BAB I PENDAHULUAN
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus Sinus maksila maksila berbentuk berbentuk piramid. piramid. Dinding Dinding anterior anterior sinus sinus adalah adalah per permuk mukaa aan n
fasi fasial al os maks maksil ila a
yang yang dise disebu butt
foss fossa a
cani canina na,,
dind dindin ing g
posteriornya adalah permukaan infratemporal maksila, dinding medialnya adalah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya adalah dasar orbita, dan dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris dan palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan
bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. Cald Ca ldwe well ll-L -Luc uc
adal adalah ah
fene fenest stra rati tion on
dind dindin ing g
ante anteri rior or
dari dari
sinu sinus s
maksilaris maksilaris dan drainase drainase sinus ini ke dalam hidung hidung melalui melalui antrosto antrostomy my.. rose rosedur dur ini pertam pertama a ka kali li di!ela di!elask skan an oleh oleh "eorg "eorge e Caldwe Caldwell ll pada pada tahun tahun #$%&. 'mpat 'mpat tahun tahun kemudia emudian n (enri (enri Luc Luc aris aris mengga menggamba mbark rkan an opera operasi si yang yang sama, sama, dan pros prosedu edurr ini sekara sekarang ng disebu disebutt sebaga sebagaii Caldw Caldwellell-Lu Luc. c. Selama delapan puluh tahun berikutnya, prosedur ini men!adi )operasi piliha pilihan) n) dari dari banyak banyak operas operasii sinus. sinus. Caldwe Caldwell Luc Luc *C+L *C+L adalah adalah opera operasi si membuka salah satu dinding sinus dengan membuka fossa kanina.
#
ndikasi operasi C+L adalah sinusitis maksilaris dengan kerusakan mukosa irreversible yang gagal diterapi dengan terapi konservatif, untuk revisi operasi sinus yang gagal, pada keragu-raguan sinusitis berulang, untuk evakuasi polip antrokoanal, sinusitis maksilaris dari infeksi gigi, rhinitis alergi dengan polip bilateral kronik yang disertai opersi intranasal, /stula antro-alveolar, biopsy sinus maksilaris dan pengangkatan kista antrum. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Defnisi
Caldwell-Luc
adalah
fenestration
dinding
anterior
dari
sinus
maksilaris dan drainase sinus ini ke dalam hidung melalui antrostomy. rosedur ini pertama kali di!elaskan oleh "eorge Caldwell pada tahun #$%&. 'mpat tahun kemudian (enri Luc aris menggambarkan operasi yang sama, dan prosedur ini sekarang disebut sebagai Caldwell-Luc. Selama delapan puluh tahun berikutnya, prosedur ini men!adi )operasi pilihan) dari banyak operasi sinus. Caldwel Luc *C+L adalah operasi membuka salah satu dinding sinus dengan membuka fossa kanina. 0perasi C+L adalah operasi pada sinus maksilaris melalui mulut dengan insisi mukosa bukal pada regio kaninus maksila, mengeluarkan mukosa yang sakit dan membuat lubang antrostomi di meatus nasi 1
inferior. ada operasi C+L pasien dilakukan anestesi umum dan anestesi topical pada meatus inferior, meatus media dan in/ltrasi pada daerah insisi. n/ltrasi dilakukan dengan 2ylocain 1 3 dengan adrenalin # #44.444 untuk membantu hemostasis dan suplemen anestesi. nsisi dilakukan pada & mm diatas sulkus ginggivo bucal, pan!ang irisan antara gigi kaninus sampai tepi molar pertama. ada operasi ini perlu tidaknya evakuasi lesi patologis atau membrana mukosa tergantung dari /loso/ operator, yaitu radikal atau konservatif. 5eberapa penulis berpendapat operasi C+L untuk mengeluarkan mukosa sinus yang irreversibel, tetapi ada yang tidak memperdulikan status mukosa dan mukosa harus diangkat secara radikal, meskipun pengalaman
menun!ukkan
bahwa
drainage
yang
adekuat
akan
menyembuhkan penyakit tanpa perlu pengangkatan mukosa antrum. ada anak penggunaan metode C+L dihindari, bila digunakan C+L tidak mengangkat lapisan mukosa sinus seluruhnya karena secara /siologis lapisan ini penting untuk membersihkan bakteri dan membersihkan sekresi sinus, selain itu pada anak mukosa !arang yang berubah irreversibel. Setelah !aringan yang sakit diangkat dibuat lubang antrostomi pada meatus inferior, dilakukan pemasangan tampon di sinus maksilaris dengan u!ung tampon keluar melalui lubang antrostomi di meatus inferior. 6uga dilakukan tampon pada lubang hidung sisi yang dilakukan operasi. Luka insisi pada mukosa bukal di!ahit dan pada hidung dipasang kasa yang menutup lubang hidung.
