LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS MANGKANG KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG
Disusun Oleh Azza Amruloh
H2A009006
Dahlia Dwi P
H2A009009
Iin Syafaat
H2A009023
Kurniawati Khusnul
H2A009027
Martinus S
H2A009031
Ridho Muid
H2A009040
Septy Kusuma
H2A009041
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS SEMARANG 2012 / 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan hasil peninjauan manajemen pelayanan kesehatan puskesmas Mangkang kecamatan..... Kota Semarang, telah diseminarkan dan disetujui tim penguji guna melengkapi sebagian tugas blok 21 dengan tema “ Community Based Education” Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Semarang.....
Disahkan oleh Tim Penguji 1)................
Dosen Pembimbing (DPL)
2)................
(........................................)
3)................
Mengetahui Penanggung Jawab Blok 21 (...............)
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong karena semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi pelayanan kesehatan untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan secara prima terhadap konsumen. Mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah penampilan yang sesuai yang berhubungan dengan standar-standar dari suatu intervensi yang diketahui dapat memberikan hasil kepada masyarakat tersebut dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Pengertian kesehatan menurut undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Pasal 1 adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis. Sedangkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secaraterpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Puskesmas adalah UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) kesehatan Kota/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pemberdayaan kesehatan di suatu wilayah kerja atau organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh danterpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas merupakan satu satuan organisasi yang diberikan
kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kota/Kota untuk melaksanakan tugastugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Dengan hal tersebut diharapkan puskesmas mampu melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat yang optimal di masyarakat. Sebagai ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, maka diperlukan sebuah upaya untuk menilai sejauh mana kinerja atau prestasi puskesmas untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga muncul sebuah instrumen mawas diri agar puskesmas mampu melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, upaya tersebut dikenal dengan Peni laian Ki nerj a . Dengan penilaian kinerja, puskesmas dapat melakukan analisa Puskesmas tingkat kinerja puskesmas berdasar rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerja dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. Ruang lingkup dari penilain kinerja puskesmas terbagi dalam 3 hal, yaitu penilaian terhadap pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan puskesmas. 1. Penilaian terhadap pelayanan kesehatan : A. Upaya kesehatan wajib 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan B. Upaya kesehatan pengembangan 1. Upaya perawatan masyarakat 2. Upaya kesehatan jiwa 3. Upaya kesehatan mata 4. Upaya kesehatan usia lanjut 5. Upaya kesehatan sekolah
6. Upaya kesehatan olah raga 7. Upaya kesehatan kerja 8. Upaya kesehatan gigi dan mulut 9. Kesehatan Usila 10. Pembinaan pengobatan tradisional. 2 2. Penilaian pelaksanaan manajemen puskesmas : A. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian B. Manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan, dan lainnya. 3. Penilaian terhadap mutu pelayanan puskesmas: A. Input, pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan. B. Proses, tingkat kepatuhan terhadap standar yang ditentukan C. Output, menilai indikator mutu pada setiap upaya kesehatan D. Outcome, mengukur tingkat kepuasan pelanggan Untuk melakukan Penilaian Kinerja Puskesmas, kami melakukan penilaian kinerja di Puskesmas Mangkang, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.Puskesmas Mangkang mempunyai visi dan misi kegiatan yang dilaksanakan. Visi dari Puskesmas Mangkang adalah Puskesmas M angkang m enj adi puskesmas un ggulan yang profesional dan mewuj udkn m asyarakat diwi l ayah ker ja Puskesmas M angkang sehat secara mandi r i.
