06%.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
139
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Kriteria lain adalah dengan melihat Pay back period, yaitu jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat proyek tersebut dapat mengembalikan investasi, semakin baik karena investasi yang telah dikembalikan dapat digunakan untuk proyek lain yang dapat menghasilkan benefit baru bagi perusahaan. Pembangunan konstruksi proyek juga harus diperhatikan. Semakin lama pembangunan konstruksi, semakin lama untuk mendapatkan benefit.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
140
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Cross Over Discount Rate Analysis (CODR) CODR adalah salah satu peralatan analisis yang digunakan dalam pemilihan proyek apabila social opportunity cost (SOCR) sebagai discount factor sulit untuk diketahui (karena seringnya perubahan tingkat bunga atau karena pengaruh ekonomi secara keseluruhan). Dari NPV dengan berbagai discount rate yang digunakan, ternyata jumlah investasi yang relatif besar tidak selalu memberikan benefit yang besar, tetapi tergantung pada biaya operasi dan pemeliharaan, serta benefit kotor yang diberikan proyek tersebut.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
141
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Dengan mengetahui discount rate pada titik CODR dapat dipilih proyek mana yang lebih baik untuk dikerjakan, yi. tergantung pada NPV dari proyek pada SOCC yang digunakan. Contoh: Perhatikan tabel 3 berisi perkiraan total cost, benefit, dan net benefit, dari proyek A dan B. Besarnya net present value dari proyek A dan B berdasarkan pada beberapa discount rate dapat dilihat pada tabel 4.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
142
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Tabel 3. Total Cost, Benefit, dan Net Benefit Proyek A dan B Thn
Total Cost
Benefit
Net Benefit
A
B
A
B
A
B
0
0.0
0.00
0.00
0.00
-35.00
-30.00
1
22.00
26.00
22.00
26.00
-15.00
-20.00
2
28.00
10.00
28.00
25.00
-20.00
15.00
3
10.00
11.00
32.00
28.00
22.00
17.00
4
10.00
12.00
34.00
30.00
24.00
18.00
5
10.00
12.00
37.00
32.00
27.00
20.00
6
12.00
14.00
41.00
37.00
29.00
23.00
7
12.00
14.00
44.00
39.00
32.00
25.00
8
13.00
11.00
48.00
39.00
35.00
28.00
9
13.00
11.00
52.00
42.00
39.00
31.00
10
13.00
11.00
56.00
45.00
43.00
34.00
143.00
132.00
191.00
161.00
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
394.00
343.00
143
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Dari perhitungan, NPV pada berbagai discount rate pada masing-masing proyek tidak proporsional. Proyek B (NPV Rp 41,08 juta) lebih elastis dibanding proyek A (NPV Rp 43,73 juta). Pada tk discount rate 25%, NPV proyek A lebih kecil dari proyek B. Apabila social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku di masyarakat lebih besar dari tingkat CODR pilihan terhadap proyek B lebih menguntungkan dari proyek A. Sebaliknya apabila SOCC yang digunakan lebih kecil dari CODR berarti pilihan terhadap proyek A akan lebih menguntungkan.
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
144
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Discount Rate
Proyek A
15%
Proyek B 43,73
41,08
18%
NPV1
29,79
NPV 1 29,50
21%
NPV2
18,49
NPV2
20,06
25%
6,58
10,01
30%
-4,57
0,49
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
Tabel 4. Nilai Present Value dari Proyek A dan B pada Berbagai Discount Factor
145
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
Slope dari NPV yang menggunakan bermacam-macam discount rate apabila digambarkan dalam sebuah kurva adalah berbentuk cekung. Proyek A lebih elastis daripada Proyek B, dengan demikian titik perpotongan antara NPV Proyek A dengan NPV Proyek B adalah titik keseimbangan antara nilai NPV proyek A dan Proyek B pada discount rate tertentu. ( NPVB1 NPV A1 ) CODR i1 NPV A1 NPV A2 NPVB1 NPVB 2 ( )( ) i1 i2 i1 i2
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
146
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
CODR i1
( NPVB1 NPV A1 ) NPV A1 NPV A2 NPVB1 NPVB 2 ( )( ) i1 i2 i1 i2
(29,50 29,79) 29,79 18,49) 29,50 20,06 ( )( ) 0,18 0,21 0,18 0,21 CODR 0,1847 18,47% CODR 0,18
Nilai NPV pada titik perpotongan:
NPV A1 NPV A 2 NPV E (iCODR i1 ) ( NPV A1 ) i1 i2 29,79 18,49 (0,19 0,18) 29,75 0,18 0,21 NPV E Rp.25,98( juta ) NPV E
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
147
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi
NPV 191 161
25,98
Proyek A
CODR
Berdasarkan pd hasil perhitungan, CODR adalah seperti pada grafik Berikut. SOCC yang berlaku di masy. Berada Di atas CODR (18,47%), berarti Proyek B lebih menguntungkan. Sebaliknya, apabila SOCC lebih kecil dari CODR, pilihan thd Proyek A memberikan NPV lebih besar daripada Proyek B.
Proyek B
18,47%
Krisdinar Sumadja-Faperta Unbar
148