&
0perasi C+L sebaiknya dihindari pada anak kecil dan !arang diindikasikan pada anak karena risiko ter!adinya gangguan pertumbuhan gigi, yaitu paling sering pada premolar 1. 5ila dilakukan operasi C+L pada anak lubang C+L setinggi mungkin dan harus mempertimbangkan bahwa akar gigi kurang lebih dua kali tinggi dari mahkota gigi.
2.2. Indikasi : 7umor !inak pada sinus maksilaris 'mpyema kronik yang resisten terhadap pengobatan konservatif 8raktur ma2ila yang kompleks Sinusitis maksilaris dengan kerusakan mukosa irreversible yang • • • •
• • • • •
• • •
gagal diterapi dengan terapi konservatif revisi operasi sinus yang gagal pada keragu-raguan sinusitis berulang evakuasi polip antrokoanal inusitis maksilaris dari infeksi gigi rhinitis alergi dengan polip bilateral kronik yang disertai opersi intranasal /stula antro-alveolar biopsy sinus maksilaris pengangkatan kista antrum. rosedur ini seharusnya dihindari !ika curiga pada lesi keganasan,
lebih baik menggunakan aspirasi !aru pada meastus inferior atau menggunakan intranasal antrostomy dengan curetage.
9
2.3. Anastesi
Caldwell - Luc dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau umum tergantung
pada
konsisi
pasien,
kesehatan,
usia
pasien
dan
pengalaman dokter bedah, dan kompleksitas prosedur yang diusulkan . Anestesi lokal dengan epinefrin harus disuntikkan ke dalam !aringan lunak di atas sinus maksilaris. 7unggu beberapa menit sebelum memulai operasi untuk mendapatkan efek anestesi yang baik dan vasokonstriksi pembuluh darah .
2.4. Teknik opeasi
:
A. Dalam sulkus gingivobuccal *caninus fossa, di atas soket gigi, insisi dibuat melalui mukosa dan periosteum beberapa sentimeter dari garis tengah. ;ukosa yang disisakan cukup untuk penutupan.
5.
eriosteum
diangkat.
0tot-otot
wa!ah
di
diseksi
ta!am
untuk
membebaskan otot dari dinding anterior antrum
<
C. 'ksposur tersebut dilakukan atas ke satu titik sa!a di bawah batas infraorbital, dimana saraf infraorbital diidenti/kasi dan di preservasi dengan hati-hati. Dengan menggunakan osteotome atau bor, dinding anterior antrum dibuka. embukaan ini harus !auh di atas soket gigi dan di atas lantai antrum. Semua fragmen patah tulang dibuang
=
D. Dengan >errison forceps, lubang diperbesar ke ukuran yang diinginkan untuk memungkinkan eksplorasi.
'. engangkatan tumor !inak dan kista dilakukan dengan memegang tang dan scissors. 6angan terlalu banya! melukai mukosa, namun, semua penyakit yang ada di mukosa harus diambil
$
8. 5iasanya setelah selesai dilakukan, antrostomy intranasal bawah konka inferior dilakukan untuk dengan tu!uan drainase Setelah menyelesaikan pengangkatan tumor atau prosedur lain yang membutuhkan Caldwell - Luc, sebaiknya pembukaan akses ke dalam cavum nasi secara rutin dilakukan. Antrostomy ini dimaksudkan untuk mengeringkan sinus maksilaris dari darah pasca operasi atau untuk memberikan akses dari sinus ke cavum nasi untuk !angka pan!ang.
". Antrostomy intranasal ini dapat diperbesar melalui pada saat operasi menggunakan bone tang, tergantung pada tu!uan dari operasi
%
6. 8lap mukosa pada lubang dinding anterior adalah di !ahit secara simple interupted atau kontinu dengan benang nilon 9-4 atau benang diserap.
2.!.
Pe
a"atan pas#a opeasi $%L
ada seluruh pasien yang dilakukan operasi harus dilakukan pengawasan
atau monitor tanda vital. ada 19 !am pertama setelah
operasi dilakukan observasi adanya perdarahan, gangguan pernafasan dan oedem. asien disuruh menambah !umlah minum agar men!aga sekresi tetap basah. ;eskipun operasi sinus relatif minor pasien mengeluh tidak enak pada luka insisi, !ika pasien dilakukan pemasangan tampon ini akan menambah berat keluhan tersebut. Sehingga memerlukan intervensi perawatan rasional meliputi
#4
•
;enilai keluhan nyeri menggunakan skor 4-#4. ;emberikan analgetik
!ika diperlukan,
tetapi biasanya analgetik selalu
diberikan. enurunan nyeri menimbulkan perasaan yang baik dan membantu proses penyembuhan. •
;engkompres es pada hidung. >ompres dingin selain mengurangi pembengkakan
dan
menghentikan
perdarahan
dapat
menimbulkan analgesia lokal. •
osisi tidur dengan kepala lebih tinggi sampai posisi 8lower atau 8lower tinggi pada 19 sampai 9$ !am pasca operasi. osisi kepala seperti ini menurunkan pembengkakan dan mengurangi rasa nyeri. Selain itu posisi kepala ini menimbulkan gerakan kepala yang optimal.
