Pendahuluan Psikologi Warna Dalam fenomena psikologi diketahui sebagai sinestesia,sistem sensor individual
yang
memiliki
sambungan
yang
lebih
hebat
daripada
biasanya.Beberapa biasanya.Beberapa orang,sebagai orang,sebagai contoh,melaporkan contoh,melaporkan melihat melihat warna -warna ketika not-not musik dimainkan.
Satu dari bentuk paling umum adalah sinestesia warna grafem,jika huruf atau angka (yang terkumpul disebut grafem) menjadi sangat jelas dengan warna-warna tertentu.Walaupun
sinestesia telah terdokumentasi dengan
baik,masih belum diketahui apakah penelitian ini,dilaporkan dengan jelas dan realistis,adalah benar-benar disadari atau jika mereka adalah hasil produksi mekanisme psikologi yang lain,yaitu memori
Penelitian terdahulu
Penelitian baru yang dipublikasikan pada media
June issue of
Psychological Science,menjatuhkan kejelasan pada kebenaran dari persepsi ini.
Danko Nikolic,seorang peneliti dari Max Planck Institute for Brain Research di Frankfurt,Jerman,dan koleganya mengandalkan variasi dari metode psikologi psikologi klasik yang dikenal sebagai tugas Stroop untuk menguji menguji ini.Dalam tugas ini,partisipan harus menamai warna dari huruf diketik dengan nama warna-warna.Sebagai
contoh,jika
kata
³biru´diketik
dalam
tinta
merah,partisipan harus mengatakan warna merah.Sebuah tugas sulit secara moderat yang memerlukan beberapa senam mental.
Untuk
mengenai
memahami penelitian versi Nikolic,sebuah pemahaman dasar
persepsi
warna,diperlukan:
Ketika
siapapun
melihat
warna
tertentu,syaraf-syaraf spesifik dalam area korteks visual dalam otak kita diaktifkan.Syaraf-syaraf spesifik ini akan non-aktif jika sebuah warna dari lawan spectrum warna paling akhir disajikan.Jadi,syaraf manapun akan aktif ketika warna biru disajikan,akan tidak aktif ketika warna yang benar -benar berlawanan dengannya,yaitu kuning,masuk kedalam area visual tersebut. Dengan menggunakan logika ini,Nikolic menjelaskan sinestesia warna grafeme dengan lima huruf atau angka dengan warna paling menarik.Warna angka
atau
huruf
adalah
sama
sebagaimana
warna
umumnya
(kongruen),berbeda tetapi tidak berlawanan sep enuhnya dari asosiasi warna (independen tidak kongruen)atau dari spectrum akhir yang berlawanan dari asosiasi warna (berlawanan tidak kongruen).Para peneliti lalu mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan partisipan untuk menamai warna dari grapheme. Sebagaimana yang diharapkan,warna berlawanan yang tidak kongruen membuat itu lebih sulit untuk beberapa individu dengan sinestesia warna grafeme untuk merespon dengan cepat.Itu membuat partisipan membutuhkan waktu yang lebih lama menamai grafeme yang berlawa nan tidak kongruen daripada grafeme independent tidak kongruen.Warna kongruen,warna yang sesuai dengan asosiasinya,sebenarnya memfasilitasi proses menamai warna. Dalam eksperimen terpisah,peneliti menemukan bahwa dalam sistem warna yang berlawanan ini tida k bekerja untuk memori.Mereka menjelaskan pada partisipan yang sama dengan gambar dengan obyek yang biasa diidentikkan dengan suatu warna tertentu (contoh:sebuah jeruk).Tapi seperti eksperimen
sebelumnya,obyek
berada
dalam
warna
yang
tidak
diharapkan.Waktu reaksi dalam eksperimen ini benar-benar terhambat oleh
perubahan warna dan tidak berbeda dari waktu reaksi subyek control yang tidak tersinestesia.Sepasang dengan hasil eksperimen yang pertama,penemuan ini menegaskan bahwa warna-warna sinestetik disadari dalam sebuah cara yang realistis,hanya sebagai laporan sinestetik .
R umusan
Masalah
dari latar belakang yang telah di uraikan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut ³apakah ada pengaruh warna terhadap kemampuan mengingat kata pada siswa s ekolah dasar ?´
kajian literatur landasan teoritik
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad
Pembagian warna
Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna -warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna -warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan
biru. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna -warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Warna panas dan dingin Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau.
Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat -sedang.
Teori Warna
Menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah ( Red ), hijau (Green), biru ( Blue), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning ( Yellow), dalam komputer disebut model warna CMY. (dikutip dari buku " DASAR-DASAR TATA RUPA & DESAIN " oleh Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto).
Teori memori
ASSOCIATION MODEL (MODEL ASOSIASI) Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings. Grafik di bawah menunjukkan salah satu hasil penelitian yang menunjukkan tingkat retensi yang makin rendah dengan berjalannya waktu.
COGNITIVE MODEL (MODEL KOGNITIF) Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari information processing . Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut: y
Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ´ momentary lingering of sensory information after a stimulus is removed. ´ Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
y
Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking , seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi -bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.
y
Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi informasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada
di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval , yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa: Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami
y
sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang a da. Recall : Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa
y
yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal. Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya namun tetap tidak dapat menyebutkannya .
TULVING¶S THEORY OF MULTIPLE MEMORY SYSTEMS Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang te rdiri dari tiga sistem Memori: y
Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia,
melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus. y
Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
y
Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain melalui: y
Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda -beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
y
Penyakit Alzheimer¶s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh warna terhadap kemampuan mengingat kata pada siswa sekolah dasar Ha : ada pengaruh warna terhadap kemampuan mengingat kata pada siswa sekolah dasar metode
identifikasi variabel variabel bebas : warna variabel terikat : kemampuan mengingat kata definisi operasional warna : spektrum cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh indra penglihatan kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai sebuah warna tertentu. kemampuan mengingat : usaha manusia untuk menggabungkan ide dan konsep yang disimpan dalam otak prosedur pelaksanaan : metode analisa :