Adapun misinya adalah : 1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 2. Memelihara & menngkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkunganya. 3. Mengaktifkan forum kesehatan desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri 4. Meningkatkan status gizi masyarakat dengan mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu
5. Menurunkan angka kejadiian IMS < 10 % dan mencegah peningkatan HIV/ AIDS
B. Tujuan 1. TujuanUmum
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen program dan mutu pelayanan di Puskesmas Mangkang periode Januari September 2012 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas. 2. TujuanKhusus a. Menganalisis data umum dan khusus tentang puskesmas Mangkang
(periode Januari – September 2012) b. Mampu menganalisis SPM (Standard Pelayanan Mutu) di Puskesmas
Mangkang (Periode Januari – September 201 ) c. Mengidentifikasi
masalah
Simple
Problem
dan
Complex
Problemdalam manajemen Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012) d. Menyusun
prioritas
masalah
dalam
manajemen
Puskesmas
Mangkang (Periode Januari – September 2012) e. Menganalisis penyebab masalah dari pilihan prioritas masalah di Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012) f. Menentukan urutan penyebab masalah dalam manajemen Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012) g. Mencari alternatif pemecahan masalah dari prioritas penyebab masalah yang terpilih dalam manajemen Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012) h. Memilih
alternatif
pemecahan
masalah
dengan
pengambilan
keputusan dalam manajemen Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012)
i. Menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih dari beberapa masalah yang diperoleh di Puskesmas Mangkang (Periode Januari – September 2012)
C. Metodologi
Pengumpulan data (data primer dan data sekunder) dilakukan selama lima hari pada tanggal 15-19 Januari 2013 di Puskesmas Mangkang, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) diperolehdari wawancara (wawancara dengan kepala puskesmas, dokter dan staf puskesmas) dan pengamatan di Puskesmas Mangkang. Data sekunder diperoleh dari informasi program pelayanan di puskesmas serta catatan data tertulis yang ada di puskesmas. Penilaian manajemen Puskesmas di lakukan dengan membandingkan antara hasil cakupan pada bulan berjalan dengan target pemerintah pada tahun 2012. Data yang digunakan adalah data hasil kegiatan sampai bulan berjalan (Januari – September 2012). Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 80%. Kemudian ditentukan prioritasmasalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut dilakukananalisis penyebab masalah dengan pendekatan sistern. Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut dimasukkan ke dalarn Fish Bone Diagram. Langkah selanjutnya
adalah
menganalisis
penyebab
masalah
dengan Paired
comparison dan Pareto. Setelah mendapatkan konfirmasi, dibuat alternatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin untuk dilaksanakan berdasar pada kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Tahap berikutnya berdasar atas keputusan tetap pada saat pengambilan keputusan kita membuat Plan Of Action..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes R I, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2.2. Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006).
1. Perencanaan Puskesmas Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan.
Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu : (a) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pela yanan, (b) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan (c) menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrument lainnya.
2. Penggerakkan Pelaksanaan Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci
dari
rencana
pelaksanaan
kegiatan.
Penyelenggaraan
penggerakan
pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : a. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas. b. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan. 3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Untuk
terselenggaranya
proses
pengendalian,
pengawasan
dan
penilaian
diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di puskesmas adalah: a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
b. Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.
2.3. Penyakit Berbasis Lingkungan
Lingkungan tidak mungkin mampu mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas dengan segala aktivitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan manusia, manusia akan menuai berbagai kesulitan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan, yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi sumberdaya yang berlebihan akan berdampak buruk pada manusia (Anies, 2006). Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama disadari, seperti dikemukakan Blum dalam Planing for health, development and applicationof social change theory, bahwa factor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya kondisi kesehatan masyarakat yang buruk, termasuk timbulnya berbagai penyakit juga dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk (Anies, 2006). Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak antara kuman dengan manusia. Sering terjadi kuman yang tinggal ditubuh host kemudian berpindah kemanusia karena manusia tidak mampu menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini tercermin dari tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Beberapa penyakit yang timbul akibat kondisi lingkungan yang buruk seperti ISPA, diare, DBD, Malaria dan penyakit kulit (Depkes RI, 2002).
UPAYA-UPAYA KESEHATAN WAJIB
1.
Upaya
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Program ini ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi
a. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). b. Pengembangan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah). c. Peningkatan
pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakat.
d. Peningkatan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JKPM) secara kapitasi
dan
pra
upaya
terutama
bagi
keluarga
miskin.
e. Peningkatan pendanaan operasional Puskesmas dan revitalisasi Puskesmas sebagai
Pusat
Promotive
dan
Preventive
bidang
hidup
lebih
kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Untuk
mewujudkan
mutu
lingkungan
yang
sehat
melalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini antara lain : a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; d. Pengembangan wilayah sehat. Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan penyehatan lingkungan. Seksi Penyehatan lingkungan mempunyai fungsi : o
Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pembinaan di
Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih dan air minum; o
Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data pembinaan di
Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih dan air minum; o
Pelaksanaan kegiatan pembinaan di Tempat-tempat Umum, Lingkungan
Pemukiman, Lingkungan Kerja perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan
kualitas
air
bersih
dan
air
minum;
o
Pemberian petunjuk pembuatan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat
kesehatan dengan pembuatan percontohan; o
Pelaksanaan koordinasi dengan instansi /lembaga lainnya terkait pembinaan di
Tempat-tempat Umum, Lingkungan Pemukiman, Lingkungan Kerja Perusahaan, pengendalian vektor penyakit, pengawasan kualitas air bersih dan air minum; o Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan. 3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat
Kegiatan a.
pokok
terutama yang
pada
ibu
dilaksanakan
hamil, dalam
bayi program
dan ini
anak antara
balita. lain:
Pengukuran dan pemantauan status Gizi masyarakat (pelacakan kasus gizi
buruk, pemantauan status gizi, pengukuran KEB dan lila bumil, pengukuran indeks masa tubuh (IMT) wanita usia subur, pengukuran tinggi badan anak sekolah, GAKY, kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya); b.