>assa penutup pada hidung dapat menyerap cairan yang keluar dari hidung atau sinus sehingga cairan tidak perlu dihisap. >assa tersebut dapat diganti tergantung keadaan atau kebi!aksanaan yang merawat pasien. Dapat dilakukan pemasangan dressing dengan penekanan dari luar diatas maksila yang dipasang selama 19-&< !am untuk menurunkan ke!adian bengkak pada pipi. erdarahan dari hidung diharapkan berkurang atau minimal pada 19-9$ !am pasca operasi. erasaan berbau, nafsu makan menurun dapat ter!adi karena adanya tampon pada hidung. asien !uga merasakan nafasnya tersumbat pada
saat
makan.
Selain
itu pasien dapat mengalami gangguan
mengunyah pada sisi yang dioperasi !uga pasien tidak boleh mengunyah
##
sampai luka insisi sembuh. ;akanan cair diberikan pada 19 !am pertama kemudian diikuti diet lunak. ntervensi perawatan rasional meliputi
;emberikan diet cair yang diteruskan diet lunak. Diet tambahan yang tinggi kalori dapat diberikan. erpindahan ke diet lunak dilakukan sesuai kemampuan menelan dengan tanpa disertai adanya rasa nafas tersumbat saat menelan. ;akanan tinggi kalori dan nilai gi?i akan bermanfaat untuk proses metabolik dan proses penyembuhan.
Dilakukan monitoring intake dan output seperti berat badan harian. nformasi ini !uga penting untuk balance cairan. ;onitor berat badan ini !uga sebagai indikator adekuat tidaknya intake makanan.
ada saat menelan pasien disuruh mengangkat kepala. osisi ini memudahkan proses menelan dan mengurangi risiko ter!adinya aspirasi.
8ollow up pasien dilakukan terhadap
"angguan pembersihan !alan nafas karena operasi, karena radang dan karena tampon hidung.
@isiko infeksi yang berhubungan dengan operasi
"angguan tidur yang disebabkan karena nyeri dan gangguan pernafasan, sehingga posisi tidur dengan kepala lebih tinggi dari badan untuk meminimalkan keluahn.
#1
7ampon hidung biasanya diangkat pada pagi hari setelah operasi sedangkan tampon sinus dipertahankan pada &<-=1 !am. ada saat sebelum pengangkatan tampon pemberian analgetik dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Selama 1 minggu setelah pengangkatan tampon
pasien harus
menghindari manuver valsava *tidak boleh meniupudara lewat hidung, batuk, atau membuang ingus keras. ntuk mengatasi masalah ini pasien disuruh menghisap ke arah tenggorok dan meludahkan tanpa meniup. asien dia!arkan cara bersin hanya lewat mulut. asien !uga diperintahkan untuk meminimalkan kegiatan /sik dan ker!a berat, mengangkat berat, tegang selama kurang lebih 1 minggu. asien
dian!urkan
untuk
men!aga
luka
insisi
bersih
dengan
menggunakan lidahnya. 5enamg !ahitan dapat diangkat setelah hari ke tu!uh atau kesepuluh. asien yang memakai gigi palsu saat operasi dilepas dan dapat dipasang kembali setelah operasi selesai. Larutan BaCl spray dapat diberikan mulai & sampai : hari pasca operasi untuk membasahi mukosa hidung. ntuk memperlancar regenerasi mukosa setiap pasien dilakukan bilas antrum dengan larutan BaCl setiap hari dan untuk membersihkan pus, darah, dan krusta pada awal pasca operasi selama periode # minggu. ada pasien pasca operasi sinusitis maksilaris kronis karena pseudomonas aeruginosa untuk memperlancar regenerasi dilakukan irigasi pada sinus setiap hari dengan BaCl /siologis bahkan dian!urkan 1 kali sehari untuk membersihkan pus, darah, dan krusta selama seminggu #&
