Proses Remodeling Tulang Tulang Tulang rahang dapat mengalami kerusakan kerusakan yang terjadi karena karena kerusakan disekitar akar gigi (kerusakan jaringan periodonsium), kerusakan yang terjadi setelah ekstraksi gigi, pengurangan jumlah kuantitas tulang rahang yang disebabkan karena trauma atau gigi yang hilang dalam jangka waktu lama, kerusakan disekitar implant, kerusakan tulang yang dihasilkan dari kista atau operasi tumor. 18 Setelah terjadi kerusakan tulang, maka tulang dengan sendirinya akan melakukan proses osteointegrasi menstimulasi ormasi tulang baru melalui modeling dan remodeling. 1! "odeling adalah proses awal yang meliputi mel iputi perubahan awal pembentukan tulang dan remodeling adalah suatu proses dimana terjadi pembuangan tulang yang telah tua (resorpsi) dan penggantian dengan tulang yang baru dibentuk. 1#,#$ Proses osteointegrasi menstimulasi ormasi tulang baru yang terjadi se%ara natural dan selama penyembuhan pada deek osteotomy. osteotomy. 1! Tulang Tulang se%ara konstan mengalami remodeling dimana merupakan proses kompleks yang mengikutsertakan resorpsi tulang pada beberapa permukaan, lalu diikuti oleh ase pembentukan tulang. &rutan dari remodeling tulang pada keadaan 'akultas 'akultas edokteran igi &ni*ersitas +ndonesia ! &ni*ersitas +ndonesia normal selalu sama, yaitu resorpsi tulang oleh osteoklas, ase re*ersal, lalu diikuti pembentukan tulang oleh osteoblas untuk memperbaiki deek. Selama resorpsi tulang, osteoklas melepaskan aktor lo%al dari tulang, dimana memiliki dua eek menghambat ungsi osteoklas dan stimulasi akti*itas osteoblas. -ebih lanjut lagi, osteoklas memproduksi dan melepaskan aktor yang memiliki eek pengaturan yang negati pada akti*itasnya dan mendorong ungsi osteoklas. khirnya saat osteoklas menyelesaikan siklus resorpti, mereka akan mensekresikan protein yang nantinya akan menjadi substrat untuk perlekatan osteoblas. Resorpsi tulang mengikutsertakan beberapa tahap yang langsung mengarah pada pembuangan baik mineral dan konstituen organik dari matriks tulang oleh osteoklas, dibantu oleh osteoblas. Tahap Tahap pertama adalah pengerahan dan penyebaran progenitor osteoklast ke tulang. Sel/sel progenitor ditarik dari jaringan haemophoietik seperti sumsum tulang dan jaringan sleni% ke tulang melalui aliran darah sirkulasi. "ereka akan berprolierasi dan berdierensiasi menjadi osteoklas melalui mekanisme yang menyertakan interaksi sel terhadap sel dengan sel stromal osteoblas. Tahap Tahap selanjutnya melibatkan persiapan permukaan tulang dengan pembuangan lapisan osteoid yang tidak termineralisasi oleh osteoblas, yang memproduksi beragam en0im proteolitik, dalam beberapa matriks metalloproteinase, kolagenase dan gelaitnase. Setelah osteoklas meresorpsi maksimum, maka akan terjadi transisi dari akti*itas osteoklastik menjadi akti*itas osteoblastik. Peristiwa transisi ini dikenal dengan ase re*ersal, yang
terjadi selama ! hari. Pembentukan tulang mun%ul dari kompleks peristiwa yang melibatkan prolierasi sel mesenkim primiti, dierensiasi menjadi sel prekursor osteoblas (osteoprogenitor, pre/osteoblas), pematangan o steoblas, pembentukan matriks dan akhirnya mineralisasi. 2steoblas berkumpul pada dasar ka*itas resorpsi dan membentuk osteoid yang mulai untuk mineralisasi setelah 13 hari pada rasio awal 14m5hari. 2steoblas terus membentuk dan melakukan mineralisasi osteoid hingga ka*itas terisi. 6aktu ka*itas terisi hingga permukaan adalah 1#7/18 hari pada indi*idu normal.#$,#1 'akultas edokteran igi &ni*ersitas +ndonesia 1$ &ni*ersitas +ndonesia Seperti yang tel ah dijelaskan diatas, penyembuhan jaringan tulang terdiri dari regenerasi dan perbaikan. 9amun perbaikannnya tergantung dari karakteristik luka. 'aktor/aktor yang dapat mengganggu ormasi jaringan tulang karena luka, yaitu1 1. egagalan pembuluh darah untuk berprolierasi pada luka #. +mproper stabilisasi pada %oagulum dan jaringan granulasi pada luka 3. +ngrowth o :non/osseous; tissue dengan akti*itas prolierasi yang tinggi 7. ontaminasi bakteri.