Perbaikan status gizi masyarakat ( pengadaan pemberian makanan tambahan,
pengadaan vitamin A, Fe, rujukan kasus gizi buruk, penanggulangan gizi lebih serta pendistribusiannya); c. Pemberdayaan
masyarakat
untuk
pencapaian
keluarga
sadar
gizi
(SKPG,UPGK,gizi institusi, pemetaan daerah rawan gizi); d. Pengawasan pelayanan gizi masyarakat; e. Peningkatan SDM petugas gizi
4. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Upaya
kesehatan
yang
dilakukan
diantaranya
1)
Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) / pengamatan penyakit.
2)
Melaksanakan imunisasi.
3)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.
:
4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberculosis. 5) Pencegahan 6) Pencegahan 7)
dan dan
penanggulangan penanggulangan
penyakit penyakit
Pnemonia Diare
pada
Balita.
pada
Balita.
Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV /
AIDS. 8) 9)
Eliminasi penyakit kusta. Eradikasi polio, Eliminasi Tetanus Neonnatorum dan Reduksi Campak.
Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit Seksi
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit
mempunyai
fungsi
:
• Perencanaan kegiatan pengumpulan data bahan perumusan pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber pada binatang, penyakit menular langsung, penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa penyakit dan wabah; • Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan data dan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber pada binatang , penyakit menular langsung, penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular serta kejadian luar biasa penyakit dan wabah; • Pelaksanaan • Pelaksanaan
koordinasi monitoring
dengan dan
instansi
evaluasi
serta
/lembaga
terkait;
pelaporan
kegiatan;
5. Upaya kesehatan ibu, anak dan KB
Tim puskesmas terdiri dari pimpinan puskesmas, pengelola peminat KIA kecamatan, staf puskesmas lain yang mampu bertindak sebagai pelatih kader dan Pembina kelompok peminat KIA. 1) Tugas 1 Mengidentifikasi ketersediaan kader dari kegiatan atau sector lain pada desa terpilih. Tujuan: untuk memudahkan proses pemilihan kader sesuai dengan criteria yang ditetapkan Langkah:
(1) Menghubungi para petugas gizi, petugas imunisasi, petugas KB, dan lainnya. (2) Mencatat nama dan lokasi individu yang menjadi kader dari setiap kegiatan diatas. 2) Tugas 2 Menjelaskan program peminat KIA dan rencana latihan kader kepada kepala desa, tim penggerak PKK desa, pengurus LKMD, kepala dukuh/kampong, dan tokoh masyarakat. Tujuan: agar mereka mengetahui dan memahami tujuan dan kegiatan peminat KIA. Dengan demikian, mereka diharapkan mendukung dan membantu pelaksanaan program peminat KIA. Langkah: (1)
Mempelajari tujuan, manfaat, dan kelompok sasaran program peminat KIA,
khususnya latihan kader. (2)
Menjelaskan kepada mereka tentang tujuan dan manfaat program peminat
KIA. (3)
Mengemukakan bentuk dan jenis dukungan yang diperlukan untuk
keberhasilan program. 3) Tugas 3 Mencari dan memilih calon kader yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (a) kader posyandu (2 orang), (b) ibu atau siapa saja yang dapat baca-tulis dan diterima oleh masyarakat. Tujuan: agar didapatkan calon kader yang bersedia kerja sukarela dan memiliki dedikasi. Langkah: (1)
Melakukan konsultasi dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat
mengenai calon kader yang tepat. (2)
Kepada calon kader menjelaskan tujuan dan kegiatan peminat KIA serta
tugas yang harus dilakukan nanti. (3)
Mendorong terjadinya hubungan kerja yang baik antara kader peminat KIA
dan kader lainnya serta staf puskesmas.
4) Tugas 4 Mempersiapkan latihan kader peminat KIA yang meliputi penyusunan jadwal, penentuan lokasi, mengirimkan undangan, dan menyiapkan media latihan (alatalat peraga). Tujuan: agar pelaksanaan latihan berjalan dengan lancer. Langkah: (1)
Mempelajari tujuan dan materi latihan.
(2)
Menyusun jadwal kerja.
(3)
Melakukan konsultasi dengan camat, PKK, dan kepala desa. 5) Tugas 5
Menggali peran serta masyarakat dan instansi local (kepala desa, camat dan sector) dalam pelaksanaan kegiatan. Tujuan: agar didapatkan dukungan moral dan fisik bagi keberhasilan latihan. Langkah: (1)
Menjelaskan kebutuhan yang diperlukan untuk latihan.