setelah operasi, dilan!utkan irigasi setiap minggu sekali selama 9 < minggu. enghentian irigasi berpedoman pada 1 hasil irigasi sebelumnya yang menun!ukkan hasil !ernih tidak didapatkan pus dan debris. ada sinusitis maksilaris kronis karena pseudomonas aeruginosa, untuk menurunkan !umlah bakteri yang berada di sinus dan hidung diberikan tetes hidung gentamisisn sulfat pada sisi hidung yang terkena infeksi & kali sehari. ni dimulai setelah tampon dicabut dan diteruskan dirumah. emberian tetes ini dihentikan bersamaan dengan dihentikannya irigasi antrum. emberian aminoglikosida sistemik diindikasikan pada pasien ini. ada setelah operasi pasien dapat mengeluh merasakan anestesia atau mati rasa pada bibir atas dan gigi, keluhan ini dapat dirasakan sampai beberapa bulan setelah operasi. >eadaan ini disebabkan karena beberapa saraf sensoris terpotong saat operasi. "angguan sensitivitas saraf yang ter!adi pada periode waktu #1-#: bulan, meliputi anestesi pada bibir, gigi atau gusi atas, hipoparestesia pada wa!ah, nyeri pada muka bagian tengah, pipi terasa tertekan tidak nyaman, tidak nyaman di pipi tergantung perubahan musim, devitalisasi gigi. 7rigeminal neuralgia atau tic douloure2 gangguan saraf yang berupa rasa sakit pada wa!ah yang bersifat ta!am, paroksismal dan berulang. 0perasi C+L mempunyai lapangan operasi yang lebih kuas, tetapi potensi kerusakan gigi dan mortalitasnya besar. ada anak kegagalan perkembangan gigi dapat bermanifestasi
kematian gigi permanen. >omplikasi C+L yang !arang
#9
ter!adi meliputi /stula oroantral, empiema, osteomielitis dan perluasan infeksi dapat menyebabkan celulitis orbita.
2.&. 'o(p)ikasi: 7rauma pada nervus infra orbita 7rauma pada akar gigi 7rauma pada dasar orbita (ypoestesi atau parasestesi dari pipi 'mfysema subkutis 7rauma pada nervus alveolar superior dan socket gigi 0edem berkepan!angan
Eang penting adalah karena gigi dapat devitali?ed !ika suplai darah atau saraf yang terluka oleh fenestration tersebut dan semakin besar fenestration semakin besar kemungkinan !aringan lunak wa!ah akan runtuh pasca- bedah ke dalam sinus maksilaris. >omplikasi potensial ketiga adalah cedera pada saraf infraorbital . Saraf ini berada dalam atap sinus maksilaris untuk memberikan sensasi ke daerah wa!ah pertengahan dan gigi . Selama fenestration saraf dapat terluka secara langsung atau diregangkan meninggalkan pasien dengan mati rasa sementara atau permanen
Da*ta P+staka
#:
#. Lore., ;edina., Caldell-Luc Antrotomy Atlas of (ead and Beck Surgery 9th edition 144:F 1#=-% 1. Steven Schaefer, Caldwell-Luc avalaible
at
di
rocedure
0perative
7echniGue
httpswww.nyee.eduentHrssHstsHcaldluc41.html,
diakses ;arch # st 14#9 &. attel A, Surgical 7reatment of Chronic ;a2illary Sinusitis Surgical 0verview avalaible at httpemedicine.medscape.comarticle$<#$$
Surgey,
httpwww.netterimages.comimage##=$9.htm,
avalaible diakses
;arch
at #st
14#9 :. >uhuwael 8", "osad D, Setia!i @.#%%:. !i klinik teno2icam terhadap oedema pipi pasca operasi C+L pada beberapa rumah sakit di !ung andang. Dalam Loson >. >umpulan naskah >ongres Basional I erhati Eogyakarta, : 1=%-1%1. <. ;ontgomery +, Singer ;, (amaker @. #%%&. 7erapi bedah pada infeksi sinus. Dalam 7er!emahan penyakit telinga hidung tenggorok dan kepala leher. Ballenger JJ Disease of the nose, throat, ear head and neck 13th ed. 1:9-1=9.
=. 5lack 6;, ;atassarin-6acobs '. #%%=. Bursing management for continuity of care. 9 ed. hiladelpia +5 Saunders Company. #4==#4=%. $. Le;ine , 5urke >;. #%%<. ;edical surgical nursing. Critical thinking in client care. 1 nd ed. California 7he 5en!aminCummings ublishing Company. #&&=-#&94.
#<
%. 5ell @D, Stone ('. #%=<. Conservative surgical procedures in the inJammatory Disease of the ma2illary sinus. Symposium on the ma2illary sinusitis. Dalam Boyek A; 7he otolaryngology clinics of Borth America. +5 Saunders Company, hiladelphia % #=:-#$<. #4.
"oodman +S. #%=<. 7he Caldwell-Luc procedure. Symposium on the
ma2illary sinusitis. Dalam Boyek A; 7he otolaryngology clinics of Borth America. +5 Saunders Company, hiladelphia % #$=-#%:.
#=