(2)
Mengemukakan dana yang tersedia.
(3)
Menekankan bahwa tanpa dukungan tambahan latihan sulit dilaksanakan
dengan baik. 6) Tugas 6 Bertindak sebagai latihan dalam pelatihan kader peminat KIA tentang pengetahuan dan keterampilan KIA sesuai dengan bahan yang ditentukan. Tujuan: agar para peserta mampu dan terampil menjadi fasilitator dalam kegiatan kelompok belajar peminat KIA. Langkah: (1) Mengatur agar lamanya pembahasan materi disesuaikan dengan tingkat pengetahuan peserta. (2) Menciptakan suasana yang intim dan santai. (3) Menggunakan waktu secara baik dan tepat. (4) Menjelaskan bagaimana seharusnya hubungan antara peserta dengan pelatih. (5) Memperkenalkan penggunaan kartu rujuk kepada kader. Kartu rujuk
diberikan kepada semua anggota kelompok supaya memeriksakan diri ke puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu atau bidan/dokter praktek swasta. 7) Tugas 7 Memberikan informasi nama dan alamat dukun terlatih di wilayah kerja puskesmas kepada kader peminat KIA. Tujuan: agar para kader dapat menganjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau posyandu dan meminta pertolongan persalinan hanya pada dukun terlatih
selain tenaga kesehatan
lainnya.
Langkah: (1)
Membuat daftar nama dan alamat dukun terlatih untuk dibagikan kepada
kader. (2)
Menginformasikan program peminat KIA kepada dukun terlatih 8) Tugas 8
Memberikan
pengarahan
dan
bimbingan
kepada
para
kader.
Tujuan: agar para kader dapat menjalankan tugasnya sesuai dengna petunjuk yang diberikan. (1) Menyusun rencana supervise ke kelompok-kelompok peminat KIA sesuai dengan jadwal kegiatan belajar. (2) Melakukan (3) Mengamati
supervise buku
dalam
harian
kader
suasana dan
santai catat
dan
akrab.
perkembangannya.
(4) Menanyakan kesulitan yang dialami dan diberikan petunjuk serta bimbingan yang diperlukan. (5) Memberikan
pujian
atas
kegiatan
yang
dilakukan
kader.
(6) Mengamati cara kader memimpin kelompok belajar kemudian memberikan umpan balik setelah kegiatan belajar selesai. Jangan mencampuri penjelasan yang sedang diberikan oleh kader.
9) Tugas 9 Melakukan konsultasi berkala dianatara tim puskesmas dan tim Pengelola Peminat KIA kecamatan.
Tujuan kelompok
: agar semjua pihak yang berkaitan dapat mengikuti perkembangan Peminat
KIA
dan
tetap
membantu
kelancarannya.
Langkah
:
(1)
Mengatur waktu dan bentuk konsultasi yang tetap membantu kelancarannya.
(2)
Setiap konsultasi, kemukakan kemajuan dan kesulitan yang dihadapi
sekaligus pemecahannya. (3)
Menghargai setiap dukungan dari pihak yang bersangkutan.
10) Tugas 10 Menggali pernyataan-pernyataan yang positif maupun kurang positif mengenai program
Peminat
KIA
kepada
para
anggota
kelompok
belajar
Tujuan
: agar kebaikan dan kelemahan program peminat KIA dapat diketahui
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan dan perbaikan program selanjutnya. Langkah (1)
:
Mengatur jadwal dan cara yang efisien untuk dapat berkomunikasi dengan
anggota kelompok belajar dalam suasana akrab dan santai. (2)
Menanyakan pendapat ibu tentang keuntungan dan kerugian adanya kegiatan
kelompok belajar. (3)
Mencatat hasil wawancara untuk dilampirkan pada laporan triwulan.
11) Tugas 11 Membuat laporan triwulan kepada DT II dengan tembusan kepada tingkat pusat (Subdit. Bina Kesehatan Kebidanan dan Kandungan) tingkat propinsi dan camat. Tujuan
: agar kemajuan dan perkembangan kelompok Peminat KIA dapat
diketahui setiap saat. Langkah
:
(1) Mengumpulkan (2) Membuat
data
rekapitulasi
dari
masing-masing
data
dalam
Buku
formulir
Harian yang
Kader. tersedia.
(3) Memperhatikan warna lembaran formulir untuk masing-masing tingkat. (4) Pengiriman
laporan
harus
diketahui
Pimpinan
Puskesmas
Pelaksanaan usaha-usaha KIA, dilakukan oleh balai-balai KIA diseluruh tanah air Indonesia, dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan 2. Pemeriksaan
bayi ibu
waktu
samapi hamil,
umur dan
1 setelah
tahun. melahirkan.
3. Pemeriksaan anak sampai umur 6 tahun (termasuk taman kanak-kanak). 4. Pertolongan persalinan di klinik-klinik bersalin/BKIA/Rumah Sakit bai fasilitas dari pemerintah maupun dari swasta. 5. Pemberian
suntikan
6. Pemberian
pengobatan
imunisasi untuk
dasar
dan
penyakit-penyakit
ulangan. ringan.
7. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu, bayi, dan balita. 8. Pemberian „‟pendidikan kesehatan masyarakat‟‟, antara lain berupa kursus „‟dukun bayi‟‟ dsb. 9. Pencegahan dehidrasi pada anak-anak yang menderita penyakit berak – berak encret (mencret)/diare, dan mencegah timbulnya penyakit karena kekurangan vitamin, karbohidrat, protein dsb. 10. Berkunjung ke rumah untuk kegiatan yang sama di luar BKIA 11.
Pelayanan keluarga berencana di tempat-tempat yang sudah memungkinkan
untuk pelaksanaannya. 12.
Pelayanan Keluarga Berencana di tempat-tempat yang sudah memungkinkan
untuk pelaksanaannya. 13.
Mengadakan hubungan dengan masyarakat, pamongpraja, muspida, instansi-
instansi pemerintah lainnya.
6. Upaya Pengobatan Dasar
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejalagejalanya, dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut. Tujuan Upaya pengobatan diantaranya :
a.
Umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di
Indonesia b.
Khusus :
1. Terhentinya
proses
perjalanan
penyakit
yang
diderita
seseorang.
2. Berkurangnya penderitaan karena sakit. 3. Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan. 4. Merujuk penderita ke fasilitas diagnose dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu. Kegiatannya mencakup : a. Melakukan
diagnose
sedini
mungkin
melalui
:
b. Melaksanakan tindakan pengobatan c. Melakukan rujukan bila dipandang perlu Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika. Kegiatan
pokok
yang
dilakukan
antara
lain:
1) Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh Puskesmas dan jaringannya. 2) Peningkatan
mutu
penggunaan
3) Peningkatan
keterjangkauan
obat
harga
dan
obat
perbekalan
dan
kesehatan.
perbekalan
kesehatan
4) Terutama untuk penduduk miskin. 5) Peningkatan Upaya-upaya 1) Melaksanakan
mutu
pelayanan
kesehatan peningkatan
farmasi
yang mutu
komunitas dilakukan pelayanan
dan
rumah
diantaranya kesehatan
sakit. : dasar.
2) Melaksanakan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, termasuk pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin
DAFTAR PUSTAKA
Mph, Dr. Dainur. 1995. Kegiatan KIA di Puskesmas dan Permasalahannya.Jakarta : EGC Departemen Kesehatan RI. 1994. Program Peminat Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta :Bina Kesehatan keluarga Departemen Kesehatan RI. 1991. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta : Depkes RI http://lrckmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.14_Videlis_%20Koi_10_07_WP S.pdf http://www.dinkesngawi.net/index.php?view=article&catid=35%3Astrukt ur&id=66%3Abidang-program-pemberantasan-penyakit p2p&format=pdf&option=com_content http://jurnalkesehatankesmas.blogspot.com/2009/07/pelaksanaan-upaya puskesmas.html http://www.dinkeskabtangerang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=28 &Itemid=45
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI KONDISI PUSKESMAS MANGKANG
A. Kondisi lingkungan : 1. Data / Peta wilayah kerja : Puskesmas Mangkang merupakan salah satu puskesmas di kota Semarang yang letaknya berada pada jarak 20 km dari dan di sebelah barat pusat pemerintahan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Kendal. Adapun batas wilayah kerja puskesmas Mangkang dengan batas – batas sebagai berikut :
Utara : Berbatasan langsung dengan laut jawa
Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan
Barat : Berbatasan dengan kecamatan Kaliwungu kabupaten Kendal
Timur : Berbatasan dengan kelurahan Randu Garut Kecamatan Tugu
Dengan luas wilayah kurang lebih 1226,88 ha wila yah kerja puskesmas Mangkang terbagi dalam 3 kelurahan. Daerah yang terluas adalah kelurahan Mangunharjo dengan luas 482,37 ha atau sekitar 39% dari luas total wilayah kerja puskesmas. Sedangkan Kelurahan Mangkang Wetan merupakan wilayah paling kecil yaitu hanya seluas 346,51 ha.
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG
2. Keadaan penduduk : Berdasarakan data dari statistik kecamatan Tugu jumlah penduduk tahun 2012 di puskesmas Mangkang adalah 15.360 jiwa, j ika dibanding dengan tahun 2010 (13.817) terjadi penambahan jumlah penduduk sebanyak 1543 jiwa. Rata – rata kepadatan penduduk tercatat sebesar 34 jiwa setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah Mangunharjo No
Nama
Data Penduduk
Jml KK
Ukuran
Luas
Kepadatan
.
Kelurahan
L
P
Jml
Keluarga
Wilayah
Jiwa / ha
1.
Mangkang
1772
1821
3596
1578
2,3
398
8,9
2708
2747
5455
1738
3,6
482,37
11,1
3222
3087
6309
1554
3,4
346,51
14,1
7705
7655
15360
4870
3,1
3,1
11,25
Wetan 2.
Mangunharj o
3.
Mangkang Wetan Total
3. Sosial Budaya : 4. Sosial Ekonomi : No
Nama Kelurahan
1.
Mangkang
Jumlah Penduduk Usia Produktif (Jiwa) Petani
Buruh Nelayan
Pengusaha
Pedagang
PNS
Pensiunan
Lain –
Sendi
lain /
ri
jasa
315
454
7
61
83
24
11
245
170
156
139
2
116
20
19
2539
111
895
87
0
483
57
34
707
Kulon 2.
Mangun Harjo
3.
Mangkang Wetan
Total
596
2005
233
109
682
101
56
3491
%
7%
38%
2,7%
0,75%
8%
1,7%
0,8%
41%
B. Input (Masukan) 1. Visi & Misi :
Visi Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah : “menjadi puskesmas unggulan yang profesional dan mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri”
Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi sebagai berikut :
Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Mengaktifkan fungsi forum kesehatan desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri
Meningkatkan status gizi masyarakat deengan mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu
Menurunkan angka kejadian IMS <10% dan mencegah peningkatan kasus HIV/AIDS
2. Ketenagaan dan struktur organisasi :
No
Tenaga Kesehatan Yang Ada Macam
Jumlah
Pegawai 1
Dokter Umum
Jumlah Yang
Keterangan
dibutuhkan 4
5
1 Orang sebagai Ka Pusk
2
Dokter Gigi
1
1
3
Perawat
8
8
4
Perawat Gigi
1
1
5
Bidan
6
9
6
Sanitarian
1
1
7
Analis
2
2
8
Gizi
1
1
9
Apoteker
0
1
10
AA
1
1
11
Staf
8
8
12
Pengemudi
1
2
Rawat Bersalin 24 jam
13
TPHL
1
1
14
Magang
11
11
Bidan 4, Perawat 5, Umum 1, Analis 1
Jumlah
46
50
a. Dokter Di puskesmas Mangkang, kepala Puskesmas, kepala puskesmas yang menduduki jabatan struktural merangkap tugas juga sebagai dokter fungsional dibantu oleh tiga dokter fungsional. Namun keberadaan dokter fungsional masih kurang karena kunjungan di puskesmas Mangkang rata – rata dalam sehari 100 pasien, selain itu puskesmas Mangkang juga mempunyai 1 pustu dan klinik OMS di lokalisasi Rowosari atas dimana dalam seminggu memberikan pelayanan IMS 3 hari. b. Dokter Gigi
Dengan adanya tenaga dokter gigi selian bertujuan untuk meningkatkan kunjungan pasien gigi juga untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan BP gigi. c. Perawat Puskesmas Mangkang mempunyai tenaga 8 perawat di rawat jalan. Mereka selain bertugas membantu dokter di pelayanan pemeriksaan kesehatan di rawat jalan, di klinik IMS dan juga pustu. Selain itu juga mempunyai tugas sebagai pemegang program yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, koordinasi dan pelaporannya. d. Bidan dan Pembantu bidan 6 Bidan bertugas sebagai pelaksana bidan di rawat jalan KIA dan rawat bersalin seorang bidan bertugas sebagai penanggung jawab KIA dengan seluruh pencatatan dan pelaporan program KIA, dalam melaksanakan tugasnya bidan dibantu oleh pembantu bidan bertugas di rawat bersalin. Namun demikian dari jumlah bidan yang ada masih sangat kurang karena minimal untuk puskesmas dengan rawat bersalin mempunyai 9 bidan. e. Prakarya Kesehatan Pekarya Kesehatan bertugas di loket yang bertanggung jawab mengenai pendaftaran pasien, kegiatan administrasi beserta pencatatan dan pelaporannya. Selain itu ada yang bertugas sebagai pembuku, dan membantu kegiatan tata usahaan. f. Higiene sanitasi Sanitarian bertugas melaksanakan program promosi kesehatan, kesehatan lingkungan dimana kegiatannya banyak dilakukan kegiatan luar gedung.. g. Analis Dua orang anakus bertugas di bagian laboratorium melayani pasien rawat jalan, rujukan dokter swasta / bidan swasta , dan juga bertugas di klinik IMS yang berlokasi di lokalosasi Rowosari atas. Namun di
lain ihak peralatan laboratorium kami masih kurang lengkap dan terbatas, sehingga kami berniat mengajukan permohonan penambahan peralatan laboratorium dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium dan kepuasaan pasien. h. Petugas Gizi Bertanggung jawab pelayanan gizi di rawat jalan, koordinator kader dan posyandu i.
Petugas Asisten Apoteker Satu petugas asisten apoteker sangat membantu pelaksaan di puskesmas. Selain itu AA juga bertanggung jawab mengenai pencatatan dan pelaporan penggunaan bat yang ada di puskesmas.
j.
Kasubag TU Kasubag TU bertangggung jawab dalam urursan rumah tangga puskesmas, kepegawaian keuangan dan ketatausahaan.
k. Pengemudi Pengemudi atau sopir dibutuhkan minimal dua orang karena puskesmas Mangkang juga melayani rawat bersalin yang mungkin saja membutuhkan tenaga pengemudi di luar jam kerja pagi hari. Selama ini hanya tersedia tenaga pengemudi 1 orang sehingga hanya bisa melayani pada jam kerja saja. l.
Penjaga Malam Selama ini hanya tersedia 1 tenaga penjaga malam yang bertuga di rawat bersalin. Sedangkan penjaga malam untuk puskesmas induk dan pustu belum tersedia. Hal ini disebabkan karena terpisahnya bangunan puskesmas induk, rawat bersalin dan pustu, sehingga minimal juga tersedia 3 orang penjaga malam guna mengamankan aset puskesmas yang berharga.
m. Petugas Magang Puskesmas Mangkang mempunyai 10 tenaga magang yang terdiri dari tenaga bidan, perawat, analis dan umum guna membantu kegiatan pelayanan sehari – hari.
Dari seluruh karyawan yang ada, kami masih kekurangan tenaga profesi.
1 Orang tenaga dokter
2 Orang tenaga bidan
1 orang tenaga rekam medis
1 orang tenaga apoteker
2 orang penjaga malam
2 orang tenaga cleaning servis
3. Sumber dana : Ada beberaapa umber dana puskesmas yang dikelola puskesmas, yaitu : 1) Retribusi Pelayanan Kesehatan Dengan bertumpuan pada dasar hukum : SK Walikota S4marang no : 0611/272/th. 2001 tanggal 2 Juli 2001 tentang organisas dan tata keerja pusat kesehatan masyarakat kota Semarang serta berlakunya Perda kota Semarang no 7 th 2000 tentang retribusi pelayanan kesehatan yamg berlaku mulai bulan Desember th 2000, maka target pendapatan yang dibebankan pada Puskesmas Mangkang Realisasi Tahun anggaran 2011 target Umum : Rp. 110.542.500 Askes : Rp. 20.044.000 Tindakan : Rp. 21.560.000 Laborat : Rp. 18.097.000 Target 2012 : Rp.138.815.400 Target pendapatan laboratorium dan retribusi turun karena sejak tahun 2008 diberlakukan puskesmas gratis bagi seluruh warga kota Semarang (penduduk yang mempunyai KTP dan KK kota Semarang)
2) APBD II
Dana APBD II tahun 2012 sesuai RKA sebagai berikut :
Belanja pegawai : Rp 58.164.000
Belanja Barang dan Jasa : Rp 160.585.000
Belanja Modal : Rp 12.580.000
4. Sarana – prasarana : Sarana prasarana yang ada di puskesmas mangkang :
Bangunan gedung yang ada di puskesmas induk berlantai 2 terletak di jalan raya Mangkang
Puskesmas pembantu berjumlah 1 (Mangunharjo)
Rumah dinas berjumlah 3 (3 rumah dalam kondisi rumah rusak)
Sepeda motor berjumlah 1
Mobil ambulance berjumlah 1
5. Metode kerja (SOP) : C. Proses Manajemen 1. Perencanaan kegiatan (PTP/RTP) : Program pokok dan kegiatanya o
Pengobatan
o
Pengobatan dan perawatan Kunjungan
rawat jalan umum
Kunjungan
rawat jalan gigi
Pemeriksaan Laboratorium
Hb pada bumil
Trombosit tersangka DBD
Darah malaria
Test kehamilan
Sputum TB
Urine protein bumil
Pemeriksaan penunjang medik
KIA / KB
Kesehatan maternal dan neonatal
Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap (K4)
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan
Persalinan dukun oleh tenaga kesehatan sesuai standar
Pelayanan nifas lengkap (ibu & neonatus) sesuai standar (KN)
Pelayanan KN
Kunjungan ibu nifas
Upaya kesehatan balita dan anak prasekolah
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (untuk kontak pertama)
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra sekolah / apras
Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja
Kegiatan penjaringan kesehatan di SD / MI
Kegiatan penjaringan kesehatan di SLTP / MTs
Kegiatan penjaringan kesehatan di SLTA / MA
Pembinaan UKS / UKGS di SD / MI
Pembinaan UKS / UKGS di SLTP / MTs
Pembinaan UKS / UKGS di SMU / MA
Pelatihan dokter kecil
Konseling kesehatan reproduksi remaja di puskesmas Pelayanan keluarga berencana
1. Akseptor KB aktif di wilayah kerja di puskesmas (CU) 2. Pelayanan komplikasi Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
1. Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga 2. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga lepas asuh
3. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok lepas asuh o
P2M TB PARU
1. Suspek 2. Penemuan dan pengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA positif 3. Penemuan dan oengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA negatif MALARIA
1. Pengobatan penderita malaria klinis 2. Penderita malaria (+) positif diobati 3. Penderita malaria berat dengan komplikasi ditangani / dirujuk KUSTA
1. Penemuan dan pengobatan tersangka penderita 2. Pemeriksaan kontak penderita 3. Prevalensi PELAYANAN IMUNISASI
1. Imunisasi lengkap pada bayi 2. Imunasis lengkap pada ibu hamil 3. BIAS DT anak sekolah kelas I SD/MI 4. BIAS TT anak sekolah kelas II dan III SD/MI DIARE
1. Penemuan Kasus diare di puskesmas dan kader 2. Rehidrasi oral dengan oralit pada kasus diare di puskesmas dan kader ISPA
1. Penemuan kasus pnemonia dan pnemonia berat oleh puskesmas termasuk bidan desa, pustu, kader 2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat diobati standar 3. Jumlah kasus pnemonia berat / dengan tanda bahaya dirujuk / ditangani DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
1. Penemuan kasus tersangka 2. Rujukan kasus tersangka ke RS 3. Penyelidikan epidemiologi (PE) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PMS DAN HIV/AIDS
1. Penemuan / pengobatan kasus PMS termasuk kontak, melaluai “ pendekatan syndrom “ 2. Pembinaan berkala pada kelompok sasaran berisiko SISTEM KEWASPADAAN DINI
1. Melakukan pemantauan dan analisis hasil pelaporan mingguan penyakit menular
o
GIZI Perbaikan Gizi
1. Pemberian kapsul vitamin A (dosis 200.000 SI) pada anak balita (1-5 th) 2. Pemberian tablet besi (Fe 90) pada ibu hamil 3. Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk 4. Melakukan pemantauan hasil penimbangan menggunakan SKDN 5. Pemberian kapsul vit.A pada bufas 6. Pemberian kapsul vit.A pada anak 6 - 11 tahun
o
Kesehatan Lingkungan
a. Penyehatan air 1. Inspeksio sanitasi sarana air bersih 2. Pembinaan kelompok masyarakat / atau kelompok pemakai air b. Hygiene dan sanitasi makanan dan minuma 1. Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan (non industri RT) 2. Pembinaan tempat pengelolaan makanan (non industri RT)
c. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah 1. Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah (TPA & IPLT) 2. Pengawasan tempat pembuangan sampah sementara d. Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 1. Inspeksi sanitasi (IS) – rumah e. Pengawasan sanitasi tempat – tempat umum dan industri 1. Inspeksi sanitasi tempat – tempat umum 2. Pengawasan sanitasi industri rumah tangga (makanan minuman) f. Pengamanan sanitasis arana pengelolaan pestisida 1. Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida 2. Pembinaan tempat pengelolaan pestisida g. Pengendalian vector 1. Pengawasan tempat – tempat potensial perindukan vector di pemukiman penduduk dan sekitarnya
Program penunjang dan kegiatanya o
UKS
1. Kegiatan penjaringan kesehatan di SD/MI 2. Kegiatan Penjaringan kesehatan di SLTP/MTs 3. Kegiatan penjaringan kesehatan di SMU/MA 4. Pembinaan UKS / UKGS di SD/MI 5. Pembinaan UKS / UKGS di SLTP/MA o
PKM
Kampanye perilaku hidup bersih & sehat pada sasaran tatanan 1. Rumah tangga 2. Institusi pendidikan (sekolah) 3. Intitusi TTU 4. Institusi tempat kerja o
Laboratorium